Masalah agensi timbul ketika agent melakukan tindakan tidak untuk kepentingan principal. kepentingan principal. Menu Menurut rut Jens Jensen en (1986 (1986), ), agency problem munc muncul ul ket ketika ika oran orang g lebi lebih h mement mem enting ingka kan n ke kepen pentin tingan gannya nya sen sendir dirii se sehin hingga gga ber bertin tinda dak k ego egois is den dengan gan mel melak akuk ukan an berbagai aktivitas dan upaya hanya berdasar pada bagaimana agar tujuannya pribadinya dapat terpenuhi Agency cost cost menu menurut rut !enst enston on dan "rig "righam ham (199# (199#,, $1) ada adalah lah biay biaya a yang ber berhubun hubungan gan dengan deng an upay upaya a pema pemantau ntauan an tinda tindakan kan mana manajemen jemen dala dalam m mela melaksan ksanaka akan n %e%e %e%enang nang yang didelegasikan kepadanya dengan harapan manajemen dapat bersikap konsisten terhadap kontrak kerja yang telah disepakati antara manajer, pemegang saham (shareholders) dan kreditor (bondholder) (bondholder) Agency Agency cost dapat berbentuk kompensasi berupa bonus atau insenti& bagi mana manajeme jemen, n, biaya audit untu untuk k meme memeriks riksa a lapo laporan ran ke keuang uangan an peru perusaha sahaan an atau ataupun pun mekanis mek anisme me lain yang bert bertujua ujuan n untuk mengu mengurang rangii tinda tindakan kan agent agar agar kon konsist sisten en dala dalam m menjalankan kepentingan principal. kepentingan principal. kontrak mudharabah termasuk dalam hubungan agency atauagency atauagency relationship. Agency relationship ad adal alah ah pr pros oses es pe pend ndel eleg egas asia ian n we wewe wena nang ng ol oleh eh pe pemi mili lik k perusahaan kepada pihak manajemen untuk mengelola dan mengambil berbagai kebi bija jaka kan n peru pe rusa saha haa an. Jen Je nse sen n dan Me Mec ckl klin ing g (197 (1 976) 6) da dala lam m pene pe neli liti tian an mengartikan age agency ncy relatio relationsh nship ip seb sebaga agaii per perjan janjia jian n ko kontr ntrak ak an antara tara sat satu u ata atau u beberapa orang (principal/ pemilik pemilik perusahaan) dengan orang lain sebagai wakil (agent /man / manaj ajem emen en)) a ang ng di dibe beri rika kan n we wewe wena nang ng me menj njal alan anka kan n tu tuga gas s un untu tuk k kepentingan principal kepentingan principal termasuk wewenang dalam mengambil keputusan. !al ini memberikan penekanan bagi pihak agent untuk mengambil kebijakan atas nama dan da n un untu tuk k ke kepe pent ntin inga gan n principal khu khusus susna na dal dalam am pen pencap capaia aian n ke keunt untung ungan an maksimal. "ecara spesi#k agency problem ang terjadi dalam kontrak mudharabah adalah ketika keti ka kep kepentin entingan gan entrepreneur atau mudharib bertentangan dengan shahib almaal. Mudharib bertin bertindak dak meng mengabaika abaikan n hubu hubungan ngan kon kontraktu traktual al dan mendo mendorong rong untuk bertindak tidak berdasarkan kepentingan shahib al-maal. $ihak shahib almaal dalam kontrak mudhara rab bah tida ti dak k di dipe perb rbol oleh ehkan kan ik ikut ut ca camp mpur ur da dala lam m masalah masal ah peng pengelolaa elolaan n usah usaha a sehin sehingga gga mudharib mem memilik ilikii in% in%orm ormasi asi pri pri&at &at an ang g lebih besar dan membuka peluang asimetri in%ormasi. Agency Problem pada kontrak Mudharabah
Agency
theory adalah
teori
yang
menjelaskan
tentang
hubungan
antara
principal dan agent
dimana principal dimana principal mendelegasikan wewenang kepada agent dalam hal peng pengelola elolaan an usaha sekaligus sekaligus penga pengambil mbilan an keputusan dalam perusahaan (Jensen dan meckling, 1976). ubungan antara agent dan dan principal principal disebut disebut dengan hubungan keagenan atau agency relations relationship, hip, berbagai berbagai masalah yang terjadi dalam hubungan tersebut, biaya!biaya yang terjadi dalam hubungan keagenan dan berbagai implikasi penting terhadap pemilihan metode!metode metode!metode akuntansi dibahas dalam agency theory. theory. "asalah yang timbul dalam hubungan keagenan dan menjadi perhatian agency theory adalah PERTAMA , ketika pihak agent memiliki kepentingan yang berbeda dengan principal dengan principal sehingga masing-masing pihak berusaha untuk memaksimalkan kepentingan mereka. Agent yang yang seharusnya melaksanakan amanah principal amanah principal telah
melanggar komitmen dengan tidak selalu bertindak untuk kepentingan terbaik principal . KEDUA , sulit dan mahalnya
bagi principal untuk
membuktikan
usaha
yang
dilakukan
manajemen. KET!A , masalah
pembagian resiko ketika principal dan agent memiliki perbedaan resiko yang ditanggung. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan baha agency problem terjadi ketika kepemilikan manajer atas saham dalam per!sahaan k!rang dari 1""# sehingga manajer lebih cender!ng bertindak !nt!k memen!hi kepentingan dirinya sendiri dan tidak berdasarkan pada maksimalisasi nilai dalam pengambil kep!t!san pada masalah pendanaan. $al ini disebabkan terpisahnya %!ngsi pengelolaan dengan %!ngsi kepemilikan sehingga resiko yang diakibatkan oleh tindakan manajer sepen!hnya ditangg!ng oleh principal dan manejemen cender!ng melak!kan pengel!aran yang si%atnya tidak prod!kti% !nt!k kepentingan pribadinya seperti peningkatan bon!s dan gaji. "ecara
spesi#ik agency
problem yang
terjadi
kepentingan entrepreneur atau mudharib bertentangan mengabaikan
hubungan
kontraktual
dan
dalam
kontrak mudharabah adalah
dengan shahib
mendorong
untuk
ketika
al-maal. Mudharibbertindak bertindak
tidak
berdasarkan
kepentingan shahib al-maal. Pihak shahib al- maal dalam kontrak mudharabah tidak diperbolehkan ikut campur dalam masalah pengelolaan usaha sehingga mudharib memiliki in#ormasi pri$at yang lebih besar dan membuka peluang asimetri in#ormasi% Karim &'((() menegaskan bah*a munculnya asimetri in#ormasi pada kontrak mudharabah karena mudharib
sebagai
agen
memiliki
lebih
banyak
in#ormasi
pada
dua
aspek+ PERTAMA+ mudharib mendesain kontrak dengan shahib al-maal sehingga mudharib lebih memiliki kemampuan untuk mengobser$asi permintaan maupun produkti$itas yang berpengaruh pada akti$itas usaha. KEDUA+ hanya mudharib yang mampu mengobser$asi tingkat usaha dan upaya yang telah dilakukan tanpa campur tangan shahib al-maal. #hasir ($%%%) menegaskan sekurang!kurangnya terdapat dua kritikan
mendasar yang diarahkan pada kontrak m!dharabah. &ertama, dengan ditiadakannya jaminan maka mendorong dilakukannya eliminasi pada jumlah ret!rn sehingga perkembangan modal usaha akan terhambat. 'ed!a, ageny problem yang muncul dari kontrak m!dharabah adalah sejak agen (m!dharib) lebih mengetahui mengenai prospek perusahaan atau kondisi internal perusahaan dibandingkan principal atau shahib al maal sehingga menciptakan asimetri in&ormasi antara m!dharib dan shahib almaal. 'alah satu contoh adalah pada masalah penetapan bagi hasil dimana m!dharib wajib untuk menyerahkan sebagian keuntungan yang menjadi hak shahib almaal secara periodik sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan. asil usaha termasuk dalam in&ormasi internal yang lebih diketahui oleh m!dharib dan dimungkinkan m!dharib tidak memberikan in&ormasi dalam jumlah sehingga shahib almaal mendapatkan hasil kurang dari yang seharusnya. 'tiglit (199$) menyatakan bahwa permasalahan antara pricipal dan agent terjadi ketika dalam hubungan tersebut memilikiimper%ect in%ormation. mper%ect in%ormation ini dapat berbentuk penggunaan biaya proyek yang berlebihan untuk aktiitas yang tidak berkorelasi langsung dengan pengembangan usaha namun lebih pada kepentingan agen,ditahannya keuntungannya yang seharusnya dibagikan kepada pemilik modal, dan berbagai tindakan kecurangan sehingga mereduksi laba atau asset yang dimiliki perusahaan. *epentingan
yang berbeda antara principal dan agent menimbulkancon%lict o%
interest yang selama ini dipecahkan melalui alternati& kepemilikan saham oleh manajer dan kompensasi. +alam
kasus kontrak m!dharabah, manajer memiliki hak penuh atas perusahaan sehingga agency problem timbul dalam bentuk pemakaian dana shahib al maal yang tidak produkti& dan pelaporan laba yang tidak sebenarnya. *eberhasilan pelaksanaan pendanaan bagi hasil, bagaimanapun akan bergantung pada solusi masalah keagenan berupa asimetri in&ormasi yang muncul pada kontrak tersebut (hmed, $%%%). +ari
uraian
di
atas
dapat
dianalisis
lebih
lanjut
bahwa agency
problem yang
terjadi
pada
kontrak m!dharabah terdapat ketidak seimbangan masalah bargaining position yang dirasakan oleh bank syariah -. *argaining position yang tidak seimbang disebabkan oleh karakteristik mudharabahcenderung lebih memberikan keleluasaan bagi m!dharib dalam mengelola usaha. &ertama,modal kerja pada mudharabah 1%% ditanggung shahib almaal sementara kerugian selama bukan karena kecurangan atau kesalahan m!dharib juga ditanggung oleh shahib almaal. 'ed!a, shahib almaal tidak berhak untuk mencampuri usaha m!sharib. 'etiga, masalah jaminan yang masih menjadi polemik di kalangan para ulama. #eberapa alasan di atas menggambarkan posisi yang lebih menguntungkan
bagi m!sharib dalam
kemampuan
mengakses
in&ormasi
dan
menanggung
resiko. M!dharib memiliki in&ormasi lebih banyak dalam pengelolaan dana sehingga kemungkinan resiko untuk berlaku
curang cukup
besar
tetapi
apabila
terjadi
kerugian
yang
bukan
disebabkan
kesalahan m!dharib sepenuhnya ditanggung oleh shahib almaal sedangkan untuk melakukan pemeriksaan yang bertujuan menemukan apakah kerugian disebabkan oleh m!dharib atau bukan tidak mudah dan mahal. *ondisi ini memberi peluang besar m!dharib untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan shahib al maal sebagai pemilik dana melalui manipulasi data!data keuangan, produksi maupun penjualan untuk memperoleh keuntungan sepihak.