MENGIKUTI PROSEDUR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SMK BAGIMU NEGERIKU SEMARANG Jl. Palir Raya No. 66 – 66 – 68 68 Ngaliyan Semarang
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja PERISTILAHAN PERISTILAHAN / GLOSSARIUM Safe yaitu aman atau selamat
yaitu mutu suatu keadaan aman yaitu Safety yaitu tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri yaitu Unsafe act yaitu keadaan tidak aman dari lingkungan kerja yaitu Unsafe coditio n yaitu alat penyangga yang digunakan untuk pengaman pada saat mendongkrak yaitu Jack stand kendaraan agar seseorang aman bekerja dibawah kendaraan yaitu alat penyedot debu biasa digunakan untuk membersihkan debu/ yaitu Vacuum cleaner cleaner kotoran yang tidak terjangkau dengan alat kebersihan yang lain Starvation yaitu membuang/mencabut bahan bakar dari api sehingga menjadi padam yaitu membuang oxygen dari nyala api sehingga menjadi padam S m o t h e r i n g yaitu Colling yaitu menurunkan panas dari nyala api
Hal | 2
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja PERISTILAHAN PERISTILAHAN / GLOSSARIUM Safe yaitu aman atau selamat
yaitu mutu suatu keadaan aman yaitu Safety yaitu tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri yaitu Unsafe act yaitu keadaan tidak aman dari lingkungan kerja yaitu Unsafe coditio n yaitu alat penyangga yang digunakan untuk pengaman pada saat mendongkrak yaitu Jack stand kendaraan agar seseorang aman bekerja dibawah kendaraan yaitu alat penyedot debu biasa digunakan untuk membersihkan debu/ yaitu Vacuum cleaner cleaner kotoran yang tidak terjangkau dengan alat kebersihan yang lain Starvation yaitu membuang/mencabut bahan bakar dari api sehingga menjadi padam yaitu membuang oxygen dari nyala api sehingga menjadi padam S m o t h e r i n g yaitu Colling yaitu menurunkan panas dari nyala api
Hal | 2
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja
BAB I PENDAHULUAN A.
Deskripsi ikap dan tindakan untuk keselamatan kerja dengan jalan mencegah terjadinya kecelakaan pada waktu bekerja diruang kerja, di bengkel atau di lapangan kerja pada umumnya merupakan suatu keharusan. Tidak seorangpun yang menginginkan suatu kecelakaan menimpa dirinya, apalagi sampai menyebabkan cidera. Kecelakaan merupakan gangguan yang menghilangkan, setidak-tidaknya menghambat atau merugikan investasi, rencana kerja, dan juga rencana hasil kerja. Dalam industri modern dewasa ini yang rumit dan pelik penyelenggaraannya, kecelakaan dalam perusahaan dan penghindarannya tidak dapat diabaikan begitu saja. Program penghindaran kecelakaan dapat berbeda menurut jenisnya ; misalnya pada suatu tempat kerja tertentu harus ada alat pelindung pada mesin dan instrumen, sedangkan ditempat lain harus ada penerangan, ventilasi. Setiap program mempunyai unsur-unsur dasar yang harus dilaksanakan. Suatu perusahaan yang aman adalah perusahaan yang teratur dan terpelihara baik, sehingga cepat menjadi terkenal sebagai tempat bekerja yang baik. Dalam perusahaan yang demikian akan terjamin adanya sikap dan perlakuan yang baik dari pimpinan terhadap pekerjanya, dan akibatnya perusahaan ini akan dapat penilaian yang baik dari masyarakat. Suatu hal yang luar biasa ialah bahwa program keselamatan kerja yang baik adalah sedemikian terpadu dengan pekerjaan sehari-hari (rutin) dalam perusahaan, sehingga sukar untuk dipisahkan satu dengan yang lainnya. Hal ini sangat wajar, karena perusahaan yang bekerja efisien adalah sama dengan bekerja dengan aman. Modul ini dimaksudkan untuk memberi bimbingan kearah pencegahan kecelakaan pada waktu kita bekerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan tata laksana bengkel untuk program didik Mekanik Otomotif, ditambah dengan dengan peralatan listrik yang diperlukan. diperlukan.
S
B.
Prasarat Sebelum mempelajari modul ini peserta didik tidak/belum dapat mempelajari modulmodul yang lain, sehingga modul ini harus dipelajari dan dilaksanakan dengan baik sampai selesai dan dinyatakan telah benar-benar berkompeten.
C.
Petunjuk Penggunaan Modul Petunjuk bagi siswa Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain : a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian materi yang ada pada masingmasing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instuktur pengampu kegiatan belajar. b. Kerjakan setiap tugas untuk memperdalam pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. c. Modul ini membahas membahas tentang tentang prosedur prosedur kesehatan dan keselamatan keselamatan kerja, sebagai sebagai salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh calon mekanik yunior dalam program keahlian teknik mekanik Otomotif. Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik dapat :
Hal | 3
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja
d.
1) Mengetahui fungsi dan manfaat keselamatan kerja. 2) Mengikuti prosedur keselamatan tempat kerja. 3) Mengidentifikasi bahaya kerja. 4) Penghindaran bahaya pada kegiatan kerja. 5) Pengangkatan benda berat. 6) Melakukan prosedur keselamatan. 7) Menggunakan pakaian dan alat pengaman. 8) Memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran. Jika belum menguasi level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru yang mengajar kegiatan belajar tersebut.
D. Tujuan akhir hasil pelatihan Setelah peserta didik menyelesaikan modul ini diharapkan dapat menerangkan pengertian, tujuan, syarat K3 dan jenis bahaya serta cara menghindarinya. Selain itu peserta didik juga dapat melakukan pengangkatan benda berat, prosedur keselamatan dan penggunaan pakaian dan alat pengaman kebakaran , sehingga setelah mempelajari modul ini peserta didik dapat terampil melaksanakan prosedur K3 pada tempat kerja dan mengidentifikasi bahaya kebakaran serta cara menghindarinya. E. Prosedur sertifikasi Setelah melalui proses pemelajaran dengan menggunakan sistem modul, maka pada akhir kegiatan dilaksanakan evaluasi oleh guru program studi untuk mendapatkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan peserta didik. Sedangkan untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi yang diakui oleh industri/ asosiasi pada program keahlian teknik mekanik otomotif, maka peserta didik harus melaksanakan suatu uji sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan oleh badan/ lembaga yang ditunjuk oleh Ikatan Teknisi Otomotif Indonesia melalui test centre yang ada di daerah.
Hal | 4
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja BAB II PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Didik Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan. Tanda Tempat Alasan Jenis kegiatan tangan Tanggal Waktu belajar Perubahan guru Mengetahui Pengertian K3 Mengetahui Syarat K3 Mengetahui jenis bahaya dan cara menghindarinya Teknik Pengangkatan / pemindahan Secara manual Menggunakan pakaian dan alat pengaman Menggunakan Perlengkapan pemadam kebakaran B. KEGIATAN BELAJAR SISWA 1. Kegiatan Belajar 1 : Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 1) Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja. 2) Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja. 3) Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja. 4) Siswa dapat menjelaskan Teknik pengangkatan/pemindahan secara manual. b.
Uraian Materi 1 UNDANG-UNDANG K3 1). Pengertian Kesehatan Kerja adalah aman atau selamat. Safe menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau kebebasan Safety dari bahaya dan kecelakaan. Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan. Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia.
Hal | 11
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya. 2). Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah : a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan. c) Mencegah/ mengurangi kematian. d) Mencegah/mengurangi cacat tetap. e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin, instalasi dan lain sebagainya. f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya. g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-sumber produksi lainnya. h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja. i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan. Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi a) Manusia (pekerja dan masyarakat) b) Benda (alat, mesin, bangunan dll) c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-tumbuhan) 3). Syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya e) Memberi pertolongan pada kecelakaan f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora. h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan. i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
Hal | 12
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja l) m) n) o) p)
Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, yaitu: 1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act ) a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan. c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya. 2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (u n s a f e c o n d i t i o n ). a) Mesin-mesin yang rusak, tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak. b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain). Apakah kecelakaan dapat dicegah ? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegah karena : a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya. b) Bilamana penyebab kecelakaan dapat kita hilangkan maka kecelakaan dapat dicegah. Bagaimana kecelakaan dapat dicegah Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan tindakan yang tidak aman dari pekerja serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung faktor yang membahayakan (unsafe condition). Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman a) Karena tidak serius/disiplin. b) Karena tidak mampu/tidak bisa. c) Karena tidak mau. Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak aman a) Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki. b) Dieleminir/diisolir , sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan kerja.
Hal | 13
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja c) Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb. Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja. 3)
Keselamatan kerja di perbengkelan otomotif. a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup. Kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat yang merugikan. b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat. c) Jaga rambut pendek seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena itu. d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya, anda dapat kehilangan jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran. e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron. f) Kenakan kaca mata penyelamat agar debu atau material tidak dapat masuk ke mata ketika menggunakan gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya. g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama. PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN 1) Syarat pakaian perlindungan atau pengamanan a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada. b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan nyaman. c) Bentuknya dapat diterima. d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin. e) Bahan pakaian mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas. Kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai. f) Pakaian kerja dirancang untuk menghindari partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip dilipatan pakaian. g) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di atas. Karenanya overall katun adalah yang paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja.
Hal | 14
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja h)
Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena akan menyebabkan kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan berhenti menghilangkan bahaya.
2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pakaian kerja a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat, dan berkancing. b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju bawah. c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin. d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau penyangga dan sebagainya. 3) Alat-alat pelindung anggota badan a) Alat pelindung mata, Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan juga dari debu.
Gb. Kacamata debu
Gb. Kacamata las listrik
b) Alat pelindung kepala, Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran bor atau rambut terkena percikan api. Gb. Alat Pelindung Kepala c) Alat pelindung telinga, Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising juga penahan bising dari letupanletupan.
Gb. Alat Pelindung Telinga
Hal | 15
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja d) Alat pelindung hidung, Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan terhisapnya gas-gas beracun.
Gb. Alat Pelindung Hidung e) Alat pelindung tangan, alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain : Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset. Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungin tangan terhadap bahaya panas. Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu barang. Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan.
Gb. Macam-macam Sarung Tangan f)
Alat pelindung kaki, Untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh. Gb. Alat Pelindung Kaki (Sepatu)
Hal | 16
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja g) Alat pelindung badan, Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju yang panjang akan melindungi tangan dari sinar api. Gb. Alat Pelindung Badan
TEKNIK PENGANGKATAN/ PEMINDAHAN SECARA MANUAL 1) Pengangkatan/ pemindahan benda berat, pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak garis kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban seimbang pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan sambungan yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan keselamatan kerja. Dibawah ini diperlihatkan teknis pemindahan benda yang berat.
2) Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan, tergantung pada kapasitas pengangkatannya.
Hal | 17
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja 3) Penyangga ( Jackstand ) Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat guna pengamanan sewaktu melakukan perbaikan. Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil dapat menyebabkan kecelakaan besar.
4) Lokasi dongkrak dan penyangga Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan penyangga tidak rusak, pilihlah tempattempat yang kuat, serta
Hal | 18
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja c.
Rangkuman 1 1) Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkuan kerja yang aman bebas dari kecelakaan. 2) Dalam perusahaan harus menjamin keselamatan pekerjanya yang telah diatur menurut undang-undang kerja ayat 1. 3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) dan Keadaan tidak aman dari lingkungan (unsafe condition) 4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan kerja dan disesuai dengan bidang pekerjaannya. 5) Teknik Pengangkatan/pemindahan secara manual hendaknya memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat pengangkatannya,
d.
e.
Tugas 1 1. Jelaskan pengertian K3 ? 2. Sebutkan tujuan K3 ? 3. Sebutkan sebab-sebab kecelakaan ? Test formatif 1 1. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak amam dari manusia itu sendiri (unsafe act) 2. Untuk siapakah keselamatan kerja ditujukan, sebutkan ? 3. Sebutkan 5 alat-alat keselamatan kerja ? 4. Mengapa pada saat bekerja tidak boleh memakai cincin ? 5. Jelaskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif ?
Hal | 19
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja
Lembar Kerja 1 CARA MENDONGKRAK KENDARAAN 1) Alat dan Bahan a) 1 unit mobil lengkap e) Rantai/tali b) 1 unit engine stand f) Jack Stand c) Dongkrak buaya 2 ton g) Kayu untuk pengganjal d) Mesin katrol h) Lap / majun 2) Keselamatan Kerja a) Pengangkatan dapat mengakibatkan kecelakaan jika dilakukan dengan tidak benar. Pengangkatan beban yang terlalu berat oleh seseorang dapat menyebabkan kecelakaan meskipun diangkat dengan cara yang benar. Perhatikan peraturan tentang beban maksimum yang diijinkan untuk diangkat dan gunakan cara yang aman b) Berhati-hatilah bila mendongkrak mobil pastikan bahwah penempatannya sudah tepat 3) Langkah Kerja a) Persiapkan alat dan bahan praktik pada tempat yang datar dan terang b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan guru/instruktur c) Pelajari cara-cara pengangkatan dengan menggunakan katrol atau dongkrak d) Pasanglah penyangga pada tempat kuat dan aman ikuti petunjuk yang ada di dalam buku pedoman reparasi e) Buatlah catatan – catatan penting kegiatan praktik secara ringkas f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semulan serta bersihkan tempat kerja ! 4) Tugas a) Buatlah laporan Praktikum secara ringkas dan jelas b) Buatlah Rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan 1
Hal | 20
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja
Kegiatan Belajar 2 PEMELIHARAAN KEBERSIHAN, PERLENGKAPAN DAN AREA KERJA a.
Tujuan Kegiatan Belajar 2 1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat, bahan dan perlengkapan kebersihan 2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan 3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang 4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja
b.
Uraian Materi 2 ALAT-ALAT KEBERSIHAN Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel otomotif terdiri dari : 1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran sampah kering atau debu 2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari sampah-sampak kering. 3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai. 4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang tidak dapat dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya ; Sofa, karpet, dan saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel ataupun pada kendaraan yang sedang diperbaiki. 5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli atau minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel. Metode Pembersihan
Gambar . Menjaga kebersihan lingkungan kerja Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan f iting lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya dapat terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi. Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari bahwa hampir semua short fiber terhirup paru-paru dapat mengakibatkan kerusakan yang sama. Peralatan vacuum cleaner yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut yang sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu. Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh para pekerja.
Hal | 12
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak diperlukan ketempat dimana material tersebut dapat dengan mudah dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai. Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/dianjurkan. Penyimpanan Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak peralatan dan material. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan barang : 1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu. 2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai 3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik. 4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan. 5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan 6) Tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations. 7) Wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai. 8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau di dalam rak. 9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan tangan, harus ditangani secara mekanik. 10) Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang baik : 1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara atau memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau mesin-mesin.
Gambar. Sebuah kotak alat pekerja
Hal | 13
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja 2) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik. 3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran. 4) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan di atas. 5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya. 6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan? 7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air. 8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container. 9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan asembling/perakitan. 10) Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh pergerakan atau jalan masuk. 11) Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya. 12) Gunakan penutup debu jika diperlukan. 13) Gantikan bagian/parts yang rusak. 14) Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan yang rusak. 15) Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran. 16) Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.
Gambar. Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai. Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja 1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan setiap bagiannya. 2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai. 3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam kerja. 4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat penyimpanannya.
Gambar. Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik Pada saat bekerja, jangan sampai barang/benda kerja tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda. Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja
Hal | 14
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari, simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produkproduk bahan bakar. Hindari menghiasi bangku kerja, dinding, almari dsb dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja. Bagi pekerja yang sedang mengerjakan permesinan (Mesin pengangkat, bubut dll) a) Gunakan rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat dan setiap alat mempunyai tempat sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada ketinggian yang sesuai. b) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja. c) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya. d) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali. e) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan. f) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat. g) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk menghentikan penyebabnya. h) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja. i) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi c.
Rangkuman 1) Alat-alat kebersihan sangat diperlukan pada setiap tempat untuk menjaga kondisi tempat kerja bebas dari debu, kotoran dan minyak. 2) Metode penyimpanan hendaknya material harus direncanakan terlebih dahulu. Barang-barang yang sering digunakan diletakkan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai. 3) Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja. Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik. 4) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran. 5) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan di atas. 6) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beban kerjanya.
d.
Tugas 2 Setelah mempelajari Modul Pemeliharaan Kebersihan, Perlengkapan dan Area Kerja ini cobalah anda melakukan kegiatan Pembersih dan penataan ruang praktik, setelah selesai mintalah pendapat atau saran pada instruktur tentang hasil kerja anda !
e.
Test Formatif 2 1) Deskripsikan alasan mengapa angin kompressor tidak boleh digunakan sebagai suatu metode pembersihan ! 2) Sebutkan 5 faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu sistem penyimpanan !
Hal | 15
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja
Kegiatan Belajar 3 PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN a. Tujuan Kegiatan Belajar 3 1) Siswa dapat memahami sifat-sifat api 2) Siswa dapat melakukan pencegahan terjadinya api 3) Siswa dapat memahami klasifikasi api 4) Siswa dapat memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran 5) Siswa dapat memahami prosedur dan metode penggunaan alat pemadam kebakaran b. Uraian Materi 3 Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.
Gambar 1. Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda yang mudah menyala dan terbakar dengan cepat. Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung rokok, gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan. Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksi kimia. Mencegah api Tanpa bahan bakar, tidak akan terjadi api. Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara: 1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti sampah dan limbah. 2) Menyimpan bahan bakar dan bahan yang dapat terbakar dengan hati-hati.
Gambar 2. Tanpa panas, tidak akan terjadi api. Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara: 1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas. 2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan.
Hal | 16
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara mendinginkan bahan bakar yang sedang terbakar untuk menghilangkan panas.
Gambar 3. Tanpa oksigen tidak akan terjadi api. Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara menjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak berhubungan dengan oksigen. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan menutupnya sehingga tidak berhubungan dengan oksigen.
Gambar 4. Api tidak dapat muncul tanpa panas. Jagalah selalu semua kemungkinan munculnya sumber panas. 1) Berhati-hati dengan listrik. 2) Rawat alat, kabel, kabel extensi dan stop kontaknya tetap dalam keadaan baik.
Gambar 5. 3) Gunakan stop kontak yang telah diakui, jangan berimprovisasi. 4) Jangan membebani kabel berlebihan. 5) Jangan menginjak atau menggilas dengan troli kabel listrik fleksibel, insulator yang rusak dapat menimbulkan busur/percikan api.
Hal | 17
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja
Gambar 6. 6) Jangan menggunakan api (sebagai penerangan) tanpa perlindungan yang cukup agar api tersebut tidak menyambar bahan-bahan yang dapat terbakar. Berhati-hatilah saat memanaskan atau mengelas. 1) Singkirkan bahan yang mudah terbakar saat menggunakan lampu semprot (blow lamp), obor gas dan peralatan potong oksigen. 2) Periksa percikan api dari busur pemotong dan pengelasan tidak jatuh pada bahan yang dapat terbakar. 3) Gunakan hanya pemanas yang disarankan. 4) Tempatkan pemanas sedemikian rupa sehingga tidak terbalik. 5) Jauhkan pemanas dari sekat kayu, kain terpal dan bahan yang dapat terbakar lainnya. 6) Singkirkan bahan yang dapat terbakar dari peralatan pemanas, bahan bakar yang panas, knalpot mesin, dan perlengkapan panas lainnya. 7) Patuhi tanda “dilarang merokok”. 8) Jangan merokok di area yang dapat menimbulkan kebakaran. 9) Buang puntung rokok pada tempat yang aman.
Gambar 7. Pada sebagian benda seperti kain lap yang berminyak, panas dapat muncul karena reaksi kimia. Sebagai contoh, pembakaran yang tiba-tiba dapat menyebabkan kebakaran ditumpukan lap tersebut. 1) Kosongkan tempat sampah setiap hari. 2) Jangan menyimpan timbunan kain yang berminyak di dalam locker. Api tidak dapat menyala tanpa panas. Hilangkan semua bahan-bahan yang dapat terbakar yang tidak diperlukan sesegera mungkin. 1) Bersihkan tempat kerja anda secara teratur.
Hal | 18
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja
Gambar 8. 2) Buang kotoran dan limbah pada wadah yang benar. 3) Buang kain lap yang berminyak dan berlemak ke dalam tempat sampah yang dilengkapi dengan tutup dan seal perapat.
Gambar 9. Hati-hati dengan gas yang mudah terbakar (seperti asetilin, LPG, dll.) dan cairan yang mudah terbakar (seperti, bensin, minyak tanah, cairan pembersih, solvent, thinner, dll.). Gas dan cairan yang mudah terbakar sebaiknya disimpan pada area yang terisolasi dan jauh dari sumber panas.
Gambar 10. 1) Rawat semua pipa gas, katup-katup dan perlengkapan tetap dalam kondisi baik. 2) Gunakan hanya alat tangan yang tidak dapat menimbulkan percikan bunga api untuk membuka wadah cairan yang dapat terbakar. 3) Bila cairan yang dapat terbakar diperlukan, gunakan sesedikit mungkin. Simpan cairan yang dapat terbakar pada wadah logam yang tertutup. 4) Jangan merokok saat menggunakan cairan yang dapat terbakar. 5) Bersihkan setiap tumpahan cairan yang dapat terbakar pada pakaian anda, hindarkan dari sumber panas dan segera informasikan kepada supervisor anda. 6) Jangan gunakan bensin, minyak tanah atau spiritus untuk menyalakan api.
Hal | 19
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja Hindarkan debu yang berbahaya. Mungkin beberapa jenis debu sangat mudah terbakar dan dapat meledak saat bercampur dengan udara. 1) Bersihkan area yang berdebu sebelum mengelas atau bekerja dengan peralatan listrik.
Gambar 11. 2) Hati-hati saat bekerja di dekat perangkat penyedot debu. 3) Jaga tutup kotak debu tetap tertutup dengan rapat. 4) Jaga stop kontak lampu bebas dari debu.
Hal | 20
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja
Klasifikasi api a. Api kelas A. Api kelas A adalah yang paling umum, bersumber dari; kayu, pakaian, kertas dan bahan-bahan kemasan.
Gambar 12. Mendinginkan bahan yang sedang terbakar adalah cara yang paling efektif untuk mematikan api kelas A, dengan cara air dari ember, atau dari selang adalah cara yang terbaik untuk mematikan api kelas A. Air biasanya tepat untuk mendinginkan bahan sampai pada titik dimana dia tidak dapat menyala lagi dan merembes jauh ke dalam sumber api.
Gambar 13. 1) Pemadam kebakaran jenis air, sangat baik untuk mematikan api kelas A.
Gambar 14. 2) Pemadam kebakaran jenis busa juga dapat digunakan. Pemadam kebakaran jenis lain akan mematikan api kelas A yang kecil tetapi tidak seefektif air. Catatan:
Pemadam kebakaran jenis yang dibalik secara bertahap digantikan oleh jenis air-udara di sejumlah negara bagian.
Hal | 21
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja b.
Api kelas B Api kelas B adalah berasal dari cairan yang mudah terbakar. Seperti; bensin, minyak tanah, oli, grease, lemak, lilin, cat, thinner dan solvent .
Gambar 15. Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling efektif untuk memadamkan api kelas B. Peringatan: Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B, air dapat menyebarkan cairan yang sedang terbakar. Pemadam api dari bahan kimia berupa tepung kering dan gas karbon dioksida (CO 2) sangat baik untuk memadamkan api kelas B.
Gambar 16. Pemadam api busa sangat baik untuk memadamkan cairan yang terbakar di dalam wadah dimana cairan kelihatannya cukup panas untuk terbakar sendiri bila berhubungan dengan oksigen.
Gambar 17.
Hal | 22
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja c. Api kelas C Api kelas C berasal dari peralatan listrik. Seperti; dudukan lampu, motor, generator, kabel, kawat, saklar, dan peralatan elektronik.
Gambar 18. Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling efektif untuk memadamkan api kelas C.
Gambar 19. Peringatan Bahan pemadam kebakaran harus bukan penghantar listrik untuk menghindari kejutan atau kerusakan peralatan. Jangan sekali-kali menggunakan pemadam kebakaran dengan bahan air atau busa untuk mematikan api kelas C. Bila anda dapat melakukannya dengan sangat hati-hati, matikan semua peralatan listrik yang sedang terbakar. d. Api kelas D Adalah kebakaran untuk logam seperti magnesium, sodium, titanium, lithium dan yang sejenis dan alat yang digunakan sebagai pemadam adalah tabung bersimbol D dalam segitiga warna kuning.
Hal | 23
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja
Alat-alat Pemadam Kebakaran 1)
Alat pemadam api portable Pemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman. Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaan pada masing-masing jenisnya. Pada bagian sisi alat pemadam biasanya dilengkapi dengan label instruksi.
Gambar 20. Label ini memberikan rincian bagaimana menggunakan pemadam api, juga dijelaskan untuk api jenis apa digunakan. “Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam ap i” 2)
Pemadam kebakaran yang berisi air Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untuk memadamkan api kelas A. Pemadam ini dicat merah. Rentang semprotannya berkisar 10 m. Gunakan sesuai petunjuknya. Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong.
Gambar 21. Jenis pemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu dan dapat dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu.
Gambar 22.
Hal | 24
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja 3)
Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida (CO2) Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyai tekanan yang sangat tinggi. Jenis ini paling sesuai untuk memadamkan api kelas B dan kelas C. Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukuran kecil mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yang berukuran besar mempunyai kemampuan sampai 3m.
Gambar 23. Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapat digunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalah karbon dioksida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadi gas. Semprotan utama sangat dingin. Mekanisme pengoperasiannya harus terbuka penuh untuk mencegah agar nozel tidak membeku. Alat ini dilengkapi dengan plunyer, tuas, pemicu atau katup. Operasikan sesuai petunjuk. Pemadam kebakaran CO 2 sangat berguna dimana pencemaran oleh endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusan area sangat penting. Contohnya adalah: a) Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik dan laboratorium. b) Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapat terbakar, lepas melalui kedua permukaan vertical dan horizontal.
Gambar 24. Prosedur penggunaan. a) Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api.
Hal | 25
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja b) Pertama arahkan semprotan ke bagian belakang sumber api. c) Gerak-gerakkan nozel dari kiri ke kanan. d) Secara perlahan bergerak ke bagian depan sampai api mati.
Peringatan:
Berada dalam waktu tertentu dalam ruang tertutup yang berisi Karbon dioksida dapat menyebabkan sesak bahkan mati lemas. Segera bersihkan tempat setelah digunakan. Buka semua jendela dan pintu untuk membersihkan ruangan dari gas karbondioksida. 4)
Pemadam Kebakaran Busa Variasi mekanisme dan bahan kimia yang digunakan pada pemadam kebakaran busa cocok digunakan untuk memadamkan api kelas B dan terbatas pada api kelas A. Tabung alat ini dicat dengan warna BIRU. Jarak semprotnya berkisar 6 m. Operasikan sesuai petunjuk. Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan memadamkan api. Gambar 25. Pemadam kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif untuk memadamkan api dari bahan bakar cair yang berada dalam wadah dimana bahan ini cukup panas untuk dapat terbakar sendiri bila bersinggungan dengan oksigen. Selimut busanya akan tetap berada pada tempatnya cukup lama untuk mendinginkan bahan yang terbakar sehingga temperaturnya tidak cukup untuk dapat terbakar sendiri. Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis ini bisa jadi tidak efektif untuk cairan yang terbakar seperti alcohol. Untuk memadamkan cairan yang sedang terbakar, arahkan semprotan pemadam ke bagian sisi wadah di atas cairan. Hal ini akan menyebabkan busa mengalir ke bawah dan menyebar di atas permukaan cairan.
Gambar 26. 5)
Pemadam Kebakaran Tepung Kering Pemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung kering yang diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan tekanan udara. Jenis ini sesuai untuk memadamkan api kelas B dan C.
Hal | 26
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan lingkaran PUTIH. Alat ini mempunyai nozel berbentuk kipas. Rentang semprotan yang berukuran kecil sampai 3 meter, dan yang berukuran besar sampai 6 meter. Operasikan berdasarkan petunjuk pemakaian.
Gambar 27. Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai reaksi pemadaman yang sangat cepat. Kabut bahan kimia kering ini cenderung melindungi orang yang memadamkan api dari panas. Tepung kering adalah pemadam api yang paling efektif untuk memadamkan cairan yang terbakar pada area yang luas, khususnya pada tumpahan yang mengalir bebas. Cara penggunaannya: semprotkan tepung ke bagian dasar api dan tutupi apinya dengan menggerakan nozel ke kanan dan ke kiri. Pemadam jenis ini yang berukuran kecil dengan gagang berbentuk pistol dapat dibawa masuk dan dapat digunakan dengan cepat. Hal ini membuat alat ini efektif memadamkan semua jenis api yang muncul tiba-tiba dan juga untuk api kecil yang sulit dijangkau. Pemadam kebakaran bentuk kecil sebaiknya tidak digunakan untuk memadamkan api yang besar dan dalam
Gambar 28. 6)
Hydran Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota. Sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman
Hal | 27
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja
7)
8)
9)
ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air. Detektor Asap / Smok e Detector Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung. Fire A l a r m Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat Sprinkler Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut.
Menyelamatkan diri dari Api Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal seluruh alatalat pemadam yang ada. Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.
Gambar 29. Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang berganti lokasi kerja secara teratur mengetahui bagaimana menyelamatkan diri dari kebakaran di setiap tempat kerja mereka. Ketika terjadi kebakaran, putuskan apakah anda dapat membantu memadamkan api. Jika tidak, keluarlah segera. Jika anda memutuskan untuk memadamkan api, pertama periksa apakah ada tempat yang lowong dan aman untuk jalan ke luar. Selalu berada diantara api dan jalan keluar. Tinggalkan tempat kebakaran sesegera mungkin bila: 1. Api yang timbul sudah tidak dapat dikontrol lagi. 2. Api telah menguasai jalan ke luar. 3. Asap telah mengaburkan atau menggelapkan jalan ke luar. 4. Pada saat anda meninggalkan tempat tersebut, buka setiap pintu dengan hati-hati untuk mencegah asap atau nyala api menyerbu masuk ruangan. 5. Tutuplah pintu-pintu di belakang anda untuk mencegah aliran udara menghembus api.
Hal | 28
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja 6. Berhati-hatilah terhadap asap dan gas-gas yang ditimbulkan api. 7. Di dalam area yang penuh asap, tetap pada posisi rendah dan merangkak untuk menghindarkan mulut dan hidung sedekat mungkin dengan lantai
Gambar 30. 8. Walau dalam keadaan bagaimanapun juga jangan pernah mundur atau berhenti. 9. Saat meninggalkan bangunan, tutuplah pintu di belakang anda. 10. Jangan sekali-kali memasuki bangunan yang sedang terbakar. Selalu siap memadamkan api. Anda harus tahu apa yang harus diperbuat bila terjadi kebakaran: 1. Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat kerja anda. 2. Ketahui tempat semua peralatan pemadam kebakaran.
3. 4. 5. 6.
Gambar 31. Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran. Pelajari fungsi semua peralatan pemadam kebakaran. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman api dengan pasti. Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar mudah dijangkau.
Gambar 32.
Hal | 29
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja 7. Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri. 8. Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan. 9. Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tangga belum dibangun. 10. Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke t angaga tertutup, tetapi tidak terkunci. Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran. 1. Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang dingin sekali. 2. Jangan sekali-kali mengembalikan pemadam api yang telah digunakan ke tempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi ulang. 3. Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti dengan yang baru Memadamkan Api/Kebakaran. Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan meminimalisasi kerusakan.
Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah keselamatan berikut: 1. Hidupkan segera alarm.
Gambar 33. 2. Beritahu regu pemadam kebakaran.
Gambar 34. 3. Peringatkan setiap orang agar segera keluar .
Gambar 35.
Hal | 30
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja 4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.
Gambar 36. 5. Bila dipandang perlu segera keluar.
Gambar 37. 6. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar
Gambar 38. Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal berikut: 1. Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah penting segera ditanggulangi. 2. Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil sehingga mudah dikendalikan daripada datang setelah api menjadi besar sehingga sulit ditanggulangi. 3. Seseorang mengawasi regu pemadam kebakaran dapat mengarahkan mereka langsung ke tempat kebakaran tanpa harus menunda. 4. Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan peralatan yang tepat. 5. Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi bangunan dapat merenggut nyawa seseorang. 6. Asap dan gas di dalam bangunan sangat berbahaya, walaupun sumber api dan panasnya jauh. 7. Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda tidak dapat mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan nyala api. Bila perlu, atau memungkinkan, cobalah mendinginkan peralatan yang ada di sekitarnya. 8. Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.
Hal | 31
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja c. Rangkuman 3 1) Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. 2) Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada . 3) Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan pintu darurat yang ada di tempat kerja anda. 4) Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran. 5) Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan meminimalisasi kerusakan. d. Tugas 3 Setelah mempelajari Modul PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN ini buatlah Tabel warna alat pemadam kebakaran dan penggunaannya, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada instruktur tentang hasil kerja anda ! e. Test Formatif 3 1) Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran 2) Jelaskan pengertian hal berikut dihubungkan dengan pemadaman nyala api ? a. Starvation b. Smothering c. Cooling 3) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api karena listrik ? 4) Mengapa air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan bahan bakar cair seperti bensin ? 5) Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran 6) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk memadamkan nyala api ? 7) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut ini a. Nyala api pada mesin b. Nyala api pada kain lap oli. c. Kertas terbakar didalam tong sampah d. Ban terbakar e. Kebakaran pada panel listrik 8) Bagaimana prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran ? 9) Mengapa penting menjamin posisi nozel harus “OFF” dan ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila selang tidak digunakan ? 10) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana menggunakannya ?
Hal | 32
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja
BAB III EVALUASI
A.
PERTANYAAN Jawablah pertanyaan –pertanyaan di bawah ini dengan singkat, jelas dan b enar. 1. Jelaskan pengertian keselamatan kerja ! 2. Sebutkan tujuan diadakannya kesehatan dan keselamatan kerja ? 3. Jelaskan syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja menurut Undang-undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ! 4. Sebutkan faktor-faktor penyebab keadaan bahaya ! 5. Bagaimanakah cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman ? 6. Sebutkan dan jelaskan alat-alat pelindung anggota badan ? 7. Bagaimanakah syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan yang baik ? 8. Jelaskan teknik pengangkatan yang aman dan benar ! 9. Jelaskan pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan oleh asam ! 10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah tabel dibawah ini untuk meyakinkan anda.
Warna alat pemadam
Jenis alat pemadam
Nyala api yang sesuai untuk dipadamkan
Merah Biru Tanda Merah dengan Putih Tanda Merah dengan Hitam 11. Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran 12. Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk memadamkan nyala api ? 13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut ini: a. Nyala api pada mesin b. Nyala api pada kain lap oli. c. Kertas terbakar didalam tong sampah d. Ban terbakar e. Kebakaran pada panel listrik
Hal | 33
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja B.
KRITERIA KELULUSAN Aspek Aspek Sikap: 1. Kebersihan alat dan perlengkapan 2. Keselamatan dan kesehatan kerja 3. Ketepatan perencanaan penyelesaian modul Aspek Kogntif: 1. Kemampuan menjawab soal latihan 2. Kemampuan menjawab soal evaluasi 3. Kemampuan membuat kesimpulan Aspek Psikomotor: 1. Kemampuan menggunakan manual 2. Kemampuan melakukan penggunaan peralatan 3. Kemampuan menganalisis perma-salahan 4. Kemampuan membuat laporan Jumlah
Skor (1-10)
Bobot
Nilai
Keterangan
5 10 5
5 10 5
10
Syarat lulus, siswa minimal mencapai nilai 73 dengan skor setiap aspek minimal 73
20 20 10 100
Kriteria Kelulusan : 73 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan
Hal | 34
Modul Menerapkan Prosedur K3 di Tempat Kerja
BAB IV PENUTUP
ada pemelajaran kompetensi prosedur kesehatan dan keselamatan kerja ini, menitikberatkan pada pemahaman K3, penggunaan alat dan pakaian pengaman serta bagaimana prosedur pemindahan/pengangkatan benda berat juga pemahaman penggunaan perlengkapan pemadam kebakaran. Modul ini mendasari semua pemelajaran kompetensi pada modul-modul lain, baik pada tahun pertama, kedua dan tahun ketiga sesuai diagram pencapaian kompetensi kurikulum. Setelah peserta didik menguasai beberapa kompetensi, selanjutnya peserta didik bisa menempuh uji kompetensi yang dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi profesi ditempat uji kompetensi/ test centre yang telah ditunjuk untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi.
Hal | 35