Hubungan Al-Sunnah dan Al-Qur' A l-Qur'an. an. Al-Qur'a n.
Hubungan As-Sunnah dan AlQur'an.
Dalam hubungan dengan Al-Qur'an, maka asSunnah berfungsi sebagai penafsir, pensyarah, dan penjelas daripada ayat-ayat tertentu. Apabila disimpulkan tentang fungsi as-Sunnah dalam hubungan dengan Al-Qur'an itu adalah sebagai berikut : Bayan Tafsi afsir r , yaitu menerangk menerangkan an ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan musytarak. Seperti hadits : " Shallu kama ro-aitumuni ushalli ". Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat ! adalah merupakan tafsiran daripada ayat Al-Qur'an yang umum, yaitu : " A#imushA#imush- shalah ", $erjakan shalat !. Demikian pula hadits:
" Shallu kama ro-aitumuni ushalli ". Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat ! adalah merupakan tafsiran daripada ayat AlQur'an yang yang umum, yaitu : " A#imushA#imush- shalah ", $erjakan $erjakan shalat !. Demikian pula hadits: ha dits: " $hud%u &anni manasikak manasikakum um " Ambillah dariku perbuatan hajiku ! adalah tafsir dari ayat AlQur'an " aatimmulhajja aatimmulhajja " Dan sempurnakanlah sempur nakanlah hajimu !. Bayan Taqrir , yaitu as-Sunnah berfungsi untuk memperkokoh memperkok oh dan memperkuat pernyataan alQur'an. Seperti hadits yang berbunyi : " Shoumu liru'yatihi(afthiru liru'yatihi " )erpuasalah karena melihat bulan dan berbukalah karena melihatnya ! adalah memperkokoh memperkokoh ayat AlQur'an dalam surat AlAl-)a#arah )a#arah : *+.
Artinya :( Beberapa Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. an hendaklah kamu men!ukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-"ya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur bersyukur..
Bayan Taudhih, yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat al-Qur'an, seperti pernyataan abi : " Allah tidak me(ajibkan %akat melainkan supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah di%akati ", adalah taudhih penjelasan ! terhadap ayat Al-Qur'an dalam surat at aubah aubah : /0
! " # $ % &' ( )* +,* - 4 5 7" 4 8 ' 0 5 6
. / /
0 % 1
23
Artinya: #ai $rang-$rang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari $rang-$rang alim %ahudi dan rahib-rahib "asrani benar benar-benar -benar memakan harta $rang dengan jalan batil dan mereka
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. an $rang-$rang yang menyimpan emas dan perak dan tidak mena&kahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, 1ada (aktu ayat ini turun banyak para sahabat yang merasa berat untuk melaksanakan perintah ini, maka merek mereka a bertanya ke kepada pada abi yang kemudian dija(ab dengan hadits tersebut
Perbedaan Antara Al-Qur'an dan AlHadits sebagai Sumber Hukum Sekalipun al-Qur'an dan as-Sunnah / al-Hadits sama-sama sebagai sumber hukum Islam, namun diantara keduanya terdapat perbedaan-perbedaan perbedaan-perb edaan yang cukup prinsipil. perbedaan-perbedaan 1erbedaan-perbedaan tersebut antara lain ialah : a. Al-Qur'an nilai kebenarannya adalah ath'I sedangkan al-2adits adalah %hanni ! abs"lut #, sedangkan ke3uali hadits muta(atir !. b. Seluruh ayat al-Qur'an mesti di$adikan di$adikan sebagai ped"man hidup. etapi tidak semua hadits mesti kita jadikan sebagai pedoman hidup. Sebab disamping ada sunnah yang tasyri' ada juga sunnah
yang ghairu tasyri &. Disamping ada hadits yang shahih adapula hadits yang dha,if dan seterusnya. c. Al-Qur'an sudah pasti "tentik la%a&h dan maknanya sedangkan hadits tidak . d. Apabila Al-Qur'an berbicara tentang masalahmasalah aidah atau hal-hal yang ghaib, maka maka setiap muslim (ajib mengimaninya. etapi tidak harus demikian apabila masalah-masalah tersebut diungkapkan diungkapk an oleh hadits........
Sejarah Singkat Perkembangan Al-Hadits.
ara ulama membagi perkembangan hadits itu kepada ke pada kep ada ( peri"de yaitu ) 4asa (ahyu dan pembentukan hukum pada 5aman 6asul : */ S2 - ** S2 !. 4asa pembatasan ri(ayat khulaf aur-ri(a yat masa khulafaur khulafaurrasyidin : *7-08 2 !. 4asa pen3arian hadits pada masa generasi tabi'in dan sahabat-sahabat muda : 0* 2 - akhir abad * 2 !. 4asa pembukuan hadits permulaan abad 99 2 !. 4asa penyaringan dan seleksi ketat a(al abad 999 2 ! sampai selesai. 4asa penyusunan kitab-kitab koleksi a(al abad 9 2 sampai jatuhnya )aghdad pada tahun ;; 2 !.
4asa pembuatan kitab syarah hadits, kitabkitab tahrij dan penyusunan kitab-kitab koleksi koleksi yang lebih umum ;; 2 dan seterusnya !.
ada &aman *asulullah al-Hadits belum pernah dituliskan sebab ) +. abi abi se send ndir irii pe pern rnah ah me mela lara rang ngny nya, a, ke3uali bagi sahabat-sahabat tertentu yang dii%inkan beliau sebagai 3atatan pribadi. . *a *asu sulu lull llah ah be bera rada da di dite teng ngah ah-te -teng ngah ah um umma matt Islam sehingga dirasa tidak sangat perlu untuk dituliskan pada (aktu itu. . em emam ampu puan an tu tuli lis s bac baca a di di kal kalan anga gan n sahabat sangat terbatas.
0. 1mma 1mmatt Is Isla lam m se seda dang ng di dik k"n "nse sent ntra rasi sika kan n kepada Al-Qur'an. 2. es esib ibuk ukan an-k -kes esib ibuk ukan an umm ummat at Isl Islam am yan yang g luar luar biasa dalam menghadapi perjuangan da'(ah yang sangat penting.
1ada %aman-%aman berik berikutnya utnya pun ternyata al2adits belum sempat dibukukan karena sebabdibukukan karena sebab tertentu. )aru pada %aman &
Diantara sahabat-sahabat itu ialah : Abu 2urairah, meri(ayatkan hadits sekitar />0 buah. Abdullah bin & 8 buah.
enapa kemudian Hadits 3ik"di4kasi. "di4kasi Hadits itu $ustru dilatar belakangi "leh adanya usaha-usaha untuk membuat dan menyebarluaskan hadits-hadits palsu dikalangan ummat Islam , baik yang dibuat oleh
ummat 9slam sendiri karena maksudmaksud tertentu, maupun oleh orangorang luar yang sengaja untuk menghan3urkan menghan3urk an 9slam dari dalam. Dan sampai saat ini ternyata masih banyak hadits-hadits palsu itu bertebaran dalam beberapa literatur kau kaum m 4uslimin. Di samping itu tidak sedikit pula kesalahan-kesalahan yang berkembang dikalangan masyarakat 9slam, berupa anggapan terhadap pepatah-pepatah dalam bahasa Arab yang dinilai mereka sebagai hadits.
5alaupun ditin$au dari segi isi materinya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip p"k"k a$aran Islam, tetapi tetapi kita tetap tidak boleh mengatakan bah(a sesuatu u3apan itu sebagai u3apan 6asulullah kalau memang bukan sabda 6asul. Sebab Sabda 6asulullah : " )arangsiapa berdusta atas at as namaku maka maka siap-siap saja tempatnya t empatnya dineraka ". Alhamdulillah, Alhamdulillah, berkat $asa-$asa dari ulamaulama yang saleh, hadits-hadits itu kemudia kemudian n sempat dibukukan dalam berbagai ma3am buku, serta diadakan seleksi-seleksi ketat oleh merek mereka me reka a sampai melahirkan satu disiplin ilmu tersendiri yang disebut 9lmu 4usthalah 2adits. alaupun al aupun usaha alaupun mereka belum dapat membendung seluruh usahausaha penyebaran hadits-hadits palsu dan lemah, namun mereka telah melahirkan me lahirkan norma-norma norma-n orma norma-nor ma dan pedoman-pedoman khusus untuk mengadakan me ngadakan seleksi sebaik-baiknya yang dituangkan dalam ilmu musthalah hadits tersebut.
Sehingga dengan ped"man itu ummat Islam sekarang pun dapat mengadakan seleksi-seleksi seperlunya . ama-nama 9shak bin 6aha(ih, 9mam )ukhari, 9mam 4uslim, 4usl im, ar ar-6ama -6ama atat- urmud% urmud%i, i, al-4a al-4adini, dini, 9bnu Shalah dan banyak lagi ulama-ulama saleh lainnya adalah rentetan nama-nama yang besar jasanya dalam usaha penyelamatan hadits-hadits dari kepalsuankepalsuan sehingga lahirlah ilmu tersebut.
Perkembangan Kitab-kitab Hadits A. 6ara penyusunan kitab-kitab kitab-kitab hadits. Dalam penyusunan kitab-kitab hadits para ulama menempuh menemp uh antara menempu h cara-cara antara lain : 1. Penyusunan Penyusunan berdasarkan bab-bab qhiyah , mengumpulkan hadits-hadits yang berhubungan dengan shalat umpamanya dalam babush-shalah,hadits-hadits yang berhubungan dengan masalah udhu dalam babul-udhu dan sebagainya. !ara ini terbagi dua macam :
a. 3engan mengkhususkan hadits-hadits yang saja, seperti yang ditempuh oleh 9mam )ukhari shahih saja, dan 4uslim. b. 3engan tidak mengkhususkan hadits-hadits yang shahih asal tidak munkar !, seperti yang ditempuh
oleh Abu Da(ud, irmid%i, asa'9, dan sebagainya ". Pen enyu yusu suna nan n ber berda dasa sark rkan an na namama-na nama ma sah sahab abat at yang meriayatkannya.@ara ini terbagi tiga ma3am :
3engan menyusun nama-nama sahabat berdasarkan ab$ad. 3engan menyusun nama-nama sahabat berdasarkan nama abilah . 4ereka dahulukan )anu 2asyim, kemudian #abilah yang terdek terdekat at dengan 6asulullah.
3engan menyusun nama-nama sahabat berdasarkan kr"n"l"gik masuknya masuknya 9slam. 4erek 4ereka a didahulukan sahabat-sahabat yang termasuk assabi#unal a((alun kemudian ahlul )adr, kemudian ahlul 2udaibiyah, kemudian yang turut hijrah dan seterusnya. 3engan menyusun sebagaimana ketiga dan dibagibagi berdasarkan a7amir, na7ahi, ikhbar, ibadat, dan a%'alun nabi. Seperti yang ditempuh oleh 9bnu 2ibban dalam shahehnya.
. Penyusunan berdasarkan ab#ad-ab#ad huruf dari aal matan hadits , seperti yang ditempuh oleh Abu 4ansur Abdailani dalam 4usnadul irdausi irdausi dan oleh as-Suyuti dalam ?amiush-Shagir .
B. $itab-kitab %adits Pada &bad ke ' %. +. Ash-Shahi%ah "leh Imam Ali bin Abi Thalib. . Ash-Shadiah "leh Imam Abdullah bin Amr bin 8Ash. . 3a%tar "leh Imam 9uhammad bin 9uslim ! 2: +0 H #. 0. utub "leh Imam Abu Bakar bin Ha&min.
eempat-empatnya tidak sampai ke tangan kita, $adi hanya berdasarkan keterangan se$arah sa$a yang dapat dipertanggung-$a7abkan.
6. itab-kitab Hadits ada Abad ke- H. +. Al-9usnad "leh Imam Abu Hani%ah anu'man ! 7a%at +2: H #. . Al-9u7aththa "leh Imam 9alik Anas ! ; - +(; H #. . Al-9usnad "leh 9uhammad bin Idris asySya4'I ! +2: - :0 H #. 0. 9ukhtali%ul 9ukhtali%ul Hadits "leh 9uh, bin Idris asySya4'I ! +2: - :0 H #. 2. Al-9usnad "leh Imam Ali *idha al-atsin ! +0< - : H #. =. Al->ami' "leh Abdulra&a al-Hamam ash Shan'ani ! 7a%at ++ H #. (. 9ushanna% "leh Imam Syu'bah bin >a$a$ ! <: - +<: H #.
<.
9ushanna% "leh Imam ?aits bin Sa'ud ! ;0 +(2 H #. ;. 9ushanna% "leh Imam Su%yan bin 81yaina ! +:( - +;: H #. +:. as-Sunnah as-Sunnah "leh Imam Abdurrahman bin 8Amr 8Amr alAu&a'i ! 7a%at +2( H #. ++. as-Sunnah "leh Imam Abd Abd bin @ubair @ubair b. Isa Isa alAsadi. Seluruh kitab-kitab hadits yang ada pada abad ini tidak sampai kepada kita kecuali 2 buah sa$a yaitu n"m"r + sampai dengan 2.
Al-Qur`an sebagai sumber dan Dalil Pengertian &l-(ur)an &l -(ur)an Se3ara etimologis, Al-QurBan adalah bentuk dari mashdar dari kata qa-ra-a qa-ra-a,, artinya: ba3aan, berbi3ara tentang apa yang tertulis padanya atau melihat dan menelaah. $ata CQurBan digunakan dalam arti sebagai nama kitab su3i yang diturunkan kepada abi 4uhammad sa(.
&rti &l-(ur)an secara termin*l*gis ditemukan dalam bebrapa rumusan denisi sebagai berikut: *.
7.
4enurut Syaltut, Al-QurBan adalah: Eafa% Arabi yang diturunkan kepada kepada abi 4uhammad sa(, dinukilkan kepada kita se3ara muta(ati muta(atirr. Al-Syaukani mengartikan mengartikan Al-QurBan: Al- QurBan: $alam Allah yang diturunkan kepada abi 4uhammad sa(, tertulis dalam mushaf, dinukilkan se3ara muta(atir.
Definisi ini mengandung beberapa unsur yang menjelaskan hakikat Al-Qur`an yaitu: *. Al-QurBan berbentuk lafa%, mengandung arti bah(a apa yang disampaikan Allah melalui ?ibril kepada abi 4uhammad sa( dalam bentuk makna dan dilafa%kan oleh nabi dengan ibadahnya sendiri. 7. Al-QurBan itu adalah berbahasa Arab. 9ni mengandung mengandung arti bah(a Al-QurBan yang dialihbahasakankepada bahasa lain atau yang diibaratkan dengan bahasa lain bukanlah AlQurBan karenanya shalat yang menggunakan terjemaahan Al-QurBan tidak sah. /. Al-QurBan itu diturunkankepada abi 4uhammad sa(, ini mengandung arti bah(a (ahyu Allah yang disampaikan kepada nabi-nabi terdahulu tidaklah disebut Al-QurBan , tetapi apa yang dihikayatkan dalam Al-QurBan tentang kehidupan dan syariat yang belaku bagi umat terdahulu adalah Al-QurBan.
Disamping 3 unsur pokok tersebut, ada beberapa unsur sebagai penjelasan tambahan yang ditemukan sebagian dari beberapa definisi Al-Qur`an diatas, yaitu:
'. Kata-kata mengandung mukiat setiap suratnya, memberi penjelasan bahwa setiap ayat Al-*uran mengandung day mujiat $leh karena itu hadits qudsi atau ta&siran Al*uran dalam bahasa Arab bukanlah Al*uran karena tidak mengandung daya mujiat. +. Kata-kata beribadah memba!anya memberi penjelasan bahwa dengan memba!a Al-*uran berarti melakukan suatu perbuatan ibadah yang berhak mendapat pahala, karenanya memba!a
hadits #udsi yang tidak mengandung daya ibadah seperti Al-QurBan tidak dapat disebut Al-QurBan. /. $ata-kata tertulis dalam mushaf Cdalam deFnisi Syaukani dan Sarkhisi!, mengandung arti bah(a apa yagn tidak tertulis dalam mushaf (alaupun (ahyu itu diturunkan kepada nabi, umpamanya ayat-ayat yang telah dinasakhkan, tidak lagi disebut AlQurBan. i kalangan ulama ushul seperti istilah masadir al ahkam, masadir al syariah, masadir al tasyri atau yang diartikan sumber hukum. stilah-istilah ini jelas jjelas elas mengandung makna tempat pengambilan atau rujukan utama serta merupakan asal sesuatu. /edangkan dalil atau yang diistilahkan dengan adillat al ahkam, ushul al ahkam, asas al tasyri dan adillat al syari0ah menga!u kepada pengertian sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk sebagai alasan dalam menetapkan hukum syara.
alam k$nteks ini Al *uran dan as sunnah adalah merupakan sumber hukum dan sekaligus menjadi dalil hukum, sedangkan selain dari keduanya seperti al ijma, al qiyas dan lain-lainnya tidak dapat disebut sebagai sumber, sumber, ke!uali hanya sebagai s ebagai dalil karena ia tidak tidak dapat berdiri sendiri.
Akan tetapi, dalam perkembangan perkembangan perkembang an pemikiran ushul 1kih yang terlihat dalam kitab-kitab ushul 1kih k$ntemp$rer,, istilah sumber hukum dan dalil hukum tidak k$ntemp$rer dibedakan. 2ereka menyatakan bahwa apa yang disebut dengan dalil hukum adalah men!akup dalil-dalil lain yang dipergunakan dalam istinbat hukum selain Al *uran dan as sunnah. /ebab, keduanya merupakan istilah teknis yang yang dipakai $leh para ulama ushul untuk menyatakan segala sesuatu yang dijadikan alasan atau dasar dalam istinbat hukum dan dalam prakteknya men!akup Al *uran, as sunnah dan dalil-dalil atau sumber-sumber hukum lainnya.
Gleh karena itu, dikalangan dikalangan ulama ushul us hul ush ul masalah dalil hukum ini terjadi perhatian utama atau dipandang merupakan sesuatu hal yang sangat penting ketika mereka berhadapan dengan persoalan-persoalan yang akan ditetapkan hukumnya. hukumny a. Dengan demikian setiap ketetapan hukum tidak akan mempunyai kekuatan hujjah tanpa didasari oleh pijakan dalil sebagai pendukung ketetapan ketetapan tersebut.
". +tentitas &l-(ur)an &l-(ur)an mat 'slam sepakat baha kumpulan ahyu &llah yang diturunkan kepada abi uhammad sa, sa, yang disebut &l-(ur)an dan yang tersirat dalam mushaf mushaf,, adalah *tentik /semuanya adalah betul-betul dari &llah st0. Termuat dalam &l-(u &l-(ur)an. r)an. $e*tent e*tentikan ikan &l(ur)an ini dapat dibuktikan dari kehati-hatian para sahabat nabi dalam memeliharanya sebelum ia dibukukan dan dikumpulkan. Begitu pula kehati-hatian para sahabat dalam membukukan dan menggandakannya.
/ebelum dibukukan, ayat-ayat Al-*uran berada dalam rekaman teliti para sahabat, baik melakukan ha&alan yang kuat dan setia atau melalui tulisan di tempat yang terpisah. a disampaikan dan disebarluaskan se!ara periwayatan $leh $rang banyak yang tidak mungkin bersek$ngk$l untuk berdusta, bentuk periwayatan seperti itu dinamakan periwayatan se!ara mutawatir mutawat ir yang menghasilkan mutawatir suatu kebenaran-kebenaran yang tidak meragukan. 3leh karena itu Al-*uran di masa Abu Bakar pembukuannya dilakukan se!ara teliti teliti dengan men!$!$kan tulisan yang ada dengan ha&alan para pengha&al, sehingga kuat dugaan bahwa semua wahyu telah direkam dalam musha&. Kemudian Kemudian hasil pembukuan itu disimpan se!ara aman di tangan Abu Bakar, Bakar, lalu pindah ke tangan 4mar bn Khattab dan setelah beliau wa&at, pindah ketangan #a&sah binti 4mar (istri nabi).
5erakhir diadakan pentashihan pada masa Khali&ah 4sman sehingga menghasilkan satu naskah $tentik yang disebut musha& mam. /alinan dari naskah (musha&) itu dikirimkan ke k$ta-k$ta besar lain, sedangkan yang selain itu dibakar. dibakar. 2usha& mam yang dijadikan standard itu dijadikan rujukan bagi perbanyakan dan pentashihan berikutnya sehingga berkembang dalam bentuk aslinya sampai waktu ini.
Ditinjau dari sudut tempatnya, Al Al Quran turun di dua tempat yaitu: *. Di 4ekkah atau yang disebut ayat makkiyah. 1ada 1ada umumnya berisikan soal-soal keper3ayaan keper3ayaan atau ketuhanan, mengatur hubungan manusia dengan uhannya, ayat-ayatnya pendek dan ditujukan kepada kepada seluruh ummat. )anyaknya sekitar 7H/ seluruh ayat-ayat Al Quran. 7. Di 4adinah atau yang disebut ayat madaniyah. Ayat-ayatnya panjang, berisikan peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia mengenai larangan, suruhan, anjuran, anjur an, hukumanjuran, hukumhukum dan syariIat-syariIat, akhla#, hal-hal mengenai k eluarga, keluarga, keluar ga, masyarakat, m asyarakat, pemerintahan, perdagangan, hubungan manusia dengan he(an, tumbuh-tumbuhan, udara, air dan sebagainya.
Kehujjahan Al Quran dari segi penjelasannya ada 2 maam: *. 4uhkam yaitu ayat-ayat yang teran artinya, jelas maksudnya dan tidak mengandung keraguan kerag uan atau pemahaman lain selain keraguan pemahaman yang terdapat pada lafa%nya. 7. 4utasyabih yaitu ayat yang tidak jelas artinya sehingga terbuka kemungkinan kemungkinan adanya berbagai penafsiran dan pemahaman yang disebabkan oleh adanya kata yang memiliki dua artiHmaksud, atau karena kar ena penggunaan nama-nama dan kiasankiasan.
Al-*uran adalah 1rman Allah /65. /65. Kitab su!i ini mengadung pesan samawi yang diperantai $leh wahyu. 6ahyu adalah ilham gaib dari sisi 2alakul Al Ala yang turun kealam materi. /e!ara etim$l$gis, Al *ur7an berasal dari kata qara7a, yaqra7u, qiraa7atan atau qur7aanan yang berarti mengumpulkan (al jam7u) dan menghimpun (al dlammu) huru&-huru& serta katakata dari satu bagian kebagian lain se!ara teratur teratur 8. ikatakan Al *ur7an karena ia berisikan intisari dari semua kitabullah dan intisari dari ilmu pengetahuan. Allah ber1rman : /esungguhnya atas tanggungan K amilah Kamilah mengumpulkannya (dalam dadamu) dan (membuatmu pandai) memba!anya. Apabila kamu telah selesai memba!akannya maka ikutilah ba!aannya. (al *iyamah 9;<:'-'=).
!ukum yang terdapat dalam Al-Qur" Al-Q ur"an an Al-Qur"an Al-Qur"an seara garis besar terbagi atas dua, yaitu: '. Hukum yang mengatur hubungan manusia dengan de ngan Tuhan Tuhan !ibadah#. !i badah#. Ibadah terbagi atas) % ang an g bersi&at %ang bersi&at semata-mata semata-mata ibadah, yaitu shalat dan puasa. dan puasa. puasa. % ang an g bersi&at %ang bersi&at harta harta benda dan hubungan mas yarakat, yaitu yaitu akat. masyarakat, % ang an g bersi&at %ang bersi&at badaniyah dan berhubungan berhubun gan juga dengan masyarakat, yaitu haji.
+. Hukum-hukum yang mengatur pergaulan manusia dengan manusia, yang disebut muamalat. Hukum ini dibagi empat, yaitu) %ang berhubungan dengan jihad. %ang berhubungan dengan rumah tangga. %ang berhubungan dengan pergaulan hidup manusia. %ang berhubungan dengan hukum pidana (jinayat).
Dalam mengadakan perintah dan larangan, Al-Quran Al-Quran berped!man kepada tiga hal, "aitu:
'. 5idak memberatkan atau menyusahkan. +. 5idak memperbanyak tuntutan. 8. Berangsur-angsur dalam mentasyri7kan hukum.