PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN 2017
Page 178
MODUL 13 RANCANGAN CAMPURAN ASPAL PANAS (HOT MI X ) 1.
DASAR TEORI
Rancangan campuran aspal panas (hot (hot mix) mix) adalah nama lain dari aspal beton (aspal concrete) concrete) yaitu sesuatu campuran yang terdiri dari komponen-komponen agregat yang merupakan komponen terbesar dalam campuran dan bahan pengikatnya adalah aspal dimana cara pencampuran melalui proses pemanasan. A. Jenis-jenis Campuran Beraspal 1.
Latasir (Sand (Sand Sheet ) Kelas A dan B campuran-campuran ini ditujukan untuk jalan dengan lalu lintas ringan, khususnya pada daerah dimana agregat kasar sulit diperoleh. Pemilihan kelas A atau B terutama tergantung pada gradasi pasir yang digunakan. Campuran latasir biasanya memerlukan penambahan filler agar memenuhi kebutuhan sifat-sifat yang disyaratkan. Campuran ini mempunyai ketahanan yang rendah terhadap alur (rutting ), ), oleh sebab itu tidak boleh digunakan dengan lapisan yang tebal, pada jal an dengan lalu lintas berat dan pada daerah tanjakan.
2.
Lataston ( Hot Hot Roller Sheet ) Lataston (HRS) mempunyai persyaratan kekakuan yang sama dengan tipikal yang disyaratkan untuk aspal beton konvensional (AC) yang bergradasi menerus. Lataston terdiri dari dua macam campuran, yaitu : Lataston Lapis Pondasi (HRS- Base) Base) dan Lataston Lapis Permukaan (HRS Wearing Course) Course) dan ukuran maksimum agregat masing-masing campuran adalah 19 mm.
3.
Laston ( Asphlat Concrete) Concrete) Laston (Lapis Aspal Beton) lebih peka terhadap variasi kadar aspal maupun variasi gradasi agregat daripada Lataston (HRS). Aspal Beton (AC) terdiri dari tiga macam campuran, yaitu : Laston Lapis Aus 2 (AC-WC), Laston Lapis Aus 1 (AC-BC) dan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) dan ukuran maksimum agregat masing-masing campuran adalah 19 mm, 25,4 mm dan 37,5 mm. Hasil pengujian berat jenis pada semen portland adalah 3,153 gr/cc sedangkan berat jenis abu batu adalah 2,635 gr/cc.
Nurul Hasanah (2411151117) (2411151117)
Page 178
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN 2017
Page 178
Menurut spesifikasi campuran beraspal Departemen Pekerjaan Umum (2010), laston dibagi menjadi : 1. Laston sebagai lapisan aus, dikenal dengan nama AC-WC ( Asphalt Concrete-Wearing Course), diameter butir maksimal 19,0 mm, bertekstur halus. 2. Laston sebagai lapisan pengikat, dikenal dengan nama AC-BC ( Asphalt Concrete Binder Course), diameter butir maksimal 25,4 mm, bertekstur sedang. 3. Laston sebagai lapisan pondasi, dikenal dengan nama AC-Base ( Asphalt Concrete Base), diameter butir maksimal 37,5 mm, bertekstur kasar.
B. Gradasi Agregat Gradasi adalah susunan butir agregat sesuai ukurannya, ukuran butir agregat dapat diperoleh melalui pemeriksaan analisis saringan. Gradasi agregat dapat dibedakan atas : 1. Gradasi Seragam (Uniform Graded ) Gradasi seragam adalah gradasi agregat dengan ukuran yang hampir sama. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka (open graded ) karena hanya mengandung sedikit agregat halus sehingga terdapat banyak rongga atau ruang kosong antar agregat. Campuran beraspal yang dibuat dengan gradasi ini bersifat porus atau memiliki permeabilitas yang tinggi, stabilitas yang rendah dan memiliki berat isi yang kecil. 2. Gradasi Rapat ( Dense Graded ) Gradasi rapat adalah gradasi agregat dimana terdapat butiran dari agregat kasar sampai halus, sehingga sering juga disebut gradasi menerus atau garadasi baik (well graded ). Campuran dengan gradasi ini memiliki stabilitas yang tinggi, agak kedap terhadap air dan memiliki berat isi yang besar. 3. Gradasi Senjang (Gap Graded ) Gradasi senjang adalah gradasi agregat dimana ukuran agregat yang ada tidak lengkap atau ada fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya sedikit sekali. Campuran agregat dengan gradasi ini memiliki kualitas peralihan dari kedua gradasi yang disebut di atas. Untuk campuran aspal panas dikenal 2 macam gradasi sebagai berikut: 1. Aspal panas dengan 4 fraksi a. Kasar b. Sedang
Nurul Hasanah (2411151117)
Page 178
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN 2017
Page 178
c. Halus d. Filter 2. Aspal panas dengan multi fraksi Untuk praktikum ini menggunakan 2 fraksi yaitu agregat kasar dan agregat halus
C. Amplop Gradasi Agregat Gabungan Gradasi agregat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis campuran beraspal ACWC bergradasi halus pada gradasi ideal atau batas tengah seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. ... Amplop Gradasi Agregat Gabungan untuk Campuran Aspal % Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat dalam Campuran Ukuran Ayakan (mm)
Latsir (SS)
Lataston (HRS) Gradasi Senjang3
Kelas A
Kelas B
WC
Base
Laston (AC)
Gradasi Semi Senjang2 WC
Base
WC
BC
37,5
100
25 19
100
100
12,5 9,5
75 - 100
100
100
100
90 - 100
76 - 90
90 - 100
90 - 100
87 - 100
90 - 100
90 - 100
75 - 90
60 - 78
75 - 85
65 - 90
55 - 88
55 - 70
77 - 90
66 - 82
52 - 71
53 - 69
46 - 64
35 - 54
33 - 53
30 - 49
23 - 41
21 - 40
18 - 38
13 - 30
50 - 72 3
35 - 553
50 - 62
32 - 44
1,18 0,6
35 - 60
15 - 35
0,3
20 - 45
15 - 35
14 - 30
17 - 28
10 - 22
15 - 35
5 - 35
9 - 22
7 - 20
6 - 15
6 - 15
5 - 13
4 - 10
4-8
3-7
0,15
2.
10 - 15
90 - 100
100
90 - 100
2,36
100 100
4,75
0,075
Base
8 - 13
6 - 10
2-9
6 - 10
4-8
4-9
MAKSUD
Untuk menentukan gabungan proporsi agregat kasar dan agregat halus agar mendapatkan gabungan proporsi agregat yang ekonomis (dalam batas spesifikasi proyek) dan bitumen (aspal) yang akan menghasilkan campuran dengan bitumen atau aspal yang cukup untuk menjamin keawetan perkerasan dan stabilitas permukaan aspal yang memadai sehingga memenuhi kebutuhan lalu lintas tanpa adanya distorsi atau terjadinya pemindahan. Metode yang digunakan pada praktikum ini yaitu dengan metode trial and error berdasarkan amplop gradasi.
Nurul Hasanah (2411151117)
Page 178
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN 2017
Page 178
3.
BAHAN
Bahan yang digunakan yaitu % lolos agregat kasar dan halus hasil uji analisis saringan pada modul 8. Sampel agregat kasar menggunakan data dari kelompok 5 dan sampel agregat halus menggunakan data dari kelompok 14 sendiri. LABORATORIUM PERKERASAN JALAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
RANCANGAN CAMPURAN ASPAL PANAS ( HOT MI X ) Kelompok : 14 Tanggal : 05 Desember 2017
Jurusan
: Tenik Sipil
Asistensi : Wuri Ramadhayanti Bahan
Saringan
Analisa Saringan % Lolos
No
Ukuran (mm)
Agregat Kasar
Agregat Halus
½
12,7
98
100
3/8
10
78,50
97,02
4
5
70,85
90,94
8
2,36
48,30
66,97
16
1,18
25,95
39,91
30
0,6
14,90
20,07
50
0,3
11,65
10,55
100
0,15
7,20
5,51
200
0,075
1,55
3,44
0
0
Lolos
4.
PROSEDUR PRAKTIKUM
Untuk melakukakan perancangan campuran aspal panas (hot mix) langkah – langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1.
Siapkan data yang akan dipakai yaitu % lolos agregat kasar dan agregat halus dari hasil uji analisis saringan pada modul 8.
2.
Buatlah tabel bahan yang didalamnya terdapat nomor dan ukuran saringan serta analisa saringan & lolos agregat kasar dan agregat halus.
Nurul Hasanah (2411151117)
Page 178
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN 2017
Page 178
3.
Setelah itu buatlah tabel perhitungan dengan metode trial and error , masukkan tabel bahan kedalam tabel perhitungan, lalu tambahkan fraksi agregat kasar dan agregat halus serta total % fraksi.
4.
Komposisi fraksi agregat kasar dan agregat halusnya di coba – coba. Pastikan nilai proporsi agregat kasar dan agregat halus yang ditinjau 100%
5.
Hitung nilai fraksi agregat kasar dan agregat halus dengan cara nilai proporsi agregat dikalikan dengan analisis saringan % lolos pada setiap saringan
6.
Sedangkan untuk total % fraksi dengan cara menjumlahkan fraksi agregat kasar dengan fraksi agregat halus.
7.
Setelah itu buatlah tabel amplop gradasi yang didalamnya terdapat no saringan, batas atas dan batas bawah menurut Laston (AC), % fraksi dan keterangan.
8.
Cara mengetahui % fraksi terdapat dalam batas atas atau batas bawah pada amplop gradasi yaitu jika nilai % fraksi agregat berada dalam amplop gradasi rentang antara batas atas dan batas bawah maka berikan keterangan ok, jika berada diluar rentang tersebut maka berikan keterangan no.
9.
Apabila hasil dari keterangannya lebih banyak no maka coba-coba ganti proporsi agregat sampai mendaptkan nilai ok
10. Setelah hasilnya terdapat ok yang lebih dominan buatlag grafik dengan cara memplot data-data tersebut, pada sumbu x yaitu no saringan dan sumbu y batas bawah, % fraksi dan batas atas. 11. Untuk perhitungan aspal, gunakan rumus, dengan keterangan Ca untuk agregat kasar dan Fa untuk agregat halus, dan k diambil dari ketentuan jenis aspal yang digunakan yaitu Laston (AC) berkisar antara 0,5 - 1
= 0,035 (% ) + 0,045(% ) + 12. Untuk sampel aspal yang kedua, diambil dari hasil Pb. Jika untuk sampel 1 dikurangi 0,5 %, sampel 3 ditambah 0, 5%. Semua % aspal dikalikan dengan total agregat
Nurul Hasanah (2411151117)
Page 178
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN 2017
Page 178
5.
PELAPORAN
Data Hasil Praktikum LABORATORIUM PERKERASAN JALAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
RANCANGAN CAMPURAN ASPAL PANAS ( HOT MI X )
Kelompok
: 14
Tanggal
: 05 Desember 2017
Jurusan
: Tenik Sipil
Asistensi
: Wuri Ramadhayanti
Saringan
Analisis Saringan
Fraksi Agregat
Total (%)
No
Ukuran (mm)
Agregat Kasar
Agregat Halus
Kasar (%)
Halus (%)
1/2
12,5
98
100
73,50
25,00
98,50
3/8
9,5
78,50
97,02
58,88
24,25
83,13
4
4,75
70,85
90,94
53,14
22,74
75,87
8
2,36
48,30
66,97
36,23
16,74
52,97
16
1,18
25,95
39,91
19,46
9,98
29,44
30
0,6
14,90
20,07
11,18
5,02
16,19
50
0,3
11,65
10,55
8,74
2,64
11,38
100
0,15
7,20
5,51
5,40
1,38
6,78
200
0,075
1,55
3,44
1,16
0,86
2,02
Nurul Hasanah (2411151117)
Page 178
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN 2017
Page 178
Amplop Gradasi LABORATORIUM PERKERASAN JALAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI RANCANGAN CAMPURAN ASPAL PANAS (HOT MIX)
Kelompok
: 14
Tanggal
: 05 Desember 2017
Jurusan
: Tenik Sipil
Asistensi
: Wuri Ramadhayanti
Cek Proporsi Agregat pada Amplop Gradasi Gabungan % Berat lolos terhadap total agregat dalam campuran Fraksi
Laston (AC)
No Saringan
Agregat (%)
Wearing Course
Keterangan
Batas Atas
Batas Bawah
½
100
90
98,50
OK
3/8
90
77
83,13
OK
4
69
53
75,87
NO
8
53
33
52,97
OK
16
40
21
29,44
OK
30
30
14
16,19
OK
50
22
9
11,38
OK
100
15
6
6,78
OK
200
9
4
2,02
NO
Nurul Hasanah (2411151117)
Page 178
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN 2017
Page 178
LABORATORIUM PERKERASAN JALAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI RANCANGAN CAMPURAN ASPAL PANAS (HOT MI X)
Kelompok
: 14
Tanggal
: 05 Desember 2017
Jurusan
: Tenik Sipil
Asistensi
: Wuri Ramadhayanti
Proporsi Agregat 350 100
300 90 250 69 i 200 s k a r F %150
83.13 53 40
100 30 50
98.50
22
75.87
52.97
21
% Fraksi 77
90
Batas Bawah
53
29.44
16.19 15 9 6.78 11.38 14 9 2.02 6 4
Batas Atas
33
0 200
100
50
30
16
8
4
3/8
1/2
No Saringan
Diplot grafik mm blok
Nurul Hasanah (2411151117)
Page 178
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN 2017
Page 178
6.
PERHITUNGAN
Perhitungan pada saringan No.16 1.
Fraksi Agregat Kasar
= 25,95 x 75% = 19,46 %
2.
Fraksi Agregat Halus
= 39,91 x 25% = 9,98 %
3.
Total Fraksi Agregat No.16 = Fraksi Agregat Kasar + Fraksi Agregat Halus = 19,46 % + 9,98 % = 29,44 %
4.
Total fraksi agregat memenuhi syarat apabila berada pada rentang batas atas dan batas bawah Cek Proporsi Agregat pada Amplop Gradasi Gabungan % Berat lolos terhadap total agregat dalam campuran No Saringan
Fraksi
Laston (AC)
Agregat (%)
Wearing Course Batas Atas
Batas Bawah
40
21
16
5.
29,44
Keterangan
OK
Perhitungan Total Agregat Total Agregat
= 1000 gr
% CA x 1200 gr = 0,75 x 1000 gr = 750 gr
% FA x 1200 gr = 0,25 x 1000 gr = 250 gr
6.
Aspal Pb
= 0,035 (% CA) + 0,045 (% FA) + k = 0,035 x (75) + 0,045 x (25) + 1 = 4,75 %
7. Nilai Pb1 dan Pb2
Sampel 1 (Pb1) Sampel 1 = (Pb - 0,5 %) x Total Agregat = (4,75 % - 0,5 %) x 1000 gr = 4,25 % x 1000 gr = 42,5 gr
Nurul Hasanah (2411151117)
Page 178
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN 2017
Page 178
Sampel 2 Sampel 2 = Pb x 1000 gr = 4,75 % x 1000 gr = 47,5 gr
Sampel 3 (Pb2) Sampel
= (Pb + 0,5 %) x Total Agregat = (4,75 % + 0,5 %) x 1000 gr = 5,25 % x 1000 gr = 52,5 gr
7.
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dengan metode trial and error didapat komposisi agregat sebagai berikut dengan total berat agregat sebesar 1000 gr. a. Proporsi agregat yang diperoleh dari metode trial and error : 1) Agregat kasar sebesar 75% 2) Agregat halus sebesar 25% b. Maka kebutuhan agregat untuk campuran adalah: 1) Agregat kasar sebesar 750 gr 2) Agregat halus sebesar 250 gr Setelah didapat kebutuhan agregat untuk campuran kemudian didapat kebutuhan aspal sampel 1 sebesar 42,5 gr, nilai sampel 2 sebesar 47,5 gr dan nilai sampel 3 sebesar 52,5 gr. Terdapat 7 fraksi agregat yang memenuhi syarat yang berada pada rentang batas atas dan batas bawah dengan catatan aregat kasar menggunakan sampel data kelompok 5 dan agregat halus menggunakan sampel data kelompok 14 sendiri. Hal tersebut dikarenakan sampel data agregat kasar kelompok 14 kurang baik untuk digunakan dalam perencanaan sehingga pada perhitungan metode Trial and Error banyak fraksi agregat yang tidak memenuhi syarat.
Nurul Hasanah (2411151117)
Page 178