Makalah Sistem Kemudi dan Suspensi “Prosedur Pelumasan Kaki-Kaki pada Kendaraan”
Oleh: 24412063
Supriyanto Rizky
24412067
Joffra Noverano
24412069
Setyo Budi
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN-PROGRAM OTOMOTIF UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA 2015
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Suspensi mobil sering disebut sebagai kaki-kaki mobil, beberapa jenis mobil memiliki sistem suspensi yang berbeda misalnya jenis mobil niaga berbeda dengan mobil sedan atau SUV atau MPV. Selain berbeda pada tiap jenis mobil, sistem suspensi antara varian varian satu dengan yang lain misalnya untuk mobil MPV sistem suspensi antara kijang tahun 90 an berbeda dengan Innova, perbedaan ini berdampak pada kenyamanan penumpang dan kemampuan mobil meredam kejut yang ditimbulkan oleh permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi sendiri terdiri dari beberapa bagian, yaitu pegas, shock absorber, bushing arm, tierod dan balljoint. Setiap bagian memiliki fungsi tersendiri namun saling berkaitan satu dengan yang lain. Sehingga, bila salah satu bagian rusak, maka akan mempengaruhi kinerja dari komponen yang lain. Alhasil, kerusakan pun menyebar kemanamana. Jika hal itu terjadi, bukan hanya performa mobil yang terganggu tetapi juga membutuhkan biaya yang tidak kecil.
Bab II Teori Dasar
Sistem Suspensi Sistem suspensi kendaraan terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda, dan dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenyamanan. Komponen suspensi terdiri dari pegas, shock absorber, ball joint, stabilizer, bar, strut bar, suspension arm, bumper. Jenis suspensi dibagi menjadi 3 yakni Suspensi Independen, Rigid axle dan Special suspension dengan penggolongan pada gambar di bawah:
Komponen Utama Suspensi I. PEGAS Pegas terbuat dari baja dan berfungsi untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan dan getaran roda-roda agar tidak ke bodi. a. Pegas Coil
b. Pegas Daun
c. Pegas Batang Torsi
II. SHOCK ABSORBER Shock absorber berfungsi untuk meredam oskilasi (gerakan naikturun) pegas saat menerima kejutan dari permukaan jalan.
Cara Kerja Shock absorber. Pada bagian dalam shock absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak shock absorber. Saat Kompresi Katup terbuka, minyak dapat mengalir dengan mudah sehingga tidak terjadi peredaman.
Saat Ekspansi Katup tertutup, minyak mengalir melalui orifice (lubang kecil) sehingga terjadi peredaman.
Tipe Shock Absorber a. Penggolongan Menurut Cara Kerja * Shock absorber kerja tunggal (single action)
Efek meredam hanya terjadi saat ekspansi. Sebaliknya saat kompresi tidak terjadi peredaman.
* Shock absorber kerja ganda (double action)
Saat ekspansi dan kompresi selalu terjadi peredaman. b. Penggolongan Menurut Konstruksi * Shock absorber tipe mono tube
Dalam shock absorber terdapat satu silinder tanpa reservoir.
* Shock absorber tipe twin tube
Dalam shock absorber terdapat pressure dan outer chamber yang membatasi working chamber dan reservoir chamber. c. Penggolongan Menurut Medium Kerja * Shock absorber tipe hidraulis, di dalamnya terdapat minyak shock absorber sebagai media kerja. * Shock absorber tipe gas, shock absorber tipe gas ini adalah shock absorber hidraulis yang diisi dengan gas.
Gas yang biasa digunakan adalah nitrogen, yang dijaga pada tekanan rendah 10–15 kg/cm2 atau tekanan tinggi 20–30 kg/cm2
III. BALL JOINT
Ball joint berfungsi untuk menerima beban vertikal dan lateral, juga sebagai sumbu putaran roda saat kendaraan membelok.
Pelumasan Ball Joint Pada bagian dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan yang setiap interval tertentu harus diganti dengan tipe molibdenum disulfide lithium base. Pada tipe ball joint yang menggunakan dudukan dari resin, tidak diperlukan penggantian gemuk.
IV. STABILIZER BAR
Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya
sentrifugal
saat kendaraan
membelok. Untuk
suspensi
depan,
stabilizer bar biasanya dipasang pada ke dua lower arm melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian tengah ke frame pada dua tempat melalui bushing.
Cara Kerja Umumnya pada saat kendaraan membelok , pegas roda bagian luar (outer spring) mengembang dan pegas roda bagian dalam (inner spring) tertekan akibatnya stabilizer bar akan terpuntir karena ujung satunya bergerak ke atas dan lainnya ke bawah. Batang stabilizer cenderung menahan terhadap puntiran. Tahanan ini berfungsi mengurangi body roll dan memelihara bodi dalam kemiringan yang aman
V. STRUT BAR
Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak majumundur, saat menerima kejutan dari jalan atau dorongan akibat terjadinya pengereman.
VI. BUMPER
Bumper berfungsi sebagai pelindung komponen-komponen suspensi saat pegas mengkerut atau mengembang di luar batas maksimum.
Bab III Metodologi
Pelumasan Ball Joint Pada bagian dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan yang untuk setiap waktu tertentu harus diganti. Pada tipe ball joint yang menggunakan dudukan dari resin, tidak diperlukan penggantian gemuk.
Periksa Shockbreaker
Fungsi dari shockbreaker adalah untuk meredam guncangan di saat mobil melaju dan melibas berbagai kondisi lintasan. Shockbreaker yang terbuat dari baja itu bertugas membantu pegas atau per untuk menopang bobot mobil berikut muatan yang diangkutnya. Bila sering menahan guncangan dengan beban berlebih, daya tahan shockbreaker akan berkurang dan menjadi lemah. Bila hal itu terjadi, maka mobil akan terasa limbung saat dikendarai, terutama saat melaju kencang. Untuk mendeteksi, cara yang paling mudah adalah dengarkan dengan saksama kala mobil melaju, adakah suara gemuruh dan guncangan yang lebih keras dari biasanya. Kedua, pacu mobil dengan kecepatan sedang di jalanan lurus, lalu rasakan apakah laju mobil terasa limbung. Bila iya, berarti shockbreaker bermasalah.
Bearing (Bantalan Roda)
Komponen ini merupakan bantalan di roda sehingga fungsinya sangat vital bagi putaran roda dan kestabilan laju mobil. Cara untuk mendeteksi kondisi komponen itu cukup mudah, yaitu dengan mendengarkan apakah ada suara ”mendung” di roda yang ditengarai bearing-nya bermasalah.Cara yang mudah namun akurat adalah dengan memperhatikan putaran roda. Caranya, dongkrak satu per satu roda. Kemudian perhatikan apakah putaran roda terasa halus atau bergetar seperti menggelinjang. “Bila bergetar dan disertai bunyi gemuruh berarti bearing bermasalah. Untuk cara pelumasan bearing adalah :
Dongkrak mobil dan pasang penyangga. Jika kelonggaran terletak pada bantalannya, lepas tutup naf. Lepas pen pengunci dan keluarkan penutup pengunci. Keluarkan mur penyetel dan naf. Keluarkan bantalan luar, ring tekan, seal, dan bantalan. Cuci bantalan dengan solar sampai bersih. Periksa keausan pada bantalan. Bantalan yang bernoda-noda harus
diganti. Beri vet pada bantalan sampai merata dan penuh, juga pada naf dan
sil yang baru. Pasang naf pada axle naf dan keraskan sedikit mur penyetel bantalan
sampai terasa tidak ada kelonggaran. Pasang roda dan kontrol lagi kelonggaran bantalan. Pasang penutup kunci. Cari posisi yang cocok untuk pemasangan
pen pengunci. Pasang pen pengunci yang baik dan bengkokkan kedua ujungnya
demi keamanan. Spooring dan Balancing Roda
Karet CV Joint Periksa karet dari CV joint apakah masih dalam kondisi bagus atau sudah mengalami keretakan bahkan sobek. Karena apabila karet CV joint sobek, maka joint akan dengan mudah kemasukan air dari luar dan menyebabkan joint menjadi berkarat. Cara perawatannya adalah dengan memberi pelumas/grease pada joint, agar terhindar dari karat akibat air.
Bab IV Referensi http://otomotrip.com/roda-depan-mobil-bunyi-saat-belok.html http://mobil.otomotifnet.com/read/2012/12/03/336713/202/28/Cekkaki-Kaki-Dimusim-Hujan-Karet-Robek-Bukan-Hal-Sepele http://www.mobilku.org/2012/10/sistem-suspensi-mobil.html