MAKALAH SISTEM REPRODUKSI (TROMBOFLEBITIS POST )
OLEH: AGGE FITRIANA
BELLA LUSIA ARISKA RISKY SANDRA SARI WITRI ANWAR
Dosen Pembimbing: Ns.Yelmi Reni Putri,MAN
PRODI S1 KEPERAWATAN STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI TAHUN 2016/2017
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat genetalia pada waktu persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pascasalin merupakan penyebab kematian ibu, terutama setelah 2 jam pertama yang kemungkinannya sangat tinggi, namun dengan meningkatnya persediaan darah dan rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu. Infeksi pada masa nifas diantaranya yaitu Tromboflebitis Tromboflebitis yaitu penjalaran infeksi melalui vena sering terjadi dan merupakan penyebab terpenting dari kematian karena infeksi peurperalis, infeksi puerperalis yaitu infeksi nifas yang mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman – kuman ke dalam alat genetalia wanita pada waktu persalinan dan nifas. Tromboflebitis yaitu suatu peradangan yang disebabkan oleh infeksi atau cedera vena. Radang vena golongan 1 disebut Pelviotromboflebitis atau tromboflebitis pelvis dan infeksi vena 2 disebut tromboflebitis femoralis. Tromboflebitis dapat disebabkan oleh infeksi atau cedera vena. Penyebab lainnya mungkin tidak bergerak cukup cepat setelah pembedahan atau beristirahat di tempat tidur untuk waktu yang lama, mungkin mengenakan gips, merokok, minum pil KB, obat-obatan mungkin melukai dinding pembuluh darah dan menyebabkan tromboflebitis. Penyebab lainnya mungkin varises, kehamilan, atau iritasi dari infus di pembuluh darah/ menggunakan intravena (IV) line, atau setelah trauma pada vena. Ini melibatkan respons peradangan berhubungan dengan gumpalan di pembuluh darah. B. RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4. 5.
Apa yang dimaksud dengan tromboflebitis? Apa saja klasifikasi dari tromboflebitis? Apa saja manifestasi dari tromboflebitis? Bagaimana penatalaksanaan untuk kasus tromboflebitis? Apa saja komplikasi dari tromboflebitis?
C. TUJUAN 1. 2. 3. 4. 5.
Untuk mengetahui apa itu trombroflebitis Untuk mengetahui apa sja klasifikasi dari tromboflebitis Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis dari tromboflebitis Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan untuk kasus tromboflebitis Untuk mengetahui bagaimana komplikasi dari tromboflebitis
BAB II PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Tromboflebitis adalah
invasi/perluasan
mikroorganisme
patogen
yang
mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang-cabangnya. Tromboflebitis didahului dengan trombosis, dapat terjadi pada kehamilan tetapi lebih sering ditemukan pada masa nifas. (Kasus emergency kebidanan, 2010.173) Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan keopala janin gelana kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2011). Tromboflebitis adalah infeksi nifas oleh mikroorganisme patigen yang mengikuti aliran di sepanjang vena dan cabang-cabangnya (pelayanan kesehatan meternal dan neonatal, 264. 2014) Tromboflebitis merupakan suatu infeksi pada endotelium vaskular dengan pembentukan bekuan yang menempel pada dinding pembuluh darah. Pembuluh vena pada tungkai yang sering terserang adalah femoralis, popliteal dan vena safena. Tromboflebitis panggul septik yang mengenai vena ovarium dan vena uritenae dapat menyertai infeksi panggul berat. (keperawatan maternitas, 2015.501) Jadi, Tromboflebitis
adalah
radang
vena
yang
berhubungan
dengan
pembentukan trombus. Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis cebderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen . Tromboflebitis dapat disebabkan oleh infeksi atau cedera vena. Penyebab lainnya mungkin tidak bergerak cukup cepat setelah pembedahan atau beristirahat di tempat tidur untuk waktu yang lama, mungkin mengenakan gips, merokok, minum pil KB, obat-obatan mungkin melukai dinding pembuluh darah dan menyebabkan tromboflebitis. Penyebab lainnya mungkin varises, kehamilan, atau iritasi dari infus di pembuluh darah/ menggunakan intravena (IV) line, atau setelah trauma pada vena. Ini melibatkan respons peradangan berhubungan dengan gumpalan di pembuluh darah. Resiko yang menyebabkan kecenderungan peningkatan pembekuan darah, infeksi, atau saat terakhir kehamilan, varises, dan kimia atau iritasi lainnya dari daerah. Berkepanjangan duduk, berdiri, atau imobilisasi meningkatkan risiko. Dangkal
tromboflebitis mungkin kadang-kadang dikaitkan dengan kanker perut (seperti karsinoma pankreas), deep vein thrombosis, thromboangiitis obliterans, dan (jarang) dengan embolus paru. Sakit dan pembengkakan lokal berkembang dengan cepat, kulit di atas vena menjadi merah, dan hangat dan sangat keras. Karena darah di vena yang beku, pembuluh darah terasa seperti tali yang keras di bawah kulit, tidak lembut seperti normal atau varises vena. Paling sering, tromboflebitis berkurang dengan sendirinya. Dengan analgesik, seperti aspirin atau yang lain non-steroid anti-inflamasi (NSAID), biasanya membantu mengurangi rasa sakit. Meskipun umumnya peradangan reda dalam hitungan hari, beberapa minggu dapat dilalui sebelum gumpalan dan kelembutan mereda sepenuhnya. Untuk memberikan bantuan awal, dokter mungkin menyuntikkan bius lokal, menghilangkan trombus, dan kemudian diperban kompresi, dipakai selama beberapa hari. Flebitis Superfisialis (Tromboflebitis) adalah peradangan dan pembekuan darah di dalam suatu vena superfisial (vena permukaan). Tromflebitis superficialis (jempol kaki).
B. KLASIFIKASI 1. Pelvio tromboflebitis Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastika. Vena yang paling sering terkena adalah vena ovarika dextra perluasan infeksi dari vena ovarika
sinistra ke vena renalis, sedangkan perluasan infeksi dari vena ovarika dextra adalah ke vena cava inferior. 2. Tromboflebitis femoralis (Flegmasia alba dolens) Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai misalnya pada vena femoralis, vena poplitea dan vena safena. Edema pada salah satu tungkai kebanyakan disebabkan oleh suatu trombosis yaitu suatu pembekuan darah balik dengan kemungkinan timbulnya komplikasi emboli paru-paru yang biasanya mengakibatkan kematian C. ETIOLOGI Secara umum penyebab tromboflebitis 1) 2) 3) 4) 5)
Perubahan susunan darah Perubahan laju peredaran darah Perlukaan lapisan intema pembuluh darah Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium. Mempunyai varises pada vena Pada vena yang sebelumnya terdapat venaektasia atau varises, maka terdapatnya turbulensi darah pada kantong-kantong vena di sekitar klep (katup) vena merangsang terjadinya thrombosis primer tanpa disertai reaksi radang primer, yang kemudian karena faktor lokal, daerah yang ada trombusnya tersebut mendapat radang. Menipisnya dinding vena karena adanya varises sebelumnya, mempercepat proses keradangan. Dalam keadaan ini, maka dua factor utama : kelainan dinding vena dan melambatnya aliran darah, menjadi sebab penting dari
terjadinya tromboplebitis. 6) Obesitas 7) Adanya malignitas (karsinoma), yang terjadi pada salah satu segmen vena. Tumor-tumor intra abdominal, umumnya yang memberikan hambatan aliran vena dari ekstremitas bawah, hingga terjadi rangsangan pada segmen vena tungkai. 8) Memiliki
insidens
tinggi
untuk
mengalami
tromboflebitis
dalam
keluarga.Kelainan jantung yang secara hemodinamik menyebabkan kelainan pula pada system aliran vena. 9) Pernah mengalami tromboflebitis 10) Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu yang lama 11) Trauma
Pada masa hamil dan khususnya persalinan saat terlepasnya plasenta kadar fibrinogen yang memegang peranan penting dalam pembekuan darah meningkat sehingga memudahkan timbulnya pembekuan. Pada vena yang sebelumnya terdapat venaektasia atau varises, maka terdapatnya turbulensi darah pada kantong-kantong vena di sekitar klep (katup) vena merangsang terjadinya thrombosis primer tanpa disertai reaksi radang primer, yang kemudian karena faktor lokal, daerah yang ada trombusnya tersebut mendapat radang. Menipisnya dinding vena karena adanya varises sebelumnya, mempercepat proses keradangan. Dalam keadaan ini, maka dua faktor utama : kelainan dinding vena dan melambatnya aliran darah, menjadi sebab penting dari terjadinya tromboplebitis. Bila keadaan dehidrasi berat, koagulasi intravascular yang meluas ataupun infeksi sistemik dapat menimbulkan rangsangan untuk pathogenesis ini. Beberapa sebab khusus karena rangsangan langsung pada vena dapat menimbulkan keadaan ini. Umumnya pemberian infus (di lengan atau di tungkai) dalam jangka waktu lebih dari 2 hari pada tempat yang sama atau pemberian obat yang iritan secara intra vena.
Faktor predisposisi 1) 2) 3) 4) 5)
riwayat bedah kebidanan usia lanjut multi paritas varices infeksi nifas Trombosis bisa terdapat pada vena-vena kaki juga pada vena-vena panggul.
Trombosis pada vena-vena yang dekat pada permukaan biasanya disertai peradangan, sehingga merupakan tromboflebitis. Adanya septikhema, dapat dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-kuman dari darah.
D.
PATOFISIOLOGI Patofisiologi Tromboflebitis Terjadinya thrombus : a.
Abnormalitas dinding pembuluh darah Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial. Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang yang imobilisasi maupun yang istirahat di tempat tidur dengan
gerakan otot yang tidak memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga mudah terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama, duduk dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas, tumor maupun wanita hamil. b. Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas) Hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena, banyak faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis karena infus intravena, antara lain: (1) a.
Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan (flebitis kimia) pH dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu diikuti risiko flebitis tinggi. Obat suntik yang bisa menyebabkan peradangan vena yang hebat, antara lain kalium klorida, vancomycin, amphotrecin B, cephalosporins, diazepam, midazolam dan banyak obat khemoterapi.
b. Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna selama pencampuran. c.
Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah) sangat dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas > 500 mOsm/L. Hindarkan vena pada punggung tangan jika mungkin, terutama pada pasien usia lanjut
d. Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat iritasi dibanding politetrafluoroetilen (teflon) karena permukaan lebih halus, lebih thermoplastik dan lentur. Risiko tertinggi untuk flebitis dimiliki kateter yang terbuat dari polivinil klorida atau polietilen. (2)
Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi. (Kanula yang dimasukkan ada daerah lekukan sering menghasilkan flebitis mekanis. Ukuran kanula harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan difiksasi dengan baik).
(3)
Agen infeksius. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap flebitis bakteri meliputi: a.
Teknik pencucian tangan yang buruk
b.
Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak.
c.
Pembungkus yang bocor atau robek mengundang bakteri.
d. Teknik aseptik tidak baik e.
Teknik pemasangan kanula yang buruk
f.
Kanula dipasang terlalu lama
g. Tempat suntik jarang diinspeksi visual c.
Gangguan aliran darah
E. TANDA DAN GEJALA Gejala Pelvio tromboflebitis a) Nyeri terdapat pada perut bagian bawah atau perut bagian samping, timbul pada hari ke 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut : Menggigil berulang kali, menggigil terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari. Pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas. Suhu badan naik turun secara tajam (36ᵒC-40ᵒC) Penyakit dapat berlangsung selama 1-3 bulan Cenderung terbentuk pus yang menjalar kemana-mana terutama ke paru paru Gambaran darah Terdapat leukositosis Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulai menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat
karena bakterinya adalah anaerob. Pada pemeriksaan dalam hampir tidak ditemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika
Gejala Tromboflebitis femoralis a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris 7-10 hari kemudian suhu mendadak baik kira-kira pada hari ke 10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali. Pada salah satu kaki yang terkena, akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut : Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki yang lain
Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, dan nyeri Edema kadang-kadang terjadi selalu atau setelah nyeri, pada umumnya terdapat pada paha bagian atas tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian meluas dari bawah keatas Nyeri pada betis Pada trombosis vena femoralis, vena dapat teraba didaerah lipat paha Oedema pada tungkai dapat dibuktikan dengan mengukur lingkaran dari betis dan dibandingkan dengan tungkai sebelah lain yang normal.
F. KOMPLIKASI Komplikasi Pelvio tromboflebitis
Komplikais pada paru-paru infark, abses, pneumonia Komplikasi pada ginjal sinistra, yaitu nyeri mendadak yang diikuti dengan
proteinuria dan hematuria Komplikasi pada mata, persendian dan jaringan subkutan.
Komplikasi Tromboflebitis femoralis
G.
Komplikasi potensial dari tromboflebitis femoralis yang paling serius adalah emboli paru.
MANIFESTASI KLINIS Penderita-penderita umumnya mengeluh spontan terjadinya nyeri di daerah vena (nyeri yang terlokalisasi), yang nyeri tekan, kulit di sekitarnya kemerahan (timbul dengan cepat diatas vena) dan terasa hangat sampai panas. Juga dinyatakan adanya oedema atau pembengkakan agak luas, nyeri bila terjadi atau menggerakkan lengan, juga pada gerakan-gerakan otot tertentu. Pada perabaan, selain nyeri tekan, diraba pula pengerasan dari jalur vena tersebut, pada tempat-tempat dimana terdapat katup vena, kadang-kadang diraba fluktuasi, sebagai tanda adanya hambatan aliran vena dan menggembungnya vena di daerah katup. Fluktuasi ini dapat pula terjadi karena pembentukan abses. Febris dapat
terjadi pada penderita-penderita ini, tetapi biasanya pada orang dewasa hanya dirasakan sebagai malaise.
1.
Pelvio tromboflebitis a.
Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul
b.
pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut: 1) Menggigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas. 2) Suhu badan naik turun secara tajam (36oC menjadi 40oC) yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis). 3) Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan.
c. d.
Abses pada pelvis Gambaran darah Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi,
dapat segera terjadi leukopenia). Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya
e.
adalah anaerob. Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak
f.
terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai dalam pemeriksaan dalam. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain pada paru- paru (infark, abses, pneumonia), pada ginjal sinistra yang diiikuti proteinurina, hematuria, pada persedian.
2.
Tromboflebitis femoralis a.
Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
b. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut: 1)
Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih
2)
panas dibandingkan dengan kaki lainnya. Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas.
3) 4)
Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha. Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang,
5)
putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun. Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan
6)
pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas. Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif).
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1) Ultrasonograf Doppler Tehnik dopler memungkinkan penilaian kualitatif terhadap kemampuan katub pada vena profunda,vena penghubung dan vena yang mengalami pervorasi 2) Pemeriksaan hematokrit Mengidentifikasi Hemokonsentrasi 3) Pemeriksaan Koagulasi Menunjukkan hiperkoagulabilitas 4) Biakan darah Pemeriksaan Baik aerob maupun anaerob dapat membantu. Organisme yang penting untuk di antisipasi meliputi Streptokokus aerob dan anaerob. Staphilokokus aureus ,Eschercia coli dan Bakteriodes 5) Pemindai ultrasuond dupleks dengan tehnik ini obstruksi vena dan refleks katub dapat dideteksi dan dilokalisasi dan dapat dilihat diagram vena-vena penghubung yang tidak kompeten 6) Venografi Bahan kontras disuntikkan kedalam sistem vena untuk memberikan gambaran pada vena-vena di ekstrimitas bawah dan pelvis.
I. PENATALAKSANAAN 1. Pelvio tromboflebitis a.
Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang baik
b. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum c.
Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum
d. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan. 2. Tromboflebitis femoralis a.
Terapi medik : Pemberian analgesik dan antibiotik.
b. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah. Jauhkan tekanan dari daerah untuk mengurangi rasa sakit dan mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut. c.
Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan. Pastikan Pasien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.
d. Sediakan stocking pendukung kepada Pasien pasca partum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis. e.
Instruksikan kepada Pasien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
f.
Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
g. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan diberikan. h. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep. i.
Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki Pasien sehingga aliran darah tidak terhambat.
j.
Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.
k. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran. l.
Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal untuk mengkaji pendarahan jika Pasien dalam terapi antikoagulan.
m. Adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi.
n. Yakinkan Pasien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu. o. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin. p. Jelaskan pada Pasien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan melalui terapi sub kutan Jelaskan kepada Pasien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dilakukan.
Pola Pengobatan Tromboflebitis Flebitis superfisialis sering menghilang dengan sendirinya. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya Aspirin, ibuprofen). Untuk mempercepat penyembuhan, bisa disuntikkan anestesi (obat bius) lokal, dilakukan pengangkatan trombus dan kemudian pemakaian perban kompresi selama beberapa hari. Jika terjadi di daerah selangkangan, trombus bisa masuk ke dalam vena dalam dan terlepas. Untuk mencegah hal ini, dianjurkan untuk melakukan pembedahan darurat guna mengikat vena permukaan. Untuk rekomendasi lebih spesifik, lihat kondisi tertentu. Secara umum, pengobatan dapat mencakup sebagai berikut: Obat analgesik (nyeri obat), antikoagulan atau pengencer darah untuk mencegah pembentukan gumpalan baru, Trombolitik untuk melarutkan bekuan yang sudah ada, non-steroid obat anti inflamasi (OAINS), seperti ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan, antibiotik (jika infeksi hadir).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian dasar data Pasien 1) Identitas Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya : Nama : Umur : Jenis kelamin : Pekerjaan : Alamat : No register : Suku/bangsa : Agama :
Tingkat pendidikan
:
2) Riwayat Penyakit Riwayat varises, hiperkoagulasi, penyakit neoplasma, penyakit kardiovaskuler, pembedahan mayor, resiko tinggi cedera, obesitas. Riwayat duduk lama, baik karena berhubungan dengan pekerjaan atau akibat dari pembatasan aktivitas. Imobilitas berkenaan dengan tirah baring dan anestesia. 3)Pemeriksaan fisik 1) TTV TD : Suhu : Nadi : Pernafasan : 2) Sirkulasi a) Varises vena. b) Sedikit peningkatan frekuansi nadi. c) Riwayat trombosis vena sebelumnya, masalah jantung, hemoragi, hipertensi karena kehamilan, hiperkoagulasi pada puerperium dini. d) Ekstremitas bawah mungkin hangat dan warna kemerahan atau tungkai sakit/
nyeri
tungkai,
dingin,
pucat,
oedem.
Inspeksi : tungkai mulai dari selangkangan kaki, perhatikan perbedaan antara keduanya. Palpasi : untuk menentukan daerah nyeri tekan dan thrombosis menggunakan 3 atau 4 jari. e) Sering cek dari denyut nadi, tekanan darah, suhu (juga kenaikan suhu pada tungkai), kulit kondisi, dan sirkulasi mungkin diperlukan. 3) Makanan/cairan Penambahan berat badan berlebihan/kegemukan. 4) Nyeri/ketidaknyamanan Nyeri tekan dan pada area yang sakit misalnya betis atau paha. Trombosis dapat teraba, menojol/berkeluk. 5) Keamanan Adanya endometritis pascapartum atau selulitis pelvis. Suhu agak meninggi, kemajuan pada peninggian yang dapat dilihat dan menggigil. 6) Seksualitas Multipara Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada vena – vena pelvis, penggunaan penjejak kaki atau posisi yang salah dari ekstremitas selama fase intrapartum atau kelahiran melalui operasi, termasuk kelahiran sesaria.
Wanita pemakai kontrasepsi oral. A. ANALISA DATA N O 1
DATA Ds :
ETIOLOGI
MASALAH
Perubahan susunan darah
Klien mengatakan
perfusi jaringan
Terdapat pembuluh
Perubahan
darah di bagian
darah
belakang lutut Klien mengatakan pembuluh darah
laju
peredaran
dengan Perlukaan
lapisan
intema
pembuluh darah
penurunan aliran darah/ stasis vena (obstruksi vena
Pasca
Terlihat pembuluh
perifer berhubungan
sangat banyak Do :
Ketidak efektifan
bedah,
perluasan
sebagian/ penuh).
infeksi endometrium.
darah di permukaan kulit Bagian tertentu terdapat pembuluh darah yang menyebar 2
Mempunyai
varises
pada
vena Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer sebelumnya terdapat venaektasia
Ds : Klien mengatakan nyeri pada kulit Klien mengatakan nyeri seperi terbakar, dan tertusuk Do : Klien meringis kesakitan Terdapatnya
atau varises,
Nyeri berhubungan dengan proses
terdapatnya turbulensi darah pada kantong-kantong vena di sekitar klep (katup) vena merangsang terjadinya thrombosis primer tanpa disertai reaksi radang primer, daerah yang ada trombusnya tersebut mendapat radang.
inflamasi.
nyeri tekan pada dermatom Adanya kemerahan
3
Menipisnya dinding vena karena adanya varises sebelumnya, mempercepat proses keradangan Menyebabkan nyeri Pada vena yang sebelumnya
Ds : Klien mengatakan risih pada bagian belakang lutut Klien mengatakan
terdapat venaektasia atau varises,
nyaman berhubungan
maka terdapatnya turbulensi darah pada kantong-kantong vena di
malas beraktifitas Do : Klien tampak gelisah Klien tampak
merangsang terjadinya thrombosis
khwatir dengan
primer tanpa disertai reaksi radang
keadaan nya Adanya perubahan
primer,
aktual struktur
yang kemudian karena faktor lokal,
tubuh. Muncul
Gangguan rasa
sekitar klep (katup) vena
dengan penurunan sirkulasi arteri dan oksigenasi jaringan dengan produksi/ akumulasi asam laktat pada jaringan.
daerah yang ada trombusnya
vesikel – vesikel dikulit
tersebut meradang menyebabkan terjadinya gangguan rasa nyaman saat berdiri maupun berjalan pada bagian sendi dan kaki
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN a) Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah/ stasis vena (obstruksi vena sebagian/ penuh). b) Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi. c) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan penurunan sirkulasi arteri dan oksigenasi jaringan dengan produksi/ akumulasi asam laktat pada jaringan.
BAB III PENUTUP A.KESIMPULAN Tromboflebitis adalah radang vena yang berhubungan dengan pembentukan trombus. Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis cebderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen . B. SARAN
Kepada pembaca agar memahami apa itu tromboflebitis dan pencegahan yang dapat dilakukan, Kepada tenaga kesehatan terutama bidan agar dapat memberi penanganan segara bila menemui kasus tromboflebitis, sehingga tidak terjadi komplikasi yang berlanjut.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat sertakarunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yakni tentang Tromboflebitis Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampai kan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, amin.
Bukittinggi, 20 maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................ i DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii BAB I
...........................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1 LATAR BELAKANG...............................................................................................2 I. II.
RUMUSAN MASALAH .......................................................................3 TUJUAN PENULISAN..........................................................................4
BAB II
...........................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................5 I. II. III. IV. V.
Defenisi Tromboflebitis..........................................................................6 Klasifikasi Dari Tromboflebitis..............................................................10 Manifestasi Dari Tromboflebitis............................................................14 Penatalaksanaan Untuk Kasus Tromboflebitis.......................................16 Komplikasi Dari Tromboflebitis............................................................20
BAB III
..........................................................................................................22
PENUTUP
..........................................................................................................22
I. II.
KESIMPULAN............................................................................................23 SARAN........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Prawirrohardjo Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan bina pustaka. FKUI. 2012. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Djojosugito Ahmad. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka. http://riniwulandari93.blogspot.co.id/2013/05/makalah-tromboflebitis.html https://plus.google.com/105031809630200230820/posts/LsuPda6qKn5 www. Docstoc. com/ docs/ 85267770/ Tromboflebitis-Pasca-Partum. Diakses pada tanggal 16 April 2013, pukul 15.00 WIB