BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para ilmuwan perilaku organisasi, ahli penelitian operasional dan manajer berpendapat bahwa dalam suatu organisasi, sebagian besar para bawahan menginginkan kesempatan untuk dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Mereka berpendapat bahwa peran serta yang meningkat dalam keputusan memiliki dampak meningkatnya keterkaitan mereka dalam organisasi, kepuasan pekerjaan, pertumbuhan dan perkembangan pribadi, s erta peneriman inovasi. Cara manajer mempengaruhi para bawahan lebih berdasarkan tukar pikiran dan kerja sama daripada berdasarkan otoritas. Selain menyebabkan kepuasan yang lebih besar dari bawahan dan sebagai dampaknya adalah usaha yang lebih besar, produktivitas kerja, serta efektivitas yang lebih tinggi. Para pendukung pandangan tersebut memiliki alasan tambahan atas keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan. Ditunjukan bahwa beberapa permasalahan yang dihadapi oleh organisasi makin bertambah kompleks, memerlukan pengetahuan dalam bidang yang canggih dan merupakan bentuk permasalahan yang tidak pernah dihadapi organisasi sebelumnya, baik teknologi, sosial maupun manusiawi. Pengambialan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap permasalahan yang dihadapi. Pendekatan tersebut menyangkut pengetahuan mengenai esensi atas permasalahan yang dihadapi, pengumpulan pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, analisis permasalahan dengan menggunakan fakta dan data, mencari alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional dan penilaian atas keluaran yang dicapai.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masalah? 2. Bagaimanakah alternatif pemecahan masalah? 3. Bagaimana evaluasi alternatif pemecahan masalah? 4. Bagaimana solusi dan tindak lanjut pemecahan masalah?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian masalah. 2. Untuk mengetahui bagaimanakah alternatif pemecahan masalah. 3. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi alternatif pemecahan masalah. 4. Untuk mengetahui bagaimana solusi dan tindak lanjut pemecahan masalah.
2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Masalah
Definisi masalah menurut para ahli : 1. Irmasyah Effendi Masalah adalah pelajaran ketika Anda sadar sebagai kesadaran jiwa, Anda dapat melihat dengan mudah berbagai kelemahan dan masalah dalam hidup Anda. 2. Hudojo Masalah merupakan pertanyaan kepada seseorang yang mana orang itu tidak memiliki hukum yang dapat digunakan dengan segera untuk menemukan jawatan dari pertanyaan tersebut. 3. Abdul Cholil Masalah adalah bagian kecil dari kehidupan. Setiap manusia pasti pernah memiliki dan menghadapi masalah baik yang yang berasal dari diri sendiri maupun yang bersumber dari orang lain. 4. Richard Carson Masalah adalah tempat terbaik untuk melatih diri sehingga hati menjadi lebih terbuka. Masalah merupakan bagian penting yang harus ada dalam kehidupan kita.
2.2 Alternatif Pemecahan Masalah 2.2.1 Definisi alternatif pemecahan masalah
Kata alternatif menurut kamus besar bahasa indonesia mempuyai arti yaitu pilihan diantara dua atau berbagai kemungkinan.Sedangkan pemecahan masalah adalah suatu metode dimana didalamnya berupaya untuk menemukan jalan keluar, penyelesaian ataupun jawaban darisebuah masalah.Jadi, alternatif pemecahan masalah adalah pilihan diantara dua atau berbagai kemungkinan solusi, jalan keluar ataupun penyelesaian suatu permasalahan.Sehingga, mencari dan menentukan alternatif pemecahan
3
masalah adalahsuatu upaya penemuan solusi atau jalan keluar terhadap suatu masalah yangdidasarkan atas dua atau lebih pilihan dimana pilihan tersebut dikumpulkanterlebih dahulu sebelum diputuskan untuk dijadikan solusi dalam penyelesaiansuatu masalah.
2.2.2 Persiapan dalam mengambil alternatif pemecahan masalah
Kapan Alternatif suatu masalah dicari dan ditentukan? Suatu
permasalahan
yang
akan
dicari
solusi
atau
penyelesaiannyakhususnya suatu kelompok tertentu umumnya dicari dan ditentukan juga secara berkelompok melalui diskusi atau musyawarah. Berbicara tentang kapan, suatu pemecahan masalah itu tergantung darikebijakan dan kesepakatan kelompok atau individu kapan pun itu. Proses pemecahan masalah yang sistematik ini dicetuskan oleh John Dewey, seorang profesor filsafat dari columbia University, sekitar awal abad ini. Pada tahun 1990 ia mengemukakan 3 pendapat atau keputusan yang dilibatkan dalam pemecahan perdebata secara adil. a.
Mengetahui perdebatan tersebut
b.
Mempertimbangkan tuntutan alternatif
c.
Membuat keputusan
Dewey tidak menggunakan istilah pendekatan sistem, namun ia mengetahui urutan dasar dalam pemecahan masalah, yaitu dimulai dengan adanya masalah, mempertimbangkan pemecahan pilihan, dan memilih pemecahan yang terbaik. Selama akhir tahun 1960an dan awal 1970an, minat terhadap pemecahan masalah yang sistematik mencapai puncaknya. Perusahaan komputer, ilmuan manajemen dan spesialis informasi mencari cara penggunaan komputer untuk memecahkan masalah yang dihadapi manajer. Kerangka yang dianjurkan bagi pengguna komputer dikenal sebagai pendekatan sistem yaitu rangkaian langkah pemecahan masalah yang
memastikan
bahwa
pertamakali
masalah
dapat
diketahui,
pertimbangan pemecahan pilihan dan bentuk pemecahan yang terpilih tersebut.
4
1. Pendekatan Sistem, Pemecahan Masalah, dan Pembuatan Keputusan Langkah pendekatan sistem memberikan cara yang baik dalam mengkategorisasikan keputusan yang harus dibuat. Tiap-tiap langkah usaha definisi dan usaha pemecahan paling sedikit membutuhkan satu keputusan. keputusan. 2. Pendekatan sistem dan CBIS Sistem informasi berbasis komputer atau CBIS dapat digunakan sebagai sistem pendukung saat menerapkan pendekatan sistem. Sub sistem CBIS, seperti sistem pendukung
keputusan,
sistem
pakar,
atau
aplikasi
otomatisasi kantor dapat mendukung tiap keputusan. Subsistem CBIS juga mungkin untuk mendukung berapa keputusan, yang semuanya mungkin diperukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan sistem bertindak sebagai jembatan antara masalah dan CBIS, yang memberikan kerangka untuk berbagai keputusan.
Kerangka kerja yang dianjurkan untuk penggunaan komputer dikenal
sebagai
pendekatan
sistem. Serangkaian
langkah-langkah
pemecahan masalah yang memastikan bahwa masalah itu pertama-tama dipahami, solusi alternatif dipertimbangkan, dan solusi yang dipilih bekerja.
Usaha pe per siap si apan an Usaha persiapan menyiapkan manajer dalam pemecahan masalah dengan
memberikan
pengidentifikasian memahaminya.
orientasi
masalah Usaha
sistem.
Usaha
yang akan
pemecahan
definisi
dipecahkan
mencakup
terdiri
dan
atas
kemudian
pengidentifikasian
pemecahan pilihan, pengevaluasiannya, pemilihan pemecahan yang dilihat paling baik, implementasinya, dan aktivitas lanjutan untuk memastikan bahwa masalah telah dipecahkan.
5
Tiga langkah persiapan tidak harus dilaksanakan secara berurutan, karena ketiganya bersama-sama menghasilkan kerangka pikir yang diinginkan untuk menangani masalah. Berikut ini adalah langkah-langkah usaha persiapan : a.
Melihat perusahaan sebagai sebuah sistem Manajer harus dapat melihat perusahaannya sebagai sebuah sistem. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan model sistem umum. Manajer harus dapat melihat sejauh mana perusahaan cocok dengan model tersebut.
b.
Memahami sistem lingkungan Hubungan
perusahan
dengan
lingkungannya
juga
penting.
Lingkungan mewakili sistem yang lebih besar. Disini perusahaan merupakan sub sistemnya. Lingkungan memerlukan produk atau pelayanan tertentu, dah hal inilah yang menjadi alasan al asan keberadaan perusahaan. Lingkungan jug menyediakan semua sumber yang dibutuhkan oleh perusahaan, yang digunakan untuk menghasilkan produk dan pelayanan. Oleh karena itu, it u, perusahaan diciptakan dari lingkungan dengan tujuan melayani lingkungan tersebut. Sistem lingkungan terdiri atas dalapan elemen yang ada dalam sistem yang lebih besar, yang disebut masyarakat. tiap elemen ini bisa berupa organisasi atau perorangan dan mereka dihubungkan ke perusahaan dengan arus sumber. Gambar dibawah ini menunjukan perusahaan dalam konteks lingkungannnya. lingkungannnya.
Pemasok
(penjual)
memasok
bahan
yang
digunakan
oleh
perusaaahan untuk memproduksi banrang dan jasa. Barang dan jasa dipasarkan kepelanggan perusahaan, yang terdiri dari perorangan dan organisasi. Tenaga kerja mengacu kepada seluruh kelompok pekerja yang potensial. Lembaga keuangan memberikan sumber keuangan bagi perusahaan. Pemegang saham (pemilik) adalah orang ang menginvestasikan uangnya diperusahaan tersebut dan mewakili tingkat manajemen tertinggi. Pada perusahaan
6
korporasi, dewan direktur hanya memmpertanggung jawabkan perusahaan kepada pemegang saham. Pada perusahaan yang kepemilikannya bersifat pribadi, pemilik dan partnerlah yang memutuskan. Pesaing meliputi semua perusahaan yang bersaing dengannya dalam pasar yang sama. Sekarang ini, masyarakat lokal dianggap mempunyai peranan yang lebih besar dalam sistem lingkungan ini. Perusahaan menunjukkan tanggung jawabnya kepada masyarakat loka ini dengan digunakannya peralatan anti polusi, mentaati sistem keselamatan kerja, dan mendukung adanya progam hibah dan kepentingan kepentingan umum. c.
Mengidentifikasi subsistem perusahaan Subsistem-subsistem utama perusahaan juga perlu diidentifikasi, dan subsistem tersebut dapat mengambil beberapa bentuk. Yang paling mudah dilihat manajer adalah area-area area-ar ea fungsional. Masingmasing dapat dilihat sebagai suatu sistem tersendiri.
Manajer dapat juga melihat tingkat-tingkat manajemen sebagai subsistem. Manajemen puncak membuat keputusan yang mengalir turun melalui seluruh organisasi. Perusahaan membuat produk dan jasa pada tingkat bawah, dan informasi yang menggambarkan aktifitas tersebut mengalir naik melalui seluruh organisasi. Tanpa arus informasi manajemen tingkat atas terpotong dari sistem fisik perusahaan.
Manajer dapat juga menggunakan arus sumber daya sebagai dasar membagi
perusahaan
menjadi
subsistem-subsistem.
Bentuk
fungsional dari organisasi menerapkan hal ini hingga suatu tingkat tertentu. Fungsi keuangan mengkhususkan diri pada arus uang, dan fungsi sumber daya manusia mengkhususkan diri pada arus personalia. Sebagian perusahaan manufaktur telah menambah satu fungsi manjemen material tersendiri untuk menangani arus material yang melalui fungsi manufaktur dan pemasaran. Tetapi,
7
manajer harus melihat melampaui struktur fungsional agar dapat mengisolasi semua arus. Jika seorang manajer dapat melihat perusahaan sebagai suatu sistem yang terdiri dari subsistem, dan sistem itu berada dalam suatu lingkunagan, maka orientasi sistem telah tercapai. Manajer telah menyelesaikan usaha persiapan dan siap untu menggunakan pendekatan sistem dalam pemecahan masalah.
Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Untuk mencapai hasil guna tercapainya solusi ialah adanya usaha. Usaha definisi adalah, pertama kali menyadari bahwa suatu masalah ada atau akan ada (identifikasi masalah) dan kemudian memahaminya sebaik mungkin untuk menciptakan pemecahan (pemahaman masalah). Istilah definisi masalah dan analisis yang paling dikenal, dan mintzberg menamainya dengan diagnosis.pada fase kedua dari pendekatan sistem ini, akan dijelaskan dua prosedur yang mungkin dapat diikuti untuk mendefinisikan masalah.
Pemecahan masalah ditandai atau diawali dengan adanya sesuatu yang berjalan lebih baik atau lebih buruk dari pada yang direncanakan sebelumnya. Tanda ini disebut picu masalah. a. Memproses dari tingkat sistem ke subsistem Analisis harus dimulai dengan sistem yang jadi tanggung jawab manajer, kemudian memproses sistem menurut hirarkinya, yaitu tingkat demi tingkat. Pertama
yang
mempelajari
dilakukan posisi
seorang
sistem
dalam
manajer
ialah
hubungannya
harus dan
lingkungannya. Selanjutnya, manajer menganalisis sistem berkenaan dengan subsistemya. Tujuan analisis adalah untuk mengidentifikasi tingkatan sistem, tempat penyebab masalah beranda. Dan sebelum melanjutkan ke langkah selanjutnya hendaknya menetapkan perjanjian terlebih dahulu.
8
b. Menganalisis bagian sistem dalam urutan tertentu Tiap manajer mempelajari tiap elemen dari sistemnya secara urut, diantara elemen dari sistemnya antara lain : 1) Mengevaluasi standart Standar kinerja suatu sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk
rencana,
anggaran,
dan
kuota.
Manajemen
menetapkan standart dan harus memastikan standart itu memiliki karakteristik tertentu, antar lain : a) Standar harus sah (valid) b) Standar harus realistis c) Standar harus dimengerti d) Standar harus terukur 2) Membandingkan output dengan standart Jika manajer telah setuju dengan standart yang ditentukan, selanjutnya
ia
mengevaluasi
output
sistem
dengan
membandingkannya dengan standart. Jika sistem itu sesuai standar, maka tidak perlu melakukan pendekatan sistem untuk pemecahan masalah karena tidak ada masalah yang perlu dipecahkan, namun ia harus melakukan revaluasi terhadap standart yang dipandang dari sudut penampilan yang baik pada saat ini. Mungkin standart tersebut harus ditingkatkan. Jika sistem tidak sesuai standartnya, maka manajer mengidentifikasi penyebabnya dan ada masalah yang harus dipecahkan.
Elemen
elemen
sistem
yang
ada
mungkin merupakan letak dari masalah tersebut. 3) Mengevaluasi manajemen Kualitas team manajemen juga harus diperiksa, karena penilaian yang tepat terbuat dari manajemen sistem. Dimana kualitas team yang tidak memuaskan dapat dilihat dari kesalahan keputusan, biaya yang membengkak, dan tingginya
frekuensi
keluar
masuknya
karyawan.
9
Pengetahuan yang baik mengenai teori manajemen akan berguna dalam menganalisis. 4)
Mengevaluasi pemroses informasi Jika suatu team tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan, mungkin saja manajer tidak ada waktu untuk mencurahkan pada pemproses informasinya. Atau karena hal yang lain telah berjalan dengan baik sehingga pemroses informasi disisihkan. Tidak adanya pengadaan pemroses informasi lebih mudah dipecahkan persoalannya dibanding dengan buruknya suatu manajemen.
5) Mengevaluasi sumber input perusahaan Ketika tingkat analisis sistem tercapai maka, sistem konseptual tidak lagi merupakan persoalan dan permaslah berada pada sistem fisik. Suatu analisis dibuat mengenai sumber daya fisik dan elemen input maupun sumber daya yang mengalir dari elemen tersebut dari lingkungan. 6) Mengevaluasi proses transformasi Prosedur
dan
praktek
yang
tidak
efisien
mungkin
menyebabkan kesulitan dalam mengubah input menjadi output. Contoh modern dari usaha untuk memecahkan masalah transformasi adalah penggunaan robot.
2.3 Usaha dan Tindak Lanjut
Usaha peme pemecahan cahan masalah masalah a. Mengidentifikasi pemecahan pengganti Manajer mengidentifikasi bermacam-macam cara untuk memecahkan permasalahan yang sama. Hal ini lebih mudah bagi manajer berpengalaman, yang dapat menerapkan solusi-solusi yang telah berhasil di masa lalu, tetapi kreativitas dan intuisi juga berperan penting. Manajer jarang berusaha memecahkan masalah sendirian tetapi menerima bantuan dari manjer lain. Para pemecah masalah sering
10
terlibat dalam tukar pikiran (brainstorming), suatu kegiatan informal yang para anggotanya mengungkapkan pandangan mereka, lalu didiskusikan. Pendekatan yang lebih formal disebut sesi JAD. JAD merupakan singkatan join application design (rancangan aplikasi bersama) dan merupakan pendekatan sistem pendukung keputusan secara
berkelompok
(group
decision
support
sistem)
untuk
memecahkan masalah. Diskusi kelompok diarahkan oleh seorang pemimpin, dan dicatat secara tertulis oleh juru tulis. b. Mengevaluasi pemecahan pengganti Semua alternatif harus dievaluasi dengan menggunakan criteria evaluasi yang sama, yang mengukur seberapa baik suatu alternatif dapat
memecahkan
masalah.
Walau
criteria
evaluasi
dapat
menyediakan banyak jalan menuju solusi masalah, ukuran dasarnya adalah seberapa jauh suatu alternatif memampukan sistem untuk mencapai tujuannya keuntungan dan kerugian dari tiap alternatif perlu dipertimbangkan. c. Menentukan pemecaha yang terbaik Setelah mengevaluasi berbagai alternatif, selajutnya perlu memilih satu alternatif yang tampak terbaik. Mintzberg mengemukakan tiga cara yang dapat dilakukan manajer dalam menentukan pilihan yang baik : 1) Analisis
:
evaluasi
pilihan
yang
sistematik,
dengan
mempertimbang- kan akibatnya pada tujuan organisasi. 2) Keputusan atau ketetapan : proses mental dari seorang manajer. 3) Penawaran : negosiasi antara beberapa manajer d. Menerapkan pemecahan Masalah tidak dapat hanya dipecahkan dengan penentuan atau pemilihan pemecahan yang terbaik. Pemecaha tersebut perlu diterapkan. e. Tindak lanjut untuk memastikan bahwa pemecahan tersebut efektif Manajer harus melakukan indak lanjut untuk memastikan bahwa pemecahan dapat mencapai penampiln yang direncanakan. Mungkin
11
pemecahan tersebut diharapkan dapat menurunkan biaya operasi, namun penurunan ini tidak pernah dialami. Maka, kemudian kita perlu mencari penyebabnya. Oleh karena iu, manajer harus tetap dengan pemecahan tersebut sampai dapat dipastikan bahwa masala dapat dipecahkan.
12
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kepemimpinan dalam Organisasi Kebidanan
Perubahan, tantangan, dan peluang sedang dihadapi oleh sistem pelayanan kesehatan diIndonesia. Pada era global seperti saat ini, perubahan dalam sistem dan tatanan pelayanan kesehatan telah mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
kesehatan.
Salah satu
dampak
dari
perkembangan iptek kesehatan adalah menjadi tingginya biaya pelayanan dan pemeliharaaan kesehatan. Tingginya biaya kesehatan ini berdampak negatif terhadap ketersediaan sarana dan fasilitas kesehatan yang memadai untuk golongan masyarakat menengah kebawah, meningkatnya pembayaran premi asuransi kesehatan dan menurunnya cakupan fasilitas dalam asuransi kesehatan, serta terjadinya perubahan perilaku para pelaku yang terlibat dalam pelayanan kesehatan. Salah satu pelaku yang terlibat dalam sistem pelayanan kesehatan adalah tim kesehatan termasuk bidan. Bidan yang terlibat dalam pelayanan kesehatan harus senantiasa memberikan pelayanannya secara kontinyu dan konsisten selama 24 jam. Mereka menghadapi berbagai masalah kesehatan yang dialami oleh pasien atau keluarganya. Mereka sendiri mengalami berbagai respon fisik dan psikologis yang tidak dapat diabaikan karena akan mempengaruhi kinerjanya sehari-hari. Untuk itu, mereka memerlukan pemimpin yang melalui proses kepemimpinannya mampu mengendalikan, memotivasi, bertindak sebagai layaknya pemimpin yang diharapkan, dan menggali potensi yang dimiliki stafnya untuk dibantu dikembangkan. Bertolak dari pernyataan di atas, ternyata dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada masyarakat khususnya pada proses persalinan. Keberadaan bidan sangat mempengaruhi di dalam menentukan tingkat keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat.
13
Kebidanan pada saat ini tengah mengalami beberapa bebera pa perubahan mendasar baik sebagai sebuah profesi maupun sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat dimana tuntutan masyarakat pada bidan agar berkontribusi secara berkualitas semakin tinggi. Sebagai sebuah profesi, bidan dihadapkan pada situasi dimana karakteristik profesi harus dimiliki dan dijalankan sesuai kaidahnya. Sebaliknya, sebagai pemberi pelayanan, bidan juga dituntut untuk lebih meningkatkan kontribusinya dalam pelayanan kepada masyarakat yang semakin terdidik, dan mengalami masalah kesehatan yang bervariasi serta respon terhadap masalah kesehatan tersebut menjadi semakin bervariasi pula. Oleh karena itu, pada saat ini diperlukan kepemimpinan yang mampu mengarahkan profesi bidan dalam menyesuaikan dirinya ditengah-tengah perubahan dan pembaharuan sistem pelayanan kesehatan. Kepemimpinan ini seyogyanya yang fleksible, accessible, dan dirasakan kehadirannya, serta bersifat kontemporer. Kepemimpinan kontemporer merupakan sifat kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam situasi saat ini yang mengandung beberapa konsep dasar penting dimana fungsi fungsi kepemimpinan ini dijalankan. Kepemimpinan merupakan seni untuk seorang pemimpin melayani orang lain (leadership is an art of giving), memberikan apa yang dimiliki untuk kepentingan orang lain. Sebagai pemimpin, ia menempatkan dirinya sebagai orang yang bermanfaat untuk orang lain. Belum banyak pemimpin dalam kebidanan saat ini yang dapat memahami konsep ini secara mendalam. Hal ini karena mereka lebih memahami paradigma lama dimana setiap pemimpin yang sedang menjalankan fungsi kepemimpinannya harus ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi dari yang lain dan mereka merasa memiliki hak untuk dilayani (deserve to be served). Motivational leadership seyogyanya dimiliki oleh setiap pemimpin dalam kebidanan. Situasi saat ini dimana banyak terjadi perubahan dan juga tantangan telah memberikan kecenderungan pada para bidan untuk lebih mudah merasa lelah dan cepat give up sehingga ketika dihadapkan pada suatu masalah akan cepat merasa putus asa.Untuk itulah diperlukan sosok pemimpin yang mampu
14
secara konsisten memberikan motivasi kepada orang lain dan memiliki kualitas kunci (Rocchiccioli & Tilbury, 1998) meliputi kemampuan akan pengetahuan dan ketrampilan (memimpin dan teknis), mengkomunikasikan ide secara efektif, percaya diri, komitmen tinggi, pemahaman tentang kebutuhan orang lain, memiliki dan mengatur energi, serta kemampuan mengambil tindakan yang dirasakan perlu untuk memenuhi kepentingan orang banyak. Dalam mengantisipasi masa depan, pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya memerlukan kemampuan entrepreuner yang efektif termasuk didalamnya kemampuan bargaining, negosiasi, marketing, penghargaan terhadap keberadaan
stakeholder
(Chowdury,
2003)
internal
maupun
eksternal.
Kemampuan ini merupakan landasan untuk pemimpin melakukan upaya peningkatan, memperkenalkan kepada pasar siapa diri dan organisasinya serta menilai berbagai asupan dan umpan balik dari lingkungan sebagai hal yang penting dalam mengambil keputusan. keputusan. Oleh karena itu, pemimpin seperti ini perlu untuk mengenali lebih mendalam masyarakat dimana ia memimpin baik didalam maupun diluar. Ia juga selayaknya mengenali keinginan lingkungan tentang keluaran yang dihasilkan organisasi melalui kepemimpinannya. Seorang pemimpin kebidanan tidak akan berhasil melakukan fungsinya apabila tidak memiliki kemampuan mengatur waktu, mengendalikan stress baik yang dialaminya maupun orang lain (bawahan), dan juga mengatasi konflik yang terjadi baik internal maupun eksternal, baik individual, maupun kelompok (managing
time,
stress,
and
conflict).
Kepemimpinan
dalam
kebidanan
memerlukan seseorang yang memiliki kriteria ini. Hal ini karena dalam kegiatan keseharian, seorang pemimpin sangat memperhitungkan waktu bukan hanya untuk mengatur kegiatan rutin saja, melainkan juga memperhitungkannya ketika pengambilan keputusan penting untuk organisasi dan masa depannya.
15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan,. Tahapan-tahapan pemecahan masalah: 1. Aktivitas Intelijen, mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan. 2. Aktivitas perancangan, menemukan, mengembangkan dan menganalisis kemungkinan-kemungkinan kemungkinan-kemungkinan tindakan. 3. Aktivitas pemilihan, memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia. Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Tahapan-tahapan pengambilan keputusan 1. Mengidentifikasi masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah untuk dimengerti. 2. Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali. 3. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik. 4. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masingmasing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model dan alat uji yang akan dipakai. 5. Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umunya.
16
Bentuk – Bentuk Bentuk Pengambilan Keputusan: 1. Keputusan Terprogram 2. Keputusan Yang Tidak Terprogram
4.2 Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.
17