i
MASALAH-MASALAH SISWA DI SEKOLAH SERTA PENDEKATAN-PENDEKATAN UMUM DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu Dr. Yaya Sunarya, M.Pd.
Oleh:
Agung Surgana Wibawa 1704357
Ella Zahrotur Rizkiah 1701221
Fani Faridah Anzani 1703940
Indi Zainun Zulfa 1700333
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
DAFTAR ISI
Daftar isi i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan Makalah 3
D. Manfaat Penulisan Makalah 3
E. Metode Penulisan Makalah 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Masalah 4
B. Pendekatan Umum Bimbingan dan Konseling 5
C. Strategi dalam Bimbingan dan Konseling 7
BAB III PEMBAHASAN
A. Masalah – masalah Siswa di Sekolah 8
B. Pendekatan – pendekatan Umum Bimbingan dan Konseling 9
C. Strategi dalam Bimbingan dan Konseling 11
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidupnya. Dimana satu masalah terpecahkan atau terselesaikan, akan munculah masalah baru. Masalah itu sendiri akan dihadapi semua orang yang hidup dimana tidak mengenal usia. Salah satunya adalah pada siswa sekolah. Setiap siswa pasti memiliki masalah tersendiri entah berupa masalah akademik, sosial-pribadi, karier, atau keluarga.
Setiap siswa memiliki masalah masing – masing dan memilki cara pandang terhadap masalahnya masing – masing pula. Ada siswa yang lebih terbuka terhadap orang lain dalam mencurahkan masalahnya ada pula siswa yang lebih memilih untuk memendam sendiri masalahnya. Siswa yang lebih terbuka tentang msalahnya akan memudahkan dalam proses penyelesaian masalahnya sehingga seseorang yang akan membantunya dapat lebih memahami dan mengerti apa masalahnya dan dapat membantu dalam mencari solusi penyelesaian masalahnya. Sedangkan siswa yang kurang terbuka dalam mencurahkan masalahnya, akan menyulitkan dalam hal penyelesaian masalahnya sendiri, dikarenakan dia lebih memendam masalahnya sendiri dan mencari solusi peneyelesaiannya sendiri. Apabila dia mencurahkan masalahnya kepada orang lain khususnya orang yang layak dimintai bantuan mungkin akan lebih memudahkan dan mempercepat dalam menyelesaikan masalah.
Dalam proses penyelesaian masalah, siswa di sekolah dapat meminta bantuan kepada seorang guru Bimbingan dan Konseling, baik masalah pribadi, karier, keluarga , dan akademik.
Oleh karena itu siswa tak perlu khawatir lagi atas permasalahan di atas karena di sekolah terdapat guru yang akan membantu mengatasi ataupun menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa itu sendiri yakni guru Bimbingan dan Konseling (BK). Dimana guru BK ini akan menerima semua keluhan ataupun siswa yang ingin berkonsultasi.
Guru BK akan membantu siswa dalam mencari solusi untuk menyelesaikan masalahnya bukan untuk mencampuri urusan siswa dengan begitu siswa sendirilah yang pada akhirnya memutuskan dalam mengambil solusi yang terbaik untuk menyelesaikan masalahnya.
Adapun cara BK sendiri dalam memberikan bantuan kepada siswa untuk mencari solusi penyelesaian masalahnya dengan suatu pendekatan umum yakni suatu usaha yang dilakukan konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan masalahnya. Pendekatan umum ini sangatlah penting dalam proses penyelesaian masalah sebagai langkah pertama untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahannya. Apabila telah jelas permasalahannya maka guru BK akan lebih mudah dalam memberikan bantuan kepada siswanya untuk mencari solusi penyelesaian masalahnya.
Nurihsan (2006) merumuskan empat pendekatan sebagai pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling, empat pendekatan tersebut antara lain : pendekatan krisis, pendekatan remedial, pendekatan preventif, dan pendekatan perkembangan.
Dan adapun strategi BK yang akan diterapkan dalam layanan Bimbingan Konseling itu sendiri antara lain : konseling individual, konsultasi, konseling kelompok, bimbingan kelompok, dan pengjaran remedial.
Dengan strategi – strategi di atas jelas bahwa BK memiliki langkah langkah tersendiri dalam memberikan bantuan kepada siswa untuk memncari solusi penyelesaian masalah.
Batasan dan Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini adalah hanya fokus pada masalah-masalah siswa di sekolah dalam hal akademik, sosial pribadi, karier dan keluarga.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
Apa masalah-masalah yang dihadapi siwa di sekolah?
Apa saja pendekatan – pendekatan umum dalam Bimbingan dan Konseling?
Bagaimana Strategi dalam Bimbingan dan Konseling untuk menangani masalah-masalah tersebut?
Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
Untuk mengetahui masalah-masalah siswa di sekolah.
Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan umum dalam Bimbingan dan Konseling.
Untuk mengetahui bagaimana strategi dalam Bimbingan dan Konseling untuk menangani masalah-masalah tersebut.
Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat penulisan makalah ini terbagi atas dua hal sebagai berikut.
Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis makalah ini adalah untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan terkait masalah-masalah siswa di sekolah dan Pendekatan umum dalam Bimbingan dan Konseling juga bagaimana strateginya.
Manfaat Praktis
Bagi siswa dan Guru, yaitu dapat memberikan informasi masalah apa saja yang dihadapi siswa dan Pendekatan-pendekatan umum juga Strateginya, dimana siswa diharap tidak sungkan untuk menceritakan masalahnya, sehingga guru Bimbingan dan Konseling dapat membantu siswa yang mengalami masalah.
Bagi penulis, yaitu dapat memperoleh informasi mengenai masalah siswa, bagaimana pendekatan umum Bimbingan dan Konseling dan strateginya.
Metode Penulisan Makalah
Metode penulisan makalah ini mengacu pada sumber kepustakaan yaitu dari buku yang sekait erat dengan judul makalah. Buku dijadikan sumber primer dalam penulisan makalah ini karena banyak memuat sumber kutipan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, yaitu masalah-masalah siswa disekolah dan pendekatan-pendekatan umum dalam Bimbingan dan Konseling.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Masalah
Pengertian
Menurut Carpenter (2012), Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.
Berdasarkan analisis diatas, masalah juga dapat diartikan dengan sesuatu yang terjadi atau keadaan yang terjadi belum sesuai dengan yang diharapkan sehingga orang yang mengalaminya akan merasa terbebani dengan sesuatu atau keadaan tersebut.
Jenis Masalah
Menurut Nurihsan (2006: 15-17) mengemukakan bahwa jenis masalah, antara lain:
Masalah Akademik
Akademik adalah pembelajaran tentang disiplin ilmu yang mencakup teknologi dan atau seni yang pelaksanaannya di lakukan di sekolah. Masalah akademik adalah masalah yang berkaitan dengan akademik siswa terutama di kelas. Yang termasuk masalah-masalah akademik, yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, cara siswa memahami materi yang diberikan.
Masalah Sosial Pribadi
Sosial pribadi, masalah yang terjadi antara individu itu sendiri dengan orang lain yang terlibat dalam lingkungan sekitar dimana individu itu berada. Yang tergolong dalam masalah social pribadi adalah masalah hubungan dengan teman, guru, staf, dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Masalah Karier
Masalah Karier adalah Masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan masalah-masalah pekerjaan,seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier.
Masalah Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan terkecil dalam kehidupan. Dalam keluarga dibutuhkan keharmonisan agar semua anggota keluarga dapat merasakan kenyamanan. Masalah keluarga merupakan salahsatu masalah yang dapat berpengaruh buruk terhadap kegiatan lainnya.
Pendekatan umum Bimbingan dan Konseling
Nurihsan (2006:21-22), mengemukakan bahwa pendekatan umum dalam Bimbingan dan Konseling atas empat pendekatan, antara lain:
Pendekatan Kritis
Pendekatan krisis disebut juga pendekatan kuratif merupakan upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Bimbingan ini bertujuan mengatasi krisis atau masalah – masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan krisis pembimbing menunggu individu yang datang. Selanjutnya, mereka memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan individu.
Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Tujuan bimbingan ini adalah untuk membantu memperbaiki kekurangan/kelemahan yang dialami individu.
Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan – kelemahan individu dan selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.
Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi masalah – masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa individu. Pembimbing memberikan beberapa upaya, seperti informasi dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi, kenakalan, merokok, membolos, menyontek, mengutil, bermain game on line/internet dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada peserta didik secara umum. Model preventif ini, didasarkan pada pemikiran bahwa jika guru dapat mendidik peserta didik untuk menyadaribahaya dariberbagaikegiatan dan menguasai metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka guru akan dapat mencegah peserta didik dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut.
Pendekatan Perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Setiap individu memiliki potensi dan kekuatan – kekuatan tertentu melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi, kemudian kekuatan – kekuatan tersebut dikembangkan. Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang menghadapi masalah. Bimbingan perkembangan dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran bakat dan minat.
Strategi dalam Bimbingan dan Konseling
Nurihsan (2006:21-22), mengemukakan Strategi dalam Bimbingan dan Konseling terdiri dari 5, antara lain:
Konseling
Nasihat
Bimbingan Kelompok
Konseling Kelompok
Belajar bernuansa Bimbingan
BAB III
PEMBAHASAN
Masalah-masalah siswa di sekolah
Masalah- masalah siswa di sekolah sesuai dengan pendapat Nurihsan (2006) terdapat empat kelompok, yaitu:
Masalah akademik
Masalah-masalah yang terjadi di sekolah seperti:
Keterlambatan akademik, dimana murid memiliki pengetahuan yang tinggi tetapi tidak dapat memanfaatkan secara optimal.
Kecepatan belajar kecerdasan atau pengetahuan murid yang berbeda dimana tidak semua murid dapat mengikuti proses belajar mengajar dalam kelas yang terkadang ada guru yang terlalu cepat menjelaskan sehingga murid tidak dapat mengerti materi yang dipaparkan.
Kurangnya motivasi belajar dimana murid merasakan bosan dalam pembelajaran di kelas.
Bersikap buruk ketika pembelajaran, seperti menunda-nunda tugas dan malu bertanya kepada guru.
Sering tidak masuk sekolah.
Masalah sosial pribadi
Masalah-masalah sosial pribadi seperti adanya teman yang tidak disukai, guru yang tidak mempunyai landasan pendidikan sehingga untuk berbicara atau sekedar mengingatkanpun bahasanya berbeda dengan guru yang memiliki landasan pendidikan sehingga murid tersebut merasa terganggu bahkan bisa jadi tidak mau lagi berurusan atau bahkan hanya sekedar berbicara dengan guru tersebut.
Masalah karier
Yang termasuk Masalah karier Seperti murid yang melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi dengan orientasi mendapatkan uang lebih, dan murid yang lebih memilih kerja daripada sekolah karena beranggapan bahwa kerja lebih menghasilkan uang atau beranggapan bahwa sekolah mengeluarkan biaya sehingga membebankan orang tua.
Masalah keluarga
Yang termasuk masalah keluarga adalah kurangnya komunikasi antaranggota keluarga, pendidikan yang kurang dalam suatu keluarga sehingga anggota yang satu tidak dapat membantu yang lain karena sama-sama tidak menguasainya, atau bahkan seorang anak tersebut sudah ingin untuk menempuh pendidikan dengan serius tetapi ada beberapa orang tua yang tidak mengizinkannya. Seperti kurangnya kepedulian antarsesama karena kesibukan masing-masing, kurangnya pemberian motivasi dan pemberian semangat, dan kurangnya menggali kemampuan dalam diri sendiri sehingga menganggap dirinya rendah.
Pendekatan-pendekatan Umum dalam Bimbingan dan Konseling
Seorang pembimbing konseling seharusnya memiliki banyak cara untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal yang dilakukan dapat bermula dari sebuah pendekatan terhadap siswa tersebut. Ragam pendekatan bimbingan dibedakan atas empat pendekatan, yaitu pendekatan kritis, pendekatan remedial, pendekatan preventif, dan pendekatan perkembangan. Berikut penjelasannya:
Pendekatan Krisis
Pendekatan krisis disebut juga pendekatan kuratif yang merupakan upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah.
Bimbingan ini bertujuan untuk mengatasi krisis atau masalah-masalah yang dialami individu dengan memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan individu.
Pendekatan ini dipengaruhi oleh aliran psikoanalisis yang menekankan pengaruh peristiwa-peristiwa masa lampau sebagai hal yang menentukan bagi berfungsinya kepribadian individu saat ini. Menurut psikoanalisis, pengalaman-pengalaman masa lima atau enam tahun pertama kehidupan individu dapat menjadi akar dari krisis individu yang bersangkutan pada masa kini.
Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu, kemudian berupaya untuk memperbaikinya.
Pendekatan remedial ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi behavioristik yang menekankan perilaku individu di sini dan saat ini. Untuk memperbaiki perilaku individu diperlukan penataan lingkungan yang mendukung perbaikan perilaku tersebut karena perilaku saat ini dipengaruhi oleh suasana lingkungan pada saat ini pula.
Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi masalah-masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa individu. Pendekatan preventif tidak didasari oleh teori tertentu yang khusus, hanya saja pendekatan ini mempunyai banyak teknik atau upaya yang dapat digunakan, seperti halnya informasi dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
Pendekatan Perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Setiap individu memiliki potensi dan kekuatan-kekuatan tertentu melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi, kemudian kekuatan-kekuatan tersebut dikembangkan. Pendekatan ini dapat dilakukan kepada siapa saja dengan berbagai cara pelaksanaannya baik secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran minat dan bakat.
Dari penjelasan di atas diharapkan para pembimbing dapat memilah pendekatan mana yang cocok dengan masalah yang dialami siswa. Sehingga dapat terwujudnya proses konseling yang terarah dengan tepatnya solusi yang diberikan.
Strategi dalam Bimbingan dan Konseling
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup kegiatan siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan. Strategi yang diterapkan dalam layanan bimbingan konseling disebut strategi layanan bimbingan dan konseling.
Strategi bimbingan dan konseling dapat berupa konseling individual, konsultasi, konseling bimbingan, bimbingan kelompok, dan pengajaran remedial.
Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli (siswa). Konseling ditujukan kepada individual yang normal, yang menghadapi masalah pendidikan, pekerjaan, dan sosial di mana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri.
Konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli (siswa) dapat mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya. Suatu hubungan pribadi yang unik dalam konseling dapat membantu individu membuat keputusan, pemilihan dan rencana yang bijaksana, serta dapat berkembang dan berperanan lebih baik di lingkungannya. Konseling membantu konseli untuk mengerti diri sendiri, mengeksplorasi diri sendiri, dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu masyarakat.
Konseling bertujuan membantu individu untuk memecahkan masalah- masalah pribadi, baik sosial maupun emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan datang. Konseling juga memberikan bantuan kepada individu untuk mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah laku. Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan dan merupakan teknik standar serta merupakan tugas pokok seorang konselor.
Konsultasi
Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari konselor yang profssional. Sedangkan pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki maslah yang membatasi efektivitas peserta didik (siswa) atau sekolah.
Konsultasi bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara tidak langsung melayani siswa dalam melalui bantuan dari orang lain.
Konsultasi Bertujuan untuk mengembangkan atau menyempurnakan komunikasi antara guru dengan siswa, dimana siswa bisa lebih dekat dengan gurunya itu.
Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembang nya masalah atau kesulitan pada diri konseli (siswa). Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
Penataan bimibingan kelompok pada umumnya berbentuk kelas yang beranggotakan 20 sampai 30 orang. Kegiatan bimbingan kelompok biasanya dipimpin oleh seorang konselor pendidikan atau guru.
Kegiatan ini banyak menggunakan alat-alat pelajaran seperti cerita-cerita yang tidak tamat, boneka, dan film. Terkadang konselor mendatangkan ahli tertentu yang bersifat informatif. Kegiatan bimbingan kelompok pada umumnya menggunakan prinsip dan proses dinamika kelompok, seperti dalam kegiata sosiodrama, diskusi panel, dan teknik lainnya yang berkaitan dengan kegiatan kelompok.
Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik (siswa) dalamr rangka memberikan kemudahan dlaam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan, serta diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka pertumbuhan dan perkembangannya.
Konseling kelompok bersifat pemberian kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok ini menyajikan dan memberikan dorongan kepada individu-individu yang bersangkutan untuk mengubah dirinya selaras dengan minatnya sendiri.
Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang berencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi, terkontrol, dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau klmok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya (Abid Syamsuddin Makmum, 1998: 228).
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahap kegiatan yang paling utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostic kesulitan belajar mengajar.
Strategi dan teknik pengajaran remedial dapat dilakukan secara preventif, kuratif, dan pengembangan. Tindakan pengajaran remedial dikatakan kuratif jika dilakukan setelah program PBM utama selesai diselenggrakan. Pendekatan preventif ditujukan kepada siswa tertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang aan ditempuhnya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsung program PMB.
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil pembahasan tentang "Masalah-masalah siswa di sekolah dan pendekatan-pendekatan umum bimbingan dan konseling" dapat disimpulkan bahwa terdapat empat masalah yang sering dihadapi siswa di sekolah, serta terdapat beberapa pendekatan umum bimbingan dan konseling yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut serta strategi-strategi yang juga dapat dilakukan oleh pembimbing atau konselor.
Setiap permasalahan yang terjadi pada siswa memiliki penanganan yang berbeda. Misalnya, dalam kurangnya motivasi belajar dapat dilakukan pendekatan perkembangan, kurangnya pemahaman suatu mata pelajaran dikarenakan cara penyampaian guru yang tidak menarik dapat dilakukan pendekatan remedial. Strategi yang dapat dilakukan adalah bimbingan kelompok dan pengajaran remedial.
Saran
Peran pembimbing sangatlah berpengaruh dalam penyelesaian masalah yang dihadapi siswa di sekolah, di samping itu guru juga ikut andil dalam hal tersebut. Diharapkan dengan makalah ini pembaca dapat melakukan pendekatan-pendekatan kepada siswa sehingga masalah-masalah dapat terselesaikan dengan solusi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Nurihsan. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Nurihsan. (2007). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.
Carpenter. (2012).Cara Mengatasi Problema Belajar. Semarang:Dahara Prize.