"MASALAH YANG TIMBUL DALAM MEMULAI BISNIS"
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kewirausahaan II
Dosen Pembimbing :
Syahlan A. Sume, SE. MM
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
Dea Anditha 43112120474
Dine Harumdini 43113110036
Laurentius Aji D. 43113110012
Mita Sari 43113110335
Taufik Hidayat 43112120017
Veronica Linswi 43112120402
Yan Ras Wati 43113110145
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karuniaNyalah, karya ilmiah ini dapat terselesaikan
dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Kewirausahaan 2, pada semester IV ini dengan
judul "Masalahan Yang Timbul Dalam Memulai Berbisnis".
Dengan menyelesaikan tugas ini kami berharap mampu lebih berkompeten
mengenai dunia bisnis. Dalam menyelesaikan tugas ini, kami banyak mengalami
kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan dan
pengalaman mengenai bisnis. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya tugas makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Syahlan A. Sume, SE. MM yang tidak lelah dan bosan untuk
memberikan arahan dan bimbingan kepada kami.
2. Orang Tua, keluarga kami tercinta, teman-teman yang banyak memberikan
motivasi dan dorongan serta bantuan.
3. Narasumber terpercaya yang sudah banyak membantu, serta semua pihak
yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara
langsung maupun tidak langsung, media cetak maupun elektronik, yang
tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuannya.
Kami sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan tugas ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penyempurnaan pembuatan penulisan karya ilmiah yang lain.
Depok, 27 April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 RUMUSAN MASALAH 1
1.3 TUJUAN 1
BAB 2 PEMBAHASAN 2
2.1 DEFINISI BISNIS 2
2.2 MANFAAT DAN TUJUAN BISNIS 2
2.3 MENGIDENTIFIKASI MASALAH USAHA 3
2.4 TEKNIK MEMECAHKAN MASALAH USAHA 6
2.5 CIRI-CIRI PERMASALAHAN USAHA 8
2.6 LANGKAH-LANGKAH TEKNIK PEMECAHAN MASALAH USAHA 8
2.7 KECAKAPAN MENGOLAH INFORMASI USAHA 8
2.8 MENGATASI KENDALA YANG MUNCUL DALAM BERBISNIS 10
2.9 MENDIRIKAN BISNIS 11
2.10 KENDALA YANG DIHADAPI 13
BAB 3 STUDI KASUS 16
BAB 4 KESIMPULAN 18
DAFTAR PUSTAKA iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia sebagai mahluk sosial selalu membutuhkan manusia lainnya.
Dalam perjalanannya sebagai mahluk sosial, manusia selalu berupaya untuk
memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan mendasar seperti kebutuhan biologis
berupa makan, minum dan bereproduksi harus terpenuhi supaya bisa
melanjutkan hidup dengan kenyamanan yang relatif baik. Namun seiring
dengan semakin kompleksnya keinginan manusia, semakin kompleks pula
kebutuhan manusia.
Untuk memenuhi kebutuhannya itu, manusia berupaya untuk menimbun
sumber daya supaya bisa lebih terjamin kelangsungan hidup dalam kadar
kenyamanan yang di atas rata-rata. Mulai dari sinilah terpikir oleh
manusia untuk menjalankan sebuah kegiatan yang bertujuan mencari
keuntungan sebesar-besarnya. Sebagai mahluk beradab, tentu saja upaya-
upaya yang dilakukan untuk memenuhi niatan tersebut haruslah dalam
koridor kemanusiaan dan kebaikan. Bisnis adalah salah satu upaya yang
dilakukan manusia dalam perjalanannya menciptakan kondisi demikian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan judul makalah, untuk menuju sukses dalam menjalankan
usaha, terdapat tata cara yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha
ini. Berkaitan dengan judul makalah, maka masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bisnis?
2. Mengidentifikasi masalah usaha?
3. Hambatan apa saja ketika memulai berbisnis?
4. Mengatasi kendala yang muncul dalam berbisnis?
5. Bagaimana cara meningkatkan minat pelanggan?
1.3 TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk merencanakan dan
menganalisis hubungan antara bisnis dengan ketertarikan dan kemampuan
yang dimiliki. Dengan dibuatnya makalah ini kita menjadi lebih
mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai bisnis yang sedang marak
di tahun ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI BISNIS
Bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa
yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Hughes dan Kapoor menyatakan
bahwa bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk
menghasilkan dan menjual barang atau jasa guna mendapatkan keuntungan
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut Skinner, Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang
yang saling menguntungkan atau member manfaat. Sedangkan menurut arti
dasarnya bisnis memiliki makna sebagai The Buyying and Selling of Goods
Service.
Griffin dan ebert (1996) : "Business is all those activities
involved in providing the goods and services needed or desired by
people". Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang menyediakan
barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat
dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan
yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan
hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak
memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) serta usaha informal lainnya.
Musselman dan Jackson (1992) : Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan
yang diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang
perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan
mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.
Glos, Steade dan Lowry (1996) : Bisnis merupakan sekumpulan
aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan
mentransformasikan berbagai sember daya menjadi barang atau jasa yang
diinginkan konsumen.
2.2 MANFAAT DAN TUJUAN BISNIS
Secara umum ada beberapa alasan penting untuk belajar tentang bisnis,
yaitu :
1. Adanya saling ketergantungan baik secara individual maupun kelompok,
saling ketergantungan ini semakin meningkat seiring dengan semakin
beragamnya kebutuhan dan keinginan manusia.
1. Adanya peluang internasional, meningkatnya globalisasi dunia bisnis
telah membuka peluang bisnis.
1. Usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan standar hidup.
2. Adanya perubahan, bisnis bersifat dinamis, selalu berubah mengikuti
hal-hal yang dapat diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan
dapat lebih mudah, lebih efisien, dan dapat mengurangi traumatic
jika kita memahami bisnis.
3. Mencegah kesalahpahaman.
2.3 MENGIDENTIFIKASI MASALAH USAHA
Penyebab tidak berkembangnya usaha antara lain :
1. Kurangnya modal usaha atau bisnis.
2. Kurangnya bimbingan dari pemerintah.
3. Usaha atau bisnis merupakan dominasi orang tionghoa.
4. Usaha atau bisnis merupakan dominasi orang bermodal kuat.
5. Usaha atau bisnis merupakan dominasi modal orang asing.
Alasan utama masalah dan kegagalan dalam bidang usaha atau bisnis yaitu :
1. Latar belakang usaha atau bisnis yang kurang memadai.
2. Kurangnya pengalaman dalam bidang usaha atau bisnis.
3. Struktur ekonomi yang belum cocok dengan kondisi ekonomi dunia
modern.
4. Hambatan nilai-nilai usaha atau bisnis di dalam masyarakat.
5. Latar belakang pendidikan para pengusaha yang kurang memadai.
Untuk mencapai tujuan dan kemajuan di dalam usaha atau bisnis dapat
dicapai melalui :
1. Keyakinan dan keinginan kuat.
2. Perjuangan dan pengorbanan dalam berwirausaha.
3. Kemauan dan keuletan dalam usaha.
4. Berpikir positif terhadap usaha.
Hal-hal yang menyebabkan usaha kalah bersaing yaitu :
1. Terlambat mengadakan penyesuaian dengan kondisi dan situasi bisnis
yang sedang berlaku.
2. Terlambat mengadakan pembaharuan di bidang produksi, teknik kerja,
pengelolaan usaha, dan pemasaran.
3. Perkembangan usaha yang terlalu mendadak tanpa diikuti peningkatan
sikap dan kemampuan dalam mengelola usaha.
4. Lupa daratan, ikut terjun ke kegiatan lain yang tidak ada kaitannya
dengan usaha atau bisnis.
5. Makin menuanya pemilik perusahaan dan kepemimpinannya ikut menua.
6. Sikap para pemilik perusahaan yg tertutup, sehingga tidak menerima
adanya pembaruan.
7. Tidak melakukan persiapan sebelumnya, sehingga waktu perkembangan
datang membuat para pengusaha kalang kabut.
Jika belum memiliki pengalaman dalam bidang usaha atau bisnis sudah
jelas akan mengalami kegagalan, faktor-faktor masalah di dalam usaha atau
bisnis dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Tidak ada perencanaan usaha yang tepat.
2. Kurangnya pengalaman didalam usaha
3. Tidak cocok dalam memilih jenis usaha.
4. Keuangan atau permodalan usaha yang sangat kurang.
5. Tidak adanya interest (perhatian/minat) pada bidang usaha yang
digeluti.
6. Tidak mempunyai keahlian dalam bidang usaha.
7. Tidak percaya pada kemampuan diri sendiri.
8. Tidak mempunyai semangat kewirausahaan.
9. Tidak adanya dukungan dari pemerintah setempat.
Dunia Usaha atau bisnis mempunyai peranan penting dan saling
berkaitan dengan eksistensi ekonomi nasional. dan menjadi tulang punggung
perekonomian indonesia. Kegiatan bisnis para wirausahawan banyak bergerak
di bidang waralaba. cafe, asuransi, perbankan, rumahsakit, swalayan,
pujasera, usaha toko, rental, rumah makan, distributor, grosir,
elektronika, perhotelan, biro perjalanan wisata, pabrik tekstil, pabrik
sepatu, pabrik pupuk dll. "sebagai sikap dasar keberhasilan wirausaha
tergantung pada ketersediaan untuk bertanggungjawab atas usahanya." Namun
tidak dapat dipungkiri jenis apapun bentuk Usaha atau Bisnis, merupakan
salah satu sendi kehidupan ekonomi negara indonesia, karena :
1. Merumuskan Tujuan Usaha, sasaran usaha dan perencanaan usaha.
2. Merencanakan biaya dan modal usaha.
3. Membuat dan mempraktekan rencana usaha.
4. Merencanakan Laba atau keuntungan Usaha.
Dalam Buku "sebab-sebab kegagalan perusahaan karangan Alex S
Nitisemito Permasalahan atau sebab kegagalan dalam Usaha yaitu :
1. Kurang Ulet dan lekas putus Asa.
2. Kurang tekun dan kurang teliti.
3. Kurang inisiatif dan kurang kreatif.
4. Tidak jujur dan tidak tepat janji.
5. Kekeliruan di dalam memilih lapangan usaha.
6. Memulai usaha langsung secara besar-besaran.
7. Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal usaha hasil pinjaman.
8. Mengambil kredit tanpa mempertimbangkan masak-masak.
9. Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen atau pembeli.
10. Pelayanan yang kurang baik.
11. Banyaknya piutang yang ragu-ragu.
12. Banyaknya pemborosan dan penyelewengan.
13. Kekeliruan menghitung harga pokok.
14. Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial.
15. Tidak ada pemisahan antara harta pribadi dan harta perusahaan.
16. Kemacetan keuangan yg sering terjadi.
17. Kurangnya pengawasan dan pengendalian.
Berdasarkan analisis sebenarnya para wirausahawan tidak perlu
mengalami kegagalan kalau dari semula atau di tengah perjalanan, usahanya
dapat menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (analisis
SWOT).
Dalam era globalisasi dimana orang membicarakan visi perdagangan
pada tahun 2020, maka perlu adanya suatu pemberdayaan terhadap para
wirausaha Indonesia. untuk berkiprah secara mantap didalam mengelola
usaha atau bisnis di tingkat nasional maupun internasional. Begitupun
dalam momentum APEC yang merencanakan liberalisasi, mau tidak mau perlu
meningkatkan kualitas kinerja dalam usahanya. Menurut Pengamatan Karakaya
dan Kobu (1994), mengidentifikasikan tiga kelompok permasalahan penyebab
kegagalan usaha atau bisnis sebagai berikut :
1. Kelompok pertama berkaitan dengan produk dan pasar, antara lain :
a. Timing peluncuran (launching) produk yg kurang tepat.
b. Desain produk yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen.
c. Strategi distribusi produk yang tidak tepat.
d. Tidak mampu mengidentifikasikan usaha yang sedang dijalaninya.
2. Kelompok kedua berkaitan dengan masalah finansial.
a. Terlalu rendah dalam memperhitungkan kebutuhan dana.
b. Terlalu dini berutang dalam jumlah yang besar.
3. kelompok ketiga berkaitan dengan masalah manajemen :
a. Terlalu bersikap nepotisme.
b. Sumber daya manusia yang lemah.
c. Tidak menggunakan konsep tim.
2.4 TEKNIK MEMECAHKAN MASALAH USAHA
Salah satu tanggung jawab terpenting para wirausahawan adalah
berusaha memecahkan masalah secara ilmiah. Dengan mengumpulkan data-data,
mengolahnya, dan menarik kesimpulan dari penganalisisan tersebut.
memecahkan masalah itu merupakan kegiatan yang teramat penting di dalam
usaha atau bisnis. di bawah ini disebutkan kriteria yang mungkin berguna
jika seorang wirausahawan ingin mengevaluasi teknik pemecahan masalah
yang diusulkannya.
1. Apakah pemecahan masalah itu dapat diterapkan dengan baik ?
2. Apakah pemecahan masalah itu sudah logis ?
3. Apakah persoalan-persoalan tambahan yang timbul dapat diselesaikan
dengan baik ?
Adapun Prosedur tekhnik memecahkan masalah berdasarkan analisis,
langkah-langkahnya dapat menggunakan metode ilmiah sebagai berikut :
1. Kenalilah persoalan secara umum.
2. Identifikasikan problem-problem utama terkait.
3. Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan
masalah.
4. Carilah sebab-sebab masalah tersebut.
5. Pertimbangkanlah berbagai kemungkinan jalan keluar dari masalah
tersebut.
6. Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik.
7. Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat
atau belum.
Proses berpikir secara ilmiah dapat berlangsung dengan langkah yang
sistematis, berorientasi pada tujuan, serta menggunakan metode tertentu
untuk memecahkan masalah, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri
maupun untuk orang lain.
2. Merumuskan permasalahan yang bertujuan dengan usaha untuk mencapai
tujuan.
3. Menghimpun fakta-fakta objektif yang berhubungan dengan masalah yang
dipikirkan.
4. Mengolah fakta-fakta dengan pola pikir tertentu, baik secara
induktif maupun deduktif.
5. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.
6. Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.
7. Menemukan dan meyakini gagasan.
8. Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan.
2.5 CIRI-CIRI PERMASALAHAN USAHA
Permasalahah yang dihadapi hendaknya berupa masalah-masalah aktual
dan menarik, pemecahan itu merupakan salah satu cara penerapan teori
Dewey tentang berpikir reflektif. Menurut Dewey seorang wirausahawan yang
berpikir reflektif itu hendaknya:
1. merasa bimbang, bingung dan kesulitan.
2. merumuskan masalah yang ingin dipecahkan, untuk mengatasi
kebimbangan dan kebingungan.
3. menguji hipotesis dengan mengumpulkan data faktual sebagai usaha
menemukan cara pemecahan masalah, sehingga ketegangan atau
kebimbangan dapat diatasi.
4. mengembangkan ide untuk memperoleh pemecahan yang terbaik melalui
penataan.
5. mengambil kesimpulan yang didukung oleh fakta-fakta atau bukti-bukti
eksperimental yang valid dan menolak kesimpulan yang tidak didukung
dengan data yang valid.
2.6 LANGKAH-LANGKAH TEKNIK PEMECAHAN MASALAH USAHA
Pemecahan masalah tidak selamanya menempuh pola kerja pikir yang
teratur dan tetap. Pengalaman tiap-tiap wirausahawan di dalam memecahkan
masalah tidaklah sama, berikut dikemukakan langkah-lamgkah dalam teknik
pemecahan masalah, yakni :
1. menyadari dan merumuskan masalah.
2. mengkaji masalah dan merumuskan masalah.
3. mengumpulkan data-data.
4. interpretasi dan verifikasi data.
5. pengambilan kesimpulan.
6. aplikasi kesimpulan.
2.7 KECAKAPAN MENGOLAH INFORMASI USAHA
Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, seorang wirausahawan
membutuhkan sumber informasi yang lengkap, akurat serta dapat dipercaya.
Dalam dunia bisnis dan teknologi, informasi-informasi merupakan landasan
untuk mengamati bentuk usaha atau bisnis pada masa mendatang. Dr. Alfred
Osborn. Jr. Direktur Pusat studi kewirausahaan di universitas california,
menegaskan bahwa informasi dan kebutuhan untuk menggunakan sumber-sumber
informasi, bakal menciptakan peluang bisnis yang amat banyak.
Macam-macam Informasi yang perlu untuk di olahnya :
1. Informasi Kuantitatif, yang berisi masukan nilai yang dapat
dihitung, seperti masalah berat, jumlah, tekanan, temperatur dsb.
2. Informasi Kualitatif. yang berisi masukan nilai yang dapat dirasa,
seperti perubahan produk, mutu produk, kecepatan. panas, dingin,
dsb.
3. Informasi Kontrol, misalnya pemberian petunjuk apakah suatu
perubahan variabel produk, model atau design dapat berjalan normal
atau tidak.
4. Informasi Simbol, petunjuk dalam rambu-rambu bisnis.
sumber informasi yang dapat dipercaya dan dapat diolah ialah
informasi yang menyeluruh dan sesuai kebutuhan perusahaan, yang dapat
memberikan keterangan jumlah data dan fakta yang berhubungan dengan
kebijakan produk dan pemasarannya. kegiatan produk memerlukan informasi
tentang apa yang akan di produksi, bagaimana sifat dan persyaratannya,
bagaimana mutunya, dan berapa jumlah produk yang harus di produksi.
Mengolah informasi yang sehat dan efisien banyak menolong bisnis
yang mengalami kegagalan. banyak wirausahawan yang gagal karena terlalu
banyak modal yang terserap dalam harta fisik. sumber informasi juga perlu
dan sangat penting untuk pengembangan dan pertumbuhan usaha atau bisnis
di masa mendatang.
Semakin Rumit masalah usaha atau bisnis, maka sistem informasi itu
semakin diperlukan oleh setiap wirausahawan. Informasi yang dibutuhkan
dan perlu diolah oleh para wirausahawan itu meliputi hal-hal berikut :
1. Informasi atas orang, termasuk juga informasi pokok yang dituntut ;
gaji dan upah karyawan.
2. Informasi atas keseluruhan investasi dan investasi per dividi ;
harta, kelompok, dsb.
3. Informasi dalam operasi sehari-hari ; penerimaan kas, pembayaran-
pembayaran dalam usaha, neraca rugi dan laba sebenarnya.
4. Fakta dan angka untuk bisnis strategi yang memungkinkan wirausahawan
mengambil keputusan mengenai perluasan usaha ; konstruksi, pabrik,
produk, gudang, pemasaran dsb.
Mencari dan mengelola informasi itu memerlukan pengamatan yang cermat dan
teliti terhadap :
1. informasi mengenai seluk beluk pemasaran untuk bidang usaha yang
digelutinya.
2. informasi mengenai seluk-beluk manajemen yang diperlukan.
3. informasi mengenai pengalaman dan penelitian usaha.
4. informasi mengenai sumber dana.
5. informasi mengenai pemasaran dan penjualan produk.
6. informasi mengenai administrasi dan pembukuan.
2.8 MENGATASI KENDALA YANG MUNCUL DALAM BERBISNIS
Dalam merintis suatu bisnis pasti akan selalu muncul kendala untuk
mencapai kesuksesan. Hal ini yang menimbulkan ketakutan pada banyak orang
untuk memulai usaha. Kendala dan hambatan tersebut tidak semestinya
menjadi alasan untuk menunda memulai bisnis melainkan menjadi tantangan
untuk tetap maju dan berinovasi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
yang muncul. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kendala yang mungkin dapat muncul dalam menjalankan bisnis :
1. Mengatasi permasalahan modal
Bagi banyak orang, permasalahan modal menjadi kendala utama
dalam merintis usaha. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, masih
terdapat banyak peluang yang dapat dimanfaatkan. Anda dapat mencari
partner kerja atau mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan. Hal yang
perlu diingat sebelum mengajukan pinjaman adalah memproyeksikan
peluang dari bisnis yang akan dijalankan dan membuat proposal usaha
dengan rincian modal yang dibutuhkan. Sehingga calon partner kerja
maupun pihak yang ingin memberikan bantuan modal, lebih percaya
serta tidak ragu lagi dengan usaha yang akan Anda jalankan.
2. Mengatasi permasalahan skill
Selain permasalahan modal, kurangnya skill ataupun pengalaman
menjadikan seseorang tidak percaya diri untuk memulai bisnis. Untuk
menambah rasa percaya diri, Anda dapat meningkatkan kemampuan dengan
belajar dari buku, belajar dari orang yang lebih ahli atau bisa juga
dengan mengikuti kursus. Jika skill Anda masih kurang, tidak perlu
berkecil hati karena Anda juga bisa menggandeng partner atau mencari
SDM yang terampil dan sudah ahli di bidang tersebut. Jadi Anda dapat
menjalankan usaha sekalian belajar meningkatkan skill Anda.
3. Mengatasi permasalahan pemasaran
Setelah bisnis mulai dirintis, kendala yang sering muncul
berikutnya adalah masalah kurangnya jaringan sehingga pemasaran yang
dilakukanpun terbatas. Sebaiknya untuk membangun relasi Anda dapat
memulainya dengan orang-orang yang sering berinteraksi dengan Anda,
seperti rekan kerja, kerabat maupun relasi-relasi kerja yang pernah
menjadi partner Anda.
4. Mengatasi rasa takut gagal
Kegagalan dan kerugian merupakan hal yang ditakutkan oleh
setiap orang ketika akan mulai merintis usaha. Jika Anda tidak dapat
melawan ketakutan tersebut maka usaha Anda tidak akan berkembang.
Alangkah baiknya jika Anda melawan segala ketakutan tersebut dan
jalankan usaha Anda dengan fokus dan ketekunan, karena segala
tantangan dan hambatan dalam menjalankan usaha dapat diselesaikan
jika Anda fokus dalam menjalankan usaha Anda.
2.9 MENDIRIKAN BISNIS
Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa untuk memamsuki dunia
usaha (business) seseorang harus berjiwa wirausaha. Wirausaha adalah
seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian
menghadapi risiko. Sebagai pengelola dan memiliki keberanian menghadapi
resiko.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Peggy Lambing (2000:90)
hampir setengah atau 43 persen responden (wirausaha) menggunakan sumber
ide bisnisnya dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa
perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya. Mereka mengetahui
cara-cara mengoperasikan perusahaan dari pengalaman tersebut. Sebanyak
15 persen lagi dari responden dengan mencobanya dan mereka merasa mampu
dengan lebih baik. Sebanyak 1 dari 10 responden (11 persen) dari
wirausaha yang disurvai mengungkapkan memulai usaha untuk mencari peluang
pasar. Sedangkan sebanyak 46 persen lagi dikarenakan hobi. Menurut
Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan para wirausaha untuk
mencari peluang dengan mendirikan usaha baru, yaitu: Pertama,
pendekatan "inside-out" atau disebut dengan "idea generation", yaitu
pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan
usaha. Mereka melihat keterampilan sendiri, kemampuan,latar belakang,
dan sebagainya yang menentukan jenis usaha yang akan dirintis. Kedua,
pendekatan "the out-side in" yang juga disebut :opportunity recognition",
yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan
akan berhasil apabila merespon atau menciptakan suatu kebutuhan di
pasar." Opportunity recognition" tidak lain adalah pengamatan lingkungan
( environment scanning) yaitu alat untuk pengembangan yang akan
ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi. Berita-berita peluang
tersebut menurut Lambing (2000:92) bersumber dari :
1. Surat kabar
2. Laporan perodik tentang perubahan ekonomi
3. Jurnal perdagangan dan pameran dagang
4. Publikasi pemerintah
5. Informasi lesensi produk yang disediakan oleh broker, universitas,
dan korporasi lainnya.
Menurut Lambing, keunggulan dari perusahaan baru datang ke pasar
adalah dapat mengidentifikasi "kebutuhan pelanggan" dan "kemampuan
pesaing"
Berdasarkan pendekatan "in-side-out" di atas, bahwa untuk memulai
usaha, seorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut
Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:
1. Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi
barang dan jasa serta cara menyajikannya.
2. Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan
pasar dan pelanggan serta harga yang tepat.
3. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh
sumber-sumber dana dan cara menggunakannya.
4. Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara
mencarikan, memelihara dan mengembangkan relasi, dan kemampuan
komunikasi serta negosiasi.
Dalam memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, seorang
dituntut tidak hanya memiliki kemampuan, tetapi juga harus memiliki ide
dan kemauan. Seperti telah disingung, bahwa ide dan kemauan tersebut
harus mewujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku di pasar.
Setelah ada ide, langkah berikutnya adalah mencari sumber dana dan
fasilitas baik barang uang maupun orang. Sumber dana tersebut adalah
berasal dari badan-badan keuangan seperti bank dalam bentuk kredit atau
orang yang bersedia menjadi penyandang dana. Tentu saja, barang dan jasa
yang akan dijadikan objek bisnis tersebut harus memiliki pasar. Oleh
karena itu, mengamati peluang pasar merupakan langkah yang harus
dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang
pasar untuk barang dan jasa sudah tersedia, maka barang dan jasa akan
mudah laku dan segera mendarangkan keuntungan.
2.10 KENDALA YANG DIHADAPI
Pada umumnya, ada beberapa tantangan ataupun masalah yang dihadapi
dalam menjalankan suatu usaha, diantaranya :
1. Ketidakmampuan Manajemen
Kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan
pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha.
Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.
2. Kurang Pengalaman
Calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang
memadai (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan
kemampuan konsep yang mencukupi); kemampuan memvisualisasi,
mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis
menjadi keseluruhan yang sinergis.
3. Lemahnya Kendali Keuangan
Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu digaris
bawahi, yaitu: kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan
kredit terhadap pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan
pada awal bisnis dengan hanya "modal dengkul," yang merupakan
kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering
salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis.
Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu
sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak akan pernah
tercapai mengingat perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang
untuk mendanai pertumbuhannya. Selain itu, tekanan untuk menjual
secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang
untuk mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan
cara menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis
harus mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena
kegagalan mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan
bisnis.
4. Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis.
Terlalu banyak wirausahawan yang mengabaikan proses
perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya
bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun, kegagalan perencanaan
biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini
berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa
suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak
memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan
memelihara keunggulan bersaing di pasar.
5. Pertumbuhan Tak Terkendali
Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan
didambakan oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah
terencana dan terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker menyatakan
bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami
pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka
apabila penjualan meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya,
perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau dari tambahan
modal pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman
paling tidak untuk sebagian investasi modalnya.
6. Lokasi yang buruk
Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk
sebagian merupakan suatu seni – dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat
sering, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian, pengamatan, dan
perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya
karena ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini,
penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut terancam gagal.
7. Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik
Investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis adalah
dalam persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu
tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat
persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan
kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan
pergi.
8. Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.
Berhasil melewati "tahap awal kewirausahan" bukanlah jaminan
keberhasilan bisnis. Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya
memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar drastis berbeda.
Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan
berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial.
Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang
dan melepaskan kegiatan pengendalian sehari-hari – sesuatu yang
tidak mampu dilakukan oleh banyak wirausahawan
BAB 3
STUDI KASUS
Pendirian Usaha
"Nama Usaha ":"Creativitation "
"Bidang Usaha ":"Perdagangan dan Jasa Perorangan "
"Jenis Usaha ":"Penjualan undangan kreatif dalam bentuk kartu, "
" " "souvenir dan video "
"Inspirasi Usaha ":"Banyaknya kartu undangan yang mahal tapi tidak dapat"
" " "ada manfaatnya "
"Tempat Usaha ":"Rumah Pribadi "
"Perlengkapan ":"Alat Tulis Kantor, Creative Foam, Hiasan "
"Mesin Produksi ":"(Percetakan di subcont ke percetakan terpercaya, "
" " "murah dan berkualitas) "
"Pegawai ":"Pegawai Tetap (2-3 orang) "
"Legalitas Usaha ":"Non Formal "
"Strategi Promosi":"Membagikan kartu ucapan sederhana dan kata-kata "
" " "motivasi di tempat umum (kereta, busway, kampus dan "
" " "perkantoran) dengan tertulis contact person "
"Website ":"Menggunakan Blog Pribadi untuk menampilkan "
" " "contoh-contoh invitation cards dan video "
Kekuatan yang dimiliki antara lain :
1. Menjual kekreatifan dengan harga yang murah.
2. Dapat meminimalisirkan budget suatu acara karena dapat membuat
undangan yang juga berupa souvenir.
3. Untuk lebih menghemat biaya, juga menyediakan undangan dalam bentuk
video yang dapat diunggah di media social seperti iklan.
4. Acara yang dibuat dapat terkenang oleh para tamu karena ide kreatif
yang antimainstream.
5. Mengurangi global warming karena kebanyakan undangan dibuat dari
kertas yang kemudian dibuang begitu saja.
6. Keuntungan besar karena pegawai hanya sedikit dan tidak mengeluarkan
biaya untuk maintenance alat produksi.
7. Pasarnya adalah teman-teman sebaya dan lingkungan sekitar sehingga
tidak perlu bersusah payah menembus pasar di kalangan muda.
Kelemahan :
1. Kesulitan mendapat ide terus menerus untuk menghasilkan karya yang
kreatif dan inovatif.
2. Karena modal terbatas, percetakan tidak dilakukan sendiri sehingga
menambah cost untuk melakukan percetakan ke tempat lain.
3. Dibutuhkan banyak informasi tentang tempat percetakan termurah dan
berkualitas dan tempat penjualan bahan-bahan kreatif termurah.
4. Ide usaha baru sehingga masih belum dapat mendapat pasar baru karena
tidak sesuai dengan budaya dan kebiasaan di Indonesia.
5. Kurang pengalaman dalam bidang usaha ini.
6. Lemahnya kendali keuangan karena segala sesuatu masih dilakukan
sendiri.
BAB 4
KESIMPULAN
Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan kewirausahaan, sedangkan kewirausahaan adalah semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan untuk
memperoleh keuntungan.
Peranan wirausaha adalah:
1. mengurangi pengangguran
2. turut membangun perekonomian nasional dengan tidak membebani
pemerintah dan masyarakat
3. meningkatkan pendapatan masyarakat
4. meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi.
Ciri-ciri wirausaha diantaranya:
1. berpikir teliti, inovatif dan kreatif
2. berani mengambil resiko dan percaya pada diri sendiri
3. berorientasi ke depan
4. mengutamakan prestasi, tahan uji, tekun dan tidak mudah menyerah
5. jujur, bertanggung jawab dan teguh pendirian
6. membiasakan diri bersikap positif dan selalu bersemangat dalam setiap
pekerjaan.
Seorang wirausaha harus memiliki daya pikir yang kreatif, karena
setiap wirausaha dituntut untuk menciptakan hal-hal baru dan produk yang
baru sehingga bisa memenangkan persaingan tetapi persaingan yang secara
sehat.
Seorang wirausaha harus berorientasi ke depan, sebab seorang wirausaha
harus mampu melihat peluang-peluang dan kemungkinan-kemungkinan usaha di
masa yang akan datang.dan seseoarang yang akan berwirausaha harus dapat
membaca peluang peluang demand produk yg akan di usahakan,serta pandai
membaca para competitor dalam memasarkan produknya agar kita dapat terdepan
dalam berbisnis,tak luput juga kita harus mempertimbangkan kendala apa saja
dalam berwirausaha,di situlah kunci kesuksesan dalam berwirausaha.
DAFTAR PUSTAKA
Suryana. (2009). Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses
Menuju Sukses. Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta
Renal Kasali dkk, (2010). Modul Kewirausahaan, PT Mizan
Publika, Bandung
Kotler, Philip, Marketing Management (11 ed.), (New Jersey: Pearson
Education, 2003)
Griffin, Ricky W dan Ronald J Ebert. 2007. Bisnis. Ed. Ke-8. Jakarta :
Penerbit Erlangga. Halaman 48