1
Manajemen Persediaan
Pendahuluan.
Pertumbuhan perusahaan yang meningkat dalam rangka meraih pangsa pasar yang lebih besar dibutuhkan persediaan yang sangat besar dalam menunjang pertumbuhan penjualan perusahaan.Pengelolaan persediaan yang baik di perusahaan sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan penjualan. Kekurangan persediaan sangta menggagu jalannya operasional perusahaan yang selanjutnya akan menggangu strategi pemasaran perusahaan. Persediaan yang terlalu banyak diperusahaan juga akan mengakibatkan adanya kerusakan bahan baku yang menumpuk digudang dan kemungkinan menimbulkan biaya yang cukup besar Untuk itu dibutuhkan manajemen persediaan yang efektif agar perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan lancar.
Sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan – karena biasanya mempunyai nilai yang cukup besar serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi – perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan penting untuk mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan.
Pengendalian persediaan (Inventory Control) adalah penentuan suatu kebijakan pemesanan dalam antrian, kapan bahan itu dipesan dan berapa banyak yang dipesan secara optimal untuk dapat memenuhi permintaan, atau dengan kata lain, pengendalian persediaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menentukan tingkat optimal dengan biaya persediaan yang minimum sehingga perusahaan dapat berjalan lancar.
Masalah penentuan besarnya persediaan merupakan masalah yang penting bagi perusahaan. Karena persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Adanya persediaan bahan baku yang terlalu besar dibandingkan kebutuhan perusahaan akan menambah beban bunga, biaya penyimpanan dan pemeliharaan dalam gudang, serta kemungkinan penyusutan dan kualitas yang tidak bisa dipertahankan, sehingga akan mengurangi keuntungan perusahaan. Sebaliknya persediaan bahan yang terlalu kecil akan mengakibatkan kemacetan dalam produksi, sehingga perusahaan akan mengalami kerugian juga.
Pengertian dan Bentuk Persediaan.
Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku yang disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses.
Persediaan diterjemahkan dari kata "inventory" yang merupakan timbunan barang (bahan baku, komponen, produk setengah jadi, atau produk akhir, dll) yang secara sengaja disimpan sebagai cadangan (safety atau buffer-stock) untuk manghadapi kelangkaan pada saat proses produksi sedang berlangsung.
Untuk lebih jelasnya mengenai persediaan, maka akan dipaparkan pengertian persediaan. Pengertian persediaan akan dijelaskan dari beberapa defenisi berikut.
Starr dan Miller (1997:3) menjelaskan bahwa inventory is theory hardly enquires education and inventory immediately brings to minds a stock of some kind of physical commodity.
Rangkuti (2007:2) menyatakan bahwa persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.
Baroto (dalam Riggs, 1976) menyatakan bahwa persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.
Fess, Reeve, Niswonger & Warren (2002, p352) persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi, produksi yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.
Smith dan Skousen (1997, p328) seperti diterjemahkan Alfonsus Sirait persediaan menunjukkan barang- barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, serta untuk perusahaan manufaktur merupakan barang-barang yang sedang diproduksi atau akan dimasukkan ke dalam proses produksi.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah material yang berupa bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan dalam suatu tempat atau gudang dimana barang tersebut menunggu untuk diproses atau diproduksi lebih lanjut.
Bentuk dan jenis persediaan adalah sebagai berikut :
Bahan baku (raw material).
Yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti kain, interlining serta komponen-komponen lain yang dugunakan dalam proses produksi.
Barang setengah jadi (work in proccess).
Yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
Barang jadi (finish goods).
Yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.
Mesin – mesin beserta komponennya.
Yaitu barang – barang berupa mesin yang digunakan dalam proses produksi beserta komponen – komponen pendukungnya. Contohnya, mesin jahit, mesin obras, mesin potong dan sebagainya.
Bahan perbaikan / penolong.
Yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi.
Flow Proses Persediaan : Sistem Manufaktur dan Diluar Sistem Manufaktur.
Bahan BakuProses TransformasiBarang setengah jadiBarang jadiBahan BakuProses TransformasiBarang setengah jadiBarang jadi
Bahan Baku
Proses Transformasi
Barang setengah jadi
Barang jadi
Bahan Baku
Proses Transformasi
Barang setengah jadi
Barang jadi
Gudang barang jadiGudang barang jadi
Gudang barang jadi
Gudang barang jadi
Flow proses persediaan dalam sistem manufakturFlow proses persediaan dalam sistem manufaktur
Flow proses persediaan dalam sistem manufaktur
Flow proses persediaan dalam sistem manufaktur
KONSUMENFlow proses persediaan di luar sistem manufakturPabrikGudang pabrikDistribusiGudang distributorDistributorDistributorKONSUMENFlow proses persediaan di luar sistem manufakturPabrikGudang pabrikDistribusiGudang distributorDistributorDistributor
KONSUMEN
Flow proses persediaan di luar sistem manufaktur
Pabrik
Gudang pabrik
Distribusi
Gudang distributor
Distributor
Distributor
KONSUMEN
Flow proses persediaan di luar sistem manufaktur
Pabrik
Gudang pabrik
Distribusi
Gudang distributor
Distributor
Distributor
Fungsi Persediaan.
Persediaan adalah proses yang dilakukan untuk mempermudah jalannya operasional pada perusahaan atau pabrik yang harus dilakukan secara berkelanjutan untuk memproduksi barang – barang secara efektif dan efisien dari titik asal hingga memenuhi keperluan penggunanya (konsumen).
Beberapa fungsi penting persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, yaitu :
Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan.
Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.
Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang secara musiman atau inflasi
Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia di pasaran.
Ciri – ciri persediaan :
Aliran : barang dan informasi (raw material, uang dan sumber daya manusia)
Unsur : transportasi – gudang – pendistribusian barang jadi dan raw material.
Inti : menambah kegunaan waktu dan tempat secara efektif dan efisien.
Transportasi – gudang – persediaan.
Hubungan Sistem Perencanaan dan Pengendalian terhadap Kegiatan Persediaan Material.
Perencanaan produksi (product planning).
Pemenuhan pesanan (marketting).
Pembelian (Purchase Requirement / Purchase Order).
Penanganan bahan (Quality Assurance).
Transportasi.
Pemenuhan pesanan (delivery order).
Pelayanan pelanggan (service).
Proses produksi (raw material – work in proccess).
Pengemasan (packing).
Lokasi penyimpanan (warehousing).
Pengecer (storage distribution).
Penanganan return (pengembalian).
Suku cadang.
Gambar Fungsi Logistik dalam Kontek Manajemen Persediaan.
Fungsi logistik merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan saling berkaitan satu sama lainnya serta saling mendukung satu sama dan lainnya. Proses logistik menurut subagya (1996:10) terdiri dari:
Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan.
Fungsi perencnaan mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran-sasaran, pedoman-pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik. Sementara penentuan kebutuhan merupakan perincian dari fungsi perencanaan, bilamana perlu semua faktor yang mempenagruhi penentuan kebutuhan harus diperhitungkan. Setiap tahap dan langkah kegiatan pengadaan logistik tersebut harus mendapat perhatian secara proposional guna mendukung kinerja setiap unit kerja maupun mendukung efektivitas dan efisiensi organisasi secara keseluruhan.
Fungsi penganggaran.
Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperlihatkan pengarahan dan pembatasan yang berlaku terhadapnya.
Fungsi pengadaan
Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan dan penganggaran.
Fungsi penyimpanan dan penyaluran.
Fungsi ini merupakan pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran perlengkapan yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi terdahulu untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana.
Fungsi pemeliharaan.
Menurut Keith Lockyer (1999:186) "Pemeliharaan adalah suatu usaha untuk memaksimalkan umur kegunaan dari alat sehingga peralatan dapat bekerja secara memuaskan dan meminimalkan biaya kerusakan".
Fungsi pemeliharaan sendiri adalah usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna barang inventaris.. Batasan pengertian tersebut, menegaskan bahwa yang hendak dicapai dalam kegiatan pemeliharaan adalah menjaga dan menjamin setiap logistik yang ada tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Disamping itu, pemeliharaan logistik diarahkan agar umur pemakaian logistik dapat mencapai batas waktu yang optimal (sesuai batas waktu yang ditetapkan). Dengan demikian pemeliharaan logistik juga ditujukan untuk mendukung efisiensi organisasi.
Fungsi penghapusan.
Penghapusan suatu barang logistik dilakukan apabila barang telah mencapai titik akhir manfaatnya. Penghapusan logistik dapat dilakukan tergantung dari kebijakan yang diterapkan oleh instansi ataupun perusahaan. Menurut Sondang P Siagian (2004:62) penghapusan merupakan kegiatan penghapusan inventaris yang sudah tidak bermanfaat. Sementara Subagya (1996:92) mendefiisikan penghapusan sebagai kegiatan dan usaha-usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan atau perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi pengendalian.
Fungsi pengendalian merupakan fungsi inti dari pengelolaan logistik yang meliputi usaha untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik. Dalam fungsi pengendalian ini terdapat kegiatan-kegiatan yakni pengendalian inventarisasi dan Expediting yang merupakan unsur - unsur utamanya.
Fungsi-fungsi tadi pada dasarnya merupakan sebuah siklus kegiatan yang secara visual dapat dilihat sebagai berikut:
Proses Mekanisme Pengendalian Persediaan.
Jadwal Induk Produksi (JIP)Jadwal Induk Produksi (JIP)Struktur ProdukStruktur ProdukStatus InventoriStatus Inventori
Jadwal Induk Produksi (JIP)
Jadwal Induk Produksi (JIP)
Struktur Produk
Struktur Produk
Status Inventori
Status Inventori
Proses Perencanaan Kebutuhan Material (PKM)Proses Perencanaan Kebutuhan Material (PKM)
Proses Perencanaan Kebutuhan Material (PKM)
Proses Perencanaan Kebutuhan Material (PKM)
Pembatalan PesananPembatalan PesananPenjadwalan UlangPenjadwalan UlangPemesanan KerjaPemesanan KerjaPemesanan PembelianPemesanan Pembelian
Pembatalan Pesanan
Pembatalan Pesanan
Penjadwalan Ulang
Penjadwalan Ulang
Pemesanan Kerja
Pemesanan Kerja
Pemesanan Pembelian
Pemesanan Pembelian
Status inventori menggambarkan keadaan setiap komponen atau bahan yang terdapat dalam sistem inevntori ( persediaan di gudang/mentory on hand, jumlah barang pesanan/mentory order, waktu ancang – ancang / need time)
Jadwal induk produksi (JIP) adalah suatu rencana yang menggambarkan hubungan antara jenis dan kuantitas setiap jenis produksi akhir dengan waktu penyediaan.
Struktur produk adalah kaitan antara produk dengan komponen – komponen penyusunnya mulai dari bahan baku sampai barang jadi.
Setelah status inventori, Jadwal induk produksi dan struktur produk terdeskripsikan, maka selanjutnya dilakukan perencanaan kebutuhan material. Jika material tidak ada maka dilakukan pembelian yang biasanya harus dipesan terlebih dahulu. Selain itu, harus direncanakan juga pekerjaan yang akan dilakukan serta kebutuhan karyawan untuk proses produksi.
Klasifikasi jenis-jenis persediaan
Bagi perusahaan manufaktur yang di dalam usahanya mengubah bentuk atau menambah nilai kegunaan barang, pada umumnya mengklasifikasikan jenis-jenis persediaan ke dalam berbagai kelompok sebagi berikut:
Persediaan bahan baku, untuk menyatakan barang-barang yang dibeli atau diperoleh dari sumber-sumber alam yang dimiliki dengan tujuan untuk diolah menjadi produk jadi. Dalam hal bahanbakuyang digunakan di dalam proses produksi berupa suku cadang dan harus dibeli dari pihak lain, maka barang-barang demikian sering disebut sebagai persediaan suku cadang.
Persediaan produk dalam proses, meliputi barang-barang yang masih dalam pengerjaan yang memerlukan pengerjaan lebih lanjut sebelum barang itu dijual. Produk dalam proses, pada umumnya dinilai berdasarkan jumlah harga pokok bahanbaku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan atau terjadi sampai dengan tanggal tertentu.
Persediaan produk jadi, meliputi semua barang yang diselesaikan dari proses produksi dan siap untuk dijual. Seperti halnya produk dalam proses, produk jadi pada umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok bahanbaku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut.
Persediaan bahan penolong, meliputi semua barang-barang yang dimiliki untuk keperluan produksi, akan tetapi tidak merupakan bahanbakuyang membentuk produk jadi, yang termasuk dalam kelompok persediaan ini antara lain minyak pelumas untuk mesin-mesin pabrik, lem, benang untuk menjilid dan buku-buku pada perusahaan percetakan.
Lain-lain persediaan, misalnya supplier kantor, alat-alat pembungkus sperti halnya pada perusahaan dagang
Biaya – biaya persediaan.
Setiap bagian asset di perusahaan pasti mempunyai biaya (cost) begitu juga dengan persediaan. Secara garis besarnya biaya yang terjadi pada persediaan adalah :
Biaya penyimpanan (holding cost / carrying cost), yaitu biaya-biaya yang timbul karena perusahaan menyimpan persediaan. Biaya penyimpanan sangat bergantung pada kuantitas barang yang disimpan. Biaya yang termasuk dalam biaya penyimpanan,antara lain :
Biaya yang berhubungan dengan tempat penyimpanan (listrik, pendingin udara dll).
Biaya modal (Opportunity cost of capital), yaitu kesempatan mendapatkan pendapatan dari jumlah modal yang diinvestasikan dalam prsediaan.
Biaya kerusakkan persediaan
Biaya asuransi persediaan.
Biaya penghitungan fisik (stock opname).
Biaya pajak.
Biaya kehilangan akibat pencurian/ perampokan.dll
Biaya pemesanan/pembelian (Ordering costs), biaya-biaya yang meliputi :
Proses pesanan (surat menyurat).
Sarana komunikasi (telepon,fax, internet, dll).
Pengiriman barang.
Pemeriksaan barang.
Biaya yang timbul akibat perusahaan kehabisan persediaan (stock-out cost/shortage costs), biaya-biaya yang timbul adalah :
Kehilangan penjualan
Hilangnya pelanggan.
Biaya pemesanan dan ekpedisi khusus.
Biaya mesin-mesin yang menganggur.
Biaya tenaga kerja / upah.
Terganggunya operasonal perusahaan.
Target pekerjaan terhambat.
Meningkatnya biaya utang lancar
Biaya kehabisan persediaan / material pada kenyataannya cukup sulit diukur khususnya yang berhubungan dengan pelanggan (external), karena menyangkut kepuasan dan menurunnya kredibilitas perusahaan di mata pelanggan.
Sistem pengawasan yang yang baik sangat penting dalam mengelola persediaan sehingga tercapai persediaan yang minimal dapat memenuhi kebutuhan yang optimal, karena tujuan pengawasan persediaan adalah :
Menjaga stabilitas persediaan supaya tidak kehabisan persediaan.
Membuat pemesanan dan pembelian yang ekonomis.
Asumsi arus biaya persediaan
Tiga asumsi arus biaya persediaan
Metode masuk pertama, keluar pertama ( first in, first out= FIFO)
Digunakan apabila persediaan akhir berasal dari biaya paling baru, yaitu barang yang dibeli paling akhir.
Metode masuk terakhir, keluar pertama ( last in, first out= LIFO)
Digunakan apabila persediaan akhir berasal dari biaya yang paling awal, yaitu barang yang dibeli pertama kali.
Metode biaya rata-rata ( average cost methode)
Digunakan apabila biaya unit persediaan merupakan rata-rata biaya persediaan.
Metode biaya persediaan dalam sistem persediaan perpetual
Metode FIFO
Kebanyakan perusahaan menjual barang berdasarkan urutan yang sama saat barang dibeli, terutama untuk yang tidak tahan lama, mode dan model yang mudah berubah. Saat metode FIFO digunakan, biaya dimasukan dalam harga pokok penjualan dengan urutan yang sama saat biaya tersebut terjadi.
Metode LIFO
Saat metode ini digunakan, biaya unit yang terjadi biaya dari pembelian yang terakhir. Buku besar pembantu disiapakan dalam jumlah unit saja, yang kemudian diubah dalam bentuk satuan nominal, misalkan rupiah waktu laporan keungan disiapkan dalam akhir periode. Penggunaaan metode LIFO dibatasi pada situasi yang jarang dimana unit yang terjual diambil dari barang yang diperoleh paling akhir.
Biaya rata-rata
Saat metode ini digunakan, biaya unit rata-rata untuk setiap jenis barang dihitun setiap kali terjadi pembelian. Kemudian, biaya unit ini digunakan untuk menghitung biaya setiap penjualan sampai pembelian lain dilakukan dan biaya rata-rata yang baru dihitung.
Teknik rata-rata ini disebut teknik rata-rata bergerak.
Metode biaya rata-rata ini jarang digunakan dalam metode perpetual.
Metode biaya persediaan dalam sistem persediaan periodik
Saat sistem persediaan ini digunakan, hanya pendapatan yang dicatat setiap kali terjadi penjualan.
Setiap akhir periode akuntansi, penghitungan fisik persediaan dilakukan untuk penghitungan biaya persedian dan harga pokok penjualan.
Metode FIFO
Dalam metode FIFO, biaya sisa persediaan pada akhir periode berasal dari biaya peolehan paling akhir.
Apabila mengurangkan persediaan akhir periode dari barang tersedia untuk dijual akan menghasilkan harga pokok penjualan.
Persediaan akhir berasal dari biaya peolehan paling akhir. Sedangkan harga pokok penjualan berasal dari biaya persediaan awal dan biaya paling awal.
Metode LIFO
Sisa biaya persediaan pada akhir periode berasal dari biaya perolehan paling awal.
Dengan mengurangkan persediaan akhir periode dari barang tersedia untuk dijual akan menghasilkan harga pokok penjualan.
Persediaan akhir periode berasal dari biaya perolehan paling awal.
Dengan mengurangkan persediaan akhir periode dari barang tersedia untuk dijual akan menghasilkan harga pokok penjualan.
Persediaan akhir periode berasal dari biaya perolehan paling awal. Sedangkan harga pokok penjualan berasal dari biaya persediaan paling akhir.
Biaya rata-rata
Saat metode ini digunakan, bisa ditandingkan (dipadankan) terhadap pendapatan sesuai dengan rata-rata biaya unit yang terjual.
Biaya unit rata-rata tertimbang yang sama digunakan dalam menghitung biaya persediaan pada akhir periode.
Untuk perusahaan yang memiliki barang penjualan yang terdiri atas berbagai pembelian unit yang identik, penerapan metode biaya rata-rata hampir menyerupai arus fisik barang.
Biaya unit rata-rata tertimbang dihitung dengan membagi jumlah biaya unit setiap barang yang tersedia untuk dijual selama periode tertentu degnan jumlah unit barang yang terkait.
Membandingkan metode biaya persedian
Jika biaya unit tetap stabil, seluruh metode akan mendapatkan hasil yang sama. Akan tetapi apabila harga berubah-ubah, tiga metode tersebut akan menhasilkan jumlah yang berbeda, yaitu;
Harga pokok penjualan untuk periode berjalan
Laba kotor dan laba bersih untuk periode tersebut
Persediaan akhir
Metode FIFO menghasilkan jumlah paling rendah untuk harga pokok penjualan, serta jumlah yang paling tinggi untuk laba kotor/ laba bersih dan juga persediaan akhir. Apabila digunakan selama periode inflasi, biaya unit yang awal akan lebih rendah dibandingkan dengan biaya unit paling akhir. Oleh karena itu akan menghasilkan laba kotor yang tinggi. Akan tetapi persediaan perlu diganti dengan harga yang lebih tinggi dari pada yang ditunjukan oleh harga pokok penjualan. Apabila periode deflasi pengaruhnya akan berkebalikan.
Metode LIFO menghasilkan jumlah paling tinggi untuk harga pokok penjualan, serta jumlah paling rendah untuk laba kotor/ laba bersih, dan persediaan akhir.
Metode biaya rata-rata menghasilkan diantara yang dihasilkan oleh metode FIFO dan LIFO.
Melaporkan persedian dalam laporan keuangan
Ada beberapa kasus yang mungkin timbul dalam melaporkan persediaan dalam laporan keuangan, yaitu;
Biaya merupakan dasar utama dalam penilaain persediaan.
Dan dalam beberapa kasus, persediaan dinilai berdasarkan pertimbangan lain selain biaya.
Kasus-kasus tersebut akan timbul apabila;
Biaya penggantian barang dalam persediaan berada di bawah biaya yang dicatat.
Persediaan tidak dapat dijual pada harga penjualan normal.
Kondisi barang yaitu barang yang cacat, rusak karena terlalu lama dipajang di toko, perubahan mode, dll.
Penilaian pada nilai pasar atau biaya yang lebih rendah
Jika biaya penggantiaan barang dalam persediaan lebih rendah daaripada biaya pembelian awal, metode mana yang lebih rendah antara nilai pasar atau biaya perolehan yang digunakan untuk menilai persediaan.
Nilai pasar yang dimaksud adalah biaya penggantian untuk mendapatkan barang sejenis pada tanggal persediaan.
Nilai pasar ini dibuat berdasarkan kuantitas yang biasa dibeli dari pemasok yang biasa.
Dalam bisnis dimana nilai inflasi menjadi standar, harga pasar jarang menurun, dan penurunan harga pasar adalah biasa.
Keuntungan dari metode nilai pasar atau biaya yang lebih rendah adalah laba kotor/ laba bersih berkurang dalam periode yang sama dengan saat penurunan harga pasar terjadi.
Dalam menerapkan metode nilai pasar atau biaya yang lebih rendah, biaya dan biaya penggantiaan dapat ditentukan dengan satu dari tiga cara berikut;
Setiap barang dalam persediaan.
Kelas atau kategori utama dalam persediaan.
Persediaan secara keseluruhan.
Penilaian pada nilai realisasi bersih
Barang yang sudah kadaluarsa, busuk atau rusak atau hanya dapat dijual pada harga dibawah biaya harus diturunkan nilainya.
Nilai realisasi bersih adalah perkiraan harga jual dikurangi seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan penjualan.
Kebanyakan peritel mencatat penyisihan untuk barang yang sudah kadaluarsa.
Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usahan normal dikurangi estimasi beban penjualan. Penyisihan atas kehilangan persediaan dihitung berdasarkan estimasi kehilangan persediaan sejak tanggal penghitungan fisik persediaan yang lalu. Penysihan atas barang yang kadaluarsa dan perputaranya lambat dihitung berdasarkan estimasi penjualan persediaan di masa depan.
Persediaan di neraca
Persediaan disajikan dalam aset lancar dari neraca.
Baik metode untuk menghitung biaya persedian( FIFO, LIFO, atau biaya rata-rata) maupun metode penilaian persediaan (biaya, nilai pasar atau biaya yang lebih rendah) perlu ditunjukan.
Merupakan hal yang biasa bagi perusahaan untuk menggunakan metode biaya yang beda untuk segmen persediaan yang berbeda.
Sehingga dengan alasan tertentu suatu perusahaan dapat mengganti metode biaya persediaannya.
Dalam kasus tertentu, pengaruh perubahan dan alasan dari perubahan tersebut dapat diungkapkan dalam laporan keuangan untuk periode di mana perubahan terjadi.
Contoh persediaan di neraca;
APPLE PEN
Neraca
30 Januari 2011
Aset lancar
Kas Rp. 19.400.000
Piutang usaha Rp. 80.00.000
Dikurangi penyisihan piutang tak tertagi Rp. 3.000.000 Rp. 77.000.000
Persediaan- pada nilai pasar atau biaya
( metode FIFO) yang lebih rendah Rp. 216.300.000
Macam – macam perhitungan yang ada dalam manajemen persediaan.
Contoh perhitungan.
Perhitungan EOQ.
Jumlah penggunaan bahan baku tepung, harga bahan baku tepung per unit, besarnya biaya pemesanan setiap kali pesan dan biaya penyimpanan per unit pada Grenda Bakery Lianli selama periode tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada Tabel
Uraian
2009
2010
Kuantitas (kg)
16.829
17.705,5
Harga (Rp/kg)
6.520
6.520
Biaya total
109.725,08
115.439,86
Biaya pemesanan (Rp/pesanan)
22.000
27.000
Biaya penyimpanan (Rp/pesanan)
575,96
570,08
Dari tabel diatas dapat dihitung
Kuantitas pembelian optimal.
Kuantitas pembelian optimal tahun 2009.
EOQ=2SDH
S = biaya pemesanan
D = Penggunaan bahan baku per tahun
H = Biaya penyimpanan per unit
EOQ=2(22.000)(16.829)575,96 = 1.133,85 kg
Jadi jumlah pembelian bahan baku optimal setiap kali pesan pada tahun 2009 sebesar 1.133,85 kg.
Kuantitas pembelian optimal tahun 2009.
EOQ=2SDH
S = biaya pemesanan
D = Penggunaan bahan baku per tahun
H = Biaya penyimpanan per unit
EOQ=2(22.000)(16.829)575,96 = 1.133,85 kg
Jadi jumlah pembelian bahan baku optimal setiap kali pesan pada tahun 2009 sebesar 1.133,85 kg.
Kuantitas pembelian optimal tahun 2010.
EOQ=2SDH
EOQ=2(27.000)(17.705,5)570.08 = 1.295.03 kg
Jadi jumlah pembelian bahan baku optimal setiap kali pesan pada tahun 2010 sebesar 1.295.03 kg
Daftar Pustaka
http://manajemenoperasional.com/manajemen-persediaan/
http://www.slideshare.net/nurulllah/strategi-operasi-2
http://ilmuakuntansi.web.id/jenis-jenis-persediaan/
http://kuliah-manajemen.blogspot.com/2009/12/manajemen-persediaan.html
http://persediaan.blogspot.com/2008/03/jenis-jenis-pesediaan-berdasarkan.html
http://shelmi.wordpress.com/2010/10/25/jenis-jenis-persediaan-2/
http://contohdanfungsi.blogspot.com/2013/07/defenisi-jenis-fungsi-dari-persediaan.html
http://adman.staf.upi.edu/2012/07/27/konsep-manajemen-logistik/
Ahyari, Agus. 1995. Efisiensi Persedian Bahan. Yogyakarta : BPFE
Asdjudirejda, Lili. 1999. Manajemen Produksi. Bandung : Armiko
Assauri, Sofyan. 1998. Manajeman Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: BPFE UI
Nurhassan, Achmad. 2011. Manajemen Persediaan. Bandung.