KORBAN TRAFFICKING MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah K eper per awat awatan an Ji J i wa 2
Disusun Oleh : Kelompok 4 B
Restianingrum (220110146066)
Fitroh khoerunnisa (220110146069)
Yulian Mutiara Agustin (220110146067)
Restu Islamiati (220110146070)
Senvi Fatnamartiana (220110146068)
Noviyanti (220110146071) Sumiati (220110146072)
UNIVERSITAS PADJADJARAN KAMPUS GARUT FAKULTAS KEPERAWATAN 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini, tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada jungjunan kita Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya sehingga sampai kepada umatnya hingga akhir zaman. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Keperawatan Jiwa 2 yang berjudul ““KORBAN KORBAN TRAFFICKING” TRAFFIC KING” tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan untuk pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Garut, November 2017
Penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. B. C. D. E.
Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan Sistematika Penulisan
1 2 3 3 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. B. C. D. E. F. G.
Definisi Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya trafficking Sifat dasar trafficking Motif trejadinya trafficking Bentuk, proses dan dampak traffcking Penanggulangan korban trafficking Pelayanan bagi korban trafficking
4 4 5 5 6 8 9
BAB III PEMBAHASAN JURNAL
A. Telaah jurnal B. kaitan teori dan jurnal
11 16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA
17 17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Korban
perdagangan
manusia
(human
trafficking)
semakin
memprihatikan, ini merpakan isu yang harus disosialisasikan. Sebab, tidak banyak orang mengetahui dan menyadari akan adanya human trafficking ini. Ada beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai perdagangan manusia , seperti bekerja tanpa bayar dan yang paling populer ialah eksploitasi seksual. Pada salah satu artikel mengatakan bahwa “Di Indonesia sendiri korban dari human trafficking pada tahun 2015 mencapai 74.616 hingga 1 juta orang per tahunnya”. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar terjadinya korban human traffcking dengan mayoritas korban adalah wanita yang diperdagangkan untuk tujuan dipekerjakan sebagai buruh atau untuk eksploitasi seksual dan anak yang menjadi diskriminasi. Banyak modus yang dilakukan oleh para tersangka untuk membujuk korbannya agar terbuai dalam praktek ini, modus yang seringkali digunakan ialah pengiriman TKI Perempuan. Adanya supply and demand yang tinggi karena TKI dianggap paling ramah diantara pekerja asing lainnya namun ternyata paling rentan dieksploitasi. Salah satu masalah yang menjadi pemicu korban dapat terbuai ialah masalah ekonomi. Faktor kemiskinan dan pendidikan yang rendah yang cenderung membuat anak susah untuk mengatakan “tidak”,orang tua yang berpendidikan rendah dengan desakan ekonomi mebuat mereka bersedia melakukan apa saja, untuk meningkatkan taraf hidupnya termasuk menjual anak mereka sendiri. Adanya Penegakan hukum yang lemah dan bisa beli KTP/Paspor palsu memicu maraknya perdagangan manusia.
Adanya Oknum pemerintah
menyebabkan human
trafficking ini semakin meningkat dan sulit ditangkap, maka dari itu perlunya pencegahan terhadap human trafficking ini merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan kesadaran terhadap rekruitment tenaga kerja dengan membangun kemitraan lintas sektoral melalui program kebijakan ,perencanaan, dan bantuan
anggaran bagi gugus Tugas pemberantasan perdagangan manusia di tingkat nasional dan sub nasional . Peran serta pemerintah dalam melakukan pencegahan terhadap human trafficking ini sangatlah penting untuk menurunkan angka human trafficking. Pemerintah harus mengadakan penguatan sistem peradilan dengan meningkatkan kapasitas penegak hukum serta memperbaiki akses keadilan bagi para korban perdagangan manusia. B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari traffecking ? 2. Apa faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya traffecking ? 3. Apa saja sifat – sifat dari traffecking ? 4. Motif apa saja yang dilakukan oleh traffecking ? 5. Bentuk, proses dan dampak apa saja yang timbul didalam traffecking ? 6. Apa yang bisa dilakukan didalam penanggulangan trafficking ? 7. Kendala apa yang menghalangi didalam trafficking ? 8. Pelayanan apa yang bisa dilkukan dalam trafficking ini ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi trafficking 2. Untuk menegetahui faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya trafficking. 3. Untuk mengetahui sifat – sifat dari trafficking 4. Untuk mengetahui motif dari traffecking ini. 5. Untuk mengetahui bentuk, proses dan dampak dari trafficking ini. 6. Untuk mengetahui apa yag dilakukan dalam penanggulangan trafficking. 7. Untuk mengetahui kendala yang menghalangi dalam trafficking. 8. Untuk mengetahui pelayanan yang bisa dilakukan dalam trafficking.
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai trafficking dalam menangani masalah meningkatnya human trafficking juga dapat mengetahui pelayanan yang dapat diberikan dalam menangani masalah trafficking tersebut. E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORI yang terdiri dari definisi, faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya trafficking, sifat – sifat dari trafficking, motif dari traffecking, bentuk, proses dan dampak dari trafficking, penanggulangan trafficking, kendala yang menghalangi dalam trafficking, pelayanan yang bisa dilakukan dalam trafficking. BAB III PEMBAHASAN yang terdiri dari pembahasan jurnal dan teori terkait. BAB IV PENUTUP yang terdiri dari kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Traffcking
merupakan
perekrutan,pengiriman,pemindahan
,penampungan atau penerimaan seseorang dengan ancaman atau kekerasan atau bentuk-bentuk lain dari pemaksaan,penculikan,penipuan kebohongan merupakan wujud dari penyalahgunaan kekuasaan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan agar bisa memperoleh persetujuan dari seseorang yang berkuasa atas orang lain dengan cara mengeksploitasi. ( pasal 3 protokol PBB).
B. Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya traffecking 1. Ekonomi yang rendah menyebabkan anak anak dipekerjakan pada saat usia mereka dibawah umur. 2. Kesamaan budaya merupakan pemikiran yang sama disebuah populasi atau masyarakat untuk memperkerjakan anak mereka pada saat usia muda untuk emnunjang perekonomian keluarga dan juga terjadi pada anak – anak yang putus sekolah. Mereka dikirim keluar kota atau litas negara 3. Peran orang tua yang mendorong perkawinan, biasanya dipedesaan para orang tua ingin menikahkan anaknya diusia muda. Hal tersebut akan menyebabkan perempuan akan dibeli dengan uang, pada akhirnya akan
mengakibtkan
terjadinya
tindakan
kekerasan
pada
para
perempuan. 4. Minimnya tingkat pendidikan dan informasi, bukan hanya dipedesaan di perkotaan pun banyak masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah, sehingga mereka mudah tertipu atau dibujukoleh sindikit pidana.
C. Sifat dasar traffcking 1. Bersifat manipulatif atau penyalahgunaan Penyimpangan dari rencana semula pada saat membujuk seseorang yang akan di bekerjakan dengan baik dan pantas,tetapi pada keadaan real nya korban malah di perlakukan sebaliknya yaitu di eksploitasi dan di berlakukan dengan kekerasan kemudian menyalahgunakan pekerjaan yang di janjikan misalnya pada saat pertama kali di beri informasi korban akan di jadikan sebagai pelayan toko dan sebagainya,tetapi pada kenyataanya korban malah di jadikan sebagai pekerja seks atau mengarah pada prostitusi. 2. Terjadi transaksi Terjadi transaksi antara orang ketiga atau calo sebagai perantara antar penjual kepada pihak pemakai. 3. Tidak mengerti Korban tidak mengerti dengan penyimpangan yang akan di lakukan pelaku,jadi
pada
saat
korban
di
bawa
untuk
di
berikan
pekerjaan,korban tidak tahu bahwa ia di jadikan korban oleh sindikat tindak pidana atau menjadi korban dari sebuah tindakan pidana. 4. Migrasi Adanya migrasi atau perpindahan melampaui batas kota dan batas provinsi sehingga jarak tersebut di jadikan kesempatan oleh sindikat dalam melakukan traffcking.
D. Motif Terjadinya Traffcking 1. Adopsi Di negara yang telah sukses dan berhasil membangun ekonomi misalnya di negara – negara skandinavia para kaum wanita tidak ingin kawin ,sehingga pemerintah harus mengiming-imingi masyarakat untuk
memiliki
anak
,tetapi
penduduk
negara
tersebut
tidak
terpengaruh dengan iming-iming dan pada akhirnya mereka rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mengadopsi anak. 2. Pemekerjaan Dengan memperkerjakan anak-anak maka tidak harus membayar lebih sekalipun dengan tempat tinggal dan makan yang tidak layak,hal tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat. 3. Motif eksploitasi seksual Menjadikan
perempuan
sebagai
pengahasil
ekonomi
yang
tinggi,bahwa semakin muda wanita ,maka semakin tinggi harga jual nya,mereka di jadikan sebagai pelacu dan pekerja seks,mereka di eksploitasi untu melayani seksual pemakai. 4. Transplantasi organ Dengan keadaan mendesak mereka akan menyerahkan organ-organ seperti ginjal ,liver,mata dan sebagainya untuk di serah kan kepada orang lain,bahkan mereka juga ada yang di paksa dengan penculikan ,bahkan sampai di lakukan peniadaan nyawa atau pembunuhan.
E. Bentuk ,proses,dan dampak traffcking a. Bentuk-bentuk traffcking : 1). Pelacuran dan eksploitasi seksual,hal ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa,tetapi pada anak juga sering terjadi yaitu (f edopilia). 2). Menjadi buruh migran legal maupun ilegal Misalnya imigran pekerja indonesia yang di pekerjakan di ar ab atau negara-negara
lainnya,tetapi
mereka
di
eksploitasi
dengan
kekerasan dan pekerjaan dan bayaran yang minim atau bahkan tidak di bayar sama sekali 3). Adopsi anak 4). pekerja jermal 5). Pekerja rumah tangga 6). Pengemis 7). Industri ponografi
8). Pengedaran obat terlarang narkoba 9). Sebagai penari atau pengantin pesanan b. Proses 1. Pelaku mencari sasaran traffcking : sasaran traffcking biasanya pada
anak-anak
pekerjaan,anak-anak
jalanan,orang
yang
yang
di
berada
sedang
saerah
mencari
konflik
atau
pengungsi,anak miskin yang berada di pedesaan,anak-anak yang berada di wilayah perbatasan negara,anak yang dalam keluarganya terjerat
hutang,anak
yang
berasa
dalam
kekerasan
rumah
tangga,anak perempuan yang menjadi korban pemerkosaan. 2. Pelaku melakukan modus operandi dengan rayuan ,jebakan,dan penyalahgunaan wewenang,kedok duta budaya di luar negeri,atau dengan melakukan penculikan. 3. Penggantian identitas Pelaku pengganti identitas korban,setelah korban terjerat,agar jejak nya tidak tercium pihak keamanan misalnya dengan pihak kepolisian. 4. Pekerjaan melibatkan calo atau agen,dan mereka biasanya mempunyai organisasi yang terintegritas ,jarang dari mereka yang bekerja perseorangan atau pelaku memiliki link terlebih dahulu.
c . Dampak traffcking a. Fisik Anak memiliki penyakit yang di timbulkan oleh traffcking tersebut misalnya pada eksploitasi seksual anak terjangkin penyakit HIV/AIDS. b. Psikolog Selama meraka diberlakukan kekerasan serta ancaman-ancaman yang membuat mereka tidak mampu mendapat pertolongan dari luar,mereka pada akhirnya menekan masalah sendiri,tidak jarang
dari mereka akhirnya menjadi depresi atau bahkan mengalami gangguan kejiwaan.
F. Penganggulangan korban traffcking Beberapa perundang-undangan yang terkait dengan traffcking yaitu UU nomor 35 tahun 2014 (bahwa di berikan perlindungan khusus pada anak
yang
menjadi
perdagangan,dilakukan
korban
,penculikan,penjualan,atau
upaya
melalui
pengawasan
,perlindungan,pencegahan,perawatan,dan rehabilitasi ) ,kemudian pada KUHP ( undang-undang hukum pidana ) noor 39 tahun 1999 pasal 297 yang menyatakan bahwa perdagangan wanita dan perdagangan laki-laki yang belum cukup umur di ancam dengan penjara pidana paling lama 6 tahun.pada pasal 65 UU no 39 tahun 1999 menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi dan elecehan seksual penculikan
perdagangan anak serta bentuk menyalahgunaan
narkotika ,psikotropika dan zat adiktif lainya. 3 strategi penanggulangan traffcking yang di lakukan pemerintah : 1. Korban traffcking harus di lindungi 2. Pelaku harus di hukum berat 3. Mengembangkan jejaring kelembagaan dengan aliansi global untuk menghapus traffcking. Hukum internasional terkait traffecking yaitu CRC mengharuskan bahwa negara pihak mengambil semua tindakan nasional, bialteral, dan multilateral yang perlu untuk mencegah penculikan, penjualan, atau perdagangan anak atau tujuan apapun atau dalam bentuk apapun, pihak – pihak dalam protokol, tambahan dari konvensi persserikatan bangsa – bangsa mengenai kejahatan terorganisasi transional untuk mencegah, menekan, dan menghukum perdagangan orang, khususnya wanita dan anak
anak
perdaganagan
tahun
2000.
orang,
Diharuskan
termasuk
untuk
memidana
usaha – usaha
untuk
kejahatan melakukan
perdagangan, bertindak sebagai kaki tangan serta mengorganisir atau
mengarahkan orang lain untuk melakukan perdagangan orang. protokol ini juga mengharuskan negara pihak memidana perdagangan orang, termasuk setiap orang yang membantu atau membiayai perdagangan orang, dan untuk menjatuhkan hukuman yang mencerminkan beratnya pelanggaran tersebut, tindakan lebih lanjut di haruskan untuk : 1. Melindugi identitas dan privasi korban perdagangan orang 2. Memperkenalkan tindakan untuk membantu para korban yang terlibat dalam proses kejahatan 3. Menyediakan bagi para korban bantuan sosial dan rehabilitasi termasuk bantuan berupa tempat tinggaldan makanan. G. Kendala penanggulangan traffcking 1. Budaya masyarakat ( anggapan jangan terlibat dengan masalah otang lain sehingga tidak berani melaporkan kepada pihak kepolisian apabila terjadi traffcking ). 2. Kebijakan pemerintah ( belum adanya regulasi khusus mengenai perdagangan perempuan dan anak selain keppres no 88 tahun 2002 mengenai penghapusan perdagangan perempuan dan anak dan juga ketidak pahaman tentang apa itu perdangan sendiri karena kurang nya sosialisasi yang di lakukan pemerintah.
H. Pelayanan bagi korban traffcking Penanganan pada setiap permasalahan psikologis individu Wujudnya dengan mengadakan konseling bagi korban traffcking yang di bentuknya lembaga-lembaga konsultasi dan disusul merebak nya jurnal,buku,hasil penelitian yang berfokus pada kasus-kasus konseling. Munculnya rumah-rumah perlindungan trauma centered ( RPTC) merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan dan perlindungan awal dan pemulihan kondisi traumatis yang dialami oleh korban tindak kekerasan RPTC merupakan organisasi pemerintah yang menjadi patner IOM
Pada 3 agustus 2014 RPTC dinsosnakertans kabupaten cilacap sudah memberikan pelayanan sosial bagi KTK – PM secara terpadu dan sistematis dengan pelayanan sebagai berikut : a. Pelayanan perlindungan sosial meliputi : Layanan
informasi
dan
advokasi
,kemudian
layanan
rumah
perlindungan dan shelter unit b. Pemulihan traumatik yang meliputi layanan rehabilitasi psikososial dan spritual dan layanan resosialisasi dan rujukan
Adapun usaha perlindungan anak korban traffecking yaitu : 1. UU no 37 tahun 1997 tentang hubungan luar negeri, UU ini dapat digunakan untuk melindungi orang indonesia yang diperjualbelikan diluar negeri. 2. UU no 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang. 3. UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak melarang perdagangan anak. 4. UNICEF, confention in right og the child ( confensi hak – hak anak). 5. UU no 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. 6. Adanya RPSA.
BAB III PEMBAHASAN A. TELAAH JURNAL PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL ANAK KORBAN TRAFFICKING PADA BALAI REHABILITASI SOSIAL SUNUNGESTI TOMO JEPARA
YUSUF F ALAQ, MAMAN RA CHMAN, SUYAHMO Perdagangan anak untuk tujuan sexsual atau pelacuran merupakan salah satu untuk pekerjaan terburuk eksploitasi anak karena akan mempengaruhi perkembangan fisik, mental dan moral anak. Penelitian ini mengguanakan metode kualitatif karena korban trafficking biasanya menutup diri dari lingkungan sekitar, seingga membutuhkan pendekatan yang personal. Pelaksanaan program rehabilitasi sosial untuk anak korban trafficking, meliputi 4 tahapan : 1. Pendekatan awal dilaksanakan kegiatan sosialisasi program, penjaringan atau penjangkauan calon klien, seleksi calon klien, penerimaan dan registrasi serta konferensi kasus. 2. Pwngungkapan masalah dilaksanakan kegiatan analisis kondisi klien, kelurga, lingkungan, karakteristik masalah, sebab dan implikasi masalah, kapasitas mengatasi masalah dan sumber daya dan komferensi kasus. 3. Perencanaan pelaksaan dilaksanakan kegiatan penetapan tujuan pelayanan, penetapan jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh klien dan sumber daya yang akan digunakan. 4. Pelaksanaan pelayanan terdapat beberapa bentuk kegiatan yang dapat diberikan sesuai kebutuhan, karakteristik dan permasalah kalien. Konsep pelayanan rehabilitasi sosial korban trafficking dilakukan dengan melibatkan seluruh askep yang ada di lingkungan masyarakat sekitar hingga kerjasama dengan lembaga lain. Korban trafficking ini diberikan
bimbingan seperti bimbingan fisik, mental,
sosial
dan
keterampilan.
Pada penelitian ini ditemukan hasil bahwa perilaku korban pada pelayanan rehabilitasi didominasi dengan modelpenggunaan kelompok dalam bimbingan sosial tidak sesuai dengan tahapan – tahapan kelompok pada umumnya menurut zastrow. Seperti pada tahapan penyeleksian kelommpok dengan menggabungkan klien anak terlantar dan klien trafficking yang memiliki permasalahan yang berbeda, tidak menerapkan tahapan assesment dan perencanaan intervensi serta tidak menjalankan tahapan perkembangan kelompok. Pada penelitian ini yang lebih menonjol adalah peran pekerja sosial dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial. Pada peran pekerja sosial dalam perubahan prilaku korban selain diwujudkan dalam bentuk interaksi sosial yang baik, juga telah terdapat reflektifitas dengan terwujudnya kepercayaan diri dan kepercayaan pada orang lain dalam diri korban trafficking tersebut.
KONSELING TRAUMATIK DENGAN PENDEKATAN LOGOTERAPI (PENANGANAN TERHADAP POST TRAUMATIK STRESS DISORDER (PTSD) KORBAN TRAFFICKING) JACKOB DAAN ENGEL, M.Si
Migrasi kerja merupakan awal maraknya paraktik perdagangan manusia (human trafficking) terutama pada perempuan dan anak – anak. Menurut williamson et al (2010:2) korban trafficking sering mengalami, menyaksikan, atau dihadapkan dengan suatu peristiwa atau kejadian yang melibatkan cedera aktual atau terancam kematian yang serius, atau ancaman terhadap integritas fisik diri sendiri atau orang lain. Tanggapan terhadap individu terhadap peristiwa ini sering melibatkan “rasa takut yang sangat dan tidak keberdayaan”, sebagai reaksi umum dari post traumatik stress disorder (PTSD). Pada korban perdagangan manusia (human trafficking) paling sering mendapat perlakuan kekerasan seksual dan fisik. Sehingga mereka kehilangan makna hidup (meaning of life). Konseling traumatik dengan pendekatan logo terapi diharapkan efektif dapat mengurangi PTSD korban trafficking. Pendekatan logoterapi didasarkan pada optimisme ditengah tragedi (kepantasan hidup). Pendekatan logoterapi ada 6 : 1.
Pendekatan logoterapi didasarkan pada makna hidup (meaning of life)
2.
Pendekatan logoterapi memiliki sumber makna yang mengacu pada ragam nilai manusiawi.
3.
Pendekatan logoterapi mencirikan kebebasan bertanggung jawab
4.
Pendekatan logoterapi suatu solusi menyikapi kematian
5.
Pendekatan logoterapi suatu solusi menyikapi pikiran bunuh diri
6.
Pendekatan logo terapi didasarkan pada optimisme ditengah tragedi (kepantasan hidup)
Pada jurnal ini ada cara penanganan post traumatik stress disorder. Menurut frankl (1985) bahwa intensif paroxsikal digunakan sebagai tehnik untuk melakukan komprontasi terhadap prustasi exsistansial dan neurosis nogenik para korban trafficking. Tehnik tersebut bertujuan untuk mengembangkan nilai – nilai spiritual yang berhubugan dengan kemampuan korban trafficking menyesuaikan dengan lingkungannya. Tehnik yang kedua yaitu dengan menggunakan derefleksi sebagai untuk meningkatkan keyakinan diri para korban trafficking. Derefleksi adalah untuk mengabaikan gejala – gejala trauma dan PTSD yang dialaminya seperti stress yang berhubungan dengan kekerasan fisik, fsikis dan sexual serta menarik diri dari orang lain. Tehnik ini bertujuan untuk mengembangkan keyakinan diri karena para korban trafficking memiliki kemampuan untuk membebaskan diri dan tidak lagi memperhatikan kondisi yang tidak nyaman tetapi mampu mengalihkan dan mencurahkan ke hal – hal yang positif. Dari papapran diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari 2 pendekatan logoterapi para korban trafficking dapat mengembangkan keinginan untuk bermakna dalam mencapai makna hidup sebagai aspek pengembangan dalam proses konseling.
PENYIMPANGAN SOSIAL HUMAN TRAFFICKING RIZA RAHMAWATI, DARMAN MANDA, ROSLENY BABO
Traffiking dalam pengertian sederhana merupakan sebuah bentuk perdagangan modern. Tidak hanya merampas hak asasi manusia sebagai korban, tetapi juga membuat mereka rentan terhadap penganiayaan atau siksaan fisik dan kerja paksa. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriftif dengan mengguanakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan memanfaatkan beberapa media diantaranya observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari
jurnal
ini,
peneliti
menemukan
bebrapa
faktor
yang
menelatarbelakangi terjadinya human trafficking, faktor – faktor tersebut yaitu faktor ekonomi dan faktor lingkungan sosial dan teman – teman. 1.
Faktor Ekonomi Dengan secara ekonomi dapat diartikan bahwa kemiskinan dapat sebuah kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi dalam hal ini kemiskinan ditentukan oleh tidak tercapainya kebutuhan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat ingin mendapatkan pekerjaan yang cepat menghasilkan uang seperti melakukan perdagangan manusia.
2. Faktor lingkungan dan teman – teman Kebanyakan korban human trafficking adalah anak – anak karena anak – anak tersebut sering bergaul dengan teman – temannya yang bergaul diluar batas wajar, sehingga korban diperkenalkan ole temannya sendiri oleh pelaku. Dan juga lingkungan sekitar korban merupakan lingkungan dimana anak dibawah umur cara bergaulnya sudah diluar batas. Ada juga bentuk – bentuk dari human trafficking dikota Makasar adalah korban wanita yang biasanya korban tersebut dijadikan sebagai PSK
atau wanita penghibur, dan anak – anak dijadikan sebagai buruh kasar. Dan adapun peran pemerintah yaitu dengan cara melakukan sosialisai terhadap masalah human trafficking melalui seminar – seminar yang diadakan di hotel – hotel. Selain itu upaya yang dilakukan juga adalah dengan sering melakukan razia ketempat – tempat hiburan yang ada, dengan bekerja ama dengan polisi pamong praja. B. KAITAN TEORI DAN JURNAL
Menurut kelompok kami setelah menelaah 3 jurnal dan teori ini, maka kelompok kami kaitkan bahwa dari jurnal tersebut ada yang sesuai dengan teori ini yaitu tentang faktor – faktor tentang traffecking yaitu faktor ekonomi dan faktor lingkungan juga teman teman yang paling menonjol pada masalah traffecking ini. Pada teori traffecking di atas telah dijelaskan bahwa faktor dari traffecking ini yang pertama faktor ekonomi karena akibat tingkat kemiskinan yang tinggi menyebabkan banyak orang yang membutuhkan uang atau penghasilan dengan cepat sehingga kebanyakan orang memilih memperdagangkan manusia demi mendapatkan penghasilan yang cepat. Faktor kedua yaitu tentang faktor lingkungan dan teman-temanya karena kebanyakan orang yang idup di lingkungan yang perilakunya diluar batas wajar akan memberikan dampak yang tidak wajar juga, juga karena temantemanya yang perilakunya tidak wajar sehingga kebanyakan mereka ikut kepada temanya atau dikenalkan kepada bos perdagangan sehingga mereka mengalami perdagangan manusia untuk menjadi PSK atau buruh kasar sehingga mereka menjadi korban traffecking.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Traffcking merupakan,pengiriman, penampungan, penerimaan seseorang dengan ancaman, pemaksaan,penculikan dan kebohongan dengan cara mengeksploitasi untuk memperoleh persetujuan menggunakan orang yang berkuasa yang meliputi adopsi, pemekerjaan, motif eksploitasi seks dan transplantasi organ.
B. Saran 1. Untuk Masyarakat
Masyarakat seharusnya mempunyai anggapan harus melaporkan kepada pihak kepolisian apabila terjadi traffcking. 2. Untuk Pemerintah
Pemerintah harus mengeluarkan tentang regulasi khusus mengenai perdagangan perempuan dan anak selain keppres no 88 tahun 2002 mengenai penghapusan perdagangan perempuan dan anak. Pemerintah juga harus melakukan sosialisai. 3. Untuk Mahasiswa
membantu program pemerintah dalam menjalankan sosialisi terhadap trafficking dan membantu korban dalam hal psikologisnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://nasional.sindonews.com/read/1036327/15/korban-human-trafficking-diindonesia-capai-1-juta-per-tahun-1440387040 https://indonesia.iom.int/id/aktivitas-kami/pemberantasan-perdagangan-manusia https://www.google.co.id/amp/amp.kompas.com/megapolitan/read/2010/07/29/09 450559/3.cara.mencegah.quothuman.traffickingquot Etika. Prabandari. Pelaksanaan proses konseling pada rehabilitasi psikososial terhadap wanita yang menjadi koraban treffking. Skripsi UI. 2012 Harepa.beniharmoni.kapita selekta perlindungan hukum bagi anak. Budi utama :yogyakarta:2016 Jacob. Engel. Konseling traumatik dengan pendekatan logo terapi. Universitas kristen satya wacana sala 3 m- Indonesia. 2012 Rahmawati Riza, Manda Darman, babo Rosleny. Penyimpangan Sosial Human Trafficking.