KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PERSPEKTIF KEPERAWATAN” ini dengan baik mesikipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Jakarta, September 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................
i
DAFTAR ISI....................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................
1
1.1
Latar Belakang .................................................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ...........................................................................................
1
1.3
Tujuan Pembahasan .........................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................
2
2.1
Perspektif Keperawatan Anak .........................................................................
2
A. Pengertian Keperawatan Anak ....................................................................
2
B. Prinsip/Cara Keperawatan Anak .................................................................
3
C. Peran perawat .............................................................................................
3
Perspektif Keperawatan Maternitas..................................................................
3
A. Pengertian ...................................................................................................
3
B. Peran Perawat .............................................................................................
4
C. Pendekatan Pelayanan Keperawatan ...........................................................
4
D. Tujuan .........................................................................................................
4
Perspektif Keperawatan Jiwa ..........................................................................
4
A. Perspektif Kesehatan Jiwa ...........................................................................
5
B. Kriteria Sehat Jiwa Menurut Yahoda ..........................................................
5
C. Rentang Sehat Jiwa .....................................................................................
5
D. Pengertian Keperawatan Jiwa .....................................................................
5
Perspektif Keperawatan Komunitas .................................................................
5
A. Pengertian ....................................................................................................
5
2.5
Perspektif Keperawatan Medikal Bedah .........................................................
6
2.6
Perspektif Keperawatan Gerontik ....................................................................
6
BAB III PENUTUP .........................................................................................................
8
2.2
2.3
2.4
3.1
Kesimpulan.......................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
9
ii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang Perspektif keperawatan dibagi menjadi 6 yaitu keperawatan anak, jiwa, keperawatan maternitas, keperawatan komunitas, keperawatan medikal bedah keperawatan gerontik. Disetiap bagian memiliki pengertian. Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan pembahasan lebih lanjut mengenai “perspektif keperawatan “.
3.2 Rumusan Masalah Adapun masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini, antara lain : 1. Apa yang dimaksud dengan prespektif keperawatann ? 2. Apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan anak? 3. Apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan maternitas? 4. Apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan jiwa? 5. Apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan komunitas? 6. Apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan medical bedah? 7. Apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan gerontik?
3.3 Tujuan Pembahasan Adapun tujuan yang akan kami bahas dalam makalah ini, antara lain : 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan 2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan anak 3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan maternitas 4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan jiwa 5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan komuitas 6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan medical bedah 7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan gerontik
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perspektif Keperawatan Perspektif dapat diartikan sebagai cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Jadi perspekif merupakan penilaian seseorang mengenai suatu fenomena yang terjadi. Keperawatan adalah: upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan professional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat professional secara mandiri atau melalui upaya kolaborasi. Tujuan Keperawatan 1)
Memberi bantuan kepada klien (seperti memberikan informasi dan pencapaian haknya sebagai klien)
2)
Memenuhi dasar kebutuhan klien (makanan, minuman dan obat-obatan)
3)
Memberi kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan ilmunya (walaupun sudah jadi perawat tetap menggali ilmu pengetahuan agar tidak ketinggalan zaman)
4)
Memelihara hubungan kerja antar parawat (keperawatan membantu perawat untuk hidup seperti keluarga, tanpa adanya iri diantara perawat, perawat dengan perawat bisa saja saling bertukar pikiran dan saling memberi masukan sehingga terciptalah keperawatan yang seperti diharapkan). Perspektif keperawatan dibagi menjadi 6 yaitu keperawatan anak, jiwa, keperawatan
maternitas, keperawatan komunitas, keperawatan medikal bedah keperawatan gerontik.
A. Pengertian Keperawatan Anak Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berfikir bagi seorang perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya. Isi bahasan keperawatan anak mencakup keperawatan anak dan peran anak, falsafah keperawatan dan peran perawat anak.
2
B. Prinsip/Cara Keperawatan Anak 1. Cegah atau turunkan dampak perpisahan antara orang tua dan dengan menggunakan pendekatan family centred 2. Tingkatkan kemampuan orangtua dalam mengontrol perwatan anaknya, pendidikan kesehatan merupakan strategi yang tepat untuk menyiapkan orangtua sehingga terlihat aktif dalam perawatnya anak 3. Cegah cedera baik fisik maupun psikologis, rasa nyeri akibat tindakan perlukan (misalnya suntikan) tidak akan bisa dihilangkan, tetapi tidak dapat dkurangi dengan menggunakan teknik distraksi dan relaksasi 4. Modifikasi lingkungan fisik rumah sakit, dengan mendesainnya seperti di rumah, yaitu penataan dan dekorasi C. Peran perawat Beberapa peran penting seorang perawat anak yaitu sebagai pembela (advokasi), pendidik,konselor,kordinator,pembuat keputusan etik, perencanaan kesehatan,Pembina hubungan terapeutik, evaluator dan peneliti
2.2 Perspektif Keperawatan Maternitas A. Pengertian Keperawatan Maternitas Keperawatan maternitas merupakan persiapan persalinan serta kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga, dan bayi baru lahir. (May & mahlmeister, 1990) Keperawatan maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990) Keperawatan maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai dari konsepsi sampai dengan enam minggu setelah melahirkan. (Shane,et.al., 1990) Keperawatan maternitas merupakan pelayanan professional berkualitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi\kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan (Reed, 1997) 3
B. Peran Perawat Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reed 1997 1. Pelaksana 2. Pendidik 3. Konselor 4. Rol model bagi para ibu 5. Rol Model bagi teman sejawa 6. Rumusan masalah 7. Ahli keperawatan
C. Pendekatan Pelayanan Keperawatan Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas yaitu 1. Holistik 2. Penghargaan terhadap pasien 3. Peningkatan kemampuan pasien kemandirian 4. Pemanfaatan dan peningkatan sumber daya yang di perlukan 5. Proses keperawatan D. Tujuan Tujuan keperawatan maternitas adalah 1. Membantu wanita usia subur dan keluarga dalam masalah produksi kehamilan 2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan persalinan dan nifas adalah normal 3. Memberi dukungan agar ibu memandang kehamilan persalinan dan nifas pengalaman positif dan menyenangkan
2.3 Perspektif Keperawatan Jiwa A. Pengertian Keperawatan Jiwa Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang merupakan perpaduan dan integrase dari area teori-teori yang berbeda; ilmu-ilmu sosial, seperti psikologi dan sosiologi, ilmi-ilmu dasar seperti anatomi,fisiologi, mikrobiologi, dan biokimia serta ilmu media tentang diagnose dan pengobatan terhadap penyakit 4
B. Perspektif Kesehatan Jiwa a. Sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan likungan (stuart & larasia, principal, tektbook of basicnursung, 1999;58) b. Fisik ,intlektual, emosional secara optimal dari seorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain (UU kesehatan jiwa No, 3 Tahun 1996)
C. Kriteria Sehat Jiwa Menurut Yahoda 1. Sikap positif terhadap diri sendiri 2. Tumpah kembang api dan aktualisasi diri 3. Integrasi 4. Otonomi 5. Persefsi realitas 6. Environmental mastery
D. Rentang Sehat Jiwa 1. Sikap positif terhadap diri sendiri 2. Rentang dimulai dari sehat optimal mati 3. Ada tahap-tahap 4. Adanya variasi tiap individu 5. Menggambarkan kemampuan adaptasi 6. Berfungsi secara efektif sehat
2.4 Perspektif Keperawatan Komunitas A. Pengertian Keperawatan Komunitas Menurut Anderson & farlane (2007), menjelaskan bahwa perawat komunitas idealnya sebagai seorang advokat individu dan kesehatan keluarga serta terampil dalam membangun hubungan saling percaya, perawatan memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan pelayanan lokal. Karena pengalaman sebagai advokat kesehatan individu 5
dan keluarga, perawat, dalam suatu model advokasi komunitas, dapat menerjemahkan pengetahuan khusus mereka tentang pelayanan keluarga dalam konteks yang lebih besar dari kemitraan komunitas. Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari: 1. Manusia Manusia sebagai klien berarti sekumpulan individu atau klien yang memiliki nilai, keyakinan, minat, dan interaksi satu sama lainnya untuk mencapai tujuan. 2. Kesehatan Adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien atau komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor. 3. Lingkungan Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat biologis, psikologis, social, kultural, dan spiritual. 4. Keperawatan Intervensi bertujuan untuk menekankan stressor atau meningkat kemampuan klien melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan tertier.
2.5 Perspektif Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan medikal bedah membahas tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi pada usia dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik dengan atau tanpa tindakan operatif yang meliputi gangguan fungsi tubuh pada system kardiovaskular, pengindraan (mata, THT), pencernaan dan urologi oleh karena berbagai penyebab patologis seperti infeksi atau peradangan, kongenital, neoplasma trauma, dan degeneratif.
2.6 Perspektif Keperawatan Gerontik Adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara umum dengan menggunakan ilmu dan seni untuk memberikan kesejahteraan manusia dalam proses penuaan dan lanjut usia baik bio, psiko, social, kultural, dan spiritual secara komprehensif.
6
Menurut Nugroho (2000) lansia dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe yang tergantung kepada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, mental, social dan ekonominya. Dalam pembagian ini dibedakan menjadi empat tipe : 1. Tipe optimis, santai dan riang 2. Tipe militant dan serius 3. Tipe marah-perustasi 4. Tipe putus asa, benci pada diri sendiri dan ingin mati saja
7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 1. Persfektif keperawatan anak merupakan landasan berfikir bagi seorang perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya. 2. Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya 3. Keperawatan mental adalah proses interpersonal dalam meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada fungsi integrasi 4. Keperawatan komunitas merupakan suatu kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarkat yang ditujukan pada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat (Freedman, 1981). 5. Perspektif keperawatan medical bedah membahas tentang masalah kesehatan yan lazim terjadi pada usia dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik dengan atau tanpa tindakan operatif yang meliputi gangguan fungsi tubuh .
8
DAFTAR PUSTAKA
Dr.dr Rasjidi iman,SpOG (k).2010. Perawatan Paliatif suportif&bebas nyeri pada kanker jakarta : Cv.Agung Seto
Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis: Mosby.
Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders Company.
Handout Ns. Ulty Desmarnita, SKp., MKep., Sp.Mat. 2010.
http://keperawatan-keperawatan.blogspot.com/2008/02/konsep-dasar-keperawatanmaternitas.html
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC
9
Lampiran
Analisa Jurnal 1 1. Judul Jurnal
: Hubungan Antara Dukungan
Keluarga
Dengan
Tingkat
Kecemasan Penderita Kanker Serviks Paliatif Di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta 2. Kata Kunci
: Dukungan keluarga, tingkat kecemasan, kanker serviks.
3. Penulis Jurnal
: Dwi Susilawati Departemen Keperawatan Maternitas Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
4. Latar Belakang Masalah
: Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker adalah sekelompok penyakit yang dicirikan dengan pertumbuhan dan penyebaran sel tidak terkontrol dan sel yang abnormal. Salah satu jenis penyakit kanker adalah kanker serviks. . Angka harapan kesembuhan penderita kanker serviks stadium III dan IV sangat kecil, karenaberakibat serius pada kehidupan, penderita sering mengalami penderitaan fisik, psikososial dan berbagai masalah lain bahkan kematian penderitanya. Pengobatan mungkin terus dilakukan tetapi bukan untuk mengobati penyakitnya
melainkan
menghilangkan
hanya
untuk mengurangi
atau
gejalanya. Makin lanjut stadiumnya akan
memberikan penderitaan yang makin berat. Penderitaan itu tidak saja dirasakan oleh penderita sendiri, tetapi juga keluarganya. Masalah fisik yang terjadi pada penderita kanker serviks adalah adanya nyeri, perubahan warna kulit dan konstipasi. Apabila
10
kanker
serviks
sudah mengalami progresivitas atau stadium
lanjut, maka gejala-gejala yang timbul antara lain perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, perdarahan spontan yang terjadi di antara periode menstruasi rutin, timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau, nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil, nyeri ketika berhubungan seksual (Allan et al. 2006; Schiffman et al.2007). Selain permasalahan fisik, penderita kanker serviks sering mengalami masalah psikologi karena diagnosa kanker serviks merupakan salah satu peristiwa paling menakutkan yang menyebabkan kecemasan baik bagi penderita maupun keluarga. Masalah sosial yang sering muncul pada penderita kanker serviks adalah isolasi sosial, gangguan peran, adanya ketergantungan, kehilangan kontrol dan kehilanganproduktifitas 5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita kanker serviks
6. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi atau penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok subyek. Variabel tersebut adalah dukungan keluarga sebagai variabel independent dan kecemasan pada penderita kanker serviks paliatif sebagai variabel dependent. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu, suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada
saat
bersamaan.Penelitian
menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi. 7. Tempat Penelitian
: RSUP DR Sardjito Yogyakarta
8. Sampel
: Besar sampel dalam penelitian ini adalah seluruh penderita yang di Poliklinik Penyakit Kandungan dan penderita yang menjalani 11
rawat inap di Ruang Anggrek RSUP DR Sardjito selama bulan Desember sejumlah 30 responden. 9. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini untuk variabel dukungan keluarga mayoritas dukungannya baik dan variabel tingkat kecemasan sedang sebanyak responden (50%) dengan koefisien korelasi -1,000 dan tingkat kemaknaan p0,001.Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan diuji statistic dengan menggunakan Gamma didapatkan hasil nilai p value 0,001 (<0,05) maka uji keputusan ini Ho ditolak dan Ha diterima, maknanya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita kanker serviks paliatif. Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa teori yang berpendapat bahwa penderita kanker serviks membutuhkan dukungan keluarga karena dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental anggota keluarganya yang menderita kanker serviks. Menurut Barnes et al , terdapat hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya dimana peran keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga, mulai dari strategi-strategi hingga fase rehabilitasi.
10. Kesimpulan
: Kanker serviks adalah kanker yang menyerang Uterus yaitu bagian Uterus atau leher Rahim. Merupakan penyakit keganasan yang paling banyak ditemukan pada perempuan. Angka harapan kesembuhan penderita kanker serviks stadium paliatif adalah kecil, penderita sering mengalami penderitaan fisik dan psikosoial sehingga menimbulkan kecemasan. Penderita kanker serviks membutuhkan dukungan keluarga berupa dukungan emosional, penghargaan, materi, dan informasi. Pada hasil penelitian ini menunjukan dukungan keluarga penderita kanker serviks paliatif mayoritas baik, dari 33 responden (76,6%) dan hasil tingkat kecemasan terdiri dari 15 responden (50%) mengalami tingkat
12
kecemasan sedang. Adanya hubungan dengan tingkat kecemasan penderita kanker serviks paliatif.
13
Analisa Jurnal 2 11. Judul Jurnal
: Kepuasan Pasien Diabetes Melitus Terhadap Perawatan Paliatif: Tingkat Terendah Pada Dimensi Tampilan Fisik
12. Kata Kunci
: Diabetes, kepuasan pasien, perawatan paliatif
13. Penulis Jurnal
: Iin Nur Indah Sari dan Tuti Nuraini, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
14. Latar Belakang Masalah
: Diabetes merupakan salah satu penyakit progresif yang memerlukan penanganan lama dan biaya yang besar. Pasien dengan penyakit progresif tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas, tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang memengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Kebutuhan pasien yang memiliki penyakit pada stadium lanjut tidak hanya pada pemenuhan atau pengobatan gejala fisik, tetapi juga membutuhkan dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual yang dikenal sebagai perawatan paliatif (Doyle & Mac Donald, 2003). Hal ini sejalan dengan Keputusan Kemenkes RI (2007) yang menjelaskan bahwa penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit pencernaan, diabetes, dan PTM lainnya tidak hanya membutuhkan perawatan kuratif dan rehabilitatif tetapi juga membutuhkan perawatan paliatif dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien. Beberapa kendala dapat menghambat pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Keterbatasan fasilitas pada instansi yang menyediakan pelayanan perawatan paliatif tentu saja menjadi salah satu kendala untuk masyarakat dalam mendapatkan perawatan paliatif secara optimal dan akan memengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang didapatkan. Hasil studi pendahuluan dalam penelitian Meier (2011) menunjukkan bahwa 14
pasien di salah satu hospice di Amerika Serikat menerima perawat berkualitas rendah yang ditandai dengan tidak terpenuhinya kebutuhan psikososial, perawatan pribadi, penanganan gejala, dan biaya yang besar, sehingga pasien beserta keluarga merasa tidak puas. Hasil studi Elfira (2012) menunjukkan bahwa pasien dan keluarga kurang puas dengan nilai rerata 2,98 terhadap pelayanan perawatan paliatif yang diberikan di Puskesmas Balongsari Surabaya. Ketidaksesuaian antara harapan masyarakat terhadap perawatan paliatif dengan ketersediaan pelayanan kesehatan dapat memengaruhi tingkat kepuasan. Di sisi lain, keterlibatan konsumen diakui sebagai peran yang diperlukan untuk mengukur dimensi kualitas suatu pelayanan yang nantinya akan menjadi tolok ukur pengembangan institusi penyedia perawatan paliatif. Oleh karena itu, penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kepuasan pasien DM yang mendapatkan perawatan paliatif perlu dilakukan. 15. Tujuan Penelitian
: Penelitian ini dilakukan untuk menilai kepuasan pasien diabetes yang mendapatkan perawatan paliatif
16. Metodelogi Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan melibatkan 43 pasien DM di Balai Asuhan Keperawatan atau Rumah Perawatan di wilayah Jabodetabek. Responden ini dipilih melalui teknik consecutive sampling mengingat keterbatasan jumlah kunjungan pasien DM di tiap Balai. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari Home Care Client Satisfaction Instrument-Revised (HCCSI-R), Client Satisfaction Inventory (CSI), dan Longform Patient Satisfaction Questionnaire (PSQIII). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari lima bagian yang disusun berdasarkan dimensi kepuasan yaitu dimensi tangibleness (tampilan fisik), dimensi reliability (keandalan), dimensi responsiveness (daya tanggap), dimensi empathy (empati) dan dimensi assurance (jaminan) dengan total 35 butir pernyataan 15
yang dapat diisi oleh pasien DM yang mendapatkan perawatan paliatif. Tiap butir dinilai menggunakan skala Likert dari “sangat puas” sampai “sangat tidak puas”. Validitas instrumen dari seluruh 34 pernyataan memiliki r> 0,396. ini menunjukkan bahwa 34 pernyataan
dinyatakan
valid.
Uji
reliabilitas
instrumen
menghasilkan nilai Cronbach alpha> 0,964 yang menunjukkan bahwa instrumen dalam penelitian ini bersifat reliabel. 17. Tempat Penelitian
: Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih, Jakarta Timur, DKI Jakarta- Indonesia
18. Sampel
: Sampel pasien diabetes di balai asuhan keperawatan di Jabodetabek sebanyak 43 responden
19. Hasil Penelitian
: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,1% responden merasa puas pada dimensi tangibleness (tampilan fisik), 67,4% responden merasa puas pada dimensi reliability (keandalan), 60,5% responden merasa puas pada dimensi responsiveness (daya tanggap), 67,4% responden merasa puas pada dimensi empathy (empati), dan 62,8% responden merasa puas pada dimensi assurance (jaminan). Hasil penelitian ini tidak menemukan adanya perbedaan antara karakteristik individu dengan tingkat kepuasan.
20. Kesimpulan
: Diabetes merupakan penyakit progresif yang tidak hanya membutuhkan perawatan kuratif, rehabilitatif, tetapi juga perawatan paliatif. Salah satu indikator penting tercapainya perawatan paliatif yang efektif adalah kepuasan pasien. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tingkat kepuasan masyarakat terhadap perawatan paliatif yang didapatkan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara umum semua pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. 60,5% responden merasa puas pada semua dimensi pelayanan yang diberikan yakni dimensi tampilan fisik, keandalan, daya tanggap, empati dan jaminan. Dalam dimensi tersebut ada yang dapat nilai terendah yaitu dimensi tampilan fisik 2,3%. 16
Kesimpulan Maka kesipulan dari kedua jurnal tersebut adalah , dukungan paliatif bertujuan memperbaiki kualitas hidup antara pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengamcam jiwa. Seperti jurnal 1 hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita kanker serviks paliatif, dukungan keluarga berupa dukungan emosional, penghargaan, materi dan informasi. Dan jurnal ke-2 kepuasan pasien Diabetes Militus terhadap perawatan paliatif, perawatan paliatif ini berupa dukungan terhadap penderita , memberikan rasa nyaman agar pasien lebih menerima keadaan yang diderita. Maka dari itu sebagai perawat harus senantiasa meningkatkan pelayanan dengan memperlihatkan pelayanan dengan memperhatikan bio-psiko-sosio-dan spiritual melalui pendidikan kesehatan dan konseling kepada penderita maupun keluarga.
17