PSIKOLOGI ISLAM
Di susun oleh : NURUL AIYUDA NIM : 10961007775 LOKAL : B Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri-Sultan Syarif Kasim – RIAU 2009
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam juga tak lupa penulis haturkan kepada junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan pada zaman yang penuh ilmu pengetahuan. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kesempatan dan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan menyelesaikan makalah makalah ini. Pepatah mengatakan “Tak Ada Gading yang Tak Retak” dan penulis pun menyadari hal itu, pembuatan makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena iu sekiranya ada kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima dengan senang hati. Akhir kata penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bermanfaat bagi penulis pribadi dan para pembaca yang budiman.
Pekanbaru, Januari 2010
Penulis
i
DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................... ...................... .................................................. ............................................ ............................................ ........................... ..
i
Kata Pengantar.......... Pengant ar................................... ............................................... ............................................... ............................................... .................................... ..............
ii
Daftar Isi ............................................... ...................... .................................................. ............................................ ............................................ .................................... ........... iii
BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULU AN ............................................... ...................... .................................................. ............................................... ........................ ..
1
1.1 Latar Belakang ............................................... ...................... .................................................. ............................................... ........................ ..
1
1.2 Rumusan Masalah ............................................... ...................... .................................................. ........................................... ..................
1
1.3 Tujuan..............................................................................................................
2
BAB II MPR.......................... MPR.... ............................................... .................................................. .................................................. ........................................... ..................
2
2.1 Apa itu tidur? ........................................ ............... ............................................... ............................................... .................................... ...........
3
2.2 Dunia tidur ............................................ ................... .................................................. ............................................... ................................. ...........
4
2.3 Kualitas Kualit as tidur................................... tidur.......... ................................................. ................................................. ........................................ ...............
8
2.4 Prestasi Belajar ........................................... .................. .................................................. ............................................... ........................... ..... 13 BAB III PEMBAHASAN ............................................... ...................... .................................................. ............................................... ........................... ..... 15 Pengaruh Kualitas Tidur terhadap Prestasi Belajar .................. ........................... ................ ................ ........... 15 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kesi mpulan ........................................ ............... .................................................. ................................................. .................................... ............ 19 4.2 Penutup............................................................................................................ 19 DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
. Daya tahan tubuh akan bekerja dengan baik dan meningkat bila kita cukup tidur. Dan sebuah penelitian mengatakan bahwa tidur yang baik adalah ketika kita menggunakan menggunakan waktu selama 8 jam untuk tidur Tapi, tak sedikit bagi mereka yang mendapatkan tidur yang cukup, tapi terbagun dari tidur dalam keadaan lesu, letih, tidak bersemangat dan malas untuk beraktivitas. Sebaliknya tak sedikit juga mereka yang mendapatkan tidur tak kurang dari 4-5 jam bisa terbangun dalam keadaan bugar dan segar. Untuk itulah diperlukan lagi pemahaman lebih dalam tentang tidur yang baik. Tidur yang membawa kita pada kualitas tidur yang sebenarnya. Tidur yang tidak hanya difokuskan pada orientasi panjang waktunya tapi lebih kepada kualitasnya. Dan bagaimana pula Islam menunjukkan cara menjaga kualitas tidur kita, melalui apa yang telah tel ah dicontohkan Nabi Muhammad.
1.2
Perumusan Masalah
Rata-rata Rata-rata waktu tidur yang dibutuhkan orang dewasa sekitar 8 jam per hari. Kalau jumlah ini tidak dipenuhi, setiap kekurangan waktu tidur akan menjadi utang. Dan utang, tentu akan menjadi beban bagi tubuh. Untuk melunasinya bisa dengan menyiasati waktu tidur.Ternyata teori tidur 8 jam yang selama ini kita kenal tidak selamanya benar, Teori itu semakin meragukan, karena banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang yang hanya tidur 4-5 jam sehari, bisa tetap sehat, energik, dan tidak terlihat seperti orang yang kurang tidur. Bukankah permasalahannya terletak pada kualitas tidur. Banyak dari ilmuan brilian yang memiliki cara tidur tersendiri untuk mendapatkan ide. Lalu bagaimana dengan kita, begitu be gitu besarkah pengaruh kualitas tidur terhadap prestasi seseorang? apakah diperlukan tambahan waktu lagi untuk kita bisa mendapatkan tidur yang baik? Seperti halnya ahli fisika dan pelukis ternama Leonardo Da vinci yang membutuhkan waktu tidur tidak kurang dari dua belas jam, apa kita harus mengikuti langkah penulis Monalisa ini, atau solusinya cukup dengan memperbaiki kualitas tidur kita?. 1
1.3
Tujuan
Selama ini teori yang mengatakan tidur yang baik adalah tak kurang dari 8 jam sudah tertanam jelas pada kita, tapi berdasarkan realita yang ada, dengan mereka-mereka yang tidur tidak kurang dari 5 jam dalam sehari bisa beraktivitas dengan baik, itu membuat keraguan kita pada teori itu, tapi tak banyak orang yang tahu akan hal ini, tak banyak orang yang tahu akan tidur berkualitas yang sesungguhnya dan bagaimana cara mendapatkan kualitas tidur yang baik itu. Itulah tujuan utama dari penulisan makalah ini, agar kita dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang kualitas tidur yang sesungguhnya, dan bagaimana mempraktekkan nya dalam kehidupan kita. Selain bisa untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita, makalah ini juga bisa menjadi solusi bagi mereka yang bermasalah dalam tidurnya dan ingin mendapatkan tidur yang baik, setidaknya mereka akan bisa mensiasati diri, untuk menggunakan waktu mereka untuk mendapatkan tidur yang baik.
2
BAB II DASAR TEORI
2.1
Apa itu tidur ?
Salah satu hak yang harus dipenuhi oleh tubuh dan mata adalah tidur. Tidur merupakan salah satu bentuk nikmat Allah swt yang tiada terkira nilainya. Adanya nikmat tidur yang dianugerahkan Allah swt telah memberikan banyak hal kepada manusia. Entah bagaimana jadinya jika Allah swt tidak menganugerahi manusia dengan nikmat tidur tersebut, boleh jadi manusia akan menjadi makhluk yang paling buruk dan menderita di dunia. Pada dasarnya tidur adalah salah satu kebutuhan yang mesti dipenuhi oleh manusia, sebab bisa dibayangkan apa yang terjadi nantinya jika saja seseorang tidak tertidur dalam waktu satu minggu saja, maka ia tidak akan berhenti dengan rasa marah, sedih, senang dan sebagainya. Tentunya dengan tidur kita bisa mengistirahatka mengistirahatkan n diri d iri kita setelah beaktivitas seharian. Diduga penyebab tidur adalah proses penghambatan aktif . Ada teori lama yang menyatakan bahwa area eksitatori pada batang otak bagian atas, yang disebut “sistem aktivasi retikular”, mengalami kelelahan setelah seharian terjaga dan karena itu, menjadi
inaktif. Keadaan ini disebut teori pasif dari tidur . Percobaan penting telah mengubah pandangan ini ke teori yang lebih baru bahwa tidur barangkali disebabkan oleh proses penghambatan aktif. Hal ini terbukti dari suatu percobaan dengan cara melakukan pemotongan batang otak setinggi regio midpontil, dan berdasarkan perekaman listrik ternyata otak tak pernah tidur. Dengan kata lain, ada beberapa pusat yang terletak dibawah ketinggian midpontil pada batang otak, diperlukan untuk menyebabkan tidur dengan cara menghambat bagian-bagian otak lainnya. Perangsangan pada beberapa daerah spesifik otak dapat menimbulkan keadaan tidur dengan sifat-sifat yang mendekati keadaan tidur alami. Daerah-daerah tersebut adalah : 1. Nuklei rafe, yang terletak di separuh separuh bagia b agian n bawah b awah pons dan medulla 3
2. Nukleus traktus solitarius, yang merupakan regio sensorik medula dan pons yang dilewati oleh sinyal sensorik viseral yang memasuki otak melalui syaraf-syaraf vagus dan glossofaringeus, glossofaringeus, juga menimbulkan menimbulkan keadaan tidur. 3. Beberapa regio diensefalon, yaitu bagian rostral hipotalamus, terutama area suprakiasma dan adakalanya suatu area di nuklei difus difus pada talamus. talamus.
Tidur merupakan arena bagi manusia untuk memperoleh ketentraman hidup. Dalam al-Qur’an, Allah Azza wa jalla berfirman dalam (QS al-Anfaal, 8:11):
11. (ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu) “Tidur” (al-nu’asa ), menurut Adnan Syarif (2002) adalah tidur yang terlelap. Tidur yang terlelap akan memberikan efek yang penting dalam kehidupan manusia. Kalau manusia memperolehnya, maka manusia telah memperoleh salah satu ciri utama tidur yang berkualitas.
2.2
Dunia tidur
Sebelum memasuki abad ke 20, manusia masih percaya bahwa saat kita tertidur, berarti pikiran kita ikut tidur atau berhenti berpikir, dan aktivitas otak kita makin berkurang. Akan tetapi, para scientist akhirnya mereka berhasil menemukan fakta yang sebenarnya. Fakta yang sangat bertolak belakang dengan kepercayaan sebelumnya. Fakta itu menunjukkan bahwa, justru saat kita tertidur itulah, aktivitas otak kita semakin meningkat. Hal ini kemudian menjadi awal bagi perkembangan ilmu pengetahuan kita untuk mulai mengetahui beberapa perubahan yang terjadi di otak selama kita tidur. 4
Sampai pada tahun 50-an, sedikit yang diketahui tentang perubahan-perubahan ini. Akhirnya suatu terobosan terjadi pada laboratorium fisiologis Nathaniel Kleitman, yang pada saat itu adalah satu-satunya orang yang telah menghabiskan seluruh hidupnya mempelajari perihal tidur. Kleitman telah memberikan salah satu mahasiswa pasca sarjananya,
Eugene
Aserinsky,
pekerjaan
membosankan
untuk
melihat
apakah
pergerakan bola mata yang lambat yang menandai dimulainya tidur muncul sepanjang malam. Kedua orang ini terkejut, ketika pergerakan mata terjadi, tapi tidak lambat, melainkan sangat cepat (Aserinsky & Kleitman, 1955). Menggunakan electroencephalograph (EEG) untuk mengukur aktivitas listrik otak. Kedua peneliti itu, dengan manusia Kleitman lainnya. Wiliam Dement, dapat menunjukkan hubungan antara pergerakan mata yang cepat dengan perubahan pola gelombang otak pada orang-orang yang tidur (Dement,1933). Para sukarelawan dewasa kemudian segera menghabiskan malam hari mereka dilaboratorium sementara para peneliti mengukur perubahan yang terjadi pada aktivitas otak, tegangan otot, pernafasan, dan respons fisiologis mereka lainnya. Sejak adanya alat EEG (Elektro Encephalo Graph), maka aktivitas-aktivitas di dalam otak dapat direkam dalam suatu garafik . Alat ini juga dapat memperlihatkan fluktuasi energi (gelombang otak) pada kertas grafik. Penelitian mengenai mekanisme tidur mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam 10 tahun terakhir, dan bahkan sekarang para ahli telah berhasil menemukan adanya 2 (dua) pola/macam/tahapan tidur, yaitu : a.
Pola tidur biasa atau NREM
Pola / tipe tidur biasa ini juga disebut NREM ( Non Rapid Eye Movement = Gerakan mata tidak cepat ). ). Pola tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam
tidur gelombang pendek karena gelombang otak selama NREM lebih lambat daripada gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur (lihat gambar).Tanda-tanda gambar).Tanda-tanda tidur NREM adalah : 1) Mimpi berkurang 5
2) Keadaan istirahat (otot mulai berelaksasi) 3) Tekanan darah turun 4) Kecepatan pernafasan turun 5) Metabolisme turun 6) Gerakan mata lambat Fase NREM atau tidur biasa ini berlangsung ± 1 jam dan pada fase ini biasanya orang masih bisa mendengarkan suara di sekitarnya, sehingga dengan demikian akan mudah terbangun dari tidurnya. Tidur NREM ini mempunyai 4 (empat) tahap yang masing-masing-masing masing-masing-masing tahap di tandai dengan pola gelombang otak. Tahap I
Tahap ini merupakan tahap transisi, berlangsung selama 5 menit yang mana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa kabur dan relaks, mata bergerak ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas. Gelombang alpha sewaktu seseorang masih sadar diganti dengan gelombang betha yang lebih lambat. Seseorang yang tidur pada tahap I dapat di bangunkan bangunkan dengan mudah. Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun. Mata masih bergerak-gerak, kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas, suhu tubuh dan metabolisme menurun. Gelombang otak ditandai dengan "sleep spindles" dan gelombang K komplek. Tahap II berlangsung pendek dan berakhir dalam waktu 10 sampai dengan 15 menit. Tahap III
Pada tahap ini kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi sistem syaraf parasimpatik. Seseorang menjadi lebih sulit dibangunkan. Gelombang otak menjadi lebih teratur dan terdapat penambahan gelombang delta yang lambat. 6
Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan predominasi gelombang delta yang melambat. Kecepatan jantung dan pernafasan turun. Seseorang dalam keadaan rileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan. (mengenai gambar grafik gelombang dapat dilihat dalam gambar). Siklus tidur sebagian besar merupakan tidur NREM dan berakhir dengan tidur REM. b.
Pola Tidur Paradoksikal atau REM
Pola / tipe tidur paradoksikal ini disebut juga ( Rapid Eye Movement = Gerakan mata cepat ). ). Tidur tipe ini disebut “Paradoksikal” karena hal ini bersifat “Paradoks”,
yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata. Ringkasnya, tidur REM / Paradoks ini merupakan pola/tipe tidur dimana otak benar-benar dalam keadaan aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan ke arah yang sesuai agar orang itu tanggap penuh terhadap keadaan sekelilingnya sekelilingnya kemudian terbangun. Pola / tipe tidur ini, ditanda d itandaii dengan : 1. Mimpi yang bermacam-macam Perbedaan antara mimpi-mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur NREM dan tahap tidur REM adalah bahwa mimpi yang timbul pada tahap tidur REM dapat diingat
kembali, sedangkan mimpi selama tahap tidur NREM biasanya tak dapat diingat . Jadi selama tidur NREM tidak terjadi konsolidasi mimpi dalam ingatan. 2. Mengigau atau bahkan mendengkur 3. Otot-otot kendor (relaksasi total) 4. Kecepatan jantung dan pernafasan pernafasan tidak teratur, sering lebih cepat 5. Perubahan tekanan darah 6. Gerakan otot tidak teratur 7. Gerakan mata cepat 8. Pembebasan steroid 9. Sekresi lambung meningkat 7
2.3
Kualitas tidur
Kualitas tidur adalah suatu keadaan di mana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat terbangun. Berdasarkan berbagai pandangan, H. Fuad Nashori membagi aspek-aspek kualitas tidur seperti berikut ini: 1. Bersuci, berdoa dan berdzikir sebelum tidur 2. Memulai tidur dalam keadaan miring ke kanan dan menghadap kiblat 3. Merasa nyaman, tak ada beban psikologi p sikologiss yang berat menjelang tidur 4. Badan dalam keadaan rileks, tak ada aktivitaas fisik yang berat menjelang tidur 5. Nyenyak, Nyenyak, tidak terbangun dalam tidur 6. Tidur lebih awal dan bangun dari tidur lebih awal 7. Waktu tidur minimal enam jam dalam sehari Hal-Hal Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
1) Kualitas Mimpi Sebagian orang juga berpendapat bahwa kualitas tidur juga ditentukan oleh kualitas mimpi yang dimiliki oleh seseorang. Tak jarang mereka yang mendapatkan mimpi buruk dalam tidurnya, terbangun dalam keadaan yang resah dan kurang bersemangat. Sedang yang dimaksud dengan kualitas mimpi adalah suatu keadaan di mana mimpi yang diperoleh seseorang banyak menggambarkan hal-hal yang benar yang berkaitan dengan masa lalu dan masa depan, menghasilkan optimisme serta kepastian bagi individu yang mengalaminya ( Nashori,2009 ). Tentang mimpi yang berkualitas ini salah satu aspek pentingnya adalah mimpi yang memiliki aspek kebenaran ( al-ru’ya al-shadiqah, al-ru’ya al-shalihah, penulis menyebutnya mimpi nubuwat). Hal ini sebagaimana disampaikan oleh hadis Nabi: Mimpi yang baik datangnya dari Allah dan mimpi (polusi) datangnya dari setan (HR Bukhari
dari Abdullah Ibnu Qatadah). Hadis yang lain dari Nabi Muhammad mengungkapkan: Mimpi yang benar adalah salah satu dari empat puluh enam cabang kenabian (HR
Bukhari dari Anas bin Malik). Selain itu, beberapa penyebab dari mimpi buruk yang diyakini adalah sebagai berikut berikut :
8
1. Kecemasan dan Stres - Kecemasan dan Stres ini kebanyakan dialami oleh orang yang mengalami kejadian traumatik dalam hidupnya. Orang2 yang mengalami sakit berkepanjangan atau baru saja melakukan operasi besar, atau orang2 yang menjadi saksi dari sebuah kejadian menakutkan, kehilangan seseorang yang dicintainya, mampu memicu kecemasan dan stres yang berujung pada seringnya mengalami mimpi buruk. Demikian yang diungkapkan oleh International Association of Studi of Dream (IASD). Tapi dijaman sekarang, tidak hanya kejadian traumatik saja yang mampu memicu terjadinya mimpi buruk. Stres karena kerjaan, kondisi finansial dan masalah pribadi lainnya bisa menjadi pemicu mimpi buruk. 2. Makanan
Pedas.
Sebuah
studi
kecil
yang
diterbitkan
oleh
Journal
Of
Psychophysiology mengatakan bahwa makanan mampu mempengaruhi tidur kita. 2 kelompok yang terdiri dari orang yang diminta untuk makan makanan pedas dan yang tidak sebelum tidur. Hasilnya, pada kelompok orang yang makan makanan pedas sering terbangun dimalam hari dan mengalami kualitas tidur yang buruk. Setelah dianalisa, mungkin ini ada hubungannya dengan meningkatnya suhu tubuh selama tidur karena makanan pedas tadi dan berakibat pada terganggunya tidur. Selain itu juga bisa diambil kesimpulan bahwa orang yang makan berat sesaat menjelang tidur sering mengalami mimpi. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya metabolisme dan ritme gelombang otak selama tidur yang akan memicu terjadinya mimpi, bahkan yang buruk sekalipun. 3. Kandungan lemak dalam makanan - Semakin banyak lemak yang d ikonsumsi selama sehari, semakin besar pula potensi orang untuk mengalami gangguan tidur karena mimpi buruk. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa orang yang mengkonsumsi makanan organik mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang mengkonsumsi junk food. Dan para ahli terapi hipnotis juga setuju bahwa ada jenis2 makanan tertentu yang berefek tidak baik pada kualitas istirahat kita dimalam hari. 4. Alkohol, tak jarang mereka yang mengkonsumsi alkohol mengatakan bahwa alkohol diminum untuk menekan stres, sehingga memudahkan tidur, yang terjadi selanjutnya malah orang yang mengkonsumsi alkohol sering terbangun lebih awal dan jika
8
mereka meminumnya dalam jumlah banyak, yang seringnya terjadi malah mereka akan sering mengalami mimpi buruk yang berulang. 5. Obat-obatan – Beberapa jenis obat anti-depresan dan narkotika bisa menyebabkan mimpi buruk. Masih dari Journal Psychophysiology dilaporkan bahwa obat-obat antidepresan seperti Ketamine (yang biasa digunakan untuk pembiusan) dapat menyebabkan mimpi buruk. Sama halnya dengan obat anti-malaria yang bisa menyebabkan menyebabkan kualitas tidur menurun karena mimpi buruk. 6. Kondisi fisik karena sakit - Beberapa penyakit seperti demam dan flu dapat memicu terjadinya mimpi buruk. Begitu juga dengan gangguan tidur seperti Apnea dan Narcolepsy, juga bisa menjadi menjadi penyebabnya. penyebabnya. Adapun aspek-aspek mimpi yang berkualitas adalah : 1. Bersuci, berdoa dan berdzikir sebelum tidur 2. Memulai tidur dalam keadaan miring ke kanan dan menghadap ke kiblat 3. Merasa nyaman, tak ada beban psikol p sikologis ogis yang berat menjelang tidur 4. Badan dalam keadaan rileks, tak ada aktivitas fisik yang berat menjelang tidur 5. Nyenyak, Nyenyak, tidak terbangun dalam tidur 6. Tidur lebih awal dan bangun dari tidur lebih awal 7. Waktu tidur minimal enam jam dalam sehari
2) Cara Tidur Mengenai aspek kualitas mimpi dan tidur ini juga bisa dilihat dari b bagaima agaimana na cara tidur seseorang, dimana tidur merupakan salah satu nikmat yang patut kita syukuri, dan untuk mensyukuri nikmat tidur yaitu dengan cara menunaikannya dengan baik dan benar. Mengerjakan segala aspek yang berkaitan dengan nikmat tidur dengan baik, mulai dari ketika hendak tidur sampai setelah bangun tidur. Dalam Islam kita mengenal sosok Nabi Muhammad yang menjadi panutan bagi kita dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk yang berkaitan tentang tidur ini. Pemimpin seluruh umat muslim di dunian ini, Rasulullah Muhammad saw telah memberikan banyak keterangan yang jelas mengenai bagaimanakah seharusnya umat 9
muslim memperlakukan nikmat tidur yang telah dianugerahkan Allah swt kepadanya. Rasulullah Muhammad saw senantiasa memperlakukan tidur dengan etika yang baik. Rasulullah Muhammad saw tidak pernah tidur, kecuali dengan disertai etika tidur yang baik. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab : 21) Sebagai suri teladan yang baik, Rasulullah Muhammad saw telah banyak memberikan contoh bagaimana tata cara tidur yang baik. Berikut beberapa etika tidur yang sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana yang terdapat di dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad Muhammad saw: Adapun cara-cara cara-cara tidur Nabi yang dianjurkan adalah sebagai berikut : 1. Muhasabah sesaat sebelum tidur Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim untuk bermuhasabah (introspeksi) sesaat sebelum tidur, mengevaluasi segala perbuatan yang telah dilakukan sepanjang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik, maka hendaknya memuji kepada ALLAH Subhanahu wa Ta’ala dan jika sebaliknya, maka segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertaubat kepada-Nya. 2. Tidur lebih awal Berdasarkan hadits yang bersumber dari Aisyah, bahwa Rasulullah SAW tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam, lalu beliau shalat ( Muttafaq alaih).
3. Berwudhu Sabda Rasulullah saw kepada Al-Barra’ bin Azib: “Jika engkau akan pergi ke tempat tidurmu, hendaklah engkau berwudhu seperti wudhu untuk sholat, kemudian tidurlah di atas lambung kananmu.” (Muttafaq Alaih). 4. Membaca Surat Al-Fatihah dilanjutkan dilanjutkan dengan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan AnNaas Aisyah ra. berkata: “Bila Rasulullah Muhammad saw berbaring di tempat tidurnya, beliau kumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh 10
badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya. Beliau mulai dari kepalanya, mukanya dan bagian depan dari badannya. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.” (HR. At Tarmid T armidzi) zi) 5. Membaca Ayat Kursi 6. Mengibas sprei atau kain Berdasarkan hadits Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila “Apabil a seorang seorang dari kamu
akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah
mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu karena ia tidak kan tahu apa yang akan terjadi di atasnya…Di dalam satu riwayat dikatakan: tiga kali ( Muttafaq ‘alaih)
7. Tidur menghadap sebelah kanan Dari Al Barra' bin Azib ra berkata, "Apabila Rasulullah saw berada pada tempat tidurnya dan akan tidur maka beliau miring ke sebelah kanan, kemudian membaca: "Allahumma aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu wajhi ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wa alja'tu zhahrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika laa malja-a walaa manja-a minka illaa ilaika. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta wanabiyyikal ladzii arsalta (Wahai Allah, saya menyerahkan diriku kepada-Mu, menghadapkan mukaku kepada-Mu, menyerahkan semua urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harapan dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dari nabi yang Engkau En gkau utus." (HR. Bukhari). Posisi tidur Nabi SAW adalah miring kesebelah kanan, kemudian beliau berbalik bertumpu sedikit pada sisi kiri agar proses pencernaan lebih cepat karena condongnya lambung di atas hati. Kemudian beliau kembali tidur bertumpu pada sisi kanan lagi, agar makanan segera larut dari lambung. Jadi posisi permulaan dan posisi terakhir tidur bertumpu pada sisi kanan. Selain bermanfaat bagi pencernaan, ada 3 manfaat lain yang dapat diambil dari posisi tidur miring kesebela ke sebelah h kanan.
Untuk jalan nafas, tidur miring mencegah jatuhnya lidah kebelakang yang dapat menyumbat jalan nafas. Lain halnya jika tidur pada posisi terlentang maka relaksasi lidah pada saat tidur dapat mengakibatkan penghalangan jalan nafas, penampakan
dari
luar
berupa
mendengkur.
Orang
yang
mendengkur 11
mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen malah kadang-kadang dapat terjadi henti nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkan orang yang tidur dengan posisi demikian. Orang tersebut biasanya akan bangun dengan keadaan pusing karena kurangnya pasokan oksigen ke otak. Tentunya ini sangat mengganggu tidur kita.
Untuk jantung, tidur miring kesebelah kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya ini karena posisi jantung yang memang berada lebih disebelah kiri. Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan karena darah yang masuk ke atrium juga banyak, sebab paru-paru kanan berada di atas sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari paru-paru kiri.
Bagi kesehatan paru-paru, paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paruparu kanan. Jika tidur miring kesebelah kanan, jantung akan jatuh kesebelah kanan, itu tidak menjadi masalah masalah karena paru-paru kanan k anan besar, lain halnya kalau bertumpu pada sebelah kiri, jantung akan menekan paru-paru kiri yang b erukuran erukuran kecil. Menurut penelitian dalam membuktikan kebenaran cara tidur Rasulullah SAW,
melalui riset medis diperoleh hasil: Dalam posisi tidur berbaring pada sisi badan bagian kanan dan mengusahakan kepala menghadap utara dan kaki mengarah ke selatan, dalam posisi ini tubuh tidak menolak arus atau medan magnet konstan mengaliri sekujur tubuh dari kutub magnetik utara menuju ke selatan dan terhubung lancar ke system syaraf kita. 8. Menggunakan Menggunakan telapak tangan sebagai bantal “Rasulullah saw apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah). Kita tentu sering dengar bahwa posisi leher sangat mempengaruhi kualitas tidur. Leher yang tidak lurus pada saat tidur menyebabkan sakit leher pada saat bangun dan biasanya ini menetap beberapa lama sehingga mengganggu aktifitas. Maha suci Allah yang menciptakan tangan sedemikian rupa sehingga apabila kita melihat orang yang tidur dengan telapak tangan sebagai bantal maka antara kepala, leher dan punggung tercipta garis lurus. 9. Posisi kaki sedikit di tekuk
12
Di dunia kedokteran seorang dokter akan meminta pasien menekuk kakinya jika dokter tersebut akan memeriksa perut pasien. Fungsi dari sedikit menekuk kaki adalah untuk mengendurkan otot-otot perut sehingga lebih mudah untuk diperiksa. Menekuk kaki sedikit pada saat tidur menolong organ-organ dan otot otot perut itu sendiri untuk relaksasi lebih sempurna. Sehingga tidur kita lebih nyaman. 10. Meluruskan Meluruskan punggung pada p ada saat tidur Meluruskan punggungnya pada saat tidur, manfaatnya adalah supaya organ-organ dalam tidak tertekan, posisi tersebut juga melancarkan melancarkan peredaran peredaran darah. 11. Membaca doa dan dzikir Salah satu di antaranya adalah;”Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kemabli segenap hamba-Mu. Dibaca 3 kali . ( H.R Abu Dawud dan dihasankan oleh al-Albani). Jika bangun tidur, membaca: “ Alhamdulillahil
ladzi ahyanaa ba’da ma ataana wailaihin nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya dan kepada-Nyalah 12. Makruh tidur tengkurap tengkurap Imam Ibnu Majah menuturkan kepada kita; Ya’qub bin Humaid bin Kasib menuturkan kepada kami; Isma’il bin Abdullah menuturkan kepada kami; Muhammad bin Nu’aim bin Abdullah al-Mujammir meriwayatkan dari ayahnya, dari Ibnu Thikhfah al-Ghifari, dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan, “Suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berjalan melewatiku sedangkan ketika itu aku berbaring di atas perutku (tengkurap). Maka beliau pun membangunkanku dengan menggunakan
kakinya
seraya
berkata,
“Hai
Junaidib
(panggilan
Abu
Dzar),
sesungguhnya cara berbaring seperti ini [tengkurap] adalah cara berbaring penghuni neraka.” (HR. Ibnu Majah: 3724, disahihkan oleh al-Muhaddits al-Albani di dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibni Majah. asy-Syamilah). “Sesungguhnya “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang d imurkai imurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud). 13. Makruh tidur di tempat terbuka Berdasarkan hadits yang bersumber dari “Ali bin Syaiban telah disebutkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidur di malam hari di atas
13
atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya” ( HR Al Bukhari ).
14. Berdoa ketika bangun tidur Rasulullah Muhammad saw jika mau tidur berdoa, "Bismika Allahumma Amut wa Ahyaa" (Dengan nama-Mu ya Allah aku mati dan hidup) Bila bangun tidur berdoa, "Alhamdulillahillaji ahyana ba’da maa ama tanaa wa ilayhinnusur." (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami mati, dan kepada-Nya kami kembali." (HR. Muslim) 15. Mengusap Bekas tidur “Maka bangunlah Rasulullah Muhammad saw dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” (HR. Muslim) 16. Beristinsyaq, Beristinsyaq, beristintsaar beristintsaar dan bersiwak b ersiwak ketika bangun tidur “Apabila
salah
seorang
di
antara
kalian
bangun
dari
tidurnya,
maka
beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari Muslim) Beristinsyaq dan beristintsaar adalah menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan kembali air dari hidung. “Apabila Rasulullah Muhammad saw bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari Muslim)
2.4
Prestasi Belajar
Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai pengalaman orang yang bersangkutan dalam interaksinya dengan lingkungan (Rumini dkk, 1995). Sementara prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasar pengukuran dan penilaian terhadap hasil pendidikan yang diwujudkan berupa angka atau nilai maupun indeks prestasi. Untuk mengetahui prestasi belajar, guru atau dosen melakukan pengukuran, kemudian penilaian berdasarkan norma yang dipergunakan. Hasilnya diwujudkan dalam suatu simbol yang biasa menggunakan angka atau huruf yang biasa disebut sebagai indeks prestasi. Ada yang menggunakan angka dengan rentang 1-10 atau 1-100 atau juga dalam bentuk huruf seperti A,B,C,D,E.
14
BAB III PEMBAHASAN
PENGARUH KUALITAS TIDUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
Tidur adalah aktivitas sehari-hari yang menjadi kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Hampir sepertiga dari masa hidup kita ini digunakan untuk tidur. Ini artinya, bagi orang yang berusia 60 tahun, ia telah tidur selama 20 tahun. Thomas Edison, sang penemu hebat, tidur tiga atau empat jam pada malam hari karena ia menganggap bahwa tidur hanyalah pemborosan waktu. Presiden Clinton tidur selama lima hingga enam jam. Pelawak Amerika Jay Leno tidur selama lima jam. Pada spektrum lain, Albert Einstein memerlukan tidur sepuluh jam agar dirinya dapat beraktivitas dengan baik. Ada yang merasa tidur malam tidak cukup, seperti yang dialami Ronald Reagen. Lain lagi dengan Leonardo Da Vinci yang menghabiskan hampir 12 jam untuk tidurnya dengan alasan penemuan sebuah ide. Dari perbedaan kuantitas waktu tidur dari beberapa tokoh ini, kita dapat menarik satu kesimpulan bahwa hal yang terpenting dalam tidur itu adalah adalah kualitasnya kualitasnya bukan kuantitasnya. kuantitasnya. Tidur yang berkualitas adalah sangat penting bagi kita karena akan menjadikan kondisi fisik dan psikologis seseorang terasa segar dan nyaman ketika mereka terbangun. Tidur yang berkualitas akan menjadikan kewaspadaan, energi, suasana hati, berat badan, persepsi, daya ingat, daya pikir, kecekatan reaksi, produktivitas, kinerja, ketrampilan komunikasi, kreativitas, keselamatan, dan kesehatan prima seseorang meningkat (Maas, 2002). Al-Qur’an menggambarkannya sebagai penentraman (QS al-Anfaal, 8:11).Tidur memulihkan, meremajakan dan memberi energi tubuh dan otak. Sepertiga (8 jam) atau seperempat (6 jam) hidup manusia, yang seharusnya dilewati dengan tidur, berpengaruh besar terhadap dua pertiga lainnya, dalam hal kewaspadaan, energi, suasana hati, berat badan, persepsi, daya ingat, daya pikir, kecekatan reaksi, produktivitas, kinerja, ketrampilan ketrampilan komunikasi, kreativitas, keselamatan, keselamatan, dan kesehatan kesehatan prima.
15
Bagaimana tidur bisa menghasilkan efek-efek sebagaimana di atas? Secara garis besar, bila seseorang tidur secara nyenyak dan dengan waktu yang cukup, maka ada dua proses fisiologis yang terjadi. 1) proses pemulihan dan pertumbuhan. Yang pasti, pada saat tidur pasokan darah ke otak meningkat. Meningkatnya pasokan darah ini berkaitan dengan posisi tubuh seseorang. Saat tidur, tubuh seseorang dalam posisi horisontal. Dalam kondisi demikian peredaran darah akan berlangsung lebih lancar. Pasokan darah yang lancar berakibat pada pemulihan dalam tubuh berlangsung lebih lancar. Di samping itu, pada saat tidur sekresi hormon pertumbuhan oleh kelenjar pituitari (kelenjar yang mengatur pertumbuhan, metabolisme, pematangan) mencapai puncak saat tidur delta (tidur delta adalah tahapan tidur paling terlelap atau nyenyak). Hormon pertumbuhan merangsang pertumbuhan dan perkembangan serta memperbaiki jaringan tubuh. Terutama bagi anak dan remaja, tidur nyenyak yang tidak terganggu sangat penting untuk membantu pertumbuhan dan pematangan mereka. 2) Meningkatkan kekebalan terhadap infeksi. Pada waktu seseorang tidur dengan nyenyak, senyawa protein-karbohidrat pengatur sistem kekebalan meningkat. Hal ini memiliki peran besar dalam d alam meningkatkan meningkatkan kekebalan terhadap infeksi. Dikatakan oleh Michael Irwin (Maas, 2002), bahwa kekurangan tidur, meskipun sedikit, menurunkan respons kekebalan tubuh. Fakta juga menunjukkan bahwa kematian sel tumor meningkat pada saat orang tidur. Sebaliknya, jika kekurangan tidur, ketahanan terhadap infeksi menurun drastic. Orang yang sakit membutuhkan istirahat yang cukup untuk meningkatkan kekebalan. Orang yang sehat butuh tidur yang cukup dan nyenyak akan kekebalannya optimum. Dalam keadaan daya ingat, daya pikir, persepsi, dan kesehatan yang prima, mahasiswa siap berkonsentrasi saat mengikuti proses belajar mengajar. Konsentrasi memegang peranan penting bagi seorang mahasiswa untuk merekam dan mengingat dan selanjutnya mengembangkan pelajaran yang diperoleh di perguruan tinggi. Kemampuan merekam, mengingat dan mengembangkan materi pelajaran akan memungkinkan mahasiswa memperoleh prestasi yang optimal. Sebaliknya, dengan tidur yang berkualitas jelek, yang terutama ditandai oleh tidak nyamannya fisik dan psikologis saat tidur, akan menghasilkan daya ingat, daya pikir, 16
persepsi yang menurun. Selain itu kualitas tidur yang kurang baik juga merugikan bagi semangat, kognisi, kinerja, produktivitas, keterampilan komunikasi, tingkat kecelakaan, dan kesehatan secara umum, termasuk sistem gastrointestinal, fungsi kardiovaskuler, dan sistem kekebalan kita. Di tambah lagi suasana hati akan berubah, mudah marah, kehilangan rasa humor, dan depresi, stres, kurang tertarik berinteraksi dengan orang lain. Secara fisik, kekebalan tubuh dan infeksi virus akan mengalami penurunan. Bahkan tak jarang, banyak mahasiswa yang tertidur dalam proses belajar mengajar, dan kebayakan dari mereka menyatakan hal itu bukan karena mereka kekurangan waktu tidur, melainkan kualitas tidur merekalah yang belum baik. Dalam kondisi demikian, konsentrasi belajar biasanya tidak optimal. Dengan daya ingat, daya pikir, dan persepsi yang jelek, maka individu akan gagal dalam melakukan perekaman perekaman atas pengetahuan yang semestinya diserapnya dengan baik. Menurut H.Fuad Nashori, berdasarkan mereka yang datang untuk berkonseling kepadanya. Ia menguraikan bahwa, mereka yang kualitas tidurnya jelek, seperti tidur sangat larut (sesudah pukul 24), kesulitan untuk un tuk tidur atau sering bangun tidur, mengaku memiliki prestasi belajar yang rendah. Sebaliknya, ketika ditanyakan pada mahasiswa yang berprestasi tinggi dan kebiasaan hidup mereka, maka diketahui bahwa mahasiswa yang memiliki prestasi yang baik mampu menjalani tidur secara baik, seperti tidur di awal waktu dan bangun lebih awal, waktu tidur cukup. Tidur yang dialami seseorang melalui beberapa tahapan. Dua tahapan yang dianggap paling penting adalah tahapan tidur delta dan tahap tidur REM ( rapid eye movement movement ). ). Syaraf-syaraf simpatik bekerja selama tidur REM. Dalam tidur REM diperkirakan terjadi proses penyimpanan secara mental yang digunakan sebagai pelajaran, adaptasi psikologis dan memori (Hayter, 1980:458). Fase tidur REM (fase tidur nyenyak) ini berlangsung selama ± 20 menit. Dalam tidur malam yang berlangsung selama 6 – 8 jam, kedua pola tidur tersebut (REM dan NREM) terjadi secara bergantian sebanyak 4 – 6 siklus. Pada saat tidur t idur REM ada dua kejadian kej adian yang menarik. Pertama, terjadi penyimpanan dan retensi daya ingat. Pada saat tidur REM, terjadi
pengaktifan neuron yang intensif yang menyebar ke atas dari batang otak. Ini dianggap
17
sebagai penyebab meningkatnya penyimpanan dan retensi ingatan serta pengingatan kembali, serta pengategorisasian informasi. Kedua , organisasi dan reorganisasi ingatan. Berbagai informasi yang ada
informasi yang telah ditancapkan dalam ingatan ditata sebagaimana penataan folder dalam komputer. Dalam keadaan tidur, otak mengganti, memodifikasi, dan meningkatkan ingatan sesuai dengan keperluan. keperluan. Di samping itu, pengaruh kualitas tidur atas prestasi belajar juga dipengaruhi oleh mimpi yang berkualitas, yang ditandai oleh adanya mimpi yang positif serta kemampuan menjaga jarak dan mengambil hikmah dengan mimpi buruk, menjadikan seseorang dapat menyongsong kehidupan terjaga secara optimal. Dalam kondisi psikologis yang bersifat positif ini seorang mahasiswa akan dapat mengerahkan konsentrasinya untuk belajar. Dari sanalah akhirnya prestasi yang optimal dapat dicapai. Berkaitan dengan kualitas mimpi, maka salah satu tanda mimpi seseorang berkualitas adalah diperolehnya mimpi yang memiliki unsur pengetahuan masa depan. Mimpi yang demikian biasa disebut mimpi nubuwat (Fuad Nashori, 2002). Dengan mimpi nubuwat itulah dalam diri seseorang terbentang pengetahuan. Mimpi yang berkualitas dicapai oleh Hidayat Nur Wakhid. Pada waktu beliau nyantri di Pondok Pesantren Moderen GONTOR beliau sering memimpikan soal-soal yang akan diujikan guru/ustadz-nya. Mimpi yang sejenis dialami oleh Abud (bukan nama yang sebenarnya). Siswa sebuah SMU di Balikpapan ini menjelang ujian akhir SMU memimpikan memimpikan berbagai soal. Dalam mimpi soal-soal muncul secara terang benderang. Dalam kehidupan nyata apa yang mereka mimpikan ini benar-benar mereka saksikan dalam ujian yang nyata (bukan mimpi). Dengan demikian, mudahlah soal-soal itu dikerjakannya.
18
BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan Kualitas tidur yang baik akan sangat berpengaruh pada prestasi belajar kita.
Apabila kualitas tidur yang didapat seseorang itu baik maka itu akan berdampak baik pada prestasi belajarnya. Sebaliknya apabila kualitas tidur seseorang itu buruk maka itu akan berdampak buruk pula pada prestasi belajar kita. Hal itu dikarenakan pada saat kita mendapat kualitas tidur yang baik maka hal itu akan menjadikan keadaan daya ingat, daya pikir, persepsi, dan kesehatan yang prima. Dengan begitu kita menjadi siap untuk berkonsentrasi, dimana konsentrasi merupakan hal penting yang dibutuhkan dalam menerima suatu informasi. Dalam arti lain hal itu bisa berdampak pada prestasi belajar yang baik. Sebaliknya, konsentrasi belajar biasanya tidak optimal. Dengan daya ingat, daya pikir, dan persepsi yang jelek, maka individu akan gagal dalam melakukan perekaman perekaman atas pengetahuan yang semestinya diserapnya dengan baik. 4.2
Saran Kualitas tidur yang baik dan berkualitas ditandai dengan kondisi seseorang yang
terbangun dalam keadaan prima dan bersemangat. Dimana kualitas tidur ini sebenarnya sangat berpengaruh pada prestasi belajar seseorang. Setelah mengetahui betapa pentingnya kualitas tidur dalam pengaruhnya terhadap prestasi belajar tentunya saatnya bagi kita mulai dari sekarang untuk mengubah cara tidur kita agar lebih berkualitas lagi. Tentunya tidur yang tidak berlandaskan pada kuantitas ataupun jumlah waktu tidurnya melainkan terfokus pada peningkatan kualitas tidurnya. Dengan demikian prestasi belajar kita pun bisa b isa mendapat pengaruh pengaruh positif dari hal ini.
19
DAFTAR PUSTAKA Aria, Bagus. Menggapai prestasi puncak dengan tidur yang baik . Di akses pada http://www.krakatau-it.co.id/online Erfandi. 2008.Konsep Dasar Istirahat dan Tidur. http://puskesmas-oke.blogspot.com/ Hakim, Lukman. Jam Tidur dan Kualitasnya. Di akses pada http://multiply.com/ http://multiply.com/ Nashori, Fuad. 2009. Mencapai Puncak Prestasi dengan Meningkatkan Kualitas Tidur dan Mimpi: Perspektif Psikologi Islami. Artikel Psikologi Islami. Di akses pada www.pikirdong.org Wade, Carole. 2007. Psikologi. Jakarta : Erlangga Yunita,
Diana
Sari.
Tidur
itu
Harus
Mimpi.
Di
akses
pada
http://kesehatan.kompas.com/ Penyebab Mimpi Buruk . Di akses pada http://ruparuparumpi.wordpress.com/ Tidur Ala Rasulullah SAW . Di akses pada dody006.multiply.com dody006.multiply.com Tidur Ala Rasulullah SAW . Jangan Tengkurap ! di akses pada nuansapena.blogspot.com Tidurnya Nabi Muhammad SAW . Di akses pada http://www.spiritualsharing http://www.spiritualsharing.net/read .net/read