Perpustakaan Unika
MANAJEMEN WAKTU DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA
SKRIPSI
Kathie Purnamasari Kusuma 04.40.0036
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008
Perpustakaan Unika
MANAJEMEN WAKTU DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA
SKRIPSI
Kathie Purnamasari Kusuma 04.40.0036
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008 i
Perpustakaan Unika
MANAJEMEN WAKTU DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi
Kathie Purnamasari Kusuma 04.40.0036
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008
ii
Perpustakaan Unika
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi
Pada Tanggal 16 Juni 2008
Mengesahkan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Dekan,
( Th. Dewi Setyorini, S.Psi, M.Si )
Dewan Penguji
Tanda Tangan
1. Drs. Pius Heru Priyanto, M.Si …………………….
2. Dra. Lucia Hernawati, MS …………………….
3. Dra. Emmanuela Hadriami, MS …………………….
iii
Perpustakaan Unika
PERSEMBAHAN
Karya skripsi ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus, Papi, Mami, Kakak, Adik, Someone Special, dan Teman-teman yang selama ini telah mendukung dan memberikan semangat yang luar biasa besarnya … I LOVE YOU ALL
iv
Perpustakaan Unika
MOTTO
Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi (Ayub 28:28) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11) Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya (1 Korintus 10:13) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (1 Tesalonika 5:18) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15) Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16b)
v
Perpustakaan Unika
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus penulis haturkan karena berkat rahmat dan anugerah-Nya, akhirnya penulis telah berhasil menyelesaikan karya skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang berperan besar dalam terselesaikannya karya skripsi ini, yaitu: 1. Th. Dewi Setyorini, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. 2. Ferdinandus Hindiarto, S.Psi, M.Si, selaku dosen wali yang telah membantu dan memberikan bimbingan serta dukungan dari awal kuliah hingga lulus jenjang sarjana. 3. Dra. Lucia Hernawati, MS, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan petunjuk dalam penulisan skripsi, dan mendorong penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. Pius Heru Priyanto, M.Si dan Dra. Emmanuela Hadriami, MS, selaku dosen penguji yang telah membantu dalam penyempurnaan karya skripsi ini. 5. Semua dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya sebagai pengetahuan baru kepada penulis. 6. Semua staf TU (Tata Usaha) Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah banyak membantu dalam segala urusan administrasi maupun birokrasi.
vi
Perpustakaan Unika
7. Papi, Mami, Ko Kenny dan Kevin yang selama ini telah memberikan dukungan kepada penulis. 8. Alfred Kusuma, my special person, yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta doa kepada penulis dan yang sudah memberi banyak pelajaran tentang kehidupan serta saran dan masukan yang sangat berharga dan berguna. 9. Trifena Fernandez, Hulda Gracia, Michally. C, Synthia, teman-teman kuliah, dan Meriska (teman SD) yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis. 10. Ko Otty, Ci Dian, Ci Lis, Nike, teman-teman komsel, dan teman-teman gereja Kristus Alfa Omega yang telah mendukung dan mendoakan penulis. 11. Semua mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah membantu penulis dengan menjadi responden penelitian. 12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini.
Semarang, Juni 2008
Penulis
vii
Perpustakaan Unika
ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara motivasi belajar dengan manajemen waktu pada mahasiswa bekerja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan manajemen waktu. Semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin tinggi kemampuan manajemen waktunya, sebaliknya semakin rendah motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin rendah kemampuan manajemen waktunya. Subyek penelitian memiliki karakteristik, antara lain: mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata semester IV – VI yang memiliki pekerjaan sampingan, jam kerja antara 5-7 jam per hari, tidak sedang cuti, dan memiliki pekerjaan sesuai dengan bidang ilmunya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat ukur skala manajemen waktu dan skala motivasi belajar. Kedua skala tersebut disebar di Universitas Katolik Soegijapranata secara incidental sampling dan jumlah subyek didapat sebanyak 50 orang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil analisis didapatkan r xy = 0,627 dengan p<0,01 yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan manajemen waktu. Dengan demikian, hasil analisis data ini mendasari bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Kata kunci: manajemen waktu, motivasi belajar, mahasiswa bekerja.
viii
Perpustakaan Unika
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………... i HALAMAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA………..ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. iii HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………….. iv HALAMAN MOTTO…………………………………………………. v HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH……………………………. vi ABSTRAKSI…………………………………………………………... viii DAFTAR ISI…………………………………………………………... ix DAFTAR TABEL……………………………………………………... xii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………... xiii BAB I
PENDAHULUAN………………………………………….. 1 A. Latar Belakang Masalah………………………………… 1 B. Tujuan Penelitian………………………………………... 9 C. Manfaat Penelitian………………………………………. 9 1. Manfaat Teoritis……………………………………… 9 2. Manfaat Praktis………………………………………. 9
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN…………………………….. 10 A. Manajemen Waktu………………………………………. 10 1. Pengertian Manajemen Waktu……………………….. 10 2. Aspek-aspek Manajemen Waktu……………………...11 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Waktu…………………………………… 13 B. Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Bekerja……………… 15
ix
Perpustakaan Unika
1. Pengertian Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja…………………………………... 15 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar……………………….. 19 C. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Manajemen Waktu Pada Mahasiswa Bekerja……………20 D. Hipotesis………………………………………………… 23 BAB III METODE PENELITIAN…………………………………... 24 A. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………. 24 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian………………... 24 1. Manajemen Waktu…………………………………… 24 2. Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja…………... 24 C. Subyek Penelitian………………………………………...25 1. Populasi………………………………………………. 25 2. Teknik Pengambilan Sampel………………………….25 D. Metode Pengumpulan Data………………………………26 1. Metode Skala………………………………………….26 2. Blue Print Skala Manajemen Waktu…………………. 27 3. Blue Print Skala Motivasi Belajar…………………….28 E. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur……………………. 29 1. Uji Validitas Skala…………………………………… 29 2. Uji Reliabilitas Skala………………………………….30 F. Analisis Data…………………………………………….. 30 BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN…….. 31 A. Orientasi Kancah Penelitian……………………………...31 B. Persiapan Penelitian……………………………………... 32
x
Perpustakaan Unika
C. Pelaksanaan Penelitian…………………………………... 36 D. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur………….. 38 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………….. 41 A. Uji Asumsi………………………………………………. 41 B. Uji Hipotesis…………………………………………….. 42 C. Pembahasan………………………………………………43
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN…………………………….. 47 A. Kesimpulan……………………………………………… 47 B. Saran……………………………………………………...47 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 49 LAMPIRAN…………………………………………………………… 53
xi
Perpustakaan Unika
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Blue Print Skala Manajemen Waktu……………………….. 27
Tabel 2
Blue Print Skala Motivasi Belajar………………………….. 28
Tabel 3
Jumlah Mahasiswa Program S1 Unika Soegijapranata Semarang…………………………………………………… 32
Tabel 4
Sebaran item Skala Manajemen Waktu…………………….. 34
Tabel 5
Sebaran Item Skala Motivasi Belajar………………………. 35
Tabel 6
Jumlah Subyek Penelitian…………………………………... 37
Tabel 7
Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Manajemen Waktu….. 39
Tabel 8
Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Motivasi Belajar……..40
xii
Perpustakaan Unika
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Skala Penelitian………………………………….. 54
A-1
Skala Manajemen Waktu………………………... 56
A-2
Skala Motivasi Belajar…………………………... 59
Lampiran B
Data Tabulasi Skor………………………………. 62
B-1
Data Tabulasi Skor Manajemen Waktu…………. 63
B-2
Data Tabulasi Skor Motivasi Belajar……………. 67
Lampiran C
Data Validitas Item Skala……………………….. 70
C-1
Data Validitas Item Skala Manajemen Waktu…... 71
C-2
Data Validitas Item Skala Motivasi Belajar……... 74
Lampiran D D-1
Uji Validitas dan Reliabilitas……………………. 76 Uji Validitas dan Reliabilitas Item Skala Manajemen Waktu………………………………. 77
D-2
Uji Validitas dan Reliabilitas Item Skala Motivasi Belajar…………………………………. 84
Lampiran E
Uji Asumsi………………………………………. 89
E-1
Uji Normalitas…………………………………… 90
E-2
Uji Linieritas…………………………………….. 93
Lampiran F
Analisis Data…………………………………….. 95
Lampiran G
Surat Keterangan Penelitian……………………... 97
xiii
1
Perpustakaan Unika
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Mahasiswa merupakan modal utama pembangunan bangsa karena mereka telah ditempatkan sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kualitas dan kemampuannya sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang potensial bagi pembangunan di masa mendatang. Salah satunya dengan memberikan perhatian lebih pada pendidikan dan sumber daya manusia itu sendiri, yaitu dengan kesungguhan dalam belajar dan menyelesaikan pendidikan dengan hasil yang optimal untuk tercapainya suatu perubahan yang lebih maju. Menurut Indarjani dan Milwardani (dalam Handayani, 2002, h. 1), sumber daya manusia yang berkualitas pada dasarnya ditentukan oleh indikator utama seperti disiplin, kreatif, dan memiliki etos kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Sebagai tulang punggung bangsa, mahasiswa memikul tanggung jawab yang tidak ringan, yaitu mengusahakan agar bangsa dan negara ini mencapai kemajuan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu mahasiswa harus menyadari setiap potensi yang ada pada dirinya dan mampu mengembangkan aktivitas dan kreativitasnya ke arah yang positif sehingga dapat meraih prestasi sesuai dengan potensi yang sesungguhnya dimiliki.
2
Perpustakaan Unika
Pendidikan merupakan salah satu wadah pengembangan potensi yang dimiliki mahasiswa. Pendidikan nasional yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta
dapat
memenuhi
kebutuhan
pembangunan
nasional
dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa (Wahyuni, 1997, h. 2). Peranan sekolah sangat luas, didalamnya berlangsung beberapa bentuk dasar dari kelangsungan pendidikan pada umumnya, yaitu pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan yang wajar, perangsang potensi-potensi, perkembangan dan kecakapan pada umumnya, belajar kerjasama dalam kelompok, memperoleh pengajaran, belajar menahan diri untuk kepentingan orang lain dan sebagainya yang kesemuanya ini dapat membentuk kecerdasan otak pada individu (Gerungan, 1996, h. 194). Kegiatan belajar perlu dilakukan oleh setiap orang karena belajar adalah sesuatu yang memberikan berbagai informasi baru (Nasution dan Nasution, 1985, h. 16). Whittaker (dalam Djamarah, 2002, h. 12) merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Winkel (1996, h. 53), belajar adalah suatu aktivitas psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam
3
Perpustakaan Unika
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap, dimana perubahan ini berlangsung relatif konstan dan berbekas. Belajar merupakan kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat terjadi di mana saja, baik di rumah, di kantor, di pabrik atau di berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun informal. Belajar menuntut ilmu merupakan kegiatan yang paling pokok di dalam proses pendidikan. Soeharjono (1996, h. 185) mengatakan bahwa ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut: a) belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan kemampuan pada diri individu yang belajar, b) perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama, c) perubahan itu terjadi karena usaha. Jadi, dengan kata lain, belajar membutuhkan usaha. Staton (dalam Setyobroto, 2003, h. 85) mengungkapkan bahwa seseorang akan belajar apabila ia mempunyai kemauan untuk belajar. Adanya kemauan untuk belajar tersebut menunjukkan bahwa individu yang bersangkutan mempunyai motivasi untuk belajar. Menurut Sardiman (2004, h. 75), motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek dapat tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi belajar akan dapat meluangkan waktu belajar lebih banyak dan tekun daripada yang
4
Perpustakaan Unika
kurang memiliki atau sama sekali tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Setiap aktivitas yang dilakukan tentunya didasari oleh suatu alasan tertentu. Alasan yang mengarahkan tingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu. Alasan merupakan suatu kekuatan dari dalam diri untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, alasan merupakan sumber daya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan, sedangkan motivasi adalah dorongan atau usaha yang dilakukan untuk mewujudkan perbuatan atau proses menggerakkan alasan-alasan menjadi perbuatan nyata atau tingkah laku dalam mencapai kebutuhan atau mencapai suatu tujuan tertentu (Surya, 2003, h. 7). Menurut Ahmadi (1991, h. 79), motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. Mahasiswa memiliki motivasi yang berbeda-beda ketika mereka belajar di perguruan tinggi. Beberapa diantara mereka datang dengan motivasi belajar yang tinggi, tetapi ada juga diantara mereka yang tidak memiliki motivasi apapun dan sekolah hanya mereka anggap sebagai
5
Perpustakaan Unika
rutinitas yang harus mereka hadapi setiap hari. Bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi mungkin hanya diperlukan sedikit bantuan untuk membangkitkan motivasinya. Kepada mahasiswa yang masuk sekolah tanpa memiliki tujuan apapun perlu diberikan banyak bantuan agar mereka melihat tujuan belajar yang bermakna bagi mereka. Motivasi mempunyai dua sifat, yaitu motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri mahasiswa sendiri, dan motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul karena faktor di luar diri mahasiswa tersebut (Winkel, 1991, h. 94). Mahasiswa merupakan suatu golongan yang sedang mengalami perkembangan dan yang sedang mempersiapkan diri untuk dapat menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa sepenuhnya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan aktivitas di luar tugas-tugas akademiknya secara kontinyu dan berdaya guna, misalnya dengan bekerja. Pada jaman sekarang ini telah banyak ditemukan mahasiswa yang selain kuliah juga melakukan kegiatan kerja dan umumnya pekerjaan yang diambil adalah pekerjaan part time sehingga mahasiswa masih dapat membagi waktu untuk berkuliah serta bekerja. Bekerja selain merupakan aktivitas manusia untuk mencapai tujuan tertentu dalam memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis juga dapat dijadikan sebagai ajang latihan untuk bertanggung jawab karena keterkaitannya dengan orang lain dan lingkungan sosialnya (Orr, 1990, h. 3). Bekerja pada dasarnya mendidik seseorang menjadi kian dewasa karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya serta keterampilan
6
Perpustakaan Unika
dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugas yang ada. Jadi, dengan bekerja mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya dari kampus sehingga dapat mendukung karir dan apa yang
diperolehnya
di
dunia
kerja
dapat
memperkaya
ilmu
pengetahuannya. Selain itu, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk mencoba hal-hal baru sehingga menambah pengalaman kerja yang berharga (Orr, 1990, h. 1). Di balik semua manfaat positif yang bisa didapatkan oleh mahasiswa guna mempersiapkan diri menjadi seorang intelektual muda, kegiatan kuliah sambil bekerja merupakan hal yang sulit dilakukan. Mahasiswa harus dapat membagi waktu dan konsentrasinya menjadi dua serta bertanggung jawab terhadap komitmen dari kedua aktivitas tersebut. Dalam menjaga komitmen dibutuhkan motivasi yang tinggi, terutama motivasi belajar karena motivasi belajar mempengaruhi tujuan dalam berprestasi dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan adanya motivasi belajar dapat menggerakkan mahasiswa bekerja untuk lebih rajin belajar dan mengarahkan mahasiswa bekerja untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan mengatur atau me-manage waktu agar dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu (Purwanto, 2000, h. 72). Motivasi belajar mempengaruhi mahasiswa bekerja dalam menyeimbangkan antara kuliah dan pekerjaan. Mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi belajar tinggi biasanya mampu me-manage waktunya, sedangkan mahasiswa bekerja yang motivasi belajarnya rendah biasanya kurang mampu me-manage waktunya. Hal ini sesuai
7
Perpustakaan Unika
dengan teori yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki motivasi belajar rendah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, dan sering meninggalkan pelajaran (Ahmadi, 1991, h. 79). Manajemen waktu adalah suatu proses menjadikan waktu menjadi lebih produktif untuk mendapatkan manfaat yang maksimal. Pada saat seseorang mempunyai niat untuk melakukan suatu pekerjaan yang belum pernah dilakukan, seseorang harus dapat menyediakan waktu sehingga pekerjaan tersebut dapat terlaksana. Semua itu berdasar pada sesuatu yang dikenal dengan manajemen waktu yang efektif (Taylor, 1990, h. 7). Faktor kemampuan mengatur waktu sangat berperan dalam berhasil atau tidaknya mahasiswa yang bekerja dalam mengerjakan semua tugas-tugasnya, baik tugas akademik maupun tugas pada pekerjaannya. Waktu adalah musuh tetap bagi mahasiswa yang kuliah sambil bekerja (Orr, 1990, h. 1). Tidak jarang mereka harus mengorbankan waktu untuk belajar dan kuliahnya ketika harus menyelesaikan pekerjaannya karena mereka sudah terikat dengan tanggung jawabnya terhadap pekerjaan, misalnya bekerja lembur untuk sekedar membantu rekan kerja karena segan, sementara di sisi lain harus mengikuti kuliah, menghadiri beberapa pertemuan, dan sebagainya. Selain itu, banyak waktu seorang mahasiswa terbuang secara sia-sia terutama karena kebiasaan melakukan sesuatu yang kurang penting seperti mengobrol omongan-omongan kosong, jalan-jalan ke Mall, datang ke kafe, menonton televisi, bahkan bermalas-malasan dengan
8
Perpustakaan Unika
menghabiskan waktu untuk tidur dan lain sebagainya yang seharusnya waktu tersebut digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya (Gie, 1984, h. 69). Penulis sempat mewawancarai beberapa mahasiswa yang bekerja. Dari hasil wawancara, penulis mendapat kesimpulan bahwa ada sebagian mahasiswa yang merasa senang dan tidak bermasalah jika menjalani kuliah sembari bekerja karena dapat membagi waktunya dengan baik. Namun, ada juga sebagian mahasiswa yang akhirnya berhenti bekerja bahkan berhenti kuliah karena mereka merasa sulit untuk membagi waktunya antara belajar dan bekerja. Mahasiswa yang berhenti bekerja lebih memilih menyelesaikan studinya terlebih dahulu. Mahasiswa yang berhenti kuliah lebih memilih pekerjaannya karena mempertimbangkan berbagai faktor, misalnya mereka lebih senang bekerja dibandingkan belajar atau karena faktor keuangan keluarga. Inilah kenyataannya bahwa harapan dimana mahasiswa yang bekerja dapat lebih meningkatkan potensinya, baik dalam bidang pendidikan formal maupun bidang pekerjaannya tidak sesuai. Banyak mahasiswa yang bekerja justru kurang dapat meningkatkan manajemen waktunya karena motivasi belajar yang rendah. Mereka cenderung mengabaikan tugasnya sebagai mahasiswa, seperti malas membuat tugas, malas berlatih dan mempelajari kembali mata kuliah yang telah diperoleh, meninggalkan kuliah atau bahkan tidak berangkat kuliah selama beberapa hari karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan atau terlalu lelah menyelesaikan pekerjaannya sehingga saat mengikuti perkuliahan dan diskusi, mereka menjadi pasif. Akibatnya secara tidak
9
Perpustakaan Unika
langsung akan mempengaruhi indeks prestasinya. Tentu saja hal ini sangat merugikan mahasiswa yang bersangkutan karena tidak mendapatkan hasil belajar yang maksimal (Orr, 1990, h. 4). Melihat kenyataan seperti tersebut di atas, jelas bahwa masalah motivasi belajar yang dihadapi mahasiswa harus diatasi agar dapat berhasil dalam belajar di perguruan tinggi. Berangkat dari permasalahan di atas maka timbul keinginan dari penulis untuk mengetahui “Adakah hubungan antara manajemen waktu dengan motivasi belajar pada mahasiswa bekerja?“.
B. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris hubungan antara motivasi belajar dengan manajemen waktu pada mahasiswa bekerja.
C. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku, khususnya psikologi pendidikan dalam kaitannya antara motivasi belajar dengan manajemen waktu. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya mahasiswa yang bekerja tentang hubungan manajemen waktu ditinjau dari motivasi belajar.
10
Perpustakaan Unika
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. MANAJEMEN WAKTU 1. Pengertian Manajemen Waktu Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, h. 708), manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai
sasaran.
Terry
(dalam
Moekijat,
1984,
h.
317)
berpendapat, manajemen adalah pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha-usaha orang lain. Pendapat tersebut diperkuat oleh Brown yang mengatakan bahwa manajemen adalah penggunaan orang-orang, uang, perlengkapan, bahan-bahan, dan metode-metode yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, h. 1267), waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Manajemen waktu adalah menyelesaikan sesuatu dengan lebih cepat dan bekerja lebih cerdas (Davidson, 2001, h. 6). Menurut Orr (dalam Saputro, 2006, h. 21), manajemen waktu diartikan sebagai penggunaan waktu seefisien dan seefektif mungkin untuk memperoleh waktu maksimal. Timpe (1999, h. 307) berpendapat bahwa manajemen waktu adalah memprioritaskan dengan strategis, merencanakan dengan efektif, mendelegasikan dengan cukup, memanfaatkan waktu sepi, dan menghindari penundaan waktu. Lebih lanjut Taylor (1990, h. 9) mengatakan bahwa manajemen
11
Perpustakaan Unika
waktu adalah pencapaian sasaran utama kehidupan sebagai hasil dari menyisihkan kegiatan-kegiatan yang tidak berarti yang sering memakan banyak waktu. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu adalah proses pencapaian suatu sasaran atau tujuan tertentu yang telah ditentukan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien, seperti manusia, uang, perlengkapan, bahan-bahan, dan metode-metode tertentu serta dengan menyisihkan kegiatan-kegiatan yang memakan waktu dan tidak berarti sehingga tidak terjadi penundaan.
2. Aspek-aspek Manajemen Waktu Menurut Timpe (1999, h. 11-19), ada lima aspek yang tidak boleh ditinggalkan jika hendak meningkatkan pengelolaan waktu, yaitu: a. Menghindari kebiasaan menghabiskan waktu Kebiasaan melakukan pekerjaan yang dianggap tidak perlu dan tidak disadari telah membuang waktu sebaiknya digunakan untuk melakukan pekerjaan yang berguna. b. Menetapkan sasaran Dengan menetapkan sasaran maka orang menjadi lebih mengerti mengenai arah yang hendak dituju sehingga akan mempermudah dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian, akan terhindar dari pemborosan waktu.
12
Perpustakaan Unika
c. Menetapkan prioritas Proses menentukan prioritas melibatkan perencanaan dengan memperingatkan menurut derajat kepentingan. Walaupun proses perencanaan tersebut menyita waktu, tetapi hal itu dapat memberikan hasil yang lebih baik karena dapat menghemat waktu. d. Komunikasi Dengan komunikasi yang baik akan tercapai kejelasan dari kedua pihak. Kejelasan dan pengertian yang sama akan membantu tercapainya sasaran dari suatu pekerjaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Komunikasi hendaknya dilakukan secara singkat, padat, dan jelas karena hal ini dapat menghindarkan pemborosan waktu. e. Penundaan Penundaan mengakibatkan seseorang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Ada tiga sebab yang mengarah ke penundaan, yaitu: tidak menyenangkan, proyek yang sulit, dan keraguan. f. Sikap asertif Sikap asertif diperlukan untuk menolak suatu permintaan maupun tugas yang akan mengurangi efektivitas. Dengan sikap asertif, individu dapat membatasi diri untuk hanya mengerjakan hal-hal yang penting saja yang mengarah pada tercapainya tugas akhir. Menurut Richards dan Mackenzie (dalam Timpe, 1999, h. 188-189), ada beberapa aspek dalam manajemen waktu, antara lain:
13
Perpustakaan Unika
a. Perencanaan: penetapan prioritas dan penetapan tujuan. b. Organisasi: penataan meja, penetapan wewenang dan tanggung jawab, dan pengaturan jadwal. c. Penetapan staf: terlatih atau tidak, jumlah kehadiran dan kemandirian staf. d. Mengarahkan: delegasi yang efektif, adanya koordinasi atau kerjasama. e. Pengendalian: gangguan telepon atau tamu, sulit menolak suatu tugas atau permintaan, informasi tidak lengkap. f. Komunikasi: rapat dan penyampaian instruksi yang jelas. Membuat keputusan: penundaan atau keraguan, keputusan yang tergesa-gesa. Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa manajemen waktu memiliki tujuh aspek, yaitu: menghindari kebiasaan menghabiskan waktu, menetapkan sasaran, menetapkan prioritas, komunikasi, penundaan, organisasi, dan asertif.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Waktu Manajemen waktu seseorang bisa berbeda dengan orang yang lain. Hal ini karena adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap manajemen waktu. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut: a. Jenis kelamin Penelitian Macan dkk (1990, h. 71) telah membuktikan bahwa manajemen waktu mahasiswa wanita lebih baik dari pada
14
Perpustakaan Unika
manajemen waktu pria. Hal ini ditunjang oleh pendapat yang mengatakan bahwa bila wanita mempunyai waktu luang, mereka lebih suka mengisinya dengan mengerjakan berbagai pekerjaan ringan dari pada hanya santai saja. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh waktunya diisi dengan kegiatan. Hal demikian berbeda dengan kaum pria yang lebih suka mengisi waktu luangnya dengan tidur atau santai (Kartono, 1989, h. 185). b. Usia Hasil penelitian Macan dkk (1990, h. 760) juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara usia dengan manajemen waktu mahasiswa. Semakin tinggi usia mahasiswa, semakin baik pula manajemen waktunya. Menurut Hofer dkk (2007, h. 17-28), ada tiga faktor yang mempengaruhi manajemen waktu, yaitu: a. Pengaturan diri (self-regulation) Dengan adanya pengaturan diri, seseorang dapat mengatur waktunya dengan baik. b. Motivasi Seseorang yang bermotivasi tinggi memiliki manajemen waktu yang tinggi. Hal ini ditunjang oleh penelitian Vansteenkiste dkk (2005, h. 472-473) yang menunjukkan semakin tinggi motivasi internal seseorang, semakin tinggi manajemen waktunya. c. Pencapaian tujuan Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat mengatur waktunya dengan baik.
15
Perpustakaan Unika
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu pada mahasiswa dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu jenis kelamin, usia, pengaturan diri (self-regulation), motivasi, dan pencapaian tujuan.
B. MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA 1. Pengertian Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja Banyak ahli mendefinisikan motivasi dengan cara dan gaya yang berbeda, namun esensinya menuju kepada maksud yang sama. Kata dasar motivasi (motivation) adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Oleh karena itu, motivasi dapat berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan / kegiatan yang berlangsung secara sadar (Suratman, 2003, h. 169-173). Makmun (1996, h. 37) mendefinisikan motivasi sebagai suatu kekuatan atau tenaga atau daya atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Menurut
Rivai
(2004,
h.
455-456),
motivasi
adalah
serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Apabila individu termotivasi, maka individu akan
16
Perpustakaan Unika
membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu karena dapat memuaskan keinginannya. Kartono (1992, h. 290) berpendapat bahwa motivasi merupakan organisme untuk melakukan suatu sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan pada tujuan tertentu yang telah direncanakan. Pendapat Kartono tersebut didukung oleh Ahmadi dan Supriyono (1991, h. 139) yang menyatakan kalau motivasi berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, yang sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi sangat penting dalam proses belajar karena motivasi menggerakkan dan mengarahkan suatu tindakan serta memilih tujuan yang dirasa paling berguna bagi mahasiswa. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan obyek dan menggunakan alat indera. Whittaker (dalam Djamarah, 2002, h. 12) merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Winkel, belajar adalah suatu aktivitas psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan
dalam
pengetahuan,
pemahaman,
keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan ini berlangsung relatif konstan dan berbekas (Winkel, 1996, h. 36). Sadli (1986, h. 127) mendefinisikan motivasi belajar sebagai suatu kecenderungan di dalam individu untuk bertindak mencapai
17
Perpustakaan Unika
suatu tujuan yang konkrit guna memuaskan apa yang akan dicapai dalam belajar. Sadli juga mengatakan motivasi belajar merupakan suatu unsur dalam diri individu yang dapat memberikan dorongan bagi individu untuk bertindak mencapai hasil belajar yang lebih tinggi. Menurut Winkel (1996, h. 92), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri seorang mahasiswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan semangat dalam belajar sehingga seorang mahasiswa yang bermotivasi tinggi akan cenderung memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Prihartini (dikutip Noegroho, 2005, h. 7) menyatakan bahwa mahasiswa adalah suatu kelompok individu di lingkungan perguruan tinggi yang sedang mengalami proses belajar untuk mempersiapkan diri menjadi intelektual muda. Hal ini dapat dilakukan dengan memperluas intelektual, melatih keterampilan, menumbuhkan sikap positif, realistis, idealis, pragmatis, dan konseptual untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi serta dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan di berbagai bidang kehidupan maupun dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan profesi yang dipilihnya di perguruan tinggi. Kerja memiliki arti melakukan suatu pekerjaan atau berbuat sesuatu yang digunakan untuk mencari nafkah (Badudu dan Zain,
18
Perpustakaan Unika
1994, h. 488). Sedangkan menurut Ihromi (dalam Nurhayati, 1998, h. 5), bekerja mempunyai arti kegiatan yang dilakukan seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang ataupun barang, mengeluarkan energi dan mempunyai nilai waktu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, h. 488) disebutkan bahwa bekerja mempunyai arti melakukan suatu pekerjaan atau berbuat sesuatu. Sedangkan kerja part time itu sendiri berarti suatu pekerjaan sampingan selain pekerjaan utama atau yang biasa disebut kerja sambilan (dikutip Winarti, 2006, h. 13). Bekerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, melainkan juga untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang telah diperoleh serta untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan diri (Winarti, 2006, h. 14). Hal ini didukung oleh pendapat Orr (1990, h. 3) bahwa bekerja selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis juga dapat dijadikan ajang latihan untuk bertanggung jawab karena keterkaitannya dengan orang lain dan lingkungan sosial. Setelah meninjau pengertian motivasi belajar dan mahasiswa bekerja di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa motivasi belajar pada mahasiswa bekerja adalah dorongan yang dapat menimbulkan kegiatan belajar untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi yang ada di dalam diri seorang mahasiswa yang sedang meningkatkan kualitas dirinya dengan pendidikan di perguruan tinggi dan melakukan aktivitas bekerja sambilan.
19
Perpustakaan Unika
2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Dalam penelitian ini aspek motivasi belajar sama dengan aspek motivasi pada umumnya. Menurut Purwanto (2000, h. 72), aspek dari motivasi adalah: a. Aspek menggerakkan Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi dapat menimbulkan kekuatan belajar pada mahasiswa, memimpin seorang mahasiswa untuk bertindak dengan cara tertentu dalam kegiatan belajar. b. Aspek mengarahkan Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi menyediakan suatu orientasi tujuan dalam belajar, sehingga tingkah laku mahasiswa dapat diarahkan terhadap sesuatu. c. Aspek menopang Aspek ini digunakan untuk menjaga tingkah laku dalam belajar. Lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan serta kekuatan-kekuatan mahasiswa. Menurut Siagian (1995, h. 138), aspek dari motivasi adalah: a. Kebutuhan Kebutuhan timbul dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam dirinya. b. Dorongan Usaha
untuk
mengatasi
ketidakseimbangan
biasanya
menimbulkan dorongan. Dorongan merupakan usaha pemenuhan kekurangan secara terarah. Dorongan berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang.
20
Perpustakaan Unika
c. Tujuan Tujuan adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan. Dengan kata lain, mencapai tujuan berarti mengembalikan keseimbangan dalam diri seseorang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan aspek motivasi menurut Purwanto, yaitu: menggerakkan, mengarahkan, dan menopang.
C. HUBUNGAN
ANTARA
MOTIVASI
BELAJAR
PADA
MAHASISWA BEKERJA DENGAN MANAJEMEN WAKTU Bekerja pada dasarnya mendidik seseorang menjadi kian dewasa karena ia terbebani oleh suatu tanggung jawab pekerjaan yang harus diselesaikan.
Selain
itu
dengan
bekerja,
mahasiswa
dapat
mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya dari kampus sehingga dapat mendukung untuk berkarir dan apa yang diperolehnya dari dunia pekerjaan akan memperkaya pengetahuannya. Blum (1958, h. 553-555) mengatakan bahwa kerja adalah satu bentuk dari aktivitas yang mendapat dukungan sosial serta mendapatkan dukungan individu yang melakukan aktivitas tersebut. Aktivitas sosial tersebut akan menjadi bentuk yang mantap dalam kehidupan untuk memenuhi kebutuhan dan tercapainya tujuan seseorang. Mahasiswa harus dapat membagi waktu dan konsentrasinya menjadi dua serta bertanggung jawab terhadap komitmen dari kedua aktivitas tersebut. Dalam menjaga komitmen dibutuhkan motivasi yang tinggi, terutama motivasi belajar karena motivasi belajar mempengaruhi
21
Perpustakaan Unika
tujuan dalam berprestasi dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Motivasi belajar adalah dorongan yang dapat menimbulkan kegiatan belajar untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi. Dengan adanya motivasi belajar dapat menggerakkan mahasiswa bekerja untuk lebih rajin belajar dan mengarahkan mahasiswa bekerja untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan mengatur atau me-manage waktu agar dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu (Purwanto, 2000, h. 72). Motivasi belajar mempengaruhi mahasiswa bekerja dalam menyeimbangkan antara kuliah dan pekerjaan. Mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi belajar tinggi biasanya mampu me-manage waktunya, sedangkan mahasiswa bekerja yang motivasi belajarnya rendah biasanya kurang mampu me-manage waktunya. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki motivasi belajar rendah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, dan sering meninggalkan pelajaran (Ahmadi, 1991, h. 79). Motivasi belajar merupakan salah satu kendala yang sering dialami oleh remaja menjelang dewasa, dalam hal ini termasuk mahasiswa yang bekerja (Hurlock, 1996, h. 213). Hidup bagi kebanyakan orang dewasa adalah sangat sibuk. Kemampuan untuk mengatur waktu seefektif mungkin menjadi sangat penting jika menginginkan tercapainya sasaran atau tujuan (Brecht, 2000, h. 33). Pada kenyataannya banyak mahasiswa yang bekerja justru kurang mampu me-manage waktunya untuk meningkatkan prestasinya
22
Perpustakaan Unika
di kampus. Mereka cenderung mengabaikan tugasnya sebagai mahasiswa. Hal ini dikarenakan apabila mahasiswa yang bekerja tidak dapat mengatur waktu dengan baik maka selain pekerjaan, tugas-tugas kuliah pun tidak dapat terselesaikan tepat waktu dan cenderung melakukan pekerjaan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan dalam waktu yang ada sehingga terjadilah pemborosan waktu dan tenaga (Hardjana, 1994, h. 47). Dua macam kebiasaan yang secara tetap melekat pada mahasiswa yang bekerja adalah suka membuang-buang waktu dan senang membolos (Taylor, 1990, h. 72). Mahasiswa juga suka menunda-nunda pekerjaan. Ada tiga sebab yang mengarah ke penundaan, yaitu pekerjaan yang tidak menyenangkan, pekerjaan yang sulit, dan keraguan. Dengan menunda-nunda pekerjaan yang semakin menumpuk akan menambah beban bagi mahasiswa tersebut di kemudian hari. Kondisi tersebut menyebabkan mahasiswa merasakan adanya tekanan karena terlalu banyak yang harus dilakukan dan waktu yang ada tidak cukup untuk mengerjakannya (Gitlin, 1991, h. 72). Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi belajar diharapkan mahasiswa yang bekerja dapat meningkatkan manajemen waktunya. Semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi kemampuan manajemen waktunya pada mahasiswa bekerja.
23
Perpustakaan Unika
D. HIPOTESIS Dari uraian di atas, penulis mengajukan hipotesis bahwa ada hubungan positif antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan manajemen waktu. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin tinggi kemampuan manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin rendah kemampuan manajemen waktunya.
24
Perpustakaan Unika
BAB III METODE PENELITIAN
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung: Manajemen Waktu 2. Variabel Bebas
: Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN 1. Manajemen Waktu Manajemen waktu adalah proses menjadikan waktu menjadi lebih produktif untuk mendapatkan manfaat yang maksimal. Untuk mengukur manajemen waktu dipersiapkan skala manajemen waktu yang tersusun atas beberapa aspek, yaitu: menghindari kebiasaan menghabiskan waktu, menetapkan sasaran, menetapkan prioritas, komunikasi, penundaan, organisasi, dan asertif. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi kemampuan mengelola waktu yang dimiliki oleh mahasiswa bekerja. Demikian sebaliknya.
2. Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja Motivasi belajar pada mahasiswa bekerja adalah dorongan atau keinginan yang ada dalam diri seorang mahasiswa yang sedang meningkatkan kualitas dirinya dengan pendidikan di perguruan tinggi dan melakukan aktivitas bekerja sambilan untuk rajin belajar demi mendapatkan prestasi yang memuaskan selama menjalani
25
Perpustakaan Unika
proses belajar di Universitas. Untuk mengukur motivasi belajar dipersiapkan skala motivasi belajar yang tersusun atas beberapa aspek, yaitu: menggerakkan, mengarahkan, dan menopang. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki oleh mahasiswa bekerja. Demikian sebaliknya.
C. SUBYEK PENELITIAN 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki pekerjaan sampingan dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang b. Tidak sedang cuti c. Semester IV – VI d. Pekerja paruh waktu dengan jumlah jam kerja antara 5-7 jam per hari e. Pekerjaan sesuai dengan bidang ilmunya.
2. Teknik Pengambilan Sampel Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik Incidental Sampling, yaitu pencarian subyek dari individu-individu yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang diselidiki (Hadi, 2001, h. 80). Penulis memakai teknik ini karena tidak semua mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang melakukan aktivitas bekerja sambilan dan
26
Perpustakaan Unika
penulis tidak mengetahui secara jelas jumlah mahasiswa yang bekerja.
D. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Metode Skala Dalam penelitian ini pengambilan data akan dilakukan melalui teknik skala. Menurut Azwar (2000, h. 4), karakteristik skala sebagai alat ukur adalah: stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur dan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. Skala selalu berisi banyak item. Jawaban subyek terhadap satu item baru merupakan sebagian dari banyak indikasi mengenai atribut yang diukur, sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis baru dapat dicapai bila semua item telah direspon. Respon subyek tidak diklasifikasikan “benar” atau “salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Hanya saja jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula. Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala manajemen waktu yang berisi 42 item dan skala motivasi belajar yang berisi 30 item.
27
Perpustakaan Unika
2. Blue Print Skala Manajemen Waktu Blue print manajemen waktu diungkap berdasarkan aspekaspek yang ada dalam manajemen waktu, yaitu: menghindari kebiasaan menghabiskan waktu, menetapkan sasaran, menetapkan prioritas, komunikasi, penundaan, organisasi, dan asertif, berbentuk sebagai berikut: Tabel 1 Blue Print Skala Manajemen Waktu ASPEK Menghindari kebiasaan menghabiskan waktu Menetapkan sasaran Menetapkan prioritas Komunikasi Penundaan Organisasi Asertif Jumlah
Jumlah Item favorable unfavorable
Jumlah
3
3
6
3 3 3 3 3 3 21
3 3 3 3 3 3 21
6 6 6 6 6 6 42
Pada skala tersebut masing-masing item menyediakan empat kategori jawaban (sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuai). Pemberian skornya adalah: a. Item Favorable: Skor 4 untuk kategori jawaban Sangat Sesuai; skor 3 untuk kategori jawaban Sesuai; skor 2 untuk kategori jawaban Tidak Sesuai; dan skor 1 untuk kategori jawaban Sangat Tidak Sesuai.
28
Perpustakaan Unika
b. Item Unfavorable: Skor 4 untuk kategori jawaban Sangat Tidak Sesuai; skor 3 untuk kategori jawaban Tidak Sesuai; skor 2 untuk kategori jawaban Sesuai; dan skor 1 untuk kategori jawaban Sangat Sesuai.
3. Blue Print Skala Motivasi Belajar Blue print motivasi belajar diungkap berdasarkan aspek-aspek yang
ada
dalam
motivasi
belajar,
yaitu:
menggerakkan,
mengarahkan, dan menopang, berbentuk sebagai berikut: Tabel 2 Blue Print Skala Motivasi Belajar ASPEK Menggerakkan Mengarahkan Menopang Jumlah
Jumlah Item favorable unfavorable 5 5 5 5 5 5 15 15
Jumlah 10 10 10 30
Pada skala tersebut masing-masing item menyediakan empat kategori jawaban (sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuai). Pemberian skornya adalah: a. Item Favorable: Skor 4 untuk kategori jawaban Sangat Sesuai; skor 3 untuk kategori jawaban Sesuai; skor 2 untuk kategori jawaban Tidak Sesuai; dan skor 1 untuk kategori jawaban Sangat Tidak Sesuai.
29
Perpustakaan Unika
b. Item Unfavorable: Skor 4 untuk kategori jawaban Sangat Tidak Sesuai; skor 3 untuk kategori jawaban Tidak Sesuai; skor 2 untuk kategori jawaban Sesuai; dan skor 1 untuk kategori jawaban Sangat Sesuai.
E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR 1. Uji Validitas Skala Hadi (2001, h. 102) menyatakan bahwa validitas adalah seberapa cermat suatu alat ukur dapat mengungkap dengan jitu gejala-gejala atau bagian-bagian yang hendak diukur. Validitas dalam pengertian umum merupakan ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya, artinya sejauhmana skala itu mampu mengukur atribut yang harus diukur (Azwar, 2000, h. 7). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Perhitungan dilakukan dengan alat bantu komputer dengan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release 13. Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini masih perlu dikoreksi mengingat ada kelebihan bobot pada koefisien korelasi tersebut. Kelebihan bobot ini terjadi karena nilai butir item yang dikorelasikan dengan nilai total masih ikut sebagai komponen nilai total sehingga menyebabkan koefisien menjadi besar (Ancok, 1987, h. 17). Untuk menghindari terjadinya hasil yang terlalu tinggi atau over estimate maka digunakan teknik korelasi Part Whole.
30
Perpustakaan Unika
Perhitungan dilakukan dengan alat bantu komputer dengan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release 13.
2. Uji Reliabilitas Skala Reliabilitas
alat
ukur
menunjukkan
sejauhmana
hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya atau diandalkan (Suryabrata, 2000, hal 29). Hal ini ditunjukkan dengan taraf keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subyek. Reliabilitas (keterandalan) suatu instrumen merupakan syarat dalam pengumpulan data sehingga dapat secara konsisten memberi hasil yang sama meskipun digunakan berulang kali pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas alat ukur penelitian ini menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach. Perhitungan dilakukan dengan alat bantu komputer dengan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release 13.
F. ANALISIS DATA Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan untuk mencari hubungan antara motivasi belajar dengan manajemen waktu pada mahasiswa bekerja adalah teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Perhitungan dilakukan dengan alat bantu komputer dengan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release 13.
31
Perpustakaan Unika
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
A. ORIENTASI KANCAH PENELITIAN Sebelum penelitian dilaksanakan, tahap awal yang harus dilakukan adalah menentukan tempat di mana penelitian akan dilakukan, serta mempersiapkan segala sesuatunya agar kegiatan penelitian menjadi lancar. Dalam penelitian ini, penulis mengambil subyek penelitian pada mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang memiliki pekerjaan. Alasan penulis melakukan penelitian
pada
mahasiswa
Universitas
Katolik
Soegijapranata
Semarang adalah : 1. Ciri-ciri subyek yang akan diteliti memenuhi syarat tercapainya tujuan penelitian. 2. Jumlah subyek memenuhi syarat penelitian. 3. Memfokuskan subyek penelitian. 4. Memperoleh
ijin
dari
pihak
Rektorat
Universitas
Katolik
Soegijapranata Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata terletak di Jalan Pawiyatan Luhur IV no. 1, Bendan Dhuwur Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata berdiri pada tanggal 5 Agustus 1982 berdasarkan keputusan koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah Jawa Tengah No.059/K/22/Kop/VII/1982
yang
dikuatkan
dengan
keputusan
Mendikbud RI tanggal 24 September 1983 No.0400/0/1983. Lembaga
32
Perpustakaan Unika
pendidikan ini berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Sandjaja No.175/YS/SK/VII/1981. Saat ini Universitas Katolik Soegijapranata Semarang memiliki sembilan fakultas, yaitu: Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik Industri, Fakultas Sastra, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Psikologi, Fakultas Hukum, Fakultas Arsitektur, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu Komputer, yang terdiri dari 12 program studi, yaitu: Ekonomi Manajemen, Ekonomi Akuntansi, Ekonomi Perpajakan, Teknik Elektro, Sastra Inggris, Bahasa Inggris, Teknologi Pangan, Psikologi, Hukum, Arsitektur, Teknik Sipil, dan Ilmu Komputer. Berdasarkan wawancara, pada umumnya di tiap fakultas terdapat mahasiswa yang berstatus kuliah sambil bekerja. Jumlah mahasiswa masing-masing fakultas terhitung tahun 2005 dan 2006 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Jumlah Mahasiswa Program S1 Unika Soegijapranata Semarang No.
Fakultas
1 2 3 4 5 6 7
Psikologi Sastra Inggris Ekonomi Akuntansi Ekonomi Manajemen Teknik Sipil Teknik Elektro Teknik Pangan Total
Jumlah Mahasiswa Tahun 2005 Tahun 2006 148 190 34 42 183 193 149 151 15 26 19 21 110 119 658 742
Jumlah 338 76 376 300 41 40 229 1400
B. PERSIAPAN PENELITIAN Persiapan penelitian yang dilakukan mencakup dua tahap, yaitu penyusunan skala dan perijinan penelitian.
33
Perpustakaan Unika
1. Penyusunan Skala Penelitian ini menggunakan skala sebagai alat pengumpul data. Skala yang digunakan ada dua macam yaitu skala manajemen waktu dan skala motivasi belajar. Kedua skala tersebut disusun sendiri oleh penulis sehingga masih perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. a. Skala Manajemen Waktu Skala manajemen waktu ini disusun berdasarkan tujuh aspek yang ada dalam manajemen waktu, yaitu: menghindari kebiasaan
menghabiskan
waktu,
menetapkan
sasaran,
menetapkan prioritas, komunikasi, penundaan, organisasi, dan asertif. Jumlah item skala manajemen waktu yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 42 item. Dari 42 item pernyataan ini terdiri dari 21 item pernyataan favorable dan 21 item pernyataan unfavorable. Setiap item mempunyai empat kemungkinan jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan yang bersifat mendukung atau favorable memiliki skor empat untuk jawaban Sangat Sesuai (SS); skor tiga untuk jawaban Sesuai (S); skor dua untuk jawaban Tidak Sesuai (TS); dan skor satu untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan yang bersifat tidak mendukung atau unfavorable memiliki skor empat untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS); skor tiga untuk jawaban Tidak Sesuai (TS); skor dua untuk
34
Perpustakaan Unika
jawaban Sesuai (S); dan skor satu untuk jawaban Sangat Sesuai (SS). Distribusi sebaran item dan jumlah item tiap-tiap aspek manajemen waktu dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Sebaran Item Skala Manajemen Waktu ASPEK Menghindari kebiasaan menghabiskan waktu Menetapkan sasaran Menetapkan prioritas Komunikasi Penundaan Organisasi Asertif Jumlah
Jumlah Item favorable unfavorable
Jumlah
1, 15, 29
8, 22, 36
6
9, 23, 37 3, 17, 31 11, 25, 39 5, 19, 33 13, 27, 41 7, 21, 35 21
2, 16, 30 10, 24, 38 4, 18, 32 12, 26, 40 6, 20, 34 14, 28, 42 21
6 6 6 6 6 6 42
b. Skala Motivasi Belajar Skala motivasi belajar ini disusun berdasarkan tiga aspek yang ada dalam motivasi belajar, yaitu: menggerakkan, mengarahkan, dan menopang. Jumlah item skala motivasi belajar yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 30 item. Dari 30 item pernyataan ini terdiri dari 15 item pernyataan favorable dan 15 item pernyataan unfavorable. Setiap item mempunyai empat kemungkinan jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan yang bersifat mendukung atau favorable memiliki skor empat untuk jawaban Sangat Sesuai (SS); skor tiga
35
Perpustakaan Unika
untuk jawaban Sesuai (S); skor dua untuk jawaban Tidak Sesuai (TS); dan skor satu untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan yang bersifat tidak mendukung atau unfavorable memiliki skor empat untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS); skor tiga untuk jawaban Tidak Sesuai (TS); skor dua untuk jawaban Sesuai (S); dan skor satu untuk jawaban Sangat Sesuai (SS). Distribusi sebaran item dan jumlah item tiap-tiap aspek motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Sebaran Item Skala Motivasi Belajar ASPEK Menggerakkan Mengarahkan Menopang Jumlah
Jumlah Item favorable unfavorable 1, 7, 13, 19, 25 4, 10, 16, 22, 28 5, 11, 17, 23, 29 2, 8, 14, 20, 26 3, 9, 15, 21, 27 6, 12, 18, 24, 30 15 15
Jumlah 10 10 10 30
2. Perijinan Penelitian Untuk dapat melakukan suatu penelitian, penulis terlebih dahulu harus mendapatkan ijin dari pihak yang terkait. Prosedur pembuatan surat permohonan diawali dengan membuat surat permohonan untuk dibuatkan surat permohonan ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang menyatakan bahwa penulis benar-benar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang akan melakukan penelitian untuk menyusun tugas akhir atau skripsi. Selanjutnya, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik
36
Perpustakaan Unika
Soegijapranata
Semarang
memohon
ijin
dengan
surat
No.
892/B.7.3/FP/V/2008 tanggal 30 Mei 2008 kepada Wakil Rektor I Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Pada tanggal 04 Juni 2008,
Wakil
Rektor
1271/B.7.3/WR1/VI/2008 penelitian
di
lingkungan
I
memberikan
kepada
penulis
Universitas
surat
ijin
untuk
melakukan
Katolik
No.
Soegijapranata
Semarang dengan catatan tidak mengganggu aktivitas para narasumber dan setelah selesai mengadakan penelitian bersedia memberikan laporan.
C. PELAKSANAAN PENELITIAN Penulis menggunakan try out terpakai, yaitu pengambilan data hanya dilakukan satu kali dan sekaligus dipergunakan sebagai data penelitian. Alasan penulis menggunakan try out terpakai adalah keterbatasan subyek penelitian dan juga mempertimbangkan efisiensi waktu, biaya, dan tenaga dalam pelaksanaan penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan selama dua hari, yaitu pada tanggal 4-5 Juni 2008. Penelitian ini dilakukan dengan cara Incidental Sampling. Subyek yang dijadikan sampel untuk penelitian harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh penulis, yaitu: mahasiswa Unika Soegijapranata semester IV – VI yang memiliki pekerjaan sampingan, jam kerja antara 5-7 jam per hari, tidak sedang cuti, dan memiliki pekerjaan sesuai dengan bidang ilmunya. Sebelum pengisian dilakukan, penulis mendekati calon subyek, mengajaknya berkenalan dan menanyakan persyaratan yang telah
37
Perpustakaan Unika
ditentukan penulis supaya calon subyek dapat menjadi subyek penulis. Setelah proses pengisian selesai, penulis menerima kembali skala yang telah diisi oleh subyek. Selama proses pengumpulan data, penyebaran angket dilakukan oleh penulis sendiri. Penelitian dilaksanakan pada 50 mahasiswa yang sesuai dengan ciri-ciri penelitian, alasannya karena untuk penelitian minimal jumlah subyeknya 30 orang sehingga jumlah subyek 50 orang dianggap sudah mewakili sebagai sampel penelitian. Setelah pengumpulan data, penulis melakukan skoring terhadap jawaban subyek dan membuat tabulasi skor. Hasil tabulasi skor digunakan untuk melakukan uji alat ukur. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B. Setelah dilakukan uji validitas dan diketahui item yang valid dan gugur maka skor item yang gugur disisihkan dan skor item yang valid ditabulasi ulang. Hasil tabulasi ulang tersebut dijadikan data penelitian. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C dan D. Tabel 6 Jumlah Subyek Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7
Fakultas Psikologi Sastra Inggris Ekonomi Akuntansi Ekonomi Manajemen Teknik Sipil Teknik Elektro Teknik Pangan Jumlah
Jumlah Subyek 34 7 4 2 1 1 1 50
38
Perpustakaan Unika
D. HASIL UJI VALIDITAS dan RELIABILITAS ALAT UKUR Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur dilakukan dengan menggunakan program komputer Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release 13 dengan menggunakan korelasi Product Moment yang kemudian dikoreksi dengan teknik korelasi Part Whole. Sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach. 1. Skala Manajemen Waktu Uji validitas pada skala manajemen waktu dengan r tabel = 0,300 dalam taraf signifikansi 5% dapat diketahui bahwa dari 42 item yang ada, terdapat 20 item valid dan 22 item gugur. Koefisien validitasnya bergerak dari 0,325 sampai dengan 0,720. Rincian item yang valid dan gugur pada skala manajemen waktu dapat dilihat pada tabel 7. Pengujian
reliabilitas
untuk
skala
manajemen
waktu
dilakukan berdasarkan atas item yang valid. Hasil uji reliabilitas skala manajemen waktu adalah α = 0,884. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran D-1.
39
Perpustakaan Unika
Tabel 7 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Manajemen Waktu ASPEK
Jumlah Item favorable unfavorable
Menghindari kebiasaan 1*, 15, 29* menghabiskan waktu Menetapkan sasaran 9, 23, 37 Menetapkan prioritas 3*, 17*, 31* Komunikasi 11*, 25*, 39* Penundaan 5, 19, 33* Organisasi 13*, 27, 41 Asertif 7*, 21*, 35* Jumlah 21 Keterangan : Tanda * = item yang gugur
Jumlah
8, 22*, 36
6
2*, 16*, 30 10, 24*, 38* 4*, 18*, 32 12, 26, 40 6, 20, 34 14*, 28*, 42 21
6 6 6 6 6 6 42
2. Skala Motivasi Belajar Uji validitas pada skala motivasi belajar dengan r tabel = 0,300 dalam taraf signifikansi 5% dapat diketahui bahwa dari 30 item yang ada, terdapat 11 item valid dan 19 item gugur. Koefisien validitasnya bergerak dari 0,341 sampai dengan 0,507. Rincian item yang valid dan gugur pada skala motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 8. Pengujian reliabilitas untuk skala motivasi belajar dilakukan berdasarkan atas item yang valid. Hasil uji reliabilitas skala motivasi belajar adalah α = 0,763. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran D-2.
40
Perpustakaan Unika
Tabel 8 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Motivasi Belajar Jumlah Item Jumlah favorable unfavorable Menggerakkan 1*, 7, 13*, 19*, 25 4*, 10, 16*, 22*, 28* 10 Mengarahkan 5, 11, 17*, 23, 29 2*, 8, 14*, 20*, 26 10 Menopang 3*, 9*, 15*, 21*, 27 6*, 12*, 18*, 24*, 30 10 Jumlah 15 15 30 Keterangan : Tanda * = item yang gugur ASPEK
41
Perpustakaan Unika
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. UJI ASUMSI Setelah dilakukan penelitian, dilakukan beberapa tahapan uji asumsi untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data penelitian. 1. Uji Normalitas Data setiap variabel diuji dengan program uji normalitas sebaran.
Perhitungan
normalitas
sebaran
dilakukan
dengan
menggunakan teknik analisis Kolmogorov – Smirnov (K-S Z). Perhitungan dilakukan dengan alat bantu komputer dengan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release 13. Hasil
yang
diperoleh
menunjukkan
K-S
Z
variabel
manajemen waktu pada mahasiswa bekerja sebesar 0,761 dengan p>0,05. Sedangkan dari uji normalitas untuk variabel motivasi belajar pada mahasiswa bekerja adalah 0,755 dengan p>0,05. Berdasarkan kedua uji normalitas tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel manajemen waktu dan motivasi belajar pada mahasiswa bekerja berdistribusi normal. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran E-1. 2. Uji Linieritas Pengujian linieritas dilakukan dengan alat bantu komputer dengan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release 13 program linieritas. Hasil uji linieritas
42
Perpustakaan Unika
menunjukkan korelasi yang linier antara manajemen waktu dengan motivasi belajar pada mahasiswa bekerja, hal ini ditunjukkan dengan F linier = 31,031 dengan p<0,01. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara variabel manajemen waktu dan motivasi belajar pada mahasiswa bekerja mempunyai hubungan yang bersifat linier. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran E-2.
B. UJI HIPOTESIS Setelah diketahui data yang diperoleh memenuhi syarat uji asumsi maka dilakukan uji hipotesis dengan alat bantu komputer dengan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release 13. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil uji hipotesis diperoleh r xy = 0,627 dengan p<0,01. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan manajemen waktu. Artinya bahwa semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin tinggi kemampuan manajemen waktunya dan sebaliknya, semakin rendah motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin rendah kemampuan manajemen waktunya sehingga hipotesis penelitian ini diterima. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran F.
43
Perpustakaan Unika
C. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini diperoleh koefisien korelasi yang positif antara manajemen waktu dengan motivasi belajar sebesar r xy = 0,627 dengan p<0,01. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan manajemen waktu. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin tinggi manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin rendah manajemen waktunya. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan diterima. Mahasiswa yang bekerja harus dapat menjaga komitmennya agar kuliah dan pekerjaannya dapat berjalan dengan seimbang. Dalam menjaga komitmen dibutuhkan motivasi yang tinggi, terutama motivasi belajar karena motivasi belajar mempengaruhi tujuan dalam berprestasi dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Motivasi belajar adalah dorongan yang dapat menimbulkan kegiatan belajar untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi. Dengan adanya motivasi belajar dapat menggerakkan mahasiswa bekerja untuk lebih rajin belajar dan mengarahkan mahasiswa bekerja untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan mengatur atau me-manage waktu agar dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu (Purwanto, 2000, h. 72). Faktor kemampuan mengatur waktu sangat berperan dalam berhasil atau tidaknya mahasiswa yang bekerja dalam mengerjakan semua tugas-tugasnya, baik tugas akademik maupun tugas pada
44
Perpustakaan Unika
pekerjaannya. Mahasiswa bekerja yang tidak mampu mengatur waktunya akan mengalami kesulitan dalam studinya. Mahasiswa bekerja mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah, selain itu ia juga dituntut untuk menyelesaikan serentetan pekerjaan yang juga memerlukan banyak perhatian. Ketidakmampuan mahasiswa untuk mengatur waktu dengan baik akan menyebabkan keduanya tidak dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal (Hardjana, 1994, h. 47). Mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi belajar tinggi mampu me-manage waktunya, sedangkan mahasiswa bekerja yang motivasi belajarnya rendah kurang mampu me-manage waktunya. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki motivasi belajar rendah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, dan sering meninggalkan pelajaran (Ahmadi, 1991, h. 79). Pernyataan ini juga didukung oleh Hofer dkk (2007, h. 18) yang mengatakan bahwa seseorang yang bermotivasi tinggi memiliki manajemen waktu yang tinggi. Hal ini ditunjang oleh penelitian Vansteenkiste dkk (2005, h. 472) yang menunjukkan semakin tinggi motivasi internal seseorang, semakin tinggi manajemen waktunya. Di sini tampak kaitan antara motivasi belajar dengan manajemen waktu dan dari penelitian ini telah membuktikan adanya hubungan antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan manajemen waktu. Berdasarkan hasil analisis lebih lanjut, dari 50 mahasiswa bekerja di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, terdapat 3 mahasiswa
45
Perpustakaan Unika
bekerja yang motivasi belajarnya tergolong sangat tinggi; 13 mahasiswa bekerja yang tergolong tinggi; 22 mahasiswa bekerja yang tergolong cukup; 9 mahasiswa bekerja yang tergolong rendah; dan 3 mahasiswa bekerja yang tergolong sangat rendah. Sedangkan untuk manajemen waktunya, terdapat 2 mahasiswa bekerja yang manajemen waktunya tergolong sangat tinggi; 14 mahasiswa bekerja yang tergolong tinggi; 22 mahasiswa bekerja yang tergolong cukup; 9 mahasiswa bekerja yang tergolong rendah; dan 3 mahasiswa bekerja yang tergolong sangat rendah. Dengan demikian, motivasi belajar dan manajemen waktu pada mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang bekerja tergolong cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa bekerja di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang memiliki motivasi untuk belajar dan mampu mengelola waktunya dengan cukup baik apalagi pekerjaan yang mereka kerjakan sesuai dengan jurusan kuliah yang mereka ambil sehingga keduanya dapat saling mendukung. Ditinjau dari besarnya sumbangan efektif dari korelasi antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja terhadap manajemen waktu sebesar 39,3% terbukti bahwa sumbangan motivasi belajar cukup besar. Selain itu masih ada faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh terhadap manajemen waktu yaitu sebesar 60,7%. Dari hasil penelitian ini bagaimanapun juga belum bisa dikatakan sempurna. Masih banyak faktor-faktor lain yang luput dari perhatian penulis, termasuk di dalamnya item-item skala dalam penelitian ini kemungkinan mengandung social desirability yang secara sadar atau tidak sadar subyek penelitian memberikan respon sesuai dengan norma
46
Perpustakaan Unika
yang berlaku di masyarakat sehingga jawaban tidak sesuai dengan keadaan dirinya (faking good or bad). Penggunaan try out terpakai dalam pengambilan data juga merupakan kelemahan dalam penelitian ini karena setelah diuji validitasnya banyak item yang tidak valid sehingga mengotori item-item yang valid.
47
Perpustakaan Unika
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah : 1. Hipotesis penelitian diterima, yaitu ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan manajemen waktu. Ini berarti semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki
seorang
mahasiswa
bekerja
maka
semakin
tinggi
kemampuan manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin rendah kemampuan manajemen waktunya. Dengan demikian, dapat diketahui manajemen waktu dan motivasi belajar pada mahasiswa bekerja tergolong cukup tinggi. 2. Sumbangan efektif variabel motivasi belajar pada mahasiswa bekerja terhadap manajemen waktu adalah sebesar 39,3%. Dengan kata lain, ada variabel-variabel lain yang juga berpengaruh pada manajemen waktu sebesar 60,7%.
B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi
mahasiswa
mempertahankan
yang motivasi
bekerja
diharapkan
belajarnya,
lebih
untuk baik
lagi
dapat jika
ditingkatkan sehingga manajemen waktunya juga dapat lebih tinggi.
48
Perpustakaan Unika
2. Bagi peneliti yang akan datang diharapkan untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi manajemen waktu dan motivasi belajar. Disarankan pula untuk menggunakan try out tak terpakai dalam pengambilan data.
49
Perpustakaan Unika
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. dan Supriyono, W. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Ancok, D. 1987. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada Azwar, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Liberty _______. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Badudu, J.S. dan Zain, S.M. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Brecht, G. 2000. Seri Mengenal Diri: Mengenal dan Menanggulangi Stres. Alih Bahasa: Tim Redaksi Mitra Utama. Jakarta: PT. Prenhaurdo Davidson, J. 2001. Penuntun 10 Menit Manajemen Waktu. Alih Bahasa: Niken Hindreswari. Yogyakarta: Andi Offset (Edisi pertama) Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Gie, T.L. 1984. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi _______. 1991. Strategi Hidup Sukses. Yogyakarta: Liberti Gitlin, M. 1991. Kiat Membagi Waktu. Alih Bahasa: Daisy. Jakarta: Arcan (Edisi kedua) Hadi, S. 2001. Metodologi Riset: Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset Handayani, M. 2002. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan) Handoko, M. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius
50
Perpustakaan Unika
Hardjana, A.M. 1994. Stres tanpa Distres: Seni Mengolah Stres. Yogyakarta: Kanisius Hofer, M., Schmid, S., Fries, S., Dietz, F., Clausen, M., Reinders, H. 2007. Individual Values, Motivational Conflicts, and Learning For School. Journal Learning and Instruction. Elsevier Ltd. Vol. 17 (17-28) Hurlock, E.B. 1996. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga Kartono, K. 1989. Psikologi Wanita – Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung: CV. Mandar Maju Macan, T.H., Shahani, C.R., Dipboye, R.L., Philips, A.P. 1990. College Students Time Management: Correlations With Academic Performance. Journal of Educational Psychology. Washington: American Psychological Association. Vol. 97. No. 4 (760-768) Makmun, A.S. 1996. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Meichati, S. 1983. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Moekijat. 1984. Kamus Manajemen. Bandung: Alumni Nasution, T. dan Nasution, N. 1985. Peranan Orangtua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia; dan Yogyakarta: Kanisius Noegroho, Y.A. 2005. Hubungan antara Problem Focused Coping dan Kecerdasan Emosional pada Mahasiswa. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan) Orr, F. 1990. Sukses Belajar Sambil Bekerja. Jakarta: Binarupa Aksara Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka (Edisi ketiga) Rachmawati, W. 2001. Motivasi Belajar Siswa SLTP ditinjau dari Persepsi terhadap Penerimaan Teman Sebaya dan Persepsi terhadap Guru.
51
Perpustakaan Unika
Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan) Rivai, V. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Rusyan, A.T. 1992. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sadli, S. 1986. Inteligensi, Bakat dan Tes IQ. Jakarta: PT. Dian Rakyat Saputro, M.F.D.A. 2006. Prestasi Kerja Ditinjau Dari Kemampuan Manajemen Waktu Pada Karyawan Bagian Marketing. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan) Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Setyobroto, S. 2003. Psikologi Olah Raga. Jakarta: Percetakan “SOLO” Soeharjono, L.B. 1996. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar. Anima. Vol.XI. No. 42, Januari – Maret Surya, H. 2003. Kiat Mengajar Anak Belajar dan Berprestasi. Jakarta: Gramedia Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi Offset Taylor, H.L. 1990. Manajemen Waktu: Suatu Pedoman Pengelolaan Waktu Yang Efektif dan Produktif. Jakarta: Binarupa Aksara Timpe, A.D. 1999. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Mengelola Waktu. Alih Bahasa: Susanto Budidharmo. Jakarta: Gramedia Vansteenkiste, M., Zhou, M., Lens, W., Soenens, B. 2005. Experiences of Autonomy and Control Among Chinese Learners: Vitalizing or Immobilizing?. Journal of Educational Psychology. Washington: American Psychological Association. Vol. 97. No. 3 (468-483)
52
Perpustakaan Unika
Wahyuni, S. 1997. Stress Kerja Wartawan TV Ditinjau Dari Manajemen Waktu dan Rasa Aman. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan) Winarti, P.R. 2006. Problem Focused Coping pada Mahasiswa yang Bekerja ditinjau dari Self Efficacy dan Jenis Kelamin. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan) Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
53
Perpustakaan Unika
LAMPIRAN
54
Perpustakaan Unika
LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN
55
Perpustakaan Unika
No. Jurusan Semester Pekerjaan
: ……………………… : ……………………… : ……………………… : ………………………
PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Skala ini terdiri dari 2, skala yang pertama berjumlah 30 item dan skala yang kedua berjumlah 42 item. 2. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian jawablah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 3. Tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua jawaban adalah benar jika diisi dengan jujur sesuai dengan keadaan saat ini. 4. Pilih salah satu dari empat jawaban yang ada dan yang paling sesuai dengan memberi tanda silang (X). Pilihan jawaban yang tersedia sebanyak empat buah, yaitu : SS : Bila pernyataan tersebut SANGAT SESUAI S : Bila pernyataan tersebut SESUAI TS : Bila pernyataan tersebut TIDAK SESUAI STS : Bila pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI 5. Jika Anda merasa bahwa jawaban yang Anda berikan salah dan Anda ingin mengganti dengan jawaban yang lain, maka Anda dapat langsung mencoret jawaban tersebut dengan memberikan tanda dua garis horisontal (=) pada pilihan jawaban yang salah dan menggantinya dengan jawaban yang baru / benar. Contoh : SS S TS STS SS S TS STS 6. Periksalah kembali semua jawaban dan pastikan telah terisi semua. 7. Kerahasiaan jawaban Anda terjamin. Hasil skala ini hanya digunakan untuk penelitian skripsi. 8. Atas partisipasi dan kerjasama yang baik dari Anda, saya ucapkan terima kasih.
SELAMAT MENGERJAKAN & TERIMA KASIH
56
Perpustakaan Unika
LAMPIRAN A-1 SKALA MANAJEMEN WAKTU
57
Perpustakaan Unika
Skala I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Pernyataan Saya memanfaatkan waktu untuk pergi ke perpustakaan bila ada mata kuliah kosong. Ketika ke toko buku, saya sering tidak tahu judul ataupun nama pengarang dari buku yang hendak saya beli. Saya lebih suka menyelesaikan tugas-tugas terlebih dahulu baru bersantai. Saya lebih suka bertanya pada teman daripada dosen jika ada materi kuliah yang tidak saya mengerti. Saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Pada saat diskusi kelompok, pembahasan sering menyimpang dari materi yang sebenarnya. Saya dengan mudah menolak permintaan tolong teman jika itu mengganggu waktu belajar saya. Saya suka menghabiskan waktu dengan tidur. Sebelum tidur, saya selalu mempersiapkan perlengkapan yang saya perlukan untuk kegiatan esok pagi. Pembuatan jadwal kegiatan bagi saya hanya membuang waktu saja. Dalam waktu singkat saya mampu memahami materi kuliah yang diberikan oleh dosen. Jika merasa bosan, saya akan menghentikan pekerjaan itu kemudian mencari hiburan. Sebelum mengambil mata kuliah tertentu, saya pastikan dahulu jadwal kuliahnya tidak berbenturan satu sama lain. Saya sulit menolak teman yang meminta bantuan walaupun saya sedang sibuk. Saya suka berdiskusi tentang pelajaran bersama temanteman. Saya sering bingung dengan apa yang harus saya kerjakan setelah selesai mengikuti kuliah. Tugas kuliah yang dikejar deadline akan lebih saya utamakan. Saya lebih suka menyampaikan sesuatu secara panjang lebar pada teman kuliah. Saya tidak membiarkan pekerjaan menumpuk terlalu lama. Kegiatan yang saya atur sebelumnya seringkali tidak terlaksana sesuai dengan jadwal yang sudah ada. Saya akan mengutarakan bahwa waktu saya terbatas untuk melakukan suatu pekerjaan. Saya suka menghabiskan waktu di kantin kampus sembari menunggu jam kuliah selanjutnya.
SS
S
TS
STS
58
Perpustakaan Unika
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Saya sudah mempelajari terlebih dulu materi yang akan diberikan oleh dosen pada kuliah esok hari. Saat tugas sudah menumpuk, saya sering tidak tahu mana yang harus saya dahulukan. Saya akan bertanya pada dosen jika tidak mengerti materi yang sedang dijelaskan. Saya baru menyelesaikan tugas atau pekerjaan jika sudah mendekati deadline. Saya berusaha untuk tidak terlalu lama melakukan aktivitas yang tidak penting. Ketika sedang kuliah, saya sering merasa segan untuk mengakhiri pembicaraan dengan teman meskipun itu tidak penting. Usai kuliah biasanya saya langsung pulang. Saya tidak mencatat jadwal kegiatan yang sudah saya susun sehingga saya sering lupa. Saya akan menyelesaikan tugas-tugas kuliah dari yang paling sedikit jumlahnya dulu baru kemudian yang banyak. Saya lebih suka sms daripada telepon untuk menanyakan tentang tugas kuliah pada teman. Saya tetap menyelesaikan tugas-tugas saya meskipun acara televisi favorit saya sudah mulai. Saya kurang mampu memisahkan antara tugas kuliah dengan pekerjaan. Pekerjaan tambahan akan saya tolak jika pekerjaan lama belum selesai. Saya suka berbagi cerita pada teman tentang apa saja sembari menunggu dosen yang belum datang di kampus. Saya selalu mencatat apa yang harus saya selesaikan dalam satu hari. Saya memulai menyelesaikan pekerjaan darimanapun yang saya suka. Saya sering bertanya pada dosen tentang tugas yang diberikan supaya tidak salah dalam mengerjakan. Saya bersedia menunda pekerjaan saya untuk pergi bersenang-senang dengan teman-teman. Saya mengatur jadwal saya setiap hari. Saya tetap menerima telepon dari siapapun meski sedang sibuk.
59
Perpustakaan Unika
LAMPIRAN A-2 SKALA MOTIVASI BELAJAR
60
Perpustakaan Unika
Skala II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Pernyataan Saya berusaha mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Saya menjadi malas belajar karena sering mendapatkan nilai ujian jelek. Saya tetap belajar dengan giat walaupun jauh dari orang tua. Membaca buku pelajaran membuat saya bosan. Saya belajar dengan tekun agar mendapatkan nilai yang memuaskan. Menurut saya tidak perlu belajar setiap hari apalagi kalau yang dipelajari hanya pelajaran yang membosankan. Saya menghabiskan banyak waktu untuk belajar sebelum ujian. Tugas dari dosen yang terlalu banyak membuat saya malas untuk mengerjakannya. Saya akan tetap gigih berusaha untuk belajar meskipun sering mendapat nilai jelek dalam ujian. Saya hanya belajar apabila besok ada ujian. Saya suka membaca buku-buku pengetahuan umum agar mendapat tambahan ilmu pengetahuan. Bagi saya tidak masalah apabila lupa mengerjakan tugas dari dosen. Saya tidak mengeluh tentang kegiatan di kampus yang sangat melelahkan karena saya menyukainya. Saya merasa bosan jika harus belajar tiap hari. Kritikan dari dosen mendorong saya untuk belajar lebih giat. Saya bosan dengan kegiatan sehari-hari di kampus. Saat kurang memahami materi pelajaran, saya akan bertanya pada dosen. Suasana dalam lingkungan keluarga tidak mendukung saya untuk belajar. Saya akan mencari cara yang baik agar dapat mengerti materi kuliah yang dipelajari di kampus. Saya tidak akan belajar sebab nilai ujian saya sudah baik. Dukungan dari orang tua membuat saya semangat untuk belajar. Kalau ada tugas dari dosen, saya minta bantuan teman untuk mengerjakan. Saya mencari buku yang direferensikan oleh dosen di perpustakaan. Terlalu banyak materi yang harus dipelajari membuat saya
SS
S
TS
STS
61
Perpustakaan Unika
25 26 27 28 29 30
stress untuk mempelajarinya. Saya selalu meluangkan waktu untuk belajar. Materi kuliah yang sulit dimengerti membuat saya malas untuk belajar. Saya memiliki teman-teman yang rajin belajar sehingga memacu semangat saya untuk belajar. Saya jarang mengulangi kembali materi kuliah yang telah disampaikan di kampus. Saya belajar tiap hari supaya nilai ujian saya tidak jelek. Saya mudah terpengaruh dengan teman-teman untuk tidak menyelesaikan tugas-tugas kampus.