Bab I Pendahuluan A.
Latar Belakang
Dalam kegiatan ekonomi, ada beberapa hal yang menjadi faktor penentu keberhasilan sutuperusahaan, diantaranya adalah baiknya sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Para manajer sangat sadar akan nilai investasi mereka dalam hal sumber daya manusia. Mulai dari menemukan, mempekerjakan, memotivasi, melatih, mendisiplinkan, dan mengembangkan
karyawan
menjadi
prioritas
nomor
satu
bagi
mayoritas
bisnis.
Adanya hubungan ketenagakerjaan yang merupakan hubungan berkesinambungan di antara sekolompok pekerja dengan manajemen perusahaan, memungkinkan para pekerja membentuk suatu perkumpulan atau organisasi yang dinamakan
Serikat Pekerja .
Terbentuknya serikat pekerja ini dikarenakan rasa ketidakpuasan pekerja terhadap berbagai kondisi perusahaan. Hubungan ini meliputi negosiasi kontrak tertulis menyangkut gaji, jam kerja, ketentuan kerja dan intepretasi serta pelaksanaan kontrak selama jangka waktu berlakunya. Pengetahuan tentang hubungan ketenagakerjaan dan perundingan kolektif adalah adala h penting. Pada kenyataannya, sulit memisahkan hubungan ketenagakerjaan sebagai fungsi sumber daya manusia dari banyak aktivitas sumber daya manusia lainnya. Penggunaan kegiatan kolektif seperti serikat pekerja ini, menciptakan berbagai kendala atau batasan baru bagi manajemen personalia. Batasan-batasan baru ini dalam praktek pelaksanaanya sulit diterima para manajer. Ini menjadi latar pemikiran kami menyusun makalah ini. B.
Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut: - Jelaskan tentang serikat pekerja! - Jelaskan tentang perundingan bersama! C.
Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan : 1.
Sebagai pemenuhan tugas kelompok presentasi nomor urut 13 mata kuliah Menajemen Sumber Daya Manusia Grup A1 Semester Perbaikan 1 TA 2016/2017.
2.
Untuk menambah wawasan tentang serikat pekerja, tujuan dan pentingnya serikat pekerja, perundingan kolektif, hubungan hubungan serikat pekerja dengan manajemen, proses perundingan.
3.
Agar dapat membantu teman-teman dalam memahami materi Bab 13 tentang Serikat Pekerja dan Perundingan Kolektif yang akan menjadi bagian dari materi Ujian ke-4 mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia di Semester Perbaikan kali ini.
Bab II Pembahasan
Pengertian Serikat Pekerja
Pada
awal
dibentuknya
adalah
sebagai
jawaban
terhadap
eksploitasi
dan
penyalahgunaan tenaga kerja oleh manajemen, yang mengakibatkan mereka merasa tidak puas terhadap perusahaan, yang akhirnya mereka berkumpul dan membentuk suatu serikat yaitu Serikat Pekerja. Serikat Pekerja adalah organisasi para pekerja yang dibentuk untuk mempromosikan atau menyatukan pendapat, melindungi, dan memperbaiki, melalui kegiatan kolektif, kepentingan-kepentingan sosial, ekonomi dan politik para anggotanya.
Tujuan dan Pentingnya Serikat Pekerja
Dapat membantu anggota serikat pekerja untuk memperoleh apa yang
merekainginkan, misalnya kenaikan upah dan keamanan kerja.
Memberikan hak-hak hukum untuk para anggota serikat pekerja.
Membantu perusahaan melalui kerjasama dalam usaha-usaha bersama di pekerjaan, seperti program kerja kelompok atau Scanlon Plan.
Keputusan pekerja Bergabung dengan Serikat Pekerja
Ketidakpuasan Harapan-harapan yang tidak tertulis dalam kontrak pekerjaan misalnya kondisi pekerjaan, kebutuhan-kebutuhan pekerjaan, besarnya paya yang harus dikeluarkan untuk pekerjaan tersebut, dan wujud otoritas perusahaan dalam mengarahkan pekerjaan.
Kurangnya Kekuasaan Seorang pekerja yang eksklusif dengan pekerjaan yang esensial dapat memaksa perusahaan melakukan perubahan terhadap kebijakan yang kerap sedikit tidak menguntungkan pekerja yang berada pada pekerjaan yang tidak terlalu penting.
Serikat Pekerja Sebagai Alat Cenderung sebagai wadah para pekerja ketika harapam-harapan pekerjaan tidak cukup memuaskan dan berfungsi untuk memperbaiki situasi.
Struktur Serikat Pekerja
Bagian terpenting dari serikat pekerja adalah Serikat Pekerja Lokal. Serikat pekerjalokal sering disebut serikat pekerja cabang. Kemudian serikat pekerja berbagai cabang membentuk serikat pekerja daerah/regional yang kemudian bersatu menjadi serikat pekerja nasional. Tugas dari serikat pekerja ini mewakili pekerja dalam menyelesaikan masalah-masalah yang kepentingannya ada di masing-masing tingkat cabang, daerah maupun tingkat nasional.
Perundingan Kolektif
Adalah suatu proses yang para wakil dua kelompok bertemu dan bermaksud untuk merundingkan suatu perjanjian yang mengatur hubungan kedua pihak di waktu mendatang untuk saling memenangkan kontrak yang menguntungkan. Bagaimana memutuskan permasalahan tergantung pada hal-hal berikut ini: - Kualitas hubungan serikat pekerja - manajemen - Proses perundingan yang dilakukan oleh buruh dan manajemen - Strategi manajemen dalam perundingan kolektif - Strategi serikat pekerja dalam perundingan kolektif
Hubungan Serikat Pekerja-Manajemen
Ada dua jenis hubungan antara serikat pekerja dengan manajemen: •
Adversarial Relationship manajemen menjalankan fungsinya sendiri untuk mencapai tujuan manajerial, begitu juga dengan para pekerja yang menuntut pada upah, jam kerja. Dan pemerintah lebih tertarik mengurusi kepentingannya sendiri.
Cooperative Relationship
•
Serikat pekerja adalah mitra yang mempunyai tanggung jawab yang sama dengan manajemen untuk sebuah solusi yang kooperatif dan pemecahan yang integratif
Proses Perundingan
Perundingan Distributif dideskripsikan sebagai negosiasi antara dua pihak dimana masing-masing pihak memiliki fixed value yang saling dipersaingkan. Setiap pihak akan bersaing untuk mendapatkan keuntungan lebih. Setiap keuntungan bagi satu pihak, merupakan kerugian bagi pihak lain.
Perundingan Integratif Pihak-pihak yang terlibat akan bekerja sama untuk mencapai keuntungan maksimal dengan mengintegrasikan kepentingan mereka. Kedua pihak mempunyai cara-cara yang
kreatif
yang
dapat
memuaskan
kedua
belah
pihak.
Perundingan Konsesioner Dapat disebabkan oleh kondisi ekonomi yang parah yang dialamai oleh perusahaan. Perusahaan berusaha memperoleh konsesi atau pengembalian dari serikat pekerja dan menjanjikan
keamanan
kerja
sebagai
imbalan.
Perundingan Berkesinambungan karakteristik: - Banyaknya pertemuan selama masa kontrak - Berfokus pada peritiwa dan permasalahan eksternal - Pemakaian tenaga ahli luar dalam pengambilan keputusan - Penggunaan pendekatan pemecahan masalah
Perundingan Intraorganisasional Berunding dengan pihak yang berhak atas perubahan-perubahan dalam posisi perundingan.
Persiapan Perundingan
Strategi Manejemen: •
Mempersiapkan usulan perubahan dalam bahasa kontrak
•
Menetapkan standar umum paket ekonomi yang diantisipasi perusahaan untuk ditawarkan selama perundingan.
•
Mempersiapkan data statistic dan data pendukung yang akan digunakan perusahaan selama proses negosiasi
•
Mempersiapkan buku yang akan dipakai oleh para negosiator perusahaan.
Strategi Serikat Pekerja; •
Kondisi keuangan perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk membayar
•
Sikap menejemen terhadad berbagai hal, seperti tercermin dalam negosiasi yang telah llewat dan tampak dari negosiasi-negosiasi dalam perusahaan-perusahaan serupa.
•
Sikap dan keinginan para pekerja.
Menegosiasikan Perjanjian
Panitia Negosiasi •
Perusahaan dan serikat perkerja memilih para wakil sendiri untuk duduk dalam panitia negosiasi. Tim negosiasi serikat pekerja biasanya meliputi wakil-wakil pekerja lokal, sering kali pemimpinnya atau anggota-anggota staf eksekutif lainnya.
Struktur Negosiasi Serikat pekerja bernegosiasi dengan beberapa perusahaan yang serupa, perusahaan perusahaan tersebut dapat berunding sebagai satu kelompok. •
Tingkat lokal : Perundingan Multiperusahaan
•
Tingkat nasional : Perundingan Keseluruhan Industri
Bila beberapa serikat pekerja berunding bersama-sama dengan suatu perusahaan, maka mereka terlibat dalam perundingan terkoordinasi.
Permasalahan Negosiasi •
Permasalahan Wajib Perusahaan dan serikat pekerja wajib bertemu dan membahas “upah, jam kerja, dan persyaratan dan kondisi kerja lainnya”.
•
Permasalahan Permitif Permasalahan yang tidak secara spesifik berkaitan dengn sifat pekerjaan tetapi tetap merupakan kepedulian kedua pihak.
•
Permasalahan yang Dilarang Permasalahan yang menyangkut kegiatan tidak sah atau melanggar hukum.
•
Kompensasi Langsung Kerap kali perselisihan upah menjadi penyebab utuama pemogokan.
•
Kompensasi Tidak Langsung Hal-hak untuk mendapat tunjangan akan sangat sulit dihapuskan setelah diberikan, sehingga manajemen cenderung hati-hati dalam menyetujuinya.
•
Jam Kerja Karyawan Serikat pekerja terus-menerus berusaha mengurangi jumlah jam kerja setiap minggunya walaupun sudah ada undang-undang tentang ketenagakerjaan yang mangatur.
•
Masalah-Masalah Kelembagaan - Pemotongan Gaji
Serikat pekerja telah berusaha mengatur pembayaran iuran melalui pemotongan gaji para pekerja. - Pemogokan Perusahaan dapat mendesak serikat pekerja agar setuju untuk tidak melakuka pemogokan selama masa berlakunya kontrak. - Hak Prerogatif Manajerial Sebagian besar perjanjian dewasa ini menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan tertentu adalah hak manajemen sepenuhnya.
Permasalahan Administratif •
Waktu istirahat dan membersihkan diri
•
Keamanan kerja
•
Senioritas
•
Penghentian sementara dan disiplin
•
Keselamatan dan kesehatan kerja
•
Standar produksi
•
Prosedur Penyampaian Keluhan
•
Pelatihan
•
Masa Berlaku Perjanjian
Penyelesaian Konflik •
Pemogokan
Serikat pekerja akan mempengaruhi para pekerja untuk menolak melakukan perkejaan seperti biasanya jika manajemen tidak menyetujui tuntutan serikat pekerja. •
Pelambatan Pekerjaan
Tidak seberat pemogokan, serikat pekerja meminta untuk melakukan pelambatan kerja yang akan berdampak pada pengurangan hasil produksi. •
Boikot
- Boikot primer
: ajakan untuk tidak membeli produk sebuah perusahaan sebagai bentuk protes.
- Boikot sekunder
: mencegah siapapun membeli produk sebuah perusahaan.
•
Piket
Suatu tindakan yang mencegah karyawan yang ingin masuk kerja sewaktu di adakan pemogokan. •
Kampanye Perusahaan
serikat pekerja dapat meminta pada perusahaan untuk mengubah cara perundingan dengan melibatkan masyarakat atau serikat pekerja lai n sebagai bentuk kampanye.
Mediasi
Suatu prosedur yang menggunakan pihak ketiga (netral) untuk membantu menyelesaikan suatu permasalahan dan mencapai kesepakatan. Mediator dapat mengajukan saran-saran dan rekomendasi, dan menjaga obyektivitas negosiasi yang sering kali ketika tidak menemukan titik terang malah mengarah ke situasi yang emosional.
Arbitrasi
Suatu prosedur yang mana pihak ketiga mempelajari sit uasi perundingan, mendengarkan kedua pihak dan mengumpulkan informasi, kemudian membuat ketetapan yang mengikat kedua pihak. Pada prinsipnya, arbritrator mmenentukan kondisi-kondisi perjnjian: - arbitrasi penawaran akhir - arbitrasi kovensional - interest
arbitration
- arbitrasi hak-hak
Administrasi Kontrak Prosedur Pengajuan Keluhan
sumber-sumber keluhan: - Pelanggaran langsung dari perjanjian - Ketidaksetujuan atas fakta-fakta - Perselisihan atas arti perjanjian - Perselisihan atas metode penerapan perjanjian Prosedur pengajuan keluhan harus melayani tiga kelompok yang terpisah, yaitu: •
Perusahaan dan serikat pekerja Dengan menterjemahkan dan menyesuaikan perjnjian seperti yang diwajibkan dalam kondisi perjanjian.
•
Para pekerja Dengan melindungi hak-hak kontrak mereka dan menyediakan saluran banding.
•
Masyarakat luas Denagn menjaga kedamaian industri dan mengurangi jumlah perselisihan di pengadilan.
Prosedur pengajuan keluhan meliputi beberapa tahap, yaitu: •
Pekerja akan menghubungi kepala serikat pekerja jika merasa bahwa kontrak telah dilanggar.
•
Apabila persetujuan tidak dapat dicapai pada tingkat supervisor.
•
Kalau sangat penting dan sulit diselesaikan.
•
Jika ketiga prosedur diatas tidak dapat diselesaikan, maka arbitrator kemungkinan akan mempertimbangkan kasus tersebut dan mengambil keputusan.
Bab IV Penutup
Kesimpulan
Keberadaan serikat pekerja memang sedikit tidaknya membantu meningkatkan kesejahteraan para pekerja, namun demikian tidak semua pekerja memiliki pemahaman yang sama terhadap wadah pekerja yang disediakan. Masih banyak pekerja yang memilih untuk berada di luar serikat pekerja dan tidak mau bergabung dengan serikat pekerja karena pemahaman yang berbeda-beda tersebut. Menoleh kembali pada sejarahnya dahulu di Indonesia, serika pekerja ini sempat digiring kearah politik oleh mereka yang berkepentingan akan hal tersebut dan dengan mudahnya serikat pekerja berubah menjadi kekuatan politik pada masa itu. Dengan masih adanya stigma yang melekat dengan serikat pekerja ini bisa menjadi faktor beberapa pekerja lebih memilih untuk berproses langsung dengan perusahaan tanpa melalui perantara serikat pekerja. Dari sisi lainnya juga serikat pekerja ini dipandang kurang transparan
dalam
beberapa
hal
kepada
para
anggotanya
sehingga
memunculkan
ketidakpercayaan terhadap organisasi ini. Dalam prakteknya, masih banyak perusahaan yang tidak menggunakan jasa serikat pekerja sebagai perantaranya dengan para pekerja. Perusahaan lebih memilih untuk memberi jaminan berupa kompensasi tidak langsung seperti pensiun, tunjangan cuti, tunjangan libur, asuransi perawatan kesehatan dan jiwa, uang pesangon, dan tunjangan lain agar pekerja merasa nyaman dengan lingkungan dan pekerjaan juga fasilitas yang didapatnya.
Daftar Pustaka
Dra. Siti Alfajar, M.Si., Drs. Tri Heru, M.Si. (2010) Manajemen Sumber daya Manusia, Sebagai Dasar Meraih Keunggulan Bersaing. Yogyakarta, bagian penerbitan UPP STIM YKPN
BAB 13 SERIKAT PEKERJA DAN PERUNDINGAN KOLEKTIF MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Kelompok 13 Anggota Kelompok:
Clauditya S Desytta
( 25393 )
Rachmad Wiyandha Putra
( 26441 )
Made Bayu Darmadi
( 26442 )
Ardita Darma Ariansyah
( 26457 )