Materialitas Dan Risiko Audit Dan Prosedur Penilaian Risiko
MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Tinjauan Umum
Materialitas mengukur apa saja yang dianggap signifikan oleh pemakai laporan keuangan dalam membyat keputusan ekonomis. Konsep materialitas mengakui bahwa hal-hal tertentu, terpisah atau tergabung, penting untuk pembuat keputusan ekonomis berdasarkan laporan keuangan tersebut. contoh keputusan ekonomis : menanam modal dalam entitas ini, berinteraksi bisnis dengannya, meminjamkan uang kepadanya, dan lain-lain.
Pemakai Laporan Keuangan
Materialitas digunakan untuk membuat dan mengaudit laporan keuangan. materiaitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan (overall (overall materiality materiality atau materialitas menyeluruh) sering kali dijelaskan, misalkan dalam kerangka aporan keuangan, seperti disajikan dalam tabel. Dampak
terhadap Salah saji, termasuk kealpaan ((omission ), dianggap material jika omission),
pengambilan
terpisah atau tergabung, yang secara wajar dapat mempengaruhi
keputusan ekonomis
keputusan ekonomis pemakai yang mendasarkan keputusannya pada laporan keuangan tersebut
Situasi yang ada
Pertimbangan judgments) ( judgments) mengenai materialitas dibuat dengan memperhatikan situasi yang ada ( surrounding surrounding circumstances), circumstances), dan dipengaruhi oleh ukuran atau sifat salah saji atau keduanya (ukuran dan sifat salah saji)
Kebutuhan pemakai Judgments Judgments mengenai hal yang material bagi pemakai laporan laporan
secara keuangan didasarkan pada kebutuhan akan informasi umumdari
umum
pemakai laporan sebagai satu kelompok. Dampak salaj saji pada masing-masing pemakai, yang kebutuhannya bisa sagat bervariasi, tidak ikut diperhitungkan
Sifat salah saji
Salah saji atau misstatements misstatements bisa terjadi karena berbagai sebab, dan dapat dikeompokkan menurut:
Ukuran ( size) size) – berapa berapa besarnya salah saji dalam ukuran uang (monetary (monetary amount )
Sifat (nature (nature)) salah saji tersebut, ini merupakan ukuran kualitatif dari suaru salah saji; dan
Situasi di sekitar terjadinya salah saji tersebut (circumstances (circumstances surrounding the occurence) occurence) Salah saji yang lazim ditemukan antara lain:
Kesalahan (errors (errors)) dan kecurangan ( fraud fraud ) dalam pembuatan laporan keuangan Penyimpangan terhadap kerangka pelaporan keuangan yang digunakan ((departures departures from the applicable financial reporting framework )
Kecurangan yang dilakukan karyawan atau manajemen
Kesalahan mamajemen (management (management error )
Pembuatan estimasi yang tidak akuratatau tidak tepat (inacurate (inacurate or inappropriate estimates); estimates); atau
Penjelasan yang keliru, tidak tepat atau tidak lengkap mengenai kebijakan akuntansi atau hal lain dalam catatan atas laporan keuangan
Materialitas dan Risiko Audit
Risiko audit adalah kemungkinan auditor memberikan pendapat yang keliru (inappropriate (inappropriate audit opinion) opinion) atas laporan keuangan yang mengandung salah saji yang material. Komponen risiko audit dan hubungan antara risiko saah saji yang material (risk of material misstatements-RMM) misstatements-RMM) dan risiko tidak ditemukannya salah saji oleh auditor Komponen risiko audit
RMM (risiko salah saji
RMM adalah risiko dimana laporan keuangan disalahsajikan
yang material)
secara material sebelum audit dimulai. Risiko-risiko ini diperhitungkan atau menjadi pertimbangan ditingkat laporan keuangan ( financial financial statement level ) dan pada tingkat asersi (asertion level ). ). RMM merupakan kombinasi dari Risiko Bawaan atau Inherent Risk (IR ) dan Risiko Pengendalian atau (CR ), ), atau dirumuskan sebagai IR x CR = RMM Contro Risk (
Detection risk
Detection Risk adalah risiko dimana auditor gagal mendeteksi
suatu salah saji dalam asersi yang bisa berdampak material. Detection risk tidak pernah diturunkan sampai ke angaka nol, karena adanya kendala bawaan (inherent (inherent limitations) limitations) dalam prosedur audit, masih diperukannya professional judgments (yang dibuat manusia secara alamiah bisa berbuat salah),dan sifat dari bukti yang diperiksa).
AR = RMM x DR Risiko audit atau Audit Risk (AR)dapat dirumuskan sebagai berikut:
Materialitas dan Audit Risk terus diperhatikan sepanjang audit, dengan :
Mengidentifikasi dan menilai RMM
Menentukan sifat, waktu dan luasnya prosedur audit lanjutan
Menentukan revisi atas materialitas (overall (overall materiality maupun materiality maupun performance performance materiality) materiality)
Mengevaluasi dampak salah saji yang tidak dikoreksi (uncorrected misstatement )
Tingkat Materialitas
Empat konsep Materialitas “Overall” materiality
Overall materiality materiality didasarkan
atas
apa
yang
layaknya
diharapkan berdampak terhadap keputusan yang dibuat laporan keuangan. “Overall”
materiality ditetapkan lebih rendah dari Overall performance Performance materiality
materiality
materiality. Performance materiality materiality memungkinkan auditor menanggapi penilaian risiko tertentu (tanpa mengubah Overall materiality) materiality)
“Specific” materiality
Specific materiality untuk jenis transaksi , saldo akun atau disclosure disclosure tertentu dimana jumlah salah sajinya akan lebuh rendah dari Overall materiality
“Specific”
materiality
performance
Specific performance materiality materiality ditetapkan lebih rendah dari Specific materiality. materiality. Hal ini memungkinkan auditor menanggapi penilaian tertentu, dan memperhitungkan kemungkinan adanya
salah saji yang tidak terdeteksi dan salah saji yang tidak material, yang secara agregat dapat berjumlah materiality berjumlah materiality
Materialitas untuk Laporan keuangan secara menyeluruh
Materialitas untuk Laporan keuangan secara menyeluruh (overall (overall materiality) materiality) didasarkan atas persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan dari pemakai lapran keuangan. ini (umumnya dan seharusnya) ditetapkan sebesar angka materialitas yang digunakan pembuat laporan keuangan. Sekai ditetapkan, angka overall materiality materiality menjadi salah satu faktor yang pada akhirnya menjadi ukuran yang dipakai untuk menilai sukses atau gagalnya audit. Misalnya overall materiality ditetapkan materiality ditetapkan sebesar Rp20juta. Jika sesudah melaksanakan prosedur audit:
Tidak ada salah saji yang ditemukan, sehingga auditor memberikan pendapat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
Beberapa salah saji yang kecil-kecil (immaterial (immaterial ) ditemukan dan tidak dikoreksi- auditor memberikan pendapat WTP.
Salah sjai yang tidak dikoreksi melampaui angka materialitas (Rp20juta) ditemukan, dan menejemen tidak bersedia mengoreksinya- auditor memberikan pendapat WDP (wajar dengan pengecualian) atau pendapat TW (tidak wajar)
Ada salah saji yang tidak dikoreksi melampaui angka materialitas (Rp20juta) di dalam laporan keuangan tetapi tidak ditemukan auditor- auditor secara keiru memberikan pendapat WTP. Performance Materiality
Performance Materiality Materiality memungkinkan auditor menangani risiko salah saji dalam jenis transaksi, saldo akun atau atau disclosures disclosures tanpa harus mengubah overall materiality. materiality. Performance Materiality Materiality memungkinkan auditor menetapkan angka materialitas berdasarkan overall materiality, materiality, tetapi lebih rendah dari overall materiality materiality untuk mencerminkan detection risk (risiko tidak terdeteksinya salah saji) dan untuk mencerminkan penilaian risiko. Menetapkan angka Performance Materiality Materiality yang tepat memastikan besar/luasnya pekerjaan audit untuk meningkatkan kemungkinan terungkapnya salah saji. Menetapkan angka Performance Materiality Materiality yang tepat memerlukan kearifan profesional ( profesional profesional judgment ), ), dan bukan sekedar hitung-hitungan sederhana atau penerapan tabel-tabel. Dalam hal ini kearifan profesional memperhitungkan hal-hal dalam menangani risiko audit, seperti:
Memahami entitas dan hasil dari pelaksanaan prosedur risk assessment
Sifat dan luasnya salah saji yang terungkap dalam audit terdahulu
Ekspektasi mengenai salah saji dalam tahun berjalan
Specific Materiality
Ada beberapa situasi dimana salah saji yang lebih kecil dari angka materialitas untuk laporan keuangan secar a keseluruhan daoat diperkirakan secara layak. Akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan. Yang
mempengaruhi
Contoh-contoh
keputusan
Ketentuan
perundang-
Disclosures Disclosures yang sensitif seperti remunerasi manajemen dan
undangan dan kerangka tcwg pelaporan keuangan
Related-party transaction (transaksi transaction (transaksi istimewa) Ketidakpatuhan terhadap perjanjian pinjaman,perikatan lainnya, ketentuan perundangan, dan kewajiban pelaporan statuter atau yang ditetapkan regulator Pengeluaan tertentu seperti illegal payments (suap, payments (suap, gratifikasi) atau biaya eksekutif
Pengungkapan dalam
utama
industri
Besarnya cadangan dan biaya eksplorasi dala perusahaan
yang tambang
bersangkutan
Besarnya
biaya
penelitian
dan
pengembangan
dalam
perusahaan farmasi Pengungkapan penting,
peristiwa perubahan
penting dalam operasi
Bisnis yang baru diakusisi atau perluasan perusahaan Kegiatan usaha yang diberikan Peristiwa luar biasa atau contingencies (seperti tuntutan hukum) Perkenalan produk atau jasa baru
Specific Performance Materiality
Specific Performance Materiality ditetapkan lebih rendah dari angka Specific materiality, materiality, untuk memastikan pekerjaan audit yang cukup, dilaksanakan untuk mengurangi ke tingkat rendah yang
tepat, probabilitas salah saji yang tidak dikoreksi dan yang tidak terdeteksi melebihi Specific materiality.
Mendokumentasikan Materialitas
Karena angka materialitas ditentukan berdasarkan kearifan profesional, sangatlah penting faktorfaktor
dan
angka-angka
yang
digunakan
dalam
materialitas
pada
berbagai
tingkat,
didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi ini terjadi selama:
Tahao perencanaan, ketika keputusan dibuat mengenai luasnya pekerjaan audit yang harus dilaksanakan
Audit, jika berdasarkan temuan audit, diperlukan revisi atas overall materiality materiality atau performance materiality untuk materiality untuk jenis transaksi, saldo akun atau disclosures tertentu.
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO Tinjauan Umum
Tujuan prosedur penilaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian intern dari entitas tersebut. Bukti Audit Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Namun, bukti itu saja tidak cukup. Bukti prosedur penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperi pengujian pengendalian dan /atau prosedur substantif.
Ketiga Prosedur Penilaian Risiko
ketiga prosedur penilaian risiko ini terdiri atas: a. Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquiries (inquiries of management and others) b. pengamatan dan inspeksi (observation (observation and inspection) inspection) c. prosedur analitikal (analytical (analytical procedures) procedures)
Menanyakan Kepada Manajemen Dan Pihak Lain
ISA 240:17 Auditor wajib menanyakan kepada manajemen tentang (a) Peniaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan karena kecurangan, termasuk tentang sifat, luas dan berapa seringnya penilaian tersebut dilakukan. (b)
Proses
yang
dilakukan
manajemen
untuk
mengidentifikasi
dan
menanggapi
risiko
kecurangandalam entitas itu, termasuk risiko kecurangan yang diidentifikasi oleh manajemen atau yang dilaporkan kepada manajemen atau risiko kecurangan mungkin terjadi dalam jenis transaksi, saldo akun atau pengungkapan. (c) Komunikasi manajemen dengan tcwg mengenai proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas itu; dan (d) Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada,tentang pandangan manajemen mengenai praktik-praktik bisnis dan perilaku etis.
Prosedur Analitikal
Prosedur analitikal sebagai prosedur penilaian risiko membantu mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan keuangan dan audit. Disamping sebagai prosedur penilaian risiko, prosedur analitikal juga dapat digunakan sebagai prosedur audit selanjutnya dalam:
Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan.
Melakukan reviu menyeluruh atas laporan keuangan pada atau menjelang akhir audit Hasil prosedur analitikal dibandingkan dengan informasi yang dikumpulkan untuk:
Mengidentifikasi risiko salah saji yang material mengenai asersi yang terkandung dalam unsurunsur laporan keuangan yang signifikan; dan
Membantu merancang sifat, waktu dan luasnya prosedur audit selanjutnya
Observasi (Pengamatan) dan Inspeksi
Observasi atau pengamatan dan Inspeksi (oservation and inspection) mempunyai dua fungsi:
Mendukung prosedur inquiries (bertanya) kepada manajemen dan pihak-pihak lain
Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya Sumber Lain Mengenai Risiko Sumber
Penjelasan
Prosedur
Ini adalah prosedur yang dilakukan sebelum audit dimulai,
menerima/melanjutkan klien
yakni untuk memutuskan apakah KAP akan menerima atau meneruskan audit untuk entitas yang sudah menjadi kliennya tahu lalu.
Penugasan masa lalu
Pengalaman dari penugasan audit atau penugasan lain di entitas tersebut pada masa lalu, bisa dimanfaatkan untuk menilai risiko tahun ini.
Informasi eksternal
Inquiries pada Inquiries pada pengacara atau ahli penilaian yang digunakan entitas Reviu atas laporan yang dibuat bank atau lembaga pemeringkat (rating (rating agencies) agencies)
Informasi mengenai industri yang bersangkutan dan keadaan ekonomi Diskusi tim audit
Diskusi tim audit (termasuk engagement partner -nya) -nya) mengenai kerawanan laporan keuangan entitas tersebut terhadap risiko-risiko tertentu
Prosedur Penilaian Risiko Terhadap Audit Laporan Keuangan (makalah)
Abstrak
Implementasi akuntabilitas pada sektor publik saat ini terus menerus diupayakan agar dilaksanakan secara konsisten oleh semua jajaran aparatur pemerintahan. Para pimpinan instansi juga didorong agar mereka berperan aktif dalam menciptakan tone at the top. Mereka dituntut untuk memberi contoh dalam menghindari praktek-praktek fraud, penyalahgunaan wewenang dan perbuatan melawan hukum yang mengarah pada perbuatan KKN. Upaya penciptaan lingkungan pengendalian dikembangkan sedemikian rupa sehingga pemahaman tentang fraud telah diberi batasan dan definisi yang lebih konkrit. Sementara upaya lainnya adalah memperluas kewenangan dalam tanggungjawab pembuatan kebijakan anti-fraud di level pimpinan institusi, termasuk langkah-langkah pencegahan (prevention) dan pendeteksian (detection) fraud. Bagi unit audit internal, lingkungan pengendalian yang mendukung upaya penciptaan lingkungan anti fraud dapat menempatkannya pada posisi kesempatan dan tantangan. Lingkungan pengendalian yag kondusif dapat mendorong peran auditor internal secara cepat membangun rencana tindak program pencegahan fraud, dan akan mendapatkan cara untuk memb eri nilai tambah bagi organisasinya. Konsekuensinya pimpinan audit internal yang g agal mengantisipasi harapan/tuntutan para stakeholder para stakeholder -nya -nya maka jabatan yang ia duduki menjadi taruhannya.
Pendahuluan
prosedur penilaian risiko bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji saji material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian intern dari entitas tersebut.Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Namun, bukti itu saja tidak cukup. Bukti prosedur penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperi pengujian pen gendalian dan/atau prosedur substantif. Auditor wajib melakukan prosedur penilaian resiko untuk men gidentifikasi dan menilai risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Pemahaman entitas merupakan upaya yang berkesinambungan dan proses dan proses yang dinamis dalam mengumpulkan dan menganalisis men ganalisis informasi selama audit berlangsung. Auditor menggunakan kearifan profesionalnya untuk menentukan prosedur penilaian risiko yang harus dilaksanakannya, dan seberapa dalam ia perlu memahami entitas itu. Auditor perlu melaksanakan prosedur penilaian risiko yang cukup untuk mengidentifikasi risiko bisnis dan risiko kecurangan yang bisa berdampak pada salah saji material. Auditor menyelidiki dengan seksama keadaan yang menimbulkan keraguan tentang kemampuan entitas melanjutkan usahanya. Ketika melaksanakan prosedur penilaian risiko,auditor wajib mempertimbangkan apakah ada peristiwa atau kondisi yang membuat kemampuan entitas untuk mempertahankan bisnisnya diragukan.
Rumusan Masalah 1. 2.
Bagaimana pertimbangan tentang prosedur penilaian risiko ? Pentingnya prosedur penilaian risiko atas laporan ke uangan ?
Tujuan Makalah
Berdasarkan pada pendahuluan dan rumusan masalah, makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang : 1. 2.
Pertimbangan tentang prosedur penilaian resiko Pentingnya prosedur penilaian risiko atas laporan ke uangan
Landasan Teori
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Sedangkan Standar Profesional Akuntan Publik menyatakan bahwa laporan keuangan mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual, atau keseluruhan, cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Prosedur penilaian risiko akan memberikan bukti audit untuk mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan namun, bukti itu saja tidak cukup. Bukti dari prosedur penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperti pengeujian pengendalian dan prosedur substansif.
Analisis dan Pembahasan Pertimbangan awal tentang prosedur penilaian audit
Ketika melaksanakan prosedur penilaian resiko dan kegiatan terkait untuk memperoleh pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya. Auditor wajib melaksanakan prosedur untuk memperoleh informasi yang akan digunakan untuk mengidentifikasi risiko salah saji karena kecurangan. Untuk memperoleh p emahaman mengenai entitas dan lingkungannya, auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai hal hal berikut :
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Ketentuan mengenai estimasi akuntansi, term asuk pengungkapannya sesuai kerangka pelaporan keuangan yg diterapkan. Bagaimana manajemen mengidentifikasi transaksi, peristiwa, dan keadaan yg mungkin membutuhkan estimasi akuntansi yang akan dimasukan atau diungkapkan dalam laporan keuangan. Auditor wajib menanyakan kepada manajemen tentang perubahan keadaan yang mungkin memerlukan estimasi akuntansi baru atau meme rlukan revisi atas estimasi akuntansi yang ada. Bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi dan pemahaman tentang data yang digunakan sebagai dasar, termasuk : metode atau model yang digunakan untuk membuat estimasi akuntansi] pengendalian yang relevan apakah manajemen menggunakan tenaga ahli asumsi yang mendasari estimasi akuntansi apakah ada perubahan atau seharusnya ada perubahan dari tahun lalu dalam
membuat estimasi akuntansi 1.
apakah manajemen menilai dampak ketidakpastian estimasi
Sebagai bagian prosedur penilaian risiko, auditor wajib melaksanakan prosedur audit untuk memperoleh informasi yang relevan guna mengidentifikasi mengiden tifikasi risiko salah saji material berkaitan dengan hubungan istimewa (related-party relationship) dan transaksi di an tara pihak pihak tersebut. Ketika melakukan prosedur penilaian risiko, auditor wajib mempertimbangkan apakah ada peristiwa atau kondisi yang membuat kemampuan entitas untuk mempertahankan hidupnya (atau melanjutkan bisnisnya sebagai going sebagai going concern) concern) diragukan.
Pentingnya prosedur penilaian risiko atas laporan keuangan
Tujuan prosedur penilaian risiko adalah mengiden tifikasi dan menilai rrisiko salah saji material dalam pelaporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai dengan memahami tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman tentang pengendalian intern dari entitas tersebut.Ada 3 prosedur penilaian resiko, yaitu : 1.
Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquiries (inquiries of management and others) others)
Auditor wajib menanyakan kepada manajemen tentang : 1. 2. 3.
Penilaian oleh manajemen tentang risiko salah saji material dalam laporan keuangan karena kecurangan, termasuk sifat,luas dan berapa seringnya penilaian tersebut dilakukan. Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangandalam entitas itu. Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas itu.
4.
Komunikasi manajemen dengan karyawan tentang pandangan manajemen mengenai praktik praktik bisnis dan perilaku etis.
2.
Pengamatan dan inspeksi (observation (observation and inspection) inspection)
Mempunyai 2 fungsi yaitu : 1. Mendukung prosedur inquiries (bertanya) kepada manajemen dan pihak pihak lain 2. Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya 3. Prosedur analitikal (analytica ( analyticall procedures) procedures)
Prosedur ini membantu mengidentifikasi hal hal yang mempun yai implikasi terhadap laporan keuangan dan audit. Prosedur analitikal juga dapat digunakan sebagai prosedur audit dalam : 1.
Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan atau dapat disebut sebagai prosedur analitikal substantif 2. Melakukan reviu menyeluruh atas laporan keuangan pada atau menjelang akhir audit.
Prosedur analitikal pada umumnya menggunakan data agregatif yang berarti hasil dari prosedur analitikal hanya memberi indikasi awal yang sangat luas/umum mengenai terjadinya salah saji yang bersifat material.
Ketiga prosedur tersebut dilakukan selama berlangsungnya aud it. Dalam banyak situasi, hasil dari satu prosedur akan membawa pada prosedur lain. Ketiga prosedur tersebut merupakan hal yang penting yang harus dilaksanakan d ilaksanakan oleh auditor agar risiko salah saji material dapat teridentifikasi dan menjadikan informasi yang relevan bagi entitas maupun pengguna eksternal. Daftar Pustaka
Buku Audit Berbasis ISA – Theodorus Theodorus M. Tuankotta http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/14/perencanaan-audit/ http://www.slideshare.net/inapurmini/audit-berpeduli-risiko http://srhyebiru.blogspot.com/2014/01/materialitas-dan-risiko-audit-dan.html http://tensilatif31.blogspot.com/2012/07/resiko-audit.html