TUGAS MODUL 8 PERENCANAAN FASILITAS – I I
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Praktikum Mata Kuliah Manajemen Produksi dan Operasi
Disusun oleh: Kelompok 6 / Kelas C
Desy Suma W.
(105040101111061) (105040101111061)
Nurul Fauziah
(105040101111062) (105040101111062)
Arlia Renaswari N.
(105040101111065) (105040101111065)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
PROPAGASI ~ Soal Perencanaan Lokasi:
PT.Wara Wiri mempunyai 4 pabrik di kota Bekasi, Ciawi, Pandaan dan Ambarawa. PT ini akan mendirikan pabrik di Solo, dan akan menutup pabrik yang lain. If you are as The Operation Manager of PT Wara Wiri , give the firm the best advice . Kapasitas produksi dan biaya operasi masing-masing pabrik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Data kapasitas produksi dan biaya pabrik Lokasi Ambarawa
Kapasitas (unit/hari) 100.000
Biaya produksi (Rp/unit) 2500
Ciawi Pandaan Bekasi
80.000 80.000 50.000
2300 2100 2200
Jika pabrik baru dibangun di Solo, rencana kapasitas produksi sebesar 120.000 unit perhari dengan biaya produksi Rp. 2100 perunit. Data permintaan/unit/hari sebagai berikut: Tabel 2. Data Permintaan Wilayah Pemasaran Semarang
Permintaan 75.000
Saat ini dilayani oleh pabrik Ambarawa
Cirebon
24.000
Bekasi
Jakarta Yogjakarta Surabaya
36.000 15.000 72.000
Bekasi Ambarawa Pandaan
Bandung 60.000 Ciawi Adapun biaya transportasi masing-masing pabrik ke wilayah pemasaran telah dihitung dan sangat beragam, data biaya transportasi sebagai berikut : Tabel 3. Biaya Transportasi (Rp/unit) Lokasi Wilayah Pabrik Pemasaran Semarang
Ambarawa
Ciawi
Pandaan
Bekasi
Solo
Cirebon
25 34
38 32
52 41
46 31
26 35
Jakarta Yogjakarta Surabaya Bandung
46 52 38 46
31 29 28 29
38 31 29 26
29 33 31 44
47 51 37 45
Hitunglah menggunakan Metode Transportasi dan Biaya minimum!
JAWAB:
Pertama, adalah mendata biaya yang dikeluarkan seluruh pabrik, baik pabrik lama ataupun pabrik baru, seperti yang ditunjukkan oleh tabel berikut. Tabel 4. Biaya Transportasi dan Produksi Daerah Pemasaran
Biaya produksi
Semarang Cirebon Jakarta Yogjakarta Surabaya Bandung
(Rp/unit)
Lokasi Ambarawa
25
34
46
52
38
46
2500
Ciawi
38
32
31
29
28
29
2300
Pandaan
52
41
38
31
29
26
2100
Bekasi
46
31
29
33
31
44
2200
Solo
26
35
47
51
37
45
2100
Setelah biaya yang dikeluarkan direkap, maka digabungkan menjadi biaya total dan dibuat tabel baru sekaligus mencantumkan jumlah permintaan di setiap daerah pemasaran, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 5. Biaya Transportasi dan Produksi Serta Jumlah Permintaan Daerah Pemasaran Lokasi Semarang
Cirebon
Jakarta
Yogjakarta
Surabaya
Bandung
Ambarawa
2525
2534
2546
2552
2538
2546
Ciawi
2338
2332
2331
2329
2328
2329
Pandaan
2152
2141
2138
2131
2129
2126
Bekasi
2246
2231
2229
2233
2231
2244
Solo
2126
2135
2147
2151
2137
2145
Permintaan
75000
24000
36000
15000
72000
60000
Dari hasil diatas, buat tabel yang baru untuk menentukan seberapa besar alokasi pemasaran produk yang dihasilkan suatu pabrik kepada daerah pemasaran tertentu. Total permintaan adalah 282.000. Sedangkan jumlah kapasitas produksi semua pabrik adalah 430.000. Diperlukan menutup pabrik yang lain karena jumlah kapasitas produksi jauh diatas jumlah permintaan. Metode yang digunakan untuk penyelesaian masalah tersebut adalah metode transportasi dan biaya minimum, seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Lokasi
Daerah Pemasaran Semarang
2525 Ambarawa
0 2338
Ciawi
0 2152
Pandaan
0 2246
Bekasi
0 2126
Solo
Permintaan
Cirebon
2534 0 2332 0 2141 0 2231 0 2135
Jakarta
2546
Yogjakarta
Surabaya
2552
2538
0 2331 0 2138
0 2329
2229
2131
75000
24000
0
75.000
24.000
36.000
17000 2129
0 2233
36000 2147
2328
15000
0
0
20000 2231
0 2151
14000 2137
0 15.000
21000 72.000
Bandung
Kapasitas Produksi
2546 0
100.000
2329 0
80.000
2126 60000
80.000
2244 0
50.000
2145 0 60.000
Tabel 6. Metode Perhitungan Metode Transportasi dan Biaya Minimum
120.000
282.000
Dapat dilihat pada tabel sebelumnya bahwa kolom paling kiri adalah lokasi pabrik, kolom paling kanan adalah kapasitas produksi masing-masing pabrik, baris paling atas adalah daerah pemasaran, dan baris paling bawah merupakan jumlah permintaan tiap-tiap daerah pemasaran. Sedangkan bagian tengah merupakan jumlah alokasi produk yang diperoleh. Tahap penyelesaian tabel sebelumnya adalah sebagai berikut ini: 1.
Urutkan biaya total di setiap pabrik untuk daerah pemasaran masing-masing. Hal ini bertujuan untuk menentukan jumlah alokasi yang dapat disalurkan sebuah pabrik ataupun yang dapat diterima oleh sebuah daerah pemasaran.
2.
Berdasarkan urutan, biaya terendah pertama adalah Rp 2126 yaitu alokasi dari pabrik Solo ke daerah pemasaran Semarang. Selanjutnya alokasikan sebanyak mungkin produk pabrik Solo ke Semarang. Dikarenakan kapasitas produksi pabrik Solo adalah 120.000, maka Semarang bisa mendapat 75.000 sesuai dengan permintaan. Sedangkan pabrik Solo menyisakan produk sebesar 45.000 untuk dipasarkan ke daerah lain. Oleh karena itu, permintaan Semarang dari pabrik yang lain bisa diisi nol karena semua permintaan telah dipenuhi pabrik Solo.
3.
Biaya terendah kedua adalah Rp 2126 yaitu alokasi dari pabrik Pandaan ke daerah pemasaran Bandung. Sama seperti sebelumnya, selanjutnya alokasikan sebanyak mungkin produk pabrik Pandaan ke Bandung. Dikarenakan kapasitas produksi pabrik Pandaan adalah 80.000, maka Bandung bisa mendapat 60.000 sesuai dengan permintaan. Sedangkan pabrik Pandaan menyisakan produk sebesar 20.000 untuk dipasarkan ke daerah lain. Oleh karena itu, permintaan Bandung dari pabrik yang lain bisa diisi nol karena semua permintaan telah dipenuhi pabrik Pandaan.
4.
Biaya terendah ketiga adalah Rp 2129 yaitu alokasi dari pabrik Pandaan ke daerah pemasaran Surabaya. Sama seperti sebelumnya, selanjutnya alokasikan sebanyak mungkin produk pabrik Pandaan ke Surabaya. Dikarenakan kapasitas produksi pabrik Pandaan hanya tersisa 20.000, maka Surabaya hanya bisa mendapatkan 20.000 saja dan masih menyisakan permintaan sebesar 52.000. Sedangkan pabrik Pandaan menyisakan produk sebesar nol unit. Oleh karena itu,
alokasi pabrik Pandaan untuk daerah pemasaran lain bisa diisi nol karena seluruh kapasitas produksi telah terdistribusi seluruhnya. 5.
Biaya terendah keempat adalah Rp 2131 yaitu alokasi dari pabrik Pandaan ke daerah pemasaran Yogyakarta. Sayangnya, alokasi tidak dapat dilakukan dikarenakan produk pabrik Pandaan telah habis didistribusikan ke daerah lain. Sehingga Yogyakarta masih belum bisa terpenuhi permintaannya.
6.
Biaya terendah kelima adalah Rp 2135 yaitu alokasi dari pabrik Solo ke daerah pemasaran Cirebon. Sama seperti sebelumnya, selanjutnya alokasikan sebanyak mungkin produk pabrik Solo ke Cirebon. Dikarenakan kapasitas produksi pabrik Solo masih tersisa 45.000, maka Cirebon bisa mendapatkan 24.000 saja sehingga terpenuhi seluruh permintaannya. Sedangkan pabrik Solo menyisakan produk sebesar 21.000 untuk dipasarkan ke daerah lain. Oleh karena itu, permintaan Cirebon dari pabrik yang lain bisa diisi nol karena semua permintaan telah dipenuhi pabrik Solo.
7.
Biaya terendah keenam adalah Rp 2137 yaitu alokasi dari pabrik Solo ke daerah pemasaran Surabaya. Sama seperti sebelumnya, selanjutnya alokasikan sebanyak mungkin produk pabrik Solo ke Surabaya. Dikarenakan kapasitas produksi pabrik Solo hanya tersisa 21.000, maka Surabaya bisa mendapatkan 21.000 saja sehingga masih menyisakan permintaan sebesar 31.000. Sedangkan pabrik Solo menyisakan prduk sebesar nol unit. Oleh karena itu, alokasi pabrik Solo untuk daerah pemasaran lain bisa diisi nol karena seluruh kapasitas produksi telah terdistribusi seluruhnya.
8.
Biaya terendah ketujuh adalah Rp 2138 yaitu alokasi dari pabrik Pandaan ke daerah
pemasaran
Jakarta.
Sayangnya,
alokasi
tidak
dapat
dilakukan
dikarenakan produk pabrik Pandaan telah habis didistribusikan ke daerah lain. Sehingga Jakarta masih belum bisa terpenuhi permintaannya. 9.
Biaya terendah kedelapan adalah Rp 2141 yaitu alokasi dari pabrik Pandaan ke daerah pemasaran Cirebon. Sayangnya, alokasi tidak dapat dilakukan dikarenakan produk pabrik Pandaan telah habis didistribusikan ke daerah lain. Sehingga Cirebon masih belum bisa terpenuhi permintaannya.
10. Biaya terendah kesembilan adalah Rp 2145 yaitu alokasi dari pabrik Solo ke daerah pemasaran Bandung. Namun, daerah Bandung telah terpenuhi permintaan dari pabrik Pandaan serta stok produk pabrik Solo juga telah habis. 11. Biaya terendah kesepuluh adalah Rp 2147 yaitu alokasi dari pabrik Solo ke daerah
pemasaran
Jakarta.
Sayangnya,
alokasi
tidak
dapat
dilakukan
dikarenakan produk pabrik Solo telah habis didistribusikan ke daerah lain. Sehingga Jakarta masih belum bisa terpenuhi permintaannya. 12. Biaya terendah kesebelas adalah Rp 2151 yaitu alokasi dari pabrik Solo ke daerah pemasaran Yogyakarta. Sayangnya, alokasi tidak dapat dilakukan dikarenakan produk pabrik Solo telah habis didistribusikan ke daerah lain. Sehingga Yogyakarta masih belum bisa terpenuhi permintaannya. 13. Biaya terendah kedua belas adalah Rp 2152 yaitu alokasi dari pabrik Pandaan ke daerah pemasaran Semarang. Namun, daerah Semarang telah terpenuhi permintaan dari pabrik Solo serta stok produk pabrik Pandaan juga telah habis. 14. Biaya terendah ketiga belas adalah Rp 2229 yaitu alokasi dari pabrik Bekasi ke daerah pemasaran Jakarta. Sama seperti sebelumnya, selanjutnya alokasikan sebanyak mungkin produk pabrik Bekasi ke Jakarta. Dikarenakan kapasitas produksi pabrik Bekasi adalah 50.000, maka Jakarta bisa mendapat 36.000 sesuai dengan permintaan. Sedangkan pabrik Bekasi menyisakan produk sebesar 14.000 untuk dipasarkan ke daerah lain. Oleh karena itu, permintaan Jakarta dari pabrik yang lain bisa diisi nol karena semua permintaan telah dipenuhi pabrik Bekasi. 15. Biaya terendah keempat belas adalah Rp 2231 yaitu alokasi dari pabrik Bekasi ke daerah pemasaran Cirebon. Namun, daerah Cirebon telah terpenuhi permintaan dari pabrik Solo sehingga tidak memerlukan tambahan lagi. 16. Biaya terendah kelima belas adalah Rp 2231 yaitu alokasi dari pabrik Bekasi ke daerah pemasaran Surabaya. Sama seperti sebelumnya, selanjutnya alokasikan sebanyak mungkin produk pabrik Bekasi ke Surabaya. Dikarenakan kapasitas produksi pabrik Bekasi hanya tersisa 14.000, maka Surabaya bisa mendapatkan 14.000 saja sehingga masih menyisakan permintaan sebesar 17.000. Sedangkan pabrik Bekasi menyisakan produk sebesar nol unit. Oleh karena itu, alokasi
pabrik Bekasi untuk daerah pemasaran lain bisa diisi nol karena seluruh kapasitas produksi telah terdistribusi seluruhnya. 17. Biaya terendah keenam belas adalah Rp 2233 yaitu alokasi dari pabrik Bekasi ke daerah pemasaran Yogyakarta. Sayangnya, alokasi tidak dapat dilakukan dikarenakan produk pabrik Bekasi telah habis didistribusikan ke daerah lain. Sehingga Yogyakarta masih belum bisa terpeuhi permintaannya. 18. Biaya terendah ketujuh belas adalah Rp 2244 yaitu alokasi dari pabrik Bekasi ke daerah pemasaran Bandung. Namun, daerah Bandung telah terpenuhi permintaan dari pabrik Pandaan serta stok produk pabrik Bekasi juga telah habis. 19. Biaya terendah kedelapan belas adalah Rp 2246 yaitu alokasi dari pabrik Bekasi ke daerah pemasaran Semarang. Namun, daerah Semarang telah terpenuhi permintaan dari pabrik Solo serta stok produk pabrik Bekasi juga telah habis. 20. Biaya terendah kesembilan belas adalah Rp 2328 yaitu alokasi dari pabrik Ciawi ke daerah pemasaran Surabaya. Sama seperti sebelumnya, selanjutnya alokasikan sebanyak mungkin produk pabrik Ciawi ke Surabaya. Dikarenakan kapasitas produksi pabrik Ciawi adalah 80.000, maka Surabaya bisa mendapat 17.000 sesuai dengan kekurangan permintaannya. Sedangkan pabrik Ciawi menyisakan produk sebesar 63.000 untuk dipasarkan ke daerah la in. Oleh karena itu, permintaan Surabaya dari pabrik yang lain bisa diisi nol karena semua permintaan telah dipenuhi pabrik Ciawi. 21. Biaya terendah keduapuluh adalah Rp 2329 yaitu alokasi dari pabrik Ciawi ke daerah pemasaran Yogyakarta. Sama seperti sebelumnya, selanjutnya alokasikan sebanyak mungkin produk pabrik Ciawi ke Yogyakarta. Dikarenakan sisa produk pabrik Ciawi adalah 63.000, maka Yogyakarta bisa mendapat 15.000 sesuai dengan permintaannya. Sedangkan pabrik Ciawi menyisakan produk sebesar 48.000 untuk dipasarkan ke daerah lain. Oleh karena itu, permintaan Yogyakarta dari pabrik yang lain bisa diisi nol karena seluruh permintaan telah dipenuhi pabrik Ciawi. 22. Cek satu persatu bagian tengah. Apabila tiap kolom dijumlah kebawah, maka hasilnya harus sama sesuai jumlah permintaan. Kemudian saat tiap baris dijumlah, hasilnya harus dibawah ataupun maksimal sama dengan jumlah kapasitas produksi. Ketika hal ini telah dicapai, maka sisa baris atau kolom yang
belum terisi bisa diisi dengan nol dikarenakan jumlah permintaan telah ter penuhi (bagina kolom) ataupun kapasitas produksi pabrik telah habis (bagian baris).
If I am as The Operation Manager of PT Wara Wiri , I will give the firm the best advice that given below: a.
Sebaiknya melanjutkan rencana untuk membangun pabrik baru di lokasi Solo. Hal ini dikarenakan biaya yang lebih murah dilihat dari segi transportasi ataupun biaya produksi seperti yang ditunjukkan pada tabel diatas. Selain itu, pabrik di Solo dapat mencukupi permintaan hingga 3 daerah pemasaran yang berbeda. Jauh lebih unggul dibanding pabrik lain yang hanya bisa memenuhi permintaan dua daerah pemasaran saja. Oleh karena itu, pembangunan pabrik baru di Solo sangat disarankan.
b.
Telah disebutkan bahwa PT. Wara Wiri akan mendirikan pabrik di Solo, dan akan menutup pabrik yang lain. Apabila hal ini dilakukan, rekomendasi pabrik yang ditutup adalah pabrik di Ambarawa. Hal ini terlihat bahwa pabrik di Ambarawa memiliki biaya yang cukup tinggi dibanding yang lainnya (baik segi transportasi ataupun biaya produksi). Selain itu dari hasil analisa, pabrik Ambarawa sama sekali tidak menyumbang sama sekali dalam pemenuhan permintaan daerah pemasaran, meskipun kapasitas produksi terbilang cukup besar.
c.
Menurut kami, untuk apa mempertahankan pabrik yang tidak bisa memenuhi permintaan masyarakat. Lebih baik mendirikan pabrik baru jika dilihat dari segi transportasi dan biaya yang lebih murah (minimum). Dan kesimpulannya, PT. Wara Wiri sebaiknya membuka pabrik baru di Solo dan menutup pabrik Ambarawa.
DAFTAR PUSTAKA