BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Tanda-tanda Tanda-tanda vital (TTV) merupakan merupakan cara yang tepat dan efsien efsien untuk untuk meman memantau tau kondisi ondisi klien klien atau atau mengi mengiden dentif tifka kasi si masalah mengevaluasi respons klien terhadap intervensi. Teknik dasa dasarr
insp inspek eksi si,,
pala palapa pasi si,,
dan dan
ausk auskul ulta tasi si
digu diguna nak kan
untu untuk k
menentukan tanda vital. Ketrampilan ini sederhana tetapi tidak bole boleh h
diab diabai aik kan. an.
Pengu enguk kuran uran
tand tanda a
vita vitall
dan dan
peng penguk ukur uran an
fsiologis lain merupakan dasar bagi penyelesaian masalah klinis. Pengkaian
tanda
vital
memungkinkan
pera!at
untuk
mengidentifkasi diagnosa kepera!atan , mengimplementasikan rencana intervensi dan mengevaluasai keberhasilan bila tanda vital dikembalikan pada nilai yang dapat diterima. Ketika pera!at memp mempel ela aar arii vari variab abel el yang yang memp mempen enga garu ruhi hi tand tanda a vita vitall dan dan mengenali mengenali hubungan hubungan perubahan perubahan tanda vital tersebut tersebut terhadap terhadap temuan lain dalam pengkaian fsiologis, masalah kesehatan klien dapa ditentukan dengan tepat. Pengkaian tanda vital merupakan unsur yang esensial bila pera!at pera!at dan dokter dokter melakuk melakukan an kolabor kolaborasi asi dalam menentuk menentukan an stat status us keseh esehat atan an klie klien n
.
Tekni eknik k
peng penguk ukur uran an yang yang cer cermat mat
menamin temuan yang akurat. 1.2 RUMUSAN MASALAH ") #agaiman #agaimana a karakter karakteristik istik suhu tubuh$ tubuh$ temperatu temperatur, r, nadi, %rek %rekuen uensi si pernap pernapas asan, an, tekana tekanan n darah darah secara secara norma normall dan abnormal & ')
#agaimana
prosedur
pemeriksaan
suhu
tubuh$
temperatur, nadi, %rekuensi pernapasan pernapasan dan tekanan darah &
"
) #agai #agaima mana na asuhan asuhan keper kepera!a a!atan tan tentan tentang g tandatanda-tan tanda da vital ( tekanan darah, suhu, nadi dan %rekuensi pernapasan.
1.3 TUJUAN iharapkan
mahasis!a
mampu
melakukan
pemeri pemeriksa ksaan an tandatanda-tan tanda da vital vital secara secara akur akurat at pada pada bayi, bayi, de!asa dan lansia.
'
BAB II TINJAUAN KONSEP
2.1 PEMERIKSAAN TANDA –TANDA-TANDA VITAL Tanda-tanda Tanda-tanda vital merupakan bagian dari data dasar yang yang
dik dikumpu umpulk lkan an
oleh oleh
pera pera! !at
sela selam ma
peng pengk kaia aian. n.
Pera!at mengkai mengkai tanda-tanda vital kapan saa klien masuk ke bagian bagian kepera! epera!ata atan n keseh kesehata atan. n. Pemeri emeriksa ksaan an tandatandatanda vital meliputi penguu!"n #u$u %u&u$' (!euen#) n"*) n"*)''
(!e (!eue uen# n#))
pe!n pe!n"p "p"# "#"n "n *"n *"n
%e" %e"n" n"n n
*"!" *"!"$ $.
Pemerik emeriksaa saan n terseb tersebut ut merup merupak akan an indik indikato atorr dari dari status status keseh esehat atan an,,
peme pemeri riks ksaa aan n
ini ini
menu menun nuk ukka kan n
kee%e ee%ekt kti% i%an an
sirku sirkulas lasi, i, respi respiras rasi, i, %ungsi %ungsi neural neural dan endokr endokrin in tub)uh tub)uh.. Karen arena a sang sangat at pent pentin ing, g, maka aka dise disebu butt deng dengan an %"n*"%"n*" +)%", (Potter,perry +)%", (Potter,perry '**+). #anyak %aktor seperti suhu lingkungan, latihan fsik, dan e%ek sakit yang menyebabkan perubahan tanda-tanda vital, vital, kadang-k kadang-kadang adang di luar batas batas normal. normal. Pemeri Pemeriksaan ksaan tandatanda-tan tanda da vital vital member memberii data data statu status s kesehat esehatan an klien, klien, seperti seperti respon respon terhadap terhadap stres fsik dan psikolog psikologis, is, terapi terapi medis dan kepera!atan, perubahan tanda-tanda vital, dan menda mendaka kan n peruba perubahan han %ungsi %ungsi fs fsiol iologi ogis. s. Perubah erubahan an pada pada tand tandaa-ta tand nda a
vita vitall
dapa dapatt uga uga
mena menand ndak akan an kebut ebutuh uhan an
dilakukannya
intervensi
kepera!atan
dan
medis
(Potter,perry '**+). 2.2 Pee!)#""n Te"n"n D"!"$ Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari
antung
(hasil dari
curah antung
dan tahanan
pembuluh peri%er). Tekanan sistemik atau arteri darah, tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indikator yang baik tentang kesehatan kardiovaskular. elakukan pemeriksaan darah bertuuan untuk mengetahui keadaan hemodinamik
klien
menyeluruh.Tekanan
dan
keadaan
darah
kesehatan
#)#%,)
yaitu
secara tekanan
maksimum dinding arteri pada saat kontraksi ventrikel kiri. Tekanan darah *)"#%,) yaitu tekanan minimum dinding arteri
pada
saat
relaksasi
ventrikel
kiri.
Pengukuran
tekanan darah merupakan gambaran resistensi pembuluh darah, cardiac output, status sirkulasi dan keseimbangan cairan. nit standar untuk pengukuran tekanan darah adalah milimeter air raksa (mm g). Pengukuran menandakan sampai setinggi mana tekanan darah dapat mencapai kolom air raksa. Tekanan darah dicatat dengan pembacaan sistolik sebelum diastolik (mis. "'*$/*). Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik adalah %e"n"n n"*). ntuk tekanan darah "'*$/*, tekanan nadinya adalah 0*. 2.2.1 /)#),g) Te"n"n D"!"$ A!%e!) Tekanan darah menggambarkan interelasi dari curah antung, tahanan vaskular peri%er, volume darah, viskositas darah dan elastisitas arteri. Pengetahuan pera!at tentang
0
variabel
hemodinamik
membantu
dalam
pengkaian
perubahan tekanan darah.
Gambar
1.
Anatomi
jantung 1. 0u!"$ J"n%ung 1urah antung seseorang adalah volume darah yang dipompa antung
(volume sekuncup) selama " menit
(%rekuensi antung) 2 0u!"$
"n%ung
/!euen#)
"n%ung
V,ue
#eun4up Tekanan darah (T) bergantung pada curah antung dan tahanan vaskular peri%er. Te"n"n *"!"$ 0u!"$ "n%ung T"$"n"n +"#u,"! pe!)(e! #ila volume meningkatkan dalam spasium tertutup, seperti pembuluh darah, tekanan dalam spasium tersebut meningkat. 3adi ika curah antung meningkat, darah yang dipompakan
terhadap
dinding
arteri
lebih
banyak,
menyebabkan tekanan darah naik. 1urah antung dapat meningkat sebagai
akibat dari peningkatan
%rekuensi
antung, kontraktilitas yang lebih besar dari otot antung, atau peningkatan volume darah. Peningkatan %rekuensi
+
antung tanpa perubahan kontraktilitas atau volume darah mengakibatkan penurunan tekanan darah. 2. T"$"n"n Pe!)(e! 4irkulasi darah melalui alur arteri,arterior,kapiler, venula dan vena. 5rteri dan arteriol dikelilingi oleh otot polos yang berkontraksi atau relaks untuk mengubah ukuran lumen. kuran arteri dan arteriol berubah untuk mengatur aliran darah bagi kebutuhan aringan lokal. T"$"n"n
pe&u,u$
*"!"$
pe!)(e!
adalah tahanan
terhadap aliran darah yang ditentukan oleh tonus otot vaskular dan diameter pembuluh darah . 4emakin kecil lumen
pembuluh,
semakin
besar
tahanan
vaskular
terhadap aliran darah. engan naiknya tahanan, tekanan darah arteri uga naik. Pada dilatasi pembuluh darah dan tahanan turun, tekanan darah uga turun. 3. V,ue D"!"$ Pada orang de!asa volume sirkulasi darahnya adalah +***ml. 6ormalnya volume darah tetap konstan. 3ika volume
meningkat,
tekanan
terhadap
dinding
arteri
menadi lebih besar. isalnya, pengin%usan yang cepat dan tidak
terkontrol
dari
cairan
intravena
meningkatkan
tekanan darah. #ila darah sirkulasi menurun, seperti pada kasus hemoragi atau dehidrasi, tekanan darah menurun. 5. V)##)%"# Kekentalan atau viskositas darah mempengaruhi kemudahan aliran darah mele!ati pembuluh yang kecil. ematrokit atau presentase sel darah merah dalam darah, menentukan
viskositas
darah.
5pabila
hematokrit
meningkat, aliran darah lambat, tekanan darah arteri naik.
7
3antung
terus
berkontraksi
lebih
kuat
lagi
untuk
mengalirkan darah yang kental mele!ati sistem sirkulasi. 6. E,"#%)#)%"# 6ormalnya dinding darah arteri elastis dan mudah distensi. 3ika tekanan dalam arteri meningkat, diameter dinding
pembuluh
meningkat
untuk
mengakomodasi
perubahan tekanan. Kemampuan distensi arteri mencegah perlebaran 8uktuasi tekanan darah. 2.2.2 /"%! 7"ng Meepeng"!u$) Te"n"n D"!"$ 1. U#)" Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanang kehidupan. eningkat pada masa anak-anak. Tingkat tekanan darah anak-anak atau remaa dikai dengan memperhitungkan ukuran tubuh dan usia ( Task Force on Blood Pressure Control in Children 198!. Tabel 1. Tekanan "arah #ormal $ata%$ata Te"n"n D"!"$
U#)" #ayi
baru
lahir
8 Hg9 0* (rerata)
(**g)
/+$+0
" #ulan
;+$7+
" Tahun
"*+$7+
7 Tahun
""*$7+
"*-" Tahun
"'*$9+
"0-"9 Tahun
"'*$/*
e!asa Tengah
"0*$;*
:ansia
2. S%!e##
9
5nsietas,
takut,
nyeri,
dan
stress
emosi
menga mengakib kibatk atkan an stimul stimulasi asi simpat simpatik, ik, yang yang mening meningka katk tkan an %rek %rekue uens nsii dara darah, h, cura curah h ant antun ung g dan dan taha tahana nan n vask vaskul ular ar peri%er peri%er.. <%ek <%ek stimu stimulas lasii simpat simpatik ik menin meningk gkatk atkan an tekan tekanan an darah.
3. R"# =reku rekuens ensii hipert hipertens ensii (teka (tekanan nan darah darah tinggi tinggi)) pada pada orang orang 5%rika %rika 5meri 5merika ka lebih lebih tinggi tinggi daripa daripada da orang orang
lebih
banyak
Kencederungan
pada
populasi
orang ini
5%rika 5%rika
terhadap
5merika. hipert ertensi
berhubungan dengan genetik dan lingkungan. 5. Me*)"#) edik edika asi
secar ecara a
mempengaruhi antihipert ertensi
lan langsu sung ng
tekanan dan
dan dan
darah
analgesik
tida tidak k
seperti
narkotik tik
lang angsu sung ng medikasi
yang
dapat
menurunkan menurunkan tekanan darah. 6. V"!)"#) D)u!)n", Tingkat Tingkat tekanan darah biasanya rendah pada pagipagi sekali, secara berangsur-angsur naik pagi menelang sian siang g dan dan sor sore, dan punc puncak akny nya a pada pada sen sena a hari hari atau atau malam. :. Jen)# Ke,")n 4ecara 4ecara klinis klinis tidak tidak ada perbed perbedaan aan yang yang sig signif nifka kan n dari tekanan darah pada anak laki-laki atau perempuan. 4etelah pubertas, pria cenderung memiliki bacaan tekanan dara darah h yang yang lebi lebih h ting tinggi gi.. 4ete 4etela lah h meno menopa paus use, e, !ani !anita ta
/
cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pada usia tersebut. 2.2.3 H)pe!%en#) ipertensi adalah %aktor utama penyebab kematian karena stroke dan %aktor yang memperberat in%ark miokard (ser (seran anga gan n
ant antun ung) g)..
asimtomatik
yang
ipe ipert rten ensi si sering
meru merupa paka kan n
teradi
gang ganggu guan an
ditandai
dengan
pening peningka kata tan n tekana tekanan n darah darah secara secara persis persisten ten.. Kateg Kategori ori hipertensi hipertensi telah dibuat dibuat dan menetapk menetapkan an intevensi intevensi medis medis (Tabel '.) Tabel &. 'lasikasi Tekanan "arah untuk )sia "e*asa 18 Tahun dan +ansia, 4istolik
iastolik
Kategori
(mm
(mm g)
6ormal
g) ?"*
? /+
6ormal Tinggi
"*
ipertensi
";
@
<>535T "
/+ @ /;
;* @ ;;
(>ingan)
"0*
<>535T '
"+;
(4edang)
"7*
<>535T
"9;
(#erat)
"/*
<>535T 0
'*;
@
"** @ "*; ""* @ "";
@
A "'*
@
(4angat #erat) A'"* BTida BTidak k mengo mengosum sumsi si obat obat antih antihipe iperte rtensi nsi dan tidak tidak sakit sakit akut. ipe ipert rten ensi si dihu dihubu bung ngka kan n deng dengan an peng penger eras asan an dan dan hilang hilangnya nya elasti elastisit sitas as dindin dinding g arteri arteri . Tahanan ahanan vasku vaskular lar peri%er meningkat dalam pembuluh yang keras dan tidak ;
elastis. 3antung harus memompa mela!an tahanan yang lebih besar secara kontinu. 4ebagai akibatnya, aliran darah ke organ organ seperti antung, otak otak dan ginal vital vital menurun. Cndividu dengan ri!ayat keluarga hipertensi berisiko untu untuk k
menga engala lam mi
peng penggu guna na bera beratt
hipe hipert rten ensi si..
alk alkohol ohol,,
Kegem egemuk ukan an,,
merok erokok ok,,
kadar adar koles oleste terrol ting tinggi gi dan dan
terpapar terpapar stres stres secara secara kontinu kontinu uga dihubungk dihubungkan an dengan dengan hipert hipertens ensi. i. 5p 5pabil abila a klien klien didiag didiagnos nosa a hipert hipertens ensi, i, pera!a pera!att memb membant antu u menga mengaar arka kan n mere mereka ka tentan tentang g nilai nilai tekana tekanan n darah, pera!atan dan terapi tindak lanut angka panang, geala geala yang yang biasa biasa diabai diabaika kan n (geal (geala a yang yang tidak tidak terasa terasa), ), kemam emampu puan an
ter terapi api
menye enyem mbuhk buhkan an
untu untuk k
hipe hipert rten ensi si
mengo engon ntro trol dan dan
renca encana na
tet tetapi api
tid tidak
tera terapi pi
yang yang
konsisten konsisten yang memastikan memastikan gaya hidup yang relati% normal ( -oin -ointt #ati #ation onal al Comi Comitt tte e on "ele "elect ctio ion n /0al /0alua uati tion on and and Treatment o 2igh Blood Plessure 1993!.
2.2.5 H)p%en#) ipo ipote tens nsii
dipe dipert rtim imba bang ngk kan
seca secara ra
umum umum
saat saat
tekanan darah sistolik turun sampai ;* mm g atau lebih renda endah. h. esk eskip ipun un keban ebanya yaka kan n oran orang g de!a de!asa sa teka tekana nan n darahnya rendah, bagi kebanyakan orang, tekanan darah yang rendah merupakan temua yang tidak normal yang dihubungkan dengan keadaan sakit. ipotensi teradi karena dilatasi arteri pada dasar vaskular, kehilangan volume darah dalam umlah yang banyak (mis. emoragi), atau kegagalan otot antung memompa secara adek adekua uatt (mis (mis.. Cn%a Cn%ark rk miok miokar ard) d).. ipo ipote tens nsii dihu dihubu bung ngka kan n dengan dengan pucat, kulit belang berkeringat, kelam pikir. 2.2.6 Peng")"n Te"n"n D"!"$ "*
2.2.6.1 A,"% Pee!)#""n Te"n"n D"!"$ etode klasik memeriksa menentukan
tinggi
kolom
tekanan ialah dengan
cairan
yang
memproduksi
tekanan yang setara dengan tekanan yang diukur. 5lat pengukuran
tekanan
darah disebut
sfgmomanometer.
4tigmomanometer terdiri dari manometer tekanan, manset oklusi%
yang
menutupi
kantung
karet
yang
dapat
menggembungkan manset. ua enis sfgmomanometer adalah manometer aneroid dan air raksa (Dambar ".").
Gambar &. sgmomanometer 4
'iri manometer
aneroid 'anan manometer air raksa.
Tabel
3.
Perbedaan
manometer
aneroid
dan
manometer air raksa. Jen)# S%)g"ne%e
Keu!"ng"n
Ke,e&)$"n
! M"ne%e!
emerlukan
"ne!)*
kalibrasi biomedikal keuntungan
emiliki
dalam interval rutin ringan,
portabel
untuk memverifkasi dan rapi.
""
keakuratannya.
anometer air raksa M"ne%e! !"#"
")! berpotensi
pecah Pengulangan
dan air raksa keluar. kalibrasi 4ehingga
tidak
akan diperlukan.
berpotensi ika tidak berada
dalam
!adah yang sesuai.
2.2.6.2 P!)n#)p penguu!"n Gambar 3. 5rinsi5 5emeriksaan tekanan darah Tekanan darah diukur menggunakan sebuah manometer berisi air raksa.
5lat
dikaitkan
pada
kantong yang
itu
tertutup dibalutkan
mengelilingi
lengan
atas (bladder E cuF). Tekanan udara dalam kantong pertama dinaikkan cukup di atas tekanan darah sistolik dengan pemompaan udara kedalamnya. Cni memutuskan aliran arteri brakhial dalam lengan atas, memutuskan aliran darah ke dalam arteri lengan ba!ah. Kemudian,udara dilepaskan secara perlahan-lahan dari kantong selagi stetoskop digunakan untuk mendengarkan kembalinya denyut dalam lengan ba!ah.
"'
1. Pe),)$"n #p$7"ne%e! 8&,* p!e##u!e 4u;9 4phygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk pengukuran tekanan darah, yang terdiri dari cuF, bladder dan alat ukur
air
raksa. alam melakukan
pemeriksaan ini harus diperhatikan 2 ") :ebar dari bladder kira-kira 0* G lingkar lengan atas ("' "0 cm pada de!asa). ') Panang bladder kira-kira /* G lingkar lengan atas. ) 4phygmomanometer harus dikalibrasi secara rutin.
Gambar 6. Atas bagian manometer aneroid ba*ah bagian stetosko5 2. Pe!#)"p"n penguu!"n %e"n"n *"!"$ Pada saat akan memulai pemeriksaan, sebaiknya 2
"
")
Pasien dalam kondisi tenang. ') Pasien diminta untuk tidak merokok atau minum yang mengandung ka%ein
)
minimal * menit
sebelum
pemeriksaan. Cstirahat sekitar + menit setelah melakukan aktiftas
fsik ringan. 0) :engan yang diperiksa harus bebas dari pakaian. +) >aba arteri brachialis dan pastikan bah!a pulsasinya cukup. 7) Pemeriksaan tekanan darah bisa dilakukan dengan posisi pasien tergantung
berbaring, duduk, maupun berdiri dari
tuuan
pemeriksaan.
asil
pemeriksaan tersebut dipengaruhi oleh posisi pasien. 9) Posisikan lengan sedemikian sehingga arteri brachialis kurang lebih pada level setinggi antung. /) 3ika pasien duduk, letakkan lengan pada mea sedikit diatas pinggang dan kedua kaki menapak di lantai. ;) 5pabila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar posisi manometer selalu vertikal, dan pada !aktu membaca hasilnya, mata harus berada segaris horisontal dengan level air raksa. "*) Pengulangan pengukuran dilakukan beberapa menit setelah pengukuran pertama.
3. Penguu!"n %e"n"n *"!"$ Tekanan
sistolik,
ditentukan
berdasarkan
bunyi
'orotko7 1, sedangkan diastolik pada 'orotko7 . Pada saat cuF dinaikkan tekanannya, selama manset menekan lengan dengan sedikit sekali tekanan sehingga arteri tetap terdistensi dengan darah, tidak ada bunyi yang terdengar melalui stetoskop. Kemudian tekanan dalam cu7 dikurangi secara perlahan. #egitu tekanan dalam cu7 turun di ba!ah tekanan sistolik, akan ada darah yang mengalir melalui arteri yang terletak di ba!ah cu7 selama puncak tekanan
"0
sistolik dan kita mulai mendengar bunyi berdetak dalam arteri yang sinkron dengan denyut antung. #unyi-bunyi pada setiap denyutan tersebut disebut bunyi korotko7 . 5da + %ase bunyi korotko7 2 Tabel 6. Buni 'orotko7 #unyi
eskripsi
'orotko7 =ase "
#unyi pertama yang terdengar setelah
tekanan
diturunkan
perlahan.
bunyi
ini
tekanan pada
cuF #egitu
terdengar, yang
nilai
ditunukkan
manometer
dinilai
=ase '
sebagai tekanan sistolik. Perubahan kualitas bunyi
=ase =ase 0 =ase +
menadi bunyi berdesir #unyi semakin elas dan keras #unyi menadi meredam #unyi menghilang seluruhnya setelah tekanan dalam cuF turun mmg.
lagi 6ilai
sebanyak tekanan
+-7 yang
ditunukkan manometer pada %ase ini dinilai sebagai tekanan diastolik
Kesalahan yang sering teradi pada saat pengukuran tekanan darah 2 ". kuran bladder dan cuF
tidak tepat (terlalu kecil atau
terlalu besar). #ila terlalu kecil, tekanan darah akan terukur
"+
lebih tinggi dari yang sebenarnya, dan sebaliknya bila terlalu besar. '. Pemasangan bladder
dan cuF terlalu longgar, tekanan
darah terukur lebih tinggi dari yang seharusnya. . Pusat cuF tidak berada di atas arteri brachialis. 0. 1uF dikembangkan terlalu lambat, mengakibatkan kongesti vena, sehingga bunyi KorotkoF tidak terdengar dengan elas. +. 4aat
mencoba
mengulang
pemeriksaan,
kembali
menaikkan tekanan cuF tanpa mengempiskannya dengan sempurna
atau
re-in8asi
cuF
terlalu
cepat.
al
ini
mengakibatkan distensi vena sehingga bunyi KorotkoF tidak terdengar dengan elas. 2.2.: 0n%$ Kn#ep A#u$"n Kepe!"<"%"n 1. Diagnosa
Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah. •
Kriteria Hasil :
Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / beban kerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentang normal pasien. •
Intervensi
. !bservasi tekanan darah ". #atat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer $. %uskultasi tonus jantung dan bunyi napas. &. %mati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler. '. #atat adanya demam umum / tertentu. (.
)erikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi aktivitas / keributan lingkungan, batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.
*. %njurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi.
"7
+. Kolaborasi
dengan
dokter
dlam
pembrian
therapi
anti
hipertensi,deuritik. Rasional -enurunkan tekanan darah. 2. Diagnosa
ntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan !". •
Kriteria Hasil :
Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan, melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur. •
Intervensi
. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter frekwensi nadi " per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatan TD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat, pusing atau pingsan. ".
Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian pada aktivitas dan perawatan diri.
$. Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. &. )erikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya.
2.3 Pee!)#""n n"*)="!%e!) 6adi adalah aliran darah yang menonol dan dapat diraba di berbagai tempat pada tubuh. 6adi merupakan indikator status sirkulasi. 4irkulasi merupakan alat melalui apa sel nutrien dan membuang sampah yang dihasilkan dari metabolisme. 4upaya sel ber%ungsi secara normal, harus ada aliran darah yang kontinue dan dengan volume sesuai yang didistribusikan darah ke sel-sel yang membutuhkan nutrien (Potter, Perry '**+). 3umlah denyut yang teradi dalam " menit adalah kecepatan nadi. Volume darah yang di
"9
pompa oleh antung dalam " menit adalah curah antung. Volume sekuncup adalah darah yang masuk ke aorta. Tuuan dilakukan pemeriksaan adalah 2 ". engetahui umlah denyut nadi dalam " menit. '. enegtahui keadaan umum pasien. . engetahui integritas sistem kardiovaskular. 0. engikuti peralanan penyakit. 2.3.1 /)#),g) *"n Regu,"#) 5liran darah mengaliri tubuh dalam sirkuit yang kontinu. Cmplus elektris berasal dari nodus sianoatrial (5V) beralan melalui otot antung untuk menstimulasi konstraksi antung. Pada setiap konstraksi ventrikel, darah yang masuk ke aorta sekitar 7* sampai 9* ml (+,ue #eun4up). Pada setiap eeksi volume sekuncup, dinding aorta berdistensi, menciptakan gelombang denyut yang dengan cepat beralan melalui bagian akhir arteri. Delombang denyut bergerak "+ kali lebih cepat melalui aorta dan "** kali lebih cepat melalui arteri kecil daripada volume darah yang dieeksikan (Duyton, ";;"). =aktor mekanisme, neural, dan kimia
meregulasi
kekuatan kontraksi antung dan volume secukupnya. Tetapi bila
%aktor
mekanis,
neural
atau
kimia
tidak
dapat
mengubah volume sekuncup, perubahan %rekuensi antung akan mengakibatkan perubahan pada tekanan darah. 3ika %rekuensi antung meningkat, !aktu yang dibutuhkan untuk mengisi antung adi lebih sedikit. 3ika %rekuensi antung perlahan, !aktu pengisian ditingkatkan dan tekanan darah meningkat.
Ketidakmampuan
tekanan
darah
berespon
terhadap peningkatan dan penurunan %rekuensi antung
"/
dapat mengindikasikan deviasi kesehatan (Potter, Perry '**+). 2.3.2 Peng")"n N"*) =rekuensi nadi dapat dikai pada setiap arteri, namun arteri radialis dan arteri karotid dapat mudah diraba pada nadi peri%er. Pada saat kondisi klien tiba-tiba memburuk, area karotid adalah yang terbaik untuk menemukan nadi dengan cepat. 3antung akan menghantarkan darah melalui arteri karotid secara terus-menerus ke otak. #ila curah antung secara signifkan, nadi peri%er akan melemah dan sukar diraba. 6adi radialis dan apikal merupakan tempat yang paling sering digunakan untuk mengkai %rekuensi nadi. 3ika nadi radialis pada pergelangan tangan tidak normal atau intermiten akibat disritmia, atau tidak bisa diraba karena luka atau balutan gips yang dapat dikai adalah nadi apikal. 6adi apikal merupakan tempat terbaik untuk mengkai nadi bayi atau nadi anak kecil karena nadi peri%er dalam dan sulit untuk dipalpasi dengan akurat (Potter, Perry '**+). Gambar . +okasi titik nadi 5ada tubuh.
";
Tabel . +okasi #adi Tep" % Tempor al
Karotid
5pikal
Le%"
K!)%e!)" Peng")"n
i atas tulang
#agian yang mudah
tngkorak, di atas
dicapai digunakan
dan lateral terhadap
untuk mengkai nadi
mata.
pada kanak-kanak
4epanang tepi
#agian yang mudah
medial otot
dicapai digunakan
stemokleido mastoid
pada syok psikologis
di leher.
atau henti antung
>ongga interkostal
saat bagian lain tidak
keempat sampai
dapat diraba.
kelima pada garis midklavikular kiri. #rakial
>adial
#agian ini untuk mengauskultasi nadi
5lur di antra otot
apikal.
bisep dan trisep
#agian ini digunakan
%osa antekubital.
untuk mengkai status
>adial atau sisi ibu
sirkulasi ke lengan
ari dari ari telunuk
ba!ah.
pada pergelangan lnar
tangan.
#agian ini digunakan untuk mengauskultasi
#agian ulnar dari
tekanan darah.
pergelangan tangan. =emora l i ba!ah ligamen
#agian yang biasa
inguinal, di tengah
digunakan untuk
antara simfsis %ubis
mengkai karakter
'*
dan spina iliaka
nadi peri%er dan
anterior superior.
mengkai status
Poplite
sirkulasi ke tangan.
a i belakang tumit
#agian yang biasa
pada %ossa poplitea.
digunakan untuk
Tibia
mengkai status
Postire
#agian dalam
sirkulasi ke tangan.
or
pergelangan kaki di
#agian ini uga
ba!ah maleolus
digunakan untuk tes
medial.
5llen
4epanang bagian
#agian ini digunakan
atas kaki, diantara
untuk mengkai status
tendon ekstensi dari
nadi pada saat syok
Pedis orsal
ari kaki pertama dan besar.
psikologis atau henti antung saat nadi lain tidak dapat diraba dan digunakan untuk mengakai sirkulasi ke tungkai.
#agian ini digunakan untuk mengkai status sirkulasi ke tungkai ba!ah.
#agian ini digunakan untuk mengkai status sirkulasi ke kaki.
'"
#agian digunakan untuk mengkai status sirkulasi ke kaki.
2.3.3 K"!"%e! N"*) Pengkaian nadi radialis termasuk pengukuran %rekuensi, irama, kekuatan dan kesamaan. Pada saat mengauskultasi nadi apikal, pera!at hanya mengkai %rekuensi dan irama. 1. /!euen#) #anyak praktisi lebih menyukai membuat dasar pengukuran dari %rekuensi nadi saat klien dalam posisi duduk, berdiri dan berbaring. 4ecara temporer %rekuensi antung meningkat saat seseorang berubah posisi dari berbaring keduduk atau berdiri. Tabel :. Frekuensi #adi #ormal sia #ayi
=rekuensi 6adi (denyut$menit) "'* -"7* $mnt
Todler
;*- "0* $mnt
Prasekolah
/*- ""*$mnt
sia 4ekolah
9+-"**$mnt
>emaa
7*-;*$mnt
e!asa
7*-"**$mnt
imodifkasi dari aHinski = 2 Children are di7erent . Pada aHinski =.
2. I!"" 4ecara normal irama merupakan interval reguler yang teradi antara setiap denyut nadi atau antung. D)#!)%)" irama denyut yang tidak normal.
''
3. Keu"%"n Kekuatan atau amplitudo dari nadi menunukkan volume darah yang dieeksikan ke dinding arteri pada setiap kontraksi antung dan kondisi sistem pembuluh darah arterial yang mengarah pada nadi. Kekuatan nadi dapat dikelompokkan atau digambarkan dengan kuat. 5. Ke#"""n Pera!at perlu mengkai kedua nadi radialis untuk membandingkan karakteristik masing- masing. 6adi pada satu ekstremitas mungkin tidak sama karena keadaan sakit ( %romasi trombus (bekuan),pembuluh darah menyimpang(sindrom iga servikal atau diseksi aortik).
Tabel 9. =aktor yang empengaruhi =rekuensi 6adi /"%! :atihan fsik
Men)ng"%"n
Menu!un"n
:atihan fsik angka
/!euen#) N"*) 5tlet yang dilatih
pendek.
dalam angka !aktu yang lama akan memiliki %rekuensi antung istirahat yang rendah. '
4uhu
eman dan panas.
6yeri akut dan
iportemia
ansietas
6yeri berat yag tidak
meningkatkan
hilang meningkatkan
stimulasi simpatik,
stimulasi
mempengaruhi
parasimpatik,
%rekuensi antung.
mempengaruhi
Ibat-obatan
%rekuensi antung J emoragi
Ibat-obat
relaksasi.
kronotopik positi%
Ibat-obat kronotopik
seperti epine%rin.
negati% seperti
Perubahan postur
Kehilangan darah
digitalis.
Dangguan paru
meningkatkan stimulasi simpatik. #erdiri atau duduk. Penyakitkan mengakibatkan
#erbaring.
oksigenasi buruk
Tabel 8. Tabel Pola #adi
'0
'+
P," N"*) #radikardi Takikardi
De#!)p#) =rekuensi nadi lambat. =rekuensi nadi meningkat, dalam keadaan takut, menangis, aktivitas meningkat atau demam yang
4inus aritmia
menunukkan penyakit antung. =rekuensi nadi meningkat selama inspirasi, menurun selama ekspirasi, sinus aritmia merupakan variasi normal pada anak, khususnya selama
Pulsus alternans
!aktu tidur.
Pulsus bigeminus
enyut nadi yang silih berganti kuat- lemah dan kemungkinan mnunukkan
Pulsus paradoksus
gagal antung. enyutan berpasangan yang
Thready pulse
berhubungan dengan denyutan prematur. Kekuatan nadi menurun dengan inspirasi.
Pulsus corrigan
enyutan nadi cepat dan lemah menunukkan adanya tanda syok, nadi sukar dipalpasi, tampak muncul dan menghilang. enyutan nadi kuat dan berdetak- bedak disebabkan oleh variasi yang luas pada tekanan nadi.
'7
;umber 4 -oce /ngel 199 5bnormalitas pemeriksaan nadi$arteri 2 ". Pulsus defsit2 %rekuensi nadi$arteri lebih rendah daripada %rekuensi denyut antung (misalnya pada fbrilasi atrium). '. Pulsus seler (bounding pulse, collapsing pulse, !aterhammer pulse, 1orrigans pulse),disebabkan upstroke dan do!nstroke
mencolok
dari
pulsus,
misalnya
pada
tirotoksikosis, regurgitasi aorta, hipertensi, Patent uctus 5rteriosus (P5), fstula arteriovenosus. . Pulsus tardus (plateau pulse) 2 disebabkan karena upstroke dan do!nstroke yang perlahan, misalnya pada stenosis katup aorta berat. 0. Pulsus alternan 2 perubahan kuatnya denyut nadi yang disebabkan oleh kelemahan antung, misalnya pada gagal antung, kadang-kadang lebih nyata dengan auskultasi saat mengukur tekanan darah. +. Pulsus bigeminus 2 nadi teraba berpasangan dengan interval tak sama dimana nadi kedua biasanya lebih lemah dari nadi sebelumnya. Kadang-kadang malah tak teraba sehingga seolah-olah merupakan suatu bradikardia atau pulsus defsit ika dibandingkan denyut antung. 7. Pulsus paradoksus 2 melemah atau tak terabanya nadi saat inspirasi.
4ering
lebih
nyata
pada
auskultasi
saat
pengukuran tekanan darah, di mana pulsus terdengar melemah saat inspirasi, dan biasanya tak melebihi "* mm g. #isa pula disertai penurunan tekanan vena ugularis saat inspirasi, misalnya pada gangguan restriksi pada eFusi perikardium, tamponade perikardium, konstriksi perikard, sindrom vena kava superior, atau emfsema paru. 2.3.5 0n%$ A#u$"n Kepe!"<"%"n 2.3.5.1 ASUHAN KEPERA>ATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN E/USI PERIKARDIAL
'9
1. PENGKAJIAN 5. 5ktiftas dan istirahat • •
Deala 2 kelelahan, kelemahan. Tanda 2takikardia, penurunan T, dispnea dengan aktiftas.
#. 4irkulasi •
•
Deala 2 ri!ayat demmam rematik, penyakit antung kongenial, 15 paru, kanker payudara. Tanda 2 takikardi, disritmia, edema, murmur aortik, mitral, stenosis$insufsiensi trikupidJ perubahan dalam murmur yang mendahului. is%ungsi otot papilar.
1.
• • •
Deala 2 ri!ayat penyakit ginal, penurunan %rekuensi umlah urine. Tanda 2 urine pekat gelap. . 6yeri$ketidaknyamanan. Deala 2 nyeri pada dada (sedang sampai berat), diperberat oleh inspirasi, gerakan menelan, berbaring 2 hilang dengan duduk, bersandar kedepan (perikarditis). 6yeri dada$punggung$sendi
•
(endokarditis). Tanda 2 gelisah.
<. Pernapasan •
•
Deala 2 na%as pendek2 na%as pendek kronis memburuk pada malam hari (miokarditis) Tanda 2 dispnea, dispnea noktural, batuk, inspirasi mengi, takipnea, krekels, ronki, pernapasan dangkal.
=. Keamanan
'/
•
Deala
2
ri!ayat
(miokarditis2 •
in%eksi
virus,
trauma
bakteri,
dada2
amur
penyakit
keganasan$iradiasi torakal. Tanda 2 demam
2 DIAGNOSA KEPERA>ATAN ". Pola
napas
hiperventilasi,
tidak ditandai
e%ekti%
berhubungan
dengan
takipnea,
dengan
pernapasan
dangkal. '. Dangguan per%usi aringan berhubungan dengan suplai I' berkurang
ditandai
dengan
nadi
lemah,
penurunan
kesadaran, pucat, sianosis dan akral dingin. . Penurunan
curah
antung
berhubungan
dengan
perubahan sekuncup antung ditandai denga distensi vena ugularis, sianosis. 0. 6yeri dada berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner. +. Dangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubunga dengan kelemahan fsik. 7. Kecemasan berhubungan dengan kondisi dan prognosis penyakit. 9.
Koping
individu
ine%ekti%
berhubungan
dengan
kecemasan dan kurang in%ormasi. 3. PEREN0ANAAN KEPERA>ATAN D)"gn#" I ". Pola
6apas
tidak
e%ekti% berhubungan
dengan
hiperventilasi ditandai dengan takipnea dan pernapasan dangkal. Tuu"n 2 setelah dilakukan tindakan selama ---L'0 3am diharapkan pola napas kembali normal dengan kriteria hasil pola napas pasien reguler, tidak tampak adanya retraksi dinding dada, pasien tampak relaks. T)n*""n2
';
". onitor umlah pernapasan, penggunaan otot bantu pernapasan, bunyi paru, tanda vital, !arna kulit dan 5D R"#)n", 2 mengetahui status a!al pernapasan pasien '. Posisikan semi%o!ler ika tidak ada kontraindikasi R"#)n", 2 meningkatkan ekspansi paru . 5arkan pasien teknik relaksasi napas dalam R"#)n", 2 membantu meningkatkan pemenuhan oksigen 0. #erikan oksigen sesuai program R"#)n", 2 mempertahankan oksigen arteri +. #erikan pendidikan kesehatan mengenai perubahan gaya hidup, teknik bernapas, teknik relaksasi. R"#)n", 2 membantu beradaptasi dengan kondisi saat ini. D)"gn#" 2 II '. Dangguan per%usi aringan berhubungan dengan suplai oksigen berkurang, ditandai dengan nadi teraba lemah, penurunan kesadaran, pucat, sianosis dan akral dingin. Tuu"n 2 setelah dilakuan tindakan selama ---L'0 am diharapkan suplai oksigen kembali adekuat, dengan kriteria hasil nadi normal, kesadaran compos mentis, tidak sianosis dan pucat, akral hangat, TTV dalam batas normal. T)n*""n ". onitor tanda vital, bunyi antung, edema, dan tingkat kesadaran R"#)n", 2 data dasar untuk mengetahui perkembangan pasien dan mengetahui status a!al kesehatan pasien. '. indari teradinya valsava manuver seperti mengedan, menahan napas, dan batuk. R"#)n", 2 mempertahankan pasokan oksigen . onitor denyut antung dan irama R"#)n", 2 mengetahui kelainan antung 0. #erikan oksigen sesuai kebutuhan R"#)n", 2 meningkatkan per%usi
*
+. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemeriksaan
5D,
elektrolit, dan darah lengkap R"#)n", 2 mengetahui keadaan umum pasien 7. #erikan
pendidikan kesehatan seperti
proses terapi,
perubahan gaya hidup, teknik relaksasi, napas dalam, diet, dan e%ek obat R"#)n", 2 meningkatkan
pengetahuan
dan
mencegah
teradinya kambuh dan komplikasi D)"gn#" ? III 3. penurunan
curah
antung
berhubungan
dengan
perubahan sekuncup antung ditandai dengan distensi vena ugularis, perubahan
Tekanan arah menurun,
kulit
dingin, pucat, ari tangan dan kaki sianosis, Tuu"n ? setelah dilakukan tindakan selama ---L'0 am diharapkan tidak teradi penurunan curah antung, dengan kriteria
hasil
tidak
teradi
peningkatan
tekanan
vena
ugularis,
?
". onitor Tanda-tanda vital R"#)n", 2 indikator keadaan umum pasien '. 5uskultasi bunyi antung, kai %rekuensi dan irama antung R"#)n", 2 perubahan suara, %rekuensi dan irama antung mengindikasikan penurunan curah antung . Palpasi nadi peri%er R"#)n", 2 Penurunan curah antung mempengaruhi kuat dan lemahnya nadi peri%er 0. Kai adanya distensi vena ugularis R"#)n", 2 e%usi perikardial menghambat aliran balik vena sehingga teradi distensi vena ugularis +. Kai akral dan adanya sianosis atau pucat
"
R"#)n", 2 penurunan curah antung menyebapkan aliran darah ke peri%er menurun 7. #erikan oksigen sesuai indikasi R"#)n", 2 menvegah hipoksia 9. #erikan cairan Cntra Vena sesuai indikasi R"#)n", 2 mencegah teradinya kekuarangan cairan /. Perikasa
?
". Kai tingkat nyeri yang dialami R"#)n", 2 mengetahui tingkat nyeri untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selanutnya '. Ibservasi tanda-tanda vital R"#)n", 2 mengtahui keadaan umum pasien . 5arkan teknik relaksasi dan distraksi R"#)n", 2 mengurangi nyeri yang dirasakan 0. #eri kesempatan pasien untuk beristirahat, ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman R"#)n", 2 mengalihakan dan mengurangi rasa nyeri +. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik R"#)n", 2 analgetik dapat membantun mengurangi nyeri dengan cepat 7. 5nuran pasien bedrest
'
R"#)n", 2 bedrest membantu mengurangi kera antung sehingga menurangi rasa nyeri.
2.5 Pee!)#""n Pe!n"("#"n #erna%as adalah suatu tindakan involunter (tidak disadari), diatur oleh batang otak dan dilakukan dengan bantuan otot-otot perna%asan, 4aat inspirasi, dia%ragma dan
otot-otot
interkostalis
berkontraksi,
memperluas
kavum thoraks dan mengembangkan paru-paru. inding dada akan bergerak ke atas, ke depan dan ke lateral, sedangkan dia%ragma terdorong ke ba!ah. 4aat inspirasi berhenti, paru-paru kembali mengempis, dia%ragma naik secara pasi% dan dinding dada kembali ke posisi semula. Ven%),"#) adalah pergerakan udara masuk dan keluar paru-paru, D)(u#) adalah pergerakan oksigen dan karbon dioksida antar alveoli dan sel darah merah). Pe!(u#) ( distribusi sel darah merah ke dan dari kapiler paru) (Potter, Perry '**+). Tuuan pemeriksaan ini 2 ". engetahui keadaan umum klien. '. engetahui umlah dan si%at pernapasan dalam " menit. . engikuti perkembangan penyakit. 0. embantu menegakkan diagnosis.
2.5.1
/"%!
7"ng
Mepeng"!u$)
K"!"%e!
Pe!n"p"#"n 1. O,"$!"g" Ilahraga meningkatkan %rekuensi dan kedalaman untuk memenuhi kebutuhan tubuh untuk menambah oksigen.
2. N7e!) Au% 6yeri akut meningkatkan %rekuensi dan kedalaman sebagai akibat dari stimulasi simpatik. Klien
dapat
menghambat
atau
membebat
pergerakan
dinding dada ika ada nyeri pada area dada atau abdomen. 6apas akan menadi dangkal. 3. An#)e%"# 5nsietas meningkatkan %rekuensi dan kedalaman sebagai akibat stimulasi simpatik. 5. Me! erokok
kronik
mengubah
alan
arus
udara
paru,
mengakibatkan peningkatan %rekuensi. 6. Ane)" Penurunan kadar hemoglobin menurunkan umlah pemba!a oksigen dalam darah. Cndividu bernapas dengan lebih cepat untuk meningkatkan penghantaran oksigen. :. P#)#) Tu&u$ Postur tubuh yang lurus dan tegak, meningkatkan ekspansi penuh
paru.
Posisi
yang
bungkuk
dan
telungkup
mengganggu pergerakan ventilasi. @. Me*)"#) 5nalgesik narkotik dan sedati% menekan %rekuensi dan kedalaman. 5m%etamin dan kokain dapat meningkatkan %rekuensi dan kedalaman.
. 0e*e!" B"%"ng O%"
0
1edera pada batang otak menggangu pusat pernapasan dan menghambat %rekuensi dan irama pernapasan. Tabel 9. Gangguan dalam Pola 5erna5asan D56DD5 <4K>CP4C 6 #radipnea
=rekuensi
bernapas
teratur
namun
lambat
secara tidak normal (kurang dari "' kali per Takipnea
menit) =rekuensi bernapas teratur namun cepat secara
ipernea
tidak normal ( lebih dari '* kali per menit) Pernapsan
sulit,
peningkatan
kedalaman,
pengingkatan %rekuensi lebih '* kali per menit. 5pnea
4ecara normal teradi setelah olahraga. Pernapasan
iperventil
Penghentian
asi
napas. =rekuensi
berhenti
untuk
persisten
dan
beberapa detik.
mengakibatkan
kedalaman
henti
pernapasan
ipoventila meningkat. apat teradi hipokarbia. si
=rekuensi
pernapasan
abnormal
dalam
kecepatan dan kedalaman. Ventilasi mungkin Pernapasa n
mengalami depresi.
1heyne- =rekuensi dan kedalaman tidak teratur, ditandai
4tokes
dengan
periode
apnea
dan
hiperventilasi
berubah-ubah. Pernapasa n Kussmaul Pernapasan dalam secara tidak normal dalam, Pernapasa
dan %rekuensi meningkat.
n #iot
Pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga napas diikuti periode apnea yang tidak teratur.
+
2.5.2 Peng")"n Pe!n"p"#"n Pernapasan adalah tanda vital yang palig mudah dikai namun yang paling diukur secara sembrono. Pera!at tidak boleh menaksir pernapasan. Pengukuran yang akurat memerlukan observasi dan palpasi gerakan dinding dada. 1. /!euen#) =rekuensi =rekuensi
pernapasan
pernapasan
bervariasi
normal turun
sesuai
dengan
sepanang
usia.
hidup. 5lat
pernapasan yang membantu pera!at adalah monitor apnea. Tabel 1<. Frekuensi rata%rata 5erna5asan normal U#)" #ayi baru lahir
/!euen#) + @ 0*
#ayi (7 bulan)
* @ +*
Todler (' tahun)
'+ @ '
5nak-anak
'* @ *
>emaa
"7 @ ";
e!asa
"' @ '*
2. I!"" +en%),"#) engan bernapas normal interval reguler teradi setelah siklus pernapasan. 5nak- anak yang kecil mungkin bernapas secara lambat beberapa detik dan kemudian tiba-tiba bernapas lebih cepat. asil pengkaian irama pernapasan teratur dan tidak teratur.
7
2.5.3 0n%$ Kn#ep A#u$"n Kepe!"<"%"n 2.4.3.1 Diagnosa, Intervensi Dan Evaluasi Pada Sistem Respirasi.
1. Be!#)$"n J","n n"("# %)*" e(e%)( ketidakmampuan utk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernapasan guna mempertahankan alan napas yg bersih. 2. B"%"#"n "!"%e!)#%) ") #unyi napas tambahan (contoh2 ronki basah halus,ronki basah kasar) ') Perubahan irama dan %rekuensi pernpasan ) Tidak mampu$tidak e%ekti%nya batuk 0) 4ianosis +) 4ulit bersuara 7) Penurunan bunyi napas 9) Delisah /) 5danya sputum 3. /"%! 7"ng &e!$u&ung"n •
Ibstruksi alan napas2 spasme alan napas, pengumpulan sekresi, mukus berlebih, adanya alan napas buatan, terdapat benda asing, sekresi pada bronki dan eksudat pada alveoli.
•
=isiologi2 dis%ungsi neuromuskuler, hiperplasia dinding bronkial, PPIK, in%eksi, asma, alergi alan napas dan trauma
9
5. K!)%e!)" H"#), 4etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama 0L'0 am, pasien akan2 •
empunyai alan napas paten
•
apat mengeluarkan sekret secara e%ekti%
•
Crama dan %rekuensi napas dalam rentang normal (sebutkan)
•
empunyai %ungsi paru dalam batas normal
•
ampu mendiskripsikan rencana untuk pera!atan di rumah
6. INTERVENSI •
Ibservasi dan dokumentasikan kee%ekti%an pemberian oksigen, pengobatan yang diresepkan dan kai kecenderungan pada gas darah arteri
•
5uskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui adanya penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi tambahan
•
•
Tentukan kebutuhan pengisapan oral dan atau trakea Pantau status oksigen pasien dan status hemodinamik (tingkat ean 5rterial Pressure dan irama antung) segera sebelum, selama dan setelah pengisapan
•
1atat tipe dan umlah sekret yang dikumpulkan.
/
•
3elaskan pengunaan peralatan pendukung dengan benar (misalnya oksigen, pengisapan,inhaler)
•
Cn%ormasikan kepada pasien dan keluarga bah!a merokok merupakan kegiatan yang dilarang di dalam ruang pera!atan
•
Cnstruksikan kepada pasien dan keluarga dalam rencana pera!atan di rumah (misal pengobatan, hidrasi, nebulisasi, peralatan, drainase postural, tanda dan geala komplikasi)
•
Cnstruksikan kepada pasien tentang batuk e%ekti% dan teknik napas dalam untuk memudahkan keluarnya sekresi
•
5arkan untuk mencatat dan mencermati perubahan pada sputum seperti2 !arna, karakter, umlah dan bau
•
5arkan pada pasien atau keluarga bagaimana cara melakukan pengisapan sesuai denan kebutuhan.
•
Konsultasikan dengan dokter atau ahli pernapasan tentang kebutuhan untuk perkusi dan atau alat pendukung
•
#erikan oksigen yang telah dihumidifkasi sesuai protap
•
#antu dengan memberikan aerosol, nebuliHer dan pera!atan paru lain sesuai kebiakan institusi
•
#eritahu dokter ketika analisa gas darah arteri abnormal
;
•
5nurkan aktivitas fsik untuk meningkatkan pergerakan sekresi
•
:akukan ambulasi tiap dua am ika pasien mampu
•
Cn%ormasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk menurunkan kecemasan dan peningkatan kontrol diri.
•
Pertahankan keadekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekret
4 2 •
Pasien mengeluh sesak
•
PL mengatakan batuk tapi tidak bisa mengeluarkan dahak
I 2 •
>> 2 '/ L $ menit , ttv (nadi, td, suhu)
•
Crama ireguler
•
>onchi
•
4ianosis
•
5danya sputum
•
PL tampak gelisah
•
#ersihan alan napas tidak e%ekti% b.d penumpukan sekret
Tuuan 2 bersihan alan na%as paten
0*
K 2 setelah dilakukan tindakan kep selama 'L '0 am pL menunukkan 2 •
>> M "7-'* L $ menit, ttv (nadi, td, suhu)
•
mampu melakukan batuk e%ekti%
Crama reguler 4uara na%as vesikuler :. IMPLEMENTASI ? •
emposisikan pL semi %o!ler
•
engaarkan pL untuk latihan batuk e%ekti%
•
Kolabarasi dg tim medis dalam pemberian bronkodilator (ventolin), nebuliHing (0 L "* menit) dan suctioning 0L$ sehari
•
elakukan postural drainage
•
Kolaborasi pemberian oksigen lpm
•
engobservasi >>, suara napas, irama napas
1. Ke%)*"e(e%)("n p," n"p"# inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat. 2. B"%"#"n "!"%e!)#%) •
Pasien mengeluh sesak napas atau napas pendekpendek
•
Perubahan gerakan dada
0"
•
Penurunan tekanan inspirasi $ekspirasi
•
Penurunan kapasitas vital paru
•
6apas dalam
•
Peningkatan diameter anterior-posterior paru
•
6apas cuping hidung
•
Irtopnea
•
=ase ekspirasi lama
•
Pernapasan purse lip
•
Pengunaan otot-otot bantu napas
3. /"%! 7"ng &e!u&ung"n •
5nsietas
•
Posisi tubuh
•
e%ormitas tulang
•
e%ormitas dinding dada
•
Penurunan energi$teradi kelelahan
•
iperventilasi
•
4indrom hipoventilasi
•
Kerusakan muskuloskeletal
•
Cmaturitas neurologis
•
is%ungsi neuromuskular
0'
•
Ibesitas
•
6yeri
•
Kerusakan persepsi$kogniti%
•
Kelelahan otot-otot respirasi
•
1edera tulang belakang
5. K!)%e!)" $"#), 1ontoh2 setelah dilakukan tindakan kepera!atan selama L'0 am, pasien diharapkan menunukkan status pernapasan2 ventilasi tidak terganggu ditandai dengan2 ") 6apas pendek tidak ada. ') Tidak ada penggunaan otot bantu. ) #unyi napastambahan tidak ada 0)
Pantau adanya pucat atau sianosis.
•
Pantau e%ek obat terhadap status respirasi.
•
Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi di tulang dada.
•
Ibservasi kebutuhan insersi alan napas.
•
Ibservasi dan dokumentasikan ekspansi dada bilateral pada pasien dengan ventilator.
•
Perhatikan area penurunan sampai tidak adanya bunyi napas atau bunyi napas tambahan Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi.
•
Pantau respirasi yang berbunyi.
0
•
Perhatikan pergerakan dada, kesimetrisannya, penggunaan otot bantu serta retraksi otot supraklavikular dan interkostal.
•
Pantau pola pernapasan2 bradipnea, takipnea, hiperventilasi, pernapasan Kussmaul, pernapasan 1heyne-4tokes.
•
Perhatikan lokasi trakea.
•
5uskultasi bunyi napas.
•
Pantau kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal .
•
1atat perubahan pada saturasi oksigen dan nilai gas darah arteri.
•
5arkan pada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk meningkatkan pola napas. 4pesifkan teknik yang digunakan.misal2 napas dalam.
•
5arkan cara batuk e%ekti%.
•
iskusikan perencanaan pera!atan di rumah (pengobatan, peralatan) dan anurkan untuk menga!asi dan melapor ika ada komplikasi yang muncul.
•
>uuk pada ahli terapi pernapasan untuk memastikan keadekuatan ventilator mekanis
•
:aporkan adanya perubahan sensori, bunyi napas, pola pernapasan, nilai 5D, sputum, dst, sesuai kebutuhan atau protokol
00
•
#erikan tindakan(misal pemberian bronkodilator) sesuai program terapi
•
#erikan nebuliHer dan humidifer atau oksigen sesuai program atau protokol
•
#erikan obat nyeri untuk pengoptimalan pola pernapasan, spesifkkan ad!al.
•
ubungkan dan dokumentasikan semua data pengkaian (misal2 bunyi napas, pola napas, nilai 5D, sputum dan e%ek obat pada pasien)
•
5urkan pasien untuk napas dalam melalui abdomen selama periode distres pernapasan.
•
:akukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan sekresi.
•
inta pasien untuk pindah posisi, batuk dan napas dalam.
•
Cn%ormasikan kepada pasien sebelum prosedur dimulai untuk menurunkan kecemasan .
•
Pertahankan oksigen aliran rendah dengan nasal kanul, masker, sungkup. 4pesifkkan kecepatan aliran.
•
Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernapasan. 4pesifkkan posisi.
•
Keterangan 2 5 2 masalah belum teratasi. P 2 intervensi no "-"* di lanutkan.
0+
5 2 masalah teratasi. P 2 intervensi di hentikan. 5 2 masalah belum teratasi. P 2 modifkasi intervensi. 2.6 Pee!)#""n Su$u 4uhu
merupakan
gambaran
hasil
metabolisme
tubuh.Termogenesis (produksi panas tubuh) dan termolisis (panas yang hilang) secara normal diatur oleh pusat thermoregulator
hipothalamus.Pemeriksaan
suhu
dapat
dilakukan di mulut (oral), aksila atau rektal, dan ditunggu selama
@+
menit.
denganmenggunakan thermometer
atau
Pemeriksaan termometer
suhu
baik
electronic
dilakukan
dengan
glass
thermometer.
#ila
menggunakan glass thermometer, sebelum digunakan air raksa pada termometer harus dibuat sampai menunuk angka + deraat celcius atau di ba!ahnya (Potter, Perry '**+). Pengukuran suhu oral biasanya lebih mudah dan hasilnya lebih tepat, tetapi termometer air raksa dengan kaca tidak seyogyanya dipakai untuk pengukuran suhu oral, yaitu pada penderita yang tidak sadar, gelisah atau tidak kooperati%, tidak dapat menutup mulutnya atau pada bayi dan orang tua. 4uhu normal berkisar antara 7,+N1 @ 9,+N1. pengukuran suhu
:okasi
adalah oral (diba!ah lidah), aksila, dan
rektal. Pada pemeriksaan suhu per rektal tingkat kesalahan lebih kecil daripada oral atau aksila.
Peninggian semua
teradi setelah "+ menit, saat beraktivitas, merokok, dan minum minuman hangat, sedangkan pembacaan semu
07
rendah teradi bila pasien berna%as melalui mulut dan minum minuman dingin.
Gambar :. -enis termometer
2.6.1 Keun%ung"n *"n Ke!ug)"n Pe),)$"n Tep"% Penguu!"n Su$u 1.Re%", (") Keuntungan 2 Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh, enunukkan suhu inti. (') Kerugian 2 Pengukuran suhu inti lebih lambat selama perubahan suhu yang cepat, Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah rektal, kelainan rektal, nyeri pada
area
rektal,
atau
yang
cenderung
pendarahan.
emerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malundan ansietas klien, >isiko terpaan cairan tubuh, emerlukan lubrikasi, ikontradiksikan pada bayi baru lahir. 2. O!",
09
(") Keuntungan2
udah
di
angkau,
tidak
memerlukan
perubahan posisi, nyaman bagi klien, memberi pembacaan suhu perrmukaan yang akurat. (') Kerugian 2 ipengaruhi oleh cairan atau makanan yang dicerna, merokok dan pemberian oksigen (6eF et al, ";//). Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral, ri!ayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan. Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak
yang
sedang
menangis,
tidak
sadar atau tidak
kooperati%. >isiko terpapar cairan tubuh. 3. A#)," (") Keuntungan2
5man dan non-invasi%, 1ara yang lebih
disukai pada bayi baru lahir dan klien yang tidak kooperati%. (') Kerugian2 Oaktu pengkuran lama, emerlukan bantuan pera!at untuk memberrtahankan posisi klien, emerlukan paparan thoraks, Tertinggal dalam pengukuran suhu inti pada !aktu perubahan suhu yang cepat.
2.6.2 /"%! 7"ng epeng"!u$) Su$u Tu&u$ 1. U#)" Pada saat usia bayi suhu tubuh dapat berespons secara drasts terhadap perubahan lingkungan. Pakaian harus cukup dan paparan pada suhu yang ekstrem harus dihindari. #ayi baru lahir pengeluaran lebih dari *G melalui kepala maka harus
memakai
lingkungan
yang
penutup
kepala.
ekstrem
suhu
#ila
terlindung
tubuh
bayi
dari harus
dipertahankan pada +,+ sampai ;,+. Panas menigkat
0/
seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anakanak. Perbedaan secara individu *,'+ sampai *,++ deraat celcius adalah normal. :ansia mempunyai rentang suhu lebih sempit yaitu sekitar 7 deraat celcius. :ansia sangat sensiti% terhadap suhu yang ekstrem karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama pada kontrol vasomotor. 2. O,"$!"g" 5ktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecahan karbohidrat dan lemak. al ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas. Ilahraga berat yang lama, seperti lari arak auh dapat meningkatan suhu tubuh 0" deraat celcius. 3. K"*"! $!n 4ecara umum !anita mengalami 8uktuasi suhu tubuh yang lebih
besar
dibandigkan
pria.
Pada
saat
menstruasi
menyebabkan 8uktuasi suhu tubuh. Kadar progesteron meningkat dan menurun secara bertahap selama siklus menstruasi, siklus tersebut yag mempengaruhi naik turunya suhu tubuh. Perubahan suhu uga teradi pada !anita yang mengalami menopause, priode panas tubuh dan berkeringat banyak dapat teradi * detik sampai + menit. al tersebut karena vasomotor yang tidak stabil dalam melakukan vasodilatasi dan vasokontraksi (#obak, ";;). 5. I!"" #)!"!*)"n 4uhu merupakan irama yang paling stabil pada manusia. 4uhu tubuh berubah secara normal *,+ sampai " deraat celcius selama '0 am. 4uhu tubuh biasanya paling rendah antaa pukul *".** dan *0.** dini hari, sepanang hari suhu tubuh naik sampai pukul "/.** dan kemudian turun pada dini hari. 4ecara umum, irama suhu sikardian tidak berubah sesuai usia. Penelitian menunukan, puncak suhu tubuh adalah dini hari pada lansia (lenH, ";/0). 6. S%!e#
0;
4tres fsik
dan
emosi meningkat suhu
tubuh
melalui
stimulasi hormonal dan prsara%asan. Irang yang stres terlalu banya berfkir suhu tubuhnya lebih tinggi dari normal. :. L)ngung"n 3ika suhu dalam ruangan yang sangat hangat, tubuh tidak mampu
meregulasi
suhu
tubuh
melalui
mekanisme,
pengeluaran panas dan suhu tubuh akan naik. 3ika berada di luar tanpa bau hangat, suhu tubuh mungin rendah karena penyebaran yang e%ekti% dan pengeluaran panas yang kondukti%. 2.6.3 Pe!u&"$"n Su$u Perubahan suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi set 5oint hipotalamus. Perubahan ini dapat berhubungan
dengan
produksi
tanah
berlebihan,
pengeluaran panas yang berlebihan, produksi panas minimal atau setiap dari perubahan gabungan tersebut. 1. H)pe!%e!)" Peningkatan
suhu
tubuh
sehubungan
dnegan
ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurukan produksi panas adalah hipertermia. 4etiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas, yang teradi ketika orang yang rentan menggunakan obat - obatan tertentu.
2. H)p%e!)" Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
mempengaruhi
kemampuan
tubuh
untuk
memproduksi panas, mengakibatkan hipotermia.
+*
T"&e, 12. K,"#)"#) H)p!%e!)" K,"#)"
0e,4)u#
/"!en$
#) >ingan
- 7
e)% ;",0
4edang
* @
;7,/
#erat
'9 @ *
/7,*
4angat
?*
;",0
#erat
/*,7
@
@
@
/7,* ?/*,7
2.6.5 0n%$ Kn#ep A#u$"n Kepe!"<"%"n 2.6.5.1 ASUHAN KEPERA>ATAN HIPERTEMIA efnisi 2 suhu tubuh naik diatas rentang normal.
B"%"#"n K"!"%e!)#%)? •
kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal.
•
serangan atau konvulsi (keang).
•
kulit kemerahan.
•
pertambahan >>.
•
•
Takikardi. saat disentuh tangan terasa hangat.
/"%! ("%! 7"ng &e!$u&ung"n ? •
penyakit$ trauma.
•
peningkatan metabolisme.
•
aktivitas yang berlebih.
+"
•
pengaruh medikasi$anastesi.
•
ketidakmampuan$penurunan
kemampuan
untuk
berkeringat. •
terpapar dilingkungan panas.
•
ehidrasi.
•
pakaian yang tidak tepat.
NO0 2 Thermoregulation
K!)%e!)" H"#), ? •
4uhu tubuh dalam rentang normal.
•
6adi dan >> dalam rentang normal.
•
Tidak ada perubahan !arna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman. NI0 ? /e+e! %!e"%en%
•
onitor suhu sesering mungkin.
•
onitor CO:.
•
onitor !arna dan suhu kulit.
•
onitor tekanan darah, nadi dan >>.
•
onitor penurunan tingkat kesadaran.
•
onitor O#1, b, dan ct.
•
onitor intake dan output.
•
#erikan anti piretik.
•
#erikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam.
•
4elimuti pasien.
•
:akukan tapid sponge.
•
#erikan cairan intravena.
•
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila.
+'
•
•
Tingkatkan sirkulasi udara. #erikan pengobatan untuk mencegah teradinya menggigil. Tepe!"%u!e !egu,"%)n
•
onitor suhu minimal tiap ' am.
•
>encanakan monitoring suhu secara kontinyu.
•
onitor T, nadi, dan >>.
•
onitor !arna dan suhu kulit.
•
onitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi.
•
•
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi. 4elimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh.
•
5arkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas.
•
iskusikan tentang
pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan e%ek negati% dari kedinginan. •
#eritahukan tentang indikasi teradinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan.
•
5arkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
•
#erikan anti piretik ika perlu.
V)%", #)gn Mn)%!)ng •
onitor T, nadi, suhu, dan >>.
•
1atat adanya 8uktuasi tekanan darah.
•
onitor V4 saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri.
•
5uskultasi T pada kedua lengan dan bandingkan.
•
onitor T, nadi, >>, sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
•
onitor kualitas dari nadi.
•
onitor %rekuensi dan irama pernapasan.
+
•
onitor suara paru.
•
onitor pola pernapasan abnormal.
•
onitor suhu, !arna, dan kelembaban kulit.
•
onitor sianosis peri%er.
•
onitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik).
•
Cdentifkasi penyebab dari perubahan vital sign.
BAB III STANDARD OPERASIONAL PROSEDURE
3.1 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH SOP PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH Pengertian elakukan pengukuran tekanan darah dengan Tuuan ilakukan pada P!#e*u!
sfgmomanometer engetahui keadaan hemodinamik pasien dan keadaan secara menyeluruh 4etiap pasien yang baru dira!at, setiap pasien secara rutin, sesuai dengan kebutuhan. Pe!#)"p"n A,"% ? #aki berisi 2 ". 4tetoskop '. 4fgmomanometer air raksa atau aneroid dengan balon
+0
udara dan manset. . Kapas alkohol dalam tempatnya. 0. #engkok +. #uku catatan dan alat tulis.
P!#e*u! pe,"#"n""n ? ". '. . 0.
3elaskan prosedur pada pasien. 1uci tangan. 5tur posisi pasien :etakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi
telentang. +. #uka lengan bau. 7. Pasang manset pada lengan kanan$kiri atas sekitar cm di atas %ossa cubiti (angan terlalu ketat maupun terlalu longgar). 9. Tentukkan denyut nadi arteri radialis dekstra$sinistra. /. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba. ;. Pompa terus sampai manometer setinggi '* mm g dari titik radialis tidak teraba. "*. :etakkan dia%ragma stetoskop
di
atas
arteri
brakhialis dan dengarkan. "". Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berla!anan arah arum am. "'. 1atat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali denyut. ". 1atat tinggi air raksa pada manometer 4uara KorotkoF C2 menunukkan besarnya tekanan •
•
"0. "+.
sistolik secara auskultasi 4uara KorotkoF CV$V2 menunukkan tekanan diastolik secara auskultasi. 1atat hasilnya pada catatan pasien. 1uci tangan setelah prosedur dilakukan.
++
besarnya
3.3 PEMERIKSAAN NADI SOP PEMERIKSAAN NADI Pengertian
enghitung %rekuensi denyut nadi melalui perabaan pada nadi
Tuuan
engetahui denyut nadi dalam " menit engetahui keadaan umum pasien engetahui integritas sistem kardiovaskular engikuti peralanan penyakit Pada pasien yang baru masuk, secara rutin kepada pasien •
• • •
ilakukan
yang dira!at, se!aktu-!aktu sesuai kebutuhan. Pe!#)"p"n A,"% ? 5 ". 5rloi (am) atau stop-!atch '. #uku catatan . Pena
P!#e*u!e Pee!)#""n ? ". engatur posisi pasien nyaman dan rileks. '. enekan kulit dekat arteri radialis dengan ari dan P!#e*u!
meraba denyut nadi. . enekan arteri radialis dengan kuat, dengan ari-ari selama
kurang
lebih
7* detik,
ika
tidak
teraba
denyutan, ari-ari digeser ke kanan dan kiri sampai ketemu. 0. :angkah-langkah pemeriksaan ini uga dilakukan pada tempat pemeriksaan denyut nadi lainnya.
3.3 PEMERIKSAAN PERNAPASAN SOP PEMERIKSAAN PERNAPASAN Pengertian enghitung umlah pernapasan (inspirasi dan ekspirasi) dalam " menit.
+7
Tuuan
ilakukan
engetahui keadaan umum klien engetahui umlah dan si%at pernapasan dalam " menit. engikuti perkembangan penyakit. embantu menegakkan diagnosis Pada pasien yang baru masuk, secara rutin dilakukan untuk pasien yang dira!at, se!aktu @ !aktu saat dibutuhkan. Pe!#)"p"n A,"% ? ". 5rloi tangan dengan arum detik. '. #uku catatan dan alat tulis.
P!#e*u! Pee!)#""n ? ". enelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien bila hanya khusus menilai perna%asan. '. embuka bau pasien bila perlu untuk mengamati gerakan inspirasi dan menilai kesimetrisan gerakan P!#e*u!
(tirai harus ditutup dahulu). . eletakkan tangan datar pada dada dan mengobservasi inspirasi dan ekspirasi serta kesimetrisan gerakan. 0. enentukan irama perna%asan +. enetukan perna%asan dalam 7* detik. #ila perna%asan teratur cukup * detik lalu dikalikan '. 7. endengarkan bunyi perna%asan, kemungkinan ada bunyi abnormal. 9. Tutup kembali bau pasien dan memberitahu bah!a pemeriksaan sudah selesai.
3.5 PEMERIKSAAN SUHU TUBUH SOP PEMERIKSAAN SUHU DENGAN TERMOMETER ORAL Pengertia engukur suhu tubuh dengan menggunakan n Tuuan
termometer yang ditempatkan di mulut. engetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan kepera!atan dan membantu menentukan diagnosis. +9
ilakukan Pada pasien yang baru masuk, secara rutin dilakukan untuk pasien yang dira!at, se!aktu @ !aktu saat P!#e*u !
dibutuhkan. Pe!#)"p"n A,"% ? ". Termometer air raksa$ termometer elektrik siap pakai. '. #engkok, larutan sabun, disen%ektan, air bersih dalam tempatnya. . Kertas tisu dalam tempatnya. 0. 4arung tangan$ handscoen. +. #uku catatan dan alat tulis.
P!#e*u! Pee!)#""n ? ". #a!a alat kedekat pasien. '. #eri tahu pasien tentang prosedur dan tuuannya. . 1uci tangan dan pakai handscoen. 0. 4uruh pasien membuka mulut. +.Tempatkan termometer di b!ah lidah pasien dalam kantung sub lingual lateral ke tengah rahang ba!ah. 7. inta pasien untuk menahan termometer dengan bibir terkatub dan hindari penggigitan. 3ika pasien tidak mampu menahan termometer dalam mulut, pegangi termometer. 9. #iarkan termometer di tempat tersebut. • •
Termometer air raksa 2'-menit. Termometer digital 2 sampai sinyal terdengar dan petunuk terbaca.
/. Keluarkan termometer dengan hati-hati. ;. #ersihkan termometer dengan menggunakan tisu dengan gerakan memutar dari atas ke arah resevoir kemudian buang tisu.
+/
"*. #aca tingkat air raksa atau digitnya. "". #ersihkan termometer air raksa. "'. Turunkan tingkat air raksa$ elektrik kembali ke skala a!al. ". Kembalikan termometer pada tempatnya. "0. 1uci tangan, dokumentasikan.
SOP PEMERIKSAAN SUHU TUBUH DENGAN TERMOMETER REKTAL Pengertia n Tuuan
engukur suhu tubuh dengan menggunakan termometer yang ditempatkan di rektum. engetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan kepera!atan dan membantu menentukan
diagnosis. ilakukan Pada pasien yang baru masuk, secara rutin dilakukan untuk pasien yang dira!at, se!aktu @ !aktu saat P!#e*u !
dibutuhkan. Pe!#)"p"n A,"% ? ". Termometer '. #engkok . Vaseline$ pelumas larut air. 0. :arutan sabun, desin%ektan, air bersih dalam tempatnya. +.Kertas tisu 7. andscoen 9. #uku catatan dan alat tulis.
P!#e*u!e Pee!)#""n ? ". #a!a alat kedekat pasien. '. #eri tahu klien tentang prosedur dan tuuannya. . 1uci tangan dan gunakan handscoen. 0. Pasang tirai atau penutup ruangan.
+;
+. #uka pakaian yang menutupi bokong klien. 7. 5tur posisi. •
e!asa 2 4ins atau miring dan kaki sebelah
•
sebelah atas ditekuk kearah perut. #ayi atau anak 2 Tengkurap atau telentang.
9. :umasi uung termometr dengan vaselin sekitar ',+-,+ cm untuk orang de!asa ",'-',+ cm untuk bayi atau anak @ anak. /. embuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri (untuk orang de!asa). 3ika bayi tengkurap di tempat tidur regangkan kedua bokong dengan ari-ari. ;. inta pasien menarik napas dalam dan masukkan termometer secara perlahan. "*. Pegang termometer ditepatnya selama '-menit dan + menit untuk anak. "". Keluarkan termometer dengan hati-hati. "'. #ersihkan termometer dengan menggunakan tisu dengan gerakan memutar dari atas ke arah resevoir kemudian buang tisu. ". #aca tingkat air raksa atau digitnya. "0. :ap area anal untuk membersihkan pelumas atau %eses dan rapikan pasien. "+. #ersihkan termometer air raksa. "7. Turunkan tingkat air raksa$ elektrik kemballi ke skala a!al. "9. Kembalikan termometer pada tempatnya. "/. 1uci tangan, dokumentasikan.
7*
SOP PEMERIKSAAN SUHU TUBUH DENGAN TERMOMETER AKSILA Pengertian Tuuan ilakukan P!#e*u!
engukur suhu tubuh dengan menggunakan termometer yang ditempatkan di ketiak. engetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan kepera!atan dan membantu menentukan diagnosis. Pada pasien yang baru masuk, secara rutin dilakukan untuk pasien yang dira!at, se!aktu @ !aktu saat dibutuhkan. Pe!#)"p"n A,"% ? ". Termometer air raksa$ termometer elektrik siap pakai. '. #engkok, larutan sabun, disen%ektan, air bersih dalam tempatnya. . Kertas tisu dalam tempatnya. 0. 4arung tangan$ handscPoen. +. #uku catatan dan alat tulis.
P!#e*u! Pee!)#""n ? ". #a!a alat ke dekat pasien. '. #eri tahu klien tentang prosedur dan tuuannya. . 1uci tangan dan pakai handscoen. 0. Pasang tirai $ pintu ruangan. +. #antu pasien untuk duduk atau posisi berbaring telentang. #uka pakaian pada lengan klien. 7. asukkan termometer ,ke tengah ketiak turunkan lengan, dan silangkan lengan ba!ah klien. 9. Pertahankan termometer sampai -+ menit. /. 5mbil termometer dan bersihkan termometer dengan tisu dengan gerakan memutar dari atas ke arah resevoir kemudian buang tisunya. ;. #aca tingkat air raksa atau digitnya. "*. #antu klien merapikan baunya. "". #ersihkan termometer. "'. Turunkan tingkat air raksa$ elektrik kemballi ke skala a!al.
7"
" Kembalikan termometer pada tempatnya. "0. 1uci tangan, dokumentasikan.
7'
! I" PE#$%$P
4.1 KESI&P$'!#
0etelah memahami tentang tanda1tanda vital dan kesimpulanya adalah kesehatan pada tubuh kita itu sangat penting. Terutama bagi tanda1 tanda vital seperti respirasi, denyut nadi, tekanan darah, dan suhu badan. )agaimana
prosedur
pelaksanaan
yang
berperan
penting
kepada
masyarakat ataupun pasien dan bertujuan untuk menambah pengetahuan. 0eperti pada tekanan darah, seiring dengan bertambahnya umur seseorang maka tekanan darah akan meningkat dan emosi ataupun rasa nyeri yang di alami oleh seseorang itu juga berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah. Dengan demikian suhu tubuh
dapat
menunjukan keadaan
metabolisme dalam tubuh, denyut nadi dapat menunjukan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat menjukan fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem kardiovaskuler, yang dapat di kaitkan dengan denyut nadi. 4.2 S!R!#
%gar mahasiswa mampu memperdalam ilmu dan cara pelaksanaan dari tanda 1 tanda vital. Dan dari penjelasan diatas mahasiswa harus lebih teliti untuk mengkaji suatu tanda 2 tanta vital. Karena kalau tidak teliti dalam mengkaji tanda 2 tanda vital maka tidak dapat memberikan evaluasi respon klien terhadap intravena yang diberikan, karena pemeriksaan tanda 2 tanda vital merupakan bagian dari proses pemeriksaan pasien.
7