Mekanisme dan gangguan kesadaran Dr. Anna Luthfiana SpS Bagian Neurologi F K Univ. YARSI
Definisi :
Sadar : keadaan terjaga dan waspada,
dimana orang akan bereaksi sepenuhnya dan adekuat terhadap rangsang visual, auditoris ataupun rangsang sensibel. TIDUR : suatu keadaan tidak sadar untuk sementara waktu, dimana kondisi ini dapat dibangunkan dengan rangsang yang cukup keras. Pada manusia dan hewan yang sehat, bangun tidur yang terjadi diatur secara siklis dan diatur oleh pusat ritme sirkadian yang terdapat di hipothalamus.
Definisi :
Gangguan kesadaran terdiri dari :
Keadaan Koma : keadaan tidak sadar,
dimana rangsang berapa keraspun tidak dapat mengembalikan pada keadaan sadar. Diantara koma dan sadar terdapat beberapa keadaan peralihan seperti stupor - delirium. STUPOR : suatu keadaan penurunan kesadaran dimana subyek hanya dapat dibangunkan untuk waktu yang sangat singkat oleh rangsang keras yang berulang- ulang.
Definisi :
DELIRIUM : suatu keadaan kesadaran yang
menurun serta kacau dimana terdapat disorientasi, keadaan iritatif, salah persepsi terhadap rangsang-rangsang sensoris . Sering keadaan ini diselang-seling dengan kesadaran yang membaik disertai rasa takut ,gelisah.
Hipersominia : suatu keadaan mengantuk
yang berlebihan , sehingga kadang sukar dibedakan dengan keadaan koma ringan.
Pendapat para ahli mengenai pusat tidur dan koma di SSP Jackson : pusat kesadaran di lobus frontalis. Rosadini dan Rossi : ada pengaruh dominansi cerebral dalam proses terjadinya gangguan kesadaran. Von Econnomo : lesi-lesi di dalam batang otak akan menyebabkan gangguan kesadaran.
Pendapat para ahli mengenai pusat tidur dan koma di SSP
Morruzzi dan Magoum : adanya ARAS (ASCENDING RETICULAR ACTIVATING SYSTEM) di bagian rostral formatio reticularis di batang otak mempunyai proyeksi difus pada cortex cerebri.Artinya ARAS mempunyai pengaruh besar pada aktifitas cortex cerebri. Pada hewan percobaan : perangsangan pada ARAS menimbulkan keadaan terjaga. Dan jika ARAS dirusak timbul gangguan kesadaran (keadaan koma)
Pendapat para ahli mengenai pusat tidur dan koma di SSP
Jadi keadaan sadar disebabkan pengaruh membangunkan yang khusus dari ARAS yang merangsang cortex cerebri. Sebaliknya dari cortex ada pengaruh yang merangsang kembali formatio retikularis. Pada hewan percobaan : kerusakan yang cukup luas di formatio retikularis rostral dari pons, cukup untuk mengganggu/mengurangi aktifitas cortex untuk mempertahankan kesadaran.
Pusat pengaturan kesadaran :
CORTEX CEREBRI BILATERAL (HEMISPHERIUM CEREBRI BILATERAL) BATANG OTAK : terutama ARAS (Ascending Reticular Activating System) yang ada di FORMATIO RETICULARIS bagian rostral.
Penilaian kesadaran :
Kwalitatif : berdasarkan gradasi berat-
ringannya penurunan kesadaran. Dibagi atas :
- Kompos mentis - Apatis - Somnolen/stupor - Delirium - Soporous/sopor koma - Komatous/Koma.
Penilaian kesadaran :
Kwantitatif : berdasarkan skala
penilaian kesadaran, dengan skor 3 – 15. Dikenal sebagai : SKG (Skala Koma Glasgow) atau GCS (Glasgow Coma Scale).Ditemukan oleh Prof. Dr. Bryan
Jennett (Univ. Glasgow) pada tahun 1974. Yang dinilai 3 komponen : kemampuan membuka mata (E), kemampuan motorik (M), kemampuan bicara/verbal (V)
Penilaian kesadaran : KEMAMPUAn membuka kelopak mata (E) :
Spontan : dapat membuka mata sendiri secara spontan ( nilai 4 ) o Atas perintah : membuka mata hanya bil diajak berbicara ( nilai 3 ) o Terhadap rangsang nyeri : membuka mata bila diberi rangsang nyeri ( nilai 2 ) o Tak bereaksi : tidak membuka mata dengan rangsang apapun ( nilai 1 ) o
Penilaian kesadaran : Kemampuan motorik ( M ) : o o o o o
o
Menurut perintah : dapat melakukan gerak sesuai dengan perintah ( nilai 6 ) Reaksi setempat : ada gerakan menghindar terhadap rangsangan yang diberikan di beberapa tempat ( nilai 5 ) Reaksi menghindar : gerakan fleksi cepat disertai abduksi bahu ( nilai 4 ) Fleksi abnormal : fleksi lengan disertai adduksi bahu ( nilai 3 ) Ekstensi terhadap nyeri : ekstensi lengan disertai adduksi, endorotasi bahu dan pronasi lengan bawah ( nilai 2) Tak Bereaksi : tak ada gerakan dengan rangsangan yang cukup kuat ( nilai 1 )
Penilaian kesadaran : Kemampuan komunikasi/verbal ( V ) o o o o
o
Orientasi baik : berorientasi baik terhadap tempat, waktu dan orang ( nilai 5 ) Jawaban kacau : jawaban yang kacau terhadap pertanyaan kita ( nilai 4 ) Kata-kata yang tak berarti : berteriak dan tidak menanggapi pembicaraan kita ( nilai 3 ) Merintih/mengerang : pasien hanya dapat mengeluarkan suara rintihan/erangan saja ( nilai 2) Tak bersuara : nilai 1.
Penyebab gangguan kesadaran
1. Lesi organik/struktural di daerah supra tentorial. Penyebabnya a.l. lesi-lesi akut seperti abses otak, perdarahan otak, tumor otak serta edema kolateral yang menyertainya, sehingga menyebabkan daerah lesi dan sekitarnya bertambah volumenya dengan cepat.Hal ini mengakibatkan dorongan dan pergeseran struktur-struktur di sekitar lesi.
Penyebab gangguan kesadaran
2. Lesi-lesi organik/struktural di daerah sub tentorial. Lesi ini dapat terjadi di batang otak yang akan merusak bagian formatio retikularis serta pemb. drh di sekitarnya. Atau lesi ini dapat terjadi di luar batang otak yang menyebabkan penekanan langsung yang merusak batang otak itu sendiri.
Penyebab gangguan kesadaran
3. Gangguan difus (ensefalopati difus) dan gangguan metabolik pada otak. 3.1. Kekurangan O2 3.2. Kekurangan glukosa 3.3. Gangguan peredarah darah 3.4. Pengaruh berbagai macam toksin.
Kekurangan O2 :
Otak normal memerlukan 3,3 cc O2 per 100 gram otak per menit. Ini dikenal sebagai “ Cerebral metabolic rate for oxygen” ( CMRO2). Otak membutuhkan 15-20 % dari seluruh konsumsi O2 , berat otak 1200 gram. Jika CMRO2 turun < 2,4 cc/100 gram/menit timbul gangguan mental. Jika turun < 2 cc/100 gram/menit timbul gangguan kesadaran.
Kekurangan Glukosa:
Dalam keadaan normal untuk kebutuhan energi otak hanya glukosa yang tersedia sebagai zat pembakar. Ini disebabkan zat-zat lain tidak semudah glukosa melewati sawar darah otak. Tiap 100 gram otak normal membutuhkan 5,5 mg glukosa/menit. Kekurangan glukosa ini jika melampaui batas akan mengganggu fungsi kemudian merusak susunan saraf pusat.
Gangguan peredarah darah :
Untuk mencukupi kebutuhan O2 dan glukosa, maka aliran darah otak memainkan peranan yang terpenting. Pada keadaan istirahat : peredaran darah otak kira-kira 55 cc/100 gr jaringan otak/menit. (1520 % dari seluruh volume pengeluaran jantung). Jika aliran darah cerebral berubah, pengambilan O2 oleh otak akan berubah untuk mempertahankan CMRO2 agar konstan. Jika melampaui batas-batas tertentu , maka CMRO2 akan turun dengan cepat dan timbul gangguan kesadaran.
Pengaruh toksin pada gangguan kesadaran. Toksin dapat berasal dari dalam tubuh seperti pada penyakit metabolik : diabetes mellitus(koma diabetikum), gagal ginjal (koma uremik) , gangguan fungsi hati (koma hepatikum). Toksin dapat juga berasal dari luar tubuh seperti pada kasus infeksi, keracunan.