BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan, terutam a karena memiliki luas perairan mencapai 5,8 juta km2 atau sama dengan 2/3 dari luaswilayah Indonesia1. erdasarkan luas perairan yang meliputi 2/3 bagian dari total luas wilayahnya, Indonesia memiliki potensi hasil perikanan yang melimpah baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. !engan demikian, Indonesia dapat menjadi salah satu negara yang dapat merajai bisnis perikanan dunia. "danya keunggulan tersebut membuat Indonesia memiliki peluang yang besar untuk terus melakukan ekspansi perdagangan produkhasil perikanan di pasar dunia. #enurut $uryawati %2&&'(, produksi perikanan Indonesia telah mengalami kenaikan yang cukup pesat. )ertumbuhan produksi tersebut mencapai *,8' persen/tahun pada periode 1+''1+88, 8,25 persen/tahun pada periode 1+881++5, 3,'2 persen/tahun pada periode 1++51++8, dan -,35 persen/tahun pada periode 1++82&&3. )ada semua periode, pertumbuhan tinggi yang terjadi di sebagian besar produksi merupakan hasil kontribusi perikanan tangkap laut yang berperan sangat dominan pada perikanan Indonesia. $eiring dengan perkembangan kemajuan ilmu dan tekonologi khususnya di bidang pangan, udang semakin akrab dengan para konsumen di negara maju sebagai bahan pangan yang bergii. al ini membuat harga udang di pasar internasional sangat beragam. 0eragaman harga ini bukan saja berkaitan dengan ukuran, warna, tekstur, cita rasa, dan bentuk penyajian produknya, tetapi juga berkaitan dengan preerensi konsumen dan negara asal udang tersebut. dang putih (white shrimps) yang berasal dari laut tropika di pasaran "merika $erikat dan ropa memiliki harga yang lebih baik jika dibandingkan dengan udang warna lain diperairan yang sama. Kuruma shrimps (Panaeus japonicus) memiliki harga yang istimewa di pasar 4epang. !i pasaran ropa, tiger shrimps memiliki harga yang tinggi karena ukuran, tekstur daging, dan cita rasanya banyak digemari oleh para konsumen di pasar yang bersangkutan %#urty, 1++1(.
1
leh karena itu, menjadi hal yang sangat penting untuk melihat besarnya peluang pasar yang dapat dipenuhi oleh Indonesia. "merika $erikat, 4epang, dan ni ropa merupakan pasar utama ekspor udang Indonesia. 0etiga negara tujuan ekspor ini memiliki pola konsumsi yang berbeda akan udang, sehingga kebutuhanimpor tiga negara ini pun berbeda. )emenuhan kebutuhan impor udang di ni ropa memiliki ratarata pertumbuhan sebesar 11 persen, namun kontribusi Indonesia terhadap kebutuhan udang di ni ropa masih sangat kecil dibandingkan 4epang dan "merika $erikat. )emenuhan kebutuhan di ni ropa dari udang asal Indonesia cenderung berada dibawah 3&.&&& ton, sehingga untuk mengatasi hal ini pada tahun 2&12 ditargetkan ekspor udang menjadi 3&&.&&& ton3 untuk memenuhi kebutuhan dunia akan udang, khususnya di ni ropa.
1.2. Perumusan Masalah
1( "pa saja kebijakan perdagangan yang dikeluarkan oleh ni ropa yang menjadi hambatan bagi ekspor komoditas udang Indonesia6 2( agaimana kasuskasus yang pernah terjadi terkait kebijakan yang ditetapkan ni ropa kepada Indonesia dalam ekspor udang6 3( "pa saja yang telah dilakukan pemerintah sebagai respon untuk penanganan kebijakan yang menjadi hambatan bagi kinerja ekspor udang Indonesia6
1.3. Tujuan
7ujuan berdasarkan rumusan masalah diatas yaitu 1( ntuk mengetahui kebijakan perdagangan di ni ropa yang menghambat kinerja ekspor udang Indonesia. 2( ntuk mengetahui sebab kasuskasus yang pernah terjadi terkait kebijakan yang diterapkan ni ropa kepada Indonesia mengenai ekspor udang 3( ntuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam penanganan kebijakan yang ditetapkan ni ropa untuk meningkatkan kinerja ekspor udang Indonesia.
2
BAB II TINJAUAN PUTA!A
3
2.1. !"m"#$tas U#ang #$ Pasaran Internas$"nal
0omoditas udang dalam dunia perdagangan biasa disebut dengan istilah
shrimp. $pesies udang sendiri di seluruh dunia tercatat tidak kurang dari 2'&& buah. $ecara geograis udang bisa dikelompokkan menjadi empat golongan, yakni udang tropis, udang china, udang atlantik utara, udang laut utara. 4enis yang dihasilkan Indonesia tergolon g udang tropis. dang tropis menguasai pasar hingga '& persen dari angka konsumsi udang, sedangkan golongan lainnya hanya 3& persen saja. 4enis udang yang dipasarkan oleh Indonesia adalah jenis udang tropis %9aaruddin, 1++3(. entuk produk udang yang dijajakan di pasaran internasional cukup beragam dari satu pangsa pasar ke pangsa pasar lainnya.0eragaman bentuk produk ini menandakan bahwa setiap negara konsumen memiliki preerensi yang berbedabeda dalam mengonsumsi udang. erikut ini adalah berbagai :ariasi produk udang yang diperdagangkan di pasar dunia %#urty, 1++1( 1( dang hidup 4enis udang hidup yang banyak diperdagangkan ini merupakan spesies
Panaeus japonicus.dang jenis ini banyak dikonsumsi dan diproduksi secara domestik di 4epang.#ayoritas konsumen di 4epang lebih sering mengonsumsi dalam keadaan mentah setelah dicampur dengan sake dan dikuliti. dang jenis ini harganya cenderung lebih mahal karena membutuhkan teknik penanganan khusus agar udang tetap segar dan cita rasanya tidak berkurang. 2( dang segar dang dalam bentuk ini terbatas pada daerahdaerah yang dekat dengan pelabuhan perikanan. mumnya udang segar seperti ini sudah mengalami perlakuan pendinginan di kapal setelah proses penangkapannya. )erlakuan tersebut dimaksudkan untuk menghindari kemunduran mutu dan mencegah atau memperlambat proses pembusukan. 3( dang beku dang beku menempati pangsa pasar terbesar dalam perdagangan udang dunia.ampir seluruh udang yang diekspor dan diperdagangkan di pasar dunia adalah udang beku. dang beku dibedakan menjadi tiga jenis, yakni udang
4
mentah beku % raw frozen (, udang matang beku % cooked frozen (, dan udang setengah matang yang dibekukan % semi-cooked frozen(. -( dang kering dang mengalami proses pengeringan secara tradisional terlebih dahulu sebelum dipasarkan. )ada umumnya proses pengeringan ini dilakukan oleh para nelayan di negaranegara berkembang. ongkong merupakan negara importir terbesar udang kering. !i ongkong, udang kering ini diolah lebih lanjut sebagai bahan baku industri pangan.
!ikemukakan oleh 9ugroho %2&&'( dalam kaitannya dengan preerensi pasar global, ada masalah dalam pasar global dalam memenuhi standar internasional, yaitu permasalah an yang berkaitan dengan Sanitary and Phytosanitary %$)$(,
technical arrier to trade (77(, serta tari dan harga. al inilah yang dialami Indonesia dalam memenuhi permintaan impor komoditas udang oleh pasar ni ropa sebagai negara tujuan ekspor.leh sebab itu, para eksportir, dalam hal ini pengusaha perikanan Indonesia berkewajiban mempelajari dengan seksama setiap kendala atau hambatanhambatan yang diadakan oleh ni ropa untuk setiap komoditas yang diimpor negara tersebut. 7ari yang dikenakan oleh pihak importir merupakan salah satu aspek yang turut mempengaruhi proses jual beli antar negara. $ecara umum, tari yang diberlakukan oleh tiaptiap negara adalah berdasarkan persetujua n !ost "a#oured $ation %#;9( sebesar 12< pada berbagai komoditas.
2.2. Perl$n#ungan !"m$s$ Er"%a terha#a% !"nsumen Er"%a
rientasi ni ropa terhadap perlindungan konsumen sangat tinggi, apalagi ketika banyak ditemukan pada produk pangan yang diimpor mengandung bahanbahan yang dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia.#enanggapi kondisi tersebut, ni ropa mengeluarkan berbagai kebijakan yang terkait dengan standar mutu dan keamanan pangan, bahkan berbasis kepada kelestarian hewan dan lingkungan.$ebelumnya memang sudah memperhatikan kesehatan konsumen, namun saat ini semakin ditingkatkan.
5
0ebijakan perdagangan ni ropa yang dapat menjadi hambatan tari berupa kebijakan tari bea masuk dan adanya perlakuan yang berbeda bagi negara importir %diskriminasi tari(. ambatan non tari yang dianggap cukup mempengaruhi kinerja perdagangan internasional terkait dengan
%echnical
&arrier to %rade %77( agreement yang meliputi tiga area kebijakan yaitu regulasi teknis yang bersiat wajib % mandatory technical regulation (, standar yang bersiat :oluntir %#oluntarystandards(, dan kajian keselarasan % conformance
assesment( kemudian
Sanitaryand Phytosanitary
%$)$(
agreement
yang
menguraikan disiplin dan batasbatas tindakan yang perlu dilakukan untuk melindungi kesehatan dan kehidupan manusia, binatang, dan tumbuhan dari wabah penyakit, dan kontaminan dari negara asing %9ugroho, 2&&'(. 77 dan $)$ agreement ini berlaku untuk produk pangan, yang di dalamnya termasuk kategorial komoditas dan produk perikanan %udang(.ntuk itulah perlu dideskripsikan kebijakan perdagangan yang dikeluarkan oleh ni ropa yang berpotensi menjadi restriksi perdagangan bagi ekspor Indonesia, khususnya untuk ekspor komoditas perikanan %udang(. 1. &egulas$ Terka$t tan#ar Mutu #an !eamanan Pangan
0omisi ropa memiliki kebijakan dalam memenuhi konsumsi produk perikanan atau makanan berbasis pada perlindungan konsumen tingkat tinggi dengan memperhatikan lima komponen kebijakan umum dalam impor makanan. 0elima komponen dapat diuraikan sebagai berikut3 a. $tandar pemasaran dan inormasi konsumen b. rganisasi dari eksportir/produsen c. 'nterranch organisasi dan persetujuan d. arga dan inter:ensi harga e. )erdagangan dengan negara ketiga 2. '"un($l De($s$"n )'D* 2++,-23,
)ada tahun 2&&* setelah melalui berbagai inspeksi, ni ropa menerbitkan =ouncil !ecision %=!( 2&&*/23* yang isinya mewajibkan semua produk perikanan Indonesia yang masuk ni ropa diuji kandungan logam berat dan histamin %untuk spesies tertentu(. "danya =! ini menyebabkan setiap kontainer
6
produk perikanan Indonesia diuji di pintu masuk dan biaya pengujian per kontainer mencapai 1&&&13&& uro. 7indakan ini bermula dari tingginya kasus penolakan produk Indonesia pada tahuntahun %2&&-2&&*( sebelumnya.ni ropa menerapkan >"$;;, atau >apid "lert $ystem or ;ood and ;eed, suatu sistem pengecekan dan pemberitahuan secara cepat antar negara anggota dan/atau negara eksportir tentang adanya produk %pangan dan pakan( impor yang dicegah masuk atau dikembalikan ke negara asal.7abel 2 menunjukkan, walaupun jumlahnya terus menurun, kasus penolakan produk perikanan Indonesia oleh ni ropa, dan penyebabnya. $ebagai perbandingan, untuk 4epang pada tahun 2&&' terjadi -' kasus penolakan, dan pada 2&&8 sebanyak 13 kasus, umumnya disebabkan oleh cemaran bakteri dan antibiotik. $edangkan untuk "merika, penolakan pada tahun lalu umumnya disebabkan oleh adanya kotoran/ilthy %**,5<( dan cemaran $almonella %21,-<(. !iberlakukannya =!2&&*/23* oleh ni ropa menjadi titik awal bagi perbaikan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan Indonesia.?angkah pertama yang dilakukan adalah merombak regulasi dengan diterbitkannya )eraturan #enteri 0elautan dan )erikanan 9omor.)>. &1/#9/2&&' tentang )engendalian $istem 4aminan #utu !an 0eamanan asil )erikanan. !i !epartemen 0elautan dan )erikanan, hal tersebut diterjemahkan bahwa !irektorat 4enderal )erikanan 7angkap, !irektorat 4enderal )erikanan udidaya dan !irektorat 4enderal )engolahan dan )emasaran asil )erikanan, bertanggung jawab terhadap pengendalian jaminan keamanan hasil perikanan di masing masing bidangnya.)eraturan menteri di atas juga menegaskan bahwa !irektorat 4enderal )engolahan dan )emasaran ditunjuk sebagai otoritas kompeten jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. !engan penunjukkan ini, maka dikeluarkan )eraturan
!irjen
)2) $elaku
toritas
0ompeten
9omor.)>.&3"/!4
)2)/2&&' tentang perasionalisasi )engendalian $istem 4aminan #utu dan 0eamanan asil perikanan. $elain dari segi regulasi, upaya lain yang dilakukan adalah penguatan otoritas kompeten melalui pelatihan bagi petugas maupun pengawas mutu di otoritas kompeten, dan juga sertiikasi berdasarkan I$ +&&12&&& %sudah diaudit dan bulan !esember 2&&8 akan diserahkan(. !engan memperoleh sertiikasi I$,
7
maka kepercayaan pasar luar negeri terhadap pengendalian jaminan mutu dan keamanan produk perikanan kita akan semakin membaik.
3. Pengaasan terha#a% Has$l Per$kanan Im%"r ke Un$ Er"%a
$ecara khusus tahapan pengawasan hasil perikanan yang masuk %impor( ke ni ropa adalah sebagai berikuta. ompetent uthority %="( negara pengirim menghubungi komisi ropa untuk memohon persetujuan ppro#al $umer of "isheries *stalishment atau perusahaan/eksportir hasil perikanan. b. ppro#al $umer yang diusulkan, jika diterima atau ditolak akan diterbitkan
dalam official journal dari *uropean ommunity dan disebarkan secara elektronik ke semua !emer States. c. #elalui suatu ommision +ecision menetapkan ormat ealth ertificate dan ist of *stalishments %nit )engolahan( yang disetujui %yang mendapat ppro#al
$umer( d. =" dari negara pengirim menerbitkan ealth ertificate dan stempel yang dikeluarkan oleh ommision +ecision.
e. 0omisi ropa melalui ;ood and eterinary /ffice ("/), +irectorate 0eneral of onsumer Protection melakukan kunjungan secara rutin ke negara pengirim, baik negara anggota maupun negara ketiga, untuk misi inspeksi sistem atau higiensi standar apakah ekui:alen dengan peraturan ni ropa.
f.
)roduk
ekspor
harus
masuk
melalui
pos
pengawasan
perbatasan
%&order'nspection Posts/I)s(.
g. Importir di negara ni ropa harus memberitahu kepada I)s dalam * jam melalui udara. a. /fficial fish inspector atau official #eterinary surgeon melakukan pemeriksaan seperti +ocumentary check %pengecekan dokumen(, 'dentify check %identiikasi dokumen(, Physical check %pemeriksaan isik(. h. 4ika pemeriksaan dokumen memuaskan pihak inspekstur sesuai dengan
ommon eterinary *ntry +ocument
%=@!(
yang
diterbitkan,
maka
permohonan tersebut dapat masuk ke ni ropa. 4ika hasil pemeriksaan menunjukkan gagal karena masalah mutu dan keamanan produk yang tidak
8
memenuhi syarat seperti kandungan residu logam berat atau antibiotik melebihi batas yang diberlakukan, maka dilakukan salah satu dari dua pilihan yaitu 1( dikirim kembali %re-e1port( atau 2( dihancurkan %destroyed(.
2.3. !e/$jakan Un$ Er"%a terha#a% Eks%"r !"m"#$tas U#ang In#"nes$a 1. Pen"lakan Eks%"r !"m"#$tas U#ang In#"nes$a
0etatnya program sanitasi serta tidak harmonisnya persyaratan dan sistem yang digunakan berdampak pada meningkatnya kasus penolakan perdagangan internasional.)enolakan merupakan salah satu bentuk proteksi dalam perdagangan internasional.)roteksi secara umum ditujukan sebagai tindakan untuk melindungi produksi dalam negeri terhadap persaingan bahan impor di pasaran dalam negeri.!alam keadaaan normal, proteksi yang sering dijumpai berupa hambatan tari dan hambatan non tari.)eningkatan kasus kasus penolakan produk perikanan di negaranegara tujuan ekspor utama tertera pada tabel berikut.
7able 0asus )enolakan )roduk )erikanan di 9egara 7ujuan tama kspor9egara ni ropa 4epang "merika $erikat 0anada
1+++ 12' & &
2&&& 152 181 &
2&&1 1'& **'
1'&
121
125
2&&2 -2+ & 1+2'
2&&3 252 & 15&5
2&&332 2-* 2282
1'-
-5+
--5
$umber "babouch %2&&*( $elain dari ni ropa, penolakan produk perikanan Indonesia juga dilakukan oleh "merika $erikat dan 4epang. "merika $erikat dengan sistem automatic detention yang dikendalikan oleh $;!" membuka akta bahwa sejak tahun 2&&3 sampai tahun 2&&8 ditemukan lebih dari 1&& kasus penahanan setiap tahunnya, puncaknya pada tahun 2&&- ditemukan sebanyak --2 kasus. )ositinya sejak tahun 2&&8 terlihat trend penurunan kasus penahanan produk perikanan. erbeda dengan jenis kasus penolakan dari ni ropa yang dominan disebabkan oleh kondisi bahan baku, maka di "merika $erikat penahanan produk oleh $;!" lebih disebabkan oleh kondisi pengolahan produk yang terkontaminasi secara isik %ilthy(. )ermasalahan selanjutnya yang sering
9
2&&5 25+ 2+ 1*-
ditemukan adalah produk yang tercemar oleh $almonella diatas ambang batas yang diperbolehkan. )ada bulan #aret 2&&', ekspor udang windu dan komoditas perikanan Indonesia sebanyak 1*,2 ton %sekitar 1,2 #( ditolak oleh 4epang5. $elain itu, sejak 2&&' embargo juga dilakukan oleh ni ropa dengan =! 9.'/*1/= untuk berbagai produk kerangkerangan dari Indonesia, sehingga menyebabkan potensi kerugian bagi pelaku usaha kerangkerangan sebanyak 188 #ilyar. #asalah residu pestisida telah menjadi persyaratan internasional yang ditetapkan oleh =odeA "limentarius =ommision %="=( yaitu komisi internasional yang dibentuk oleh ;" dan B yang khusus menangani masalah keamanan pangan.="= telah menetapkan #aAimum >esidue ?imits %#>?s( pestisida yang telah diterapkan oleh banyak 9egara di dunia. Indonesia juga telah mengatur atas #aksimum >esidu %#>( pestisida pada hasil pertanian berdasarkan 0eputusan
ersama #enteri 0esehatan dan #enteri )ertanian
nomor
881/#90$/$0/@II/1++*, pada tanggal 22 "gustus 1++*.
7able )enolakan 0omoditas ekspor )erikanan Indonesia oleh >"$$; 9o 1
)roduk Ikan 7una %segar, beku, asap,
2 3
kalengan( dangbesar dang
ahan erbahaya istamin 9itrooran,nitrouraone 9itrouran, nitrouraone, chloramphenicol
-
?eucomalachite green, crystal:iolet
Ikanbelut
0asus lain adalah ditolaknya ekspor udang oleh ni ropa pada 2&&+. $aat itu, ;ood $aety "uthorithy %;$"( Inggris menuding udang yang diekspor oleh =) )rima %perusahaan yang bergerak di sektor penambakan udang( mengandung antibiotik jenis nitrouran, chloramphenicol, malachite green, dan :ibrio parahaemolyticus'. $ampai tahun 2&1&, berdasarkan data >"$;;, Indonesia menempati urutan ke18 dunia dalam jumlah penolakan komoditas hasil
10
perikanan, dengan 1& kasus penolakan di ni ropa terkait permasalahan mutu dan keamanan pangan. kspor komoditas udang Indonesia mengalami masalah beberapa tahun ini.)ermasalahan ekspor udang Indonesia mengakibatkan :olume dan nilai ekspor menurun dan beberapa permasalahan yang dihadapi terkait dengan standar mutu dan sanitasi.)ermasalahan yang terkait dengan sanitasi pada komoditas udang umumnya karena adanya kontaminasi bakteri patogen seperti Salmonella, irio
parahaemolyticus, dan irio cholera %!0), 2&&3(. )ada tahun 2&&5 sebanyak 2* .
ton ekspor udang Indonesia ditolak ni ropa karena kontaminasi
parahaemolyticus, sedangkan pada tahun 2&&' ekspor produk sushi ei sebanyak -.8 ton ditolak oleh ni ropa karena alasan yang sama %!itjen )2)00), 2&1&(. 0asus terakhir, berdasarkan data 0ementerian 0elautan dan )erikanan, pada tahun 2&&+ dan 2&1& sebanyak 2' ton dan 13 ton ekspor ikan Indonesia ditolak oleh =ina karena terkontaminasi . parahemolyticus. Bong et al. %1+++( melaporkan bahwa produk perikanan yang diekspor ke 7aiwan dari beberapa negara di "sia termasuk Indonesia pernah
Parahaemolyticus
walaupun
pada
seluruh
terdeteksi
sampel
tidak
mengandung
.
ditemukan
.
parahaemolyticus patogenik yang diidentiikasi dengan metode )=>.
2. Menurunn0a Eks%"r !"m"#$tas U#ang In#"nes$a
9egaranegara ni ropa dikenal sangat ketat terhadap pemasukan produkproduk impor terutama produk konsumsi/makanan.erbagai kebijakan yang diberlakukan di ni ropa telah menghambat ekspor sejumlah produk konsumsi dari Indonesia.)erikanan sebagai salah satu produk andalan ekspor Indonesia ke ni ropa juga tidak luput dari pemeriksaan yang sangat ketat dari otoritas kepabeanan ni ropa.)roduk udang, misalnya, sebelum masuk ke pasar ni ropa harus melewati sejumlah pemeriksaan.!i antaranya pemeriksaan kandungan
residu
)emasaran
)roduk
antibiotik.0etua )erikanan
"sosiasi
Indonesia
)engusaha %")5I(,
)engolahan
7homas
dan
!armawan
membenarkan adanya kebijakan ni ropa yang berpotensi menghambat ekspor udang Indonesia.!ia menjelaskan sejumlah aturan yang diterbitkan ni ropa
11
mempersulit eksportir udang asal Indonesia.kspor ikan budi daya asal Indonesia diwajibkan melewati pemeriksaan kandungan residu antibiotik. !engan adanya kebijakan tersebut, diperkirakan ekspor udang ke ni ropa dari Indonesia tahun 2&11 diperkirakan bakal turun sekitar 1&<11<. )adahal, tahun 2&1& ekspor udang ke ni ropa hanya mencapai 12.1+1 ton. #enurut 7homas, nilai ekspor udang pada tahun 2&1& pun sudah turun 12,3< dari tahun sebelumnya. )enyebab menurunnya ekspor, kata 7homas, selain produksi yang rendah, karena adanya hambatan akibat kebijakan yang diterapkan ni ropa terhadap perdagangan ikan budidaya termasuk udang asal Indonesia. $ementara itu, meskipun ada hambatan kebijakan perdagangan, @ictor 9ikijuluw, !irektur 4enderal )engolahan dan )emasaran asil )erikanan 0ementerian 0elautan dan )erikanan memperkirakan ekspor perikanan Indonesia ke ni ropa bisa mencapai $!2 miliar. #enurut @ictor, jika kesepakatan perdagangan bebas antara Indonesia dan ni ropa eekti berlaku akan menguntungkan industri perikanan Indonesia karena adanya penghapusan tari bea masuk ke ni ropa. 3. Ant$s$%as$ Pen"lakan Has$l Bu#$#a0a #$ Un$ Er"%a
!epartemen 0elautan dan )erikanan akan memprioritaskan pengawasan penanganan keamanan produk %ood saety( untuk menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan yang akan diekspor. ntuk mencegah kerugian yang lebih besar dan meperlancar ekspor ke , maka pemerintah Indonesia, dalam hal ini !itjen )erikanan 7angkap !0) sebagai =ompetent authority dalam pengawasan mutu hasil perikanan membuat suatu rencana aksi yang sistematis agar =ommission !ecision 2&&1/'&5/ dicabut sehingga ekspor udang ke tidak mengalami hambatan atau dimusnahkan di port o entry karena terdeteksi mengandung residu antibiotik terlarang.
BAB III PENUTUP
12
3.1 !EIMPULAN •
entuk produk udang yang dipasarkan di internasional yaitu udang hidup, udang segar, udang kering, dan udang beku.
•
)erlindungan 0omisi ropa terhadap 0onsumen ropa meliputi >egulasi 7erkait $tandar #utu dan 0eamanan )angan, =ouncil !ecision %=!( 2&&*/23*, dan )engawasan terhadap asil )erikanan Impor ke ni ropa
•
?ima komponen yang terkait dalam standar mutu dan keamanan pangan
•
yang di terapkan oleh ni ropa dapat diuraikan sebagai berikut a. $tandar pemasaran dan inormasi konsumen b. rganisasi dari eksportir/produsen c. 'nterranch organisasi dan persetujuan d. arga dan inter:ensi harga e. )erdagangan dengan negara ketiga $ecara khusus tahapan pengawasan hasil perika nan yang masuk %impor( ke ni ropa adalah sebagai berikut a. ompetent uthority %="( b. ppro#al $umer c. #elalui suatu ommision +ecision d. =" dari negar a pengirim menerbitkan ealth ertificate dan
•
stempel yang dikeluarkan oleh ommision +ecision. 0ebijakan yang diberikan ni ropa terhadap kspor 0omoditas dang Indonesia
yaitu
)enolakan
kspor
0omoditas
dang
Indonesia,
#enurunnya kspor 0omoditas dang Indonesia, dan "ntisipasi )enolakan asil udidaya di ni ropa
3.2 A&AN )emerintah Indonesia harus berusaha untuk mengimbangi peraturan yang berlaku di ni ropa dengan membuat peraturan yang setara agar diterapkan oleh pemerintah maupun pengusaha perikanan.)eraturanperaturan tersebut diantaranya yaitu )eraturan #enteri 0elautan dan )erikanan >I )> &1/#9/2&&', 0eputusan #enteri )erikanan dan 0elautan >I )> &1/#9/2&&', !irektur 4enderal )engolahan dan )emasaran asil )erikanan )> &3"/!4)2)/2&&', dan peraturar peraturan lainnya.
13
DATA& PUTA!A
;rausonang )anjaitan, rika. Keijakan 'ndonesia !elarang 'mpor 2dang hina
Periode 3445-3446. ubungan Internasional, ;akultas Ilmu $osial dan Ilmu )olitik, ni:ersitas >iau ?indert, )eter dan =harles ). 0indleberger. 1++5. *konomi 'nternasional. 4akarta rlangga
14
7ambunan, 7ulus 7.. 2&&-.0loalisasi dan Perdagangan 'nternasional. ogor Chalia Indonesia 7empo.2&&-. 2ni *ropa Perketat 'mpor 2dang 'ndonesia.
15