13
RIGHT ISSUE
Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Stratejik yang diampu oleh Dr. H. Nugraha, S.E., M.Si., Akt. CA dan
Drs. H Yayat Supriyatna, M.M
Oleh :
Nita Tresnasari 1505095
Suci Wulan Sari 1507215
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga dapat menyusun makalah berjudul "Right Issue". Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Stratejik dan juga untuk menambah wawasan mengenai right issue.
Penulis ucapkan terimakasih kepada segala pihak yang telah membantu, memfasilitasi, memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada waktunya. Meski penulis telah menyusun dengan memberikan yang terbaik, namun tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap kritik serta saran dari berbagai pihak untuk menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Bandung, Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Right Issue 3
B. Jenis Right Issue 3
C. Tujuan Right Issue 6
D. Manfaat dan Keuntungan dari Right Issue 7
E. Right Issue Sebagai Sumber Pendanaan 8
F. Alasan Perusahaan Menerbitkan Right Issue 9
G. Dampak Right Issue 11
H. Risiko Investasi Right Isuue 11
I. Nilai Right Issue 12
BAB III SIMPULAN 15
A. Simpulan 15
B. Penelitian terdahulu 16
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang perkembangan ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar modal muncul sebagai suatu alternatif solusi pembiayaan jangka panjang. Dengan adanya pasar modal, maka semakin banyak perusahaan yang akan go public. Perusahaan yang sudah terdaftar di pasar modal ada kalanya membutuhkan dana segar lagi jika sumber internal maupun pinjaman dari bank dianggap kurang memadai atau menguntungkan.
Perusahaan dapat melakukan penawaran saham lagi kepada investor baik melalui penawaran umum maupun penawaran terbatas. Penawaran umum saham ditawarkan kepada para investor secara keseluruhan, sedangkan pada penawaran umum terbatas saham ditawarkan kepada pemegang saham lama dengan harga yang umumnya lebih rendah dari harga pasar sehingga investor tertarik untuk membelinya, penawaran terbatas ini sering disebut pula right issue.
Right issue merupakan pengeluaran saham baru dalam rangka penambahan modal perusahaan, dengan terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham lama. Dalam hal ini pemegang saham lama mempunyai preemptive rights atau hak memesan efek terlebih dahulu atas saham-saham baru tersebut. Untuk mendapatkan hak tersebut, pemegang saham harus menggunakan right tersebut pada tingkat harga yang telah ditentukan (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:133).
Rumusan Masalah
Bagaimana pengertian Right Issue
Bagaimana jenis Right Issue
Bagaiman tujuan dan manfaat dari Right Issue
Bagaimana Right Issue menjadi sumber pendanaan
Bagaimana dampak dan risiko Investasi Right Issue
Bagaimana nilai Right
Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian Right Issue
Mengetahui jenis Right Issue
Mengetahui tujuan dan manfaat dari Right Issue
Mengetahui Right Issue menjadi sumber pendanaan
Mengetahui dampak dan risiko Investasi Right Issue
Mengetahui nilai Right
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Right Issue
Paska penawaran umum perdana (IPO), emiten dapat melakukan penambahan modal yaitu dengan melakukan penawaran umum terbatas atau yang lebih dikenal dengan sebutan Right Issue. Right Issue adalah suatu cara bagi emiten untuk meningkatkan jumlah modal disetornya dengan memberikan penawaran terlebih dahulu kepada pemegang saham lama untuk menambah modalnya di perusahaan tersebut. Jika seorang investor tidak ingin menggunakan hak tersebut, maka dia dapat menjual hak tersebut, atau dengan kata lain hak tersebut dapat diperjualbelikan, sehingga muncul periode perdagangan right (Fakhruddin, 2008:219).
Right issue merupakan hak pembeli saham tambahan yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara memesan terlebih dahulu dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya untuk tanggal tertentu (www.e-bursa.com). Kebijaksanaan Right Issue merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar guna menambah modal perusahaan. Hampir sama dengan saat perusahaan menawarkan sahamnya untuk pertama kali. Bedanya, Right Issue dikeluarkan oleh perusahaan yang sudah terdaftar di bursa efek atau go public (Widoatmodjo, 2008:69).
Jadi Right issue dapat diartikan sebagai salah satu bentuk corporate action yang dilakukan oleh perusahaan saat hendak melepaskan/menjual saham ke publik. Mekanismenya, perusahaan tersebut menjual hak beli kepada publik/pemegang saham yang sudah ada, sehingga si pemegang hak beli tersebut pada periode yang telah ditetapkan berhak melakukan pembelian saham sesuai dengan harga yang telah ditetapkan.
Jenis Right Issue
Dengan HMETD
HMETD adalah singkatan dari Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Inti dari HMETD adalah bahwa investor atau pemegang saham memiliki hak, yakni hak untuk memesan terlebih dahulu efek atau saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan publik atau emiten. Dari sini tampak ada dua sisi kepentingan yang saling berkaitan, yakni emiten selaku yang memberikan hak kepada investor dan investor sebagai pemegang saham yang menerima hak. Hak di sini berkaitan dengan aksi korporasi emiten untuk menambah modal perusahaan. Karena menambah modal, maka perusahaan harus menerbitkan dan menjual saham baru. Prioritas pertama untuk membeli saham baru ini diberikan kepada pemegang saham. Emiten tidak boleh menjual atau menawarkan saham baru tadi ke pihak luar sebelum menawarkan terlebih dulu ke pemegang saham. Inilah yang disebut dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Dari sisi investor sebagai pemegang saham, ia memiliki hak untuk membeli saham baru secara proporsional, sesuai dengan volume kepemilikannya. Misalnya satu saham lama berhak memesan terlebih dahulu dua saham baru di harga RpXXX. Artinya, jika investor itu mempunyai 20 lot saham atau 10 ribu lembar saham, maka ia berhak memesan terlebih dahulu 40 lot atau 20 ribu lembar saham baru di harga yang sudah ditentukan.
Perlu dipahami bahwa HMETD adalah hak yang memiliki jangka waktu tertentu. Karena sifatnya adalah hak (right), maka investor bisa menggunakan haknya maupun tidak. Berkaitan dengan itu, maka ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi.
Apakah investor berminat untuk membeli atau tidak. Jika investor tertarik dengan saham baru yang ditawarkan dan memiliki dana yang cukup untuk membeli, maka investor akan membeli saham baru tersebut.
Jika pun investor berminat untuk membeli tapi jika ia tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli, maka bisa dipastikan bahwa investor tidak akan memesan saham baru tersebut.
Investor memang tidak berminat menggunakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan.
Perlu dipahami bahwa dalam hal penerbitan dan penawaran saham baru dengan disertai HMETD, jika investor atau pemegang saham tidak menggunakan haknya untuk membeli, maka porsi kepemilikannya di emiten tersebut akan mengalami dilusi. Artinya, persentase kepemilikan sahamnya akan turun secara signifikan. Jika semula kepemilikannya adalah sebesar tiga persen, maka dengan diterbitkannya saham baru dengan perbandingan HMETD 1:2 dan investor tidak menggunakan haknya untuk membeli, maka porsi kepemilikannya akan turun secara proporsional menjadi hanya 1,5 persen. Oleh karena itu, jika hak ini tidak digunakan, maka investor atau pemegang saham tetap bisa menjualnya kepada pihak ketiga di pasar.
Inilah yang disebut dengan istilah perdagangan bukti right. Jadi, HMETD ini sebenarnya juga tergolong sebagai aset karena ia memiliki nilai. Lalu, berapa harga bukti right tersebut? Harga bukti right sangat tergantung pada harga saham emiten di pasar dan harga saham baru yang ditawarkan. Dalam kondisi tertentu bukan tidak mungkin HMETD (yang semestinya punya nilai itu) tidak bernilai sama sekali dan investor harus pasrah membiarkannya hingga kedaluwarsa. Hal ini terjadi jika harga saham di pasar lebih rendah dibandingkan harga saham baru yang ditawarkan. Misalnya saja harga saham baru tersebut ditawarkan dengan harga Rp3.000 per lembar, tapi harga saham di pasar ditransaksikan di harga Rp2.900. Dengan logika sederhana, investor jelas tidak akan membeli saham baru yang ditawarkan melalui HMETD karena harganya lebih mahal dari harga pasar. Dampak jika pemegang saham tidak menggunakan preemptive right yaitu:
Dilusi, yakni berkurangnya jumlah proporsi kepemilikan pemegang saham yang tidak menggunakan haknya.
Mengurangi ROI (Return On Investment) dengan bertambahnya saham.
Mengecilkan DPS (Divident Per Share) karena harus dibagikan kepada pemegang saham.
Tanpa atau non HMETD
Emiten langsung menjual atau menawarkan saham baru tadi ke pihak luar pemegang saham. Dari sisi investor sebagai pemegang saham, ia tidak memiliki hak untuk membeli saham baru secara proporsional, sesuai dengan volume kepemilikannya.
Tujuan Right Issue
Tujuan dilakukannya aksi korporasi adalah untuk meningkatkan modal perusahaan, membayar hutang yang telah jatuh tempo, ekspansi usaha, meningkatkan likuiditas perdagangan saham serta tujuan lainnya. Salah satu aksi korporasi (corporate action) yang dilakukan para emiten untuk mendapatkan dana segar untuk tujuan-tujuan di atas adalah dengan melakukan penerbitan saham baru (right issue).
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:134), right issue diterbitkan dengan tujuan untuk memperoleh dana tambahan dari pemodal dan untuk ekspansi usaha. Menurut Ghozali dan Solichin (2003) ada dua alasan bagi perusahan melakukan penerbitan saham baru (right issue), yaitu dengan penerbitan saham baru (right issue) dapat mengurangi biaya karena emiten tidak harus membayar fee untuk jasa penjamin (underwriter) dan penerbitan saham baru (right issue) menyebabkan jumlah saham perusahaan bertambah sehingga diharapkan dengan langkah tersebut akan dapat meningkatkan frekuensi perdagangan, yang berarti meningkatkan likuiditas saham.
Dengan adanya hak memesan efek terlebih dahulu (preemptive right), para investor lama dapat mempertahankan proporsi kepemilikan mereka. Apabila para investor lama tidak menggunakan haknya tersebut, maka mereka dapat menjual right yang dimilikinya kepada pihak lain. Beberapa tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan porsi kepemilikan pemegang saham atau meningkatkan jumlah saham yang beredar. Jadi dengan adanya right issue, kapitalisasi pasar saham akan meningkat dalam jumlah yang lebih kecil dari pada presentase jumlah lembar saham yang beredar. Umumnya diharapkan penambahan jumlah lembar saham di pasar akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut atau dengan kata lain dapat meningkatkan likuiditas saham.
Adapun tujuan pengumuman right issue adalah untuk menarik minat investor untuk membeli saham yang ditawarkan. Pengumuman right issue tentu saja akan menimbulkan perubahan harga naik maupun turun. Investor dalam melakukan investasinya mengharap return yang tinggi, akan tetapi realisasinya belum tentu sesuai dengan harapan investor tersebut. Dengan adanya right issue maka harga saham menjadi lebih rendah (murah), sehingga investor akan memanfaatkan peristiwa tersebut untuk membeli saham guna meningkatkan investasinya. Secara tidak langsung, investor berharap besar terhadap saham yang dibelinya untuk mendapat return yang besar pula ( Hadi, 2009:175).
Manfaat dan Keuntungan dari Right Issue
Manfaat right issue, menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:8), yaitu dengan membeli saham right issue, berarti investor telah melakukan pembelian saham seperti biasanya yang menghasilkan return yang sama yaitu dividen atau capital gain. Adapun manfaat lain dari Right Issue adalah:
Investor memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru pada harga yang telah ditetapkan dengan menukarkan right yang dimilikinya. Hal ini memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan dengan membeli saham baru dengan harga yang lebih murah.
Right dapat diperdagangkan pada Pasar Sekunder sehingga investor dapat menikmati Capital Gain ketika harga jual Right lebih besar daripada harga belinya.
Pengumuman penerbitan saham baru (right issue) merupakan berita yang disampaikan oleh pihak manajemen perusahaan yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Investor akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal terhadap adanya peristiwa (event) tertentu yaitu berupa sinyal positif (good news) atau berupa sinyal negatif (bad news). Apabila dana dari penerbitan saham baru (right issue) digunakan untuk ekspansi usaha atau perbaikan struktur modal, maka kinerja perusahaan akan lebih baik di masa depan. Sehingga informasi yang dihasilkan memberikan sinyal positif bagi investor yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham perusahaan.Tetapi jika dana dari penerbitan saham baru (right issue) akan digunakan untuk tujuan perluasan investasi yang mempunyai nilai sekarang bersih (net present value) nol atau negatif dan untuk membayar utang yang telah jatuh tempo sehingga menyebabkan kondisi laba di masa depan menurun, maka informasi yang diperoleh investor memberi sinyal yang negatif. Sinyal tersebut akan direspon oleh investor yang tercermin dengan perubahan harga saham dan tingkat likuiditas saham di seputar pengumuman penerbitan saham baru (right issue) yang dilakukan oleh perusahaan. Keuntungan dengan adanya right issue bagi perusahaan antara lain:
Sebagai salah satu sumber dana bagi perusahaan.
Tidak memerlukan prosedur dan aturan yang ketat, seperti halnya dengan penawaran umum perdana atau go public.
Right issue dapat dikombinasikan dengan derivatif efek lainnya.
Right Issue Sebagai Sumber Pendanaan
Sebagai sumber dana perusahaan, maka right issue dilakukan pada berbagai cara:
Initial Public Offering (Penawaran Umum) Penawaran saham perusahaan kepada masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan prospektus. Apabila ini dilakukan untuk pertama kali, maka disebut Initial Public Offering (IPO). Penawaran ini biasanya dengan menggunakan penjamin emisi (underwriter). Penetapan harga saham pada saat IPO lebih rumit dibandingkan dengan saat menambah menjual saham baru dari perusahaan yang sahamnya sudah diperdagangkan di bursa efek. Penilaian dapat didasarkan pada industri atau dengan prakiraan atas perusahaan secara individual.
Penawaran Terbatas. Right issue adalah penawaran saham baru yang terbatas kepada para pemegang saham lama (pemegang saham yang sudah ada, sebab sebelumnya perusahaan telah pernah melakukan IPO). Sebagai pemilik, pemegang saham lama memiliki hak beli atau call option atas saham perusahaan pada harga tertentu, selama periode tertentu di masa yang akan datang. Biasanya besarnya adalah proporsi tertentu dari jumlah saham yang dimiliki pemegang saham lama, misalnya satu saham untuk lima rights.Di dalam rights, sudah diatur secara pasti syarat-syarat berupa harga exercise, tanggal jatuh tempo (maturity date), dan apakah right boleh diperdagangkan atau dialihkan pada pihak lain. Oleh karena itu, pemegang saham lama boleh saja menjual rights, tidak harus membeli saham baru yang ditawarkan perusahaan untuk menambah modal.
Private Placement. Penjualan saham secara pribadi dapat dilakukan kepada lembaga-lembaga keuangan (seperti kepada perusahaan asuransi) atau kepada nasabah perusahaan efek. Namun, kebanyakan adalah kepada investor lembaga. Penambahan ekuiti baru dengan cara ini mempunyai tiga keuntungan, yaitu:
Penjualan dapat dilaksanakan jauh lebih cepat dibanding right issue. Private Placement dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, sedangkan right issue paling tidak membutuhkan dua bulan.
Harga saham baru yang diterima perusahaan dari private placement biasanya lebih tinggi dari harga right issue.
Saham dapat ditempatkan pada investor lembaga secara bersahabat, sehingga mengurangi risiko pengambilalihan.
Kerugian dari private placement ini adalah bahwa pemegang saham lama akan menderita dilusi keuntungan perusahaan di masa yang akan datang.
Share Options. Dengan share options, itu berarti para pemegang option berhak membeli saham perusahaan dengan harga yang telah ditetapkan, selama periode tertentu di masa yang akan datang. Sebagai pemilik option, pemegang saham tidak wajib membeli saham baru. Pemilik option pembeli saham hanya jika harga saham di pasar melebihi harga yang telah ditetapkan.
Alasan Perusahaan Menerbitkan Right Issue
Fahmi (2012:117) secara teori keputusan Right Issue disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kebutuhan dana dan perusahaan merasa dana yang dimiliki saat ini tidak lagi tercukupi. Selanjutnya keputusan Right Issue juga dilandasi oleh faktor tidak ingin mengambil atau menambah lagi pinjaman pada pihak perbankan, dan juga sumber bentuk pinjaman lainnya seperti penerbitan obligasi. Dengan asumsi seperti itu, bisa membuat suatu kesimpulan-kesimpulan dalam perspektif kinerja keuangan:
Ada beberapa alasan bagi emiten untuk melakukan Right Issue, yaitu : (1) Right Issue dapat mengurangi biaya karena Right Issue biasanya tidak menggunakan jasa penjamin (underwriter), (2) dengan adanya Right Issue berakibat jumlah saham perusahaan yang ada akan bertambah sehingga diharapkan akan meningkat frekuensi perdagangan atau yang berarti meningkatkan tujuan dari penawaran saham baru dapat tercapai yang berhubungan erat dengan pengembangan usaha emiten.
Setiap pemegang saham lama akan bersedia untuk melakukan exercise mengingat harga saham akan mengalami kenaikan yang dapat memberikan keuntungan kepada investor.
Harga saham diperdagangkan di atas harga teoritis untuk jangka waktu tertentu, karena dengan adanya penambahan dana maka ekspansi perseroan akan dapat memberikan keuntungan.
Penawaran Right Issue bukan ditujukan untuk kepentingan rekayasa keuangan yang tidak berdampak positif kepada pemegang saham lama, walaupun akibat Right Issue akan menyebabkan dilusi atas harga saham yang diperdagangkan.
Emiten dalam rangka melakukan penawaran atas Right Issue benar-benar melakukan keterbukaan informasi yang sebenarnya tanpa ada yang ditutupi.
Dapat dimengerti secara jelas bahwa Right Issue atau penerbitan saham baru merupakan hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten dengan harga tertentu. Tujuan perusahaan melakukan Right Issue adalah untuk menghemat biaya emisi, menambah atau memperkuat modal perusahaan, serta menambah jumlah saham yang beredar.
Dampak Right Issue
Bagi Perusahaan, akan meningkatkan jumlah modal perusahaan yang nantinya digunakan untuk melakukan ekspansi usaha, bisa dalam bentuk pembangunan pabrik, mengakuisisi dan lain sebagainya. Namun ada perusahaan yang menggunakan aksi ini untuk membayar hutang perusahaan.
Bagi Investor, pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru tersebut, maka kepemilikan saham terhadap perusahaan akan terdilusi.
Bagi investor, right issue berdampak positif kalau tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, berdampak negatif kalau menyebabkan menurunnya harga. Secara umum, dampak right issue bisa dirasakan oleh semua pemodal. Right issue merupakan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat harus membelinya. Investor boleh mengabaikan haknya dengan konsekuensi berkurangnya kepemilikan saham atas emiten tersebut. Hal ini, karena pada dasarnya perusahaan menawarkan right sama dengan mengeluarkan saham baru. Akibatnya akan mempengaruhi presentase kepemilikan bila tidak membeli secara proporsional.
Risiko Investasi Right Isuue
Menurut Jogiyanto (2001:361), ada risiko yang harus dipikul oleh investor, baik investor yang merealisasikan, maupun yang tidak. Risiko yang harus ditanggung tersebut adalah penurunan dividen dan harga saham. Penurunan dividen terjadi jika penambahan jumlah saham yang beredar tidak diikuti dengan perbaikan kinerja perusahaan setelah right issue. Sedangkan penurunan harga saham yang dimaksud adalah penurunan yang lebih tajam dari harga teoritisnya. Jadi, pada dasarnya Investasi Right Issue memiliki beberapa resiko, antara lain:
Jika harga saham pada periode pelaksanaan jatuh dan menjadi lebih rendah daripada harga pelaksanaan maka investor tidak akan mengonversikan right tersebut, sementara itu investor akan mengalami kerugian atas harga beli right
Right dapat diperdagangkan pada pasar sekunder, sehingga investor dapat mengalami kerugian (capital loss) ketika harga jual dari Right tersebut lebih rendah daripada harga belinya
Nilai Right Issue
Ciri khas right adalah harga saham penawaran baru biasanya ditetapkan di bawah harga yang tercatat di bursa saat ini. Apalagi harga saham baru ditawarkan dengan harga saham yang sama dengan harga saham lama, maka para pemodal akan berpikir untuk dapat membeli saham baru di pasar perdana kalau dapat membeli saham yang sama pula di pasar sekunder. Hal itulah yang menyebabkan harga saham baru akan lebih rendah dari kurs yang tercatat. Suatu right akan ada nilainya apabila harga emisi saham tersebut lebih rendah dari kurs yang tercatat. Hal ini berarti, jika harga perdana pada suatu emisi right lebih tinggi daripada kurs saham yang bersangkutan di bursa, maka harga right tidak akan laku kecuali diambil sendiri oleh pemegang saham utama untuk memperbesar persentase kepemilikan.
Harga Teoritis adalah harga setelah proses adjusting (penyesuaian) karena jumlah saham beredar akan bertambah setelah proses right issue. Harga teoritis dipengaruhi oleh right issue ratio, harga teoritis juga dipengaruhi oleh harga tebus dan harga saham sebelum proses right issue.
Karena right sifatnya Hak (bukan kewajiban). Bukan kewajiban disini kita artikan, investor tidak harus menebus right tersebut. Hak anda akan hilang ? tidak juga karna anda dapat menjualnya di pasar regular sebelum waktu penembusan right.
Contoh :
Misalkan, anda memiliki saham XYZ sebanyak 1000 lot (1 lot = 500 lembar saham). Hasil RUPS memutuskan emiten XYZ melakukan right issue. Dan mengeluarkan rasio 4:1 pada harga tebus Rp. 100. Artinya, dari 1000lot saham yang dimiliki, investor hanya mendapat jatah right sebanyak 250lot.
Konsep pertama jika anda berminat untuk menebus right . Maka anda hanya perlu menyetor dana sebesar 250 lot x 500 lembar saham x Rp. 100 = Rp. 12,5 juta. Saham anda akan bertambah menjadi 1250lot. Dan saham anda tidak akan terdilusi.
Konsep kedua jika anda lebih tertarik untuk menjual saja right tersebut sebelum tiba waktu exercise right. Maka dana tunai akan masuk rekening Anda, sesuai harga jual right saat itu. Misalkan harga right sebesar Rp. 100, maka Anda memperoleh uang tunai sebesar 250 lot x 500 lembar saham x Rp. 100 = Rp. 12,5 juta. Jumlah saham Anda puntetap 1000 lot. Hanya saja harga saham Anda akan terdilusi pada kisaran harga teoritisnya.
Konsep ketiga. Konsep terburuk, ternyata anda lupa menebus right hingga batas waktu exercise right. Jumlah saham yang Anda miliki akan tetap 1000 lot. Namun nilainya akan turun (terdilusi) menjadi 1000 lot/ 1250 lot x 100% = 80%. Artinya, jumlah saham Anda tetap seperti semula sebanyak 1000 lot. Namun nilai sahamnya menurun sebesar 20%.
Konsep keempat ternyata anda tidak memiliki saham, tapi ingin memiliki right. Maka anda hanya perlu menyediakan sejumlah dana untuk membeli right. Yang nantinya akan berubah menjadi saham biasa. Oleh karna itu Anda mesti mengetahui berapa harga teoritis nya untuk membantu memutuskan membeli atau tidak right tersebut.
Rumusnya :
Harga teoritis = harga cum date × saham lama+ (harga tebus × saham baru)Jumlah saham lama+jumlah saham baru
Misalkan pada tanggal cum date harga saham XYZ Rp. 120,-
Harga Teoritis = Rp 120 ×1000 lot+ (Rp 100 × 250 lot)1250 lot=Rp 116/lmbr
Artinya, bila harga saham XYZ setelah right issue di atas Rp. 116 berarti harganya NAIK, begitupula sebaliknya.
BAB III
SIMPULAN
Simpulan
Right issue dapat diartikan sebagai salah satu bentuk corporate action yang dilakukan oleh perusahaan saat hendak melepaskan/menjual saham ke publik (Initial Public Offering = IPO). Mekanismenya, perusahaan tersebut menjual hak beli kepada publik/pemegang saham yang sudah ada, sehingga si pemegang hak beli tersebut pada periode yang telah ditetapkan berhak melakukan pembelian saham sesuai dengan harga yang telah ditetapkan. Secara umum terdapat due jenis right issue, yakni dengan HMETD dan tanpa atau non-HMETD.
Secara teori keputusan Right Issue disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kebutuhan dana dan perusahaan merasa dana yang dimiliki saat ini tidak lagi tercukupi. Selanjutnya keputusan Right Issue juga dilandasi oleh faktor tidak ingin mengambil atau menambah lagi pinjaman pada pihak perbankan, dan juga sumber bentuk pinjaman lainnya seperti penerbitan obligasi.
Adapun manfaat lain dari Right Issue adalah (1) Investor memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru pada harga yang telah ditetapkan dengan menukarkan Right yang dimilikinya. Hal ini memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan dengan membeli saham baru dengan harga yang lebih murah.(2) Right dapat diperdagangkan pada Pasar Sekunder sehingga investor dapat menikmati Capital Gain ketika harga jual Right lebih besar daripada harga belinya. (3) Pengumuman penerbitan saham baru (right issue) merupakan berita yang disampaikan oleh pihak manajemen perusahaan yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Risiko yang harus ditanggung tersebut adalah penurunan dividen dan harga saham. Penurunan dividen terjadi jika penambahan jumlah saham yang beredar tidak diikuti dengan perbaikan kinerja perusahaan setelah right issue. Sedangkan penurunan harga saham yang dimaksud adalah penurunan yang lebih tajam dari harga teoritisnya.
Penelitian terdahulu
Khajar (2010), Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Secara umum terjadi kenaikan rasio CR dari rata-rata 21 perusahaan yang melakukan right issue. Terlihat bahwa ada kecenderungan setelah right issue CR menjadi lebih tinggi dibanding sebelum right issue. Hal ini berarti bahwa setelah melakukan right issue, likuiditas perusahaan cenderung dapat mengalami kenaikan. Salah satu tujuan dilakukannya right issue adalah untuk meningkatkan likuiditas perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadji, M dan M, Fakhruddin. 2001. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, I. 2012. Manajemen Investasi. Salemba Empat. Jakarta.
Fakhruddin, H.. 2008. Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, Gramedia. Jakarta.
Hadi, Syamsul .2009. Dampak Right Pengumuman Right Issue Terhadap Reaksi Pasar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi Perusahaan. 10(1). Hal 100-114
Jogiyanto .2001. Teori Investasi dan Portofolio Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE UGM
Widoatmodjo, S. 2008. Cara Cepat Memulai Investasi Saham. Kompas Gramedia. Jakarta.
Fariska , Nadia. (2015). Menghitung Harga Teoritis Right Issue 2. [Online]. Tersedia di : http://www.edukasisaham.co.id/harga-teoritis-right-issue/. [11 Maret 2017]