TUGAS INDIVIDU
ANALISIS MASALAH SOSIAL ORANG DENGAN HIV/AIDS (Makalah)
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pengganti UAS Mata Kuliah ANALISIS MASALAH SOSIAL
Dosen :
Drs. Suhendar, MP
Disusun oleh : JOKO SETIAWAN 08.04.100
Kelas II/F
SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG
2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat dan hidayahnya hidayahnya makalah makalah ini dapat terselesaikan terselesaikan tanpa hambatan hambatan yang berarti. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sabahat dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya. Makalah ini berisi tentang permasalahan mengenai HIV/AIDS serta Orang dengan HIV/AIDS. Diuraikan dengan jelas mengenai permasalahan penyebaran epidemi HIV/AIDS serta adanya stigma negative masyarakat bahkan keluarganya kepada Orang Orang penyen penyendan dang g HIV/AI HIV/AIDS DS (ODHA) (ODHA).. Maka Maka substa substansi nsi yang yang ada di dalam dalam makala makalah h ini semoga semoga bisa bisa member memberika ikan n pemaha pemahaman man kepada kepada kita kita semua semua selaku selaku mahasiswa pekerja sosial. Ucapan terima terima kasih kami sampaikan sampaikan kepada Bapak Bapak Drs.Suhendar Drs.Suhendar,, MP selaku dosen mata kuliah Analisis Masalah Sosial yang telah memberikan gambaran arahan arahan bentuk bentuk penuli penulisan san makalah makalah,, teman-t teman-tema eman n dan sahaba sahabatt yang yang senant senantias iasaa memberikan masukan dan ilmu baru untuk saya gunakan dalam pengaplikasian teori-teori yang ada ke dalam praktik lapangan. Akhirnya, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini adalah masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saran dan kritik yang membangun senantiasa kami nantikan guna perbaikan pada pembuatan makalah- makalah selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………… Daftar Isi ……………………………………………………………………….. Bab I Pendahuluan …………………………………………………………… Bab II Kajian Pustaka ………………………………………………………….. Bab III Tinjauan Empirik ……………………………………………………….. Bab IV Analisis Masalah ……………………………………………………… Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi …………………………………………
3
BAB I LATAR BEKALANG MASALAH
Pert Pertam amba baha han n juml jumlah ah kasu kasuss peng pengid idap ap HIV/ HIV/AI AIDS DS di Indo Indone nesi siaa seja sejak k ditem ditemuk ukan anny nyaa kasu kasuss ini ini pada pada tahu tahun n 1987 1987 hing hingga ga saat saat ini ini teru teruss meni mening ngka kat, t, meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk menanggulangi epidemi tersebut. Permasala alahn
HIV/AIDS
di
Ind Indonesia
dari
tahun
ke
tahu ahun
semakin
mengkhawatirkan karena hal ini bukan hanya menjadi masalah kesehatan saja dengan bertambahnya jumlah orang yang terinfeksi HIV, tetapi juga menyangkut masalah masalah sosial sosial ekonomi, ekonomi, politik dan keamanan. Dan akan menimbulkan menimbulkan dampak buruk buruk terhad terhadap ap pemban pembangun gunan an nasion nasional al secara secara keselu keseluruh ruhan. an. Untuk Untuk itu maka maka diperlukan suatu pelayanan yang dapat membantu korban HIV/AIDS baik secara psikis, mental dan kualitas diri mereka. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) seringkali memperoleh stigma buruk dan diskriminasi baik dari keluarga, teman maupun masyarakat. Hal ini tentu saja hanya akan memperburuk kondisi para ODHA itu sendiri karena pada dasarnya ODHA ODHA memerl memerluka ukan n dukung dukungan an moral moral baik baik dari dari keluar keluarga, ga, teman, teman, lingku lingkunga ngan n maupun masyarakat. Stigma sering kali menyebabkan terjadinya diskriminasi dan pada gilirannya akan mendorong munculnya pelanggaran HAM bagi ODHA dan keluarganya. Stigma dan diskriminasi memperparah epidemi HIV/AIDS. Mereka menghambat usaha pencegahan dan perawatan dengan memelihara kebisuan dan penyangka penyangkalan lan tentang tentang HIV/AIDS HIV/AIDS seperti seperti juga mendorong mendorong keterasinga keterasingan n ODHA dan mereka mereka yang yang rentan rentan terhad terhadap ap infeks infeksii HIV. Mengin Mengingat gat HIV/AI HIV/AIDS DS sering sering diasosiasikan dengan seks, penggunaan narkoba dan kematian, banyak orang yang tidak peduli, tidak menerima, dan takut terhadap penyakit ini di hampir seluruh lapisan masyarakat. Stigma berhubungan dengan kekuasaan dan dominasi di masyarakat. Pada puncakny puncaknya, a, stigma stigma akan menciptakan, menciptakan, dan ini didukung didukung oleh, ketidakseta ketidaksetaraan raan sosial. Stigma berurat akar di dalam struktur masyarakat, dan juga dalam normanorma dan nilai-nilai nilai-nilai yang mengatur kehidupan kehidupan sehari-hari. sehari-hari. Ini menyebabk menyebabkan an 4
beber beberapa apa kelomp kelompok ok menjad menjadii kurang kurang diharg dihargai ai dan merasa merasa malu, malu, sedang sedangkan kan kelom kelompok pok lainny lainnyaa merasa merasa superio superior. r. Diskri Diskrimin minasi asi terjadi terjadi ketika ketika pandan pandangan gan- pan panda dang ngan an nega negati tiff mend mendor oron ong g oran orang g atau atau lemb lembag agaa untu untuk k memp memper erla laku kukan kan seseorang secara tidak adil yang didasarkan pada prasangka mereka akan status HIV seseorang. Contoh-contoh diskriminasi meliputi para staf rumah sakit atau penjara yang menolak memberikan pelayanan kesehatan kepada ODHA, atasan yang memberhentikan pegawainya berdasarkan status atau prasangka akan status HIV mereka, atau keluarga/masyarakat yang menolak mereka yang hidup, atau dipercayai hidup, dengan HIV/AIDS. Tindakan diskriminasi semacam itu adalah sebuah bentuk pelanggaran hak asasi manusia. Stigma dan diskriminasi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Terjadi di tengah tengah keluar keluarga, ga, masyar masyaraka akat, t, sekola sekolah, h, tempat tempat periba peribadat datan, an, tempat tempat kerja, kerja, juga juga tempat layanan hukum dan kesehatan. Orang bisa melakukan diskriminasi baik dalam kapasitas pribadi maupun profesional, sementara lembaga bisa melakukan diskriminasi melalui kebijakan dan kegiatan mereka. Bentuk Bentuk lain lain dari dari stigma stigma berkem berkemban bang g melalui melalui intern internali alisas sasii oleh oleh ODHA ODHA dengan persepsi negatif tentang diri mereka sendiri. Stigma dan diskriminasi yang dihubungkan dengan penyakit menimbulkan efek psikologi yang berat tentang bagaimana ODHA melihat diri mereka sendiri. Hal ini bisa mendorong, dalam beb beber erap apaa
kasu kasus, s,
terj terjad adin inya ya
depr depres esi, i,
kura kurang ngny nyaa
peng pengha harg rgaa aan n
diri diri,,
dan dan
keputu keputusas sasaan aan.. Stigma Stigma dan diskri diskrimin minasi asi juga juga mengha menghamba mbatt upaya upaya penceg pencegaha ahan n dengan membuat orang takut untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi atau tidak, tidak, atau atau bisa bisa pula pula menyeb menyebabk abkan an mereka mereka yang yang telah telah terinfe terinfeksi ksi meneru meneruska skan n praktek seksual yang tidak aman karena takut orang-orang akan curiga terhadap status status HIV mereka mereka.. Akhirn Akhirnya, ya, ODHA ODHA diliha dilihatt sebaga sebagaii suatu suatu masala masalah, h, bukan bukan sebagai bagaian dari solusi untuk mengatasi epidemi ini. Upaya Upaya penceg pencegaha ahan n dan mengat mengatasi asi masala masalah h HIV/AI HIV/AIDS DS harus harus dilaku dilakukan kan seca secara ra teru teruss mene meneru russ dan dan haru haruss berg berger erak ak deng dengan an bent bentuk uk prog progra ram m untu untuk k menyelamatkan sesama manusia. Hal tersebut tentunya akan lebih efektif apabila
5
didukung oleh seluruh elemen dalam masyarakat baik individu, keluarga, remaja, lembaga/organisasi maupun masyarakat. ODHA mengalami proses berduka dalam kehidupannya, sebuah proses yang seharusnya mendorong penerimaan terhadap kondisi mereka. Namun, masyarakat dan lembaga terkadang memberikan opini negatif serta memperlakukan ODHA dan keluarganya sebagai warga masyarakat kelas dua, hal ini menyebabkan melemahnya kualitas hidup ODHA. Pada kenyataannya sikap masyarakat yang memberikan stigma buruk dan diskri diskrimin minasi asi terhada terhadap p para para ODHA ODHA hanya hanya menamb menambah ah tingka tingkatt permas permasala alahan han HIV/ HIV/AI AIDS DS.. ODHA ODHA seha seharu rusn snya ya memp memper erole oleh h duku dukung ngan an dari dari semu semuaa piha pihak k khususnya dukungan emosional sehingga permasalahan yang dialami oleh ODHA tidak tidak meluas meluas.. Mahasi Mahasiswa swa sebaga sebagaii remaja remaja harapa harapan n bangsa bangsa juga juga sebaga sebagaii unsur unsur penting dalam masyarakat tentunya mempunyai peran dan tanggung jawab dalam rangka rangka pencegahan pencegahan penyebaran penyebaran HIV/AIDS. HIV/AIDS. Sebagai Sebagai kaum terpelajar, mahasiswa mahasiswa dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan berbagai macam masalah sosial yang yang terjad terjadii dan berkem berkemban bang g diling dilingkun kungan gannya nya termas termasuk uk didala didalamny mnyaa adalah adalah masalah HIV/AIDS. Ironisnya sebagian besar remaja Indonesia tidak tahu mengenai HIV/AIDS dan penyeb penyebaran arannya nya.. Hanya Hanya sediki sedikitt yang yang mendap mendapat at inform informasi asi tepat tepat tentan tentang g penyakit ini. Sebuah studi yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro pada tahun 2005 di Semarang menyebutkan bahwa diantara seribu murid SMA menunjukan pengetahuan tentang AIDS dan PMS pada umumnya rendah, terutama tentang cara penularan AIDS. Siswa laki-laki cenderung lebih tahu tahu mengen mengenai ai cara cara penula penularan ran HIV daripa daripada da siswa siswa peremp perempuan uan.. Sikap Sikap siswa siswa terhadap masalah seks dan AIDS juga rata-rata negatif. Siswa laki-laki cenderung memiliki sikap yang positif terhadap masalah seks akan tetapi memiliki sikap negatif terhadap penderita AIDS sedangkan siswa perempuan cenderung lebih menerima kehadiran penderita AIDS. Menurut H. Abu Ahmadi (1999:164) “sikap adalah kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi secara konsisten”. Dengan
6
demikian orang yang memiliki sikap negatif terhadap ODHA cenderung akan menolak kehadiran ODHA, sebaliknya orang yang memiliki sikap positif terhadap ODHA cenderung akan lebih menerima kahadiran ODHA. Perkembangan Perkembangan kasus AIDS sejak tahun 2000-2009
Masalah HIV dan AIDS adalah masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian yang sangat serius. Ini terlihat dari apabila dilihat jumlah kasus AIDS yang dilaporkan dilaporkan setiap tahunnya tahunnya sangat sangat meningkat meningkat secara signifikan. signifikan. Di Tanah Papua epidemi HIV sudah masuk ke dalam masyarakat ( generalized epidemic ) dengan prevalensi HIV di populasi dewasa sebesar 2,4%. Sedangkan di banyak tempat lainnya dalam kategori terkonsentrasi, dengan prevalensi HIV >5% pada populasi kunci. Namun, saat ini sudah diwaspadai telah terjadi penularan HIV yang meningkat melalui jalur parental (ibu kepada anaknya), terutama di beberapa ibu kota provinsi. Populasi rawan tertular HIV/AIDS
Penyeb Penyebaran aran HIV saat saat ini masih masih terkons terkonsent entrasi rasi pada pada popula populasi si kunci kunci dimana dimana penularan terjadi melalui perilaku yang berisiko seperti penggunaan jarum suntik yang tidak steril pada kelompok penasun dan perilaku seks yang tidak aman baik pada hubungan heteroseksual maupun homoseksual. Namun, jika tidak ditangani dengan cepat maka tidak mustahil penularan HIV akan menyebar secara luas kepada masyarakat seperti yang telah terjadi di Tanah Papua. Jika dilihat cara pen penul ulara arann nnya ya,,
prop propor orsi si penu penula lara ran n
HIV HIV
melal melalui ui hubu hubung ngan an seks seksua uall (bai (baik k
heteroseksual maupun homoseksual) sangat mendominasi yaitu mencapai 60%. Sedangkan melalui jarum suntik sebesar 30%, dan ada sebagian kecil lainnya tertular melalui melalui ibu dan anak (kehamilan), tranfusi darah dan pajanan pada saat bekerja. Kecenderungan penularan infeksi HIV di seluruh provinsi prioritas hampir hampir sama, sama, kecual kecualii di tanah tanah Papua Papua dimana dimana mayori mayoritas tas di akibat akibatkan kan karena karena hubungan seksual beresiko tanpa kondom yang dilakukan kepada pasangan tetap maupun tidak tetap.
7
Penularan HIV saat ini sudah terjadi lebih awal, dimana kelompok usia produktif (15(15-29 29 tahu tahun) n) bany banyak ak dila dilapo pork rkan an tela telah h teri terinf nfek eksi si dan dan mend mender erit itaa AIDS AIDS.. Berdasarkan laporan Depkes, lebih dari 50% kasus AIDS dilaporkan pada usia 1529 tahun.
Persentase kumulatif Kasus AIDS di Indonesia berdasarkan kelompok umur s.d Maret 2009
Estimasi Orang dengan HIV dan AIDS
Penyebaran HIV masih terkonsentrasi pada populasi kunci yaitu pekerja seks, pelangggan pekerja seks, laki-laki yang melakukan hubungan seks dengan lakilaki (LSL), waria, dan pengguna jarum suntik. Untuk Tanah Papua dan kota-kota besar, besar, perlu diwaspadai diwaspadai telah terjadi penularan HIV dari Ibu ke bayi. Kasus HIV dan AIDS merupakan fenomena gunung es, dimana jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang sebenarnya. Berdasarkan estimasi Depkes dan KPAN, pada tahun 2006, jumlah orang dengan HIV dan AIDS di Indonesia terdapat sebanyak 193,030 orang. Hingga Maret 2009, sekitar 11,794 ODHA ODHA tela telah h mend mendap apatk atkan an peng pengob obat atan an ARV ARV dan dan 4,73 4,731 1 dian dianta taran ranya ya tela telah h memper memperole oleh h dukung dukungan an dan perawa perawatan tan baik baik yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh kelomp kelompok ok dampingan maupun organisasi berbasis masyarakat lainnya.
8
Gambaran perilaku berisiko pada populasi rawan tertular HIV
Faktor Faktor risiko risiko penula penularan ran HIV pada pada kelomp kelompok ok penasu penasun n adalah adalah perila perilaku ku tukar tukar menu menuka karr jaru jarum m dan dan alat alat sunt suntik ik pada pada saat saat meny menyun unti tik. k. Surv Survei ei peril perilak aku u yang yang dilak dilakuk ukan an oleh oleh Depk Depkes es di 8 kota kota menu menunj njuk ukka kan, n, kece kecend nderu erung ngan an peri perilak laku u menyun menyuntik tik dengan dengan berbag berbagii alat suntik suntik masih masih tinggi tinggi.. Hal ini mengak mengakibat ibatkan kan penularan HIV tetap tinggi di kalangan penasun. Pada tahun 2005, prevalensi HIV pada kelompok penasun adalah sebesar 14%, kemudian meningkat pada tahun 2007 menjadi 54% (BSS-Depkes, 2007). Gamb Gambar aran an peri perila laku ku bere beresi siko ko tert tertul ular ar HIV HIV pada pada kelo kelomp mpok ok WPS WPS dan dan Pelanggan
Estimasi WPS di Indonesia pada tahun 2006 diperkirakan mencapai 0,30% dari populasi perempuan dewasa (15-49 tahun). Kelompok WPS sangat rentan tertular HIV akibat hubungan seks dan perilaku seks yang tidak aman, baik dilakukan dengan pelanggan maupun pasangan. Berdasarkan data hasil survei Depkes 2007 pada pada kelomp kelompok ok WPS di 8 kota, kota, penggu penggunaa naan n kondom kondom yang yang bersif bersifat at konsis konsisten ten dalam hubungan seks dengan pelanggan masih sangat rendah (rata-rata 34,8%). Hal ini mengakibatkan tingginya infeksi menular seksual dan HIV pada kelompok WPS. Prevalensi HIV dikalangan WPS di 8 Kota tersebut mencapai 6,1% sampai dengan 15,9%. Pada WPS langsung, prevalensi HIV diperkirakan mencapai 10%, sedangkan pada WPS tidak langsung mencapai 5%. Tingginya prevalensi HIV pada kalangan WPS, mengakibat mengakibatkan kan penularan penularan HIV pada pelanggan semakin mening meningkat kat.. Berdasa Berdasarka rkan n hasil hasil Survei Survei 2007 2007 di 8 kota kota terhad terhadap ap laki-la laki-laki ki risiko risiko tinggi (yang melakukan hubungan seks dengan pekerja seks) prevalensi HIV telah mencapai mencapai 0,75%. Gambaran perilaku beresiko tertular HIV pada kelompok LSL dan Waria
Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki serta kelompok waria sangat rentan tertular IMS dan HIV akibat perilaku hubungan hubungan seksual yang tidak aman, baik yang dilakukan secara genital, anal maupun oral. Perilaku anal seks pada kelompok LSL, sebagian besar dilakukan tanpa menggunakan kondom, dan hanya 9
11,1% sampai dengan 32,3% saja yang melakukan dengan menggunakan kondom. Pada kelompok waria, yang menjadi pekerja seks rata-rata penggunaan kondom juga masih sangat sangat rendah yaitu 12,8%-48%. 12,8%-48%. Rendahnya Rendahnya penggunaan penggunaan kondom konsisten pada setiap perilaku hubugnan seksual di kalangan LSL, menyebabkan tingginya penularan IMS pada kelompok tersebut, misalnya Gonore pada rektal yaitu 14,9%-22,3%; dan Sifilis (3,2%-22,3%). Pada kelompok waria, prevalensi gonore ditemukan lebih tinggi yaitu 19,8%-37,4% sedangkan sifilis 25,%-28,8%. Tingginya prevalensi IMS menyebabkan penularan HIV semakin meningkat pada kedua kelompok tersebut. Berdasarkan hasil STBP 2007, prevalensi HIV pada kelompok LSL adalah sebesar 7%, sedangkan pada waria sebesar 29%.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peng Penger erti tian an
HIV(Human Immuno Deficiency Virus) yaitu virus yang merusak system kekebalan tubuh manusia (Sel T). Aquired Immuno Deficiency Syndrome(AIDS) adalah kumpulan gejalagejala penyakit yang disebabkan atau didapat karena hilangnya kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit (Direktorat Rehabilitasi Tuna Susila 1995: 4). ODHA(Orang Dengan HIV/AIDS) adalah seseorang yang telah terinfeksi HIV. Jadi di dalam tubuhnya tubuhnya terdapat virus HIV. AIDS AIDS meru merupa paka kan n peny penyak akit it yang yang oleh oleh masy masyar arak akat at umum umum dipa dipand ndan ang g sebaga sebagaii suatu suatu ancama ancaman n yang yang membah membahaya ayakan kan dan sangat sangat menaku menakutka tkan. n. AIDS dipandang menakutkan, karena apabila seseorang terserang penyakit tersebut merupakan isyarat atau vonis kematiaan. Masyarakat memandang HIV/AIDS sebagai penyakit yang membahayakan dan sangat menakutkan, karena: 1. Belum ada obatnya obatnya baik baik dalam dalam bentuk bentuk vaksin vaksin maupun maupun imunisasi imunisasi 2. Penyakit Penyakit yang yang mematik mematikan an dengan dengan pender penderitaan itaan yang yang relativ relativee lama 3. Penyakit Penyakit yang yang bersifat bersifat endemik endemik (mewabah (mewabah)) meskipun meskipun hanya hanya dalam dalam kalangan tertentu 4. Gejala timbul timbul setelah setelah menderita menderita lebih lebih dari 5 sampai sampai 10 tahun tahun 5. Seseorang Seseorang yang yang terinfeks terinfeksii dan belum belum diketah diketahui ui dapat dapat menjadi menjadi karier karier (sumber penularan)
11
6. Penularanny Penularannyaa melalui hubun hubungan gan seksual, seksual, transfu transfusi si darah, darah, suntik suntik yang jarumnya terkena HIV, ibu karier yang hamil terhadap bayi yang dikandung 7. Cara penyebara penyebaran n cepat, cepat, sehingga sehingga jumlah jumlah pederita pederita yang yang sebenarny sebenarnyaa sulit diketahui 8. Sebagian Sebagian besar besar orang orang yang terinfeksi terinfeksi virus virus HIV HIV ternyata ternyata sebagai sebagai penderitaan AIDS. Sidrom atau panyakit AIDS ini timbul karena sesorang terinfeksi oleh virus HIV (Human immuno deficiency Virus) . Dengan perkataan lain, AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV. Virus HIV ini menyerang atau merusak system kekebalan tubuh manusia, sehingga orang yang terinfeksi HIV kekebalan tubuhnya akan menurun, bahkan serangan virus tersebut dapat menghilangkan kekebalan tubuh. Dengan hilangnya kekebalan tersebut, seorang penderita mudah terserang berbagai macam penyakit seperti kanker, infeksi saluran pernafasan dan peradangan pada telinga, hidung ataupun tenggorokan. B.
Daerah yang Diserang HIV
Virus yang menimbulkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki pada tubuh manusia dengan menyebabkan runtuhnya sistim pertaahanan. Keadaan ini membua membuatt manusi manusiaa sangat sangat mudah mudah diseran diserang g segala segala jenis jenis penyak penyakit, it, yang yang akhirnya menyebabkan berbagai kondisi fatal. Salah satu fakta terpenting mengenai virus HIV adalah bahwa ia hanya memasuki sebagian, tidak seluruh, sel tubuh manusia. Target utamanya adalah sel T penolong, yang merupakan elemen yang paling efektif pada sistem pertahanan. (Harun yahya,2002).
C. Sikl Siklus us HIV/ HIV/AI AIDS DS Masa inkubasi virus HIV/AIDS 1 sampai dengan 10 tahun selama masa tengah berja berjalan lan.. Pasien Pasien tidak tidak merasa merasakan kan gejala gejala-ge -gejal jalaa extrea extream m yang yang menunj menunjukk ukkan an 12
tekanan virus HIV. Antistofean HIV yang ada dalam tubuh pasien bekerja keras melawan virus HIV selama jangka bertahun-tahun. Cara kerja Antisofien HIV tergantung dari kuat tidaknya kesehatan pasien. Dari tahun ke tahun virus ini akan mengrogoti daya tahan tubuh penderita HIV/AIDS, sampai pada dimana daya tahan tubuh manusia menjadi lemah, maka virus ini akan menyebar ke seluruh jaringan sel darah merah. Oleh karena itu jarang penderita HIV/AIDS bertahan sampai memasuki tahun kedua atau ketiga dalam kehidupannya. Dalam arti kata, tahun berikutnya sesuai dengan menurunnya daya tahan tubuh, maka penderita HIV AIDS akan mati.
D.
Dampak Penyerangan HIV 1.Kelelahan yang amat sangat. 2.Berkurangnya berat badan. 3.Terserang demam tinggi sampai lebih dari 38 C. 4.Berkeringat berlebihan pada malam hari. 5.Sering buang air besar atau diare. 6.Membengkaknya kelenjar di leher, ketiak, dan kelenjar di selangkangan paha bagian dalam. 7.Jamur putih yang tumbuh di sekitar mulut, tenggorokan, vagina atau kemaluan wanita. 8.Penyakit kulit seperti: Eksim yang tidak sembuh-sembuh, kulit yang bersisik dan kering. 9.Timbulnya kulit pada bagian dalam vagina dan juga di sekitar dubur atau anus. 10.Infeksi gusi yang ekstrim. 11.Pada wanita, berkali-kali infeksi menyerang bagian vagina. 12.Bercak-bercak merah seperti campak di seluruh tubuh. 13.Sakitnya otot-otot atau sepier.
E.
Cara Penularan
13
Virus ini merupakan virus yang dapat ditularkan ke orang lain. Penularan HIV ini dapat ditularkan melalui berbagai cara, diantaranya; 1.Sperma 2.Pencemaran jarum suntikan yang dipakai berganti-ganti oleh pecandu narkoba. 3.Jarum infus atau transfusi darah yang tidak steril. 4.Transfusi darah yang tercemar virus. 5.Air kental yang keluar melalui vagina setelah sex. 6.Air yang membasahi. 7.Terciprat darah orang lain yang mengandung virus. 8.Hubungan anal sex, dimana salah satu pihak mengandung virus. 9.Orale sex dimana salah satu pihak mengandung virus. 10.Air susu ibu yang seropositif. 11.Bayi yang terjangkit virus seropositif. Dari ibunya. 12.Darah yang terciprat atau menyembur pada waktu melahirkan. 13.Hembusan pernafas yang dilakukan antara mulut dengan mulut pada waktu menolong kecelakaan.
F. Tahapa Tahapan n HIV HIV Menja Menjadi di AIDS AIDS 1. Tahap 1: Periode Jendela - HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah - Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat - Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini - Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun: - HIV berkembang biak dalam tubuh - Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat - Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV -Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan 14
tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala) - Sistem kekebalan tubuh semakin turun - Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll - Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS - Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah - berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
G. Perjalan Perjalanan an Panja Panjang ng HIV/AIDS HIV/AIDS
Situasi Situasi epidemi epidemi HIV/AIDS HIV/AIDS di dunia terus mengkhawati mengkhawatirkan. rkan. Penyakit ini telah membunuh lebih dari 25 juta manusia sejak tahun 1981. Jumlah tersebut merupakan setengah dari korban tewas dalam Perang Dunia II. Yang perlu dicatat, jumlah ini belum berhenti. Diperkirakan 33 juta orang di dunia hidup dengan HIV. Bagaimana perjalanan penyakit ini? Sekitar tahun 1900, dari monyet ke manusia. Antara tahun 1884 dan 1924, di sebuah lokasi dekat Kinshasa di sebelah barat Afrika, seorang pemburu menembak simpanse. Sebagian darah hewan itu masuk ke dalam tubuh manusi manusia, a, diduga diduga melalu melaluii luka luka terbuk terbuka. a. Darah Darah terseb tersebut ut membaw membawaa virus virus yang tidak berbahaya untuk simpanse namun mematikan bagi manusia, itul itulah ah HIV. HIV. Viru Viruss ini ini meny menyeb ebar ar lewa lewatt kolo koloni ni manu manusi sia. a. Mesk Meskii tela telah h menimbulkan kematian, namun sebab kematian masih dianggap karena penyebab penyebab lain. 1981, 1981, kasus pertama pertama dikenali Pada bulan Juni, Juni, Center for Disease Control (CDC), Amerika Serikat, mempublikasikan laporan dari Los Angeles mengenai lima orang pria homoseksual yang sekarat karena PCP pneumonia. pneumonia. Kasus Kasus ini sebelumnya sebelumnya belum pernah ditemukan pada
15
manu manusi siaa yang yang memi memilik likii sist sistem em imun imun leng lengka kap. p. Kini Kini dike diketah tahui ui PCP PCP merupakan infeksi yang menjadi penyebab utama kematian pada orang yang menderita AIDS. AIDS. Di bulan Juli, Juli, CDC kembali kembali melaporkan penyakit penyakit kank kanker er kuli kulitt yang yang tida tidak k bias biasa, a, yakn yaknii Kapo Kaposi si sarc sarcom omaa (KS) (KS),, yang yang menyeb menyebabk abkan an kemati kematian an pria pria muda muda yang yang sehat sehat di New York City City dan California. 1982
CDC menyeb menyebut ut penyak penyakit it baru baru itu diseas diseasee acquir acquired ed immune immune defici deficienc ency y syndrome atau AIDS (sekumpulan gejala penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia). AIDS juga ditemui pada orang yang menderita hemofilia (gangguan pembekuan darah). Hal ini menguatkan dugaan para ilmuwa ilmuwan n bahwa bahwa penyak penyakit it ini menyeb menyebar ar lewat lewat infeks infeksii dari dari darah darah yang yang terk terkon onta tami mina nasi si.. Di tahun tahun ini ini pula pula seke sekelo lomp mpok ok pria pria gay gay memb memben entu tuk k organisasi pendampingan. 1983 •
CDC memper mempering ingatk atkan an AIDS AIDS menyeb menyebar ar lewat lewat hubung hubungan an seks seks dan bisa bisa ditularkan dari ibu kepada bayinya.
•
Luc Luc Mont Montag agni nier er,, pene peneli liti ti dari dari Past Pasteu eurr Inst Instit itut utee dan dan Fran Franco cois isee BareBareSinoussi mengisolasi virus dari kelenjar limfa yang bengkak dari pasien AIDS. AIDS. Mereka Mereka menyeb menyebutn utnya ya lympha lymphaden denopa opathy thy-ass -associ ociated ated virus virus atau LAV. Kemudian peneliti Jay Levy mengisolasi ARV yang terkait dengan virus AIDS. Sebelum tahun 1986, semua ilmuwan sepakat menyebut virus ini HIV, human immunodeficiency virus. 1985
Mekanisme Mekanisme pengujian darah untuk untuk menguji menguji HIV diresmikan diresmikan dan menjadi menjadi sarana sarana skrin skrining ing yang yang popule populer. r. Di tahun tahun ini pula pula dilaku dilakukan kan konfer konferens ensii internasional AIDS yang pertama.
16
1989
Para ilmuwan menemukan bahwa sebelum gejala AIDS timbul, HIV bisa mereplikasi secara luas dalam darah. Oleh karena itu target pengobatan HIV adalah menjaga agar HIV tetap rendah. 1991-1992 •
Pita merah pertama kali diperkenalkan sebagai simbol solidaritas AIDS.
•
Pemain basket Magic Johnson mengumumkan ia positif HIV.
•
Vokalis grup band Queen, Freddy Mercury meninggal karena AIDS.
•
AIDS menjadi penyebab utama kematian orang berusia 25-44 tahun di AS. 1996-1997
Sebu Sebuah ah pene penemu muan an besa besarr dala dalam m bida bidang ng AIDS AIDS.. Pene Peneli liti ti Davi David d Ho, Ho, memperkenalkan highly active anti-retroviral therapy atau HAART yang bisa mengurangi jumlah virus HIV pada kadar yang tak bisa dideteksi, bahkan bisa mengusir virus ini dari tubuh. Nyatanya ia salah. Di kemudian hari diketahui bahwa HIV bersembunyi dalam sel dorman. 1998-2000
Para Para ahli ahli mulai mulai menyad menyadari ari berbag berbagai ai efek samping samping dari dari HAART HAART.. Para Para ilmuwan pun berusaha menemukan obat AIDS yang lebih kuat, aman, mudah, dan efektif. Namun hingga saat ini masih tetap belum ditemukan obat AIDS. 2003-2005
Pemerintah
AS
menggunakan
industri
video
porno
untuk
menyeb menyebarlu arluask askan an pentin pentingny gnyaa penggu penggunaa naan n kondo kondom m untuk untuk menceg mencegah ah penularan HIV. 2006-2007
17
•
Perusahaan vaksin Merck's gagal dalam percobaan vaksin AIDS. Meski begitu kandidat vaksin lain terus diusahakan oleh berbagai perusahaan vaksin.
•
UNAI UNAIDS DS
mere mereko kome mend ndas asik ikan an
suna sunatt
pada pada
pria pria
sete setela lah h
pene peneli liti tian an
menunjukkan hal ini efektif mengurangi penularan HIV khususnya pada daerah yang rawan. 2008 •
Infeksi HIV lebih banyak terjadi pada pria yang melakukan hubungan seks dengan sesama jenis.
•
Luc Montagnier Montagnier dan Francoise Francoise Barre-Sinous Barre-Sinoussi si mendapat mendapat hadiah Nobel karena usahanya menemukan HIV.
•
Lebi Lebih h dari dari 33 juta juta oran orang g hidu hidup p deng dengan an HIV, HIV, 3 juta juta di anta antara rany nyaa mendapatkan terapi. 2009
AIDS masih jadi musuh bersama.
18
BAB III TINJAUAN EMPIRIK A. Peraturan dan Kebijakan
HIV HIV adal adalah ah viru irus yang ang dap dapat menu enular, lar, karen arenaa itu itu penc penceg egah ahan an dan penan penangul gulang angann annya ya harus harus tunduk tunduk pada pada peratu peraturan ran tentan tentang g penceg pencegaha ahan n dan penan penanggu ggulan langan gan penyak penyakit it menula menular. r. Indone Indonesia sia telah telah memili memiliki ki satu satu gugusa gugusan n peraturan perundangan tentang pencegahan penyakit menular, yakni : 1.
UU No.23 Tahun 1992 tent entang Kesehatan
2.
UU No.04 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
3.
PP RI No.4 No.40 0 Tah Tahun un 1991 1991 tent tentan ang g Pen Penan angg ggul ulan anga gan n Waba Wabah h Pen Penya yaki kitt
Menular Kemud Kemudia ian n pada pada tahun tahun 1994 1994,, Pres Presid iden en Soeh Soehar arto to mene menerb rbit itka kan n Kepu Keputu tusa san n Pres Presid iden en(k (kep epre res) s)
No.3 No.36 6
Tahu Tahun n
Pena Penang nggu gula lang ngan an
AIDS AIDS
yang ang
1994 1994
tent tentan ang g
kemu kemud dian ian
Pemb Pemben entu tuka kan n
digan iganti ti
men menjadi jadi
Komi Komisi si Perat eratu uran ran
Pemerintah(Perpres) No.75 Tahun 2006. Beberapa peraturan kebijakan yang mengatur tentang HIV/AIDS adalah sebagai berikut : 1. Strate Strategi gi Nasio Nasional nal HIV HIV dan dan AIDS AIDS 20032003-200 2007 7 2. Strate Strategi gi Nasional Nasional HIV dan AIDS AIDS 2007-20 2007-2012 12 dan Rencan Rencanaa Aksi Aksi Nasional Nasional Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia 3. Kepres RI No.36 No.36 Tahun Tahun 1994 1994 tentan tentang g Komisi Komisi Penanggu Penanggulangan langan AIDS 4. Perpres Perpres RI No.75 No.75 Tahun Tahun 2006 2006 tentang tentang Komisi Komisi Penanggul Penanggulangan angan AIDS AIDS 5. Perm Permen enda dagr grii RI No.7 No.70 0 Tahu Tahun n 2007 2007 tent tentan ang g Komi Komisi si Peng Pengan angg ggul ulan anga gan n AIDS 6. Perm ermenko enkoke kessra
RI
No.0 No.02 2/PE /PER/ME R/MENK NKO/ O/KE KES SRA/I RA/I/2 /20 007
ten tentan tang
Kebijakan Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS Melalui Pengurangan 19
Dampak Dampak Buruk Buruk Penggu Penggunaa naan n Narkoti Narkotika ka Psikot Psikotrop ropika ika dan Zat Adikti Adiktif f Suntik 7. Kepm Kepmen enak aker ertr tran anss
RI No.6 No.68/ 8/Me Men/ n/IV IV/2 /200 004 4
tent tentan ang g
Penc Penceg egah ahan an dan dan
PenanggulanganHIV/AIDS di tempat kerja Berbagai kegiatan advokasi juga dilakukan juga dilakukan untuk menciptakan situ situas asii
yang ang
kondus ndusif if
bag bagi
terl terlak akssanan anany ya
upay upayaa
penc penceg egah ahan an
dan
penanggulangan HIV/AIDS. Kegiatan-kegiatan tersebut mencetuskan berbagai kebija kebijakan kan,, pernya pernyataa taan n bersam bersama, a, rekome rekomenda ndasi si dan komit komitmen men.. Contoh Contohnya nya : Deklarasi Deklarasi Sanur(1997 Sanur(1997), ), Komitmen Komitmen Sentani(20 Sentani(2004), 04), Komitmen Komitmen Sanur(2004 Sanur(2004), ), Komitmen Flobamora(2006), Kesepakatan Blambangan dan sebagainya. Kemudian di tiap-tiap daerah juga telah mengimplementasikan PERDA yang mengat mengatur ur Penceg Pencegaha ahan n dan Penang Penanggul gulang angan an HIV/AID HIV/AIDS S sepert sepertii Peratu Peraturan ran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.05 Tahun 2008 tentang Penanggulangan HIV/AIDS; Perda Kabupaten Manokwari No.06 Tahun 2006 tentang Pencegahan, Penanggulangan HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual; Peraturan Daerah Kota Tarakan No.06 Tahun 2007 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS; dan lain-lain.
B. Tinjauan Implementasi Kebijakan
Sudah sangat jelas dikemukakan di atas mengenai berbagai macam produk kebijakan dari upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, namun hingga tahun 2009 ini, malah semakin semakin terlihat jumlah jumlah pengidap HIV/AIDS HIV/AIDS semakin semakin bertam bertambah bah.. Hal ini bisa bisa dipaha dipahami mi karena karena fenome fenomena na HIV/AI HIV/AIDS DS merupa merupakan kan fenomena gunung es, tidak bisa dilihat secara langsung, namun butuh waktu beberapa tahun baru bisa mengetahui gejala dan akibat dari AIDS tersebut. Dilihat Dilihat dari segi manfaatnya, manfaatnya, tentu saja peraturan-peratura peraturan-peraturan n yang telah dibuat dibuat itu sangatlah penting dan bermanfaat untuk pencegahan dan penangulangan masala masalah h penyeb penyebaran aran HIV/AI HIV/AIDS. DS. Namun Namun yang yang menjad menjadii masalah masalah utaman utamanya ya 20
adalah adalah kuran kurang g tegasn tegasnya ya semua semua pihak pihak yang yang seharu seharusny snyaa bertan bertanggu ggung ng jawab, jawab, kemudian ditambah lagi kepedulian masyarakat yang masih kurang terbangun. Tent Tentu u saja saja ini ini menj menjad adii PR bagi bagi kita kita semu semuaa untu untuk k bers bersam ama-s a-sam ama, a, sali saling ng merangkul dan saling bekerja sama demi tuntasnya permasalahan HIV/AIDS di Indonesia.
21
BAB IV ANALISIS MASALAH
Berbicara mengenai HIV/AIDS maka permasalahan yang dihadapi adalah tidak hanya pada pencegahan dan penanggulangan saja namun juga upaya agar para ODHA tersebut tidak terkena stigma negatif dari masyarakat dan dapat berfungsi seca secara ra sosi sosial al kemb kembal alii
di ling lingku kung ngan an temp tempat at ting tingga galn lnya ya..
Masa Masala lah h yang yang
berkepanjangan karena penyebaran HIV/AIDS ini adalah dari berbagai macam cara, mulai dari hubungan seks beresiko, penggunaan narkoba jarum suntik serta penyebaran dari suami ke istri dan sang ibu kepada bayinya. Upaya Upaya penang penangan an masalah masalah HIV/AI HIV/AIDS DS sangat sangatlah lah komple kompleks ks dan cukup cukup rumit, rumit, terutama di kalangan PMKS, maka secara garis besar permasalahan yang terjadi adalah (a)tingkat pemahaman pemahaman dan kesadaran kesadaran serta sosialisas sosialisasii (b)keberlan (b)keberlanjutan jutan progr program am penang penangana anan(s n(sust ustain ainabil ability ity)) dan (c)pen (c)penang angana anan n yang yang lebih lebih terpadu terpadu (sinergi) dari berbagai pihak yang terkait. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa PMKS pada umumnya berlatar belakang dari masyarakat berpenghasilan rend rendah ah dan dan juga juga pend pendid idik ikan an rend rendah ah.. Kond Kondis isii ini ini memp mempen enga garu ruhi hi ting tingka katt pemahaman dan kesadaran mereka terhadap HIV/AIDS. Pendidikan yang kurang memadai disamping berdampak pada sikap yang kurang mendukung terhadap upaya upaya penang penangana anan n dan penceg pencegaha ahan n menyeb menyebarn arnya ya epidem epidemic ic HIV/AI HIV/AIDS DS juga juga berdampak pada daya serap atau penerimaan berbagai informasi dan pengetahuan yang kurang memadai dapat disebabkan oleh rendahnya akses informasi yang dapat dimanfatkan atau dijangkau oleh mereka. Masala Masalah h selanj selanjutn utnya ya adalah adalah berkel berkelanj anjuta utan n progra program m penang penangana anan n merupa merupakan kan permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian baik dalam konteks pencegahan, perawatan perawatan maupun maupun rehabilitas rehabilitasi. i. Kecenderung Kecenderungan an semakin semakin meningkatn meningkatnya ya jumlah pen pende deri rita ta serta serta belu belum m ditem ditemuk ukan anny nyaa vaks vaksin in untu untuk k meny menyem embu buhk hkan an maka maka berkelanjutan program juga menjadi faktor yang menentukan. Dengan perkataan lain program program pelayanan pelayanan tidak bisa dilakukan dilakukan setengah-setenga setengah-setengah h melainkan melainkan harus totalitas, terutama bagi program intervensi bagi ODHA PMKS. Begitu rumit dan 22
kompleksnya permasalahan HIV/AIDS maka penanganannya harus komprehensif yang melibatkan banyak pihak dan disiplin. Oleh karena itu masalah yang ketiga yakn yaknii kete keterp rpad adua uan n prog program ram juga juga menj menjad adii masa masalah lah yang yang krus krusia iall dan dan perlu perlu mendap mendapatk atkan an perhat perhatian ian.. Keterp Keterpadu aduan an progra program m penang penangana anan n disamp disamping ing dapat dapat mens mensin inerg ergik ikan an keku kekuata atan n atau atau kema kemamp mpua uan n yang yang ada ada juga juga dapa dapatt memb memban antu tu mengefektifk mengefektifkan an program program yang diupayakan. diupayakan. Keterpaduan Keterpaduan ini tidak hanya terbatas terbatas pada tingkat perencanaan tetapi pada tingkat lapangan keterpaduan perlu terus diupayakan agar tidak terjadi tumpang tindih dan ketidakefektifan. Oleh karena itu masalah koordinasi menjadi kunci penting dalam memerankan membangun keterpaduan program dari semua pihak terkait. Saat ini, stigma tidak hadir dalam rupa fisik, tapi dalam perlakuan masyarakat yang memojokkan dan menghinakan. ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) adalah pihak yang sering diberi stigma. Akibatnya, ODHA mendapat prasangka berlebihan, yakni peremehan yang dilakukan masyarakat terhadap mereka. Stigma menjadikan ODHA didiskriminasi, yaitu tindakan yang mengucilkan. Perilaku itu tersebar dari keluarga, pelayanan kesehatan, kegiatan agama, hingga peraturan yang yang diterb diterbitk itkan an negara negara.. ODHA ODHA sepert sepertii pesaki pesakitan tan yang yang terkeran terkerangke gkeng ng dalam dalam penjara. Semu Semuaa prog progra ram m kerja kerja yang yang tela telah h dibu dibuat at oleh oleh peme pemeri rint ntah ah haru harusn snya ya teru teruss disine disinergi rgikan kan dengan dengan berbag berbagai ai kebija kebijakan kan yang yang ada di daerah daerah,, maka maka memang memang pembuatan pembuatan perda di tiap daerah adalah wajib hukumnya. hukumnya. Kemudian, Kemudian, penyebaran penyebaran epidemi HIV/AIDS ini tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama dengan LSM dan masyarakat serta keluarga yang bersangkutan, terlebih lagi pada individunya tersebut. Untu Untuk k menu menunj njan ang g semu semuaa prog progra ram m di atas atas,, maka maka seba sebaik ikny nyaa prog progra ram m untu untuk k mengurangi penyebaran HIV/AIDS tersebut adalah dengan pencegahan melalui keluar keluarga ga dan masyar masyaraka akat, t, memban membangun gun komuni komunitas tas-ko -komun munita itass pemuda pemuda yang yang mengarah kepada pendidikan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
23
Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi sebab-akibat stigmatisasi terhadap ODHA ODHA?? Ada Ada tiga tiga lang langka kah h yang yang dapa dapatt dija dijala lank nkan an,, lang langka kahh-la lang ngka kah h ini ini diada adaptasikan
dari
artikel
’’R ’’Responding
to
HIV/AIDS
Stigma
and
Discrimination”, National Aids Trust, Februari 2003, yakni pendidikan, mobilisasi masyarakat, dan legislasi atau pengesahan undang- undang antidiskriminasi. Jika ketiga langkah itu dijalankan secara baik akan memberikan kemungkinan bagi ODHA diperlakukan lebih manusiawi. Dalam bidang pendidikan, menjelaskan dan berkampanye tentang HIV/AIDS dan eksistensi ODHA kepada anggota keluarga, masyarakat, dan petugas kesehatan. Pendidikan Pendidikan menjadi basis pengetahuan pengetahuan yang memadai dengan dengan pengaruh pengaruh yang besar kepada masyarakat. Pendidikan dan kampanye yang baik dapat mencegah terjadinya stigma yang melahirkan prasangka dan diskriminasi. Tanpa pendidikan, probl problem em yang yang terjad terjadii ialah ialah ODHA ODHA mendap mendapat at tangga tanggapan pan diskri diskrimin minatif atif ketika ketika kasus-kasus HIV/AIDS makin banyak bermunculan di tengah masyarakat. Mobili Mobilisas sasii masyar masyaraka akatt adalah adalah langka langkah h pember pemberday dayaan aan dalam dalam wujud wujud jaring jaringanan jaringan sosial yang berkaitan dengan kemunculan isu HIV/AIDS. Program ini dapat dilakukan dari tingkat RT/RW, kelurahan, kecamatan, kabupaten, sampai provinsi. Bahkan kalau memungkinkan, mobilisasi ini merupakan prakarsa yang digulirkan masyarakat sendiri tanpa panduan pemerintah. Organisasi-organisasi nonp nonpem emeri erint ntah ah tamp tampak akny nyaa mamp mampu u menj menjad adii pema pemand ndu u dala dalam m ling lingku kup p ini. ini. Organisasi swadaya ini dapat menembus dan mempengaruhi berbagai kelompok dalam masyarakat, misalnya saja kelompok-kelompok keagamaan yang memiliki sikap konservatisme tinggi. Program yang bisa dilakukan ialah membuat pospos pelayanan yang menerima laporan dari berbagai pihak ketika kasus HIV/AIDS ditemukan ditemukan pada suatu wilayah tertentu. Pos-pos Pos-pos pelayanan pelayanan juga dapat menerima menerima penga pengadua duan n yang yang dilaku dilakukan kan ODHA. ODHA. Langka Langkah h lain lain yang yang lebih lebih formal formal adalah adalah pengesahan pengesahan perundang-unda perundang-undangan ngan yang memiliki memiliki bobot bobot hukum. hukum. Mekanisme Mekanisme ini merupakan reformasi hukum yang digunakan dalam level eksekutif dan legislatif di kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Cara ini ditempuh karena hukum dapa dapatt meng mengha hapu puss disk diskri rimi mina nasi si yang yang dial dialam amii ODHA ODHA.. Mela Melalu luii huku hukum m yang yang 24
memi memiha hak k ODHA ODHA,, maka maka penc pencip ipta taan an hak hak yang yang mele melekat kat pada pada ODHA ODHA,, sepe seperti rti pera perawa wata tan n kese keseha hata tan, n, pelay pelayan anan an sosi sosial al yang yang mema memada dai, i, dan dan hakhak-ha hak k yang yang berkaitan dengan privasi, akan memiliki kejelasan regulasi dalam wujud reward (ganjaran) dan punishment (sanksi).
25
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Ke Kesim simpul pulan an
Masa Masala lah h HIV/ HIV/AI AIDS DS meru merupa paka kan n masa masala lah h yang yang komp komple leks ks mula mulaii dari dari penye penyebar baran, an, penang penangana anan, n, penceg pencegaha ahan n dan bahkan bahkan untuk untuk menghi menghilan langka gkan n stigma negatif masyarakat kepada ODHA. Masalah tersebut muncul karena alasan banyaknya cara penyebaran HIV/AIDS yang secara tidak langsung dan tidak disadari telah menjadi kebiasaan yang umum di masyarakat. Seperti banyaknya pengguna jarum narkoba suntik, perilaku seks beresiko dengan berga berganti nti-gan -ganti ti pasang pasangan, an, serta serta bersua bersuami/ mi/ber berist isteri eri dengan dengan pengid pengidap ap HIV positif. positif. Cara penanggul penanggulangan angan yang efektif efektif adalah yakni dengan dengan menetapkan menetapkan perat peratura uran n secara secara nasion nasional al dalam dalam rangka rangka menceg mencegah ah dan menang menanggul gulang angii pen penye yeba bara ran n
HIV/ HIV/AI AIDS DS
dan dan
kemu kemudi dian an
diad diadop opsi si
oleh oleh
daer daerah ah
untu untuk k
dilaksanak dilaksanakan an sesuai sesuai dengan dengan karakteristi karakteristik k masing-masi masing-masing. ng. Peran serta semua pihak sangat diperlukan untuk saling mendukung dan melengkapi. Masalah Masalah selanj selanjutn utnya ya adalah adalah mengen mengenai ai stigma stigma negati negatiff terhad terhadap ap pender penderita ita HIV/AI HIV/AIDS DS yang yang terjang terjangkit kit bukan bukan karena karena tindak tindakann annya ya sendir sendiri, i, melain melainkan kan tertularkan melalui suami/isteri, dilahirkan oleh seorang ibu yang positif HIV dan sebagainya. Cara penanganan yang efektif adalah dengan memberikan edukasi mengenai HIV/AIDS dan bahayanya serta cara penularannya kepada keluarga keluarga yang bersangkutan bersangkutan dan masyarakat masyarakat sekitar, melakukan melakukan treatment treatment yang berbasiskan masyarakat serta sahabat karib dan keluarga. B. Rekome Rekomenda ndasi si
Melih Melihat at keny kenyat ataan aan dan dan perm permas asal alah ahan an yang yang ada, ada, maka maka saya saya memb membua uatt rekomendasi seperti ini : 1. Pemerin Pemerintah tah lebih lebih giat giat lagi lagi menso mensosia sialis lisasi asikan kan mengen mengenai ai edukas edukasii tentan tentang g HIV/AIDS dan bahayanya
26
2. Pembua Pembuatan tan Perda Perda mengen mengenai ai penang penanggul gulang angan an HIV/AI HIV/AIDS DS di tiap tiap daerah daerah perlu diwujudkan diwujudkan dengan dengan mengacu mengacu kepada kepada kebutuhan kebutuhan di masing-masi masing-masing ng daerah 3. Peran Peran serta serta pemeri pemerinta ntah, h, LSM, LSM, dan masyakar masyakarat at sangat sangat dibutuh dibutuhkan kan untuk untuk memutuskan mata rantai dan mengurangi penyebaran HIV/AIDS 4. Peran serta serta keluarga keluarga dan masyarakat masyarakat dalam memberikan memberikan semangat semangat hidup hidup kepa kepada da pend pender erit itaa
HIV/ HIV/AI AIDS DS sang sangat at dibu dibutu tuhk hkan an dan dan perl perlu u teru teruss
dikembangkan 5. Membuat Membuat kelompok kelompok pendampinga pendampingan n antara ODHA dengan dengan non ODHA ODHA
27
DAFTAR PUSTAKA Yanrehsos, Direktorat (2004). Modul Komunikasi Informasi dan Edukasi dan Pelayanan Sosial HIV/AIDS . Jakarta : DEPSOS RI. Yanrehsos, Direktorat (2005). Program Intervensi Terpadu Bagi ODHA PMKS . Jakarta : DEPSOS RI. Litbang, Badan (2006). Pengkajian Kebutuhan Pelayanan Sosial Penyandang HIV/AIDS . Yogyakarta : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan. Yanrehsos, Direktorat (2006). Pedoman Pelayanan Sosial dan Dukungan Bagi ODHA Berbasis Keluarga dan Masyarakat . Jakarta : DEPSOS RI. Aids, Komisi Penanggulangan (2009). Situasi HIV dan AIDS di Indonesia. http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:UFzVCDgZIAJ:www.icaap9.org/uploads/200907281232220.OUTLINE-Analisis%2520Situasi %2520HIV%2520dan%2520AIDS%2520di %2520Indonesia.pdf+Permasalahan+HIV+AIDS+Indonesia+2009&hl=id&gl=id&sig=A HIEtbSQUA3ihIj_tCyOHj7b_yGX1t28iQ (diakses tanggal 20 November 2009) Indonesia, Komunitas AIDS (2009). Kebijakan Penanggulangan AIDS . http://aidsina.org/ (diakses tanggal 20 November 2009) Rinagu (2008). Orang Dengan HIV/AIDS . http://rinagu.wordpress.com/2008/05/14/orang-dengan-hivaids-odha/ (diakses tanggal 20 November 2009) Kupang, Pos (2009). Perjalanan Pankang HIV/AIDS. http://aids-ina.org/modules.php? name=AvantGo&file=print&sid=2332 (Diakses tanggal 25 November 2009)
28