RMK CHAPTER 6 – Cahya Prasetyowati (F3311033) (F3311033) Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal
MATERIALITAS Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama standar pekerjaan lapangandan standar pelaporan. Menurut SA seksi 312 tentang Risiko Audit dan Materialitas Audit dalam Pelaksanaan Audit mengharuskan auditor untuk memertimbangkan materialitas dalam perencanaan audit dan penilaian terhadap kewajaran sebuah laporan keuangan secara global sesuai PABU yang berlaku di Indonesia. Indonesia.
Konsep Materialitas Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salaj saji suatu informasi akuntasi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya. Dimana hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan atau pengaruh terhadap pertimbangan pihak-pihak yang berkepentingan. Dari definisi ini, dapat diketahui bahwa materialitas mengharuskan mengharuskan seorang auditor untuk memertimbangkan memertimbangkan baik keadaan yang berkaitan dengan dengan entitas dan dan kebutuhan informasi informasi pihak yang yang berkepentingan. berkepentingan.
Pentingnya Konsep Materialitas Ada dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor, yaitu konsep materialitas dan konsep risiko audit. Konsep materialitas menunjukkan seberapa besar salah saji yang dapat diterima oleh auditor agar para user laporan keuangan tdak terpengaruh dengan salah saji tersebut. Sedangkan konsep risiko audit menunjukkan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan walaupun terdapat salah saji material.
Pertimbangan Awal tentang Materialitas Pertimbangan Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif. Pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan. Sedangkan pertimbangan kualitatif berkaitan dengan penyebab salah saji. Dalam prosesnyamelakukan perencanaan perencanaan audit, auditor harus menetapkan menetapkan materialitas materialitas pada dua tingkat sebagai sebagai berikut: a.
Tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas kewajaran mencakup sebuah laporan keuangan.
b. Tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai kesimpulan yang menyeluruh atas kewajaran sebuah laporan keuangan.
RMK CHAPTER 6 – Cahya Prasetyowati (F3311033) Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal
RMK CHAPTER 6 – Cahya Prasetyowati (F3311033) (F3311033) Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pertimbangan awal mengenai materialitas di setiap tingkatnya adalah sebagai berikut: a.
Materialitas pada tingkat laporan keuangan
b. Materialitas pada tingkat saldo akun c.
Alokasi materialitas Laporan Keuangan ke akun
d. Penggunaan Penggunaan materialitas dalam mengevaluasi mengevaluasi bukti audit
HUBUNGAN MATERIALITAS DAN BUKTI AUDIT Materialitas merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan audit. Dalam membuat generalisasi hubungan atara materialitas dan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus diperhatikan. Semakin rendah materialitas, semakin banyak bukti yang diperlukan. diperlukan.
RISIKO AUDIT Menurut SA seksi 312, risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak dimodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas sebuah laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor menyatakan menyatakan pendapatnya, semakin rendah risiko audit y ang bersedia ditanggung oleh auditor. Auditor merumuskan merumuskan suatu pendapat pendapat atas laporan keuangan keuangan sebagai keseluruhan atas dasar bukti yang diperoleh dengan tujuan untuk membatasi risiko audit pada tingkat saldo akun dan risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Risiko Audit pada Tingkat Laporan Keuangan dan Tingkat Saldo Akun Terdapat kenyataan bahwa auditor tidak dapat memberikan jaminan atas kepastian informasi yang disajikan oleh kliennya dalam laporan keuangan mengharuskan auditor mempertimbangakan aspek materialitas maupun risiko auditnya. Risiko audit sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Risiko audit keseluruhan, keseluruhan, yang berkaitan sebagai laporan keuangan senagai keseluruhan. b. Risiko audit individual, yang berkaitan dengan setiap saldo akun individual yang dicantumkan dalam laporan keuangan.
Unsur Risiko Audit Terdapat tiga unsur risiko audit, yaitu: a.
Risiko bawaan, yaitu kerentanan saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.
RMK CHAPTER 6 – Cahya Prasetyowati (F3311033) Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal
RMK CHAPTER 6 – Cahya Prasetyowati (F3311033) (F3311033) Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal b. Risiko pengendalian, yaitu risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern suatu entitas. c.
Risiko deteksi, yaitu risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
Penggunaan Informasi Risiko Audit Auditor menentukan risiko deteksi dari formula risiko audit berikut ini: Risiko Deteksi dapat dihitung dengan rumus:
Hubungan Antar Unsur Risiko
Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit, dan Bukti Audit Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Jika auditor memertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
b. Jika auditor memertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan maka risiko audit akan meningkat.
RMK CHAPTER 6 – Cahya Prasetyowati (F3311033) Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal
RMK CHAPTER 6 – Cahya Prasetyowati (F3311033) (F3311033) Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal c.
Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat memilih salah satu cara dibawah ini: 1. Menambah tingkat materialitas, sementara itu memertahankan jumlah bukti audit yang dikumpulkan. 2. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan. 3. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara bersamaan. bersamaan.
STRATEGI AUDIT AWAL Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk sebuah asersi, auditor menetapkan empat unsur berikut: a.
Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.
b. Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh. c.
Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan dilaksanakan untuk menaksir risiko pengendalian.
d. Tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah. Stratergi audit awal dibagi menjadi dua macam, yaitu: a.
Pendekatan terutama substantif
b. Pendekatan risiko pengendalian rendah Perbandingan dari dua strategi diatas adalah s ebagai berikut: PENDEKATAN TERUTAMA SUBSTANTIF
Auditor merencanakan taksiran risiko pengendalian pada tingkat maksimum maksimum atau atau mendekati maksimum
PENDEKATAN RISIKO PENGENDALIAN RENDAH Auditor melaksanakan taksiran risiko pengendalian pada pada tingkat moderat moderat / rendah
Auditor melaksankan prosedur yang kurang ekstensif untuk memeroleh pemahaman atas pengendalian intern
Auditor melaksanakan prosedur yang lebih ekstensif untuk memeroleh pemahaman atas pengendalian intern intern
Auditor merencanakan sedikit, jika ada, pengujian pengendalian pengendalian
Auditor merencanakan merencanakan pengujian pengendalian secara luas
Auditor merencanakan akan melakukan pengujian substantif substantif secara luas
Auditor merencanakan akan membatasi pengujian secara secara substantif
RMK CHAPTER 6 – Cahya Prasetyowati (F3311033) Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal