STIKAP “SUPERVISI” 2013
KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DAN ADMINISTRATOR
JENIS KARYA ILMIAH : MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas : Mata kuliah
: Supervisi Pendidikan
Dosen pengampu
: Ischak Suryo Nugroho, M.S.I.
Disusun oleh :
Afrianto Baron
NIM : 342 111 003
Syaiful Bahri
NIM : 342 111
Muhammad Ilwan NIM : 342 111 M. Ridwan
NIM : 342 111
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KI AGENG PEKALONGAN TAHUN AKADEMIK 2013
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 1
STIKAP “SUPERVISI” 2013 KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Semoga kita mendapatkan keberkahan ilmu yang sedang kita pelajari sekarang ini. Dan sholawat serta salam tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah menyampaikan kepada kita berbagai macam disiplin ilmu. Dan semoga kita pada hari akhir nanti mendapatkan syafa’atnya di akhirat kelak, amin ya robbal alamin. Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru pegawai tata usaha dan pegawai sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan juga ketatausahaan sekolah siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa. Tercapai tidaknya tujuan sekolah sepenuhnya bergantung pada bijaksana yang terapkan kepala sekolah terhadap seluruh personal sekolah. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi pendidikan di sekolah, kepala sekolah harus memiliki berbagai persyaratan agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik. masing-masing persyaratan ini saling berkaitan antar yang satu dengan yang lainnya. Diantaranya adalah memiliki ijazah, kemampuan mengajar, kepribadian yang baik serta memiliki pengalaman kerja. Meskipun pengangkatan kepala sekolah dilakukan secara terencana dan sistematis, bahkan diangkat dari guru yang sudah berpengalaman atau mungkin sudah lama menjabat sebagai wakil kepala sekolah, namun tidak otomatis membuat kepala sekolah profesional dalam melakukan tugasnya. Pada beberapa kasus ditunjukkan adanya kepala sekolah yang terpaku dengan urusan administratif yang sebenarnya bisa dilimpahkan kepada Tenaga Administrasi Sekolah (TAS). Penelitian tentang harapan peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan murid-murid. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin di bidang pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat, administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 2
STIKAP “SUPERVISI” 2013 Makalah ini dibuat bertujuan untuk memahami lebih jauh seperti apakah dan bagaimanakah kepala sekolah sebagai supervisor dan administrator di sebuah sekolah. Dan tugas apakah yang harus dilakukan kepala sekolah untuk merencanakan kegiatan dan pengawasan serta evaluasi terhadap hasil kegiatan disekolah kepada guru dan yang bertugas sebagai Tenaga Administrasi Sekolah (TAS). Sehubungan dengan hal diatas semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman mahasiswa, mahasiswa baru, dan juga dapat menambah pengetahuan bagi diri penulis sendiri serta bagi seluruh mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam yang nantinya dapat digunakan dalam sistem pendidikan di sekolah pada saatnya nanti.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 3
STIKAP “SUPERVISI” 2013 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan pendidikan dalam Sistem Pendidikan Nasional adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam arti tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, maka harus didukung oleh tenaga pendidik yang berkinerja baik. Kinerja tenaga pendidik akan bisa ditingkatkan bila didukung dengan adanya supervisi, motivasi dan pemberian bimbingan yang baik. Kepala sekolah memegang peranan penting terhadap kinerja tenaga pendidik dan juga perkembangan sekolah. Oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru, pegawai tata usaha dan pegawai sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan juga ketatausahaan sekolah siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa. Tercapai tidaknya tujuan sekolah sangat bergantung pada kebijaksanaan yang diterapkan kepala sekolah terhadap seluruh personal sekolah. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi pendidikan di sekolah, kepala sekolah harus memiliki berbagai persyaratan agar ia dapat menjalankan
tugasnya dengan baik. Masing-masing
persyaratan ini saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Diantaranya adalah memiliki ijazah, kemampuan mengajar, kepribadian yang baik serta memiliki pengalaman kerja. Kepala sekolah harus menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai administrator, karena administrasi sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa sokongan dari kepala sekolah.Selain membuat perencanaan, kepala sekolah juga harus membuat struktur organisasi sekolah dengan baik, dengan tujuan untuk membagi tugas masing-masing anggotanya dan harus bisa menyesuaikan antara tugas dan kemampuannya, sehingga bisa bekerja secara optimal. Guru sebagai ujung tombak yang utama dalam pendidikan, mempunyai peran mengadakan pembelajaran. Dalam melaksanakan perannya tersebut harus melakukan berbagai kegiatan antara lain merencanakan, menyiapkan, menyelenggarakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Supaya guru dapat menjalankan perannya dengan baik, maka guru harus menguasai sejumlah kompetensi yang telah ditetapkan dan bekerja dengan professional. Selain itu juga harus ada pembinaan dan pengawasan yang baik dari
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 4
STIKAP “SUPERVISI” 2013 kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru sehingga tercipta suasana pembelajaran yang berkualitas dan pada akhirnya bisa meningkatkan kualitas pendidikan. Kinerja guru yang kurang professional, seperti diungkapkan oleh Mulyasa, “Dalam praktek kehidupan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinnya. Kesalahan-kesalahan tersebut sering kali tidak disadari oleh para guru, bahkan masih banyak diantaranya menganggap hal biasa dan wajar.” 1 Dari latar belakang masalah diatas, sebagian dari tugas dan fungsi kepala sekolah yaitu sebagi administrator, maka penulis menyajikan makalah dengan judul ”Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator”.
B.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis rumuskan rumusan
masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengertian kepala sekolah? 2. Bagaimanakah standar kepala sekolah? 3. Bagaimanakah kepala sekolah sebagai supervisor dalam pendidikan? 4.
Bagaimanakah kepala sekolah sebagai administrator dalam pendidikan?
1
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Manciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 5
STIKAP “SUPERVISI” 2013
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEPALA SEKOLAH Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Meskipun sebagai guru yang mendapat tugas tambahan, kepala sekolah merupakan orang yang paling betanggung jawab terhadap aplikasi prinsip-prinsip administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah. Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik, di sini berarti dalam suatu sekolah seorang kepala sekolah harus mempunyai tugas sebagai seorang guru yang melaksanakan atau memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau memberikan bimbingan. Berarti kepala sekolah menduduki dua fungsi yaitu sebagai tenaga kependidikan dan tenaga pendidik. Dalam kadar tertentu kepala sekolah sebagai pimpinan sebuah unit kerja, mempunyai peran yang sama dengan unit kerja lainnya. Ia harus dapat memastikan bahwa sistem kerjanya berjalan lancar dan semua sumber daya yang diperlukan untuk mencapai hasil harus tersedia secukupnya dengan kualitas yang memadai.2 Namun ketika memperhatikan pasal-pasal pada Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 ternyata para Calon Kepala Sekolah dihadapkan pada penafsiran ganda. Artinya kualifikasi dan kompetensi tersebut bisa diartikan sebagai syarat memasuki wilayah profesi kepala sekolah. Setelah yang bersangkutan diangkat sebagai kepala sekolah maka statusnya sebagai pendidik/guru menjadi lepas. Namun bisa pula ditafsirkan sebagai memperkuat status lama yakni "hanya" seorang guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Jika itu yang terjadi maka sebelah kakinya masih menginjakkan ke wilayah profesi guru, dan sebelah lagi menginjak profesi kepala sekolah. Secara finansial jabatan kepala sekolah tidak terlalu memberi janji resmi bagi kehidupan yang jauh lebih layak dibandingkan dengan para guru lainnya. Sedikit sekali fasilitas yang disediakan bagi seorang kepala sekolah. Namun sekalipun dengan fasilitas
2
Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia. Manajemen Pendidikan, Yoyakarta: Aditya Media, Jakarta, 1985.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 6
STIKAP “SUPERVISI” 2013 yang sangat minim dalam kenyataannya para guru umumnya berlomba-lomba untuk dapat diangkat sebagai kepala sekolah.3 Peran utama kepala sekolah adalah peran sebagai pemimpin pendidikan. Kepemimpinan pendidikan harus mengacu pada kualitas tertentu yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat mengembang tanggung jawabnya agar kepemimpinan pendidikannya berhasil. Kualitas itu adalah, pertama, kepala sekolah harus tahu persis apa yang diinginkannya (visi). Kedua, kepala sekolah harus memiliki sejumlah kompetensi untuk melaksanakan misi,. Ketiga, kepala sekolah harus memiliki karakter tertentu yang menunjukkan integritasnya. Keempat, kepala sekolah harus memiliki sejumlah keyakinan untuk dapat berkinerja sebagaimana yang dituntut baginya yang bersumber dari nilai-nilai agama dan moral yang dianutnya.4 Seorang kepala sekolah pada hakekatnya adalah pemimpin yang menggerakkan, mempengaruhi, memberi motivasi, serta mengarahkan orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
B. STANDAR KEPALA SEKOLAH SD/MADRASAH Kepala sekolah harus mempunyai kompetensi-kompetensi tertentu yang lebih dibanding dengan guru lain, baik dari segi kepribadian, manajerial, sosial dan segi yang lain. Berikut adalah standar kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolahberdasar PERMEN DIKNAS No 13 tahun 20075 : 1. Kualifikasi Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut: a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi; b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun; c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
3
Sulistyorini. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sekolah Dasar,Jember: CSS, 2008.
4
Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: eLKAF, 2006. http://litbangkemendiknas.net
5
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 7
STIKAP “SUPERVISI” 2013 2. Kompetensi a. Kepribadian 1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah. 2) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. 3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah. 4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. 5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/ madrasah. 6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. b. Manajerial 1) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan. 2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan. 3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/ madrasah secara optimal. 4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif. 5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik. 6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. 7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. 8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah. 9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik. 10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. 11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien. 12) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah. 13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah. 14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan. 15) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 8
STIKAP “SUPERVISI” 2013 16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. c. Kewirausahaan 1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah. 2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. 3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah. 4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah. 5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi / jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. d. Supervisi 1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. 2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. 3) Menindaklanjuti hasil supervise akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. e. Sosial 1) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah 2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. C. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR Supervisi adalah suatu usaha atau kegiatan pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah atau lembaga pendidikan lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif dan efisien. Kepala sekolah menduduki posisi yang strategis di dalam pencapaian keberhasilan suatu sekolah dan berperan sebagai pemimpin pendidikan, administrator dan supervisor (Udik Wibowo, 1994: 11).6 Kepala sekolah sebagai pemimpin karena mempunyai tugas untuk memimpin staf (guruguru, pegawai dan pesuruh) untuk membina kerjasama yang harmonis antara anggota staf sehingga dapat membangkitkan semangat, serta motivasi kerja sebagai staf yang dipimpin serta meningkatkan suasana yang kondusif. Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan mempunyai kewajiban membimbing dan membina guru atau staf lainnya. Pembinaan dan bimbingan guru akan berpengaruh besar terhadap kelangsungan dan 6
Udik Budi Wibowo. 1994. Profesionalisme Kepala Sekolah. FIP IKIP Yogyakarta.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 9
STIKAP “SUPERVISI” 2013 kelancaran proses belajar mengajar. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor tersebut adalah memberi bimbingan, bantuan dan pengawasan dan penilaian pada masalahmasalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggara dan pengembagnan pendidikan, pengajaran yang berupa perbaikan program pengajaran dan kegiatan-kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik (Hartati Sukirman 1999: 45).7 1. Tugas dan Tanggungjawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Tugas dan tanggungjawab Kepala Sekolah sebagai supervisor (Hendiyat Soetopo dan Wasty 1998 : 42) bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan. Adapun aspek-aspek kurikulum, meliputi : a. Membantu guru-guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan program satuan pelajaran. b. Membantu guru dalam menyusun kegiatan belajar mengajar. c. Membantu guru dalam menilai proses dan hasil belajar mengajar. d. Membantu guru dalam menilai hasil belajar siswa. e. Membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum ke dalam pengajaran. Neagley, sebagaimana dikutip Made Pidarta (1997 : 67) menulis 10 (sepuluh) tugas supervisor sebagai berikut : a. Mengembangkan kurikulum. b. Mengorganisasi pengajaran. c. Menyiapkan staf pengajaran. d. Menyiapkan fasilitas belajar. e. Menyiapkan bahan-bahan pelajaran. f. Menyelenggarakan penataran-penataran guru. g. Memberikan konsultasi dan membina anggota staf pengajaran. h. Mengkoordinasi layanan terhadap para siswa. i. Mengembangkan hubungan dengan masyarakat. j. Menilai pengajaran.8
7 8
Hartati Sukirman, dkk. 1999. Administrasi dan Supervisi Pendidikan FIP IKIP Yogyakarta. Made Pidarta. 1997. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Surabaya : Sarana Press.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 10
STIKAP “SUPERVISI” 2013 2.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Kematangan Profesional Guru Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan suatu usaha secara kontinu mengingat pendidikan yang bermutu juga memerlukan guru yang bermutu. Kematangan profesional guru menuntut kepala sekolah untuk terus memantau perkembangan kualitas pendidikan. Sebagai supervisor diharapkan mampu mendorong tingkat pelibatan personal yang terkait dengan sekolah dalam peynelenggaraan pendidikan. Pembinaan kemampuan dasar dalam proses pendidikan dan pengendalian iklim kelembagaan merupakan proritas utama supervisi. Bagaiamanpun tuntutan kematangan profesionalisme guru terus dinamis. Dalam hal ini supervisor harus terus mengupayakan agar tingkat profesionalitas guru selalu up to date (Mulyasa, 2003 : 31).9 Oleh karena itu upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kematangan profesioanl guru yaitu : 1. Menciptakan iklim kelembagaan yang kondusif bagi efektifitas pencapaian tujuan, dimana adanya suasana intim dan terbuka antara guru dan kepala sekolah, perasaan aman terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan, mengoptimalkan kesejahteraan guru, kepala sekolah disini sebagai jembatan untuk melakukan proses supervisi yang humanis dalam proses pengelolaan iklim agar mendukung efektifitas tujuan pendidikan. 2. Pemberian kesempatan dan peluang seluruh potensi guru, dalam hal ini kepala sekolah harus melibatkan guru tanpa pilih kasih dalam suatu kegiatan yang akan menunjang kematangan profesional guru. Kepala sekolah memberikan peluang dan kesempatan kepada guru untuk melakukan kreatifitas agara guru tersebut dapat mengakutalisasikan dirinya dari karya yang dihasilkan, dengan ini dapat terciptanya budaya yang kreatif di sekolah yang berdampak pada lebih matangnya guru dalam menjalankan tugas secara profesional. 3. Pengoptimalan peran kepemimpinan, seorang supervisor harus mampu mengoptimalkan peran kepemimpinan yang tersebar di dalam hierarkis sekolah.
9
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesioanl Manciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 11
STIKAP “SUPERVISI” 2013 Peran kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap kematangan profesional guru dimana sebagai konduktor, motivator dan koordinator, pemimpin sekolah perlu memiliki peran kepemimpinan yang jelas, dimana kepala sekolah bertugas memimpin guru untuk membina kerjasama yang harmonis antara anggota staf sehingga membangkitkan semangat serta motivasi kerja. 4. Pelaksanaan supervisi klinis yang dilakukan adalah salah satu upaya kepala sekolah dalam kematangan profesional guru dimana dalam supervisi klinis bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dasar guru yang berkaitan dengan kompetensi mengajarnya. Dalam hal ini seorang supervisor haruslah seorang individu yang mengetahui betul aspek-aspek didaktik metodik, yang nota bene merupakan pra syarat utama tugas guru. 3.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pengajaran Kepala Sekolah sebagai supervisor pengajaran, merupakan salah satu tugas pokok pada institusi pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan pengajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pengajaran. Penyusunan perencanaan pengajaran merupakan tugas guru, guna penyimpanan pengajaran agar dalam pelaksanaan pengajaran akan berjalan dengan lancar sesuai dengan urutan maupun tata cara pengajaran yang telah ditentukan. Aktifitas proses pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan guru dan murid di dalam memposisikan diri mengajar dan murid memposisikan diri belajar. Evaluasi pengajaran merupakan proses penilaian untuk mengetahui sejauhmana mata pelajaran yang diberikan oleh guru dapat diserap para siswa. Supervisor pengajaran berarti pengawasan dibidang pengajaran, mencakup perencanaan pengajaran, proses pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pengajaran. Pengawasan dilakukan agar setiap aktifitas guru, murid maupun staf administratif tetap mengarah pada tercapainya tujuan kurikulum, tujuan institusional maupun tujuan nasional. Pengawasan pengajaran atau controling, merupakan salah satu komponen manajemen pendidikan yang harus dilaksanakan dalam aktifitas pendidikan. Pengawasan pengajaran sebagai bagian dari Manajemen Pendidikan tak dapat
dilepaskan
dari
komponen-komponen
manejemen
lainnya,
seperti
perencanaan, pengoperasian, pelaksanaan, pembiayaan, pengawasan dan evaluasi. Kepala Sekolah sebagai supervisor pengajaran berarti, Kepala Sekolah berupaya untuk :
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 12
STIKAP “SUPERVISI” 2013 1. Memperbaiki proses pembelajaran. 2. Mendorong kemampuan guru dalam proses pembelajaran. 3. Mendorong kemampuan guru dalam membimbing siswa. 4. Mengamati dan mensikapi jalannya proses pembelajaran. 5. Memperbaiki
kendala-kendala
yang
menghambat
pertumbuhan
dan
perkembangan anak. 6. Memperbaiki sarana dan prasarana agar proses pembelajaran berjalan nyaman dan kondusif. 7. Melakukan improvisasi agar proses pembelajaran berjalan lancar penuh semangat. 8. Mendorong guru agar membantu siswa dalam upayanya meningkatkan prestasi belajar. 9. Membina performance guru agar tampilan mengajarnya selalu mendorong siswa lebih giat belajar. 10. Memberikan layanan dan bantuan kepada guru dalam memperbaiki aktifitas mengajarnya. 11. Membantu guru mengembangkan suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran di kelas. 12. Membina program pengajaran agar selalu inovative. 13. Mengkritisi faktor-faktor input proses pembelajaran siswa. 14. Melakukan koordinasi, stimulasi dan suport kearah kemajuan profesi guru. 15. Memperbaiki situasi belajar mengajar dengan lima kepemimpinan kependidikan, mengatur personalia dan evaluasi. 16. Membantu, mendukung dan melibatkan semua komponen di sekolah dalam mensukseskan aktifitas pembelajaran. 17. Mengkoordinasikan, memberi nasihat, memimpin sekaligus menilai guru, siswa dan staf administrasi. 18. Memperbaiki dan mengembangkan pengajaran, kurikulum maupun staf pengajar/staf administrasi. 19. Membina kurikulum, proses pembelajaran, pemupukan semangat kerja guru dan staf administrasi. 20. Merencanakan
pembinaan
secara
kontinyu,
sistematis
dan
prosedural,
menggunakan instrumen, datanya obyektif dan realitas.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 13
STIKAP “SUPERVISI” 2013 Dalam fungsinya kepala sekolah sebagai supervisor, terdapat beberapa model supervisi yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah yaitu model konvensional, ilmiah, klinis dan artistik. Pendekatan model yang disajikan mencakup pendekatan direktif, non direktif dan kolaboratif. Teknik-teknik supervisi yang dibahas terdiri dari supervisi yang bersifat individual dan yang bersifat kelompok. Supervisi model konfensional/tradisional yakni mengadakan inspeksi untuk mencari kesalahan dan menemukan kesalahan. Perilaku seperti ini disebut Snoopervision (memata-matai) atau sering disebut supervisi yang efektif. Supervisi model ilmiah memiliki ciri : dilaksanakan secara kontinu, sistematis dan menggunakan instrumen pengumpulan data, ada data yang objektif dimana data tersebut diperoleh dari keadaan yang riil. Supervisi model klinis adalah suatu proses pembimbingan dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara obyektif, teliti sebagai dasar untuk mengubah perilaku mengajar guru. Supervisi model artistik adalah supervisi yang akan menampakkan dirinya dalam relasi dengan guru-guru yang dibimbing sedemikian baiknya sehingga para guru merasa diterima. Adanya perasaan aman dan dorongan positif untuk berusaha maju, sikap mau belajar mendengarkan perasaan orang lain, mengerti orang lain dengan problema-problema yang dikemukakan, dan sebagainya. Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah-masalah yang bersifat langsung dengan memberikan arahan langsung. Pendekatan non direktif adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung, dengan tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tetapi terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan para guru. Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non direktif menjadi cara pendekatan baru. Pendekatan baik supervisor maupun para guru, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru, dengan demikian dalam pendekatan ini terjadi supervisi yang bersifat top-down dan bottom-up. Teknik supervise yang bersifat individual yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual. Misalnya seperti kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, intervisitasi, penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 14
STIKAP “SUPERVISI” 2013 dan menilai diri sendiri. Kemudian teknik yang dilakukan untuk supervisi secara kelompok misalnya seperti pertemuan orientasi bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru, studi kelompok antar guru, diskusi sebagai proses kelompok, tukar menukar pengalaman, lokakarya, diskusi panel, seminar, symposium, demonstrasi mengajar, perpustakaan jabatan, bulletin supervise, membaca langsung, mengikuti kursus, organisasi jabatan, laboratorium kurikulum, perjalanan sekolah untuk anggota staf. 10 D. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR Kepala sekolah sebagai administrator menurut Mulyasa memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah secara spesifik. Kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, administrasi peserta didik, administrasi personalia, administrasi kearsipan dan administrasi keuangan.”11 Kegiatan tersebut perlu dilakukan dengan cara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah. Lebih lanjut Purwanto sebagaimana dikutip Baharudin dalam buku Manajemen Pendidikan Islam menjelaskan pengertian administrasi pendidikan adalah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal, spiritual maupun material, yang bersangku paut dengan pencapaian tujuan12. Kemampuan-kemampuan kepala sekolah terkait sebagai administrator dapat dijabarkan dalam tugas-tugas operasional berikut: 13 1. Kemampuan kurikulum harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan konseling, administrasi kegiatan praktikum dan kelengkapan data administrasi kegiatan belajar mengajar. 2. Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi peserta didik, penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan ekstrakurikuler dan penyusunan data admnistrasi hubungan sekolah dengan orang tua dan peserta didik.
10
Sahertian, Piet. A, 2000, Konsep Dasar dan Teknik Supervise Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesioanl Manciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya. 11
12
Baharudin, Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, Malang, UIN Maliki Press , 2010.
13
Purwanto, Ngalim. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 15
STIKAP “SUPERVISI” 2013 3. Kemampuan
mengelola
administrasi
personalia
harus
diwujudkan
dalam
pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga guru serta pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan seperti pustakawan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan teknisi. 4. Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi gedung dan ruang, pengembangandata administrasi meubeler, pengembangan kelengkapan data administrasi alat kantor (AMK), pengembangan kelengkapan data administrsi buku atau bahan pustaka, kelengkapan data administrsi alat laboratorium, serta pengembangan kelengkapan data administrsi alat bengkel. 5. Kemampuan
mengelola
administrasi
kearsipan
harus
diwujudkan
dalam
pengembangan kelengkapan data administrsi surat masuk, kelengkapan data administrsi surat keluar, pengembangan kelengkapan data administrsi surat keputusan, pengembangan kelengkapan data administrasi surat edaran. 6. Kemampuan mengelola administrasi keuangan diwujudkan dalam pengembangan administrasi keuangan rutin, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, dari pemerintah diantaranya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pengembangan proposal untuk mencari bantuan keuangan dan pengembangan propposal untuk mencari berbagai kemungkinan dalam mendapatkan bantuan keuangan dari berbagai pihak yang tidak mengikat. Herk (1994) menyarankan agar kepala sekolah sebagai administrator tidak memandang guru sebagai bawahan, melainkan sebagai teman sejawat.14 Sikap dan perilaku administrator hendaknya bisa membuat guru-guru lebih merasa dihargai dan dihormati kemampuan profesionalnya. Sehingga guru-guru tidak segan menanyakan dan mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan tugasnya kepada administrator. Komunikasi antar guru dan administrator akan menjadi lancar. Situasi ini akan mempermudah administrator memberi drongan kepada guru-guru untuk meningkatkan prestasi kerja mereka. Untuk mensukseskan tugasnya, maka administrator hendaknya memiliki keterampilan sebagai berikut: 15 14
Sulistyorini. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sekolah Dasar,Jember: CSS, 2008
15
Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: eLKAF, 2006
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 16
STIKAP “SUPERVISI” 2013 1. Ketrampilan konsep adalah suatu keterampilan untuk menciptakan konsep-konsep baru baik untuk kepentingan manajemen maupun administrasi sekolah. 2. Kemampuan manusiawi adalah kemampuan administrator untuk berkomunikasi, membina dan menunjukkan perilaku kepada para personalia sekolah terutama para guru. 3. Keterampilan tehnik adalah ketrampilan tentang tehnik-tehnik mendidik, mengajar dan ketatausahaan. Menurut Purwanto Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan tugasnya sebagai administrator 16 Adapun tugas dan fungsi dari kepala sekolah sebagai administrator adalah sebagai berikut: 1.
Membuat Perencanaan Salah satu fungsi utama dan pertama dari kepala sekolah adalah membuat perencanaan. Perencanaan merupakan syarat mutlak bagi setiap organisasi atau kelompok agar dapat berjalan dengan baik. Dalam rangka membuat perencanaan, kepala sekolah paling harus membuat rencana tahunan, dalam rencana tahunan hendaklah mencakup bidang-bidang berikut ini: a.
Program pengajaran. Termasuk dalam program pengajaran antara lain; pembagian
tugas
mengajar,
pengadaan
buku-buku
pelajaran,
alat-alat
pembelajaran. b.
Kesiswaan, antara lain; syarat-syarat penerimaan murid baru, pengelompokan siswa, pembagian kelas, pelayanan bimbingan dan konseling dan pelayanan kesehatan.
c.
Kepegawaian, antara lain; penerimaan guru baru, pembagian tugas guru dan pegawai, mutasi atau promosi guru dan pegawai.
d.
Keuangan, mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk berbagai kegiatan yang telah direncanakan.
e.
Perlengkapan, antara lain meliputi; sarana dan prasarana sekolah, rehabilitasi gedung, penambahan ruang kelas dan lainnya.
16
Purwanto, Ngalim. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 17
STIKAP “SUPERVISI” 2013 Perlu diperhatikan oleh kepala sekolah, bahwa dalam membuat perencanaan tersebut, harus diperhitungkan dengan matang, selain itu perencanaan juga harus transparan dan dilakukan dengan musyawarah dengan pegawai, dewan guru dan atau komite sekolah. 2.
Menyusun Organisasi Sekolah Organisasi mengambarkan adanya pembidangan fungsi dan tugas dari masingmasing kesatuan. Dalam suatu susunan dan struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing kesatuan, serta hubungan vertikal horizontal antara kesatuan-kesatuan tersebut. Dengan kata lain, dengan melihat struktur organisasi dapat diketahui bentuk pola hubungan. 17 Maka dari semua itu, kepala sekolah sebagai administrator pendidikan harus menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya, melaksanakan pembagian tugas dan wewenangnya kepada guru-guru serta pegawai sekolah sesuai dengan struktur organisasi yang telah disusun dan disepakati. Untuk menyusun organisasi sekolah yang baik, perlu memperhatikan prinsipprinsip sebagai berikut: a.
Mempunyai tujuan yang jelas.
b.
Para anggotanya menerima dan memahami tujuan tersebut.
c.
Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan dan kesatuan pikiran.
d.
Adanya keatuan perintah
e.
Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang dalam organisasi tersebut.
f.
Adanya pembagian tugas pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan atau bakat masing-masing.
g.
Struktur organisasi hendaknya disusun sesederhana mungkin, sesuai dengan kebutuhan koordinasi, pengawasan dan pengendalian
h.
Pola organisasi hendaknya relatif permanen.
i.
Adanya jaminan keamanan/kenyamanan dalam bekerja.
j.
Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya jelas tergambar dalam struktur atau bagan organisasi.
3. 17
Bertindak sebagai Koordinator dan Pengarah
Mulyono, Educational leadership, Malang, UIN-Malang Press, 2009, 69
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 18
STIKAP “SUPERVISI” 2013 Dengan adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan setiap personal dalam struktur organisasi sekolah maka memerlukan adanya koordinasi dan pengarahan dari kepala sekolah. Adanya koordinasi dari kepala sekolah yang baik dapat menghindarkan dari adanya persaingan yang tidak sehat, baik antar personal maupun antar bagian yang ada dalam sekolahan tersebut. Dengan adanya koordinator yang baik maka akan tercipta suasana kekeluargaan, saling tolong menolong dalam mengerjakan tugas, saling membantu untuk menggapai tujuan bersama, baik dalam hal pembelajaran dan administrasi. Dengan demikian, kualitas pendidikan di sekolah tersebut dapat ditingkatkan. 4. Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian Kepala sekolah harus dapat melakukan pengelolaan kepegawaian, atau manajemen pegawai, yang meliputi; (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian pegawai. Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan Islam yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.18 Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk sekaran dan masa depan. Penyuusunan rencana personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap danjeas tentang pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi. Oleh karena itu, sebelum menyusun rencana, perlu dilakukan analisis pekerjaan dan analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan. Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai dalam suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan kegiatan rekruitmen, yaitu usaha usaha untuk mencari dan mendapatkan calon-calon pegawai yang memenuhi syarat. Selanjutnya diadakan pembinaan dan pengembangan pegawai-pegawai yang sudah direkrut. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk memperbaiki, menjaga dan
18
Baharudin, Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, Malang, UIN Maliki Press , 2010
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 19
STIKAP “SUPERVISI” 2013 mmeningkatkat kinerja pegawai. Kegiatan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karier pegawai. Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima, kegiatan yang selanjutnya adalah mengusahakan supaya calon tersebut menjadi anggota organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga. Setelah pengangkatan pegawai maka akan dialakukan penempatan atau penugasan kepada pegawai tersebut. Pemberhentian pegawai adalah putusnya hubungan kerja sama antara pegawai tersebut dengan organisasi atau lembaga yang sebelumnya ia bekerja di sana. Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian kommpensasi, selain dalam bentuk gaji, dapat berupa tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan dan lain sebagainya. Kegiatan selanjutnya adalah evaluasi atau penilaian dari pelaksanaan fungsifungsi yang dikemukakan diatas. Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga bagi pegawai itu sendiri. Ketujuh fungsi manajemen diatas harus dilaksanakan dengan cermat, rapi dan teratur, demi berhasilnya pengelolaan kepegawaian dalam sebuah lembaga pendidikan. Semua hal tersebut tidak terlepas dari kepiawaian dalam manajemen dari seorang kepala sekolah sebagai pemimpin dari organisasi sekolah di samping juga adanya kerja sama yang selaras antar pegawai.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 20
STIKAP “SUPERVISI” 2013
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Pengertian kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan. Sebagai pemimpin harus mampu menggerakkan, mempengaruhi, memberi motivasi, serta mengarahkan orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk menjamin mutu kepala sekolah perlu adanya standar khusus kepala sekolah, yaitu yang menyangkut : kompetensi Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi, dan Sosial. Supervisi adalah suatu usaha atau kegiatan pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah atau lembaga pendidikan lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif dan efisien. Tugas kepala sekolah sebagai seorang supervisor adalah bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan. Selain itu kepala sekolah juga bertanggungjawab dalam mengembangkan pengajaran, mengorganisasi pengajaran, mengiapkan staf pengajaran, menyiapkan fasilitas belajar, menyiapkan bahan-bahan pelajaran, menyelenggarakan penataran-penataran guru, memberikan konsultasi dan membina anggota staf pengajaran, mengkoordinasikan layanan terhadap para siswa, mengembangkan hubungan dengan masyarakat, dan menilai pengajaran. Selain itu kepala sekolah sebagai supervisor juga berperan dalam kematangan profesional guru. Oleh karena itu upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kematangan profesional guru yaitu : menciptakan iklim kelembagaan yang kondusif,
memberikan kesempatan dan peluang seluruh potensi guru,
mengoptimalkan peran kepemimpinan, dan juga melaksanakan supervisi klinis. Dalam
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 21
STIKAP “SUPERVISI” 2013 pengajaran kepala sekolah juga berperan untuk memperbaiki proses pembelajaran, mendorong kemampuan guru dalam proses pembelajaran, mendorong kemampuan guru dalam membimbing siswa, memperbaiki kendala yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, memperbaiki sarana dan prasarana, melakukan improvisasi, mendorong guru agar membantu siswa, membina performance guru, memberikan layanan dan bantuan kepada guru, membantu guru mengembangkan suasana kondusif, membina program pengajaran selalu inovatif, dan lain sebagainya.
Kepala sekolah sebagai administrator dapat dijabarkan dalam tugas-tugas seperti kemampuan mengadministrasi kurikulum dengan wujud kelengkapan data, kemampuan mengelola administrasi peserta didik, kemampuan mengelola administrasi personalia, kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana, kemampuan mengelola administrasi kearsipan, dan kemampuan mengelola administrasi keuangan. Untuk mensukseskan tugasnya, perlu adanya keterampilan administrasi seperti kemampuan keterampilan konsep, kemampuan manusiawi, dan keterampilan tehnik. Adapun tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai administrator adalah mampu membuat perencanaan, menyusun organisasi sekolah, dapat bertindak sebagai koordinator dan pengarah, dan melaksanakan pengelolaan kepegawaian.
B. SARAN Diharapkan setelah para mahasiswa atau calon kepala sekolah mempelajari materi tentang “Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” dapat memahami peran dan tugas kepala sekolah sebagai supervisor dan administrator. Kemudian dalam perencanaan selanjutnya para mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang dipelajari pada bab ini. Untuk itu pemakalah mengharapkan agar makalah yang disampaikan mendapatkan saran yang membangun untuk dijadikan sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan referensi guna kepentingan para pemakalah untuk selanjutnya. Demikian makalah kami, semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi para mahasiswa STIKAP pada umumnya dan kepada para mahasiswa T.2.A pada khususnya. Apabila ada kesalahan dalam penulisan dan kekurangan dalam bahan makalah kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 22
STIKAP “SUPERVISI” 2013
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesioanl Manciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia. Manajemen Pendidikan, Yoyakarta: Aditya Media, Jakarta, 1985. Sulistyorini. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sekolah Dasar,Jember: CSS, 2008. Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: eLKAF, 2006. http://litbangkemendiknas.net Udik Budi Wibowo. 1994. Profesionalisme Kepala Sekolah. FIP IKIP Yogyakarta. Hartati Sukirman, dkk. 1999. Administrasi dan Supervisi Pendidikan FIP IKIP Yogyakarta. Made Pidarta. 1997. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Surabaya : Sarana Press. Sahertian, Piet. A, 2000, Konsep Dasar dan Teknik Supervise Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta. Baharudin, Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, Malang, UIN Maliki Press , 2010. Purwanto,
Ngalim. Administrasi
Dan
Supervisi
Pendidikan, Bandung:
PT
Rosdakarya, 2007. Mulyono, Educational leadership, Malang, UIN-Malang Press, 2009, 69.
“Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Administrator” STIKAP Pekalongan 23
Remaja