1
http://id.wikipedia.org/wiki/produksi
Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikroekonomi dan Makroekonomi Edisi Ketiga(Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2008)hal.95
Robert S. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld, Mikroekonomi Edisi Kedelapan(Jakarta: Erlangga, 2014)hal.218
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta:Rajagrafindo Persada,1994)hal.193
Robert S. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld, op.cit,hal.220
Sadono Sukirno, op.cit,hal.195
Ibid, hal.199
Robert S. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld, op.cit,hal.262
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikroekonomi dan Makroekonomi Edisi Ketiga(Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008)hal.113
Sadono Sukirno, op.cit, hal.201
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Op.Cit, hal.113
Ibid, hal.114
Sadono Sukirno, op.cit, hal.202
Ibid, hal.203
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Op.Cit, hal.114
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku konsumen. Bila konsumen mengalokasikan anggarannya untuk konsumsi, produsen mengalokasikan dananya untuk penggunaan faktor produksi.
Dalam aktivitas produksi, teori produksi mempunyai dua periode waktu. Yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Makalah ini akan membahas tentang teori produksi menggunakan periode waktu jangka panjang. Dimana pada periode waktu tersebut memungkinkan perusahaan untuk menambah atau mengubah seluruh faktor produksi (input). Kemungkinan ini menyebabkan perusahaan tidak lagi mengeluarkan biaya tetap. Semuanya adalah biaya berubah. Dan membuat keadaan dalam industri juga mengalami perubahan.
Rumusan masalah
Bagaimana teori produksi yang diterapkan perusahaan menggunakan periode waktu jangka panjang?
Bagaimana cara produsen memperoleh keseimbangannya?
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Atau proses pengubahan input menjadi output. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku konsumen. Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumsi, produsen mengalokasikan dananya untuk penggunaan faktor produksi atau yang akan diproses menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk faktor produksi. Dalam mengonsumsi barang berlaku The Law of Diminishing Marginal Utility (LDMU), sedangkan dalam penggunaan faktor produksi berlaku The Law of Diminishing Return (LDR). Produsen juga memiliki pengetahuan yang lengkap atas faktor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat produksi maksimum.
Faktor Produksi
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Proses produksi, yaitu mengubah input menjadi output (produk) merupakan esensi yang dilakukan oleh perusahaan. Input, yang juga disebut faktor produksi, meliputi sumber daya apa pun yang digunakan perusahaan dalam proses produksi.
Dalam perusahaan roti, misalnya, input-inputnya antara lain tenaga kerja; bahan mentah, seperti terigu dan gula; dan modal yang diinvestasikan dalam bentuk oven, mixer, dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk menghasilkan output seperti roti, kue, dan pastri.
Faktor produksi atau input dibagi ke dalam 4 kategori, yakni tenaga kerja, sumber daya alam, modal dan kewirausahaan. Yang masing-masing mungkin dapat terbagi lagi menjadi beberapa bagian.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang.
Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:
Tenaga kerja terdidik terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal. Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti
Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman. Contoh : montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani. Contoh : tukang kuli pikul, buruh tani, tukang sapu.
Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber daya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
Tanah, tumbuhan, hewan.
Udara, sinar matahari, hujan.
Bahan tambang, dan lain sebagainya
Faktor produksi sumber daya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di alam langsung.
Modal
Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.
Kewirausahaan
Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien.
Pengusaha berkaitan dengan manajemen. Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.
Fungsi Produksi
Hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor produksi, speerti telah dijelaskan, dapat dibedakan kepada empat golongan, yaitu tenaga kerja, sumber daya alam, modal, dan kewirausahaan. Di dalam teori ekonomi, di dalam menganalisis mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi yang belakangan dinyatakan (SDA, modal, dan kewirausahaan) adalah tetap jumlahnya. Henya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Dengan demikian, di dalam menggambarkan hubungan di antara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang digambarkan adalah hubungan di antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai.
Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai :
Q = f (K,L,R,T)
Dimana : Q = jumlah barang yang diproduksi (output)
K = capital (modal)
L = labour (tenaga kerja)
R = resources (sumberdaya alam)
T = teknologi
Konsep Produksi Jangka Panjang
Dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan kegiatan produksi, teori ekonomi membedakan jangka waktu analisis kepada dua jangka waktu, yakni : jangka pendek dan jangka panjang.
Analisis kegiatan produksi yang menggunakan jangka pendek, adalah analisis dimana faktor produksi yang digunakan perusahaan dianggap tetap dan hanya ada satu faktor produksi saja yang dapat diubah (variabel). Dimisalkan faktor produksi yang dapat mengalami perubahan tersebut adalah tenaga kerja. Analisis ini juga bisa disebut 'Produksi dengan Satu Input Variabel' atau 'Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah'.
Konsep produksi jangka panjang atau teori produksi dengan periode waktu jangka panjang adalah suatu proses produksi dimana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel.
. Ini berarti bahwa dalam konsep jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan. Di dalam jangka panjang perusahaan juga dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang berlaku di pasar.
Dalam konteks manajemen, jangka panjang dan jangka sangat panjang berkaitan dengan waktu kronologis. Misalnya ada kualaifikasi yang menyatakan bahwa jangka panjang berkisar antara 5 – 25 tahun. Jangka sangat panjnag bila waktunya lebih dari 25 tahun.
Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah
Teori produksi ini adalah teori produksi yang menggunakan periode jangka panjang. Pada teori ini terdapat dua faktor produksi yang dapat diubah, dimisalkan tenaga kerja dan modal adalah faktor-faktor produksi yang sama-sama bersifat variabel(dapat diubah). Dimisalkan pula bahwa kedua faktor produksi yang dapat diubah tersebut dapat ditukar-tukarkan penggunaannya; yaitu tenaga kerja dapat menggantikan modal atau sebaliknya. Apabila dimisalkan harga tenaga kerja dan pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui, analisis tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usahanya untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat ditunjukkan melalui pendekatan isoquant dan isocost.
Kurva Produksi Sama (Isoquant)
Yang dimaksud dengan isoquant adalah kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama.
Kurva isoquant memiliki ciri-ciri sama dengan kurva indefferensi dalam teori prilaku konsumen.
Contoh : pada tabel 9.2 dimana terdapat seorang pengusaha yang ingin memproduksi suatu barang sebanyak 1000 unit. Untuk memproduksi barang tersebut ia menggunakan tenaga kerja dan modal yang penggunaannya dapat dipertukarkan. Pada tabel tersebut digambarkan terdapat empat gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan produksi sebanyak 1000 unit.
Tabel 9.2
Combination
Units of Capital
Units of Labour
Total
Output
A
6
1
1000 unit
B
3
2
C
2
3
D
1
6
Kurva IQ dalam gambar 9.2 dibuat berdasar gabungan tenaga kerja dan modal yang terdapat dalam tabel 9.2.. Kurva tersebut adalah kurva produksi sama atau isoquant. Ia menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Dalam contoh tersebut yang dibuat adalah tingkat produksi sebanyak 1000 unit.
Disamping itu, di atas kurva IQ terdapat pula kurva IQ1, IQ2, IQ3 yang menunjukkan jumlah produksi yang makin meningkat tergantung pada gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal yang dibutuhkan.
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa isoquant memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Mempunyai kemiringan negatif.
Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin banyak/tinggi jumlah output.
Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant lainnya.
Isoquant cembung ke titik origin.
Ketika sejumlah isoquant digabungkan pada satu grafik, kita dapat menyebut grafik tersebut sebagai peta isoquant. Contoh di atas menunjukkan 4 dari banyak isoquant yang menjadikan peta isoquant. Peta isoquant adalah cara lain untuk menggambarkan fungsi produksi, seperti halnya peta indiferensi sebagai cara menggambarkan fungsi utilitas. Setiap isoquant sesuai dengan beragam tingkat output, dan tingkat output bertambah saat kita menaiki kurva tersebut.
Isoquant menunjukkan fleksibilitas yang dimiliki perusahaan ketika membuat keputusan produksi: Mereka biasanya dapat memperoleh output tertentu dengan menyubstitusikan satu input atas input lainnya. Penting bagi manajer untuk memahami sifat fleksibilitas ini. Dengan mempertimbangkan fleksibilitas ini dalam proses produksi, manajer dapat memilih kombinasi input yang meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba.
Garis Biaya Sama (Isocost)
Isocost adalah kurva yang menunjukan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya yang sama. Kombinasi pengunaan ciri-ciri kurva isocost sama dengan budget line atau kurva garis anggaran dalam teori perilaku konsumen.
Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus meminimumkan biaya produksi. Untuk itulah garis biaya sama (isocost) dibuat. Pembuatan isocost memerlukan data-data sebagai berikut :
Harga faktor-faktor produksi yang digunakan
Jumlah uang yang diguakan untuk membeli faktor-faktor produksi.
Garis isocost menggambarkan rasio antara upah buruh dengan kapital, dengan formula sebagai berikut:
C = Total cost
r = biaya sewa/ cost of capital (K)
w = upaha tenaga kerja/ wage of labour (L)
Sedangkan slope (kemiringan) dari isocost adalah :
Atau rasio negatif antara upah dibagi dengan biaya sewa. Garis isocost dikombinasikan dengan garis isoquant untuk menentukan titik produksi optimal (pada tingkat output tertentu).
Jika terjadi perubahan harga faktor produksi, kurva isocost akan berotasi. Namun jika yang berubah adalah kemampuan anggaran, kurva isocost bergeser sejajar.(diagram 5.15)
Contoh :
Upah tenaga kerja Rp 10.000
Biaya modal per-unit Rp 20.000
Jumlah uang yang tersedia Rp 80.000
Maka untuk memperoleh "modal" saja, akan diperoleh :
80.00020.000=4 unit
Sedangkan untuk memperoleh "tenaga kerja" saja, akan
memperoleh : 80.00010.000 = 8 unit
Seterusnya titik A pada TC menunjukkan dana sebanyak Rp 80.000 dapat digunakan untuk memperoleh 2 unit modal dan 4 pekerja. Dalam gambar 9.3 ditunjukkan beberapa garis biaya sama yang lain yaitu TC1, TC2, TC3.garis-garis tersebut menunjukkan garis biaya sama apabila jumlah uang yang tersedia adalah Rp 100.000, Rp 120.000 dan Rp 140.000.
Keseimbangan Produsen
Keseimbangan produsen terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q. Di titik persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang maksimum. Keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi. Analisis perubahan keseimbangan produsen analogis dengan analisis perilaku konsumen.
Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi, yaitu maksimalisasi output atau minimalisasi biaya. Prinsip maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah ditentukan, dicapai output maksimum (Diagram 5.16.a). Prinsip minimalisasi biaya menyatakan target output yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum (Diagram 5.16.b).
Bagaimana cara memaksimumkan produksi jika anggaran untuk melakukan produksi sudah ditentukan? Dan bagaimana cara meminimumkan biaya jika jumlah barang yang ingin diproduksi telah ditentukan?
Kedua persoalan tersebut akan muncul jika perusahaan menggunakan analisis jangka panjang (dua faktor berubah) dalam kegiatan produksinya. Dan dengan menggabungkan dua kurva; isoquant dan isocost, perusahaan dapat menjawab dua persoalan tersebut.
Misal, biaya untuk membeli per-unit modal adalah Rp 15.000,-, upah tenaga kerja Rp 10.000,-, dan biaya yang disediakan produsen adalah Rp 300.000,-.
Gambar 9.4 adalah gambar yang menggabungkan dua kurva isoquant dan isocost.
Dapat dilihat bahwa keadaan yang akan memaksimumkan jumlah produksi ditunjukkan pada kurva produksi sama (isoquant) 2. Yaitu dalam penggabungan, ditunjukkan pada titik E. Titik ini terletak di kurva produksi sama yang paling tinggi, yaitu kurva produksi sama pada tingkat produksi sebanyak 2500 unit. Ini berarti gabungan yang diwujudkan titik E akan memaksimumkan jumlah produksi yang dapat dibiayai oleh uang sebanyak Rp 300.000,-. Dimana gabungan tersebut terdiri dari 12 unit modal dan 12 unit tenaga kerja.
Sedangkan untuk membuat analisis tentang keadaan yang bagaimana yang akan meminimumkan biaya jika jumlah produksi telah ditentukan? Kita membuat permisalan produsen ingin memproduksi sebanyak 1500 unit.
Dalam analisis ini digambarkan pada gambar 9.4 bahwa kurva Isoquant dipotong dan sisinggung oleh garis Isocost pada titik A, B, Q, R, dan P. Titik-titik ini adalah gabungan dari tenaga kerja dan modal yang digunakan untuk menghasilkan jumlah produksi sesuai keinginan. Dari penggabungan tersebut, yang biayanya paling minimum adalah gabungan yang ditunjukkan oleh titik yang terletak pada garis Isocost yang paling rendah. Dan titik P adalah garis Isocost yang menyinggung kurva Isoquant yang paling rendah. Dengan demikian, titik ini menggambarkan gabungan tenaga kerja dan odal yang membutuhkan biaya yang paling rendah atau minimum untuk menghasilkan 1500 unit. Dimana faktor produksinya terdiri dari 9 tenaga kerja dan 8 unit modal, dengan biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp 210.000,-.
Keputusan maksimalisasi output atau minimalisasi faktor produksi sangat tergantung pada tujuan atau misi yang diemban perusahaan atau lembaga. Perusahaan umumnya memiliki tujuan maksimalisasi laba, sehingga biasanya prinsip efisiensi perusahaan adalah maksimalisasi output. Tetapi lembaga-lembaga yang tidak berorientasi laba maksimum (nir laba atau non profit) seperti lembaga-lembaga swadaya masyarakat, menggunakan prinsip minimalisasi biaya. Pada kondisi-kondisi tertentu perusahaan pun dapat menggunakan prinsip-prinsip minimalisasi biaya. Misalnya badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang penyediaan jasa publik tertentu menggunakan prinsip minimalisasi biaya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menggunakan teori produksi periode jangka panjang dapat mengubah dua atau lebih faktor produksinya. Dengan begitu, perusahaan tersebut dengan mudah mampu menyesuaikan jumlah produksi dengan keadaan pasar.
Dan dengan menggunakan kurva isoquant dan garis isocost, perusahaan akan lebih mudah menganalisis keadaan yang bagaimana yang akan meminimumkan biaya dan memaksimalkan hasil produksinya (output).
DAFTAR PUSTAKA
Nicholson, Walter. 1995. Teori Ekonomi Mikro Prinsip Dasar dan Pengembangannya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Pindyck, Robert S., Daniel L. Rubinfeld. 2012. Mikroekonomi. Jakarta: Erlangga.
Rahardja, Prathama, Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sukirno, Sadono. 1994. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
http://id.wikipedia.org/wiki/produksi