LOGO
ODONTOLOGI FORENSIK
KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KEPANITERAAN KEDOKT ERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
LOGO
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Wilayah Wilayah rawan bencana
Identifikasi
Kasus – Kasus – kasus kasus kejahatan
Bekas gigitan
Korban hidup Objek yang dapat diperiksa
Korban mati pelaku Benda Mati: Gigi,tanda gigitan, patahan rahang,saliva
LOGO
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Wilayah Wilayah rawan bencana
Identifikasi
Kasus – Kasus – kasus kasus kejahatan
Bekas gigitan
Korban hidup Objek yang dapat diperiksa
Korban mati pelaku Benda Mati: Gigi,tanda gigitan, patahan rahang,saliva
LOGO
Mengetahui apa yang dimaksud dengan odontologi forensik. Mengetahui kegunaan odontologi forensik dalam kasus – kasus kriminalitas dan bencana massal. Mengetahui cara – cara – cara cara melakukan identifikasi dengan odontologi forensik. Mengetahui cara membandingkan dan menganalisa jejas gigit (bite mark). Mengetahui peranan pemeriksaan DNA dari gigi dalam identifikasi.
LOGO
Memberi informasi pada dokter tentang pentingnya odontologi forensik. Memberi informasi kepada dokter tentang identifikasi menggunakan odontologi forensik. Memberi informasi kepada dokter tentang cara memeriksa bekas gigitan untuk mengungkap kasus-kasus forensik. Mengetahui peranan pemeriksaan DNA dari gigi dalam identifikasi.
LOGO
Gigi Manusia terdiri dari :
Bagian Gigi terdiri dari :
• Akar Gigi • Mahkota Gigi • Leher Gigi
• • • •
Email Dentin Sementum Pulpa
• Anak – anak memiliki 20 gigi desidual • Remaja memiliki 28 gigi permanent • Dewasa memiliki 32 gigi permanent lengkap
No
Gigi
Jumlah
1.
Incicivus tengah bawah
2 buah
5 – 10 10 bulan
2.
Incicivus tengah atas
2 buah
8 – 12 12 bulan
3.
Incicivus lateral atas
2 buah
9 – 13 13 bulan
4.
Incicivus lateral bawah
2 buah
10 – 14 14 bulan
5.
Molar pertama bawah
2 buah
13 – 16 16 bulan
6.
Molar pertama atas
2 buah
13 – 17 17 bulan
7.
Kuspid
4 buah
12 – 22 22 bulan
8.
Molar kedua
4 buah
24 – 30 30 bulan
55 54 53 52 51
61 62 63 64 65
85 84 83 82 81
71 72 73 74 75
Usia
Gambar 5.
Anatomi gigi susu
No
Gigi
Usia
1.
Molar pertama
6 – 7 7 tahun
2.
Incicivus
7 - 9 tahun
3.
Premolar
9 – 11 11 tahun
4.
Caninus
10 – 12 12 tahun
5.
Molar kedua
12 – 16 16 tahun
6.
Molar ketiga
17 – 25 25 tahun
18
17 16 15 14 13 12 11
21 22 23 24 25 26 27 28
48
47
31 32
46 45
44 43 42
41
33 34
35 36
37 38
Memotong, mengurangi, dan mencampurkan bahan makanan dengan air ludah selama mengunyah
Mempertahankan gigi untuk tetap berada dalam soket gigi dengan menunjang pertumbuhan dan perlindungan terhadap jaringan sekitarnya
Membantu artikulasi (untuk membedakan kata-kata)
LOGO
DEFINISI
ODONS
LOGIS
KEUNGGULAN Resisten terhadap pembusukan Kemungkinan tersedia data rekam medis Letak terlindungi secara anatomis Sangat spesifik → rasio sama 1:2.000.000.000 Menunjukkan ciri yang khusus tiap orang Tahan asam Tahan panas
Forensik
LOGO
Batasan Odontologi Forensik Identifikasi mayat yang tidak dikenal Penentuan umur dari gigi. Bite-mark Penentuan ras Analisis trauma oro-fasial Dental jurisprudence
Peranan pemeriksaan DNA dalam identifikasi
personal.
LOGO
Sejarah
Masa pemerintahan Kaisar Roma Claudius (49 SM) :
Agrippina & Lollia Paulina → gigi depan warna kehitaman Th 1776, perang Bukker Hill: drg.Paul Revere
mengenali korban Jend.Yoseph Warren dari gigi palsu yang dipakai Th 1837: Edwin Saunders → penentuan umur dgn
Gigi >>akurat TB
LOGO
pembunuhan Dr. George Parkman Professor JW
Webster : mutilasi dan dibakar → ditemukan satu blok gigi palsu 4 Mei 1897: 126 orang Farisi dibakar → Drg.
Oscar A, Drg. Davenport & Dgr. Braul berhasil mengidentifikasi dari gigi-geligi Th 1906 di Carlisle: pencurian dgn
meninggalkan bekas gigitan pada makanan. Th 1917 di dermaga Brooklyn: temuan mayat yg
telah hilang 8 thn dari gigi palsu yg dipakai
LOGO
Korban perang Dunia: 96% tentara
norwegia dapat dikenali dgn px.gigi Th 1960 : program instruksional formal kedokteran gigi forensik pertama dibuat (oleh A r m ed F o r c e In s t i t u t e o f Pa th o l o g y )
LOGO
KEGUNAAN ODONTOLOGI FORENSIK
• Pemeriksaan dan evaluasi diagnostik dan terapeutik • Identifikasi individu • Identifikasi, pemeriksaan dan evaluasi bekas gigitan
LOGO
IDENTIFIKASI
LOGO
PELVIS
CRANIUM
LOGO
PRIA
WANITA
UKURAN GIGI
GIGI
BENTUK GIGI KROMOSOM Y DARI PULPA DENTIN sex specific binding pattern dari DNA
LOGO
Penentuan GOLONGAN DARAH
“A b s o r p t i o n E l lu s i o n Tes t ”
IDENTIFIKASI RAS
Ukuran gigi Incicivus berbentuk sekop
Determinasi Ras
Carabeli’s kuspis Enamel Bentuk pulpa dentin
IDENTIFIKASI RAS Insisivus berbentuk sekop : orang-orang Asia
dan Amerika India.
IDENTIFIKASI RAS Carabeli’s kuspis pada permukaan mesolingual
insisivus 1 50% pada orang Amerika putih 34% pada AfroAmerika 5-20% pada Amerika India.
IDENTIFIKASI RAS open bite : orang suku Negroid.
IDENTIFIKASI RAS
Mongoloid
Kaukasoid Add Your Text
Negroid
Ras Mongoloid 1
2
Insisivus berbentuk sekop : 85-99%
Dens evaginatus : 1-4%
3
4 Lengkungan palatum berbentuk elips.
5
Company Logo
Ras Kaukasoid 1 Cusp carabelli
2 Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada gigi premolar kedua dari mandibula
3 Maloklusi pada gigi anterior
4 Palatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk lengkungan parabola
5 Dagu menonjol
Company Logo
Ras Negroid 1
2
3
premolar 1 2-3 tonjolan
open bite
Palatum berbentuk lebar
4 Protrusi bimaksila
GIGI
RAHANG ATAS
RAHANG BAWAH
Erupsi
Akar lengkap
Erupsi
Akar lengkap
(Bulan)
(tahun)
(bulan)
(tahun)
Gigi susu
Incisivus 1
7,5
1,5
6
1,5
Incisivus 2
9
2
7
1,5
Caninus
18
3,25
16
3,25
Molar 1
14
2,5
12
2,25
Molar 2
24
3
20
3
Incisivus 1
7-8
10
6-7
9
Incisivus 2
8-9
11
7-8
10
Caninus
11-12
13-15
9-10
12-14
Premolar 1
10-11
12-13
10-12
12-13
Premolar 2
10-12
12-14
11-12
13-14
Molar 1
6-7
9-10
6-7
9-10
Molar 2
12-13
14-16
11-13
14-15
Molar 3
17-21
18-25
17-21
18-25
Gigi permanen
1. Metode Schour dan Massler Tabel tentang gambaran pertumbuhan gigi mulai dari lahir sampai dengan umur 21 tahun 2. Metode Demirjian (1973) berdasarkan pada 7 gigi permanen mandibular 3. Metode Mincer (1993) menggunakan mineralisasi molar ketiga
4. Metode Brothwell
17 – 25 6
7
8
25 – 35 6
7
8
35 – 45 6
7
8
> 45 6
7
8
More advanced wear
Brothwell, DR (1981) Digging Up Bones 3rd British Museum and Oxford University Press
5. Metode Gustafon (1947) 6 buah parameter, masing-masing bernilai 0-3 A=0
A=1
S=0
A=2
S=1
P=0
A=3
S=2
P=1
S=3
P=2
P= T3= 3
T=2
C=0
T=0 R=0
T=1 R=1
C=1
R=3
R=2 C=2
C=3
6. Metode kuantitatif rumus Lamendin et al (1992): A = 0.18 x P + 0.42 x T + 25.53 A = usia dalam tahun P = tinggi periodontosisx 100/panjang akar T = tinggi transparasi x 100/panjang akar 7. Metode Ogino 1985 (Asam Aspartat) Ln (1+ D/L)/(1-D/L) = 2k (Aspartat)t + konstanta k = kinetik orde pertama t = usia sesungguhnya gigi seri tengah bagian bawah dan premolar pertama
KEBIASAAN TERTENTU O
• Perokok
O
• Pemakan sirih
O
• Penjahit
O
• Hai dresser
O
• Penghisap pipa
CIRI KHUSUS O
Ciri-ciri tertentu yang diketahui mengenai korban, ada yang langsung dapat dilihat, misalnya gigi depan yang dibungkus dengan logam kuning
Peran Odontologi Forensik Pada Bencana Massal
Penyebab Bencana : Alamiah Ulah Manusia
Onset Bencana : Mendadak/Akut Perlahan/Slow onset
Dental evaluation. Why ? Hardness > bone (Anorganic matrix > organic). (Burned 250o C, Ash 450o C). Anatomically covered by saliva & mouth. Individuality. Identical probability (1: 2 billion) Give more Information : age (eruption time & Gustaffson) , sex (Teeth shape, DNA), face profile, blood group, race. Accuracy > 50% (Bali bomb blaster I 56%, Situbondo bus burned, 63%, Jogjakarta GA-200 99%)
Mengapa diperlukan odontologi forensik:
Sering ditemukan jenazah yang sulit dikenali. Identifikasi pada korban bencana massal mutlak diperlukan, terutama pada korban mati krn menyangkut :
1. Pengendalian kekacauan pd masyarakat akibat bencana massal 2. Perwujudan penegakan hak asasi manusia untuk teridentifikasi 3. Aspek hukum terhadap ahli waris korban 4. Pencarian pelaku tindak kriminal
Ante Mortem
Post Mortem Compare
Reconsiliation
Identified/ not identified
Odontogram Identitas : Nama, alamat, sex, telpon Data medik lain : Gol darah, peny. sistemik,
alergi, dll
Tgl
Elemen Gigi
Keluhan/ Diagnosa
Perawatan
Paraf
BITE MARK
Bekas gigitan
senjata
Relatif mudah namun
masih ada banyak kontroversi tentang akurasi dari tanda bukti berupa bekas gigitan
Identifikasi mungkin dilakukan bila tanda masih baru
dan bersih. Bekas gigitan dapat disebabkan baik hewan maupun manusia, dewasa maupun anak-anak. Gigitan binatang misalnya anjing atau kucing berakibat luka tusukan, memotong dan merobek kulit akibat gigi carnivora. Manusia adalah omnivora, memiliki gigi yang serupa dalam ukuran, bentuk dan tonjolan tulang. Bila gigitan terlalu agresif, kulit bisa robek.
Pertumbuhan rahang manusia dan
perubahannya, membuat bekas gigitan yang ditinggalkan oleh seorang tersangka, tidak selalu mudah untuk dicocokkan secara akurat ke giginya. Namun, sering kali ditemukan air ludah pada
bekas gigitan, yang dapat membantu proses hukum melalui identifikasi DNA.
Gambaran bekas gigitan yang khas Pada perempuan yang paling sering digigit
adalah payudara, bokong dan kaki selama serangan seksual.
Sedangkan pada laki-laki biasanya terlihat pada
lengan dan bahu.
Bagaimana Bekas gigitan dikenali perbedaan yang sangat jelas dalam ukuran dan bentuk gigi
luka elips atau sirkuler
ukuran, bentuk, dan pola tepi gigitan dari gigi anterior yang dibentuk oleh lengkung gigi atas dan bawah dianggap spesifik untuk individu tersebut
Teknik pengumpulan bukti Seringkali bekas gigitan nampak jelas, tetapi
di lain waktu terlihat samar atau bahkan tidak terlihat dengan mata telanjang dan hanya dapat diambil ketika sinar Ultraviolet (UV) mendeteksi air liur. Sampel air liur dapat diambil dari gigitan dimana analisis DNA dan penentuan golongan darah pelaku dapat dilakukan.
Analisis Forensik Tanda Bekas Gigitan Dicetak Meninggal
tanda bekas gigitan akan
diambil atau dieksisi perangkat lunak analisis gigitan yang
terkomputerisasi cetakan gigi diambil
dibandingkan dengan data tanda bekas gigitan dan dicocokkan (Meliputi lekukan, lecet, striae, jarak antara kuspid, lebar gigi, ketebalan, keselarasan dan bentuk mulut)
Pemeriksaan Tanda Bekas Gigitan meliputi: Hubungan antar
rahang Bentuk dan ukuran
lengkung rahang Geligi yang ompong Renggang antar geligi
Adanya kelebihan gigi Adanya geligi yang
rotasi Lebar gigi Adanya tanda-tanda
khusus seperti fraktur
Metode pengumpulan bukti dalam pemeriksaan Tanda Bekas Gigitan
Pemeriksaan klinis
Fotografi Cetakan gigi
Sampel gigitan
Bukti dari tersangka kasus gigitan: Barang bukti berupa cetakan gigi dan sampel
gigitan yang diambil dari tersangka harus disertai kekuatan hukum. Barang bukti tersebut harus diperoleh atas
perintah pengadilan atau disertai informed konsen yang ditandatangani dan disaksikan.
Radiologi dalam proses identifikasi Pemeriksaan radiologis untuk tujuan identifikasi dapat
dibagi dalam tiga kelompok:
Untuk pemeriksaan struktur anatomis dari tulang mayat, apakah mayat yang diperiksa adalah manusia atau binatang dan selanjutnya untuk perkiraan umur dan seks dari mayat tersebut.
Untuk tujuan perbandingan atau comparison radiography, apabila kita sudah memiliki satu set dokumen foto rontgen dari korban yang dahulu dibuat untuk keperluan diagnosa.
Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan struktur tulang dari korban tersebut misalnya bekas tindakan operasi, kelainan kongenital dan kelainan karena suatu proses penyakit.
www.themegallery.com
Radiologi dalam proses identifikasi Macam foto rontgen yang dipakai Pada umumnya ada empat macam foto rontgen yang digunakan dalam bidang Odontologi Forensik:
Foto Panoramik
Foto Sefalometrik
Foto Periapikal
Foto Bite Wing
www.themegallery.com
Radiologi dalam proses identifikasi
KESIMPULAN •Odontologi forensik tersebut penting manfaatnya terutama dalam identifikasi dan pengungkapan kasus – kasus kriminalitas •Dengan Odontologi forensik, dapat ditentukan jenis kelamin seseorang,usia, ras, golongan darah, kebiasaan, bahkan ciri khas orang tersebut •bekas gigitan juga merupakan barang bukti yang penting •Sampel air liur dapat diambil dari gigitan dimana analisis DNA dan penentuan golongan darah pelaku dapat dilakukan
www.themegallery.com
DAFTAR PUSTAKA
Lukman D. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik . Jilid 1. CV Sagung Seto. Jakarta: 2006. 3.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1653/Menkes/SK/XII/2005/ tentang Pedoman Penanganan Bencana Bidang Kesehatan. http://125.160.76.194/peraturan/Permenkes%202005/KMK%20PENANGGULANGA N%20BENCANA.doc [diakses tanggal 22 Maret 2010]
Eckert WG. Forensic Odontology. In: Introduction to Forensic Sciences. 2 nd edition. CRC Press. Boca Raton: 1997.
Forensic Odontology . http//:www.policensw.com. [diakses 23 Maret 2010]
AtmadjaDS,dr.SpF,SH. Peranan Odontologi Forensik dalam Penyidikan . http://odontologiforensikinvestigasi.blogspot.com. [diakses tanggal 20 Maret 2010]
Peranan Forensik Odontologi Dalam Bencana Massal . http://wikipedia.com [diakses tanggal 22 Maret 2010]
PaulG.Stimson. Forensic Dentistry . CRC Press.Boca Raton :1997.
Robert Pickering.The use of forensic anthropology . CRC Press. Boca Raton: 2009.
Prof.Dr.R.M.Soelarko. Beberapa pengukuran cephalometrik pada tengkorak – tengkorak Indonesia sebagai dasar bagi norma – norma prothetik bangsa Indonesia.