DASAR TEORI TROMBOFLEBITIS
A. Pendahuluan Dalam beberapa hari setelah melahirkan melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara antara 37,2 - 37,8oC oleh oleh karena karena resorb resorbsi si benda-b benda-benda enda dalam dalam rahim rahim dan mulain mulainya ya laktasi. Dalam hal ini disebut demam resorbsi, hal ini adalah normal (Rustam Muchtar, 1998). Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genitalia genitalia dalam masa nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Mobilitas puereuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38 oC atau lebih selama 2 hari. Da;am 10 hari pertama postpatum. Kecuali pada hari petama. Suhu diukur 4x sehari secara oral (dari mulut) (Adele Pillitteri, 2007). Beberapa faktor predisposisi 1.
Kurang gizi atau nutrisi
2.
Anemia
3.
Higiene
4.
Kelelahan
5.
Proses persalinan bermasalah;
a.
Partus lama / macet
b.
Korioamnionitis
c.
Persalinan traumatik
d.
Kurang baiknya pencegahan infeksi
e.
Manipulasi yang berlebihan
f.
Dapat berlanjut keinfeksi dalam masa nifas
(Abdul Bari SAifudin, dkk., 2002)
Bermac Bermacamam-mac macam am jalan jalan masuk masuk kuman kuman kedalam kedalam alat alat kandunga kandungan, n, sepert sepertii eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dari dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri), antara lain:
1. Streptococcus Haemoliticus Aerobik 2. Staphyloco Staphylococcus ccus aureus 3. Escherichia Escherichia coli coli Cara terjadinya infeksi: a.
Mani Manipu pula lasi si pen penol olon ong g yang yang tid tidak ak suci suci ham hama, a, atau atau peme pemeri riks ksaa aan n dalam dalam
yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada didalam rongga rahim. b.
Alat-al -alat yan yang g ti tidak su suci ham hama.
c.
Infe Infeks ksii dropl droplet et,, saru sarung ng tang tangan an dan dan ala alatt-al alat at ter terke kena na inf infek eksi si kont kontam amin inas asii
yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong dan pembantunya atau orang lain. Klasifikasi infeksi : 1. Infeksi Infeksi terbatas terbatas lokasinya lokasinya pada pada perineum, perineum, vulva, vulva, serviks, serviks, dan endometri endometrium um 2. Infeksi Infeksi yang menyebar menyebar ketempat lain lain melaui: pembuluh pembuluh darah vena, pembuluh pembuluh limfe dan endometrium (Rustam Muchtar, 1998).
B. Pengertian Tromboflebitis Tomboflebit Tomboflebitis is merupakan merupakan inflamasi inflamasi permukaan permukaan pembuluh pembuluh darah disertai disertai pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca pasca partum partum pada saat saat kemamp kemampuan uan penggum penggumpal palan an darah darah mening meningkat kat akibat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan keopala janin gelana kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode
tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007). C. Klasifikasi
Tomboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu: 1.
Pelviotromboflebitis
Pelviotromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena overika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra, mengalami inflamasi dan akan menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan peridiapendisitis. Perluasan infeksi dari vena uterna ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke14 atau ke-15 pasca partum. 2.
Tomboflebitis femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum. (Abdul Bari SAifudin, dkk., 2002) D. Etiologi
a. Perluasan infeksi endometrium b. Mempunyai varises pada vena c. Obesitas d. Pernah mengalami tramboflebitis e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu yang lama f. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami keluarga.
tromboflebitis dalam
(Adele Pillitteri, 2007) E. Tanda dan Gejala
1.
Pelvio Tromboflebitis a. Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas. b. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut: 1)
Mengigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat
(30-40 menit)dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadangkadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas. 2)
Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC)
yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis) 3)
Penyaklit dapat langsung selama 1-3 bulan
4)
Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana,
terutama ke paru-paru c. Abses pada pelvis d. Gambaran darah 1)
Terdapat
leukositosis
(meskipun
setelah
endotoksin
menyebar kesirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia) 2)
Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat
sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob. e. Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai dalam pemeriksaan dalam. 2.
Tromboflebitis femoralis
a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali. b. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut: 1) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya. 2) Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas 3) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha 4) Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun. 5) Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas. 6) Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles(tanda homan positif) F. Pemeriksaa Diagnosis Menurut buku safe motherhood,modul sepsis puerperalis:materi pendidikan untuk
kebidanan,
Tromboflebitis
biasanya
dapat
dibuktikan
melalui
pemeriksaan klinis. Untuk melakukan tes diperlukan keterampilan tingkat lanjut dan teknologi yang mahal. Tes tersebut meliputi : •
Ultrasound dengan menggunakan efek Doppler untuk mempelajari aliran bunyi dalam vena femoral.
•
Venografi yang mencakup x-ray setelah injeksi radio op aque dye.
•
Hematokrit
:
Hemokonsentrasi
(penigkatan
Ht)
potensial
resiko
pembentukan thrombus. •
Pemeriksaan koagukasi : dapat menyatakan hiperkoagulasi
•
Pemeriksaan
vaskuler
noninvasive
(osklimetri
Doppler,
toleransi
latihan,pletismografi impendan,dan skan dupleksi: perubahan pada aliran darah dan infeksi volume vena tersumbat, kerusakan vaskuler, dan kegagalan vaskuler. •
Tes trendelenburg : dapat menunjukkan tidak kompentennya pembuluh katup.
•
Venografi : secara radiografi memastikan diagnose melalui perubahan aliran darah dan/atau ukuran saluran.
G. Penatalaksanaan
1.
Pelvio Tromboflebitis a. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang baik b. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum c. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum d. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan. (Abdul Bari Saifudin, dkk., 2002)
2.
Tromboflebitis Femoralis a.
Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada
ekstremitas
bawah
pembekuan darah.
dan
menurunkan
kemungkinan
pembentukan
b.
Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan
menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis. c.
Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca patrum yang
memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis. d.
Instruksikan kepada klien untuk memakai stocking pendukung
sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya. e.
Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang
terkena. f.
Dapatkan nilai p embekuan darah perhari s ebelum obat a nti
koagulan diberikan. g.
Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan
resep. h.
Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat
basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki klien sehingga aliran darah tidak terhambat. i.
Sediakan b ed c radle u ntuk m encegah s elimut menekan k aki
yang terkena. j.
Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian
bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran. k.
Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut
perineal untuk mengkaji pendarahan jika klien dalam terapi antikoagulan. l.
Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya:
pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi.
m.
Yakinkan klien bahwa heparin yang diterimanya dapat
dilanjutkan pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu. n.
Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.
o.
Jelaskan pada klien mengenai pemberian heparin yang harus
dilakukan melalui terapi sub kutan p. harus
Jelaskan kepada klien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia memberitahukan tenaga kesehatan
yang dia
hadapi untuk
memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dlakukan. (Adele Pillitteri, 2007)
MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TROMBOFLEBITIS
I. LANGKAH I PENGKAJIAN A. Identitas
Nama Istri Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Suku Alamat
: : : : : : :
Ny. S 24 Tahun Islam SMA IRT Jawa Jl. Mawar No 22
Nama Suami Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Suku Alamat
: : : : : : :
Tn. T 26 Tahun Islam S1 Guru Jawa Jl. Mawar No 22
B. Anamnese
Tanggal
: 11 Agustus 2010
Oleh
: Bidan Zhifa
1.
Pukul : 10.00 Wita
Keluhan utama
Ibu post partum 10 hari yang lalu (1 Agustus 2010) mengeluh badannya terasa panas, nyeri pada betis, kaki kiri bengkak dan kemerahan. 2.
Riwayat persalinan
Ibu partus pada tanggal 1 Agustus 2010 pukul 19.00 WIB Kala I :
Lamanya 7 jam 40 menit, jumlah perdarahan 0 cc Blood Slym keluar saat pembukaan lengkap, ketuban pecah spontan, air ketuban jernih.
Kala II :
Lamanya 30 menit persalinan spontan pervaginam, bayi lahir normal APGAR SCORE 8/9 , jenis kelamian laki-laki, BB 2800 gram, PB 50 cm, tidak ada lilitan tali pusat, tidak ada robekan jalan lahir, jumlah perdarahan +/- 100 cc.
Kala III:
Lamanya 15 menit, plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput lengkap berat plasenta 500gr, kontraksi uterus baik, jumlah perdarahan +/- 100 cc.
Kala IV:
Berlagsung normal, kont raksi uterus baik, jumlah perdarahan +/200cc, keadaan umum ibu tampak letih, TD 110/70 mmHg, RR 20x/ menit, Temp 37,5 oC, pols 80x/menit.
3.
Pola Hidup Sehari-Hari a.
Nutrisi
Sebelum melahirkan : Ibu makan 3x sehari, dengan porsi satu piring nasi, sayur, tempe/ikan, buah. Ibu minum 8-12 gelas / hari dan minum susu.2 gelas / hari Sesudah melahirkan : Ibu mengtakan tidak begitu nafsu makan, dua kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur, tempe, ikan, telur, buah. Ibu telah banyak minum 12-14 gelas / hari. Dan minum susu 2 gelas/hari b.
Eliminasi
Sebelum melahirkan : BAB; 1x sehari konsistensi lunak. BAK; 3-4x sehari Sesudah melahirkan : BAB; Ibu
mengatakan belum BAB
setelah
melahirkan. BAK sejak melahirkan ibu sudah 3x BAK. c.
Istirahat
Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan biasa tidur 7-8 jam / hari, 1 jam tidur siang. Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur karena nyeri pada betisnya, sehingga hanya tidur 5-6 jam / hari, tidur siang ½ jam. d.
Aktifitas
Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan melakukan tugas rumah tangga sendiri,
melakukan kegiatan sehari-hari sendiri
tanpa bantuan. Sesudah melahirkan : Ibu belum melakukan banyak aktifitas, namun sudah bisa ke kamar mandi sendiri. e.
Personal Hygiene
Sebelum melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, cuci tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Sesudah melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, ganti pembalut 3x sehari, cuci tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan. 4.
Keadan Psikologis
Ibu mengatakan saat ini merasa bahagia dengan kelahiran bayinya karena sudah lama menantikannya dan jenis kelaminnya sesuai dengan yang diinginkannya, namun ibu agak cemas tidak bisa merawat bayinya dengan baik karena ini pengalamannya yang pertama. Suami dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya. Ibu takut bergerak karena terasa nyeri, Ibu menyusui bayinya dan ibu ingin KB setelah melahirkan untuk menunda kehamilan selanjutnya.
5.
Riwayat kesehatan sekarang
Ibu post patrum hari 4, ibu mengatakan badannya letih dan pegal tidak ada luka hecting, nyeri pada kaki dan betis ibu mengatakan takut bergerak, tidak ada penyakit menular dan menahun
6.
Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada penyakit menular dan tidak mempunyai penyakit menahun. C. Pemeriksaan
1.
Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
: Ibu tampak letih
Kesadaran
: Composmentis
BB sebelum hamil : 56 Kg Hamil aterm
: 64 Kg
Setelah melahirkan : 58 Kg TB
: 157 Cm
b.
Tanda-tanda vital
TD
: 110/70 nnHg Nadi
: 80x / menit
Temperatur
: 37,5 oC
Pernafasan
: 22x / menit
2.
Pemeriksaan Fisik a.
Kepala
:
Tidak ada benjolan dan lesi
b. Rambut
:
Berwarna hitam, lurus, bersih
c. Wajah
:
Tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada odema
d. Mata
:
Fungsi penglihatan baik, konjungtiva pucal, sklera tidak iklerik simetris kanan dan kiri
e. Hidung
:
Fungsi penciuman baik, kebersihan baik, mukosa berwana merah mudatidak ada peradangan, polip tidak ada.
f.
Telinga
:
Fungsi pendengaran baik, kebersihan baik, tidak ada pengeluaran serum, daun telinga ada.
g. Mulut dan gigi : Fungsi pengecap baik kebersihan cukup, gigi lengkap tidak ada stomatitis dan tidak ada caries
h. Leher
:
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan vena jugularis
i.
Dada
:
Simetris kanan-kiri gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar bunyi wheezing, suara nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.
j.
Payudara :
Terlihat bersih, konsistensi lunak, simetris kanan-kiri, putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola
mamae,
tidak
ada
nyeri,
abses,
dan
pembengkakan, kolostrum sudah keluar lancar. k. Abdomen :
TFU pertengahan sympisis dan pusat, strie albikans ada, linea nigra ada, kandung kemih kosong, konsistensi keras, kontraksi uterus baik.
l.
Genitalia :
Tidak terdapat luka perineum, tidak ada varises pada vagina, peneluaran darah pervaginam normal, tidak ada oedema, kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban.
m. Bokong
:
Kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban, tidak terdapat hemoroid
n. Ekstrimitas atas: Jari-jari lengkap pergerakan baik tidak ada oedema, kuku bersih, simetris kanan-kiri o. Ekstrimitas bawah : Ada oedema, kaki kiri bengkak dan kemerahan serta lebih panas dibanding dengan kaki lainnya, nyeri pada
betis,
jari-jari
lengkap,
kaki
kiri
sulit
digerakkan, simetris kanan-kiri , Tanda Homan: (positif) adanya nyeri betis sewaktu dorsofleksi kaki
tekan pada
LANGKAH II INTERPRESTASI DATA DASAR DIAGNOSA
Ibu
post
partum
hari
Tromboflebitis femoralis
DATA DASAR
ke-10
dengan
-
Ibu post partum hari ke-
10 partus tanggal 1 Agustus 2010 pukul 19.00 -
Ibu mengeluh badannya
terasa panas, nyeri pada betis, kaki kiri bengkak dan kemerahan. -
KU : Ibu tampak letik
Kes : Composmentis TD : 110/70 mmHg, N : 80x/mnt RR : 22x/mnt, Temp : 37,5oC - Pemeriksaan fisik Ekstrimitas bawah
:
tampak
oedema, kaki kiri bengkak dan kemerahan
serta
lebih
panas
disbanding dengan kaki lainnya, nyeri pada betis, kaki kiri sulit digerakkan - Tanda Homan positif : adanya nyeri
tekan pada betis sewaktu
dorsofleksi kaki
MASALAH
Cemas
DASAR
-
Ibu
tampak
khawatir
dengan
keadaannya
KEBUTUHAN
DASAR
Berikan KIE tentang : -
-
Cara mengatasi nyeri dan ambulasi
- Ibu
kurang
mengerti
dini
ambulasi dini
Pemenuhan Cairan dan nutrisi
- Suhu tubuh 37,5 oC
LANGKAH III MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL DAN PENANGANAN
Potensial terjadinya Emboli Pulmonum
LANGKAH IV MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter bila diperlukan
tentang
LANGKAH V MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini 2. Ajarkan pada ibu cara mengurangi rasa nyeri 3. Ajarkan ibu tentang ambulasi dini 4. Beri terapi anti piretik untuk mengatasi demam 5. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi nutrisi yang adekuat 6. Anjurkan ibu untuk banyak minum 7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi LANGKAH VI KALA II PELAKSANAAN ASUHAN LANGSUNG
1.
Menjelaskan
pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu
saaat ini yaitu mengalami tromboflebitis femoralis sehingga kaki ibu bengkak dan tegang dan terasa nyeri, suhu tubuh 37,5 oC 2.
Menjelaskan dan mengajarkan pada ibu tentang cara
mengurangi nyeri yaitu: a.
tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena
b.
menyediakan
stoking
pendukung
untuk
meningkatkan
sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi statis c.
memakai stoking pendukung sebelum bangun pagi dan
melepasnya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya d. 3.
kaki dikompres dengan air hangat Menjelaskan pada ibu untuk melakukan ambulasi dini agar
dapat meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan bekuan darah, misalnya: jika ibu sudah merasa tidak lelah anjurkan untuk kekamar mandi namun tetap ditemani.
Menjelaskan pada ibu untuk tidak berada pada posisi litotomi dan tidak menggantung kaki lebih dari 1 jam dan memberi alas penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yang kuat pada betis. 4.
Memberikan terapi antipiretik parasetamol 3x1mg
untuk
mengatasi demam 5.
Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi ibu nifas seperti mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein, mineral, vitamin, cukup (sayur-sayuran, tempe, tahu, telur, ikan, buah-buahan, apabila ibu mampu membeli susu dan mencobanya walau tidak suka susu) 6.
Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk minum 3 liter
setiap hari(8-12 gelas setiap hari) untuk mencegah dehidrasi dan menurunkan panas dengan adanya peningkatan pengeluaran urine 7.
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
LANGKAH VII EVALUASI Tanggal : 10 Agustus 2010
Pukul : 10.30 Wita
1
Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini
2
Ibu
mengerti
tentang
cara
mengurangi
nyeri
dan
bersedia
melakukannya 3
Ibu mengerti tentang ambulasi dini dan bersedia melakukannya
4
Ibu mengatakan akan minum obat yang telah diberikan
5
Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas dan ibu mengatakan
akan memperhatikan keadaan gizinya 6
Ibu mengatakan akan minum 8-12 gelas setiap hari
7
Kolaborasi dengan dokter telah dilakukan
DOKUMENTASI KEBIDANAN Tanggal : 11 agustus 2010
S
Pukul : 10.45 Wita
:
-
Ibu post partum hari ke-10 partus tanggal 1 Agustus 2010 pukul 19.00
-
Ibu mengeluh badannya terasa panas, nyeri pada betis, kaki kiri
bengkak dan kemerahan.
O
:
-
KU : sedang
Kes : Composmentis TD : 110/70 mmHg, N : 80x/mnt RR : 22x/mnt, Temp : 37,5oC - Pemeriksaan fisik Ekstrimitas bawah : tampak oedema, kaki kiri bengkak dan kemerahan serta lebih panas disbanding dengan kaki lainnya, nyeri pada betis, kaki kiri sulit digerakkan. - Tanda Homan positif : adanya nyeri tekan pada betis sewaktu dorsofleksi kaki
A
:
-
Ibu post partum hari ke-4 dengan Tromboflebitis femoralis
-
Diagnosa potensial
: Emboli pulmonum
-
Masalah
: Cemas
-
Kebutuhan
: Berikan KIE tentang :
Tindakan segera
o
Cara mengatasi nyeri dan ambulasi dini
o
Pemenuhan Cairan dan nutrisi
: Kolaborasi dengan dokter bila diperlukan
P
:
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini 2. Ajarkan pada ibu cara mengurangi rasa nyeri 3. Ajarkan ibu tentang ambulasi dini 4. Beri terapi anti piretik untuk mengatasi demam 5. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi nutrisi yang adekuat 6. Anjurkan ibu untuk banyak minum 7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
DAFTAR PUSTAKA Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC Bari, Saifuddin Abdul dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatol . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirotarjo Wiknjosastro, Hanifa dkk. 1999. Ilmu Kebidanan . Jakarta : Yayasan Bina Puataka Sarwono Prawiroharjo.