KONDISI SUNGAI DI KALIMANTAN BARAT STUDI KASUS : SUNGAI SAMBAS
Makalah untuk Mata Kuliah DAS dan Pengelolaan Sungai Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Teknik Sipil
Oleh: VINI ARISTY PUTRI NIM D1091171014 D 1091171014
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA TANJUNGPURA PONTIANAK SEPTEMBER, 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya lah sehingga penulis dapa t menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami mata kuliah DAS dan Pengelolaan Sungai. Penulisan laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah DAS dan Pengelolaan Sungai. Adapun laporan ini telah penulis buat semaksimal mungkin dan dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini. Harapan penulis semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini agar kedepannya dapat lebih baik. Laporan ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Pontianak, September 2018 Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN
.......................................................................................................1
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Perumusan Masalah
1.3.
Tujuan Penulisan
1.4.
Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN 2.1.
.........................................................................................................1
......................................................................................................2 ....................................................................................................2
........................................................................................................3
Pengertian Sungai
BAB III PENUTUP
..................................................................................................2
.....................................................................................................3
..............................................................................................................15
3.1.
Kesimpulan
3.2.
Saran
............................................................................................................15
......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................17
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Sungai adalah suatu jaringan alur-alur alam dari kecil ke besar pada permukaan bumi, di mana air hujan yang jatuh di permukaan bumi setelah sebagian menguap (ataupun diambil oleh tanaman) akan melimpas dan mengalir membentuk alur-alur; yang kemudian menjadi alur-alur sedang (tributaries) dan seterusnya mengumpul menjadi satu alur besar atau utama yang sebelum masuk ke laut dapat terbagi atas beberapa alur (distributaries). Kedinamisan aliran sungai sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca, karakteristik aliran sungai dan pola hidup masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar tepian sungai. Kondisi ini menyebabkan kualitas dan kuantitas sungai sangat
dipengaruhi
oleh
perubahan-perubahan
iklim
sesuai
dengan
perkembangan lingkungan yang terjadi dan pola hidup masyarakat sekitar sungai. Faktor-faktor tesebut memunculkan saling keterkaitan interaksi satu dan yang lainnya. Bila interaksi beberapa komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan kondisi yang menyebabkan ekosistem menjadi tidak seimbang. Bertambahnya jumlah penduduk, kurangnya daerah serapan air dan makin bertambahnya pemukiman disekitar aliran sungai, menyebabkan kondisi sungai mengalami banyak penurunan dalam hal kualitas mutu air. Penurunan kualitas mutu air sungai juga diakibatkan oleh pola aktivitas masyarakat sekitar aliran sungai. Kerusakan dan pencemaran air diantaranya terjadi akibat dari penggunaan lahan serapan air yang dijadikan tempat tinggal sampai pada pembuangan sisa aktivitas rumah tangga dan limbah sisa hasil industri ke sekitar atau kedalam aliran sungai serta penambangan emas dan intan tanpa izin (PETI).
1
Akibat dari buangan sisa hasil aktivitas manusia ke sekitar atau kedalam aliran sungai menyebabkan terganggunya ekosistem aliran sungai tersebut. Mulai dari tidak terpenuhinya kualitas air berstandar 3B (tidak berwarna, berbau dan tidak beracun), berkurangnya jumlah ikan dan satwa air, timbulnya lingkungan kumuh sampai pada munculnya masalah kesehatan dan lainnya. Salah satunya Sungai Sambas yang berada di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia. Sungai ini berasal dari Kabuoaten Bengiayang, melewati Kota Sambas, mengalir terus sampai ke Pemangkat dan bermuara ke Laut Cina Selatan.
1.2.
Perumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sungai? 2. Bagaimana gambaran umum Sungai Sambas? 3. Apa saja pemanfaatan Sungai Sambas? 4. Apa sejarah di Sungai Landak? 5. Apa saja potensi di Sungai Sambas? 6. Bagaimana kondisi dan permasalahan yang terjadi di Sungai Sambas?
1.3.
Tujuan Penulisan Untuk mengetahui bagaimana sejarah, pontensi, kondisi, dan permasalahan yang terjadi pada Sungai Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia. Untuk memenuhi tugas mata kuliah DAS dan Pengelolaan Sungai.
1.4.
Manfaat Penulisan Dapat mengetahui sejarah, pontensi, kondisi, dan permasalahan yang terjadi pada Sungai Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia. Dapat memenuhi tugas mata kuliah DAS dan Pengelolaan Sungai.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Sungai Sungai adalah suatu jaringan alur-alur alam dari kecil ke besar pada permukaan bumi, di mana air hujan yang jatuh di permukaan bumi setelah sebagian menguap (ataupun diambil oleh tanaman) akan melimpas dan mengalir membentuk alur-alur; yang kemudian menjadi alur-alur sedang (tributaries) dan seterusnya mengumpul menjadi satu alur besar atau utama yang sebelum masuk ke laut dapat terbagi atas beberapa alur (distributaries). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai Bab I Pasal I angka I menyatakan bahwa “Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta iar di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan”. Sungai juga merupakan bagian permukaan bumi yang letakn ya lebih rendah dari tanah di sekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain. Sungai merupakan tempat mengalirnya air tawar. Air yang mengalir lewat sungai bisa berasal dari air hujan, bisa berasal dari mata air atau bisa juga berasal dari es yang mengalir (Gletser). Dengan demikian dapat dikatakan sungai berfungsi menampung curah hujan suatu daerah tertentu dan mengalirkannya ke laut. Banyaknya volume air sungai tersebut tergantung luas daerha aliran sungai (DAS) atau dikenal dengan catcment area. Sungai, disamping berfungsi mengalirkan air (fungsi hdrologi) sekaligus mengalirkan sedimen (fungsi morphologi dalam proses pembentukkan daratan bumi), seperti : a. Mengangkut bahn-bahan yang lepas akibat proses pelapukan atau lainnya. b. Mengikis lembahnya sendiri.
c. Mengendapkan bahan-bahan yang diangkutnya pada bagian-bagian tertentu dari sungai atau di danau ataupun lautan.
2.2. Gambaran Umum Sungai Sambas Wilayah Sungai Sambas secara administrasi berada di dalam wilayah Kabupaten Sambas dan kabupaten Bengkayang, sehingga dalam rangka kemudahan perolehan data dan analisisnya, maka secara makro akan mempergunakan data kewilayahan Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang. Pada tahun 2002, jumlah kecamatan yang berada di dalam Kabupaten Sambas adalah 16 (enam belas) wilayah kecamatan, dan pada tahun 2008 berkembang menjadi 19 (sembilan belas) wilayah kecamatan. Dengan demikian selama periode tersebut telah terjadi pemekaran wilayah kecamatan yang menghasilkan 3 (tiga) wilayah kecamatan pemekaran baru. Di antara ke19 kecamatan tersebut, 16 kecamatan berada pada koridor Wilayah Sungai Sambas.Sedangkan jumlah kecamatan yang masuk dalam Kabupaten Bengkayang berjumlah 17 wilayah kecamatan, dan 7 (tujuh) wilayah kecamatan di antaranya termasuk ke dalam koridor Wilayah Sungai Sambas yang ada di Kabupaten Bengkayang. Jumlah wilayah kecamatan di kedua wilayah kabupaten tersebut yang bersinggungan dan/atau dialiri oleh Sungai Sambas dengan anak-anak sungainya mencapai 23 wilayah kecamatan. Adapun luas keseluruhan ke-23 wilayah kecamatan tersebut mencapai 9.067,38 Km2 (906.738,00 Ha), meliputi 6.020,45 Km2 (602.045,00 Ha) dalam Kabupaten Sambas dan 3.046,93 Km2 (304.693,00 Ha) dalam Kabupaten Bengkayang. Kabupaten Sambas terletak di bagian paling utara Provinsi Kalimantan Barat atau di antara garis 2 o08’ LU dan 0o33’ LU serta di antara 108o39’ BT dan 110o04’ BT pada peta rupa bumi. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini maka, daerah Kabupaten Sambas berdekatan dengan garis khatulistiwa (garis lintang 0o) yang melintas di atas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak ini
4
pula, maka Kabupaten Sambas termasuk salah satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi.
2.3. Pemanfaatan Sungai Sambas
Wilayah Sungai Sambas yang mempunyai 4 (empat) sungai besar (Sungai Sambas Besar, Bantanan, Sambas dan Kumba) dan menjadikan sungai sebagai alat transportasi utama, berdampak pada dipilihnya daerah bantaran sungai sebagai lokasi permukiman penduduk dan aktivitas perekonomian. Wilayah Sungai Sambas, 19 kecamatan di antaranya merupakan wilayah yang pemanfaatan sungai sebagai prasarana dan sarana tarnsportasi cukup besar. Keberadaan dermaga di dalam ke-19 kecamatan tersebut sebagai indikasi masih kuatnya pemanfaatan sungai dalam mendukung pergerakan orang, barang, jasa dan informasi bagi pembangunan wilayahnya. Secara kes eluruhan terdapat 73 unit dermaga tersebar di ke-16 wilayah kecamatan tersebut, baik dermaga perseorangan maupun dermaga yang berada dalam pengelolan dinas perhubungan setempat. Pada umumnya dermaga yang ada berfungsi sebagai pangkalan dengan kondisi umum baik, walaupun ada beberapa berkondisi rusak. Gambaran umum beberapa dermaga angkutan sungai di Wilayah Sungai Sambas diantaraanya yaitu: 1.
Pelabuhan Penjajap :
Pelabuhan Penjajap berada di Desa Penjajap Kecamatan Pemangkat 1. Secara hidrogeografis terletak di arah muara Sungai Sambas 2. Kedalaman pelabuhan sekitar 1,50 m di musim kemarau, dan bentang Sungai Sambas di lokasi Pelabuhan Penjajap sekitar 1.700 m 3. Luas dermaga di pelabuhan sekitar 840 m2 4. Pelabuhan Penjajap merupakan pelabuhan pangkalan dengan kondisi konstruksi baik dengan luas sekitar 840 m2 5. Kondisi fisik lahan sekitar Pelabuhan Penjajap adalah sebagai berikut.
5
a. Sebelah barat merupakan muara Sungai Sambas b. Sebelah timur merupakan PPN Penjajap c. Sebelah selatan merupakan permukiman, dan d. Sebelah utara merupakan Sungai Sambas 2.
Pelabuhan Perikanan Nusantara :
1. Lokasi pelabuhan berada di Kecamatan Pemangkat 2. Secara hidrogeografis terletak di arah muara Sungai Sambas 3. Kedalaman pelabuhan sekitar 1,50 m di musim kemarau, dan bentang Sungai Sambas di lokasi pelabuhan sekitar 1.700 m 4. Jalan akses keluar – masuk pelabuhan sekitar 2,80 m 5. Merupakan pelabuhan pangkalan dengan kondisi konstruksi baik. 6. Kondisi fisik lahan sekitar pelabuhan adalah sebagai be rikut. a. Sebelah barat merupakan muara Sungai Penjajap di Sungai Sambas dan muara Sungai Sambas di Laut Natuna b. Sebelah timur merupakan perkebunan kelapa c. Sebelah selatan merupakan permukiman, dan d. Sebelah utara merupakan Sungai Sambas
3.
Pelabuhan Sintete :
1. Pelabuhan Sintete berada di Desa Singa Raya Kecamatan Semparuk 2. Secara hidrogeografis terletak di arah muara Sungai Sambas 3. Kedalaman pelabuhan sekitar 6,30 m di musim kemarau, dan bentang Sungai Sambas di lokasi Pelabuhan Sintete sekitar 725 m 4. Jalan akses keluar – masuk Pelabuhan Penjajap sekitar 2,00 m 5. Pelabuhan Sintete merupakan pelabuhan pangkalan dengan kondisi konstruksi baik dengan luas sekitar 24 m2. 6. Kondisi fisik lahan sekitar pelabuhan adalah sebagai be rikut. a. Sebelah barat merupakan perkebunan kelapa b. Sebelah timur merupakan perkebunan kelapa c. Sebelah selatan merupakan permukiman, dan
6
d. Sebelah utara merupakan Sungai Sambas 4.
Pelabuhan Perigi Piai:
·
Pelabuhan Perigi Piai berada di Desa Tekarang Kecamatan Tekarang
·
Secara hidrogeografis terletak di arah dalam Sungai Sambas
·
Kedalaman pelabuhan sekitar 2,50 m di musim kemarau, dan bentang Sungai Sambas di lokasi Pelabuhan Perigi Piai sekitar 675 m
·
Jalan akses keluar – masuk pelabuhan sekitar 3,00 m
·
Merupakan pangkalan dengan kondisi konstruksi baik dengan luas sekitar 36 m2.
·
Kondisi fisik lahan sekitar pelabuhan adalah sebagai berikut. a. Sebelah barat merupakan sawah dan ladang b. Sebelah timur merupakan sawah dan ladang c. Sebelah selatan merupakan Sungai Sambas, dan d. Sebelah utara merupakan sawah dan ladang
5.
Pelabuhan Tekarang :
1. Pelabuhan Perigi Piai berada di Desa Tekarang Kecamatan Tekarang 2. Secara hidrogeografis terletak di arah dalam Sungai Sambas 3. Kedalaman pelabuhan sekitar 2,50 m di musim kemarau, dan bentang Sungai Sambas di lokasi pelabuhan sekitar 675 m 4. Jalan akses keluar – masuk pelabuhan sekitar 3,00 m 5. Merupakan pangkalan dengan kondisi konstruksi baik dengan luas sekitar 32 m2. Kondisi fisik lahan sekitar pelabuhan adalah sebagai be rikut. a. Sebelah barat merupakan sawah dan ladang b. Sebelah timur merupakan sawah dan ladang c. Sebelah selatan merupakan Sungai Sambas, dan d. Sebelah utara merupakan sawah dan ladang 6.
Pelabuhan Sei Baru :
1. Pelabuhan Sei Baru berada di Desa Sei Baru Kecamatan Teluk Keramat
7
2. Secara hidrogeografis terletak di arah dalam Sungai Sambas 3. Kedalaman pelabuhan sekitar 1,70 m di musim kemarau, dan bentang Sungai Sambas di lokasi pelabuhan sekitar 700 m 4. Merupakan pelabuhan pangkalan dengan kondisi konstruksi baik dengan luas sekitar 126 m2. 5. Kondisi fisik lahan sekitar pelabuhan adalah sebagai be rikut. a. Sebelah barat merupakan permukiman b. Sebelah timur merupakan semak belukar c. Sebelah selatan merupakan Sungai Sambas, dan d. Sebelah utara merupakan permukiman 7.
Pelabuhan Tebas Kuala:
1. Pelabuhan berada di Desa Tebas Kuala Kecamatan Tebas 2. Secara hidrogeografis terletak di arah dalam Sungai Sambas 3. Kedalaman pelabuhan sekitar 2,50 m di musim kemarau, dan bentang Sungai Sambas di lokasi pelabuhan 675,99 m 4. Jalan akses keluar – masuk pelabuhan sekitar 3,00 m 5. Merupakan pangkalan dengan kondisi konstruksi baik dengan luas sekitar 72 m2. ·
Kondisi fisik lahan sekitar pelabuhan adalah sebagai berikut. a. Sebelah barat merupakan Sungai Tebas b. Sebelah timur merupakan kebun jeruk c. Sebelah selatan merupakan kebun jeruk, dan d. Sebelah utara merupakan Sungai Sambas
8.
Dermaga Sejangkung Kab. Sambas:
1. Lokasi terletak di Desa Sejangkung, Kec. Sejangkung 2. Secara hidrogeografis terletak di arah dalam Sungai Sambas 3. Merupakan pangkalan dengan kondisi konstruksi rusak. 4. Kedalaman di pelabuhan sekitar 2,40 m dengan bentang sungai di lokasi pelabuhan sekitar 175,00 m. ·
Kondisi fisik lahan sekitar pelabuhan adalah sebagai berikut.
8
a. Sebelah barat merupakan Pasar Sejangkung b. Sebelah timur merupakan semak belukar c. Sebelah selatan merupakan Desa Sejangkung, dan d. Sebelah utara merupakan Sungai Sambas 9.
Dermaga Satai / Sidodadi Kab. Sambas:
1.
Lokasi pelabuhan di
Dsn Satai Kec. Subah
2. Merupakan pangkalan dengan kondisi konstruksi rusak. 3. Kedalaman di pelabuhan sekitar 6,00 m dengan bentang sungai di lokasi pelabuhan sekitar 80,00 m, luas sekitar 32 m 2. ·
Kondisi fisik lahan sekitar pelabuhan adalah sebagai berikut. a. Sebelah barat merupakan ladang dan kebun b. Sebelah timur merupakan ladang dan kebun c. Sebelah selatan merupakan ladang dan kebun, dan d. Sebelah utara merupakan Sungai Satai (anak Sungai Sambas
10.
Dermaga Ledo Kab. Bengkayang :
a.
Lokasi
: Desa Ledo
b.
Volume
: 20 m2
c.
Lebar alur
: 50,00 m
d.
Kedalaman
: 2,50 m
e.
Kondisi
: Rusak
a.
Lokasi
: Desa Seluas
b.
Volume
: - m2
c.
Lebar alur
: 50,00 m
d.
Kedalaman
: 2,50 m
e.
Kondisi
: Rusak
11.
Dermaga Sentimok Kab.Bengkayang :
a.
Lokasi
: Desa Sentimok
b.
Volume
: - m2
c.
Lebar alur
: 100,00 m
9
d.
Kedalaman
: 3,50 m
Sarana angkutan pedalaman di Wilayah Sungai Sambas terdiri dari kapal motor, tongkang gandeng, tangker tak bermotor, long boat, speed boat, kapal penyeberanga dan sampan. Besarnya manfaat pelayanan moda angkutan sungai dapat dilihat dari besarnya volume lalu lintas barang dan penumpang, baik di masing-masing simpul pelabuhan/dermaga maupun kecamatan dalam cakupan Wilayah Sungai Sambas. Di Wilayah ini tidak semua dermaga pelabuhan sungai dimanfaatkan untuk mendukung kelancaran pergerakan orang dan barang intra Wilayah Sungai Sambas maupun antara Wilayah Sungai Sambas dengan wilayah lainnya. Dari semua dermaga pelabuhan di ke-19 kecamatan di Wilayah Sungai Sambas, hanya beberapa dermaga pelabuhan yang dimanfaatkan untuk mobilitas pergerakan orang dan barang. 2.4. Potensi Sungai Sambas 1. Tanaman Pangan Padi Sawah Komoditi sawah di Wilayah Sungai Sambas, maka secara keseluruhan dapat dikemukakan bahwa luas panen, tingkat produktivitas dan volume produksinya menunjukkan peningkatan. 2. Tanaman Pangan Padi Ladang Gambaran tanaman pangan padi ladang di Wilayah Sungai Sambas sebagai berikut. a. Tanaman padi ladang dikembangkan di tujuh kecamatan dari 23 kecamatan di Wilayah Sungai Sambas. b. Dilihat dari luas panen dan volume produksi, kecamatan paling potensial adalah Kecamatan Subah. 3. Tanaman Pangan Jagung Gambaran
potensi
tanaman
dikemukakan sebagai berikut.
10
jagung
di
Wilayah
Sungai
Sambas
a. Tanaman jagung dikembangkan di beberapa kecamatan dalam Wilayah Sungai Sambas. b. Dari luas panen dan volume produksi, kecamatan paling potensial adalah Kecamatan Tebas, Subah, Sajingan Besar, dan Kecamatan Jawai. 4. Tanaman Pangan Ubi Kayu Potensi tanaman ubi kayu di Wilayah Sungai Sambas sebagai berikut. a. Tanaman ubi kayu dikembangkan di 14 kecamatan. b. Laju pertumbuhan produksi rata-rata sebesar 10,84 % per tahun. c. Kecamatan paling potensial adalah Kecamatan Tekarang, Kecamatan Subah, Kecamatan Jawai, Kecamatan Sambas dan Kecamatan Sajingan Besar Kabupaten
Sambas
serta
serta
kecamatan-kecamatan
di
Kabupaten
Bengkayang.
5. Tanaman Pangan Ubi Jalar Potensi tanaman ubi jalar di Wilayah Sungai Sambas sebagai berikut. a.
Tanaman ubi jalar dikembangkan di 14 kecamatan.
b. Laju pertumbuhan produksi rata-rata sebesar 27,80 % per tahun. c.
Kecamatan paling potensial adalah Kecamatan Tekarang, Kecamatan Semparuk, Kecamatan Jawai, dan Kecamatan Tebas.
Pertanian Tanaman Palawija 1.
Tanaman Kacang Tanah Potensi
tanaman
kacang
dikemukakan bahwa Tanaman
tanah
di
Wilayah
kacang
tanah
hanya
Sungai
Sambas
dikembangkan
di
Kecamatan Subah. Laju pertumbuhan produksi rata-rata sebesar 33,78 % per tahun. 2.
Tanaman Kacang Kedelai Potensi
tanaman
kacang
kedelai
dikemukakan bahwa:
11
di
Wilayah
Sungai
Sambas
a.
Tanaman kacang kedelai dikembangkan di Kecamatan Tekarang, Kecamatan Subah, Kecamatan Jawai, Kecamatan Jawai Selatan, dan Kecamatan Teluk Keramat serta kecamatan-kecamatan dalam cakupan Kabupaten Bengkayang.
b. 3.
Laju pertumbuhan produksi rata-rata sebesar 1,31 % per tahun. Tanaman Kacang Hijau
Potensi tanaman kacang hijau di Wilayah Sungai Sambas dikemukakan bahwa tanaman kacang hijau dikembangkan di Kecamatan Selakau, Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Tebas, Kecamatan Tekarang, Kecamatan Jawai, Kecamatan Jawai Selatan, Kecamatan Teluk Keramat, dan Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas. Laju pertumbuhan produksi rata-rata sebesar 10,14 % per tahun.
Pertanian Tanaman Sayuran Sekitar 15 jenis sayuran dikembangkan di Wilayah Sungai Sambas, yaitu Bawang Daun, Petsai / Sawi, Lobak, Kacang Panjang, Cabe / Lombok, Cabe Rawit, Tomat, Terung, Buncis, Ketimun, Labu Siam, Kangkung, Semangka, Kubis, dan Bayam.
Tanaman Perkebunan Dengan bentang wilayah cukup luas, Wilayah Sungai Sambas potensial sebagai kawasan pengembangan tanaman perkebunan. Beragamnya jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan dengan laju pertumbuhan produksi cukup tinggi mengindikasikan cukup potensialnya bagi pengembangan tanaman perkebunan di Wilayah Sungai Sambas. Beberapa jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan adalah Cengkeh, Kakao, Kemiri, Kopi, Karet, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Kelapa, Sawit, Lada, Sagu, Tebu, Pinang, Aneka Tanaman.
12
Perikanan Sebagai salah satu daerah yang dialiri banyak sungai serta berbatasan dengan wilayah pesisir dan laut, tidak mengherankan jika Wilayah Sungai Sambas pun memiliki potensi di sektor perikanan. Perkembangan volume produksi sektor perikanan, baik dari perikanan laut, perikanan perairan umum dan budidaya menunjukkan potensi perikanan yang dimiliki oleh Wilayah Sungai Sambas 2.5. Kondisi dan Permasalahan di Sungai Sambas Wilayah Sungai Sambas yang mempunyai 4 (empat) sungai besar (Sungai Sambas Besar, Bantanan, Sambas dan Kumba) dan menjadikan sungai sebagai alat transportasi utama, berdampak pada dipilihnya daerah bantaran sungai sebagai lokasi permukiman penduduk dan aktivitas perekonomian. Hal tersebut telah menyebabkan kerusakan lingkungan khususnya pencemaran air karena sebagian besar dari permukiman tersebut tidak mempunyai fasilitas jamban, sehingga mereka membuang langsung air buangan dan kotorannya ke sungai. Selain itu aktivitas peternak tambak pun telah menambah beban pencemaran pada air sungai tersebut. Hal tersebut ditandai dengan terjadinya eutrofikasi (penyuburan badan air) yang disebabkan melimpahnya kadar organic dalam air sungai tersebut. Karena masih kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, juga karena tindakan sewenangwenang dari beberapa perusahaan, menyebabkan terjadinya penurunan daya dukung lingkungan dan menipisnya ketersediaan alam tersebut. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya kawasan hutan lindung akibat illegal logging. Selain itu juga terjadi kerusakan lingkungan karena masih adanya kegiatan PETI (pertambangan tanpa ijin) yang menyebabka n terjadinya sedimentasi dan pencemaran air. Survey lapangan yang dilakukan di kedua kabupaten dalam Wilayah Sungai Sambas serta informasi dari penduduk dan instansi terkait, kegiatan PETI (penduduk setempat menyebutnya sebagai ”dompeng”) pada umumnya terjadi di Sungai Sambas yang masuk Kabupaten Sambas. Kegiatan PETI tidak terjadi di sepanjang Sungai Sambas yang masuk Kabupaten Bengkayang.
13
Masalah lingkungan lainnya terjadi di daerah pesisir. Salah satu fungsi hutan mangrove adalah untuk meredam gelombang dan melindungi pantai dari abrasi. Pembukaan hutan mangrove, kurangnya tindakan pengamanan kembali dan kurangnya kesadaran penduduk menjaga hutan mangrove menyebabkan proses abrasi pada masa mendatang. Selain itu juga akan mengancam ketersediaan perikanan karena fungsi lain dari hutan mangrove merupakan penyedia nutrient bagi biota perairan dan juga tempat pemijahan.
14
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan Sungai adalah suatu jaringan alur-alur alam dari kecil ke besar pada permukaan bumi, di mana air hujan yang jatuh di permukaan bumi setelah sebagian menguap (ataupun diambil oleh tanaman) akan melimpas dan mengalir membentuk alur-alur; yang kemudian menjadi alur-alur sedang (tributaries) dan seterusnya mengumpul menjadi satu alur besar atau utama yang sebelum masuk ke laut dapat terbagi atas beberapa alur (distributaries). Sungai Sambas yang berada di Kabupaten Sambas,Kalimantan Barat, Indonesia. Sungai ini berasal dari Kabuoaten Bengiayang, melewati Kota Sambas, mengalir terus sampai ke Pemangkat dan bermuara ke Laut Cina Selatan. Wilayah Sungai Sambas yang mempunyai 4 (empat) sungai besar (Sungai Sambas Besar, Bantanan, Sambas dan Kumba) dan menjadikan sungai sebagai alat transportasi utama, berdampak pada dipilihnya daerah bantaran sungai sebagai lokasi permukiman penduduk dan aktivitas perekonomian. Sarana angkutan pedalaman di Wilayah Sungai Sambas terdiri dari kapal motor, tongkang gandeng, tangker tak bermotor, long boat, speed boat, kapal penyeberanga dan sampan. Besarnya manfaat pelayanan moda angkutan sungai dapat dilihat dari besarnya volume lalu lintas barang dan penumpang, baik di masing-masing simpul pelabuhan/dermaga maupun kecamatan dalam caku pan Wilayah Sungai Sambas. Wilayah Sungai Sambas yang mempunyai 4 (empat) sungai besar (Sungai Sambas Besar, Bantanan, Sambas dan Kumba) dan menjadikan sungai sebagai alat transportasi utama, berdampak pada dipilihnya daerah bantaran sungai sebagai lokasi permukiman penduduk dan aktivitas perekonomian. Hal tersebut telah menyebabkan kerusakan lingkungan khususnya pencemaran air karena
15
sebagian besar dari permukiman tersebut tidak mempunyai fasilitas jamban, sehingga mereka membuang langsung air buangan dan kotorannya ke sungai. 3.2.
Saran Dengan kondisi sungai-sungai yang tercemar di himbau kepada masyarakat dan pemerintah untuk lebih memerhatikan dan menjaga ekosistem dan keseimbangan sungai agar tetap terjaga, untuk tidak melakukan penambangan illegal (PETI) dan membuang sampah ke sungai dan kegiatankegiatan yang merugikan dan merusak lingkungan khususnya sungai.
16
Alim. 2015. Menelusuri Wilayah Sungai Sambas. http://alimursalmalinsati.blogspot.com/2015/07/menelusuri-wilayahsungai-sambas.html diakses tanggal 14 September 2018. Sabahan.2016. Potensi Wisata Sungai Sambas. http://sabahanpolteksbs.blogspot.com/p/potensi-wisata-sungaisambas.html diakses tanggal 14 September 2018. Wikipedia. 2017, April 16. Sungai Sambas. https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Sambas diakses tanggal 14 September 2018. Gusti, Mulki Zulkifli dan Nasrullah, Ch. 1985. Pengantar Kuliah PSA. Pontianak : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
17