BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Belakang Masalah Masalah 1.1.1 Definisi Human Trafficking Trafficking Definisi Human Trafficking Trafficking mengal mengalami ami
perkem perkembang bangan an
sampai sampai
ditetapkanny ditetapkannyaa Protocol Protocol to Provent, Provent, Suppres Suppres and Punish Punish Traffi Trafficking cking in Perons Especially Women and hildren Suplementing the !nited "ation onvention #gainst Transnational Transnational $rgani%ed rime tahun &'''. &' ''. Dalam protokol tersebut yang dimaksud dengan perdagangan orang adal adalah ah((
rekr rekrut utme men, n,
trans transpor porta tasi si,,
pemid pemidaha ahan, n,
peyem peyembu bunyi nyian an
atau atau
penerimaan seseorang, dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk)bentuk tekanan lain, penculikan, pemalsuan, enipuan, atau pencurangan, atau penyalahgunaan kekuasaan keku asaan atau posisis rentan, ataupun penerimaan* pemberian bayaran, atau manfaat sehingga memperoleh persetu+uan dari orang yang memegang kendali atas orang tersebut untuk diekplo diekploita itasi si yang yang minima minimall termas termasuk uk eksplo eksploita itasi si leat leat prosti prostitus tusii atau atau bentuk)bentuk eksploitasi seksual lainnya, ker+a atau pelayan paksa, perbudakan atau praktek)praktek yang menyerupainya, men yerupainya, adopsi illegal atau pengambilan organ)organ tubuh.1 Perdagangan perempuan dan anak menurut -oalisi #nti Trafficking, didefi didefinis nisika ikan n sebagai sebagai perger pergerakan akan manusi manusiaa lintas lintas batas, batas, mengan mengandung dung konota konotasi si pemaks pemaksaan, aan, penipu penipuan, an, dan perdaga perdaganga ngan n manusi manusia. a. enuru enurutt Depart Departeme emen n /uar /uar "egeri "egeri #S, #S, Traff Trafficki icking, ng, khusus khususnya nya peremp perempuan uan dan
1 Kusumawardhani, dkk. (Human ( Human Trafcking: Trafcking : Pola Pencegahan dan Penanggulangan Terpadu Terhadap Perdagangan Perempuan. LIPI. 2010) 22.
1
anak)anak untuk keperluan prostitusi dan ker+a paksa, merupakan salah satu dari kegiatan kriminal internasional yang berkembang sangat cepat.& 1.1. 1.1.& &
Perk Perkem emba bang ngan an Human Human Trafficking Trafficking di di Dunia Deasa ini perdagangan manusia 0 Human Human Trafficking Trafficking bukanlah hal yang asing, tetapi sudah men+adi masalah nasional dan internasional yang berlarut ) larut, yang sampai saat ini belum ditemukan titik penyelesaian dari pemerintah setiap "egara maupun organisasi)organisasi internasional yang yang menanga menangani ni masala masalah h terseb tersebut. ut. Perdag Perdaganga angan n manusi manusiaa berkai berkaitan tan deng dengan an hubun hubunga gan n anta antarr "egar "egaraa yang yang bias biasany anyaa dila dilakuk kukan an di daera daerah h perbatasan "egara.2 Strategisnya 3ndonesia membaa banyak keuntungan dan kerugian kerugian terutama terutama di daerah perbatasan. enurut enurut P44, 3ndonesia 3ndonesia memasu memasuki ki pering peringkat kat ke)& sebagai sebagai negara negara yang yang paling paling banyak ter+adi ter+adi perdagangan manusia. 3ndonesia dicap sebagai pengirim, penampung dan sekaligus memproduksi aksi ke+ahatan ini.5 4erkai 4erkaitan tan dengan dengan hal terseb tersebut, ut, perdag perdaganga angan n manusi manusiaa di 3ndone 3ndonesia sia,, mayoritas ter+adi pada perempuan dan anak)anak. Seperti berita terkini 0atar 0ataram am baha baha kasus kasus perdag perdaganga angan n manusi manusiaa semakin semakin melamb melambung ung tinggi. enurut data e)perlindungan -emlu, selama kuartal pertama tahun ini ini telah telah ter+ ter+ad adii penin peningka gkata tan n hing hingga ga 627 atau atau seban sebanya yak k 1'8 1'8 kasu kasus, s, dibandi dibandingka ngkan n period periodee yang yang sama sama tahun tahun lalu. lalu.9 Sementara Sementara itu, menurut menurut
2 Kusumawardhani, dkk. op.cit . 2. !inarno "udi, 2002, Isu#Isu $lo%al Kon&emporer, PT. "uku'eru, ogakar&a ogakar&a *+h&&p:in&elek&ualh *+h&&p:in&elek&ualhukum.wor ukum.wordpress.co dpress.com2010011*per m2010011*perdagangan# dagangan# &ra-cking#anak#dan#perempuan 'umardi, /ulan&o. 12. KemiskinandanKe%u&uhanPokok. a3awali: 4akar&a
2
catatan organisasi internasional untuk migrasi 03$, kasus perdagangan orang di 3ndonesia pada periode &'':)&'1' mencapai 1.;56 orang.;
Problematika Human Trafficking di 3ndonesia Problematika Human Trafficking di 3ndonesia akibat -emiskinan, terbatasnya akses dan kesempatan ker+a, kekerasan dalam rumah tangga, kepatuhan anak terhadap orangtua 0yang terdesak secara ekonomi, konflik sosial dan peperangan lemahnya penegakan hukum, serta perubahan orientasi pembangunan dari pertanian ke industri serta krisis ekonomi yang tidak berkesudahan. -ondisi ini tidak sa+a dialami oleh 3ndonesia. /aporan Survey dunia 3= tentang perempuan dan pembangunan 01888 menyebutkan baha banyak "egara berkembang di #sia, seperti =ietnam, /aos, Sri /angka, Thailand, dan Philipina mengalami hal yang sama, sebagai akibat ketidakpastian dan ketidak mampuan menghadapi persaingan bebas dari konsep liberalisasi ekonomi di era globalisasi yang mempunyai
dampak
yang
cukup
kompleks
terutama
terhadap
peningkatamn peran dan kedudukan perempuan dalam bidang ekonomi baik pada tingkat nasional maupun internasional.6 3ndonesia tidak hanya sumber utama modal manusia untuk perdagangan tetapi +uga negara tu+uan dan transit bagi korban asing dari negara)negara tetangga.
5 'osial 6ews, 7Perlu Poli&ical !ill un&uk Lindungi 8ak Peker3a9 h&&p:sosialnews.comperis&iwaperlu#poli&ical#will#un&uk#lindungi#hak# peker3a.h&ml diakses 10 esem%er 201 ;. ahmad 'a
= P?=T=K= ?T=/=. 200 ) hlm
Perdagangan internal dan antara provinsi dan dari desa ke kota sama meresap. /ebih dari dua)pertiga dari provinsi di 3ndonesia adalah tu+uan untuk perdagangan intern. iau dan
diselesaikan? 1.3 Kerangka Dasar Pemikiran 1.3.1 -onsep Human Security Dalam human security, menurut 4u%an, hampir semua sektor bermain
didalamnya antara lain militer, politik, budaya, sosial, ekonomi dan lingkungan. "egara memiliki kemampuan serta kapasitas sumber daya guna mendukung proses sekuritisasi tersebut.: -eamanan non)tradisional telah merubah konsep keamanan itu sendiri dari hanya sebatas keamanan dari perlindungan terhadap konflik bersen+ata men+adi perlindungan terhadap hampir semua isu yang dianggap dapat mengancam keamanan dan keselamatan +ia individu yaitu yang disebut sebaga i human security. -onsep human security yang mencakup @uman security secara komprehensif mencakup semua hal yang mengancam kehidupan dan kehormatan manusia, misalnya kerusakan lingkungan, pelanggaran @#, ke+ahatan terorganisir internasional, masalah pengungsi, peredaran obat)obat terlarang, penyebaran
ollins, alan, AContemporary security Studies B 0$Cford !niversity Press, !-, &''6 hal 11'
*
penyekit menular yang berbahaya,dan sebagainya, mencakup “freedom from fear and freedom from want”.
1.3.2
Teori Rational Choice -e+ahatan Aperdagangan manusiaB tidak ter+adi secara spontan, tetapi
melalui berbagai pertimbangan yang matang oleh para pelaku, sehingga para pelaku mau melakukan perbuatan tersebut. >ational choice menurut ary 4ecker yaitu( “jika manfaat yang diharapkan bagi dirinya melebihi manfaat yang ia dapat dengan menggunakan waktunya dan sumbersumber lain pada kegiatan lain! sebagian orang menjadi "penjahat#! bukan karena moti$asi dasar mereka berbeda dari moti$asi dasar orang lain! tetapi yang berbeda adalah manfaat dan biayanya.%” Penggunaan rational choice theory ini menurut pertimbangan seseorang melakukan suatu kegiatan tidak sa+a berlaku bagi pelaku trafficking, namun, rational choice men+elaskan mengapa korban potensial dapat ter+ebak dalam perdagangan perempuan yang dialaminya memperkuat pernyataan tersebut meru+uk pendapat heath, arling dan oleman seseorang menentukan tindakannya yaitu ( A3ndividu dilihat sebagai orang yang termotivasi oleh tu+uan atau keiginan yang mengekspresikan pilihan mereka. ereka bertindak didalam batasan spesifik dan atas dasar informasi yang mereka miliki tentang kondisi) kondisi dimana mereka bertindak. Pada kondisi yang paling sederhana, hubungan antara hambatan atau batasan dan pilihan dapat dilihat sebagai hal yang semata) mata teknis sifatnya, menyangkut hubungan dari suatu alat alat bagi suatu akhir. -arena itu tidaklah mungkin suatu individu untuk mencapai semua hal hal yang mereka inginkan. ereka harus membuat aneka pilihan dalam hubungan dengan pencapaian tu+uan I%id.
mereka. Teoi pilihan rasional berpendapat baha individu harus mengantisipasi
hasil
dari
bermacam
tindakan
alternative
dan
mengkalkulasi yang terbaik untuknya. 3ndividu secara rasional memilih alternative yang mungkin dapat memberikan kepuasan yang terbesar bagi dirinya.B Sehinggan adah dimungkinkannya kegiatan Human Trafficking. Dalam hal bertemunya Apelaku potensial dan korban potensial, tersedianya tempat berlangsungnya proses Aperdagangan manusiaB 0tempat terdapatnya korban potensial dan tempat berlangsungnya rekrutmen, transportasi dan transaksi.
5
BAB II PEMBAHAAN
2.1 Dinamika Human Trafficking !i In!"nesia -asus perdagangan manusia atau Human Trafficking di 3ndonesia masih
tinggi, modus aal ditaari peker+aan dengan upah yang besar, di kota besar sebagai pelayan namun nyatanya korban biasanya di+ual untuk men+adi PS-, bahkan ada +uga yang korbannya ditinggalkan. Selama ini para korban perdagangan manusia biasanya dikirim ke beberapa daerah di 3ndonesia seperti 4atam, -epulauan >iau, bahkan ada +uga yang dikirim ke alaysia hingga ke #rab Saudi dengan modus pengiriman tenaga ker+a anita 0T-W. ena #gustin 0&1 Warga -ecamatan unung puyuh, -ota Sukabumi yang men+adi korban perdagangan manusia. -asus perdagangan di -ota Sukabumi ini biasanya diiming)imingi peker+aan dengan upah yang besar, penempatan ker+a korban tak sesuai per+an+ian,korban yang senga+a di+ual untuk men+adi Peker+a Seks -omersial 0PS-. Di ilayah Provinsi >iau, kasus Human Trafficking pada aalnya lebih di identikan sebagai kaasan transit 0persinggahan, dimana korban dan pelaku men+adikan >iau hanya sebagai daerah perlintasan perdagangan manusia sebelum ke daerah tu+uannya. Tapi kenyataannya sekarang >iau sudah men+adi penyuplai kasus Human Trafficking .1' Diberitakan Polresta Pekanbaru berhasil 10=n&ara iau, 7iau Kawasan Transi& Perdaganagan /anusia9 h&&p:www.an&arariau.com%eri&a1*riau#kawasan#&ransi&# perdagangan#manusia . iakses pada 1 esem%er 201.
;
membongkar kasus trafficking dengan korban : anak yang masih dibaah umur. Dalam kasus ini, & orang pemilik sebuah kafe di+adikan tersangka,: korban ini diamankan di sebuah lokalisasi bernama aredan yang berbatasan dengan -abupaten Palaan dan Siak. ereka diamankan karena adanya laporan dari korban kepada anggota kepolisian, mereka di+adikan peker+a seks komersil. Dari kedelapan orang tersebut, dua di antaranya masih dibaah umur. ereka datang dari berbagai provinsi di Pulau
&.1.1
Data @uman Traficking di 3ndonesia #. Data perdagangan Perempuan enurut 3nternational $rgani%ation For igration 03$ pada desember &'15, di beritakan 3ndonesia menempati posisi pertama perdangan manusia sebesar ;.;91 orang atau sekitar 8&,5;7. Dimana sekitar 5.::: orang diantaranya anita deasa, menurut "urul Goiriah Pro+ect oordinator for ounter Trafficking and /abor igration !nit 3$ :&7 diantaranya dieksploitasi men+adi tenaga ker+a di dalam dan di luar negeri.11 Wanita biasanya di+ual untuk men+adi peker+a rumah tangga sebesar &.'69orang. Diantaranya mendapat kekerasan secara psikologi sebesar :'7, kekerasan secara fisik 957, kekerasan seksual
11Lipu&an 5, 7@a&a&an IA/: Human Trafcking Paling "anakTer3adi di Indonesia9 h&&p:news.lipu&an5.comread22*ca&a&an#iom#human# &ra-cking#paling#%anak#&er3adi#di#indonesia ,diaksespada 12 esem%er 201.
sebesar 127, kemudian 967 diantaranya tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup.1& @al ini dapat terlihat pada gambar berikut(
4erdasarkan data tersebut kita dapat melihat baha anita lebih tinggi presentasenya di bandingkan oleh pria. Perdagangan yang ter+adi untuk tu+uan eksploitasi tenaga ker+a men+adi sasaran +am ker+a yang berlebihan, yaitu di haruskan beker+a selama : +am perhari. Perempuan
yang
di
perdagangkan
dalam
kemungkinan mendapatkan pelecehan seksual
beker+a
non)seks
lebih tinggi
di
bandingkan dengan perempuan yang beker+a sebagai tenaga ker+a, atau ;87 banding 12712. Dari anita peker+a seksual yang ada diantaranya
12 =us&ralian $oBernmen&, >Cploi&a&ion o< Indonesian &ra-cked men, women and children and implica&ions
ter+ebak dalam kasus prostitusi adapun anita yang senga+a ikut kedalam peker+aan ini. Sedangkan dari sisi daerah tempat ter+adinya perdangan manusia Provinsiiau 187, Sumatara !tara 127,
1*Lipu&an 5, 7@a&a&an IA/: Human Trafcking Paling "anakTer3adi di Indonesia9 h&&p:news.lipu&an5.comread22*ca&a&an#iom#human# &ra-cking#paling#%anak#&er3adi#di#indonesia ,diaksespada 1esem%er 201. 1 I%id. 15KomisiPerlindungan=nak Indonesia, 7T>/?=6 =6 >KA/>6='I KP=I T>6T=6$ P>LI6?6$=6 =6=K I "I=6$ P>=$=6$=6 =6=K (T=EEI@KI6$) =6 >K'PLAIT='I T>8==P =6=K9 h&&p:www.kpai.go.idar&ikel&emuan#dan#rekomendasi#kpai#&en&ang# perlindungan#anak#di#%idang#perdagangan#anak#&ra-cking#dan# eksploi&asi#&erhadap#anakdiakses 1 esem%er 201
10
4. Data Perdagangan #nak) #nak Dalam catatan -omnas P#, +umlah anak yang men+adi korban Human Trafficking 0perdagangan manusia Di tahun &'': dan &''8 +umlahnya memang sempat mengalami penurunan, yakni men+adi :: kasus dan 99 kasus. @anya sa+a pada &'1' +umlahnya kembali naik drastis mencapai 51& kasus. 16#ngka perdagangan anak di 3ndonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Se+ak &'11 hingga
1;I%id 1I%id
11
Kasus Perdagangan Anak di Indonesia .00 *00 00 200 100 0 200* 200. 2005 200; 200 200 2010 2011 2012 201 201*
4erdasarkan data yang dimiliki -omisi "asional Perlindungan #nak 0-omnas P# +umlah korban kasus perdagangan anak se+ak tahun &'': s*d &'15 diperkirakan mencapai lebih dari 1'' ribu anak di perdagangkan.18 4entuk)bentuk pelanggarannya ada berbagai macam diantaranya eksploitasi sebagai buruh, men+adi korban pornografi, prostitusi, dan narkotika.
BAB III Ham#atan Pen$elesaian Human Trafficking !i In!"nesia
3.1 %akt"r & %akt"r $ang men'a!i Ham#atan Pen$elesaian Human Trafficking !i In!"nesia 2.1.1-urangnya -er+a Sama #ntar Daerah di 3ndonesia eskipun sudah ada penandatanganan $!, namun pada dasarnya
$! tersebut sifatnya masih berbentuk komitmen atau gentlemen agreement yang merupakan payung bah provinsi tersebut 0-epulauan 1Lipu&an 5, 7100 i%u =nak Indonesia Kor%an Perdagangan /anusia 'e&iap Tahun9 h&&p:news.lipu&an5.comread21*2*1100#ri%u#anak# indonesia#kor%an#perdagangan#manusia#se&iap#&ahun di akses pada 1 esem%er 201
12
>iau, 4angka 4elitung, -alimantan Timur, -alimantan 4arat dan iau, karena korban trafficking yang ada di provinsi ini mencapai ribuan +umlahnya, maka tidak mungkin korban yang berasal dari seluruh provinsi tersebut ditanggung sendiri oleh #P4D provinsi -epulauan >iau. $leh karena itu berdasarkan $! yang telah disepakati tersebut kemudian dibuat per+an+ian ker+asama yang lebih rinci dan teknis. Dalam per+an+ian ker+asama tersebut meliputi hak dan kea+iban yang menentukan aturan main dalam implementasi ker+asamanya. Dalam ker+asama tersebut antara lain mengatur baha ketika ada korban trafficking yang berasal dari iau yang tidak mungkin mencukupi untuk menanggung semua biaya penanganan korban yang +umlahnya ribuan, maka dalam ker+asama tersebut pihak provinsi -epulauan >iau menghendaki baha mulai saat pen+emputan korban segala biaya penanganan korban tersebut langsung ditanggung oleh #P4D provinsi iau, baru kemudian 1
di+emput oleh pihak provinsi iau, pada tahun &'': pihak provinsi -epulauan >iau pernah mengeluhkan tentang sulitnya melakukan koordinasi dengan provinsi iau. 2.1.&
Faktor /ingkungan 4agi Pelaku Perdagangan Wanita Pertama, setelah dilakukan assessment oleh provinsi terhadap korban selama 1' hari di shelter , ternyata hasilnya belum mencukupi untuk melakukan perubahan mindset. Padahal perubahan mindset ini sangat substansial dalam mencegah korban agar tidak kembali lagi ke peker+aan lama atau daerah tu+uan. Perubahan mindset ini dirasakan men+adi problem utama bagi 4PP-4 dalam penanganan korban trafficking. -esulitan yang dihadapi terutama menyangkut para korban trafficking yang sudah merasa enjoy dengan penghasilan yang diperolehnya selama ini yang nilainya mencapai antara 6 sampai 1' +uta rupiah per bulan. @al ini antara lain terbukti ketika 6& korban yang baru ) baru ini di+emput dan ditangani oleh provinsi
20 Kusumawardhani, dkk. op.cit . 1*.
1*
orang tua yang tidak mau menerima kembali anaknya sehingga harus dikembalikan kepada kakak atau sanak familinya yang tentu sa+a men+adi persoalan tersendiri bagi mereka. 2.1.2
3mplimentasi Hang Tidak Sesuai Dengan -ebi+akan araknya kasus kekerasan terhadap anak dan perdagangan anak 0child trafficking belum optimalnya upaya perlindungan anak dilakukan. !paya Perlindungan terhadap korban trafficking dan eksploitasi anak merupakan hal yang kompleks karena beirisan dengan berbagai aspek kehidupan, maka diperlukan kesadaran dan peran serta seluruh masyarakat, penyelenggara negara dan aparat penegak hu kum. enurut Wakil -etua -P#3, aria #dvianti meski negara sudah melindungi anak dari perdagangan manusia dengan berbagai perangkat peraturan, termasuk !ndang)!ndang "omor 29 tahun &'15 tentang Perlindungan #nak. "amun, dalam implementasi tidak sesuai dengan yang diharapkan.&1 Selama ini masalah trafficking dan eksploitasi anak hanya berfokus pada masalah yang sudah ter+adi dan penyelesaian terhadap penanganan kasus. Sementara upaya pencegahan dan pemenuhan terhadap hak anak kurang men+adi perhatian.&&
2.1.5
#danya permintaan dari 3ndustri seks yang menguntungkan
21 8arian Ter%i&, 7Tangkap Pen3ual "ai P 2 4u&a Lewa& Anline9 h&&p:nasional.harian&er%i&.comnasional201051521**2Tangka p#Pen3ual#"ai#p2#4u&a#Lewa&#Anline di akses pada 1* esem%er 201 22KomisiPerlindungan=nak Indonesia, 7T>/?=6 =6 >KA/>6='I KP=I T>6T=6$ P>LI6?6$=6 =6=K I "I=6$ P>=$=6$=6 =6=K (T=EEI@KI6$) =6 >K'PLAIT='I T>8==P =6=K9 h&&p:www.kpai.go.idar&ikel&emuan#dan#rekomendasi#kpai#&en&ang# perlindungan#anak#di#%idang#perdagangan#anak#&ra-cking#dan# eksploi&asi#&erhadap#anak di akses pada 1* esem%er 201
1
Faktor lainnya adalah soal perluasan industri seks dan hiburan yang menguntungkan. 3ndustri seks global yang berkembang cepat telah men+adi faktor utama dibalik perdagangan perempuan dan anak perempuan, serta eksploitasi seksual yang serius&2. Permintaan pasar terus meningkat, terutama terhadap anak)anak oleh karena daya beli yang meningkat, lemahnya moral, dan adanya asumsi baha anak)anak masih bersih dari penyakit, terutama @3=*#3DS. @al ini membuat sebagian orang tua tergiur pada bisnis ini. 4erkembangnya +aringan perdagangan manusia internasional yang makin kuat dan canggih.
suatu
penghalang
untuk
mengakhiri
permasalahan
perdagangan anak hingga saat ini. Dalam menyikapi ini, kami melihat baha kehadiran T$ merupaka salah satu sumber utama sebagai penghambat penyelesaian permasalahan perdagangan anak. Dengan hadirnya T$ ini memiliki dampak buruk bagi suatu negara unntuk membasmi masalah perdagangan manusia yang di sinyalir ber)operasi di dalam dan di luar negara 0basis internasional. Sebagaimana kita ketahui baha bentuk $rgani%ed rime ini sudah tersebar di belahan dunia. -ita sadar baha ini merupakan ancaman yang nyata dalam pelaksanaanya. Sebagai suatu hambatan yang real, kami mencoba memaparkan bentuk dari Trans $rgani%ed rime itu sendiri yang mana terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaannya. 4erikut adalah bagan dari Trans $rgani%ed rime ( 2 i%id ,hal.;
15
sum#er 1 Buku Pe!"man Pem#erantasan Per!agangan (rang.
elalui bagan ini kita dapat memahami baha kehadiran T$ ini merupakan penghambat terselesainya permasalahan perdagangan anak. Proses dalam pelaksanaan penyelesaian perdagangan anak ini di memiliki banyak masalah ketika adanya sebuah ancaman yang nyata dari para pelaku terhadap korban trafficking. Dengan adanya ancaman, maka korban akan takut untuk melapor kepada pihak yang bera+ib karena adanya ancaman internal maka ini men+adi salah satu faktor penghambat terselesainya perdagangan anak ini. hambatan yang dihadapi dengah kehadiran T$ ini dapat dilihat sebagai berikut ( 1;
a
-erumitan mendapatkaan alat bukti , kecanggihan dan kerapihan perilaku trans organi%ed criminal membuat sulit bagi para penegak
b
hukum untuk mendapatkan alat bukti. Salah satu alat buktinya adalah keterangan saksi dan korban. asalahnya saksi ataau korban engga untuk menyampaikan
c
keterangan yang diperlukan oleh hukum. #danya hubungan yang canggih dan sudah mapan antara pelaku T$ dengan pe+abat public dan politisi, membuat +aringan mereka begitu kuat sehingga sanga sulit ditembus oleh hukum. &5
3.2 )ara Mengatasi Human Trafficking !i In!"nesia 2.&.1!paya Preventif 3ndonesia !ntuk mengatasi persoalan tersebut, tampaknya perlu dilakukan
ker+asama yang sinergis dengan kabupaten*kota. Dengan begitu setelah para korban diberikan assessment counceling selama 1' hari oleh provinsi dan mereka dikembalikan ke tempat asalnya, maka pembinaan dan monitoring lan+utannya men+adi keenangan kabupaten*kota. Hang perlu digarisbaahi, dengan adanya otonomi daerah maka keenangan untuk men+aga arga 3ndonesia telah mengesahkan protocol ini pada tanggal 9 aret &''8 dengan !! "omor 15 Tahun &''8 tentang Pengesahan &rotocol to &re$ent! Suppress and &unish Trafficking in &ersons! 'specially (omen and Children! Supplementing the )nited *ations Con$ention +gainst Transnational ,rgani-ed Crime 0Protokol !ntuk encegah, enindak, dan enghukum Perdagangan $rang, Terutama Perempuan dan #nak) anak, elengkapi -onvensi Perserikatan 4angsa)bangsa enentang Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisasi.&9
2* Liha& 8arkriswono, 8arkris&u&i dalam : 4urnal 8ukum In&ernasional, Trans ArganiFed @rimealam Perspek&i< 8ukum Pidana dan Kriminologi.pd<
1
-etentuan mengenai larangan perdagangan orang di 3ndonesia, pada dasarnya telah diatur dalam -itab !ndang)!ndang @ukum Pidana 0-!@P. Pasal &86 -!@P menentukan mengenai larangan perdagangan anita dan anak laki)laki belum deasa dan mengkualifikasikan tindakan tersebut sebagai ke+ahatan. Selan+utnya, dalam Pasal :2 !! "o. &2 tahun &''&
tentang
Perlindungan
#nak
menentukan
larangan
memperdagangkan, men+ual, atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk di+ual. 4erbagai upaya dan strategi telah dilakukan oleh Pemerintah 3ndonesia maupun organisasi non)pemerintah dalam menghadapi perdagangan perempuan dan anak, yaitu, penguatan pada kebi+akan migrasi serta hukum pidana untuk perlindungan hukum bagi perempuan dan anak sebagai korban, serta diupayakan penanganan sebagai korban tanpa mengesampingkan hak)haknya sebagai perempuan dan anak.Dalam rangka pencegahan tindak pidana perdagangan perempuan dan anak, perlu
dilakukan
upaya)upaya
untuk
peningkatan
pendidikan,
penyebarluasan informasi, dan peningkatan pengaasan. Peningkatan pendidikan dan penyebarluasan informasi merupakan faktor yang sangat penting. sebagaimana dilaporkan >osenberg, profil perempuan dan anak korban perdagangan orang serta mereka yang beresiko,
pada
umumnya
berasal
dari
keluarga
miskin,
kurang
pendidikan, kurang informasi dan berada pada kondisi sosial budaya yang kurang
menguntungkan
bagi
perkembangan
dirinya.
Peningkatan
pendidikan harus men+adi perhatian semua pihak dan terutama ditu+ukan kepada anak)anak usia sekolah dari keluarga miskin, anak +alanan, dan +uga kepada mereka yang karena sesuatu hal tidak dapat melan+utkan sekolahnya. 2Imam 'an&oso, 78ukum Pidana In&ernasional9, "ahan Kuliah Program Pasca 'ar3ana ?niBersi&as Krisnadwiaana, akar&a, hal 10
1
Sementara peningkatan pengaasan, terutama ditu+ukan terhadap para peker+a migrant. Pemerintah harus meningkatkan pengaasan terhadap operasional perusahaan +asa tenaga ker+a 3ndonesia dalam merekrut, menampung, melatih, menyiapkan dokumen dan memberangkatkan tenaga ker+a 3ndonesia ke luar negeri.
!paya ini didukung oleh
masyarakat melalui DP> >3 sehingga beberapa undang)undang telah ditetapkan( !ndang ) undang "o.12 Tahun &''2 tentang -etenaga ker+aan, !ndang)undang "o. & tahun &''5 tentang Penyelesaian Perselisihan @ubungan 3ndustrial, dan !ndang)undang "o. 28 tahun &''5 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga -er+a 3ndonesia di /uar "egeri. 2.&.& !paya 3ndonesia di #SE#" 3ndonesia masih menyisakan problematika dari pencegahan ataupun penyelesaian
masalah
perdagangan
orang.
Pembahasan
mengenai
perkembangan ker+asama serta langkah pemberantasan perdagangan orang selalu rutin dibicarakan dan dibahas pada setiap pertemuan #SE#" #dapun pertemuan terakhir ker+asama #SE#" adalah pertemuan tingkat enteri negara)negara #SE#" ke : yang berlangsung pada 8)12 $ktober &'11 yang membahas masalah ke+ahatan lintas negara. Pertemuan
tersebut
menghasilkan beberapa pernyataan seperti
berkomitmen untuk mengambil langkah)langkah yang dianggap perlu dalam penanganan ke+ahatan antar negara dalam men+aga kedamaian, keamanan dan stabilitas regional. mempercepat #SE#" onvention on Trafficking in Person 0#T3P. -er+asama ini +uga melibatkan negara) negara yang selama ini telah beker+asama dengan #SE#" yaitu ina,
20
#SE#" tersebut merefleksikan komitmen yang tinggi dari negara)negara #SE#"
dalam
meningkatkan
ker+asama
penanggulangan
isu
perdagangan orang.
BAB I* KEIMPULAN
/emahnya negara dalam menyelesaikan permasalahan human trafficking ini men+adi hambatan utama. @al ini dikarenakan kurang tanggapnya instansi pemerintah dan kurangnya ker+asama antar daerah dalam menyelesaikan permasalhan tersebut. Perdagangan perempuan ini lebih menyerang masyarakat menenngah ke baah dikarenakan berbagai faktor, salah satunya karena faktor ekonomi yang tidak dapat
21
memenuhi kebutuhan hidup bagi si pelaku dan korban human trafficking ini. /emahnya pendidikan +uga menyebabkan banyak korban baik anak)anak maupun perempuan yang ter+erumus kedalam human trafficking ini hanya dengan diiming) imingi dengan pendapatan yang besar dan bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. !ntuk itu, disini sangat diperlukan peranan penting sebuah negara dalam menyelesaikan human trafficking ini dengan mensinergikan lembaga)lembaga terkait. Penerapan human security di 3ndonesia dari perlindungan arga negaranya baik itu dari segi ekonomi maupun sosial)budaya dan politik dianggap sangat +auh dari apa yang diharapkan bagi sebuah negara untuk melindungi setiap individu dari negaranya yang pada akhirnya menyebabkan rakyat yang memiliki perekonomian dan tingkat pendidikan yang rendah menganggap lebih mengutamakan pilihan yang rasional bagi dirinya untuk mencapai tu+uan)tu+uan yang diinginkan. aka dari itu, peranan pemerintah dan organisasi internasional disini sangat ditekankan terlebih untuk membantu dalam penyelesaian permasalahn human trafficking khususnya di 3ndonesia demi menghalangi ter+adinya ke+ahatan lintas negara yang lebih masif.
22
