EXPERTISE ORIENTED MODEL (COUNTENANCE EVALUATION MODEL)
A. Pendahuluan
Perkembangan model evaluasi termasuk suatu fenomena yang menarik. Dahulu, orang banyak mempelajari evaluasi dengan kajian utamanya adalah tes dan pengukuran. Evaluasi lebih banyak diarahkan kepada dimensi hasil saja, belum masuk ke dimensidimens dimensii yang yang lainnya lainnya.. Studi Studi tentang tentang evalua evaluasi si belum belum begitu begitu menarik menarik perhatia perhatian n orang orang banyak, banyak, karena dinilai kurang memiliki memiliki nilai praktis. Baru sekitar tahun 1960-an, 1960-an, studi tentang evaluasi evaluasi mulai berdiri sendiri dan menjadi menjadi salah satu program studi di perguruan perguruan tinggi.
2
3. Consumer Oriented Model (CSE-UCLA Evaluation Model ), yang dikembangkan
Center for the Study of Evaluation-University of California in Los Angeles. 4. Expertise Oriented Model (Countenance Evaluation Model ), yang dikembangkan
oleh Stake. 5. Adversary
Oriented Model ( Formatif-Summatif Evaluation Model ), yang
dikembangkan oleh Michael Scriven. 6. Naturalistic and Participant Oriented Model (Goal Free Evaluation Model ), yang
dikembangkan oleh Michael Scriven. Dalam makalah ini, akan dikemukakan salah satu dari model-model evaluasi di atas, yaitu Expertise Oriented Model (Countenance Evaluation Model ).
3
Tiga hal yang dituliskan di antara dua matriks, menunjukkan objek atau sasaran dari evaluasi. Dalam setiap program yang dievaluasi, evaluator harus mampu mengidentifikasikan tiga hal, yaitu: 1. Antecedents, yang diartikan sebagai input/masukan. Contohnya: latar belakang
guru dan peserta didik, ketersediaan sumber daya. 2. Transaction, yang diartikan sebagai proses. Contohnya: interaksi antara guru
dengan peserta didik. 3. Outcomes, yang diartikan sebagai hasil. Contohnya: hasil belajar peserta didik.
Selanjutnya, kedua matriks yang digambarkan sebagai deskripsi (description) dan pertimbangan ( judgement ), yang menunjukkan langkah-langkah yang terjadi selama proses evaluasi. Matriks pertama, yaitu matriks deskripsi, berkaitan atau menyangkut dua hal yang
4
Misalkan ingin dilakukan evaluasi terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan menggunakan model Stake ini, maka tahapan dalam evaluasinya sebagai berikut: 1. Matriks Deskripsi a.
Kategori pertama dari matriks deskripsi adalah intens.
Intens diartikan sebagai sesuatu yang direncanakan pengembang kurikulum atau program. Dalam konteks KTSP, kurikulum tersebut adalah kurikulum yang dikembangkan atau digunakan oleh satu satuan pendidikan. Sedangkan program adalah silabus dan Rencana Program Pengajaran (RPP) yang dikembangkan guru. Guru sebagai pengembang program merencanakan keadaan/persyaratan yang diinginkannya untuk suatu kegiatan kelas tertentu. Misalnya yang berhubungan dengan minat, kemampuan, pengalaman, dan lain sebagainya dari peserta didik. Kategori ini terdiri atas antecedents (input/masukan), ransaction (proses), dan
5
b.
Kategori ke dua dari matriks pertimbangan adalah judgement .
Judgement adalah kategori pertimbangan. Kategori ini menghendaki evaluator melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan dari kategori yang pertama dan ke dua pada Matriks Deskripsi sampai kategori pertama pada Matriks Pertimbangan. Suatu evaluasi harus sampai kepada pemberian pertimbangan terhadap antecedents (input/masukan), t ransaction (proses), dan outcomes (hasil).
C. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi
Menurut Woods (1988), dalam melakukan evaluasi sebelum melakukan pengumpulan data, maka para evaluator harus bertemu terlebih dahulu untuk membuat kerangka acuan yang berhubungan dengan antecedents (input/masukan), t ransaction (proses), dan outcomes (hasil). Hal tersebut dilakukan tidak hanya untuk memperjelas
6
D. Studi Kasus: Evaluasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Matematika Kelas 8 di SMP 171 Jakarta
Untuk melakukan evaluasi terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran matematika kelas 8 di SMP 171 Jakarta dengan menggunakan model Expertise Oriented (Countenance Evaluation), maka tahapan dalam evaluasinya sebagai berikut: 1. Matriks deskripsi kategori intens (maksud/tujuan) a.
Komponen antecedents (masukkan)
1) Mengevaluasi hasil belajar matematika dari peserta didik di kelas 7. 2) Mengevaluasi kompetensi guru matematika, dimana guru yang akan mengajar
harus memenuhi persyaratan sebagai tenaga pengajar dan pendidik, khususnya dalam mata pelajaran matematika.
7
2. Matriks deskripsi kategori observation (hasil pengamatan) a.
Komponen antecedents (masukkan)
1) Melihat hasil evaluasi summatif matematika dari peserta didik di kelas 7. 2) Melakukan pengamatan terhadap kompetensi guru matematikanya. 3) Melakukan pengamatan terhadap keadaan sarana dan prasarananya. b.
Komponen t ransaction (proses)
1) Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar mata
pelajaran matematika di kelas 8. 2) Melihat hasil evaluasi formatif matematika dari peserta didik di kelas 8. c.
Komponen outcomes (hasil)
8
b.
Komponen t ransaction (proses)
1) Standar
acuan
untuk
penguasaan
guru
matematika
terhadap
bahan
pembelajaran dan interaksi dengan peserta didik adalah kompetensi professional dan kompetensi pedagogik guru. 2) Standar acuan untuk proses belajar matematika (dilihat dari hasil evaluasi
formatif matematika) dari peserta didik di kelas 8 adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika di SMP 171 Jakarta. c.
Komponen outcomes (hasil)
Standar acuan untuk hasil belajar matematika (dilihat dari hasil evaluasi summatif matematika) dari peserta didik di kelas 8 adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika di SMP 171 Jakarta. 4. Matriks pertimbangan kategori judgement
9
2) Pertimbangan terhadap interaksi guru matematika dengan peserta didik
dengan mengacu pada kompetensi pedagogik guru. 3) Pertimbangan terhadap proses belajar matematika (dilihat dari hasil evaluasi
formatif matematika) dari peserta didik di kelas 8 dengan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika di SMP 171 Jakarta. c.
Komponen outcomes (hasil)
Pertimbangan terhadap hasil belajar matematika (dilihat dari hasil evaluasi summatif matematika) dari peserta didik di kelas 8 dengan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika di SMP 171 Jakarta.
10
Intens Mengevaluasi:
Standard
Observation Pengamatan terhadap:
• hasil belajar matematika dari peserta didik di kelas 7 • kompetensi guru matematika • sarana dan prasarana Mengevaluasi: • penguasaan guru matematika terhadap bahan pembelajaran matematika
udgement
Mengacu pada:
Pertimbangan terhadap: • hasil belajar matematika (hasil • hasil evaluasi summatif matematika • Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) evaluasi summatif) dari peserta didik dari peserta didik di kelas 7 mata pelajaran matematika di kelas 7 dengan mengacu pada Antecedents • kompetensi guru matematika • kompetensi guru matematika • 4Kompetensi Guru dengan mengacu pada 4 Kompetensi Guru • sarana dan prasarana yang • keadaan sarana dan prasarana • keadaan sarana dan prasarana memadai (memadai/tidak memadai) Pengamatan terhadap: Mengacu pada: Pertimbangan terhadap:
• pelaksanaan kegiatan belajarmengajar mata pelajaran matematika
• kompetensi professional dan kompetensi pedagogik guru
• interaksi guru matematika dengan peserta didik dengan mengacu pada kompetensi pedagogik guru
Transaction
• interaksi guru matematika dengan peserta didik
• penguasaan guru matematika terhadap bahan pembelajaran matematika dengan mengacu pada kompetensi professional guru
• proses belajar matematika dari peserta didik
• hasil evaluasi formatif matematika dari peserta didik
• proses belajar matematika (hasil • Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) evaluasi formatif) dari peserta didik mata pelajaran matematika dengan mengacu pada KKM
Mengevaluasi:
Pengamatan terhadap:
Mengacu pada:
• hasil belajar matematika dari peserta didik
• hasil evaluasi summatif matematika Outcomes dari peserta didik
Description Matrix
Pertimbangan terhadap: • hasil belajar matematika (hasil • Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) evaluasi summatif) dari peserta didik mata pelajaran matematika dengan mengacu pada KKM
Judgement Matrix
Gambar 2: Matriks Evaluasi KTSP Mata Pelajaran Matematika Kelas 8 di SMP 171 Jakarta