Makalah Tekben Kemunduran Benih 03

I.

PENDAHULUAN

A. Lata Latarr Bel Belak akan ang g

Kualitas benih yang terbaik tercapai pada saat benih masak fisiologis karena pada saat benih masuk fisiologis maka berat kering benih, viabilitas dan vigornya tertinggi. Perlu dicatat bahwa viabilitas dan vigor tertinggi yang dimaksud tidak harus 100%. Setelah masak fisiologis kondisi benih cenderung menurun sampai pada akhirnya benih tersebut kehilangan daya viabilitas dan vigornya sehingga benih tersebut mati. Proses penurunan kondisi benih setelah masak fisiologis itulah yang disebut sebagai peristiwa deteriorasi atau benih mengalami proses menua. Proses penurunan kondisi benih tidak dapat dihentikan tetapi dapat dihambat. Kemunduran benih dapat didefinisikan jatuhnya mutu benih yang menimbulka menimbulkan n perubahan perubahan secara menyeluruh menyeluruh di dalam benih dan berakibat pada berkurangnya viabilitas benih. Faktor-faktor yang mempengaruhi benih itu sendiri antara lain adalah faktor internal benih mencakup kondisi fisik dan keadaa keadaan n fisiol fisiologi oginya nya,, kelemb kelembaba aban n nisbi nisbi dan temper temperatu ature, re, kadar kadar air benih, benih, suhu, genetic, mikroflora, kerusakan mekanik (akibat panen dan pengolahan), dan tingkat kemasakan benih. Kemun Kemundu dura ran n beni benih h yang yang meny menyeb ebab abka kan n menu menuru runn nnya ya vigo vigorr dan dan viabilitas benih merupakan awal kegagalan dalam kegiatan pertanian sehingga harus dicegah agar tidak mempengaruhi produktivitas tanaman. Sadjad (1994) menguraikan vigor benih adalah kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal pada kondisi suboptimum di lapang, atau sesudah disimpan dalam kondisi simpan yang suboptimum dan ditanam dalam kondisi lapang yang opti optimu mum. m. Viab Viabil ilit itas as beni benih h meru merupa paka kan n daya daya hidu hidup p beni benih h yang yang dapa dapatt ditunjukk ditunjukkan an dalam fenomena fenomena pertumbuban pertumbubannya, nya, gejala metabolisme, metabolisme, kinerja kinerja krom kromos osom om atau atau gari gariss viab viabil ilit itas as seda sedang ngka kan n viab viabil ilita itass pote potens nsia iall adal adalah ah parameter viabilitas dari suatu lot benih yang menunjukkan kemampuan benih

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.









menumbuhkan tanaman normal yang berproduksi normal pada kondisi lapang yang optitum. B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Untu Untuk k meng menget etah ahui ui peng pengert ertia ian n dari dari kemu kemund ndur uran an beni benih h (dete (deteri rior oras asi) i) itu itu sendiri. 2. Untuk mengetahui mengetahui faktor-fakto faktor-faktorr yang yang mempengaru mempengaruhi hi kehidu kehidupan pan benih. benih. 3. Untuk mengetahui mengetahui ciri ciri prose prose deterioras deteriorasii atau kemund kemunduran uran benih. benih. 4. Untuk Untuk menget mengetahu ahuii tanda-tan tanda-tanda da kemundu kemunduran ran benih benih 5. Untuk mengetahui mengetahui kemungkina kemungkinan n penyebab penyebab kemunduran kemunduran benih 6. Untuk mengetahui pengendalian kemunduran benih.









II.

PEMBAHASAN

A. Pengerti Pengertian an Kemundura Kemunduran n Benih (Deteri (Deterioras orasi) i)

Kemu Kemund ndur uran an beni benih h meru merupa paka kan n pros proses es penu penuru runa nan n mutu mutu seca secara ra berangsur-anngsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible ) akibat perubahan fisisologis yang disebabkan oleh faktor dalam. Kemunduran benih beragam, beragam, baik antarjenis, antarjenis, antarvarietas, antarvarietas, antarlot, bahkan bahkan antarindivid antarindividu u dalam suatu suatu lot benih. benih. Kemund Kemundura uran n benih benih dapat dapat menimb menimbulk ulkan an peruba perubahan han secara secara menyeluruh di dalam benih dan berakibat pada berkurangnya viabilitas benih (kem (kemam ampu puan an beni benih h berk berkec ecam amba bah h pada pada kead keadaa aan n yang yang opti optimu mum) m) atau atau penur penuruna unan n daya daya kecamb kecambah. ah. Proses Proses penuaa penuaan n atau mundur mundurnya nya vigor vigor secara secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecamb kecambah ah abnorm abnormal, al, penuru penurunan nan pemunc pemuncula ulan n kecamb kecambah ah di lapang lapangan an ( field

emergence) ,

terh terham amba batn tnya ya

pert pertum umbu buha han n

dan dan

perk perkem emba bang ngan an

tana tanama man, n,

meningkatn meningkatnya ya kepekaan kepekaan terhadap terhadap lingkunga lingkungan n yang ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman (Copeland dan Donald, 1985). Kemund Kemundura uran n benih benih adalah adalah mundur mundurnya nya mutu mutu fisiol fisiologi ogiss benih benih yang yang dapa dapatt meni menimb mbul ulka kan n peru peruba baha han n meny menyel elur uruh uh di dalam dalam beni benih, h, baik baik fisik fisik,, fisiologi maupun kimiawi yang mengakibatkan menurunnya viabilitas benih (Sadjad, 1994). Kemunduran benih dapat diterangkan sebagai berikut: 1.

Yang ang dimaksud laju deteriorasi adalah berap rapa besarnya

pen penyi yimp mpan anag agna na terh terhad adap ap kead keadaan aan opti optimu mum m untu untuk k menc mencap apai ai maksimum. Hal ini dipengaruhi oleh dua peristiwa, yaitu: a. Meru Merupa paka kan n sifat sifat gene geneti tiss benih benih Kemunduran benih karena sifat genetis biasa disebut proses deteriorasi deteriorasi yang kronologis kronologis artinya, meskipun meskipun benih ditangani ditangani dengan baik dan faktor lingkungannya pun mendukung namun proses ini akan tetap berlangsung.









b. b. Karen Karenaa deraa deraan n ling lingku kung ngan an Proses Proses in biasa disebut disebut proses deteriorasi deteriorasi fisiologis. fisiologis. Proses Proses ini terjadi terjadi karena karena adanya adanya faktor faktor lingku lingkunga ngan n yang yang tidak tidak sesuai sesuai denga engan n

pers persya yara rata tan n

peny enyimp impanan anan

benih enih,,

atau atau

terj terjad adii

penyi penyimpa mpanga ngan n selama selama proses proses pemben pembentuk tukan an dan proses prosesing ing benih. B. Faktor-f Faktor-fakt aktor or yang Mempe Mempengar ngaruhi uhi Hidup Hidup Benih

Fakt Fakto or-fa r-fak ktor tor

yang ang

mempe empen ngaru garuhi hi

viab viabil ilit itas as

ben benih

sela selama ma

penyimpan penyimpanan an dibagi dibagi menjadi menjadi factor internal dan eksternal. eksternal. Faktor internal internal mencakup sifat genetik, daya tumbuh dan vigor , kondisi kulit dan kadar air benih benih awal. Faktor eksternal antara lain kemasan kemasan benih, benih, komposisi komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan (Copeland dan Donald, l985). 1. Fakt Faktor or inte intern rnal al beni benih h Fakt Faktor or inte intern rnal al beni benih h menc mencak akup up kond kondis isii fisi fisik k dan dan kead keadaa aan n fisiologinya. Contoh: benih yang retak, luka, dan tergores akan lebih cepat mengalami kemunduran. Faktor induced selama perkembangan benih di lapang lapangan an mempen mempengar garuhi uhi keadaa keadaan n fisiol fisiologi oginya nya,, sebaga sebagaii contoh contoh terjad terjadii kekura kekuranga ngan n mineral mineral (seperti (seperti N, K, Ca), air, air, dan suhu yang ektrim ektrim di lapangan. 2. Kelembaban Kelembaban nisbi nisbi (relative (relative humidit humidity=RH) y=RH) dan temperatur. temperatur. a. RH mempengar mempengaruhi uhi kadar air benih, benih, dan kadar air benih benih mempengaruh mempengaruhii mempengaruhi respirasi benih b. RH lingkunga lingkungan n dipengaruhi dipengaruhi oleh suhu (T) lingkung lingkungan an c. RH dan T saling saling berkaitan berkaitan dan mempengaruhi mempengaruhi kemundu kemunduran ran benih: benih: 1) setiap penurunan penurunan kadar kadar air 1% menggandaka menggandakan n masa hidup dua kali, dan 2) setiap penurunan suhu ruang simpan 5C o akan menggandakan masa

hidup benih dua kali. d. Untuk Untuk p

imp









3. Kada Kadarr air air ben benih ih (KA) (KA) Menu Menuru rutt Harr Harrin ingt gton on (197 (1972) 2),, masa masala lah h yang yang diha dihada dapi pi dala dalam m penyimpanan benih makin kompleks sejalan dengan meningkatnya kadar air benih. Penyimpanan benih yang berkadar air tinggi dapat menimbulkan resiko terserang cendawan. Benih adalah bersifat higroskopis, sehingga benih akan mengalami kemundurannya tergantung dari tingginya faktorfakt faktor or kele kelemb mbaba aban n relat relatif if udar udaraa dan dan suhu suhu ling lingku kung ngan an dima dimana na beni benih h disimpan. a. KA > 14% ‐ respirasi tinggi suhu meningkat, investasi cendawan

b. KA < 5%; terjadi terjadi kerusak kerusakan an membrana membrana selular selular Kadar Kadar keseim keseimban bangan gan (KAK) (KAK) benih benih adalah adalah kadar kadar benih benih air yang yang terbentuk oleh keseimbangan antara KA benih dengan RH lingkungannya. a. KAK fase 1 : KAK dengan RH 0 ‐60%. Air terikat kuat dengan struktur

kimia benih. b. KAK fase 2 : KAK dengan RH 60 ‐75%. Sebagian KA benih terikat

lebih lemah daripada KA fase 1, c. KAK fase 3 : KAK dengan RH 75 ‐100%. Sebagian air benih adalah air

bebas yang berada pada rongga antarsel benih yang mudah dihilangkan dengan dengan pengeringa pengeringan n alamiah. alamiah. Padi, jagung, gandum, sorgum (benih berpati/ka berpati/karbohi rbohidrat), drat), kedelai kedelai (benih berprotein tinggi), tinggi), kacang kacang tanah (benih berlemak tinggi). Menurut Chai et al ., ., (2002), perkecambahan benih kedelai akan menu menuru run n dari dari perk perkec ecam amba baha han n awal awal yait yaitu u diat diatas as 90% 90% menj menjad adii 0% tergantung spesies dan kadar air selama penyimpanan. Dilain pihak Yaya ., (2003) menyatakan bahwa benih kedelai yang disimpan dengan et al ., kadar air 6% dan 8% selama 4 bulan pada pada suhu 15 OC memiliki persentase perkecambahan diatas 70%. 4. Suhu (T) Suhu Suhu ruang ruang simpan simpan berper berperan an dalam dalam memper mempertah tahank ankan an viabil viabilita itass









lambat lambat dibanding dibanding suhu tinggi. tinggi. Dalam kondisi tersebut, viabilitas benih dapat dipertahankan lebih lama. Pada periode simpan 0 minggu, benih belum mengalami masa penyimpanan, dan kadar air ditetapkan sebagai kadar kadar air awal awal penyim penyimpan panan. an. Kadar Kadar air benih benih diukur diukur dengan dengan metode metode langsung yakni melalui proses pengovenan dengan suhu 103°C selama 18 jam. Perhitungan perkiraan kadar air benih dilakukan berdasarkan basis basah, yaitu bobot akhir benih setelah dioven dibagi bobot awal (basah) benih sebelum dioven dikali 100 persen (Mugnisjah et al . 1994). a. pada T = 00C dan KA > 14% dapat terbentuk kristal es pada ruang

antarsel dalam benih b. pada T < 00C dan KA < 14% tidak membentuk kristal es, tetapi benih

akan meningkat KA-nya Pada umumnya pada ruang dengan T rendah dan RH tinggi sehingga KA akan tinggi. 5. Genetik a. Benih berentang berentang hidup hidup panjang panjang (Benih (Benih Fosil): Fosil): 1) Lupin : 10.000 10.000 th masih hidup (tertimbun (tertimbun di tanah gambut kanada) kanada) (Porsild dan Harrington, 1967) 2) Indian Indian lotus lotus : 120-40 120-400 0 th masih hidup hidup (terbenam (terbenam di dasar dasar danau di Mansuria)(Ohga, 1926) 3) Benih2 ortodoks lain: Albizia, Cassia, Trifolium,

b. Benih berentang berentang hidup hidup pendek: pendek: 1) Accer saccharinum : beberapa hari saja setelah lepasdari induknya

sudah mati 2) Zizzani Zizzaniaa aquatic aquaticaa 3) Willow, Willow, poplar, kapas, dll benih rekalsitran rekalsitran (shorea, (shorea, cacao, mangga, mangga, dll) 6. Mikrof roflora a. Terbaw Terbawaa dari dari lapang lapangan an : optimu optimum m hidup hidup pada pada RH 90-95% 90-95% atau KA











1) Aspergillus sp. atau KAK pada RH itu 2) Penicillium sp.

7. Kerusakan Kerusakan mekanik mekanik (akibat (akibat panen dan pengolahan pengolahan)) a. teruta terutama ma pada pada bagia bagian n embrio embrio b. pada bagian bagian non embrio dapat dapat meningkatkan meningkatkan serangan serangan mikroflora mikroflora 8. Ting Tingka katt kema kemasa saka kan n ben benih ih Pote Potens nsii mutu mutu terb terbai aik k dica dicapa paii pada pada saat saat beni benih h telah telah menc mencap apai ai masa masak k fisiologi (MF). a. Benih kurang kurang masak, masak, potensi potensi mutunya mutunya masih kurang kurang tinggi tinggi b. Benih lewat lewat masak di lapangan, lapangan, potensi potensi sudah sudah mulai turun turun oleh deraan cuaca di lapangan C. Ciri Ciri prose prosess deteri deteriora orasi si

Benih yang mengalami proses deteriorasi akan menyebabkan turunnya kualitas dan sifat benihjika dibandingkan pada saat benih tersebut mencapai masa fisiologinya. Turunn Turunnya ya kualit kualitas as benih benih dapat dapat mengak mengakiba ibatka tkan n viabil viabilitas itas dan vigor vigor benih benih menjad menjadii rendah rendah yang yang pada pada akhirn akhirnya ya akan akan mengak mengakiba ibatka tkan n tanama tanaman n menjadi menjadi buruk. Hal ini dapat dapat dilihat pada tanaman tanaman di lahan yang yang memiliki memiliki viabilitas yang tinggi dan hasil panen yang menjadi jelek. RC. Mabesa (1993) mencirikan proses deteriorasi sebagai berikut : •

Proses ini merupakan proses yang tidak dapat ditawar, pasti terjadi pada semnua benih. Yang berbeda hanyalah hanyalah laju deteriorasinya deteriorasinya









•

Laju deteriorasi spesies yang satu dengan yang lain berbeda dan berbeda pula laju deteriorasi varietas-varietas dalan satu spesies.

•

Laju deteriorasi berbeda antara seed lot dalam satu spesies/ varietas dan juga antar individu dalam satu seed lot .

Delouc Delouche he dan Baskin Baskin (1973) (1973) mengga menggamba mbarka rkan n proses proses (seque (sequence nce)) terjadinya deteriorasi dalam benih sebagai berikut : •

Berkurangnya laju respirasi

•

Benih yang telah mengalami deteriorasi setelah terjadinya imbibisi mempunyai laju respirasu yang lebih rendah r endah disbanding benih yang belum belum mengalami mengalami deteriorasi. deteriorasi. Hal ini disebabkan oleh aktivitas aktivitas enzim respirasi yang mulai menurun.

•

Peningkatan kandungan asam lemak dalam benih (increase in fatty acid).

Pada Pada beni benih h yang yang tela telah h meng mengal alam amii dete deteri rior oras asii akan akan meni mening ngka katt kandungan asam lemaknya •

Laju perkecambahan rendah (slower germination rate)

Benih yang telah mengalami deteriorasi jika dikecambahkan maka laju perke perkecam cambah bahann annya ya rendah rendah,, yang yang berart berartii benih benih membut membutuhk uhkan an waktu waktu yang yang lebih lama untuk berkecambah. •

Laju Laju pert pertum umbu buha han n kecam kecamba bah h lamb lambat at (slo (slowe werr rate rate of grow growth th develo developme pment) nt).. Benih Benih yang yang telah telah mengal mengalami ami deterio deterioras rasii setelah setelah berke berkecam cambah bah maka maka pertum pertumbuh buhan an kecamb kecambahn ahnya ya akan akan menjad menjadii









untuk tumbuh terus ke permukaan lahan. Hal inilah yang sering menyebabkan adanya perbedaan nilai persentase viabilitas benih di dala dalam m peng penguj ujia ian n di labo labora rato tori rium um deng dengan an keny kenyat ataa aan n beni benih/ h/ kecambah yang dapat tumbuh terus di lading. Bagi petani yang pen penti ting ng adal adalah ah nial nialii pers persen entas tasee beni benih/ h/ kecam kecamba bah h yang yang dapa dapatt tumbuh di lahan. •

Banyak Banyak kecamb kecambah ah abnorm abnormal. al. Jika Jika kita kita mengec mengecamb ambahk ahkan an benih benih yang yang telah telah mengal mengalami ami deteri deteriora orasi si maka maka persen persentas tasee kecamb kecambah ah abnormal akan meningkat yang kemudian menyebabkan persentase viabilitas benih menjadi rendah karena yan akan dihitung hanyalah kecambah normal.

•

Enzim Enzim menjad menjadii aktif. aktif. Dalam Dalam benih benih yang yang mengal mengalami ami deterio deteriorasi rasi aktivitas aktivitas enzimnya enzimnya jauh berkurang atau bahkan bahkan tidak berfungsi. berfungsi. Hal ini disebabkan terjadinya perombakan/ penguraian enzim yang selanjutny selanjutnyaa akan menghambat menghambat atau bahkan bahkan menyebabk menyebabkan an benih kehilangan kemampuannya untuk berkecambah.

•

Terjadinya kebocoran sel. Benih yang telah mengalami deteriorasi bila mengalami deteriorasi bila mengalami imbibisi akan terjadi kebocoran kebocoran membrane sel sehingga sehingga ada unsure-un unsure-unsur sur yang keluara dari benih. Kebocoran ini menyebabkan benih menjadi kekurangan bahan bahan yang yang dapat dapat diromb dirombak ak untuk untuk mengh menghasi asilka lkan n tenaga tenaga yang yang dibutuhkan untuk proses sintesa protein guna pembentukan dan pertu pertumbu mbuhan han sel-sel sel-selnya nya

Akibat Akibatnya nya

akan akan banyak banyak ditemu ditemukan kan









•

Keragaman Keragaman tinggi. Benih yang telah mengalami deteriorasi deteriorasi jika dikecambahkan/ ditanam di lahan keragamannya akan tinggi (tidak seragam pertumbuhannya).

•

Penuru Penurunan nan hasil hasil panen. panen. Hasil Hasil panen panen akan akan menuru menurun n jika jika petani petani dala dalam m ussa ussaha ha tani taniny nyaa mema memaka kaii beni benih h yang yang tela telah h meng mengal alami ami deteriorasi, terutama karena akibat keragaman tanaman di lahan.

•

Peru Peruba baha han n warn warna. a. Beni Benih h yang yang telah telah meng mengala alami mi dete deterio rioras rasii warnanya akan berubah, halmiini biasanya dipakai sebagai salah satu satu tola tolak k ukur ukur pert pertam ama, a, mesk meskip ipun un kend kendala ala yang yang kita kita hada hadapi pi perubahan ini sangat subyektif.

Proses Proses yang yang terjadi terjadi pada pada benih benih yang yang mengal mengalami amipro proses ses deterio deteriorasi rasi menurut JC. Delouche sebagai berikut: •

Kerusakan membrane pada benih yang menua akan mengakibatkan keru kerusa saka kan n

dind dindin ing g

sel sel

sehi sehing ngga ga

meng mengak akib ibat atka kan n

terj terjad adin inya ya

kebocoran jika benih berimbibisi. •

Proses biosintesis yang tak berimbang

•

Ketida Ketidakse kseimb imbang angan an proses proses biosin biosintes tesis is yang yang diseba disebabka bkan n proses proses katabolisme dan anabolisme yang tidak sinkron akan mengganggu proses perkecambahan benih.

•

Laju Laju perkec perkecamb ambahan ahan dan perkem perkemban bangan gan kecamb kecambah ah lambat lambat dan tidak tidak seraga seragam. m. Pada Pada benih benih yang yang telah telah menua menua juka juka masih masih dapat dapat berkecamba berkecambah h maka pertumbuh pertumbuhan/ an/ perkembang perkembangan an kecambahnya kecambahnya









•

Penyimpang morfologis. Kecambah yang terbentuk tidak normal. Hal Hal ini ini dapa dapatt dili diliha hatt deng dengan an ting tinggi giny nyaa pers persen entas tasee kecam kecamba bah h abnormal.

•

Tidak idak

berk erkecam ecamba bah. h.

Benih enih

yang ang

dikec ikecam amba bah hkan kan

tid tidak

berkecambah meskipun benih tersebut sebenarnya belu mati. •

Mati (death). Benih mati dapat diketahui dengan uji tetrazolium.

D. Tanda-ta Tanda-tanda nda Kemundura Kemunduran n Benih Benih

1. Geja Gejala la Fisi Fisiol olog ogis is Menur Menurut ut Tool Toole, e, Tool Toolee dan dan Gorm Gorman an (dal (dalam am Abdu Abdull Baki Baki dan dan Ande Anders rson on.. 1972 1972), ), kemu kemund ndur uran an beni benih h dapa dapatt ditu ditunj njuk ukka kan n oleh oleh geja gejala la fisiol fisiologi ogiss sebaga sebagaii betiku betikut: t: (a) terjadi terjadinya nya peruba perubahan han warna warna benih benih (b) tertundanya perkecambahan; (c) menurunnya, toleransi terhadap kondisi lingkungan sub optimum selama perkecambahan (d) rendahnya toleransi terhadap kondisi simpan yang kurang sesuai (e) peka terhadap radiasi; (f) menurunnya pertumbuhan kecambah; (g) menurunnya daya berkecambah, dan dan (h) (h) meni mening ngka katn tnya ya juml jumlah ah kecam kecamba bah h abno abnorm rmal al.. Abdu Abdull Baki Baki dan dan Anders Anderson on (1972) (1972) mengem mengemuka ukakan kan indika indikasi si biokim biokimia ia dalam dalam benih benih yang yang mengalami kemunduran viabilitas adalah sebagai berikut: (a) perubahan aktivi aktivitas tas enzim enzim (b) peruba perubahan han laju laju respiras respirasi; i; (c) peruba perubahan han di dalam dalam cadangan makanan; (d) perubahan di dalam membran, dan (e) kerusakan kromosom. Gejala fisiologis dipengaruhi pula oleh:











2) Benih Benih kapas dengan dengan kandun kandungan gan Asam Lemak Bebas ≥1% sudah sudah tidak mampu berkecambah.

2. Geja Gejala la Kin Kiner erja ja Ben Benih ih a. kinerja kinerja perkecambah perkecambahan an rendah: rendah: KT rendah, rendah, dan tidak tidak seragam b. Daya suai terhadap lingkungan rendah

c. Daya Daya tumbuh tumbuh di di lapang lapang rendah rendah d. Tidak tahan terhadap terhadap cekaman cekaman lingk lingkungan ungan 3. Pemuda Pemudaran ran Warna Warna kibat kibat penuaa penuaan n Kemunduran warna akibat penuaan yaitu warna benih mencoklat (terutama bila terdedah pada cahaya) pada embrio atau pada kulit benih. E. Kemungkin Kemungkinan an Penye Penyebab bab Kemundura Kemunduran n Ben Benih ih

1. Autoxi Autoxidas dasii Lipid: Lipid: dapat dapat terja terjadi di pada pada benih: benih: a. KA < 6% b. Konsentrasi O2 tinggi

Suhu Suhu ti

gi









3. Ribosom Ribosom tidak tidak mampu mampu berdisos berdisosiasi: iasi: sintesi sintesiss protein protein terhambat terhambat 4. Degradasi Degradasi dan Inakti Inaktivasi vasi Enzim: Enzim: perubaha perubahan n struktur struktur makromol makromolekul ekul enzim enzim menurunkan aktivitasnya. a. Perubahan Perubahan kompo komposisi sisi : - grup fungsional fungsional (hilang (hilang/meng /mengikat) ikat) - oksidasi gugus sulfhidril - perubahan asam amino dalam protein b. Perubahan Perubahan konfigura konfigurasi: si: - penglipatan penglipatan atau pelurusan pelurusan - penggumpalan atau polimerisasi - pemutusan menjadi sub2 unit 5. Pengaktifan Pengaktifan/Pembe /Pembentuka ntukan n Enzim-enzim Enzim-enzim Hidrolitik: Hidrolitik: Bila Bila KA benih benih > 20%, 20%, cukup cukup untuk untuk mengak mengaktif tifkan kan enzim2 enzim2 hidrol hidroloti otik k (lipase, fosfolipase, fosfatase, amilase) 6. Degrad Degradasi asi Geneti Genetik k sebagai sebagai penyeb penyebab ab utama utama ketuaan ketuaan 7. perubahan perubahan sifat kromosom kromosom (selaras (selaras dengan dengan penuaan) penuaan) a. mutasi mutasi genetik; berkorelasi berkorelasi dengan dengan ketuaan dan hilangny hilangnyaa viabilitas 8. Habisnya Habisnya cadangan cadangan makanan makanan (sudah (sudah tidak diterima) diterima) 9. Kela Kelapa para ran n sel sel meri merist stem emati atik: k: jauh jauhny nyaa jara jarak k antar antaraa cada cadang ngan an maka makana nan n









Dengan demikian perlakuan invigorasi adalah peningkatan vigor benih dengan member memberikan ikan perlak perlakuan uan pada pada benih. benih. Menuru Menurutt Khan Khan (1992) (1992) perlak perlakuan uan pada pada benih adalah untuk memobilisasi sumber-sumber energi yang ada dalam benih untuk bekerja sama dengan sumber-sumber energi yang ada di luar atau di lingkungan tumbuh untuk menghasilkan pertanaman dan hasil yang maksimal. Perla Perlaku kuan an beni benih h yang yang telah telah dike dikena nall anta antara ra lain lain pres presoa oaki king ng dan dan condit condition ioning ing.. Menuru Menurutt Khan Khan (1992) (1992) presoa presoakin king g adalah adalah perend perendama aman n benih benih dalam sejumlah air pada suhu rendah sampai sedang, sedangkan conditioning adal adalah ah peni pening ngka kata tan n mutu mutu fisi fisiol olog ogii dan dan biok biokim imia ia (ber (berhu hubu bung ngan an deng dengan an kece kecepa pata tan n dan dan perk perkec ecam amba baha han, n, perb perbai aika kan n sert sertaa peni pening ngka kata tan n pote potens nsial ial perkecambahan) dalam benih oleh media imbibisi potensial air yang rendah (lar (larut utan an atau atau medi mediaa pada padata tan n lemb lembab ab)) deng dengan an meng mengat atur ur hidr hidras asii dan dan penghenti penghentian an perkecambaha perkecambahan. n. Benih menyerap air sampai sampai potensial potensial air dalam benih benih dan media pengimbib pengimbibisi isi sama (dicapai keseimbanga keseimbangan n potensial potensial air). Pres Presoa oaki king ng dala dalam m peri period odee sing singka katt meng mengha hasi silk lkan an efek efek yang yang cuku cukup p baik baik terh terhad adap ap

peni pening ngka kata tan n

perk perkec ecam amba baha han n

dan dan

pert pertum umbu buha han n

keca kecamb mbah ah..

Pengeringan tidak mengurangi pengaruh positif dari presoaking (Kidd and









Menurut Khan et al. (1992), imbibisi pada benih yang dilakukan secara tiba-tiba apalagi terhadap benih dengan kadar air sangat rendah dan ben benih ih yang yang meng mengal alam amii peny penyim impa pana nan n yang yang lama lama dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n kerusa kerusakan kan pada pada strukt struktur ur membra membran n sehing sehingga ga perlu perlu suatu suatu kondis kondisii dimana dimana imbi imbibi bisi si dila dilaks ksan anak akan an seca secara ra terko terkont ntro rol. l. Sala Salah h satu satu upay upayaa yang yang dapa dapatt dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan invigorasi benih yaitu dengan cara mengkondisikan benih sedemikian rupa sehingga karakter fisiologi dan biokimiawi yang terdapat di dalam benih dapat dimanfaatkan secara optimal. Perlakuan benih secara fisiologis untuk memperbaiki perkecambahan ben benih ih melal melalui ui imbi imbibi bisi si air air secar secaraa terk terkon ontr trol ol tela telah h menj menjad adii dasa dasarr dala dalam m invigorasi benih. Saat ini perlakuan invigorasi merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi mutu benih yang rendah yaitu dengan cara memper memperlak lakuka ukan n benih benih sebelu sebelum m tanam tanam untuk untuk mengak mengaktif tifkan kan kegiat kegiatan an metabo metabolism lismee benih benih sehing sehingga ga benih benih siap siap memasu memasuki ki fase fase perkec perkecamb ambaha ahan. n. Selama proses invigorasi, terjadi peningkatan kecepatan dan keserempakan per perke keca camb mbah ahan an

sert sertaa

meng mengur uran angi gi

teka tekana nan n

ling lingku kung ngan an

yang yang

kura kurang ng









Beni Benih h yang yang dipa dipane nen n lewat lewat masa masak k fisio fisiolo logi giss bias biasan anya ya suda sudah h mengal mengalami ami penuru penurunan nan mutu. mutu. Untuk Untuk mengat mengatasi asi permas permasala alahan han terjad terjadiny inyaa kemund kemundura uran n mutu mutu benih benih baik baik yang yang diakib diakibatk atkan an oleh oleh faktor faktor penyim penyimpan panan an maupun maupun diakibatka diakibatkan n oleh faktor kesalahan kesalahan dalam penanganan penanganan benih, benih, salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan teknik invigorasi (perlakuan fisik atau kimia untuk meningkatkan atau memperbaiki vigor benih). Perlakuan ini sudah banyak dilakukan pada beberapa tanaman seperti tanaman padi dan kedelai. kedelai. Pada tanaman jambu mete perlakuan perlakuan invigorasi invigorasi dapat meningkatk meningkatkan an daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan berat kering benih jambu mete. Untuk mengatasi permasalahan permasalahan terjadinya terjadinya kemunduran kemunduran mutu benih baik yang diakibatka diakibatkan n oleh faktor penyimpan penyimpanan an maupun maupun diakibatkan diakibatkan oleh fakt faktor or kesa kesala laha han n dala dalam m pena penang ngan anan an be-n be-nih ih,, dapa dapatt dila dilaku kuka kan n deng dengan an melakukan teknik “invigorasi”. Invigorasi adalah suatu perlakuan fisik atau kimi kimiaa untu untuk k meni mening ngka katk tkan an atau atau memp memperb erbaik aikii vigo vigorr beni benih h yang yang tela telah h mengalami kemun-duran mutu (Basu dan Rudrapal, 1982).











III.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan makalah kemunduran ben benih ih ini ini adal adalah ah bahw bahwaa beni benih h yang yang tela telah h meng mengal alam amii dete deteri rior oras asii akan akan menampakkan gejala sebagai berikut: 1. Geja Gejala la Fisi Fisiol olog ogis is:: a. Peru Peruba baha han n warn warnaa beni benih h









6. Degradasi Degradasi Genetik Genetik sebaga sebagaii penyeb penyebab ab utama ketuaan ketuaan 7. perubahan perubahan sifat kromosom kromosom (selaras (selaras dengan dengan penuaan) penuaan) 8. Habisnya Habisnya cadangan cadangan makanan makanan (sudah (sudah tidak tidak diterima) diterima) 9. Kela Kelapa paran ran sel sel meri merist stem emati atik k 10. Akumulasi Akumulasi senyawa senyawa beracun (toxic) Untuk mengatasi mengatasi permasalahan permasalahan terjadinya terjadinya kemunduran kemunduran mutu benih baik yang yang diakib diakibatk atkan an oleh oleh faktor faktor penyim penyimpan panan an maupun maupun diakib diakibatka atkan n oleh oleh faktor faktor kesalahan dalam penanganan be-nih, dapat dilakukan dengan melakukan teknik “inv “invig igor oras asi” i”.. Invi Invigo gora rasi si adal adalah ah suat suatu u perl perlak akua uan n fisi fisik k atau atau kimi kimiaa untu untuk k meningkatkan atau memperbaiki vigor benih yang telah mengalami kemun-duran mutu (Basu dan Rudrapal, 1982).









DAFTAR PUSTAKA

Anonima.

2010 2010.. Peng Pengar aruh uh Peny Penyim impa pana nan n Terh Terhad adap ap Kemu Kemund ndur uran an Beni Benih. h. http://pusiiiingeuy.blogspot.com/2009/10/pengaruh-penyimpananterhadap.html . Diakses pada tanggal 15 Mei 2010 pukul 16.30 WIB.

Anonim b.

2010 2010.. Korel orelas asii Peny Penyim imp panan anan Den Dengan gan Day Daya Tumbuh mbuh Benih enih.. http://www.tanindo.com/abdi1/hal0601.htm . Diakses pada tanggal 15 Mei 2010 pukul 16.40 WIB.









MAKALAH TEKNOLOGI BENIH

KEMUNDURAN BENIH









FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Makalah Tekben Kemunduran Benih 03

Recommend Documents