A. LATAR BELAKANG Layanan keperawatan yang bermutu adalah layanan keperawatan yang senantiasa berupaya memenuhi harapan klien sehingga klien selalu puas terhadap pelayanan yang diberikan perawat. Pendekatan jaminan mutu layanan keperawatan mengutamakan keluaran layanan keperawatan atau apa yang dihasilkan dan di akibatkan oleh layanan keperawatan. Hasil layanan keperawatan yang bermutu hanya mungkin dihasilkan oleh pekerjaan yang benar, dengan demikian klien akan berada dalam lingkungan organisasi layanan keperawatan yang baik karena segala kebutuhan dan penyakit klien tersebut sangat diperhatikan dan kemudian dilayani dengan layanan keperawatan dengan mutu yang terbaik.
B. KONSEP DASAR Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang memuaskan pelanggan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata pelanggan, serta diberikan sesuai standar dan etika profesi. Layanan kesehatan sebagaimana juga mutu barang dan jasa bersifat multidimensi. Dimensi mutu layanan kesehatan menurut L.D.Brown dkk(1992) adalah sebagai berikut: 1. Dimensi kompetensi teknis. Menyangkut ketrampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan. 2. Dimensi keterjangkauan atau akses terhadap layanan la yanan kesehatan. Mempunyai arti bahwa layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi dan bahasa. 3. Dimensi efektivitas layanan kesehatan. Mempunyai arti bahwa perawat harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada mencegah terjadinya penyakit,serta berkembangnya penyakit penyakit yang ada.
4. Dimensi efisiensi layanan kesehatan Layanan kesehatan yang efisiensi dapat melayani lebih banyak klien atau masyarakat. 5. Dimensi kesinambungan layanan kesehatan Mempunyai arti bahwa klien harus dapat dilayani sesuai kebutuhan, termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengurangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu. 6. Dimensi keamanan Layanan kesehatan itu harus aman dari resiko cidera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang muncul baik bagi klien, pemberi layanan, maupaun masyarakat sekitarnya. 7. Dimensi kenyamanan Menyangkut kepuasan klien sehingga mendororng klien untuk datang berobat kembalike tempat tersebut. 8. Dimensi informasi Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan,
dimana,dan
bagaimana layanan kesehatan itu akan dilaksanakan. 9. Dimensi ketepatan waktu Agar berhasil layanan kesehatan harus dilaksanakan dalam waktu dan
cara
yang
tepat,
oleh
pemberi
pelayanan
yang
tepat,
menggunakan peralatan yang tepat,sreta dengan biaya yang efisien (tepat). 10. Dimensi hubungan antar manusia Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan atau kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati, responsif, memberi perhatian.
C. PRINSIP DAN BENTUK JAMINAN MUTU LAYANAN KESEHATAN. 1. Prinsip Jaminan Mutu yaitu:
a. Bekerja dalam tim b. Fokus pada perubahan proses c. Orientasi kinerja pada pelanggan d. Pengambilan keputusan berdasarkan data e. Adanya komitmen pimpinan dan keterlibatan bawahan dalam perbaikan proses pelayanan. 2. Bentuk Jaminan Mutu yaitu: a. Prospektif: dilaksanakan sebelum pelayanan kesehatan dilakukan: standarisasi, perizinan, sertifikasi, akreditasi b. Konkuren: dilaksanakan bersamaan dengan yankes dilakukan: penilaian teman sejawat terhadap kepatuhan protap c. Retrospektif: dilakukan setelah yankes diselenggarakan: telaah rekam medik, survei pelanggan.
D. STANDAR MUTU LAYANAN KESEHATAN. Standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan yaitu akan menyangkut masukan (input), proses dan keluaran (output) sistem layanan kesehatan. Langkah-Langkah penyusunan layanan kesehatan ; 1. Pilih salah satu fungsi atau sistem yang memerlukan standar layanan kesehatan. Jika suatu organisasi layanan kesehatan ingin menyusun standar layanan kesehatan, maka organisasi itu perlu mengenali sistem atau subsistem yang membutuhkan standar layanan kesehatan. Pilihlah satu atau dua sistem yang merupakan prioritas tinggi. 2. Bentuk tim atau kelompok pakar. Keputusan penting tentang fungsi atau sistem yang memerlukan standar layanan kesehatan biasanya dilakukan oleh para kepala satuan kerja dan kepala bagian.Kemudian organisai akan menugasakan suatu kelompok kerja
multidisiplin atau kelompok pakar yang banyak mengetahui tentang fungsi atau sistem tersebut untuk penyususnan standar layanan kesehatan. 3. Tentukan input, proses dan autcome Kelompok pakar harus dapat menentukan unsur-unsur input,proses dan autcome dari setiap komponen fungsi atau sistem.input diperlukan agar dapat
melakukan
proses
yang
diperlukan
sedangkan
proses
perlu
menghasilkan autcome yang diingginkan. 4. Tentukan karakteristik mutu Merupakan sifat atau atribut untuk membedakan input ,proses dan autcome yang penting dalam menentukan mutu layanan kesehatan yang akan diterapkan oleh kelompok atau organisasi layanan kesehatan. 5. Tentukan atau sesuaikan standar layanan kesehatan Hal – hal hal yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan langkah ini adalah pemilihan pola atau bentuk penulisan standar, pengumpulan informasi dan pembuatan naskah standar layanan kesehatan. 6. Nilai ketepatan standar layanan kesehatan Penilaian dalam langkah ini meliputi penilaian keabsahan atau validitas standar layanan kesehatan,penilaian reliabilitas atau keandalan standar layanan kesehatan dan penilaian kejelasan standar kesehatan.
E. EVALUASI DAN PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN KOMUNITAS Mutu layanan kesehatan dapat di ukur melalui tiga cara yaitu: 1. Pengukuran mutu prospektif Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan sebelum
layanan
kesehatan
diselenggarakan.
Pengukurannya
akan
ditunjukan terhadap struktur atau input layanan kesehatan dengan asumsi asum si bahwa layanan kesehatan harus dimiliki sumber daya tertentu agar dapat menghasilkan suatu layanan yang bermutu seperti berikut:
a. Pendidikan profesi kesehatan Ditujukan
agar
menghasilkan
profesi
layanan
kesehatan
yang
mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang dapat mendukung layanan kesehatan yang bermutu. b. Perizinan. Merupakan salah satu mekanisme untuk menjamin mutu layanan kesehatan. Surat izin kerja (SIK) dan surat izin praktek (SIP) yang diberikan kepada perawat merupakan suatu pengakuan bahwa seorang perawat telah memenuhi syarat untuk melakukan praktek profesi keperawatan (Ners). Dengan demikian denagn profesi kesehatan lain harus mempunyai izin kerja sesuai dengan profesinya. c. Standardisasi Dengan menetapkan standarisasi, seperti standardisasi peralatan, tenaga, gedung, sistem, organisasi, anggaran, dll, setiap fasilitas layanan kesehatan yang memiliki standar yang sama dapat menyelenggarakan layanan kesehatan yang sama mutunya. d. Sertifikasi Merupakan langkah selanjutnya dari perizinan. Pengakuan sebagai Ners yang teregistrasi adalah contoh sertifikasi. e. Akreditasi Merupakan pengakuan bahwa suatu intitusi layanan kesehatan seperti rumah sakit telah memenuhi beberapa standar layanan kesehatan tertentu. 2. Pengukuran mutu restrospektif Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan setelah penyelenggaraan layanan kesehatan selesai dilaksanakan. 3. Pengukuran mutu konkuren Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan selama layanan kesehatan dilangsungkan atau diselenggarakan.
DAFTAR PUSTAKA
Brown,L.D. 1992. Quality Assurance cof health care in Developingcountries, quality assurance project, center for human service. Bethesda, Maryland. Muninjaya, A.A.G. 2004. manejemen kesehatan. Jakarta; EGC Pohan, I.S. 2007. jaminan mutu layanan kesehatan; dasar-dasar pengertian dan penerapan. Jakarta EGC. Sulastomo. 2000. manajemen kesehatan. Jakarta; Gramedia Tjiptono. 1997. total quality service. Jogjakarta; Andi Offset.