Trombosis dan Tromboflebitis MATA KULIAH
: KEPERAWATAN KEPERAWATAN MATERNITAS
DOSEN PENGASUH : NURNA NINGSIH, S.Kp., M. Kes
DISUSUN OLEH: Rasmita Handika
04071003014 04071003014
Sri Dewi Afsari
04071003028 04071003028
Karolin Adhisty
04071003042 04071003042
Hepiriyani
04071003045
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Nurna Ningsih, S.Kp., M. Kes, selaku dosen Mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian makalah ini. Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada temanteman dan semua pihak yang terkait. Tujuan penyusunan makalah ini untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang perdarahan post partum. Peny Penyus usun un
meny menyad adar arii
bahw bahwaa
masi masih h
bany banyak ak
terd terdap apat at
keku kekura rang ngan an
dala dalam m
penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua.
Indralaya, April 2010 Penyusun,
Kelompok 13
DAFTAR ISI
Halaman Judul
i
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
1
I.2. Rumusan Masalah
4
I.3. Tujuan
5
BAB II ISI II.1. Pengertian pengertian Trombosis
6
II.2. Atrial Trombosis
7
II.2.1 Definisi
7
II.2.2 Etiologi
7
II.2.3 Gambaran Klinis
7
II.2.4 Penatalaksanaan
8
II.3. Deep-Vein Trombosis
9
II.4. Faktor Resiko Utama Terjadinya Trombosis
10
II.5. Asuhan Keperawatan pada Trombosis
11
II.6. Pengertian Tromboflebitis
14
II.7. Pelvitromboflebitis
15
II.7.1. Penatalaksanaan
16
II.8. Tromboflebitis Femoralis
16
II.8.1. Penatalaksanaan
17
II.9. Asuhan Keperawatan pada Tromboflebitis
18
BAB III PENUTUP III.1. Kesimpulan
21
III.2. Saran
22
Daftar Pustaka
23
BAB I PENDAHULUAN
I.
1 Latar Belakang
Sebagi Sebagian an besar besar kejadi kejadian an kesaki kesakitan tan dan kemati kematian an ibu yang yang diseba disebabkan bkan oleh oleh perdarahan paska persalinan terjadi empat jam pertama setelah kelahiran bayi. Karena itulah penting sekali untuk memantau ibu secara ketat, segera setelah setiap tahapan atau kala persalinan diselesaikan, khususnya pada saat setelah persalinan. Pemantauan ini berupa berupa konsultasi konsultasi paska persalinan persalinan di ruangan ruangan maupun pemeriksaan-peme pemeriksaan-pemeriks riksaan aan yang diperlukan. diperlukan. Jika tanda-tanda tanda-tanda vital dan tonus uterus masih dalam batas normal selama dua jam pertama pasca persalinan, mungkin ibu tidak akan mengalami perdarahan paska persalinan. Penting sekali untuk tetap berada di samping ibu dan bayinya selama dua jam pertama pasca persalinan. Tekanan darah dan denyut nadi harus diukur tiap 15 menit sekali, selama beberapa jam pertama setelah pelahiran, atau lebih sering bila ada indikasi tertentu. Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras juga diperlukan. Pemantauan suhu tubuh, perdarahan perdarahan harus diawasi. diawasi. Tidak dianjurkan dianjurkan menggunakan menggunakan kain pembebat pembebat perut selama dua jam pertama pasca persalinan atau hingga ibu sudah stabil. Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara 37,2 37,8oC oleh karena resorbsi resorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi. laktasi. Dalam hal ini disebut demam resorbsi, hal ini adalah normal. Infe Infeks ksii nifa nifass adala adalah h kead keadaan aan yang yang menca mencaku kup p semu semuaa pera peradan danga gan n alat alat-a -ala latt genitalia dalam masa nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Mobilitas puereuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38 oC atau lebih selama 2 hari. Da;am 10 hari pertama postpatum. Kecuali pada hari petama. Suhu diukur 4x sehari secara oral (dari mulut).
Beberapa faktor predisposisi 1)
Kurang gi gizi atau nutrisi
2)
Anemia
3)
Higiene
4)
Kelelahan
5)
Proses pe persalinan be bermasalah; a.
Partus lama / macet
b.
Korioamnionitis
c.
Persalinan traumatik
d.
Kurang baiknya pencegahan infeksi
e.
Manipulasi yang berlebihan
f.
Dapat berlanjut keinfeksi dalam masa nifas
Bermacam-macam jalan masuk kuman kedalam alat kandungan, seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dari dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri) 1)
Streptococcus Haemoliticus Ae Aerobik
2)
Staphylococcus aureus
3)
Escherichia coli
Cara terjadinya infeksi: a. Mani Manipu pula lasi si peno penolo long ng yang yang tidak tidak suci suci hama, hama, atau atau peme pemeri riks ksaa aan n dalam dalam yang yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada didalam rongga rahim. b. Alat-a Alat-alat lat yang yang tida tidak k suci suci hama hama.. c. Infeks Infeksii drople droplet, t, sarung sarung tangan tangan dan alat-a alat-alat lat terkena terkena infeks infeksii kontam kontamina inasi si yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong dan pembantunya atau orang lain. Adapun beberapa penyakit yang sering sering menyebabkan menyebabkan angka kesakitan kesakitan dan kematin kematin yang tinggi pada ibu paska nifas adalah :
1. Metrit Metritis is Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan dan merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi
abses abses pelvis pelvis,, perito peritonit nitis, is, syok syok septik septik,, thromb thrombosi osiss vena yang yang dalam, dalam, infeks infeksii pelvik pelvik menahun, dispareunia, penyumbatan tuba dan infertilitas. 2. Bendungan Bendungan payudara Bendungan payudara adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi. Hal ini bukan disebabkan overdistensi dari saluran sistem laktasi. Bila ibu menyusui bayinya : o
Susukan sesering mungkin
o
Kedua payudara disusukan
o
Kompres hangat payudara sebelum disusukan
o
Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui
o
Sangga payudara
o
Kompres dingin diantara payudara untuk permulaan menyusui
3. Infeksi Infeksi payudara payudara o
Mastitis yaitu yaitu
Infeksi Infeksi parenkimal parenkimal kelenjar kelenjar mammae mammae pada masa nifas dan menyusui menyusui..
Insidennya sekitar 2 %. Gejala-gejala mastitis supuratif jarang muncul sebelum akhir sampai minggu ketiga atau keempat. Infeksi hampir selalu unilateral dan pembengkakan bermakna bermakna biasanya biasanya mendahului mendahului inflamasi, inflamasi, yang tanda pertamanya pertamanya adalah mengigil mengigil dan rasa kaku segera diikuti demam dan takikardia. Payudara menjadi keras dan memerah, dan sang ibu mengeluhkan nyeri. Sekitar 10 % wanita dengan mastitis mengalami abses dan gejala gejala-ge -gejal jalaa konstit konstitusi usiona onall yang yang mendahu mendahului lui abses abses mammae mammae biasan biasanya ya parah. parah. Biasanya disebabkan oleh Staphilokokus aureus. Pengobatan dengan antibiotik. o
Abses payudara
Ditandai dengan keadaan menetapnya demam dalam waktu 48 sampai 72 jam atau atau pert pertum umbu buhan han mass massaa yang yang tera teraba. ba. Sonog Sonogra rafi fi dapa dapatt memb membant antu u mene menega gakka kkan n diagnosis. Drainase secara bedah penting dilakukan dan mungkin diperlukan anestesi umum.Pada kasus awal, insisi tunggal dibagian atas bagian paling lunak pada area fluktuasi fluktuasi biasanya sudah cukup namun abses multiple memerlukan memerlukan beberapa beberapa insisi insisi dan satu jari harus dimasukkan dimasukkan untuk memecahkan memecahkan dinding-dind dinding-dinding ing lokul. Kavitas Kavitas yang terbentuk terbentuk akibat insisi insisi ditutup secara secara longgar longgar dengan perban, yang harus diganti setiap 24 jam. 4. Tromboflebit Tromboflebitis is Yaitu perluasan atau invasi mikroorganisme pathogen yang mengikuti aliran dara darah h di sepa sepanj njang ang vena vena dan dan caban cabang g – caban cabangny gnya. a. Dikl Diklas asif ifik ikas asik ikan an atas atas pelv pelvio io tromboflebitis dan tromboflebitis femoralis., Pelvio tromboflebitis yaitu mengenai venavena dinding dinding uterus dan ligamentum ligamentum latum, yaitu yaitu vena ovarika, ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika. Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena femoralis, vena poplitea dan vena sapena. I.2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Trombosis? 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Atrial Trombosis? 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Deep-Vein Trombosis? 4. Faktor Risiko apa saja yang Utama dariTrombosis? 5. Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Trombosis? 6. Apakah Pengertian dari tromboflebitis? 7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pelvitromboflebitis? 8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tomboflebitis Femoralis? 9. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada tromboflebitis?
. 1.3. Tujuan
1.3.1.Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian Trombosis 2. Untuk mengetahui tentang Atrial Trombosis 3. Untuk mengetahui tentang Deep-Vein Trombosis 4. Untuk mengetahui Faktor Risiko apa saja yang Utama dariTrombosis 5. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Trombosis 6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tromboflebitis 7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pelvitromboflebitis 8. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada tromboflebitis
1.3.2.Tujuan Umum
Untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang Trombosis dan tromboflebitis
BAB II
ISI II.1 Pengertian Trombosis
– Trombosis Trombosis adalah terbentuknya masa dari unsur darah didalam pembuluh darah vena atau arteri pada makluk hidup. Trombosis merupakan istilah yang umum dipakai untuk sumbatan pembuluh darah, baik arteri maupun vena. Trombosis hemostatis yang bersifat self self-l -lim imit ited ed dan dan terl terloka okali lisi sirr untuk untuk menc mencega egah h hila hilangn ngnya ya dara darah h yang yang berle berlebi biha han n merupakan respon normal tubuh terhadap trauma akut vaskuler, sedangkan trombosis patologis seperti trombosis vena dalam (TVD), emboli paru, trombosis arteri koroner yang yang meni menimb mbul ulka kan n infa infark rk mioka miokard rd,, dan dan oklus oklusii trom trombot botik ik pada pada sere serebr bro o vaskul vaskular ar merupakan respon tubuh yang tidak diharapkan terhadap gangguan akut dan kronik pada pembuluh darah dan darah. Ahli bedah vaskular berperan untuk mengeluarkan trombus yang sudah terbentuk yaitu dengan melakukan trombektomi. —– Konsep Konsep trombosis pertama kali diperkenalkan oleh Virchow pada tahun 1856 dengan diajukamya uraian patofisiologi yang terkenal sebagai Triad of Virchow, yaitu terdiri dari abnormalitas dinding pembuluh darah, perubahan komposisi darah, dan gangguan aliran aliran darah.2 darah.2 Ketiganya Ketiganya merupakan merupakan faktor-fak faktor-faktor tor yang memegang memegang peranan peranan penting penting dalam patofisiologi trombosis. Dikenal 2 macam trombosis, yaitu : 1. Trom Trombo bosi siss art arter erii 2. Trom Trombo bossis vena vena —– Etiolo Etiologi gi tromb trombosi osiss adalah adalah komple kompleks ks dan bersif bersifat at multif multifakt aktori orial. al. Meskip Meskipun un ada perbe perbedaa daan n antara antara trombo trombosis sis vena dan trombo trombosis sis arteri arteri,, pada beberap beberapaa hal terdapa terdapatt keadaan yang saling tumpang tindih. Trombosis dapat mengakibatkan efek lokal adan efek jauh. Efek lokal tergantung dari lokasi dan derajat sumbatan yang terjadi pada pem pembu bulu luh h
dara darah, h,
seda sedang ngka kan n
efek efek
jauh jauh
beru berupa pa
geja gejall-ge geja jala la
akib akibat at
feno fenome mena na
trombo tromboemb emboli oli.. Trombo Trombosis sis pada pada vena vena besar besar akan member memberika ikan n gejala gejala edema edema pada pada ekst ekstre remi mita tass yang yang bers bersang angku kuta tan. n. Terl Terlepa epasn snya ya trom trombus bus akn akn menj menjad adii embo emboli li dan dan
mengakibatkan obstruksi dalam sistem arteri, seperti yang terjadi pada emboli paru, otak dan lain-lain. II.2 Atrial Trombosis II.2.1 Definisi
—– Trombosis Trombosis arteri adalah pembekuan darah di dalam pembuluh darah arteri terutama sering terbentuk pada sekitar orifisium cabang arteri dan bifurkasio arteri. – – II.2.2 Etiologi
—– Penyeb Penyebab/ ab/ kausa kausa dapat dapat lokal lokal di tempat tempat yang yang bersan bersangkut gkutan an atau atau proksi proksimal malnya nya.. Sebagian Sebagian besar adalah kelainan kelainan jantung jantung seperti seperti kelainan kelainan katup, Infark jantung, fibrilasi fibrilasi artrium dan lain-lain. Dapat pula karena aneurisma aorta, bila trombusnya lepas dan bergerak ke lokasi terjadinya trombosis. Trombus yang bergerak ini disebut embolus. Sistem hemostatis terdiri dari 6 komponen utama yaitu trombosit, endotel vaskular, faktor protein plasma prokoagulan, protein antikoagulan, protein fibrinoliti, dan protein anti fibrinolitik. Semua komponen ini harus ada dalam jumlah yang cukup pada lokasi yang tepat untuk mencegah hilangnya darah yang berlebihan setelah trauma vaskular, dan pada saat yang sama mencegah terjadinya trombosis yang patologis. —– Ada Ada 3 hal yang yang berpen berpengar garuh uh dalam dalam pembent pembentukan ukan// timbul timbulnya nya trombu trombuss ini (trias (trias Virchow) : 1. Kondis Kondisii dindin dinding g pembul pembuluh uh darah darah (endot (endotel) el) 2. Aliran Aliran darah darah yang yang mela melamba mbat/ t/ stat statis is 3. Komponen Komponen yang terdapat terdapat dalam dalam darah sendiri sendiri berupa berupa peningkat peningkatan an koagulabilit koagulabilitas as II.2.3 Gambaran Klinis
Gejala klinik yang ditimbulkan sangat bervariasi dari yang ringan sampai yang berat. Apakah yang terkena arteri yang besar/ utama atau cabang-cabangnya.
Apakah kolateral cukup banyak, karena prognosisnya tergantung pada arteri mana yang terlibat dan yang penting adalah kecepatan dan ketepatan dokter bertindak. Gejala yang dapat muncul antara lain : 1. Gejala awal biasanya adalah nyeri pada daerah yang bersangkutan, bisa nyeri hebat apabila daerah yang terkena cukup luas. Pada pasien muda biasanya kejadiannya lebih akut, rasa nyeri lebi hebat, tetapi justru prognosisnya lebih baik karena keadaan pembuluh darah relatif lebih baik. Pada pasien yang lebih tua, dimana sudah terjadi kelainan kronis k ronis arteri, bila timbul trombosis akut biasanya tidak begitu jelas gejalanya dan nyerinya tidak begitu hebat, pada pasien seperti ini justru prognosisnya lebih buruk. 2. Mati rasa 3. Kelemahan otot 4. Rasa seperti ditusuk-tusuk. Bila gejalnya lengkap/ komplit, maka di temukan “5 P”, yaitu : - Pain Pain - Paleness Paleness - Paresthesia Paresthesia - Paralysis Paralysis - Pulsessness Pulsessness Sebagai pegangan utama, bila ada pasien dengan keluhan nyeri hebat pada daerah ekstremitas dan nadi tidak dapat diraba, maka diagnosis trombosis akut arteri ini harus ditegakkan dan ditindak lanjuti. II.2.4 Penatalaksanaan
Garis besar rencana perawatan dari trombosis arteri adalah : 1 1. Diagnosis dini dan tindakan segera. Dari anamnesis dan gejala klinis kita harus bisa menegakkan diagnosis. Bila ada fasilitas pemeriksaan penunjang, dapat dikerjakan tetapi jangan terlalu memakan banyak waktu yang mengakibatkan terapi/ tindakan menjadi terlambat. 2. Pasien harus istirahat baring/ dirawat dan diberikan analgetik. Pemberian antikoagulan seperti heparin dan LMWH penting untuk mencegah meluasnya
proses trombosis, biasanya diberikan selama 10 hari, sesudah itu b erangsurangsur diganti per oral. Pemberian terbaik adalah dengan pemberian langsung intraarterial. 3. Tindakan bedah berperan penting, karena trombus yang terjadi dikeluarkan melalui arteriotomi yang bisa dilakukan dengan an estesi lokal. Alat yang dipakai adalah kateter Fogarty yang mempunyai balon diujungnya. Setelah kateter menembus trombus, balom dikembangkan dan ditarik keluar untuk mengeluarkan trombus. Tindakan ini berhasil sangat baik bila kejadiannya benar-benar akut dan pasien yang relatif muda. 4. Setelah dilakukan trombektomi maka tindakan lain yang terus dilakukan terutama heparinisasi.
II.3 Deep-Vein Trombosis
Deep-Vein Trombosi atauTrombosis Vena Dalam adalah kon disi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder akibat inflamasi /trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian. Trombosis Vena Dalam (DVT) menyerang pembuluh-pembuluh darah system vena dalam. Serangan awalnya disebut trombosis vena dalam akut. Emboli paru-pariu merupakan resiko yang cukup bermakna pada trombosis vena dalam. Kebanyakan trombosis vena dalam berasal dari e kstrimitas bawah. Banyak yang senbuh spontan, dan sebagian lainnya berpotensi membentuk emboli. Penyakit ini dapat menyerang satu vena bahkan lebih. Vena-vena di betis adalah vena-vena yang paling sering terserang. Trombosis pada vena poplitea, femoralis super fisialis, dan segmensegmen vena ileofemoralis juga sering terjadi. PATOFISIOLOGI Penyabab utama trombosis Vena belum jelas, sama halnya dengan trombosis arteri, pada trombosis vena juga dapat disebabkan oleh TRIAS VIRCHOW: •
Stasis aliran darah vena, terjadi bila aliran darah melambat, seperti pada gagal jantung atau syok; ketika vena berdilatasi, sebagai akibat terapi obat, dan bila kontraksi otot skeletal berkurang, seperti pada istirahat lama, paralysis ekstremitas atau anastesi.Hal-hal tersebut menghilangkan pengaruh dari pompa vena perifer, meningkatkan stagnasi dan pengumpulan darah di ekstremitas bawah.
•
•
Cedera dinding pembuluh darah, diketahui dapat mengawali pembentukan thrombus. Penyebabnya adalah trauma langsung pada pembuluh darah, seperti fraktur dan cedera jaringan lunak, dan infuse intravena atau substansi yang mengiritasi, seperti kalium klorida, kemoterapi, atau antibiotic dosis tinggi. Hiperkoagulabilitas darah, terjadi paling sering pada pasien dengan penghentian obat antikoagulan secara mendadak. Kontrasepsi oral dan sejumlah besar diskrasia. Rangsangan trombosis vena Me ↑ kan resistensi aliran vena dari ekstremitas bawah Pengosongan vena terganggu Rangsangan trombosis vena pe↑an vol. dan tek.darah vena ↓Stasis & penimbunan darah di ekstremitas Trombus melekat di PD Risiko embolisasi Emboli menuju sirkulasi paru
II.4 Faktor Risiko Utama Terjadinya Trombosis Imobilitas yang nyata dehidrasi keganasan lanjut diskrasia darah riwayat DVT varises vena, dan Operasi atau truma pada tungkai bawah atau pelvis. Faktor Predisposisi Pemakaian obat anti hamil yang mengandung esterogen kehamilan gagal jantung kongestif kronik obesitas Manifestasi Klinis Emboli paru, sebagai petunjuk klinis pertama dari trombosis Edema dan pembengkakan ekstremitas karena aliran darah tersumbat Nyeri tekan akibat inflamasi dinding vena Tanda Homan : nyeri tekan pada betis sewaktu dorsofleksi kaki Tanda Lowenburg : nyeri di paha atau betis sewaktu pengembungan manset
Peningkatan turgor jaringan, Kenakan suhu kulit Bintik-bintik dan sianosis karena stagnasi aliran Penurunan Hb
II.5 Asuhan Keperawatan Pada Trombosis DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, program pengobatan yang ditandai dengan: •
Pernyataan tentang persepsi masalah
•
Ketidakmampuan dalam mengikuti instruksI
Berkembangnya/tendensi untuk terjadinya komplikasi.
PENCEGAHAN Pencegahan merupakan perawaan yang terbaik pada trombosis vena dalam seperti :
Mobilisasi dini Pemakaian stoking elastik •
Di gunakan pagi hari sebelum tungkai diturunkan dari tempat tidur dan diepas pada malam hari
•
Stoking ini memberi tekanan secara terus menerus dan merata di seluruh permukaan betis, menurunkan diameter vena superficial di tungkai, sehingga meningkatkan aliran vena yang lebih dalam. Latihan gerak kaki dan jari secara aktif
•
Saat pasien di tempat tidur, kaki & tungkai bawah harus ditinggikan beberapa derajat melebihi jantung. Posisi ini memungkinkan vena superficial & tibialis mengosongkan diri dengan cepat & tetap kolaps
•
Latihan tungkai aktif & pasif khususnya yang melibatkan otot betis, harus dilakukan sebelum & sesudah operasi untuk meningkatkan aliran vena
•
Latihan menarik nafas dalam membantu pengosongan vena besar. pemberian antikoagulan (bila ada indikasi)
PENATALAKSANAAN Tujuan penanganan medis DVT adalah mencegah perkembangan dan pecahnya thrombus beserta risikonya yaitu Embolisme Paru dan mencegah tromboemboli kambuhan. Terapi antikoagulan dapat mencapai kedua tujuan itu. Heparin yang diberikan selama 10 – 12 hari dengan infuse berkelanjutan, dapat mencegah berkembangnya bekuan darah dan tumbuhnya bekuan baru. 4 – 7 hari sebelum terapi heparin intravena berakhir, pasien mulai diberikan antikoagulan oral. Pasien mendapat antikoagulan oral selama 3 bulan atau lebih untuk pencegahan jangka panjang. Intervensi Keperawatan.
•
Tirah baring, peninggian ekstremitas yang terkena, stoking elastic, dan analgetik untuk mengurangi nyeri adalah tambahan untuk terapi ini. Biasanya diperlukan tirah baring 5 – 7 hari setelah terjadi DVT. Ketika pasien mulai berjalan, harus dipakai stoking elastik. Berjalan-jalan akan lebih baik daripada berdiri atau duduk lama-lama. Latihan di tempat tidur, seperti dorsofleksi kaki melawan papan kaki, juga dianjurkan.
•
Kompres hangat dan lembab pada ekstremitas yang terkena dapat mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan DVT. Analgetik ringan untuk mengontrol nyeri, sesuai resep, akan menambah rasa nyaman.
•
Penyuluhan pasien yang menjalani terapi antikoagulan 1. Minum tablet antikoagulan pada waktu yang sama setiap hari, biasanya antara jam 08.00 – 09.00 pagi 2. Mengenakan atau membawa identitas yang menunjukan bahwa sedang memakai antikoagulan 3. Mematuhi setiap kunjungan untuk uji darah 4. Jangan minium salah salah satu obat berikut tanpa persetujua dokter. ( vitamin, obat flu, antibiotic, aspirin, minyak mineral, dan obat antiradang ) Karena obat tersebut mempengaruhi kerja antikoagulan. 5. Hindari alcohol, karena dapat mengganggu respon tubuh terhadap antikoagulan 6. Hindari perubahan pola makan, diet yang drastic atau perubahan kebiasaan makan yang mendadak 7. Jangan minum obat Caumadin, kecuali dianjurkan oleh dokter atau perawat 8. Jangan menghentikan Coumadin yang telah direpkan kecuali atas saran dokter atau perawat 9. Apabila berobat ke dokter lain, tunjukkan bahwa sedang memakai antikoagulan 10. Hubungi dokter pribadi ebelum mencabut gigi atau pembedahan elektif 11. Apabila muncul salah satu tanda berikut, laporkan segera kepada dokter;
a. Pingsan, pusing, atau semakin lemah b. Sakit kepala atau perut yang berat c. Warna urine merah atau cokelat d. Adanya perdarahan, seperti luka yag tidak berhenti berdarah e. Lecet yang bertambah ukurannya, perdarahan hidung atau perdarahan abnormal pada setiap bagian tubuh f. Tinja merah atau hitam g. Kulit kemerahan 12. Hindari cedera yang dapat mengakibatkan perdarahan 13. wanita harus memberitahu dokter apabila ada dugaan hamil.
II.6 Pengertian tromboflebitis
Tomb Tombof ofle lebi biti tiss meru merupak pakan an infl inflam amas asii perm permuka ukaan an pembul pembuluh uh dara darah h dise disert rtai ai pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partu partum m pada pada saat saat kemamp kemampuan uan penggum penggumpal palan an darah darah mening meningkat kat akibat akibat peningka peningkatan tan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan keopala janin janin selama selama kehamil kehamilan an dan persal persalina inan; n; dan aktif aktifita itass pada pada period periodee terseb tersebut ut yang yang menyeb menyebabka abkan n penimb penimbunan unan,, statis statis dan membeku membekukan kan darah darah pada ekstr ekstremi emitas tas bagian bagian baw bawah ah..
Seda Sedang ngka kan n
menu menuru rutt
Pela Pelaya yana nan n
Kese Keseha hata tan n
Mate Matern rnal al
Dan Dan
Neon Neonat atal al,,
tromboflebitis adalah perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah di sepanjang vena dan cabang-cabangnya. Adapun etiologi dari tromboplebitis adalah sebagai berikut a. Perlua Perluasan san infeks infeksii endomet endometriu rium m b. b. Memp Mempuny unyai ai vari varise sess pada pada vena vena c. Obesitas d. Pernah Pernah mengal mengalami ami trambo trambofle flebit bitis is e. Berusia Berusia 30 tahun tahun lebih lebih dan pada pada saat saat persalina persalinan n berada berada pada posisi posisi stir up untuk waktu yang lama
f. Memiliki Memiliki insiden insidenss tinggi tinggi untuk untuk mengalami mengalami trombofleb tromboflebitis itis dalam dalam keluarga. keluarga. g. Perubah Perubahan an susunan susunan dara darah h h. Penyumbata Penyumbatan n darah darah yang yang membeku membeku i. Perubah Perubahan an laju laju pereda peredaran ran darah darah Tomboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Pelvio Pelvio tambof tambofleb lebiti itiss 2. Tomboflebit Tomboflebitis is femoralis femoralis
II.7. Pelvitromboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah ialah vena vena overik overikaa dekstr dekstraa karena karena infeks infeksii pada tempat tempat implan implantas tasii plasen plasenta ta terlet terletak ak dibagian dibagian atas uterus; proses biasanya biasanya unilateral unilateral.. Perluasan Perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra dekstra,, mengal mengalami ami inflam inflamasi asi dan akan akan menyeb menyebabka abkan n perisa perisalpi lpingongo-oof oofori oritis tis dan perid peridiap iapend endisi isitis tis.. Perlua Perluasan san infeks infeksii dari dari vena vena uterna uterna ialah ialah ke vena iliaka iliaka komuni komunis. s. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum. Adapun tanda dan gejala dari pelvio tomboflebitis adalah sebagi berikut : 1) Nyer Nyerii yang yang terdapa terdapatt pada pada peru perutt bagi bagian an bawah bawah dan atau atau perut perut bagian bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas. 2) Penderita Penderita tampak tampak sakit sakit berat dengan gambaran gambaran karakter karakteristik istik sebagai berikut: berikut: a)
Mengi Mengigi gill berul berulan ang g kali, kali, menggi menggill inisi inisial al terj terjad adii sangat sangat bera beratt (30(30-
40 menit) menit)deng dengan an interv interval al hanya hanya bebera beberapa pa jam saja saja dan kadangkadangkadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas. b)
Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC) yang
diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis) c)
Peny Penyak akli litt dapat dapat langs langsung ung sela selama ma 1-3 1-3 bul bulan an
d)
Cender derung terben bentuk pus, us,
yang menjalar
kemana-mana,
terutama ke paru-paru 3) Abse Absess pada pada pel pelvi viss 4) Gamb Gambar aran an dara darah h a)
Terd Terdap apat at leukos leukosit itos osis is (mesk (meskip ipun un setel setelah ah endoto endotoks ksin in menye menyeba bar r
kesirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia) b) b)
Untu Untuk k memb membua uatt kult kultur ur darah darah,, dara darah h diam diambi bill pada pada saat saat tepa tepatt
sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob. 5) Pada Pada peri periks ksaa dalam dalam hampi hampirr tida tidak k dike dikete temu mukan kan apa-a apa-apa pa kare karena na yang yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai dalam pemeriksaan dalam. II.7.1. Penatalaksanaan
1. Lakuk Lakukan an pence pencega gaha han n terh terhada adap p endom endomet etri riti tiss dan trom trombof bofle lebi biti tiss denga dengan n menggunakan teknik aseptik yang baik 2. Rawat Rawat inap : penderit penderitaa tirah tirah baring baring untuk pemant pemantaua auan n gejala gejala penyaki penyakitt dan mencegah terjadinya emboli pulmonum 3. Tera Terapi pi medi medik: k: pemb pember eria ian n antib antibio ioti tika ka,, hepar heparin in terd terdapa apatt tand tanda-t a-tan anda da atau atau dugaan adanya emboli pulmonum 4. Terapi operatif operatif : pengikata pengikatan n vena kava inferi inferior or dan vena vena ovarika ovarika jika jika emboli septik septik terus terus berlan berlangsu gsung ng sampai sampai mencapa mencapaii paru-p paru-paru aru;; meskip meskipun un sedang sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
II.8. Tomboflebitis Femoralis
Trombo Trombofl flebi ebitis tis femora femorali liss mengena mengenaii vena-v vena-vena ena pada tungkai tungkai,, misaln misalnya ya vena vena vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum. Tanda dan gejala adalah sebagi berikut
1)
Kead Keadaan aan umum umum teta tetap p bai baik, k, suhu suhu bada badan n sub subfe febr bris is sela selama ma 7-10 7-10 hari hari,,
kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali. 2)
Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan
memberikan tanda-tanda sebagai berikut: a)
Kaki Kaki sedi sediki kitt dalam dalam kead keadaan aan fle fleks ksii dan rota rotasi si kelu keluar ar sert sertaa sukar sukar
bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya. b) b)
Selu Seluru ruh h bagia bagian n dari dari salah salah satu satu vena vena pada pada kaki kaki tera terasa sa tega tegang ng dan dan
keras pada paha bagian atas c)
Nyer Nyerii heba hebatt pada pada lip lipat at pah pahaa dan dan daer daerah ah pah pahaa
d)
Refl Reflek ekto tori rik k akan terj terjad adii spasmu spasmuss arter arteria ia sehi sehing ngga ga kaki kaki menja menjadi di
bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun. e)
Edem Edemaa kadan kadang-k g-kad adan ang g terja terjadi di sebe sebelu lum m atau atau sesud sesudah ah nyer nyerii dan
pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas. f)
Nyeri Nyeri pada pada betis betis,, yang yang terjad terjadii spont spontan an atau atau denga dengan n memi memijat jat betis betis
atau dengan meregangkan tendo akhiles(tanda homan positif)
II.8.1 Penatalaksanaan
1. Anjurk Anjurkan an ambula ambulasi si dini dini untuk untuk meningkat meningkatkan kan sirkulas sirkulasii pada pada ekstre ekstremi mitas tas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah. 2. Pastik Pastikan an klien untuk untuk tidak berada berada pada posisi posisi litotom litotomii dan menggan menggantun tung g kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis. 3. Sediak Sediakan an stocking stocking pendukun pendukung g kepada klien klien pasca patrum patrum yang yang memiliki memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis.
4. Inst Instru ruks ksik ikan an kepad kepadaa klie klien n untuk untuk mema memaka kaii stock stockin ing g pendu penduku kung ng sebe sebelu lum m bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya. 5. Anjurkan Anjurkan tirah tirah baring baring dan dan mengangkat mengangkat bagian bagian kaki kaki yang yang terkena. terkena. 6. Dapa Dapatk tkan an nila nilaii pemb pembek ekua uan n dara darah h perh perhar arii sebe sebelu lum m obat obat anti anti koag koagul ulan an diberikan. 7. Berikan Berikan anti koagula koagulan, n, analgesik, analgesik, dan dan anti bioti biotik k sesuai dengan resep. resep. 8. Beri Berika kan n alat alat pamana pamanass sepe sepert rtii lamp lampu. u. Atau Atau komp kompre ress hanga hangatt basa basah h sesu sesuai ai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki klien sehingga aliran darah tidak terhambat. 9. Sediakan Sediakan bed cradle cradle untuk mencegah mencegah selimut selimut menekan menekan kaki kaki yang yang terkena. terkena. 10. Ukur diameter diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran. 11. Dapatk Dapatkan an lapora laporan n mengena mengenaii lokea lokea dan timbang timbang berat berat pembal pembalut ut perine perineal al untuk mengkaji pendarahan jika klien dalam terapi antikoagulan. 12. Kaji Kaji adanya adanya kemung kemungkin kinan an tanda tanda pendar pendaraha ahan n lain, lain, misaln misalnya: ya: pendara pendarahan han pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi. 13. Yakink Yakinkan an klien klien bahwa bahwa hepari heparin n yang yang diteri diteriman manya ya dapat dapat dilanj dilanjutk utkan an pada pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu. 14. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin. heparin. 15. Jelask Jelaskan an pada pada klien klien mengen mengenai ai pember pemberian ian hepari heparin n yang yang harus harus dilaku dilakukan kan melalui terapi sub kutan 16. Jela Jelask skan an kepa kepada da klie klien n bahwa bahwa untu untuk k keha kehami mila lan n sela selanj njut utny nyaa ia haru haruss member memberita itahuka hukan n tenaga tenaga keseha kesehatan tan yang yang dia hadapi hadapi untuk untuk memast memastika ikan n bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dlakukan.
II.9. Asuhan Keperawatan
Adap Adapun un diag diagno nose se yang yang mung mungki kin n munc muncul ul pada pada ibu ibu post postpa part rtum um deng dengan an tromboflebitis adalah : 1. Perubahan per fusi jaringan b/d edema e dema Tujuan : - Pengisian kapiler adekuat - Penurunan edema dan eritema
Intervensi - Anjurkan tirah baring - Kaji pengisian kapiler dan periksa tanda homern - Anjurkan untuk meningkatkan telapak kaki dengan kaki bawah diatas ketinggian jantung - Lakukan ambulasi, progresip setelah fase akut - Berikan kompres hangat, lembab pada ekstemilasi yang sakit Rasionalisasi : - Meminimlahkan kemungkinan perubahan posisi trombosit dengan menciptakan emboh - Penurunan kapiler dengan tanda human positif menandakan TVD - Mengosongkan vena – vena super final dan tibial dengan cepat dan mempertahankan vena tetap kolaps - Menaikan aliran bank vena membantu mencegah statis - Menaikan sirkulasi kearea, dengan menaikan vasodilasi aliran baik vena dengan resulasi vena
2. Nyeri akut b/d adanya proses implamasi, sparmevaskuler akumulasi asam laktat Tujuan : - Meningkatkan kenyaman
- Istirahat dengan tepat - Nyeri hilang Intervensi : - Kaji tingkat nyeri - Anjurkan tirah baring dengan tepat - Pantau TTV - Tinggikan area sakit d/ berikan ayunan - Kolaborasi pemberian obat – obatan sesuai indikasi (analgetik, (narkotik non narkotik)) - Beri kompres hangat Rasionalisasi - Jelasnya arteri, hipoksia, dengan luasnya udem b erkenaan dengan terdirinya trobosit pada didnding vena terimlamasi mengimobilisasikan ekstremitar yang sakit untuk menurunkan sensai nyeri berkenaan dengan gerakan otot - Menurunkan ketidaknyaman berkenaan kontraksi otot - Penaikan TTV dapat menandakan penaikan nyeri - Mendorong aliran bahkan vena memudahkan sirkulasi ayunan kaki ini jaga tekanan kaki - Menghilangkan nyeri dengan menggerakan otot - Menaikan vasodiatasi dengan menaikan sirkulasi, merilexan otot, merangsang pelapasan endorferi 3. Ansietas b/d perubahan pada status kesehatan Tujuan - mengungkapkan kesadaran tentang perasaan ansietas - ansietas berkurang - menurunkan tanda perilaku seperti gelisah dengan d engan iritabilitas Intervensi - pantau vital sign
- bantu klien d/ merawat diri sendiri dengan bayiRasionalisasi : - Menurunkan rasa takut, akan ketidaktahuan dan menaikan pembelajaran klien dengan keterbukaan dengan tindakan - Dapat menunjukan perubahan pada tingkat asisietas - Asisietas klien dapat ber Q bia ia menemukan bahwa kebutuhannya terpencil d/ bahwa ia mampu mengatasi d/ terlibat dengan tugas – tugas keperawatan diri sendiri
Implementasi keperawatan setelah setelah rencana rencana keperawatan keperawatan tersusun, tersusun, selanjutny selanjutnyaa diterapkan diterapkan tindakan tindakan yang nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan berupa berkurangnya masalah. Pada tahap implementasi ini terdiri dari beberapa kegiatan seperti: validasi rencana keperawatan, mendis mendiskus kusika ikan n atau atau mendoku mendokumen mentas tasika ikan n rencan rencanaa kepera keperawat watan, an, serta serta melanj melanjutk utkan an pengumpulan data. Dalam implementasi implementasi keperawatan, keperawatan, tindakan tindakan harus cukup mendetail mendetail dan jelas jelas supaya semua tenaga keperawatan dapat menjalankannya dengan baik dalam waktu yang telah ditentukan.perawat dapat melaksanakan langsung atau berkolaborasi dengan para tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi Evalua Evaluasi si kepera keperawat watan an merupa merupakan kan kegiat kegiatan an akhir akhir dari dari proses proses keperaw keperawata atan, n, dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah dapat teratasi. Disamping itu, perawat jga memberikan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan yang ditetapkan belum tercapai, maka dalam hal ini proses keperawatan dapat dimodifikasi.
BAB III PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat kami simpulkan bahwa: •
Trombosis adalah terbentuknya masa dari unsur darah didalam pembuluh darah vena atau arteri pada makluk hidup.
•
Trombosis diklasifikasikan menjadi trombosis arteri dan vena
•
Pada trombosis vena dapat menyebabkan terjadinya emboli pada paru-paru dan jantung
•
Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah.
•
Tromboflebitis dapat terjadi pasca partum
•
Tromboflebitis diklasifikasikan menjadi Pelvio tamboflebitis dan Tomboflebitis femoralis
III. 2. Saran
Demikianlah penyusunan makalah tentang perdarahan postpartum ini. Tak ada gading yang tak retak, dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,
agung. 12 mei 2009. Asuhan http://hidayat2.wordpress.com. 8 april 2010
Keperawatan
infeksi
nifas.
Poli kandungan RSHS Bandung. 27 mei 2009. SAP kurangnya pengetahuan mengenai tromboemboli. http:// tutorialkuliah. Blogspot.com. 8 april 2010