ODONTOLOGI ODONTOLOGI FORENSIK ASPEK HUKUM ODONTOLOGI FORENSIK Saksi Ahli
Berdasarkan pasal 184 KUHAP ayat (1), keterangan ahli yang diberikan oleh saksi ahli di pengadilan adalah merupakan salah satu alat bukti yang syah !ata !ata "ara pemanggilan saksi saksi ahli, diatur dalam pasal pasal ##$ KUHAP (1)%e (1)%em mua &en &enis pem pemberit eritah ahu uan atau atau pangg anggil ilan an oleh oleh piha pihak k yang ang ber' ber'en enan ang g disa disamp mpai aika kan n sela selamb mbat atl lam amba batn tnya ya tiga tiga hari hari sebe sebelu lum m tanggal hadir yang ditentukan (#)Petug (#)Petugas as yang yang melak melaksan sanak akan an panggi panggilan lan harus harus bertem bertemu u sendir sendirii dan berbi"ara langsung dengan orang yang dipanggil ()Bil ()Bila a oran orang g yang yang dipa dipang nggi gill tida tidak k ter terdapa dapatt di sala salah h satu satu tem tempat pat tinggalnya atau tempat kediamannya yang terakhir, surat panggilan disampaikan melalui Kepala *esa atau pe&abat, dan &ika di luar negeri melalui melalui per'akila per'akilan n +epublik epublik ndonesia ndonesia di tempat tempat dimana dimana orang orang yang dipanggil tinggal -ara memberikan keterangan ahli. pertam pertamat atam ama a saksi saksi ahli ahli melap melapork orkan an kedat kedatang angann annya ya kepada epada panite panitera ra pengadilan, lalu menunggu gilirannya untuk dipanggil memasuki ruang sidang*i ruang sidang saksi ahli duduk berhadapan dengan hakim, dan setiap setiap pertanyaa pertanyaan n yang dia&ukan oleh &aksa, &aksa, penga"ara penga"ara atau terdak'a terdak'a kepada saksi ahli harus melalui hakim %emua &a'aban yang diberikan harus harus &elas, &elas, tidak tidak berbel berbelit, it, menggu menggunak nakan an bahasa bahasa ndone ndonesia sia yang yang baik, baik, mudah mudah dipahami, dipahami, hatihati, hatihati, sopan, dan sesuai sesuai batas pro/esi pro/esi (Baheram (Baheram,, 100) Persyaratan Persyaratan sebagai saksi ahli. %yarat %yaratsy syara aratt yang yang harus harus dipenu dipenuhi hi sebaga sebagaii seoran seorang g saksi saksi ahli ahli adalah adalah (Prakoso,108$) . 1 %yar %yarat at obyek obyekti ti// a %ehat, %ehat, de'asa, de'asa, tidak tidak diba'a diba'ah h per'al per'alian ian,, sebaga sebagaim imana ana (pasal (pasal 1$1 KUHAPidana b !idak boleh ada hubungan keluarga keluarga dengan terdak'a, baik pertalian pertalian darah atau karena perka'inan, dan bukan orang yang beker&a atau yang mendapat ga&i dari terdak'a (pasal 128 KUHAPidana) KUHAPidana) # %yar %yarat at 3ormi ormill %aksi ahli harus disumpah menurut aturan agamanya, untuk member keterangan yang sebenarnya, sebagaimana diatur dalam pasal 1# ayat (#) KUHAPidana, pasal 1$0 ayat (#) KUHAPidana Ke'a&iban saksi ahli .
a *idasarkan pasal 10 ayat (#) KUHAPidana saksi ahli 'a&ib menghadap ke persidangan setelah dipanggil dengan patut b *idasarkan pasal 12 KUHA Pidana, saksi ahli 'a&ib bersumpah menurut agamanya untuk memberi keterangan yang sebenarnya Hak sebagai saksi ahli . *idasarkan pasal ##0 KUHAP, saksi ahli yang telah hadir berhak mendapat penggantian biaya menurut Undangundang yang berlaku %anksi hukum bila dokter menolak permintaan penyidik, dapat dikenakan sanki pidana . Pasal #12 KUHP . Barangsiapa dengan senga&a tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undangundang oleh pe&abat yang tugasnya menga'asi sesuatu, atau oleh pe&abat berdasar kan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana5 demikian pula barangsiapa dengan senga&a men"egah, menghalanghalangi atau mengga galkan tindakan guna men&alankan ketentuan, dian"am dengan pidana pen&ara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah
PERAN DOKTER GIGI DALAM ODONTOLOGI FORENSIK
!ugas dokter gigi dalam lingkup /orensik adalah melakukan pemeriksaan terhadap keadaan mulut dan gigi dan halhal yang berhubungan dengan keadaan mulut dan gigi, "ontohnya memeriksa bekas gigitan 6leh sebab itu seorang dokter gigi dapat dilibatkan dalam pembuatan Visum et Repertum oleh dokter pembuat Visum et Repertum sebagai konsultan untuk memeriksa keadaan mulut dan geligi korban, karena dokter gigi tidak memiliki 'e'enang khusus untuk membuat Visum et Repertum.7alaupun demikian, dokter gigi dapat membuat berbagai hasil pemeriksaan yang kedudukannya setara dengan Visum et Repertum tetapi tidak dengan &udul Visum et Repertum. Keterlibatan dokter gigi sehubungan dengan Kedokteran igi 3orensik dapat dibagi men&adi bidang (-ameron dan %ims, 10$) yaitu . a Perdata non"riminal b Kriminal " Penelitian 3otogra9 /orensik dapat diambil sesaat setelah korban meninggal dunia di tempat ke&adian perkara (!KP), yaitu tergolong post mortem 3otogra9 ante mortem &uga dapat didapat pada saat korban tersebut masih hidup berupa gambaran mengenai 'a&ah, kepala, dan gigi geligi korban Bukti bukti yang dapat dikumpulkan dapat berupa &e&as gigit, bekas kekerasan berupa luka dan lebam di kulit, serta apapun yang dapat membantu proses penyidikan berlangsung
%alah satu "ara identi9kasi &enis kelamin manusia pada pemeriksaan /orensik, khususnya /orensik dental, dilakukan melalui pemeriksaan gigi geligi, tulang rahang, dan antropologi raga'i denti9kasi &enis kelamin melalui gigigeligi dapat dilakukan pada berbagai kondisi mayat, misal. terbakar, tenggelam, dll (masih ada åan ikatnya) %edangkan identi9kasi &enis kelamin melalui tulang rahang dan antropologi raga'i akan sangat akurat apabila mayat korban telah men&adi tengkorak, misal. korban ditemukan bertahuntahun dari 'aktu ke&adian, identi9kasi bongkar kubur, dll (sudah tidak ada åan ikatnya) Gigi-geligi Outline bentuk gigi Lapisan email dan dentin Bentuk lengkung gigi Ukuran cervico-incisal, mesiodistal caninus bawah Outline incisive pertama atas Lengkung gigi
Wanita Relatif lebih kecil Relatif lebih tipis Cenderung oval Lebih kecil
Pria Relatif lebih besar Relatif lebih tebal Tapered Lebih besar
Lebih bulat Relatif lebih kecil
Lebih persegi Relatif lebih besar
REKAM MEDIK DVI
a. Identifikasi dental dengan membandingkan data post mortem dan antemortem
Identifikasi dengan sarana gigi dilakukan dengan cara membandingkan antara dua data gigi yang diperoleh dari pemeriksaan gigi orang atau jenaah tak dikenal !data postmortem" dengan data gigi yang pernah dibuat sebelumnya dari orang yang diperkirakan !data antemortem"#
$ata gigi yang pernah dibuat sebelumnya !data antemortem" merupakan syarat utama untuk melakukan identifikasi dengan cara perbandingan ini# %emeriksaan gigi post&mortem' o
(igi yang ada dan yang tidak ada# Bekas gigi yang tidak ada apakah baru atau lama
o
(igi yang ditambal) jenis bahan dan klasifikasi tambalannya
o
*nomali bentuk dan posisi gigi
o
+aries atau kerusakan gigi yang ada
o
,enis dan bahan restorasi) perawatan rtehabilitasi yang mungkin ada' crown) bridge) basis orthodonti) gigi protesa) dsb#
•
o
*trisi atau keausan yang sebanding dengan usia
o
(igi -. sudah tumbuh atau belum
o
Lain&lain' cirri&ciri populasi dan geografis
%emeriksaan data antemortem $ata antemortem biasanya didapat dari kepolisian) coroner dan medical e/aminer# $ata&data antemortem tersebut antara lain berupa' o
$ental record' keterangan tertulis berupa odontogram atau catatan keadaan gigi pada pemeriksaan) pengobatan atau perawatan gigi
o
0oto Roentgen gigi
o
Cetakan gigi
o
%rothesis gigi atau alat orthodonsi
o
0oto close up muka atau profil daerah mulut dan gigi
o
+eterangan atau pernyataan dari orang&orang terdekat di bawah sumpah)dsb# $ata&data tersebut didapat dari prakter dokter gigi) rumah sakit) instansi&instansi pelayanan kesehatan gigi) lembaga1pusat pendidikan kedokteran gigi ataupuin keluarga# $ata ante mortem harus memenuhi keakuratan untuk dapat dibandingkan dengan data hasil pemeriksaan orang tak dikenal yang akan diidentifikasi' kelengkapan atau kesempurnaan catatan data) kejelasan data untuk diinterpretasikan dan criteria yang sama untuk diperbandingkan#
•
%erbandingan data antemortem dan postmortem Identifikasi dengan cara membandingkan data ini akan dapat member hasil identifikasi hingga tingkat individual)dapat menunjuk siapa orang yang diidentifikasi tersebut#$engan cara membandingkan data akan diperoleh 2 dari 3 situasi berikut ini' o
Identifikasi positive' item1bahan perbandingan antemortem dan postmortem memiliki database khas dan tidak terdapat perbedaan hasil observasi
o
Identifikasi kemungkinan' adamya kesamaan antara item1bahan perbandingan antemortem dan postmortem# 4amun beberapa informasi hilang atau kualitas item yang buruk sehingga tidak bisa dikembangkan menjadi positive identification
o
Bahan bukti identifikasi tidak cukup ' bahan bukti penunjang tidak cukup tersedia untuk perbandingan dan identifikasi definitive namun identitas korban tidak ditemukan
o
•
5ksklusi' bahan1bukti antemortem dan post&mortem sepenuhnya tidak sesuai
+ekurangan dari pemakaian metode perbandingan data ante mortem dan post mortem ini adalah o
sering dijumpai kesulitan untuk mendapatkan data antemortem' belum semua orang memiliki arsip data gigi dengan baik dan eadaan gigi setiap orang dapat berubah karena proses tumbuh kembang) kerusakan dan perawatan
o
+ualitas evidence yang diberikan) seringkali hanya terdapat fragment rahang untuk diidentifikasi
o
Restorasi gigi dapat terlepas atau meleleh pada suhu tinggi# *crilic meleleh dibawah suhu 637 °C) emas dan amalgam meleleh dibawah suhu 897 °C dan porselen meleleh di bawah temperature 2277
C# :erkadang temperature
°
ekstrem jugamengakibatkan gigi e/ploded atau shrunken !menyusut" RAHASIA KEDOKTERAN
*okter gigi dapat membuka kerahasiaan pasien bila . 1 Ada perintah dari hakim, sesuai pasal 18 ayat (1) KUHAPidana # Ada permintaan tertulis dari penyidik, sesuai pasal 1 KUHAPidana Untuk melaksanakan perintah atasan, sesuai pasal 1 KUHP, "ontohnya dokter militer 4 Untuk melaksanakan ketentuan U ndang Undang, sesuai p asal KUHPidana Kasus yang dihadapi menyangkut kepentingan umum yang membahayakan ketertiban umum, dimana pendapat dan keterangan yang diberikan dokter dapat memberi nilai bagi proses keadilan PERAN RADIOLOGI KEDOKTERAN FORENSIK
*alam ilmu kedokteran dan kedokteran gigi /orensik, radiogra9 ber/ungsi untuk melihat dan memantapkan rekonstruksi yang telah dilakukan pada temuantemuan organ tubuh manusia apabila terpe"ahpe"ah atau patah patah *alam merekonstruksi, hal yang dilakukan, yaitu. pertama kali adalah merekonstruksi gigi geligi ke dalam soket tulang al:eolar dan akurasinya harus dilakukan dengan roentgenogra9 periapikal Apabila seluruh akar pas tertanam ke dalam soket tulang al:eolar, maka rekonstruksinya telah benar Akan tetapi bila hanya
ser:ikal sa&a yang pas pada soket tulang al:eolar, sedangkan u&ung akarnya pada roentgenogram terlihat mengambang maka rekonstruksi ini tidak tepat dan harus dilakukan rekonstruksi dengan gigi lain Kemudian, setelah hasil rekonstruksi gigi geligi rahang atas maupun ba'ah selesai maka dilakukan rekonstruksi tulang rahang Apabila tidak ditemukan pe"ahanpe"ahan tulang rahang maka haruslah dilakukan rekonstruksi dengan menggunakan 'a; atau bubur koran bekas dengan menggunakan perekat sagu yang di&adikan satu drum penampungan koran bekas, setelah mongering penyambungan region regio tulang rahang yang hilang maka dengan menggunakan "utter dan amplas dibentuk anatomi dari rahangrahang tersebut Apabila tidak ditemukan pro"essus "ondyloideus maupun pro"essus "oronoideus maka harus dilakukan pembentukan pro"essus tersebut dengan menggunakan 'a; atau lumatan koran bekas tersebut %etelah rekonstruksi gigi selesai dan tulang rahang selesai maka di"ekatkan ke tulang tengkorak, kemudian dilakukan pula rekonstruksi tulangtulang muka (tulang /a"ial)+ekonstruksi 'a&ah yang dilakukan tersebut penting dilakukan untuk mengidenti9kasi 'a&ah dan tulang kepala dalam membentuk sketsa korban yang lengkap %etelah 'a&ah selesai direkonstruksi, harus dilakukan roentgenogra9 proyeksi posterior anterior, lateral tulang tengkorak, lateral tulang muka, dan panoramik
a Karakteristik gigi pada orang dengan ras Kaukasoid Permukaan palatal gigi insisi:us rahang atas rata atau tidak terdapat singulum %ering ter&adi crowding
engkung rahang sempit b Karakteristik gigi pada orang dengan ras =ongoloid igi insisi:us mengalami perkembangan penuh pada permukaan palatal sehingga singulum terlihat &elas (shovel shaped incisor ) !erdapat tiga (pit mesial, pit sentral, dan pit distal) pada gigi =1 +B Bentuk gigi molar. segiempat dominan " Karakteristik gigi pada orang dengan ras ?egroid - =emiliki ke"enderungan untuk ter&adi bimaxillary protrusion
igi insisi:us tidak memiliki singulum tetapi hanya terdapat lekuk ke"il sa&a Akar P1 dan P# rahang atasa "enderung membelah atau terdapat tri/ukarsi Premolar 1 rahang atas memiliki dua atau tiga "usps Bentuk gigi molar. segiempat membulat %ering di&umpai molar ke4 (paramolar) Bentuk 9sur gigi molar 1 rahang ba'ah seperti sarang labalaba
denti9kasi umur melalui gigi tetap menurut metode ussta/son =enurut ussta/son (1002), identi9kasi umur dari gigi tetap terdapat 2 kriteria yang disebut sebagai @%i; -hanges 6/ !he Physiologi"al Age Pro"ess in !eeth Keenam kriteria tsb antara lain 1 !he *egree 6/ Attrition Cang dimaksud adalah dera&at atau keparahan dari atrisiDaus nya permukaan kunyah gigi baik in"isal maupun oklusal sesuai dengan penggunaannya =akin usia lan&ut maka dera&at atrisinya makin parah # Altertion in the le:el o/ the gingi:al atta"hment Perubahan 9siologis akibat penggunaan gigi dari epitel atta"hment ditandai dengan turunnya atau dalamnya sulkus gingi:a yang melebihi # milimeter bahkan usia lan&ut, gingi:al atta"hment turun ke arah akar gigi sehingga terlihat seakanakan mahkota lebih pan&ang !he Amount o/ %e"ondary *entin Pembentukan sekunder dentin oleh karena penggunaan gigi atau atrisi dari permukaan oklusi yang biasanya berbentuk di atas atap pulpa sehingga makin usia lan&ut se"ara roentgenogra9s terlihat seakanakan pulpa &adi sempit karena sekunder dentinnya makin tebal =enurut Ceager 102, pembentukan sekunder dentin merupakan penyempurnaan pembentukan reprati/ dentin yang mempunyai estimasi kurang lebih 4 mi"ron per hari =enurut
hanya # mi"ron hingga pada usia $ tahun tebal tubular dentin tinggal 1 mi"ron 2 +oot +esorption +esorpsi akar gigi tetap akibat tekanan 9siologis dengan bertambahnya umur =ili demi mili diukur olehnya dalam penentuan umur akibat penggunaan gigi VISUM ET REPERTUM
1 Eisum et +epertum terbagi dalam bagian. Pembukaan. Kata @Pro etnan *ua) dentitas korban yang diperiksa, kasus dan barang bukti identitas !KP dan saatDsi/at peristi'a dentitas pemeriksa (!im Kedokteran 3orensik) dentitas saatD'aktu dan tempat pemeriksaan PelaporanDinti isi *asarnya obyekti/ medis (tanpa disertai pendapat pemeriksa) %emua pemeriksaan medis segala sesuatuDsetiap bentuk kelainan yang terlihat dan diketahui langsung ditulis apa adanya (AF) 4 Kesimpulan. landasannya subyekti/ medis (memuat pendapat pemeriksa sesuai dengan pengetahuannya) dan hasil pemeriksaan medis (poin ) Penutup. landasannya UndangUndangDPeraturan yaitu UU no 8 tahun 1081 dan >? no tahun 10$ serta %umpah
/ !idak menggunakan istilah asing g *itandatangani dan diberi nama &elas h Berstempel instansi pemeriksa tersebut i *iperlakukan sebagai surat yang harus dirahasiakan & Hanya diberikan kepada penyidik peminta :isum et repertum Apabila ada lebih dari satu instansi peminta, misalnya penyidik P6>+ dan penyidik P6=, dan keduanya ber'enang untuk itu, maka kedua instansi tersebut dapat diberi :isum et repertum masingmasing asli k %alinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan arsip pada umumnya, dan disimpan sebaiknya hingga # tahun