NASKAH ROLE PLAY MANAJEMEN KONFLIK
Diajukan untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan Oleh : Nonik Eka Martyastuti, S.Kep,Ns Disusun Oleh : Andri Gunawan
(0520014611)
M. Edi Wibowo
(0520015211)
Nur Kholifah
(0520011712)
Nailis Sa’adah
(0520013712)
Huda Haniifaa
(0520012312)
Zuhrotun Nisa
(0520012612)
Semester 6 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEKALONGAN 2015
Situasi 1 Anda adalah perawat sirkuler di ruang operasi. Biasanya, Anda ditugaskan di Ruang 3 untuk bedah umum, tetapi hari ini Anda ditugaskan di Ruang 4, ruang ortopedi. Anda tidak terbiasa dengan rutinitas dokter ortopedi dan berupaya belajar secara cepat sebelum ada kasus hari ini dengan membaca kartu prefensi dokter. Sejauh ini, Anda telah menyelesaikan dua kasus tanpa insiden. Kasus selanjutnya masuk ke ruangan, dan Anda sadar bahwa setiap orang sangat tegang, pasien ini adalah istri dokter lokal, dan dokter akan melakukan biopsi tulang untuk mengetahui kemungkinan malignansi. Anda mempersiapkan ruangan untuk biopsi, dan dokter bedah yang memiliki reputasi cepat marah, masuk ke ruangan. Anda tiba-tiba sadar bahwa Anda telah menyiapkan area dengan betadin, dan ahli bedah ini lebih menyukai penggunaan larutan lain. Ia melihat apa yang telah anda lakukan dan berteriak “anda bodoh, perawat yang bodoh”. Langkah-langkah penyelesaian konflik : A. Pengkajian 1. Analisis situasi Terjadi konflik intrapersonal pada perawat tersebut, dalam hati dia merasa kurang mampu untuk dipindahkan ke ruang bedah ortopedi, karena dia merasa sudah terbiasa di ruang bedah umum akan tetapi dia harus profesional dalam bekerja, saat kepala ruangan menyuruh untuk pindah ruangan. Di ruang bedah ortopedi perawat tersebut mengalami konflik interpersonal dengan dokter bedah karena dia melakukan kesalahan yang membuat dokter bedah marah-marah. Fakta yang didapat perawat tersebut merupakan perawat pindahan dari ruang bedah umum yang belum terbiasa dengan kondisi di ruang ortopedi. Perawat tersebut tidak tahu kebiasaan dokter bedah itu tidak suka menggunakan betadin, sehingga saat menyiapkan area dengan betadin dokter bedah tersebut marah-marah. Yang terlibat dan berperan dalam situasi ini adalah : Perawat : yang berkonflik Dokter : yang berkonflik Karu : sebagai penengah atas konflik yang terjadi
Situasi tersebut dapat diubah dengan pendekatan dan penjelasan dari perawat dan kepala ruangan. 2. Analisis isu yang berkembang Masalah utama yang terjadi yaitu kesalahan penggunaan betadin yang dilakukan perawat sehingga dokter bedah marah besar. Sehingga diperlukan penyelesaian segera. 3. Menyusun tujuan Menyelesaikan konflik yang terjadi antara perawat dan dokter bedah di ruang operasi. B. Identifikasi Perawat yang sedang berkonflik dengan dokter seharusnya harus mampu mengelola emosinya agar tidak ikut terpancing emosi C. Intervensi 1. Dokter bedah yang merasa tidak puas dengan kinerja perawat pindahan dari ruang bedah umum menyampaikan emosinya ke kepala ruangan operasi. Dokter bedah merasa tidak puas dengan kinerja perawat tersebut. Konflik yang terjadi antara perawat dan dokter bisa diselesaikan dengan menggunakan manajemen konflik. Apabila konflik tidak segera diselesaikan dapat mengganggu hubungan kerja antara dokter dan perawat sehingga
dapat
menimbulkan
penurunan
produktivitas.
Sehingga
dibutuhkan peran perawat untuk membantu menyelesaikan konflik yang terjadi. 2. Metode yang sesuai untuk menyelesaikan konflik pada situasi ini adalah dengan strategi kompromi atau negosiasi. Karena untuk menyelesaikan konflik ini pihak yang terlibat konflik harus saling menyadari dan sepakat pada keinginan bersama. Kedua pihak yang terlibat saling menyerah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Sehingga kedua belah pihak yang sedang berkonflik dapat menerima hal-hal yang telah terjadi. Dan dibutuhkan peran kepala ruangan yang bertindak sebagai negosiator yang menjadi penengah atas konflik yang terjadi.
Perawat tersebut menyadari kesalahannya dan dokter menerima kejadian yang telah terjadi dan merasa kalau kesalahan yang dilakukan oleh perawat tersebut tidak bersifat fatal yang bisa membahayakan klien.
NASKAH ROLL PLAY MANAJEMEN KONFLIK
Pembagian Peran Dokter
: M. Edi Wibowo
Karu
: Nur Kholifah
PA1
: Nailis Sa’adah
PA2
: Zuhrotun Nisa
PA3
: Andri Gunawan
Pasien
: Huda Hanifah
Di ruang OK terdapat 4 ruangan, pada hari ini perawat nailis dipindah tugaskan oleh Karu (kholifah) dari ruang bedah 3 yang biasanya menangani ruang bedah umum dipindah ke ruang bedah 4, ruang bedah ortopedi. Karu (kholifah) : mbak nailis, hari ini anda saya pindahkan ke ruang bedah 4 ya, karena di ruang 4 sedang banyak agenda operasi dan membutuhkan perawat tambahan. PA1 (nailis)
: tapi bu, saya sudah terbiasa di ruang bedah umum dan saya merasa kurang mampu di ruang bedah ortopedi
Karu (kholifah) : tapi dari semua perawat di ruang 3 menurut saya anda yang lebih mampu dan anda juga lebih berpengalaman PA1 (nailis)
: baiklah bu, kalau begitu saya bersedia dipindahkan ke ruang 4
Karu (kholifah) : terima kasih ya mbak atas kerja samanya PA1 (nailis)
: ya bu terima kasih
PA1 menuju ruang bedah 4 dan mulai beradaptasi dengan kondisi di ruang bedah 4, PA1 tidak terbiasa dengan rutinitas dokter ortopedi dan berupaya belajar secara cepat sebelum ada kasus hari ini dengan membaca kartu prefensi dokter. PA1 (nailis)
: mbak hari ini saya dipindah tugaskan oleh karu dari ruang 3 ke ruang 4, mohon bantuannya yaa
PA2 (icha)
: iyaa mbak, mari kita saling bekerja sama
PA1 (nailis)
: hari ini ada berapa agenda operasi ya maz?
PA3 (andri)
: hari ini ada 3 agenda operasi mbak, ini bisa anda lihat sendiri statusnya
PA2 (icha)
: persiapan operasi pertama sudah siap mbak, dokter ortopedinya juga sudah datang, operasinya sudah bisa dimulai
PA1 (nailis)
: dokter ortopedinya siapa mbak?
PA2 (icha)
: dr. Edi mbak
PA1 (nailis)
: tapi saya loh belum memahami kasusnya
PA3 (andri)
: halah mbak, kan bisa dibaca kartu prefensinya dr. Edi
PA1 (nailis)
: iya maz sudah saya baca kok
PA2 (icha)
: ya uda ayo ke ruangan, semua sudah siap
PA1 telah menyelesaikan dua kasus operasi ortopedi tanpa insiden. Kasus selanjutnya masuk ke ruangan, setiap orang sangat tegang, karena pasien ini adalah istri dokter lokal, dan dokter akan melakukan biopsi tulang untuk mengetahui kemungkinan malignansi. PA3 (andri)
: alhamdulillah 2 operasi berjalan dengan lancar
PA1 (nailis)
: iya maz, hati saya tenang karena semuanya lancar
PA3 (andri)
: ini tinggal pasien selanjutnya, Ny. Hani istri dr. Sigit agendanya akan dilakukan biopsi, haduh harus hati-hati ini.
PA1 (nailis)
: iya maz, anda nampak tegang sekali
PA3 (andri)
: iya mbak istrinya dokter tindakan yang dilakukan harus ekstra hati-hati, ada salah dikit bisa kena marah
PA2 (icha)
: maz pasien Ny. Hani sudah diantar ke ruang OK, tadi sudah saya terima dari perawat ruangan obat-obatnya juga sudah saya tata di kotak obat
PA3 (andri)
: oke mbak, makasih yaa
Seluruh perawat mulai mempersiapkan ruangan untuk biopsi, termasuk PA1 yang mendesinfektan area operasi denga betadin dan dokter bedah yang memiliki reputasi cepat marah, masuk ke ruangan. Dokter (edi)
: loh mbak, itu desinfektannya kok pakai betadin?
PA1 (nailis)
: biasanya kan juga pakai betadin dok
Dokter (edi)
: kata siapa, saya loh biasanya ndak pakai betadin
PA2 (icha)
: mbak biasanya kalau dr. Edi itu desinfektannya nggak pakai betadin
PA3 (andri)
: maaf dok, mbak nailis ini pindahan dari ruang bedah 3 jadi belum terbiasa dengan ruang bedah 4
Dokter (edi)
: loh sebagai perawat ruang OK mau dari ruang bedah 3, ruang bedah 4 kan seharusnya anda mengerti dengan kebiasaan dokter
PA1 (nailis)
: ya dokter, saya mohom maaf atas kelalaian saya
Dokter (edi)
: saya ngak mau tau yang jelas saya ndak suka pakai betadin, kamu jadi perawat baru seharusnya kamu tanya dulu, jangan sok pintar kamu!!!
PA1 (nailis)
: ya dokter sekali lagi mohon maaf atas kelalaian saya
Dokter (edi)
: saya laporkan kejadian ini ke kepala ruangan
Dokter meninggalkan kamar operasi menuju ruang kepala ruangan untuk melaporkan kejadian ini Pasien (hani)
: loh sus, kenapa dokter Edi marah-marah?, perawat tadi melakukan kesalahan ya?? Wah jangan-jangan saya dijadikan mal praktik yaa sus?
PA2 (icha)
: ndak kok bu, kita cuma salah menggunakan antiseptik, biasanya dr. Edi tidak suka pakai betadin nah mbak nailis tadi pakai betadin, tidak berdampak apa-apa kok bu
Pasien (hani)
: ya sudah kalau gitu, saya nggak mau ya kalau kerjanya asalasalan
PA3 (andri)
: iya bu, kami pasti memberikan pelayanan yang terbaik dan sesuai standar
Dokter mengadukan kejadian ini ke kepala ruangan OK atas kejadian ini Dokter (edi)
: mbak kholifah, saya tidak suka dengan kinerja anak buah anda
Karu (kholifah) : ada masalah apa sih dok? Dokter (edi)
: anda tau sendiri kan kalau saya tidak suka menggunakan betadin untuk desinfektan
Karu (kholifah) : ya dok, kalau begitu saya panggil perawat nailis ke ruangan, mari kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin Karu memanggil perawat nailis untuk datang ke ruangan, untuk menyelesaikan masalah ini Karu (kholifah) : mbak nailis ke ruangan saya sebentar yaa, ada yang perlu kita bicarakan PA1 (nailis)
: iya bu
Karu (kholifah) : mbak nailis silahkan duduk dulu, mohon maaf sebelumnya sebenarnya bagaimana kejadian awalnya? Dokter (edi)
: saya tidak suka dengan cara kerja perawat ini, anda kan tau kalau saya tidak suka pakai betadin untuk desinfektan, kenapa tadi saya lihat perawat ini menggunakan betadin?
PA1 (nailis)
: sebelumnya saya mohon maaf dok atas kelalaian saya, disini posisinya saya baru bertugas jadi saya tidak tahu kebiasaan dokter
Dokter (edi)
: itu bukan suatu alasan buat saya, kalau anda baru di ruangan ini seharusnya anda bertanya pada perawat lain
PA1 (nailis)
: iyaa dok, saya mengerti kesalahan saya tidak bertanya dahulu ke perawat lain
Karu (kholifah) : gini loh dok, selaku karu saya mohon maaf atas kelalaian dari anggota saya. Hari ini di ruang 4 lagi banyak agenda operasi dan kekurangan tenaga jadi saya memindahkan perawat nailis ke ruang 4, dari sekian banyak perawat di ruang 3 perawat nailis lebih berpengalaman. Dilihat dari kesalahan yang dilakukan perawat nailis juga tidak fatal, menurut saya disinfektan dengan betadin juga tidak menimbulkan masalah yang berarti
Dokter (edi)
: ya sudah kalau begitu, saya harap kejadian ini tidak terulang lagi
Karu (kholifah) : iya dok saya pastikan kejadian ini tidak terulang lagi PA1 (nailis)
: sekali lagi saya mohon maaf ya dok
Dokter (edi)
: ya mbak saya harap kejadian ini tidak terulang, kalau begitu mari kembali ke kamar operasi
Demikian roll play dari kelompok 1 dalam menyelesaikan konflik dari situasi 1 dengan strategi kompromi atau negosiasi. Hasil yang didapatkan perawat menyadari kesalahannya dan dokter menerima kejadian yang telah terjadi dan menganggap kesalahan yang dibuat oleh perawat tidak membahayakan kondisi klien.