MEKANISME IMUNITAS DAN REAKSI ALERGI
A. PENGERTIAN SISTEM IMUN Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk
virus,
bakteri,
protozoa
dan
parasit.
Sistem
kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh
dan
molekul
lain
seperti
yang
terjadi
pada
autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor. (ikipedia.!om) Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan
organ
khusus
pada
suatu
organisme.
"ika
sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap
infeksi
bakteri
dan
virus,
serta
menghan!urkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. "ika sistemkekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan #u, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker. Sistem imun adalah serangkaian molekul, sel dan organ yang bekerja sama dalam mempertahankan tubuh dari serangan luar yang dapat mengakibatkan penyakit, seperti bakteri,jamur dan virus. $esehatan tubuh bergantung pada kemampuan
sistem
imun
untuk
mengenali
dan
menghan!urkankan serangan ini. jadi kalo kelainan sistem
imun berarti kemampuan untuk mempertahankan kekebalan tubuh terganggu sehingga mudah diserang penyakit.
B. FUNGSI SISTEM IMUN %. &elindungi tubuh
dari
invasi
penyebab
penyakit
menghan!urkan ' menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta yang masuk ke dalam . tumor) &enghilangkan jaringan atau tubuh sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan. . &engenali dan menghilangkan sel yang abnormal. Sasaran utama: bakteri patogen ' virus.*eukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, ' sel mast)
C. LETAK- LETAK SISTEM IMUN %. Sumsum Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel+ sel induk dalam sumsum tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih (termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel+sel dari sistem kekebalan tubuh juga terdapat di tempat lain. Sel+Sel dalam sistem imun : a. agosit monokulear Sistem fagosit monokulear terdiri atas monosit dalam sirkulasi dan makrofag dalam jaringan . %) &onosit Selama hematopoiesis dalam sumsum tulang, sel
progenitor
granulosit-monosit
berdiferensiasi
menjadi premonosit yang meninggalkan sumsum tulang
dan
masuk
kedalam
sirkulasi
untuk
selanjutnya berdiferensiasi menjadi monosit matang dan berperan dalam berbagai fungsi. &onosit adalah fagosit yang didistribusikan se!ara luas sekali di organ limfoid dan organ lainnya. ) &akrofag &onosit yang seterusnya hidup dalam jaringan sebagai makrofag residen, berbentuk khusus yang tergantung dari alat-jaringan yang ditempati, dan dinamakan sesuai dengan lokasi jaringan sebagai berikut : a) sus : makrofag intestinal b) $ulit : sel dendritik atau sel langerhans !) /aru 0 makrofag alveolar, sel langerhans d) "aringan ikat 0 histiosit e) 1ati : sel kuppfer f) 2injal : sel mesangial g) 3tak : sel mi!roglia h) 4ulang : osteoklas &akrofag rangsanggan, men!erna
anti
di dapat gen
aktifkan
oleh
memakan, eksogen,
berbagai menangkap,
seluruh
mikro
organisme, partikel tidak larut dan bahan endogen seperti sel penjamu yang !edera atau mati. &akrofag sel utama fagositosis. 4erdiri dari ma!am : makrofag bebas dan makrofag 5ksasi (tinggal di organ). Sel makrofag sebagai sel 6/7 (6ntigen /resenting 7ell) yang mempunyai molekul &17. &17 kelas I aken mengaktivasi sel 4!, $elas II mengaktivasi sel 4h, &17 kelas III menstimulasi sistem komplemen. b. agosit polimorfonuklear
agosit
polimorfonu!lear
granulosit dibentuk
dalam
atau
polimorf
atau
sumsum tulang dalam
ke!epatan 8 juta-menit dan hidup selama + hari, sedang monosit-makrofag dapat hidup untuk beberapa bulan sampai tahun. 2ranulosit merupakan sekitar 9+ ;< dari seluruh jumlah sel darah putihnormal dan dapat keluar dari pembuluh darah. 2ranulosit dibagi menurut pewarnaan histologik menjadi neutro5l dan eosino5l. 1)
Neutrofl &erupakan sebagian besar dari leukosit dalam sirkulasi. =iasanya hanya berada dalam sirkulasi kurang
dari
;+%
jam
sebelum
bermigrasi
ke
jaringan, dan hidup selama beberapa hari dalam jaringan.
>eutro5l
mempunyai
reseptor
untuk
Ig2dan komplemen 2)
Eos!ofl &erupakan +?< dari sel darah putih orang sehat tannpa alergi. Seperti neutro5l, eosino5l juga dapat berfungsi sebagai fagosit. @osino5l dapat pula di
rangsang
untuk
degranulasi
seperti
halnya
dengan sel mast dan baso5l serta melepas mediator. @osino5l juga berperan dalam imunitas parasit dan memiliki berbagai reseptor. ungsi utama eosino5l adalah melawan infeksi parasit dan dapat juga memakan antigen antibody. Sel lain : a.
Sel dendritik : me nyajikan antigen yang terikat
b.
protein &17 kelas II Sel *angerhans : menyajikan antigen yang terikat protein &17 kelas II
2 . T " u s Aalam kelenjar timus sel+sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum lepas ke dalam sirkulasi. /roses ini memungkinkan sel 4 untuk mengembangkan atribut penting yang dikenal sebagai toleransi diri.
#. Get$% &e!!' $elenjar
getah
bening
berbentuk
ka!ang
ke!il
terbaring di sepanjang perjalanan limfatik. 4erkumpul dalam situs tertentu seperti leher, aBillae, selangkangan dan para+aorta daerah. /engetahuan tentang situs kelenjar getah bening yang penting dalam pemeriksaan 5sik pasien. Sistem limfoid manusia sebagai berikut: a. 3rgan utama: tulang sumsum (di pusat !ekungan tulang) dan kelenjar timus (terletak di belakang tulang dada di atas jantung). b. Sekunder organ pada atau dekat portal kemungkinan masuknya patogen: kelenjar gondok, amandel, limpa (terletak di bagian kiri atas perut), kelenjar getah bening (di sepanjang pembuluh limfatik dengan konsentrasi di leher, ketiak, perut, dan pangkal paha), /eyerCs pat!h (dalam usus), dan usus buntu. !. &ukosa jaringan limfoid terkait (&6*4) Ai samping jaringan limfoid berkonsentrasi dalam kelenjar getah bening dan limpa, jaringan limfoid juga ditemukan di tempat lain, terutama saluran pen!ernaan, saluran pernafasan dan saluran urogenital.
D. FISI(L(GI SISTEM IMUN
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi
pengaruh biologisluar
tubuh
dengan
terhadap
mengidenti5kasi
dan
membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai ma!am pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan
melindungi
tubuh
dari infeksi, bakteri, virus sampai
!a!ing parasit , serta menghan!urkan zat+zat asing lain dan memusnahkan
mereka
dari selorganisme
yang
sehat
dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Aeteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki !ara baru
agar
dapat
menginfeksi
organisme.
3rganisme uniselular seperti bakteri dimusnahkan sistem enzimyang
melindungi
terhadap
oleh
infeksi virus.
&ekanisme imun lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan
tetap
pada
keturunan
seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. &ekanisme tersebut termasuk mikrobial yang
modern, peptida
disebut defensin, fagositosis,
komplemen. &ekanisme
yang
lebih
anti
dan sistem
berpengalaman
berkembang se!ara relatif baru+baru ini, dengan adanya evolusivertebrata. Imunitas vertebrata seperti manusia berisi banyak
jenis protein, sel, organ
tubuh dan
jaringan
yang
berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai bagian dari respon imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk mengakui patogen khusus se!ara
lebih
efektif.
/roses
adaptasi
membuat memori
imunologis dan membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan di masa depan dengan patogen tersebut. /roses imunitas yang diterima adalah basis dari vaksinasi. "ika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi
tubuh
juga
berkurang,
membuat patogen,
termasuk
virus
yang
menyebabkan
penyakit.
/enyakit
de5siensi imun mun!ul ketika sistem imun kurang aktif daripada
biasanya,
menyebabkan
mun!ulnya
infeksi.
Ae5siensi imun merupakan penyebab dari penyakit genetik , seperti severe combined immunodefciency, atau diproduksi oleh farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom de5siensi imun dapatan (6IAS) yang disebabkan oleh retrovirus 1ID. /enyakit autoimun menyebabkan sistem imun yang hiperaktif menyerang
jaringan
normal
seperti
jaringan
tersebut
merupakan benda asing. /enyakit autoimun yang umum termasuk rheumatoid
arthritis , diabetes
melitus
tipe
% dan lupus erythematosus. /eran penting imunologi tersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian. 1. No! Sesf* Sistem imun nonspesi5k adalah sistem imun bawaan (sudah ada) yang se!ara nonselektif memperthankan tubuh dari benda asing atau materi abnormal apapun jenisnya, bahkan meskipun baru pertama kali terpapar. Eespon ini merupakan lini pertama pertahanan terhadap berbagai an!aman, termasuk agen infeksi iritan kimiawi, dan !edera jaringan akibat trauma mekanis atau luka bakar. $omponen+komponen sistem imun bawaan selalu berada dalam keadaan siaga, siap melaksanakan tindakan+ tindakan pertahana yang terbatas dan relatif FkasarG terhadap semua dan semua penyerang. Aari berbagai sel efektor imun, neotro5l dan makrofag keduanya adalah spesialis fagositik sangat penting dalaam pertahanan bawaan. =erbagai respon imun nonspesi5k diaktifkan sebagai tanggapan terhadap pola molekuler generik yang berkaitan
dengan
agen
yang
mengan!am,
misalnya
karbohidrat yang biasanya ada di dinding sel bakteri tetapi tidak ditemukan di sel manusia. Sel+sel fagositik dipenuhi oleh protein membran plasma dinamai toll-like receptors +TLR). 4*E dijuluki Fmata sistem imun bawaanG. $arena sensor imun ini mengenali dan mengikat penanda+penanda di bakteri sehingga sel efektor sistem imun bawaan FmelihatG patogen sebagai suatu yang berada dari sel FdiriG. Saat 4*E mengenali patogen maka 4*E memi!u fagosit
untuk
menelan
dan
menghan!urkan
mikroorganisme infeksius tersebut. Selain itu pengaktifan 4*E memi!u sel fagositik mengeluarkan bahan+bahan kimia yang sebagian berperan dalam peradangan. 4*E menghubungkan sistem imun bawaan
dan
adaptif, karena bahaan+bahan kimia lain yang dikeluarkan oleh fagosit penting untuk merekrut sel+sel sistem imun adaptif. Selain itu, partikel asing se!ara sengaja ditandai agar dapat ditelan oleh fagosit yaitu dengan melapisinya dengan anti bodi yang dihasilkan oleh sel = sistem imun adaptif. /ertahan imunitas bawaan (nonspesi5k) men!akup : a. Inamasi, suatu respon nonspesi5k terhadap !edera jaringan dimana spesialis+spesialis fagositik H neutro5l dan makrofag H berperan besar, bersama dengan asupan suportif dari tipe sel imun lain. b. Interveron, sekelompok protein yang se!ara nonspesi5k mempertahankan sel dari inveksi virus. !. Natural killer kells, suatu kelompok khusus sel mirip limfosit yang se!ara spontan dan non spesi5k melisiskan atau meme!ahkan dan menghan!urkan sel pejamu yang terinfeksi virus dan sel kanker.
d. Sistem komplemen, sekelompok pritein plasma inaktif yang jika diaktifkan se!ara berurutan, akan merusak sel+ sel asing dengan menyerang membran plasmanya. Imunitas terhadap
non
mikroba
spesi5k untuk
merupakan
respon
men!egah,mengontrol
awal dan
mengeliminasi terjadinya infeksi pada host, merangsang terjadinya
imunitas
spesi5k
untuk
mengoptimalkan
efekti5tas kerja dan 1anya bereaksi terhadap mikroba ,bahan bahan akibat kerusakan sel (heat sho!k protein) dan memberikan respon yang sama untuk infeksi yang berulang. a. /ertahanan 5sik : kulit, selaput lendir , silia saluran pernafasan b. /ertahanan kimia : bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit, kel kulit, telinga, asam 17* dalam !airan lambung , lisosim yang dikeluarkan oleh makrofag menghan!urkan kuman gram H dengan bantuan komplemen, keringat, ludah , air mata dan air susu ( melawan kuman gram ) !. /ertahanan humoral + komplemen mengaktifkan fagosit dan (
membantu
destruktif
menghan!urkan
sel
bakteri
membran
dan bakteri,
parasit faktor
kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat bakteri, diikat pada permukaan bakteri yg memudahkan makrofag untuk mengenal dan memakannya + interferon H suatu glikoprotein yg dihasilkan sel manusia yg mengandung nukleus dan dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi virus.
2.
Me*$!s"e Pert$%$!$! Sesf*
=ila pertahanan non spesi5k belum dapat mengatasi invasi
mikroorganisme
terangsang.
maka
&ekanisme
imunitas
pertahanan
spesi5k
spesi5k
akan adalah
mekanisme pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan komplemen. Ailihat dari !aranya diperoleh maka mekanisme pertahanan spesi5k disebut juga respons imun didapat. &ekanisme /ertahanan Spesi5k (Imunitas 1umoral dan Selular) Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit = dengan atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. 4ugas sel = akan dilaksanakan oleh
imunoglobulin
yang
disekresi
oleh
sel
plasma.
4erdapat lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu Ig&, Ig2, Ig6, IgA, dan Ig@. Imunitas selular dide5nisikan sebagai suatu respons imun terhadap antigen yang diperankan oleh limfosit 4 dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya. a. $omponen Sistem Imun Spesi5k Imunitas antigen
spesi5k
tertentu
yaitu
hanya antigen
ditujukan yang
terhadap merupakan
ligannya. Ai samping itu, respons imun spesi5k juga menimbulkan memori imunologis yang akan !epat bereaksi bila host terpajan lagi dengan antigen yang sama di kemudian hari. /ada imunitas didapat, akan terbentuk antibodi dan limfosit efektor yang spesi5k terhadap
antigen
yang
merangsangnya,
sehingga
terjadi eliminasi antigen. Sel yang berperan dalam imunitas didapat ini adalah sel yang mempresentasikan antigen (APC = antigen presenting cell = makroag) sel
limfosit 4 dan sel limfosit =. Sel limfosit 4 dan limfosit = masing+masing berperan pada imunitas selular dan imunitas humoral. Sel limfosit 4 akan meregulasi respons imun dan melisis sel target yang dihuni antigen. Sel limfosit = akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi yang akan menetralkan atau meningkatkan fagositosis antigen dan lisis antigen oleh komplemen, serta meningkatkan sitotoksisitas sel yang mengandung antigen yang dinamakan proses antibody
dependent cell mediated cytoto!icy (6A77). *imfosit berperan utama dalam respon imun diperantarai sel. *imfosit terbagi atas jenis yaitu *imfosit = dan *imfosit 4. =erikut adalah perbedaan antara *imfosit 4 dan *imfosit =. 4erdapat jenis *imfosit 4 yaitu: %) *imfosit 4 pempantu (1elper 4 !ells), berfungsi mengantur sistem imun dan mengontrol kualitas sistem imun ) *imfosit 4 pembunuh($iller 4 !ells) atau *imfosit 4 Sitotoksik, menyerang sel tubuh yang terinfeksi oleh patogen ) *imfosit 4 surpressor (Surpressor 4 !ells), berfungsi menurunkan dan menghentikan respon imun jika infeksi berhasil diatasi 4erdapat jenis sel *imfosit = yaitu : %) *imfosit = plasma, memproduksi antibodi ) *imfosit = pembelah, menghasilkan *imfosit = dalam jumlah banyak dan !epat ) *imfosit = memori, menyimpan mengingat antigen b.
yang pernah masuk ke dalam tubuh =arier Sel @pitel
Sel epitel yang utuh merupakan barier 5sik terhadap mikroba dari lingkungan dan menghasilkan peptida
yang
berfungsi
sebagai
antibodi
natural.
Aidalam sel epitel barier juga terdapat sel limfosit 4 dan =, tetapi diversitasnya lebih rendah daripada limfosit 4 dan = pada sistem imun spesi5k. Sel 4 limfosit intraepitel akan menghasilkan sitokin, mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya melisiskan mikroorganisme. Sedangkan sel = limfosit intraepitel akan menghasilkan I2 &. !.
>eutro5l dan &akrofag $etika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja adalah neutro5l dan makrofag dengan
!ara
ingesti
dan
penghan!uran
terhadap
mikroba tersebut. 1al ini di karenakan makrofag dan neutro5l mempunyai reseptor di permukaannya yang bisa mengenali bahan intraselular (A>6), endotoBin dan lipopolisakarida
pada
mikroba
yang
selanjutnya
mengaktifkan akti5tas antimikroba dan sekresi sitokin. d.
>$ Sel =ekerja se!ara non+spesi5k (tanpa pengenaan lebih lanjut), tapi buka sel fagositik. =ekerja dengan !ara kontak langsung dengan sel terinfeksi. >$ !ell disebut sebagai Fimmune surveylen!eG (seperti polisi dalam tubuh). $etika >$ !ell menempel pada sel terinfeksi, maka golgi dari >$ !ell akan mensekresi protein killer (perforin). /erforin ini akan membentuk suatu JjembatanC antara >$ !ell dengan sel terinfeksi, melalui JjembatanC ini terjadi pengeluaran elektrolit berlebih dari sel terinfeksi yang menyebabkan litik
osmotik. /eristiwa penyerangan dengan JjembatanC ini disebut membrane atta!k !ompleB. e.
Sel = Se!ara umum berfungsi sebagai 6/7. Sel = akan menerima antigen kemudian melalui &17 kelas II, antigen
ini
mengaktivasi
disajikan sel
4
ke
permukaan
helper.
Sel
4
sel
helper
untuk akan
mensekresikan sitokin yang dapat menstimulasi sel = berproliferasi menjadi sel memori, selain itu juga mengaktifkan sel = untuk menjadi sel plasma penghasil f.
antibodi. Sel 4 Setelah sel = berikatan dengan sel 4 helper, sel 4 helper tidak bisa langsung teraktivasi tanpa adanya stimulasi dari 7o+stimulatory sitokin. Ai antara yang termasuk sitokin adalah : I* (Interleukin I,II,..dst)0 interferon K,L,M0 4umor >e!rosis a!tor0 /rostaglandin,
g.
dll. >on Spe!i5! $iller 7ells Naitu : >$ !ell dan *6$ !ell0 6A77 ($) !ell0 6!tivated ma!rophage0 @osinophils (diaktivasi oleh Ig@ karena
h.
Ig@
mentriger-memi!u
mengeliminasi !a!ing). 6ntibodi (Immunoglobulin) Imunoglobulin (antibodi)
,
eosino5l
yang
untuk
membentuk
sekitar < dari semua protein dalam plasma darah, adalah produk utama sel plasma. Selain di plasma darah, imunoglobulin juga ditemukan di dalam air mata, air liur, sekresi mukosa saluran napas, !erna dan kemih+ kelamin, serta kolostrum. ungsi imunoglobulin adalah : %) &enyebabkan sitotoksisitas yang diperantarai oleh sel yang dependen antibodi. ) &emungkinkan terjadinya imunisasi pasif
) &eningkatkan opsonisasi (pengendapan komplemen pada suatu antigen sehingga kontak lekat dengan sel fagositik menjadi lebih stabil). O) &engaktifkan komplemen (kumpulan
glikoprotein
serum. ?) &enyebabkan ana5laksis. 6ntibodi
adalah
glikoprotein
dengan
struktur
tertentu yang disekresi dari pen!erap limfosit+= yang telah teraktivasi menjadi sel plasma, sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. /embagian Immunglobulin: %) 6ntibodi 6 (bahasa Inggris: Immunoglobulin 6, Ig6) 6ntibodi yang memainkan peran penting dalam imunitas mukosis (en:mu!osal immune). Ig6 banyak ditemukan pada bagian sekresi tubuh (liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIg6 (en:se!retoryIg6) dalam perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan men!egah penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa. $ontribusi fragmen konstan sIg6 dengan ikatan komponen mukus memungkinkan pengikatan mikroba. ) 6ntibodi A (bahasa Inggris: Immunoglobulin A, IgA) Sebuah monomer dengan fragmen yang dapat mengikat epitop. IgA ditemukan pada permukaan pen!erap sel = bersama dengan Ig& atau sIga, tempat IgA dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel =. IgA berperan dalam mengendalikan produksi autoantibodi sel =. Easio serum IgA hanya sekitar ,<. ) 6ntibodi @
(bahasa
immunoglobulin @, Ig@)
Inggris:
antibody
@,
"enis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. Ig@ memiliki peran yang besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas tipe %. Ig@ juga tersirat dalam sistem kekebalan yang merespon !a!ing
parasit
(helminth)
seperti
S!histosoma
mansoni, 4ri!hinella spiralis, dan as!iola hepati!a, serta
terhadap
parasit
protozoa
tertentu
seperti/lasmodium fal!iparum, dan artropoda. O) 6ntibodi 2 (bahasa Inggris: Immunoglobulin 2, Ig2) 6ntibodi monomeris yang terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan , yang saling mengikat dengan
ikatan
disul5da,
dan
mempunyai
dua
fragmen antigen+binding. /opulasi Ig2 paling tinggi dalam tubuh dan terdistribusi !ukup merata di dalam darah dan !airan tubuh dengan rasio serum sekitar ;?< pada manusia dan waktu paruh ; hingga hari bergantung pada sub+tipe. ?) 6ntibodi & (bahasa Inggris: Immunoglobulin &, Ig&, ma!roglobulin) adalah antibodi dasar yang berada pada plasma =. Aengan rasio serum %<, Ig& merupakan antibodi dengan ukuran paling besar, berbentuk pentameris % area epitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en:primary immune response) pada rentang waktu paruh sekitar ? hari. =entuk monomeris dari Ig& dapat dite mukan pada permukaan limfosit+ = dan reseptor sel+=. Ig& adalah antibodi pertama yang ter!etus pada minggu pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan
berkembang
(en:phylogeneti!).
se!ara
5togenetik
ragmen konstan Ig& adalah
bagian yang menggerakkan lintasan komplemen klasik.
E. SISTEM ,ANG MEMILIKI PRI(RITAS PERTAMA DALAM TUBU Sistem imun mempengaruhi tingkat energi kita. Sistem imun menduduki prioritas pertama didalam tubuh kita. $arena mereka setiap hari berjuang supaya kita tetap hidup. $uman pilek
yang
sederhana
(
dengan
kemampuannya
menggandakan diri ) bisa membunuh kita jika sistem imun kita tidak mampu menghentikannya. Setiap hari kuman memasuki tubuh kita bebe rapa kali.
&asing+&asing dari
mereka bisa membunuh kita. 4ubuh kita se!ara terus menerus selalu mendapat serangan dari radikal bebas yang bisa mengakibatkan
sel+sel
mengalami
mutasi.
&a!rophage
men!ari sel yang bermutasi ini kemudian membunuhnya. $etika
ma!rophage
membunuh
sel
itu,
ia
segera
mengeluarkan zat kimia yang men!iptakan 5broblast, yang mana sangat penting untuk pembentukan sel baru. $arena sistem imun menduduki prioritas pertama dalam tubuh kita, ia ada diurutan teratas untuk mendapatkan sumber daya tubuh kita ketika kita sedang mendapat serangan. 7oba pikirkan tentang bagaimana rasanya ketika kita sedang sakit. $ebanyakan yang kita rasakan bukan dari kuman yang ada didalam tubuh kita, tetapi itu adalah dari reaksi dari sistem imun kita. Sistem imun kita menggunakan vitamins, mineral, energi selular, oksigen, hormon, dan banyak dari sumber daya tubuh kita yang lain. $etika tubuh kita sedang diserang, sistem imun akan mengalirkan semua
sumber daya tubuh kita, sehingga menyebabkan kita merasa lelah dan lemah. =ahkan orang yang sehat memerlukan bantuan dari luar untuk membantu sistem imunnya, yang mana se!ara terus menerus bekerja keras agar kesehatan individu tersebut tetap terjaga.
Sistem imun harus berfungsi pada kisaran 9+;<
dari kapasitasnya sedemikian sehingga ketika ada kuman yang memasuki tubuh atau ada sel yang bermutasi, mereka dapat
meningkatkan
aktivitasnya
dengan
!epat
untuk
mengalahkan an!aman tersebut. $etika sistem imun bekerja pada kisaran P+%< dari kapasitasnya dikarenakan stress, polusi atau beberapa alasan lain, maka sistem yang lain dalam tubuh kita akan menderita atau mengalami penuaan dini. 4ransfer fa!tor mempunyai peran yang sangat sentral terhadap semua aktivitas ini. 4ransfer fa!tor bahkan dilibatkan dalam tingkatan antioBidants didalam tubuh kita dan didalam sel+sel kita seperti glutathione, !atalase, dan asam as!orbi!. 4ransfer fa!tor alami tubuh kita hanya dilibatkan pada tingkatan glutathione+S+transferase, sebuah agen dasar detoBi5!ation didalam sel tubuh kita./enyakit akibat sistem imun bekerja terlalu aktif.
F. CARA PEMBENTUKAN ANTIB(DI &ekanisme
sebenarnya
dari
pembuatan
antibodi
sebagai reaksi atas masuknya antigen masih belum diketahui se!ara pasti. 1al ini memi!u timbulnya beberapa teori yang memberi gambaran mengenai sintesis antibodi ditinjau dari beberapa sudut. %. 4eori Selektif
4eori ini menyatakan bahwa pada permukaan setiap sel pembentuk antibodi di dalam tubuh terdapat gugusan+ gugusan kimia yang khas, yang disebut
side chain,
sema!am reseptor yang berfungsi seperti antibodi dan dapat mengikat antigen yang sesuai untuknya. 6ntigen itu akan merusak reseptor yang berlebihan dan dilepaskan oleh sel ke dalam serum sebagai antibodi. 4eori ini kemudian ditinggalkan karena dianggap tidak masuk akal bahwa untuk berbagai ma!am antigen yang tidak terbatas banyakya telah disediakan resaptor yang sesuai pada permukaan sel. . 4eori Instruktif 4eori ini menyatakan bahwa antigen bekerja sebagai !etakan atau template dan persediaan gamma+globulin di dalam badan yang belum mempunyai bentuk tertentu kemudian
menyesuaikan
bentuknya
sehingga
berupa
bentuk komplementer dari antigen. =entuk ini kemudian dapat dipertahankan dengan ikatan+ikatan disul5da, ikatan+ ikatan hydrogen dan sebagainya. 4eori ini tidak dapat dipertahankan setelah diketahui bahwa sifat khas antibodi ditentukan oleh urutan asam amino di bagian variabel 6= ("ragment
Antigen
#inding ),
yang
pembentukannya
ditentukan oleh suatu messenger $NA dan perubahan mE>6 tidak dapat terjadi se!epat kontak dengan antigen. . 4eori Seleksi $lonal 4eori ini berdasarkan kemampuan mutasi dan seleksi dari sel+sel tertentu di dalam tubuh sesuai dengan kemampuan yang sama pada kuman. Sel yang berperan dalam reaksi kekebalan, sel limfosit, hanya dapat mengikat satu jenis antigen. $emampuan ini telah ada sejak lahir dan
merupakan sifat bawaaan. Aengan demikian maka sel+sel limfosit di dalam tubuh merupakan kumpulan sel yang berlainan, ada yang dapat bereaksi dengan satu antigen dan ada yang bereaksi dengan antigen lain. =ila antigen masuk ke dalam tubuh ia diikat oleh reseptor pada permukaan limfosit yang !o!ok, dan sel limfosit itu akan mengalami
proliferasi
dan
membentuk
satu
!lone.
Sebagian dari sel !lone ini akan mengeluarkan antibodi dan sebagian lain akan menyebar melalui aliran darah dan limfe ke dalam jaringan tubuh sebagai !adangan sel yang sensitif terhadap antigen itu ( memory cells). 6ntigen yang sama apabila masuk ke dalam tubuh untuk kedua kalinya akan bertemu dengan sel !adangan ini dan mengakibatkan terbentuknya antibodi yang lebih !epat dan lebih banyak. *angkah awal pembentukan antibodi adalah fagositosis makrofag. Sel ini tidak membentuk antibodi, tapi mereka membawa antigen dalam beberapa bentuk ke sel =. 1al ini merangsang sel = berdiferensiasi membentuk plasma sel di mana
sintesis
rantai
immunoglobulin
dimulai
dalam
poliribosom. Aengan antigen khusus, induksi respon antibodi memerlukan kerja sama antara sel = dan sel 4 seperti makrofag, mekanismenya tidak diketahui. /erbedaan dalam respon imun primer dan sekunder , kadar antibodi yang dibentuk, lamanya lag phase dan lain+lain sangat bergantung pada beberapa faktor, antara lain : a. b. !. d.
"enis antigen Aosis antigen yang diberikan ke darah 7ara masuk antigen ke tubuh Sensitivitas teknik yang digunakan antibodi
untuk
mengukur
/embentukan antibodi tidak berlangsung tanpa batas, ada
mekanisme
!ontrol
yang
mengendalikan
dan
menghentikaan pembentukan antibodi berlebihan. =eberapa di antara mekanisme !ontrol itu adalah berkurangya kadar antigen, pengaturan oleh idiotip, dan penekanan oleh sel 4 penekan. $etika bakteri, virus atau jamur memasuki tubuh kita, lusinan sel imun, molekul dan zat kimia tubuh segera beraksi dan
saling
bekerja
sama
untuk
menghan!urkan
para
penyerbu tersebut berikut sel+sel yang telah terinfeksi yang bisa menjadi kanker. Saat para penyerbu telah dihan!urkan, para prajurit sistem imun akan menurunkan akti5tasnya dan kemudian tenang kembali. "ika tidak demikian, maka yang terjadi adalah penyakit autoimun
seperti *upus, &S, Aiabetes
tipe
%,
7rohn,
rheumatoid arthritis, dan lebih dari % penyakit autoimun lainnya. 7ontoh kasus bagaimana sistem imun tubuh bekerja bagi kita: %. &isalnya pada wak tu tangan kita tersayat pisau, segala ma!am bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terbuka tsb. sistem imun tubuh kita langsung meresponnya dan menghalau penyerang itu sambil kulit berusaha untuk menyembuhkan dirinya dan menutup lukanya. $adang+kadang kuman yang harus dihadapi lebih banyak dan sistem imun kita dalam kondisi tidak optimal sehingga ada kuman bisa juga lolos. &aka jadilah luka yang infeksi, bernanah dan bengkak. >anah dan bengkak itu juga menandakan bahwa sistem imun tubuh kita sedang terus bekerja.
. Setiap hari kita menghirup ribuan kuman+kuman (bisa bakteri dan virus) yang ada di udara. Sistem imun tubuh kita
bisa
menanganinya
tanpa
masalah.
7ontoh
pilek-batuk, ini menandakan dengan jelas dan nyata bahwa
sistem
imun
tubuh
kita
gagal
menghalangi-menghalau penyerang masuk ke dalam tubuh. . Setiap hari
kita
memakan
ratusan
kuman
melalui
makanan yang kita makan, dan kebanyakan dari kuman itu mati di air liur atau di keasaman lambung. 4etapi kadang+kadang, ada juga kuman yang lolos, sehingga kita atau muntah+muntah. O. menjadi 6da jugadiare penyakit yang disebabkan oleh karena sistem imun yang bekerja tidak sesuai harapan atau dengan !ara yang salah sehingga menimbulkan masalah, misalnya alergi.
6llergi
hanyalah
sebuah
reaksi
terhadap
rangsangan tertentu di mana bagi orang lain tidak mempunyai reaksi sama sekali. ?. 6da lagi penyakit autoimmun ( sistem imun yang menyerang tubuh yang seharusnya dia
lindungi ),
disebabkan karena adanya kesalahan sistem imun. Sel+sel imun menyebar diseluruh tubuh kita, termasuk kulit, node limpa dan darah. Aari masalah sepele, seperti luka ke!il pada kulit kita sampai skala besar seperti melawan efek
dari
radikal
bebas,
ketepatan
dan
keefektifan
komunikasi dan koordinasi antar sel menjadi kun!i kesehatan sistem
imun.
alaupun
beberapa
produk
di
pasaran
menyediakan nutrisi untuk sel+sel imun, namun apa yang sebenarnya sistem imun butuhkan (dan apa yang telah O*ife 4ransfer a!tor berikan) adalah mendidik dan mengarahkan sistem imun agar bekerja optimal dalam menjaga tubuh kita.
$etika sistem imun anda dalam kondisi prima, efeknya andapun
dalam
kondisi
prima,
anda
mampu
untuk
melakukan apapun yang anda inginkan. 4etapi ketika fungsi sistem imun melemah karena kurang tidur, lingkungan yang tidak ramah, diet yang buruk, atau tingkat stress yang tinggi, sistem imun tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.
G. REAKSI IPERSENSITIITAS
/ada keadaan normal, mekanisme pertahanan tubuh baik humoral maupun selular tergantung pada aktivasi sel = dan sel 4. 6ktivasi berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme
ini,
akan
menimbulkan
suatu
keadaan
imunopatologik yang disebut reaksi hipersensitivitas. &enurut 2ell dan 7oombs, reaksi hipersensitivitas dapat dibagi menjadi O tipe, yaitu tipe I hipersensitif ana5laktik, tipe II hipersensitif sitotoksik yang bergantung antibodi, tipe III hipersensitif yang diperani kompleks imun, dan tipe ID
hipersensitif cell%mediated (hipersensitif tipe lambat). Selain itu masih ada satu tipe lagi yang disebut sentivitas tipe D atau
stimulatory hipersensitivity. /embagian 7oombs
adalah
reaksi usaha
hipersensitivitas untuk
oleh
mempermudah
2ell
dan
evaluasi
imunopatologi suatu penyakit. Aalam keadaan sebenarnya seringkali keempat mekanisme ini saling mempengaruhi. 6ktivasi suatu mekanisme akan mengaktifkan mekanisme yang lainnya.
. REAKSI IPERSENTI ITAS TIPE I Sel mast dan baso5l pertama kali dikemukakan oleh /aul @hrli!h lebih dari % tahun yang lalu. Sel ini mempunyai
gambaran granula sitoplasma yang men!olok. /ada saat itu sel mast dan baso5l belum diketahui fungsinya. =eberapa waktu kemudian baru diketahui bahwa sel+sel ini mempunyai peran penting pada reaksi hipersensitivitas tipe !epat (reaksi tipe I) melalui mediator yang dikandungnya, yaitu histamin dan zat peradangan lainnya. Eeaksi hipersensitivitas tipe I, atau tipe !epat ini ada yang membagi menjadi reaksi ana5laktik (tipe Ia) dan reaksi ana5laktoid (tipe Ib). ntuk terjadinya suatu reaksi selular yang berangkai pada reaksi tipe Ia diperlukan interaksi antara Ig@ spesi5k yang berikatan dengan reseptor Ig@ pada sel mast atau baso5l dengan alergen yang bersangkutan. /roses aktivasi sel mast terjadi bila Ig@ atau reseptor spesi5k yang lain pada permukaan sel mengikat ana5latoksin, antigen
lengkap
atau
kompleks
kovalen
hapten+protein.
/roses aktivasi ini akan membebaskan berbagai mediator peradangan yang menimbulkan gejala alergi pada penderita, misalnya reaksi ana5laktik terhadap penisilin atau gejala rinitis alergik akibat reaksi serbuk bunga. Eeaksi ana5laktoid terjadi melalui degranulasi sel mast atau baso5l tanpa peran Ig@. Sebagai !ontoh misalnya reaksi ana5laktoid
akibat
pemberian
zat
kontras
atau
akibat
ana5latoksin yang dihasilkan pada proses aktivasi komplemen (lihat bab mengenai komplemen). @osino5l berperan se!ara tidak langsung pada reaksi hipersensitivitas tipe I melalui faktor kemotaktik eosino5l+ ana5laksis
(@7+6
Q eosinophil
chemotactic
actor
o
anaphyla!is). Rat ini merupakan salah satu dari preormed mediators yaitu mediator yang sudah ada dalam granula sel mast selain histamin dan faktor kemotaktik neutro5l (>7 Q
neutrophil chemotactic actor). &ediator yang terbentuk kemudian merupakan metabolit asam arakidonat akibat degranulasi sel mast yang berperan pada reaksi tipe I. &enurut jarak waktu timbulnya, reaksi tipe I dibagi menjadi , yaitu fase !epat dan fase lambat. %. Re$*s %erse!st/t$s te I 0$se e$t Eeaksi hipersensitivitas tipe I fase !epat biasanya terjadi beberapa menit setelah pajanan antigen yang sesuai. Eeaksi ini dapat bertahan dalam beberapa jam walaupun tanpa kontak dengan alergen lagi. Setelah masa refrakter sel mast dan baso5l yang berlangsung selama beberapa
jam,
dapat
terjadi
resintesis
mediator
farmakologik reaksi hipersensitivitas, yang kemudian dapat responsif lagi terhadap alergen. . Re$*s %erse!st/t$s te I 0$se l$"&$t &ekanisme terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe I fase lambat ini belum jelas benar diketahui. 4ernyata sel mast masih merupakan sel yang menentukan terjadinya reaksi ini seperti terbukti bahwa reaksi alergi tipe lambat jarang terjadi tanpa didahului reaksi alergi fase !epat. Sel mast dapat membebaskan mediator kemotaktik dan sitokin yang menarik sel radang ke tempat terjadinya reaksi alergi. &ediator
fase
aktif
dari
sel
mast
tersebut
akan
meningkatkan permeabilitas kapiler yang meningkatkan sel radang. *imfosit mungkin memegang peranan dalam timbulnya reaksi alergi fase lambat dibandingkan dengan sel mast. *imfosit dapat melepaskan histamin releasing actor dan
sitokin lainnya yang akan meningkatkan pelepasan mediator+ mediator dari sel mast dan sel lain. @osino5l dapat memproduksi protein sitotoksik seperti
ma&or basic protein (&=/) afa u eosinophil cationic protein (@7/). &akrofag dan neutro5l melepas faktor kemotaktik, sitokin, oksigen radikal bebas, serta enzim yang berperan di dalam peradangan. >eutro5l adalah sel yang pertama berada pada in5ltrat peradangan setelah reaksi alergi fase !epat dalam
keadaan
teraktivasi
yang
selanjutnya
akan
menyebabkan kerusakan jaringan dan menarik sel lain, terutama eosino5l. &ediators: %. 1istamin . Slow+rea!ting substan!e of anaphylaBis (SES+6) . =radykinin. O. Serotonin (?+hydroBytryptamine) ?. @osinophil !hemota!ti! fa!tor of anaphylaBis (@7+6). 9. /latelet a!tivating fa!tor (/6). ;. /rostaglandins
hasil
produksi
metabolisme
!y!looBygenase dari ara!hidoni! a!id. /rostaglandin @% (/2@%) dan /2@ adalah bron!hodilators dan vasodilators kuat. /2I atau prosta!y!lin adalah suatu disaggregates platelets. 8. 2eneti! fa!tors: 1ay fever, asthma, and food allergies, show familial tenden!y. &anifestasi $linis %. 6naphylaBis . 6topy immediate hypersensitivity response
. 4erapi
:
6voidan!e,
1yposensitization,
pemberian
modi5ed allergens atau FallergoidsG. O. 3bat Aiphenhydramine, 7orti!osteroids, @pinephrine. Sodium !romolyn, 4heophylline ?. Me$tor e!3$*t $ler' +%erse!st/t$s te I) Seperti
telah
diuraikan
di
atas
bahwa
mediator
dibebaskan bila terjadi interaksi antara antigen dengan Ig@ spesi5k yang terikat pada membran sel mast. &ediator ini dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu mediator yang sudah ada dalam granula sel mast (preormed mediator) dan mediator yang terbentuk kemudian ( ne'ly ormed mediator).&enurut asalnya mediator ini juga dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu mediator dari sel mast atau baso5l (mediator primer), dan mediator dari sel lain akibat stimulasi oleh mediator primer (mediator sekunder).
1. (ediator yang sudah ada dalam granula sel mast 4erdapat
jenis
mediator
yang
penting
yaitu
histamin, eosinophil chemotactic actor o anaphylactic (@7+6), dan neutrophil chemoctatic actor (NC"). $. st$"! 1istamin dengan
dibentuk
perantaraan
dari
enzim
asam histidin
amino
histidin
dekarboksilase.
Setelah dibebaskan, histamin dengan !epat dipe!ah se!ara enzimatik serta berada dalam jumlah ke!il dalam !airan jaringan dan plasma. $adar normal dalam plasma
adalah kurang dari % ng-* akan tetapi dapat meningkat sampai %+ ng-* setelah uji provokasi dengan alergen. 2ejala yang timbul akibat histamin dapat terjadi dalam beberapa menit berupa rangsangan terhadap reseptor saraf iritan, kontraksi otot polos, serta peningkatan permeabilitas vaskular. &anifestasi klinis pada berbagai organ tubuh bervariasi. /ada hidung timbul rasa gatal, hipersekresi dan tersumbat. 1istamin yang diberikan se!ara inhalasi dapat menimbulkan kontraksi otot polos bronkus yang menyebabkan bronkokonstriksi. 2ejala kulit adalah reaksi gatal berupa 'heal and are , dan pada saluran !erna adalah hipersekresi asam lambung, kejang usus, dan diare. 1istamin mempunyai peran ke!il pada asma, karena
itu
antihistamin
hanya
dapat
men!egah
sebagian gejala alergi pada mata, hidung dan kulit, tetapi tidak pada bronkus. $adar histamin yang meninggi dalam plasma dapat menimbulkan gejala sistemik berat (ana5laksis). 1istamin mempunyai peranan penting pada reaksi fase awal setelah kontak dengan alergen (terutama pada mata, hidung dan kulit). /ada reaksi fase lambat, histamin membantu timbulnya reaksi in#amasi dengan !ara
memudahkan
migrasi
imunoglobulin
dan
sel
peradangan ke jaringan. ungsi ini mungkin bermanfaat pada keadaan infeksi. ungsi histamin dalam keadaan normal saat ini belum banyak diketahui ke!uali fungsi pada sekresi lambung. Aiduga histamin mempunyai peran dalam regulasi tonus mikrovaskular. &elalui
reseptor 1 diperkirakan histamin juga mempunyai efek modulasi respons beberapa sel termasuk limfosit. &. F$*tor *e"ot$*t* eos!ofl-$!$fl$*ss +ECF-A) &ediator ini mempunyai efek mengumpulkan dan menahan eosino5l di tempat reaksi radang yang diperan oleh Ig@ (alergi). @7+6 merupakan tetrapeptida yang sudah terbentuk dan tersedia dalam granulasi sel mast dan akan segera dibebaskan pada waktu degranulasi (pada baso5l segera dibentuk setelah kontak dengan alergen). &ediator lain yang juga bersifat kemotaktik untuk eosino5l ialah leukotrien *4=O yang terdapat dalam beberapa hari. alaupun eosino5lia merupakan hal yang khas pada penyakit alergi, tetapi tidak selalu patognomonik untuk keterlibatan sel mast atau baso5l karena @7+6 dapat juga dibebaskan dari sel yang tidak mengikat Ig@. . F$*tor *e"ot$*t* !eutrofl +NCF) >7
( neutrophyl
chemotactic
actor)
dapat
ditemukan pada supernatan fragmen paru manusia setelah provokasi dengan alergen tertentu. $eadaan ini terjadi dalam beberapa menit dalam sirkulasi penderita asma setelah provokasi inhalasi dengan alergen atau setelah timbulnya urtikaria 5sik (dingin, panas atau sinar matahari). 3leh karena mediator ini terbentuk dengan !epat maka diduga ia merupakan mediator primer. &ediator tersebut mungkin pula berperan pada
reaksi hipersensitivitas tipe I fase lambat yang akan menyebabkan banyaknya neutro5l di tempat reaksi. *eukotrien *4=O juga bersifat kemotaktik terhadap neutro5l.
2. (ediator yang terbentuk kemudian &ediator yang terbentuk kemudian terdiri dari hasil metabolisme asam arakidonat, faktor aktivasi trombosit, serotonin, dan lain+lain. &etabolisme asam arakidonat terdiri dari jalur siklooksigenase dan jalur lipoksigenase yang masing+masing akan mengeluarkan produk yang berperan sebagai mediator bagi berbagai proses in#amasi. $. Prou* s*l oo*s'e!$se /ertubasi membran sel pada hampir semua sel berinti akan menginduksi pembentukan satu atau lebih produk
siklooksigenase
yaitu
prostaglandin
(/2A,
/2@, /2) serta tromboksan 6 (4B6). 4iap
sel
mempunyai
produk
spesi5k
yang
berbeda. Sel mast manusia misalnya membentuk /2A dan 4B6 yang menyebabkan kontraksi otot polos, dan 4B6 juga dapat mengaktivasi trombosit. /rostaglandin juga dibentuk oleh sel yang berkumpul di mukosa bronkus selama reaksi alergi fase lambat (neutro5l, makrofag, dan limfosit). /rostaglandin @ mempunyai efek dilatasi bronkus, tetapi tidak dipakai sebagai obat bronkodilator karena
mempunyai efek iritasi lokal. /rostaglandin (/2) dapat menimbulkan kontraksi otot polos bronkus dan usus serta meningkatkan permeabilitas vaskular. $e!uali /2A, prostaglandin serta 4B6 berperan terutama sebagai mediator sekunder yang mungkin menunjang terjadinya reaksi peradangan, akan tetapi peranan yang pasti dalam reaksi peradangan pada alergi belum diketahui. &. Prou* l o*s'e!$se *eukotrien merupakan produk jalur lipoksigenase. *eukotrien *4@O adalah zat yang membentuk
slo'
reacting substance o anaphyla!is (SES+6). *eukotrien *4=O
merupakan
kemotaktik
untuk
eosino5l
dan
neutro5l, sedangkan *47O, *4AO dan *4@O adalah zat yang dinamakan SES+6. Sel mast manusia banyak menghasilkan produk lipoksigenase serta merupakan sumber hampir semua SES+6 yang dibebaskan dari jaringan paru yang tersensitisasi. . )Slo' reacting substance o anaphyla!is* Se!ara in vitro mediator ini mempunyai onset lebih
lambat
dengan
masa
kerja
lebih
lama
dibandingkan dengan histamin, dan tampaknya hanya didapatkan mediator
sedikit
perbedaan
tersebut.
&ediator
antara
kedua
SES+6
jenis
dianggap
mempunyai peran yang lebih penting dari histamin dalam terjadinya asma. &ediator ini mempunyai efek bronkokonstriksi % kali dari histamin. Selain itu SES+ 6
juga
meningkatkan
permeabilitas
kapiler
serta
merangsang sekresi mukus. Se!ara kimiawi, SES+6 ini terdiri
dari
leukotrien
hasil
metabolisme
asam
arakidonat, yaitu *47O, *4AO, serta *4@O. . "aktor aktivasi trombosit +PA" = )Platelet activating
actor* &ediator ini pertama kali ditemukan pada kelin!i dan
selanjutnya
menggumpalkan
pada
manusia.
trombosit
/6
serta
dapat
mengaktivasi
pelepasan serotonin dari trombosit. Selain itu /6 juga menimbulkan
kontraksi
otot
polos
bronkus
serta
peningkatan permeabilitas vaskular. 6ktivasi trombosit pada manusia terjadi pada reaksi yang diperan oleh Ig@. e. Serotonin Sekitar P< serotonin tubuh (?+hidroksi triptamin) terdapat di mukosa saluran !erna. Serotonin ditemukan pada sel mast binatang tetapi tidak pada sel mast manusia. Aalam reaksi alergi pada manusia, serotonin merupakan mediator sekunder yang dilepaskan oleh trombosit melalui aktivasi produk sel mast yaitu /6 dan 4B6.
Serotonin dapat
meningkatkan
permeabilitas
pembuluh darah.
I. SIT(KIN DA LAM REGULASI REA KSI ALERGI Selain mediator yang telah disebutkan tadi, sel mast juga
merupakan
sumber
beberapa
sitokin
mempengaruhi sel yang berperan pada reaksi alergi.
yang
/ada individu yang !enderung untuk alergi, paparan terhadap beberapa antigen menyebabkan aktivasi sel 4h dan produksi Ig@ (lihat 2ambar %+O). Individu normal tidak mempunyai respons 4h yang kuat terhadap sebagian besar antigen asing. $etika beberapa individu terpapar antigen seperti protein pada serbuk sari ( pollen), makanan tertentu, ra!un pada serangga, kutu binatang, atau obat tertentu misalnya penisilin, respons sel 4 yang dominan adalah pembentukan sel 4h. Individu yang atopik dapat alergi terhadap satu atau lebih antigen di atas. 1ipersensitivitas tipe !epat terjadi sebagai akibat dari aktivasi sel 4h yang berespons terhadap antigen protein atau zat kimia yang terikat pada protein. 6ntigen yang menimbulkan reaksi hipersensitivitas tipe !epat (reaksi alergik) sering disebut sebagai alergen. Interleukin (I*)+O dan I*+%, yaitu sebagian dari sitokin yang disekresi oleh sel 4h, akan menstimulasi limfosit = yang spesi5k terhadap antigen asing untuk berdiferensiasi menjadi sel plasma yang kemudian memproduksi Ig@. 3leh sebab itu, individu yang atopik akan memproduksi Ig@ dalam jumlah besar sebagai respons terhadap antigen yang tidak akan menimbulkan respons Ig@ pada sebagian besar orang. $e!enderungan ini mempunyai dasar genetika yang kuat dengan banyak gen yang berperan. Eeaksi peradangan alergi telah diketahui dikoordinasi oleh subset limfosit 4O yaitu 4h. *imfosit ini memproduksi I*+ , I*+O, I*+?, I*+9, 4>K, serta 2&+7S tetapi tidak memproduksi I*+ atau I> (diproduksi oleh sel 4h%). 6lergen diproses oleh makrofag (6/7) yang mensintesis I*+%. Rat ini
merangsang dan mengaktivasi sel limfosit 4 yang kemudian memproduksi
I*+
yang
merangsang
sel
4O
untuk
memproduksi interleukin lainnya. 4ernyata sitokin yang sama juga diproduksi oleh sel mast sehingga dapat diduga bahwa sel mast juga mempunyai peran sentral yang sama dalam reaksi
alergi.
/roduksi
interleukin
diperkirakan
dapat
langsung dari sel mast atau dari sel lain akibat stimulasi oleh mediator sel mast. Interleukin+O tampaknya merupakan stimulus utama dalam aktivasi sintesis Ig@ oleh sel limfosit =. /ada saat yang sama I*+O meningkatkan ekspresi reseptor !T (!EII) pada sel limfosit =. Interleukin+O ini pertama kali
# cell stimulating
disebut faktor stimulasi sel = (=S Q
actor).6ktivasi oleh I*O ini diperkuat oleh I*+?, I*+9, dan 4>K, tetapi dihambat oleh I>K, I>M, 42L, /2@, dan I*+I Aalam reaksi alergi fase !epat, I*+, I*+?, 2&+7S, 4> dan I> terbukti dapat menginduksi atau meningkatkan pelepasan histamin melalui interaksi Ig@+ alergen pada sel baso5l manusia (lihat 2ambar %+9).
Sitokin
lain
yang
mempunyai aktivitas sama pada sel mast ialah &76 (monocyte chemotactic and activating actor) dan E6>4@S (regulated
upon
activation
normal
-
e!pressed
and
presumably secreted). Aemikian juga S7 ( stem cell actor ) yaitu suatu sitokin yang melekat pada reseptor di sel mast yang
disebut
7+kit,
dapat
menginduksi
pembebebasan
histamin dari sel mast baik dengan atau tanpa melalui stimulasi antigen (lihat 2ambar %+;).
/ada reaksi alergi fase lambat, I*+ dan 2&+7S tidak hanya menarik dan mengaktivasi eosino5l tetapi juga baso5l
dan efek kemotaktik sitokin ini lebih nyata dibandingkan dengan komplemen 7?a, *4=O dan /6. &ekanisme lain sitokin berperan pula dalam menunjang terjadinya reaksi peradangan pada alergi. 2&+7S, I*+l, I*+, I*+, I*+O, I*+?, I>, 4>, >2 ( nerve gro'th actor) serta S7 berperan dalam pertumbuhan, proliferasi, pertahanan hidup dan diferensiasi limfosit, eosino5l, baso5l, sel mast, makrofag atau monosit. /ada saat aktivasi, sel+sel ini ditarik ke arah jaringan yang mengalami peradangan dalam reaksi antigen+ antibodi yang ditingkatkan oleh I*+, I*+?, 2&+7S, dan @6 (eosinophil activating actor). $eadaan ini lebih terlihat pada biakan eosino5l manusia dengan 2&+7S bersama 5broblast. /ada per!obaan ini eosino5l menjadi hipodens dan dapat membebaskan lebih banyak *47O bila diaktivasi oleh stimulus seperti f&*/ (formil metionil leukosil fenilalanin).
4. PEN,AKIT (LE ANTIB(DI DAN K(MPLEKS ANTIGENANTIB(DI +REAKSI IPERSENSITIITAS TIPE I I DAN III) 6ntibodi, selain Ig@, mungkin menyebabkan penyakit dengan berikatan pada target antigennya yang ada pada permukaan sel atau jaringan (reaksi hipersensitivitas tipe II) atau dengan membentuk kompleks imun yang mengendap di pembuluh darah (reaksi hipersensitivitas tipe III) /enyakit
hipersensitivitas
yang
diperantarai
oleh
antibodi +antibody%mediated merupakan bentuk yang umum dari penyakit imun yang kronis pada manusia. 6ntibodi terhadap sel atau permukaan luar sel dapat mengendap pada berbagai
jaringan
yang
sesuai
dengan
target
antigen.
/enyakit yang disebabkan reaksi antibodi ini biasanya spesi5k untuk jaringan tertentu. $ompleks imun biasanya mengendap di pembuluh darah pada tempat turbulansi (!abang dari pembuluh darah) atau tekanan tinggi (glomerulus ginjal dan sinovium). 3leh karena itu, penyakit kompleks imun !enderung merupakan suatu
penyakit
sistemis
yang
bermanifestasi
sebagai
vaskulitis, artritis dan nefritis. %. S!ro" Kl!* D$! Pe!'o&$t$! =eberapa manusia
kelainan
disebabkan
hipersensivitas atau
kronik
berhubungan
pada
dengan
autoantibodi terhadap antigen jaringan kompleks imun. 4atalaksana dan pengobatan ditujukan terutama untuk mengurangi
atau
menghambat
kerusakan
jaringan
yang
proses
in#amasi
diakibatkannya
dan
dengan
menggunakan kortikosteroid. /ada kasus yang berat, digunakan
plasmapheresis
untuk
mengurangi
kadar
autoantibodi atau kompleks imun yang beredar dalam darah. . Pe!3$*t
(le%
Auto$!t&o
Ter%$$
A!t'e!
4$r!'$! Pe!3$*t
A!t'e!
Me*$!s"e
M$!0est$s
6nemia
t$r'et /rotein
3psonisasi
hemolitik
membran
fagositosis eritrosit anemia
autoimun
eritrosit (antigen golongan
*l!o$tolo' dan 1emolisis,
/urpura
darah Eh) /rotein
3psonisasi
trombositop
membran
fagositosis platelet
enia
platelet
autoimun
(gpIIb:integrin
(idiopatik) /em5gus
IIIa) /rotein
vulgaris
hubungan
diperantarai
interseluler
antibodi,
pada 6ktivasi
pada
sel
epidermal
Sindrom
dan /erdarahan
protease Desikel
gangguan
(bula)
adhesi
interseluler
+epidemal cadherin /rotein non+ In#amasi
2oodpasture kolagen
kulit
yang >efritis,
pada diperantarai
membran
komplemen
dasar
reseptor !
perdarahan dan paru
glomerulus ginjal
dan
Aemam
alveolus paru 6ntigen
reumatik
dinding
akut
streptokokus,
In#amasi, aktivasi 6rtritis,
sel makrofag
miokarditis
antibodi bereaksi silang dengan antigen miokardium &iastenia gravis
Eeseptor asetilkolin
6ntibodi menghambat ikatan
asetilkolin,
$elemahan otot, paralisis
/enyakit
Eeseptor
modulasi reseptor Stimulasi reseptor 1ipertiroidism
2raves
hormon 4S1
4S1
6nemia
antibodi aktor intrinsik >etralisasi
pernisiosa
dari
sel
diperantarai e faktor @ritropoesis
intrinsik,
abnormal,
parietal gaster penurunan absorpsi
anemia vitamin
=%
+.ikutip dengan modifkasi dari dari Abbas A/, 0ichtman A1, 2334
. Pe!3$*t ole% *o"le*s "u! Pe!3$*t
Sesft$s
Me*$!s"e
*upus
$!t&o A>6,
In#amasi
*l!o$tolo' >efritis, vaskulitis,
eritematosus
nukleoprotein
diperantarai
artritis
sistemik
komplemen dan reseptor
/oliarteritis
6ntigen
! In#amasi
nodosa
permukaan
diperantarai
virus
komplemen
hepatitis =
dan
post+ dinding
streptokokus
sel diperantarai
streptokokus
komplemen dan
Daskulitis
reseptor
! In#amasi
2lomreulone5r 6ntigen tis
M$!0est$s
reseptor
>efritis
!
+.ikutip dengan modifkasi dari dari Abbas A/, 0ichtman A1, 2334
O. Po!t o0 !terest a. 6ntibodi terhadap antigen sel dan jaringan dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan penyakit (reaksi hipersensitivitas tipe II). b. 6ntibodi Ig2 dan Ig& yang be rikatan pada ant igen sel atau jarinagn menstimulasi fagositosis sel+sel tersebut, menyebabkan reaksi in#amasi,
aktivasi komplemen
menyebabkan sel lisis dan fragmen komplemen dapat menarik sel in#amasi ke tempat terjadinya reaksi, juga dapat mempengaruhi fungsi organ dengan berikatan pada reseptor sel organ tersebut. !. 6ntibodi
dapat
berikatan
dengan
antigen
yang
bersirkulasi dan membentuk kompleks
imun, yang
kemudian
darah
mengendap
menyebabkan
pada
pembuluh
kerusakan
jaringan
dan
(reaksi
hipersensitivitas tipe III). $erusakan jaringan terutama disebabkan
oleh
pengumpulan
(LE
LIMF(SIT
lekosit
dan
reaksi
in#amasi.
K. PEN,AKIT
T
+REAKSI
IPERSENSITIITAS TIPE I) /eranan dari limfosit 4 pada penyakit imunologis pada manusia telah semakin dikenal dan diketahui. /atogenesis dan
tatalaksana penyakit autoimun pada manusia pada saat ini lebih ditujukan pada kerusakan jaringan yang disebabkan terutama oleh sel limfosit 4. 1ampir
semua
penyakit
yang
diperantarai
4
!ell
disebabkan oleh mekanisme autoimun. Eeaksi autoimun biasanya ditujukan langsung terhada p antigen pada sel yang distribusinya terbatas pada jaringan organ tertentu. 3leh karena itu penyakit - cell mediated !enderung terbatas mengenai organ+organ tertentu dan biasanya tidak bersifat sistemis. $erusakan organ juga dapat terjadi menyertai reaksi sel 4 terhadap reaksi mikroba, misalnya pada tuber!ulosis, terdapat reaksi - cell%mediated terhadap (5 tuberculosis, dan reaksi tersebut menjadi kronik oleh karena infeksinya sulit dieradikasi.
In#amasi
granulomatous
yang
terjadi
mengakibatkan kerusakan jaringan pada tempat infeksi. /ada infeksi virus hepatitis, virusnya sendiri tidak terlalu merusak jaringan, tetapi sel limfosit 4 sitolitik (74*) yang bereaksi terhadap hepatosit yang terinfeksi menyebabkan kerusakan jaringan hepar. /ada penyakit yang diperantarai oleh sel 4
+- cell%
mediated, kerusakan jaringan dapat disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe lambat yang diperantarai oleh sel 4 7AO atau sel lisis oleh 7A8 74*s &ekanisme
dari
kerusakan
jaringan
sama
dengan
mekanisme yang digunakan oleh sel 4 untuk mengeliminasi sel yang berkaitan dengan mikroba. Sel 4 7AO bereaksi terhadap antigen pada sel atau jaringan, terjadi sekresi sitokin yang menginduksi in#amasi dan mengaktivasi makrofag.
$erusakan jaringan disebabkan oleh sekresi sitokin dari makrofag dan sel+sel in#amasi yang lain. Sel 4 7A8 dapat menghan!urkan sel yang berikatan dengan antigen asing. /ada banyak penyakit autoimun yang diperantarai oleh sel 4, terdapat sel 4 7AO dan sel 4 7A8 yang spesi5k untuk antigen diri, dan keduanya berperan pada kerusakan jaringan. 1. S!ro" *l!* $! e!'o&$t$! =anyak penyakit autoimun yang organ spesi5k pada manusia didasari oleh reaksi yang diperantarai oleh sel 4 . Pe!3$*t 3$!' er$!t$r$ sel T Pe!3$*t
Sesft$s sel Pe!3$*t $$ Co!to% $$
Aiabetes
T $to'e!* 6ntigen sel
"$!us$ %e5$! Spesi5sitas sel 4ikus >3A,
melitus
islet
4
tergantung
dekarboksilas
insulin (tipe I)
e
6rtritis
glutamat) 6ntigen yang
Spesi5sitas sel 6rtritis
reumatoid
tidak
4
(insulin,
belum tikus ==, tikus
ditegakkan
transgenik
asam
diketahui
di
dan
peran diinduksi
antibodi belum kolagen
sinovium
ditegakkan
@nsefalomieliti
sendi /rotein mielin
/ostulat
s
dasar, protein
sklerosis
imunisasi
proteolipid
multipel
dengan
alergi
eksperimental
:
Induksi
oleh
antigen mielin SS/0 tikus transgenik
/enyakit
4idak
Spesi5sitas sel Induksi
in#amasi usus
diketahui,
4
peran
ditegakkan
oleh
belum rusaknya gen I*+ atau I*+%
mikroba
atau
intestinal
kurangnya regulator sel 4
+Abbas A/, 0ichtman A1, 2334
DAFTAR PUSTAKA
6bbas
6$,
*i!htman
61.
=asi!
immunology.
@disi
ke+.
/hiladelphia: Saunders, O. Stiehm @E. Immunologi! disorders in infants and !hildren. @disi ke+. /hiladelphia: = Saunders, %P8P. 6bbas 6$, *i!htman 61, /ober "S. Aisease !aused by humoral and !ell+mediated immune rea!tions. Aalam: 7ellular and mole!ular immunology. /hiladelphia: = Saunders, %PP%0 ?+;9. =ellanti "6. &e!hanism of tissue injury produ!ed by immunologi! rea!tions. Aalam: =ellanti "6, penyunting. Immunology III. /hiladelphia: = Saunders, %P8?0 %8+9.
Eoitt I&. @ssential immunology0 edisi ke+9. 3Bford 6 =la!kwell S!ioenti5!, %P880 +9;. http://www.scribd.com/doc/29262461/Sistem-Imun-Dan-Hematologi http://in!o"esmas4us.blogspot.com/2#12/11/macam-macam-"e"ebalan-bawaan innate.html http://cara-mengobati.com/search/macam-macam-pen$a"it-pada-sistem-imun Sherwood% lauralee% 2#11. &isiologi manusia : dari sel "e sistem%-'d. 6.(a"arta: ')*. (o$ce (ames% *olin +a"er , Helen Swain. 2##. Prinsip-Prinsip Sains Untuk
Keperawatan : 'rlangga &ictor , oe"ti. 2##. Praktis Belajar Biologi. (a"arta : 0isindo edia ersada Sloane% 'thel. 2##. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. (a"arta : ')*
MEKANISME IMUNITAS DAN REAKSI ALERGI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biomedik Dasar
Pada Program Studi D I Ke!era"atan Semarang
#leh $ Ahmad Eri Setia"an Anis Laela Megasari Sekar Arum %ari Kusuma
PR#GRAM STUDI D I KEPERA&ATAN SEMARANG 'URUSAN KEPERA&ATAN P#LITEKNIK KESE%ATAN KEMENKES SEMARANG ()*+