A. TUJUAN
Mahasiswa perhitungan mencari ketebalan plat kapal yang terdiri dari Plat Lunas, Plat Alas, Plat Bilga, Plat Sisi serta Plat Geldak Sesuai dengan Aturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Mahasiswa mampu mengukur plat tiap tiap-tiap station, untuk plat botom dan keel
Mahasiswa mampu mengambar bukaan kulit kapal.
B. DASAR TEORI: 1. Pengertian Plat yang dipasang di kapal. a. Pelat Kulit (Shell (Shell Plating )
Pelat kulit dibuat dari pelat baja dan sambungan-sambungannya di las. Ditempat-tempat bukaan seperti karangan air laut ( sea chest ), ), ulup jangkar (hawse pipe), pipe), penyangga poros baling-baling dan pada semua bukaan lainnya di kulit, diberi penguat seperti pada gambar rencana konstruksi. Pelat untuk karangan laut harus lebih tebal 2 (dua) mm dari peraturan BKI. Ukuran tebal pelat kulit adalah sebagai berikut : 0,0 L - 0,7 L
Tebal pelat Lunas
Tebal pelat alas
=
Tebal pelat bilga
=
Tebal pelat sisi
=
0,7 L
b. Pelat Lunas adalah bagian konstruksi yang memanjang di dasar kapal mulai dari
linggi haluan sampai dengan linggi buritan. Ada tiga macam lunas yang biasa digunakan pada kapal yaitu Lunas Batan, Lunas Lunas Pelat Rata, dan Lunas Kotak
1
Gambar 1. Contoh gambar Plat Lunas.
Untuk konstruksi dasar ganda diatas lunas diletakkan
penumpu tengah dan
diatasnya dipasang pelat alas dalam. Ukuran dari pelat lunas menurut BKI adalah : B = 5.L + 800 (mm)
(section 6.B.5.1)
B max = 1800 mm
Sedangkan tebal pelat lunas pada daerah 0,7 L tengah kapal adalah: (section 6.B5.1) Tfk = t + 2,0 mm
Dimana t adalah tebal pelat alas
b. Pelat Alas adalah Pelat alas (dasar) terletak didasar kapal disebelah kiri dan kanan
pelat lunas. Tebal pelat alas pada daerah 0,4 L bagian tengah kapal: BKI ( section 6.B.1.1)
x ao x √Pb . k + tk (mm)
untuk L≤90 m
Tb1 = 18,3 nf x ao x √Pb .k +tk (mm)
untuk L >90 m
Tb1 = 1,9 nf
Dimana : δpl = δ perm – 0,89 .δLB (N/mm2) δ LB = (12,6 .√L)/ k
(N/mm2)
untuk L ≤ 90 m
δLB = 120 / k
(N/mm2)
untuk L > 90 m
2
Tebal pelat alas pada 0,1 L after peak dan 0,05L pada forward ,ketebalan pelat alas adalah:
Tb 2 = 1,21 . ao .√Pb .k + tk (mm) c. Pelat Bilga dan Radius Bilga merupakan lajur pelat yang mempunyai jari-jari
kelengkungan tertentu dan dilaskan antara pelat alas dan pelat sisi. Pada konstruksi melintang ketebalan pelat bilga sama dengan pelat sisinya. Dengan Rumus Jari-jari Bilga adalah R=
B.(2.T a) (.2.T . B.Cm) 8(1 / 2. tan 45) ( 45 / 360).
Lunas bilga adalah sayap yang dipasang pada kelengkungan bilga dikedua sisi kapal.Lunas ini berfungsi mengurangi keolengan kapal. Untuk lebar pelat bilga adalah: b =800 + 5.L
Gambar 2 Radius Bilga yang Dilas dan diberi Skalop c. Pelat Sisi adalah Pelat sisi adalah pelat yang menyambung diatas pelat bilga
hingga sarat. Diatas sarat terdapat pelat yang merupakan kelanjutan dari pelat sisi yang disebut dengan pelat lajur atas(Sheerstrake) sehingga geladak kapal. fungsi dari pelat sisi adalah: - Melindungi ruang kapal dari masuknya air laut - Menahan gaya-gaya akibat tekanan air laut - Untuk menahan beban setempat pada saat kapal diluncurkan
Adapun lebar dari pelat lajur atas adalah sama dengan pelat bilga. Hubungan antara pelat lajur atas dengan pelat sisi dapat dibuat melengkung. 3
Untuk lebar pelat sisi diambil sesuai dengan ukuran plat standart,sedangkan tebalnya adalah pada BKI section 6.C.1.1)
Ts1
1,9.nf .ao. Ps.k
Ts1
1,83.nf .ao.
Ps
tk
tk
PL
Untuk kapal L<90 M
Untuk kapal L> 90 M
Untuk tebal pelat sisi pada bagian haluan dan buritan adalah: Ts2
1,21.ao. Ps.k
tk
Penyambungan antara pelat sisi satu dengan lainnya dilakukan dengan pengelasan lurus, tidak dibenarkan sambungan yang overlapsebab dapat menimbulkan:
•
Bahan dan kawat las (elektrode)yang dipakai lebih banyak
•
Kekuatan sambungan kurang baik
•
Pada sela-sela sambungan dapat terjadi korosi apabila sambunganya kurang bagus
•
Tahanan gelombang jadi lebih besar.
Tebal minimum plat sisi dibawah garis air muat adalah sbb: Ts min = √L x k
Tebal minimum plat sisi kapal diatas garis air adalah sbb: Ts min = 0,8 x t
C. PERALATAN DAN BAHAN :
1. Body Plan 2. Perhitungan Ketebalan Pelat 3. Komputer 4. Program AutoCAD 2006 5. Printer
4
D. PROSEDUR PENGAMBARAN : a. Pendahuluan
Bukaan kulit (shell expansion) merupakan bentangan dari plat kulit atau bentuk dan luas dari plat kulit jika dilihat setelah dibentangkan. Tujuan dari penggambaran bukaan kulit adalah untuk melihat seberapa luas plat kulit dan seberapa banyak plat kulit yang dibutuhkan pada sebuah pembangunan kapal. Bukaan kulit juga berfungsi untuk melihat berbagai posisi dan ketebalan plat kulit yang dibutuhkan pada pembangunan sebuah kapal baru. -
Gambar bukaan kulit kapal secara melintang
-
Dapat digunakan sebagai rancangan pelat kapal
-
Data awal yang dibutuhkan adalah gambar rencana garis ( body plan )
-
Aturan penempatan pelat mengikuti aturan pengelasan dan posisi sambungan
Lines plan sebagai dasar penggambaran
Gambar 3. Body Plan
5
Body plan sebagai dasar pembuatan bukaan kulit
Gambar 4. Body plan sebagai dasar pembuatan gambar bukaan Kulit
b. Langkah pengerjaan
a) Penggambaran bukaan kulit dimulai dengan membuat garis panjang sesuai dengan ukuran panjang kapal. b) Dari garis panjang kapal itu tadi dibuat jarak station (Lpp/20). c) Memproyeksikan bentuk plat alas sesuai dengan luas pada tiap station. d) Membuat ukuran tinggi kapal yang diukur dari proyeksi luas plat alas sampai tinggi kapal. e) Membagi jarak lebar plat sesuai dengan ukuran plat yang dipakai. f) Setiap jarak station Langkah pengerjaan Tugas Gambar Bukaan Kulit adalah sebagai berikut : a) Dimulai dengan memproyeksikan luas plat alas kapal sesuai bodyplan. b) Memproyeksikan luas plat bilga, plat sisi dan plat lajur atas. 6
c) Membuat potongan-potongan susunan plat sesuai dengan ukuran plat standar. d) Membuat ukuran panjang dan lebar serta ketebalan ukuran plat yang dipakai. c. Ukuran ukuran Plat yang di jual dipasaran 1. Plat Luar negeri
- 8ft x 20 ft - 8ft x 25 ft - 8ft x 30 ft Dengan ketebalan 7 mm, 8 mm, 9 mm, 10 mm, 11 mm, 12 mm
2. Plat dalam negeri (Krakatau Steel)
- 6ft x 20 ft - 6ft x 25 ft - 6ft x 30 ft Dengan ketebalan 7 mm, 8 mm, 9 mm, 10 mm, 11 mm, 12 mm
E. ATURAN PENEMPATAN PELAT
Sambungan pelat ada pada ¼ jarak gading
Jarak pengelasan minimum atau sisa pelat 250 mm
Tidak diperkenankan potongan pelat yang tajam
Penataan pelat dimulai dari pelat lunas dan pelat lajur bilga
Tidak boleh ada pengelasan yang memotong lajur bilga
F. INFORMASI PADA BUKAAN KULIT
Garis sambungan pengelasan baik melintang maupun memanjang
Tebal pelat kulit pada masing-masing pelat kulit
Ukuran dan bentuk masing-masing pelat kulit
Posisi masing-masing pelat kulit 7
Jumlah pelat kulit yang akan dipasang
Gambar 5 gambar informasi pada bukaan Kulit 8