BAB I
PENDAHULUAN
A. LAT LATAR BELA BELAKAN KANG G
PulauPulau-pul pulau au besar besar dan kecil kecil berteba bertebaran ran di nusant nusantara ara ini, ini, telah telah banyak banyak dihuni oleh penduduk asli yang secara turun temurun mendiaminya, karena itu mereka telah mampumemba mampumembangun ngun kebudayaa kebudayaan n yang bercirikan bercirikan kenusantaraan kenusantaraan.. Tebaran kepulauan ini secara alami kesemuanya di kelilingi oleh perairan laut. Karena Kar ena itu kebudaya kebu dayaan an nusanta nusa ntara ra sering ser ing di cirika cir ikan n berh berhub ubun unga gan n erat erat deng dengan an pera perair iran an laut, laut, sehingg sehinggaa ada slogan slogan yang yang menyebu menyebutkan tkan ”nenek ”nenek moyangk moyangku u orang orang pelaut” pelaut”,, dengan dengan send sendir irin iny ya, kebud kebuday ayaa aan n ini ini dapa dapatt juga juga dise disebu butt sebagai sebagai bagian bagi an kebudaya kebu dayaan an masyara mas yarakat kat maritim. Masyarakat yang hidup di kepulauan nusantara sejak memproklamasikan dirinya padatanggal 17 gustus 1!"# sebagai bangsa yang merdeka, maka secara kebangsaan kebangsaan masyarakatyang masyarakatyang mendiami mendiami nusantara nusantara ini menjadi bangsa bangsa besar yaitu bangsa $ndonesia. Masyarakat bangsa ini merupakan salah satu masyarakat di dunia yang hidup dan berkembang di banyak kepulauan $ndonesia, besar dan kecil , karena berada di tengah-tengah lautan. %ejarah telah membuktikan pula bah&a masy masyara araka katt yang yang berd berdiam iam di pula pulau-p u-pul ulau au ini ini tetap tetap mampu mampu melan melangs gsun ungk gkan an kehidupannya, tidak terkecuali mereka yang hidup di pulau-pulau kecil terpencil, &ala &a laup upun un berada jauh di tengah lautan. lautan. 'leh 'leh karena itu, itu, keunikan keunikan yang di miliki miliki oleh bangsa bangsa ini perlu digali dan di ketahui, paling tidak (enomena tentang kehidupan dari sudut ekonomi dan sosiallainnya. $ndonesia sejak pengakuan )*+'% tahun 1!, sebagai bangsa telah resmi menjadi negara kepulauan, maka bersamaan dengan itu beribu-ribu pulau-pulau besar dan kecil ikut terhimpun dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa ini, &alaupun pulau-pulautersebut dipisahkan oleh lautan yang jaraknya bermil-mil dari satu pulau ke kepulauan lainnya, inimemberikan kebebasan bagi anak bangsa ini untuk meman(aatkannya bagi manusia $ndonesia. dapun pulau-pulau kecil yang bertebaran di nusantara ini telah banyak juga Masyarakat Maritim
Page 1
dihuni oleh penduduk asli yang secara turun temurun mendiaminya, karena itu mereka mereka telah telah mampum mampumemb embang angun un kebuda kebudaya yaan an yang yang berciri bercirikan kan laut, laut, sehingg sehinggaa mereka lebih dekat dengan kenyataan kenyata an dari dari sloga slogan n ”nen ”nenek ek moy moyangk angku u oran orang g pela pelaut ut”. ”. Kenyataan-keny n-kenyataa ataan n inilah inilah yang yang kemudi kemudian an dapatm dapatmeng enguat uatkan kan pula pula bah&a bah&a kebuda kebudayaa yaan n masyarak masyarakat at yang yang berbasi berbasiska skan n maritim maritim memang memang me&uju me&ujutda tdalam lam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Masyarakat Maritim
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI MASYARAKAT
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia yang dengan karena sendirinya bertalian secara golongan dan mempengaruhi satu sama lain. Pengertian masyarakat pesisisr tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat itu
Masyarakat Maritim
Page 3
sendiri. Maka dari itu sebelum membicarakan tentang masyarakat pesisir terlebih dahulu kita memahami tentang de(enisi masyarakat. /alp inton0 mendi(inisikan masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah hidup lama dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengatur diri dan menganggap diri mereka sebagai kesatuan sosial dengan batas tertentu yang diharuskan dengan jelas. Pada hakikatnya pengertian masyarakat mempunyai unsur-unsur sebagai berikut0 1. danya sejumlah manusia yang hidup bersama. . ercampur atau bersama-sama untuk &aktu yang cukup lama. 2. Menyadari bah&a mereka merupakan satu kesatuan. ". Menyadari bah&a mereka bersama-sama di ikat oleh perasaan anggotayang satu dengan yang lainnya. #. Menghasilkan suatu kebudayaan tertentu.
B. MASYARAKAT MARITIM
a. Konsep Masyarakat Maritim Masyarakat bahari dapat dipahami sebagai kesatuan 3 kesatuan hidup manusia berupa kelompok 3 kelompok kerja, komunitas sekampung atau sedesa, kesatuan suku bangsa, kesatuan administrati4e berupa kecamatan, pro4insi, bahkan bias merupakan *egara atau kerajaan, yang sebagian besar atau sepenuhnya menggantungkan kehidupan ekonominya secara langsung atau tidak langsung pada peman(aatan sumber daya laut dan jas a-jasa laut, yang dipedomani oleh dan dicirikan bersama dengan kebudayaan baharinya.
b. Cikal bakal masyarakat maritim Kalau melacak cikal bakal masyarakat maritim di nusantara ini, maka diantara sekian banyak kelompok-kelompok suku bangsa pengelola dan peman(aat sumber daya dan jasa-jasa laut yang ada, mka suku bangsa bajo, bugis, Makassar, mandar, buton, dan Madura dianggap sebagai pe&aris kebudayaan maritime juga perintis dan pengembang kebudayaan maritime di asia tenggara sejak ribuan tahun silam serta muncul juga kelompok-kelmpok etnis lain, seperrti komunitaskomunitas nelayan dari pulau-pulau a&ean, Masalembo, dan %apudi 56a&a, pedagang-pedagang onerate dan Pulau Polu8e di laut 9lores, pemburu Paus di
Masyarakat Maritim
Page 4
amarelap, dan berbagai koloni ugis di *usantara yang menguasai jaringan perdagangan luas untuk berbagai jenis komoditi ekspor dan impor.
Mereka
menyebar unsure-unsur kebudayaan maritime secara lambat atau cepat ke kelompok-kelompok masyarakat lainnya yang bukan atau belum layak dikategorikan masyarakat maritime. Karena terjadinya respn positi( oleh masyarakat yang menjadi tujuan proses persebaran unsur-unsur budaya maritim baru oleh komunitas-komunitas yang terlibat dalam proses persebaran budaya tersebut. c.
Karakteristik Sosial Masyarakat Maritim Masyarakat maritim, dalam hal ini mereka yang menggantungkan sepenuhnya
atau sebagian besar kehidupan ekonominya pada peman(aatan sumber daya laut dan jasa laut. Terbentuknya karakteristik sosial masyarakat bahari terkondisikan oleh si(at lingkungan sumber daya laut pada satu sisi dan dipengaruhi secara dominan oleh budaya masyarakat maritim itu sendiri. %ekurang-kurangnya terdapat enam karakteristik sosial yang mencolok pada masyarakat maritim. :akni0 Hubungan ketergantungan pada kondisi lingkungan Keberlanjutan atau keberhasilan usaha tersebut sangat bergantung pada •
kondisi lingkungan, khususnya air. Keadaan ini mempunyai implikasi yang sangat penting bagi kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat bahari. Kehidupan masyarakat maritim menjadi sangat bergantung pada kondisi lingkungan itu dan sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan, khususnya pencemaran, karena limbah industry maupun tumpahan minyak, misalnya dapat menggoncang sendi-sendi kehidupan sosial ekonomi masyarakat maritim •
Hubungan ketergantungan kepada musim Karakteristik lain yang sangat menyolok di kalangan pesisir, khususnya masyarakat nelayan adalah ketergantungan mereka pada musim. Pada musim penangkapan para nelayan sangat sibuk melaut. %ebaliknya, pada musim peceklik kegiatan melaut menjadi berkurang sehingga banyak nelayan terpaksa menganggur. %ecara umum pendapatan nelayan memang sangat ber(luktuasi dari hari ke hari. Pada satu hari mungkin memperoleh tangkapan yang ssangat tinggi, tapi pada hari berikutnya bisa saja ;kosong”
Masyarakat Maritim
Page 5
•
Hubungan ketergantungan secara fisik dan psiko-sosio-budaya pada lingkungan alamnya Masyarakat maritim terutama nelayan dan pelayar akan terbentuk hubungan menyatu dengan lingkungan alam laut yang diman(aatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
•
Pemanfaatan lingkungan dan sumber daya laut secara bersama Meskipun lingkungan laut dan sumber daya perikanan dikandungnya diman(aatkan dengan berbagai model, pengelolaan dan penguasaan mulai dari pemilikan keluarga atau indi4idual, pemilikan perusahaan, serta penguasaan negara, namun menjadi kenyataan bah&a dalam sistem pemilikan dan kontrol &ilayah laut yang berlapis-lapis itu justru ditemukan secara meluas praktik peman(aatan secara bebas dan terbuka yang akhirnya telah memicu persaingan terbuka yang menjurus pada kon(lik antar pemangku kepentingan dari berbagai asal dan suku bangsa, terutama antar nelayan sendiri.
•
Hubungan kebutuhan secara mutlak pada kelembagaan sosial Memasuki lingkungan laut dan meman(aatkan sumber daya
yang
dikandungnya diperlukan membangun kerja sama dan melembagakan kehidupan kolekti(. Kondisi laut yang berbahaya, pola perilaku spesies biota tangkapan yang berbeda-beda, berat dan rumitnya pekerjaan, kebutuhan akan modal dan biaya-biaya yang setiap saat mendesak dan tidak dapat ditanggung sendiri menjadi (actor utama diperlukannya kelembagaan dan kehidupan kolekti( masyarakat maritimhal ini untuk meringankan pekerjaan yang berat, menyederhanakan pekerjaan yang rumit, mengurangi ketegangan ji&a, serta resiko kerugian ekonomi. •
Hubungan ketergantungan pada pasar lokal, rregional, dan global agi masyarakat nelayan, hasil laut haruslah dipertukarkan atau dipasarkan, kemudian uang hasil penjualan digunakan membeli berbagai macam
Masyarakat Maritim
Page 6
kebutuhan pokok 5sandang, pangan, papan, kesehatan dan kebutuhan sekunder atau sosial. Kondisi ini menunjukkan ketergantungan komunitas nelayan pada segmen masyarakat kota dan pedalaman untuk memperoleh hamper seluruh kompenen kebutuhannya. •
Hubungan ketergantungan pada berbagai pihak berkepentingan dari luar Ketergantungan ini sebagai sumber perolehan modal dan biaya-biaya, kebutuhan
pokok,
keamanan
politik,
perlindungan
lingkungan
dan
sumberdaya laut yang diman(aatkan •
Mobilitas geografi yang tinggi dan jaringan kesukubangsaan yang luas Melalui pengembaraan yang jauh dan lama, kelompok-kelompok nelayan dan pelayar dapat bertransaksi dan bergaul dengan orang-orang dari berbagai asal dan suku bangsa di laut, pelabuhan dan kota-kota pantai. agi kelo mpok nelayan dan pelayar diasumsikan bah&a akumulasi pegalaman yang melimpah telah menumbuhkan &a&asan kelautan dan kepulauan yang luas, &a&asan kebinekaan dan kebangsaan serta pandangan dunia internasional.
C. PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM OLEH MASYARAKAT
%ejarah pengelolaan sumberdaya alam di &ilayah pesisir telah ada sejak jaman nenek moyang mulai meman(aatkan sumberdaya alam tersebut untuk menunjang kehidupan mereka. %ebelum erra dunia modern pengelolaan sumberdaya alam masih bersi(at lokal, dimana struktur masyarakat dan akti4itasnya masih sederhana. eberapa cirri dari pengelolaan sumberdaya alam secara tradisional antara lain0 Pengelolaan sumberdaya alam cenderung berkelanjutan. %truktur pihak yang terlibat masih sederhana. entuk peman(aatannya terbatas dan termasuk skala kecil. Tipe masyarakat dan kegiatannya relati( homogen. Komponen pengelolaannya 5manajemen berasala dan berakar pada masyarakat. /asa kepemilikan dan ketergantungan terhadapa sumberdaya alam tinggi. /asa untuk melindungi dan menjaga juga tinggi. • • • • • • •
turan-aturan yang digunakan umumnya timbul dan berakar dari permasalahan yang dihadapi masyarakat. turan-aturan dan kebijakan ini kemudian ditetapkan, dikukuhkan dan disepakati bersama oleh masyarakat sebagai suatu undang-undang atau hokum yang lebih dikenal sebagai hukum adat. %istem pengelolaan diatas dapat berjalan dengan baik di dalam struktur masyarakay yang masih sederhana dan belum banyak dimasukii oleh pihak luar.
Masyarakat Maritim
Page 7
relati4e
homogeny
dan
masing-masing
indi4idu
merasa
mempunyai
kepentingan yang sama dan tanggung ja&ab dalam melaksanakan dan menga&asi hukum yang sudah disepakati bersama.
D. MASYARAKAT MARITIM INDONESIA
Masyarakat maritim yang mendiami pulau-pulaukecil hampir-hampir tidak dikenal oleh sebagian besar orang di nusantara ini, karenanya haltersebut telah menyebabkan
mereka
termarjinalkan
dari
berbagai
bidang
pembangunankebangsaan. Kebudayaan Masyarakat maritim dalam pandangan =mic >ie& atau gambaransebagaimana yang diakui oleh pendukung suatu gejala tertentu, secara sederhana dapat ditelusuridalam tiga aspek, yaitu 51 pengetahuan 5cogniti4e? 5 sikap 5attitute? dan 52@ praktek 5 practice. Aapat dijelaskan, menurut 5
interpretasi
yang di
letakkan
atau
di
kenakan
pada
masyarakat
yangbersangkutan 5secara emic pada suatu gejala tertentu? biasanya sangat etnosentris dan dari segibudaya bersi(at relati(. %etiap interpretasi dijadikan dasar untuk mendapatkan keahlian. Menurutaliran struktural Prancis, interpretasi terhadap gejala itu 5yang didasari oleh pemiliknya adalahmani(estasi permukaan dari
pengertian
yang
sebenarnya.
Pengertian
yang
sebenarnya
seharusnyaditemukan dalam (enomena biologi, kebudayaan, dan psikologis yang uni4ersal bagi kehidupanmasyarakat. Masyarakat maritim mempunyai sumber penghidupan sangat berbeda denganmasyarakat daratan, perbedaannya adalah sumber penghidupan utama mereka tergantunglangsung dari hasil laut, maka (enomena biologi, kebudayaan, dan psikologis teradaptasikandengan lingkungan alam laut, dan pengetahuan, sikap dan praktek menjadi ciri spesi(ik dalam menjalin
Masyarakat Maritim
Page 8
hubungan sosial dan ekonomi kepada masyarakat yang berada di dalam atau diluarkebudayaan mereka. Pranata sosial adalah sistem antar-hubungan peranan-peranan dan normanorma yangter&ujud sebagai tradisi untuk usaha-usaha pemenuhan kebutuhan sosial utama tertentu 5%uparlan, 1!"? 1!D . ebih lanjut dikatakan bah&a pranata sosiallah yang memungkinkan kebudayaan dioperasikan dalam kehidupan nyata, yaitu yang ter&ujud dalam struktur-strukturyang ada dalam masyarakat. 'leh sebab itu, terdapat banyak pranata sosial dalam kehidupan satumasyarakat, misalnya, pranata kesehatan, ekonomi, politik, kekerabatan, pendidikan, dan lainsebagainya 5%uparlan, 1!" dan Koentjaraningrat, 1!7! . Pranata sosial di dalam masyarakatmaritim seperti yang digambarkan tersebut secara (enomial dapat dijumpai dan dibuktikankeberadaannya di dalam struktur kehidupan bermasyarakat. Masyarakat yang terpencil umumnyamenjadikan peranan keluarga sangat penting, karena pentingnya itu maka di operasionalkanmelalui sistem kekerabatan
yang
menekankan
pada
keharusan-keharusan
menjaga
martabatketurunan melalui berbagai petunjuk yang ada dalam kebudayaannya. Ai dalam masyarakatmaritim peran-peran kekeluargaan menjadi sangat penting dan dikembangkan sedemikian rupa,sehingga pola hubungan kekerabatan dapat diketahui melalui struktur sosial yang terbentuk darisuatu suku anak bangsa. Karena peran yang penting inilah, maka aspek kehidupan yangberekenaan dengan budaya, sosial, ekonomi, hukum dan teknologi peralatan kehidupan menjadisistem tersendiri, sehingga di pulau-pulau kecil sekalipun peran-peran tersebut tetap ber(ungsi,dan khusus sistem ekonomi maritim masih mampu menghubungkan pemilik barang denganpenjual barang dan jasa dalam upayanya memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, apakah dia yang hidup di pulau terpencil di tengah samudera lautan hindia sekalipun. Masyarakat maritim yang mendiami pulau-pulau kecil hampir tidak dikenal oleh sebagianbesar orang di nusantara ini, hal tersebut telah menyebabkan mereka termarjinalkan dari berbagaibidang pembangunan kebangsaan, karena itu perlu ada upaya mengenali kebudayaannya. $lmuantropologi bicara tentang antar hubungan (ungsional dari bagian-bagian suatu kebudayaan, atautentang integrasi
Masyarakat Maritim
Page 9
masing-masing
bagian
itu.
Aengan
demikian,
para
ahli
antropologi
mengartikanbah&a bagian-bagian yang berbeda-beda dalam satu kebudayaan sebenarnya tidak hanya salingberkaitan erat, tetapi juga merupakan gabungan (ungsional yang mempunyai kegunaan, danmerupakan satuan yang dinamis 59oster dan nderson, 1!D? dan Kalangie, 1!D . 'leh sebabitu, terdapat banyak pranata
sosial
dalam
kehidupan
satu
masyarakat,
misalnya,
pranata
religi,kesehatan, ekonomi, politik, kekerabatan, pendidikan, dan lain sebagainya 5%uparlan, 1!" danKoentjaraningrat, 1!7!. %edangkan jarak sosial mengacu pada keadaan jauh dan tidak sesuaiyang timbul dalam interaksi antarmanusia dalam satu masyarakat 5%uyono, 1!# Tindakan kebudayaan suatu masyarakat pada dasarnya memiliki hubungan resiprokaldengan sumberdaya alam dan lingkungan disekitarnya. %ementara dalam &acana masalahpembangunan, derajat sosial dan kebudayaan masyarakat juga tidak dapat dipisahkan olehkebijakankebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kemudian berdasarkan pada pemahamanini maka kebudayaan masyarakat maritim secra (enomial dapat terrepleksikan dalam bentuknyadi kehidupan ke lautan melalui pranata sosial. 9enomena makro sosial dan kebudayaanmasyarakat 5pranata sosial dalam masyarakat dan (enomena mikro sosial dan kebudayaanmasyarakat 5indi4idu atau pranata sosial dalam keluarga secara nyata ada dan hidup di negaramaritim ini, $ndonesia.
pengenalkebudayaan masyarakat maritim.dapun
Masyarakat Maritim
Page 10
deskripsi
kerangka pemikiran dan ruang tersebut dapat disajikan dalam Eambar 1 sebagai berikut.
Eambar 1. Kerangka Pemikiran Masyarakat maritim.
1. Kebudayaan Masyarakat Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh makhluk manusiasebagai makhluk sosial? yang isinya adalah perangkat-perangkat modelmodel pengetahuan yangsecara selekti( dapat digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan yangdihadapi, dan untuk mendorong dan menciptakan
tindakan-tindakan
yang
diperlukannya.
Aalampengertian
ini,
kebudayaan adalah sesuatu kumpulan pedoman atau pegangan yang kegunaannyaoperasional dalam hal manusia mengadaptasi diri dengan dan menghadapi lingkungan tertentu 5lingkungan (isikFalam, sosial dan kebudayaan untuk dapat melangsungkan kehidupannya, yaitumemenuhi kebutuhan-kebutuhannya dan untuk dapat hidup secara lebih baik lagi. Karena itu,seringkali, kebudayaan juga dinamakan sebagai blueprint 5cetak biru atau desain menyeluruhkehidupan masyarakat 5%uparlan, 1!D? %pradley, 1!7. Masyarakat yang berdiam di pulau-pulau terpencil seperti di kepulauan $ndonesia, dalam hal anggota masyarakatnya mengadaptasidiri dengan lingkungan alam sekitarnya dan menghadapi lingkungan tersebut yang berupalingkungan (isikFalam,
sosial
dan
kebudayaan
termasuk
ekonomi
untuk
dapat
melangsungkankehidupannya, adalah usaha yang harus selalu di lakukan agar mampu mempertahankan generasike generasi lanjutannya.Kehidupan yang telah terbentuk di kepulauan $ndonesia, merupakan kehidupan yangberciri khusus,
Masyarakat Maritim
Page 11
kekhususan itu dapat di lihat dari kemampuannya beradaptasi dengan segalasituasi baik yang datang dari luar atau yang berasal dari dalam. )paya adaptasi merupakan upayabertahan untuk dapat hidup dengan la yak menurut kaidah-kaidah kebudayaan mereka sendiri.Kembali pada cara pandang di dalam ilmu antropologi dan sudah sejak lama dikenal sebagai trade mark ilmu antropologi, yang beranggapan bah&a batas-batas dari satu pranata dengan pranata yang lain dalam satu kebudayaan tidak pasti? suatu pranata tidak dapat dipelajari sendiri,namun harus dikaji dalam kontek pranata yang lainnya yang menopang atau ditopang oleh pranata ”kebudayaan asli Masyarakat maritim di pulau-pulau kecilG. ntar pranata yang terjadidan terbentuk di dalam masyarakat maritim di kepulauan $ndonesia adalah memiliki ataumerupakan satu jaringan hubungan sistem yang sudah terpolakan.Maka hampir secara otomatis para ahli antropologi menyerahkan perhatian mereka padaseluruh sistem. rtinya, para ahli antropologi bicara tentang antar hubungan (ungsional dari bagian-bagian suatu kebudayaan, atau tentang integrasi masingmasing bagian itu. Aengandemikian, para ahli antropologi mengartikan bah&a bagian-bagian yang berbeda-beda dalam satukebudayaan sebenarnya tidak hanya saling berkaitan erat, tetapi juga merupakan gabungan(ungsional yang mempunyai kegunaan, dan merupakan satuan yang dinamis 5 9oster dan nderson, 1!D? dan Kalangie, 1!D. Aitambah dengan unsur lainnya yang sering disebut perspekti( antropologi
yakni
relati4isme
kebudayaan
atau
suatu
sikap
yang
menunjukkankemauan untuk memandang dengan simpati bentuk-bentuk budaya dari masyarakat lain dan tidak menilai kebudayaan kebudayaan masyarakat maritim menurut norma umumnya, tetapi sesuaidengan nyatanya, maka ilmu antropologi akan menyumbang banyak hal bagi ilmu-ilmuantropologi dan sosial.
. =konomi Masyarakat Aalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat maritim yang tidak dapat dipenuhi sendiri, usaha ini, sebagaimana dikatakan 5 %uparlan, 1!D , ada tiga &ujud 5ataukecenderungan yang memberi ciri suatutindakan sosial. Pertama, yang bersi(at (aktual, yaitusuatu tipe tindakan yang ter&ujud yang berdasarkan pada orientasi atau dipengaruhi oleh nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang
Masyarakat Maritim
Page 12
hendak dicapai. Kedua, tindakan sosial yang bersi(at tradisional,yaitu suatu tipe tindakan sosial yang berorientasi atau dipengaruhi oleh adanya ikatan tradisi yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan. Ketiga, tindakan sosial yang bersi(at a(ektual,yaitu tindakan sosial yang berorientasi atau sangat dipengaruhi oleh perasaan, seperti rasa pantasatau tidak pantas, senang atau tidak senang, aman atau tidak aman, bangga atau tidak bangga,dan lain sebagainya.Pembahasan tulisan tentang masyarakat maritim dari pranata ekonomi, adalah lebih diarahkan pada ciri tindakan sosial yang bersi(at (aktual tentang ekonomi, yaitu kasusmasyarakat di pulau kepulauan $ndonesia. Tinjauan tulisan bersi(at pengamatan
(enomial
lokalyang
berkenaan
dengan?
akti(itas
ekonomi
5menyangkut aspek produksi dan konsumsi, status danperanan masyarakat, akses terhadap sumberdaya ekonomi, sistem bagi hasil, dan tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya.
E. MASYARAKAT MARITIM BAJO
%ecara kultural, orang ajo masih tergolong masyarakat sederhana dan hidup menurut tata kehidupan lingkungan laut, dikenal sebagai pengembara la utan 5 sea gypsies, yaitu hidup dengan mata pencaharian yang erat hubungannya dengan lautan, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan menangkap ikan di lautan 5Mamar, @@#01. aut dan orang ajo merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kultur orang ajo. Karena itu, ada dua konsep utama yang dikemukakan oleh Mamar 5@@#0 yaitu0 1 aut, adalah &ilayah perairan yang luas dan airnya asin yang memiliki berbagai (ungsi. aut bagi orang ajo mutlak adanya, karena selain sebagai tempat tinggal, juga sebagai tempat mencari na(kah hidupnya, 'rang
ajo,
adalah sekelompok
orang
pengembara
berdomisili bersama keluarganya di laut atau pesisir pantai.
Masyarakat Maritim
Page 13
lautan
yang
%ebagai suatu sistem, masyarakat nelayan terdiri atas kategori-kategori sosial yang membentuk kesatuan sosial. Mereka juga memiliki sistem nilai dan simbol-simbol kebudayaan sebagai re(erensi perilaku mereka sehari-hari. 9aktor kebudayaan inilah yang menjadi pembeda antara masyarakat nelayan dengan kelompok sosial lainnya. %ebagian besar masyarakat pesisir, baik langsung maupun tidak langsung, menggantungkan kelangsungan hidupnya dari mengelola potensi sumberdaya kelautan. %ebagai komunitas, mereka juga memiliki struktur sosial tersendiri yang menyebabkan mereka mempunyai budaya, bahasa dan adat istiadat tersendiri. %ama halnya dengan masyarakat lain, masyarakat ajo juga memiliki masalah dalam kehidupannya, bahkan cenderung kompleks. Mulai dari kemiskinan yang membelenggu, tingkat pendidikan yang rendah, pola kehidupan yang hanya bergantung pada laut, tertinggal baik dalam pembangunan maupun mental, eksploitasi hasil laut yang semua itu menyebabkan mereka terkadang tidak ikut berpartisipasi dalam pembangunan. erdasarkan data Ainas Kelautan dan Perikanan tahun @@D 5Eilib, @@! 0 1 menyatakan jumlah desa pesisir tercatat .@!@ desa yang tersebar di seluruh pulau besar maupun kecil. Pada desa pesisir tersebut berdomisili 1D juta ji&a penduduk dan sekitar " juta ji&a berpro(esi sebagai nelayan, ,D juta pembudidaya ikan, serta berpro(esi lain-lainnya sebanyak !,7 juta. Aiantara 1D juta ji&a tersebut ada sekitar #, juta ji&a tergolong miskin.
Masyarakat Maritim
Page 14
ukuran yang dapat dilihat yaitu dari rumah tempat tinggal, pakaian, gaya hidup, status sosial secara umum tergolong tidak sejahtera. eberapa pemukiman masyarakat nelayan termasuk kumuh dan sederhana.
9.
APLIKASI
MODERNISASI
PERIKANAN
SOSIAL MASYARAKT BAJO
Masyarakat Maritim
Page 15
DAN
PERUBAHAN
Pada dasarnya setiap program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat akan berdampak pada norma serta budaya lokal setempat. Aemikian pula dengan kelestarian lingkungan laut, begitu juga dengan pantai yang menjadi sumber utama mata kegiatan nelayan. Kehidupan nelayan terutama pada lapisan buruh dalam kegiatan penangkapan ikannya tergantung pada hubungan dengan juragan 5pemiliki modal dan kapal.
Masyarakat Maritim
Page 16
menimbulkan nelayan terstrati(ikasi dalam beberapa lapisan, misalnya nelayan pemilik kapal dan sebagainya yang dalam bahasa ajo disebut punggawa dan pekerja disebut sawi. Perubahan lapisan nelayan tersebut jelas berdampak pada perubahan strati(ikasi pada le4el komunitas sehingga struktur sosial berubah yang a&alnya ascribed dan achieved status menjadi hanya achieved status saja. Ailihat dari pola kerja berdasarkan dimensi &aktu yang digunakan, perubahan yang terjadi sangat signi(ikan. :ang mana dengan menggunakan teknologi lama, pola kerja dengan daya jelajah yang lebih dekat, &aktu melaut lebih singkat, jumlah pekerja lebih sedikit serta pembagian tugas tidak ada atau ada tetapi tidak jelas. %edangkan penggunaan teknologi baru 5modernisasi pola kerja daya jelajah lebih jauh, &aktu melaut lebih panjang, tenaga kerja lebih banyak dan pembagian tugas lebih jelas. %elain itu pembagian hasil juga lebih terorganisir, sehingga semakin baik teknologi penangkapan ikan yang digunakan maka semakin banyak hasil yang diperoleh dan hal itu berdampak pada semakin tingginya tingkat pendapatan nelayan. %elain kegiatan penangkapan ikan, kegiatan yang menjadi (okus perhatian saat ini adalah usahatani rumput laut.
pemerintah daerah setempat secara berkala
sangat dirasakan
man(aatnya, berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat pesisir. %elain memberikan pelatihan budidaya rumput laut, aparat pemerintah setempat juga mengajarkan keterampilan meman(aatkan hasil laut berupa kerang yang dapat menjadi barang bernilai ekonomis tinggi jika sudah berupa aksesoris dan
sebagainya. Terbukti, saat ini
beberapa kelompok &anita nelayan
meman(aatkan hasil alam itu dan telah dipasarkan. Perubahan selanjutnya yang dialami oleh masyarakat bajo adalah mulai tumbuhnya tingkat kesadaran akan kelestarian lingkungan alam dengan adanya gerakan sukarela menghijaukan kembali terumbu karang dan bakau, dengan
Masyarakat Maritim
Page 17
adanya larangan untuk tidak melakukan penangkapan ikan menggunakan bom atau racun yang sangat membahayakan keberlangsungan ekosistem alam.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masyarakat Maritim
Page 18
kesimpulan yg bisa kami tangkap.... GMasyarakat maritim adalah sekelompok orang yang yang menggantungkan hidupnya pada laut yang tinggal dipesisir laut atau pantai. %alas satu contoh masyarakat maritim yaitu masyarakat aj.aut menurut orang ajo adalah tempat tinggal dan mencari na(kah hidup . Masyarakat ajo masih tergolong masyarakat sederhana dan hidup menurut tata kehidupan lingkungan laut, dikenal sebagai pengembara lautan 5sea gypsies, yaitu hidup dengan mata pencaharian yang erat hubungannya dengan lautan, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan menangkap ikan di lautan.G
B. SARAN
udaya Maritim adalah budaya yang sudah melekat pada masyarakat $ndonesia khususnya yang tinggal dipesisir pantai sehingga kebudayaan
tersebut harus dilestarikan. Kepedulian pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya budaya bahari sehingga diharapkan masyarakat dan pemerintah dapat menjaga dan
melindungi aset negara tersebut baik hayati dan non hayati.. Eenerasi muda adalah penerus bangsa oleh sebab itu diharapkan mampu meneruskan &arisan nenek moyang dan melestarikan budaya kemaritman tersebut.
Masyarakat Maritim
Page 19
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengajar C%M )ni4eristas
Masyarakat Maritim
Page 20