BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belaka Belakang ng
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang datang menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang yang jarang jarang sakit, sakit, ini ada kaitan kaitannya nya dengan dengan sistem sistem pertah pertahanan anan tubuh tubuh seseora seseorang ng tersebu tersebut. t. Jaringa Jaringan n tubuh tubuh yang yang berper berperan an pentin penting g dalam dalam sistem sistem pertah pertahana anan n tubuh tubuh manusia adalah jaringan darah dan jaringan limfa. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkula sirkulasi si sekund sekunder er yang yang berfun berfungsi gsi mengali mengalirka rkan n limfa limfa atau atau getah getah bening bening di dalam dalam tubuh. tubuh. Limfa berasal berasal dari dari plasma plasma darah darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam dalam jaringa jaringan n sekita sekitarny rnya. a. airan airan ini kemudi kemudian an dikump dikumpulk ulkan an oleh oleh sistem sistem limfa limfa melalui melalui pros proses es difusi difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam !airan jaringan yang terdiri atas konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel. Sebagian !airan kembali ke kapi kapile lerr limfe limfe diuj diujun ung g vena vena dan dan sisan sisanya ya berd berdif ifus usii mela melalui lui dind dindin ing g kapi kapile lerr dan dan membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe " seperti limpa dan kalenjar timus#, serta jaringan limfoid difus " misal tonsil dan sumsum tulang belakang #. Adapun fungsi sistem limfatik adalah drainase jaringan, absorpsi di usus halus dan imunitas. (Nurachmah, 2011 ). $engaruh yang tidak menguntungkan dari proses imun menjadi dasar bagi banyak penyakit pada manusia dan dapat mengganggu fungsi setiap sistem organ yang penting. Selain itu, perubahan karakteristik pada sistem imun yang memberikan kun!i diagnostik penting menyertai banyak keadaan sebagai akibat atau peristiwa yang yang paral paralel el.. Antib ntibod odii norm normal al dan dan resp respon onss yang yang dipe diperan ranta tarai rai sel terdi terdiri ri dari dari serangk serangkaian aian langka langkah, h, yang yang masing masing-ma -masing sing diatur diatur oleh oleh kelomp kelompokok-kel kelomp ompok ok sel tertentu. %angguan pada proses pengawasan ini dapat menyebabkan reaksi imun yang berlebihan atau reaksi imun yang tidak semestinya. &eadaan yang lebih jarang akan terjadi penyakit bila mekanisme hipersensitivitas tipe !epat dan lambat yang dalam keadaan normal bersifat melindungi, terganggu atau gagal berkembang se!ara normal. 'erbagai 'erbagai keadaan imunologik imunologik dapat dipandang dipandang sebagai sebagai satu keseimbangan keseimbangan antara pengaruh patogenik dari agen asing suatu penyakit yang berpotensi membahayakan
"misalnya mikroorganisme# dan respon pertahanan tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan atau gangguan fungsi pada jaringan sekitarnya. (munit (munitas as pelindu pelindung ng dan penya penyakit kit alergi alergi bersama bersama-sam -samaa memilik memilikii respon respon jaringan terhadap )at-)at yang dikenal sebagai benda asing. *ekanisme imun memberikan pertahanan yang esensial untuk melawan invasi organisme yang dapat menimbulkan !edera dan tumor ganas. +amun, proses-proses yang sama dapat ini dapat ditimbulkan oleh agen-agen instrinsik yang relatif tidak membahayakan dan kadang-kadang dapat memusatkan reaksi pada komponen-komponen jaringan hospes. Dalam Dalam kead keadaa aaan an ini ini efek efek pajan pajanan an dan dan resp respon onss hosp hospes es tidak tidak meng mengun untu tung ngka kan. n. %ambara %ambaran n keadaa keadaan n penya penyakit kit yang yang timbul timbul dikena dikenall sebagai sebagai penyaki penyakitt imunol imunologi ogik. k. $enyakit imunologik ditentukan oleh reaktivitas hospes maupun jenis dan kekuatan pajanan antigenik, maka perbedaan tempat prevalensi terlihat men!olok. +amun, se!ara keseluruhan gangguan gangguan ini sangat sering dijumpai dan berdampak nyata pada kehidupan dan produktivitas manusia diseluruh dunia.
1.2 Rumusan Rumusan Masal Masalah ah . Apa Apa peng pengert ertian ian sistem sistem limfoi limfoid d . Apa pembagian pembagian jaringan jaringan limfoid limfoid berdasarkan berdasarkan fungsi dan susunan susunan histolog histologii /. Apa saja organ organ-org -organ an dan dan jaringan jaringan sistem limfoid 0. Apa Apa saja saja patofi patofisio siolog logii sel yang berhub berhubung ungan an dengan dengan sistem limfoid limfoid pada manusia manusia
dan mekanisme penyakitnya 1.3 Tujuan Tujuan Penulsan Penulsan . *enget *engetahu ahuii pengerti pengertian an dari dari sistem sistem limfoi limfoid d . *eng *enget etah ahui ui pemb pembag agia ian n jari jaring ngan an limf limfoi oid d berd berdas asar arka kan n fung fungsi si dan dan susu susuna nan n
histologinya /. *engetahui *engetahui organ-org organ-organ an dan dan jaringa jaringan n sistem sistem limfoid limfoid 0. *eng *enget etah ahui ui pato patofi fisi siol olog ogii sel sel sist sistem em limf limfoi oid d dan dan mekan ekanis isme me peny penyak akit it yang yang ditimbulkan.
BAB II I!I
2.1 Pengert Pengertan an !stem Lm"#$
Limfosit terdapat sebagai sel yang berada di dalam darah, limfe, jaringan pengikat dan epitel, terutama dalam lamina propria tra!tus respiratorius dan tra!tus dige digesti stivu vus, s, limfo limfosit sit terli terliha hatt bers bersam amaa deng dengan an plasm plasmasi asitt dan dan makr makrof ofag ag seba sebaga gaii kumpulan yang padat dalam dala m jaringan pengikat longgar. Apabila Apabila jaringan penyusunnya terdiri terdiri atas atas sel-sel sel-sel limfos limfosit it saja maka maka jaringa jaringan n tersebu tersebutt disebu disebutt jaringa jaringan n limfoi limfoid, d, sedangkan organ limfoid adalah jaringan limfoid yang membentuk bangunan sendiri. Jadi, jaringan dan organ limfoid adalah jaringan yang mengandung terutama limfosit, terlepas apakah terdapat bersama dengan plasmasit dan makrofag atau tidak. 2.2 Ber$asarkan Ber$asarkan atas "ungsn%a& jarngan jarngan lm"#$ ter'ag ter'ag menja$( 1. )arng )arngan an lm"# lm"#$ $ *rme *rmer+s r+sent entral ral
Jaringan limfoid primer berfungsi sebagai tempat diferensiasi limfosit yang berasal dari jaringan myeloid. 1erdapat dua jaringan limfoid primer , yaitu kelenjar thymus yang yang meru merupa paka kan n dife diferen rensia siasi si limfo limfosit sit 1 dan dan sums sumsum um tula tulang ng yang yang meru merupa paka kan n diferensiasi limfosit '. $ada aves, limfosit ' berdiferensiasi dalam bursa fabri!ius. Jaringa Jaringan n limfoi limfoid d primer primer mengan mengandun dung g banya banyak k sel-sel sel-sel limfoi limfoid d dianta diantara ra sediki sedikitt sel makr makrofa ofag g dalam dalam anyam anyaman an sel stela stelatt yang yang berfu berfung ngsi si sebag sebagai ai strom stromaa dan dan jaran jarang g ditemukan serabut retikuler.
2. )arng )arngan an lm"#$ lm"#$ *er" *er"er er+se +sekun kun$er $er
Jaringan limfoid sekunder berfungsi sebagai tempat menampung sel-sel limfosit yang tela telah h
meng mengal alam amii
dife difere rens nsia iasi si dala dalam m
jari jaring ngan an sent sentra rall
menj menjad adii
selsel-se sell
yang ang
imunokompeten yang berfungsi sebagai komponen imunitas tubuh. Dalam jaringan limfoid sekunder, sebagai stroma terdapat sel retikuler yang berasal dari mesenkim dengan banyak serabut-serabut retikuler. Jaringan limfoid yang terdapat dalam tubuh sebagian besar tergolong dalam jaringan ini, !ontohnya nodus lymphati!us, limfa dan tonsilla.
Ber$asarkan Ber$asarkan susunan hst#l#gsn%a& jarngan lm"#$ ter'ag menja$( m enja$( 1. )ar )arng ngan an lm" lm"# #$ $ l#ngg l#nggar ar
Susunan unsur sel yang menetap "sel makrofag dan sel retikuler# lebih banyak dari sel-sel bebas. 2. )ar )arng ngan an lm" lm"# #$ $ *a$ *a$at at
Limfosit mendominasi dibandingkan sel-sel lain. 3. )ar )arng ngan an lm" lm"# #$ $ n#$u n#$ule lerr
Sebenarnya merupakan jaringan limfoid padat karena sel-sel limfosit memadati jaringan tersebut dan tersusun dalam struktur bulat, disebut juga noulus lymphati!us. lymphati!us. Jaringan limfoid ini merupakan bangunan sementara yang dapat menghilang dan timbul lagi, berfungsi sebagai tempat proliferasi limfosit. 'agian tengah nodul berisi limfosit-limfosit muda yang berukuran besar dengan inti pu!at yang disebut !entrum germinalis.
2.3 2.3 ,r ,rga gan n Lm" Lm"# #$ $ ter$ ter$r r $ar $ar (
. 1hymus . +odu +oduss ly lympat mpati! i!us us /. Lien -. 1onsilla.
)arngan Lm"#$
1. N#$us L%m*hatus
+odus lymphati!us merupakan organ ke!il yang terletak berderet-deret sepanjang pembuluh limfe. Jaringan parenkimnya merupakan kumpulan yang mampu mengenal antigen yang masuk dan memberi reaksi imunologis se!ara spesifik. 2rgan ini berbentuk seperti ginjal atau oval dengan ukuran -,3 mm. 'agian yang melekuk ke dalam disebut hillus, yang merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah. $embuluh limfe aferen masuk melalui permukaan konveks dan pembuluh limfe eferen keluar melalui hillus. +odus lymphati!us tersebar pada ekstrimitas, leher, ruang retroperitoneal di pelvis dan abdomen dan daerah mediastinum.
a. /am'aran Hst#l#gs
0#rte 4 ini terletak di bawah kapsul. Dibentuk dari serangkaian erat dikemas nodul
getah bening diatur se!ara teratur.
Me$ulla4 Dibentuk dari anastomosing tali limfosit dipisahkan oleh sinus limfatik
berlimpah.
a*sul 4 $enutup jaringan ikat yang septa atau trabekula menembus substansi kelenjar
getah bening.
!nus k#rtkal4 Limfatik sinus memisahkan nodul kortikal dari kapsul. Limfe dari
pembuluh limfatik aferen memasuki node melalui sinus kortikal.
/etah n#$ul4 5rat dikemas agregat limfosit dalam korteks dari node. Juga dikenal
sebagai folikel kortikal atau nodul primer. +odul limfatik adalah struktur sementara yang dapat berkembang, hilang, dan membangun kembali. 6kuran dan jumlah bulatan bervariasi.
Pusat germnal4 Juga dikenal sebagai nodul sekunder atau pusat reaksi. 7ilayah di
tengah nodul getah bening pewarnaannya ringan. 6kuran bervariasi sesuai usia, yang terbaik yang dikembangkan di masa tumbuh8sewaktu ke!il. 9al ini diyakini menjadi pusat !ytogeni! atau lympho!ytopoieti!. (ni adalah struktur sementara seperti nodul getah bening.
Pem'uluh $arah4 abang arteri yang masuk di hilus dari node.
+odus lymphati!us terutama terdiri atas jaringan limfoid yang ditembusi anyaman pembuluh limfe khusus yang disebut sinus lymphati!us. +odus lymphati!us dibungkus oleh jaringan pengikat sebagai kapsula yang menebal di daerah hillus dan beberapa jalur menjorok ke dalam sebagai trabekula. $arenkim diantara trabekula diperkuat oleh anyaman serabut retikuler yang berhubungan dengan sel retikuler. Diantara anyaman ini diisi oleh limfosit, plasmasit dan sel makrofag. $arenkim nodus lymphati!us terbagi atas !orte: dan medulla, dengan perbedaan terdapat pada jumlah, diameter dan susunan sinus. 1. 0#rte
Dengan *.5. tampak sebagai kumpulan pada sel-sel limfoid yang dilalui oleh trabekula dan sinus !orti!alis. $ada !orte: dibedakan daerah-daerah sebagai nodulus lymphati!us primarius, nodulus lymphati!us se!ondaris dan jaringan limfoid difus. +odulus lymphati!us primer dan sekunder menmpati !orte: bagian luar, sedang jaringan limfoid difus menempati !orte: bagian dalam atau daerah para!orti!al.$ada pengamatan dengan *.5. sel retikuler terlihat memiliki inti yang jernih dengan sitoplasma menagndung granular endoplasmi! retikulum dan diduga membuat serabut-serabut retikuler. $ada umumnya germinal !enter banayk terdapat di daerah !orte:. Daerah dekat sinus marginalis mengandung banyak limfosit ke!il karena menerima limfosit yang baru datang dari pembuluh darah aferen. $ada bagian dalam !orte:, sel-selnya tersusun lebih longgar dan terutama terdapat limfosit ke!il dan sel retikuler yang makin bertambah.
2. Me$ulla+Me$ulla 0#r$
*edulla !ord merupakan kumpulan jaringan limfoid yang tersusun di sekitar pembuluh darah. &umpulan jaringan limfoid ini membentuk anyaman dan berakhir di daerah hillus. *edulla ini banyak sekali mengandung anyaman serabut retikuler dan sel retikuler yang di dalamnya mengandung limfosit, plasmasit dan makrofag. &adang ditemukan granulosit dan eritrosit. Dalam keadaan sakit jumlah unsur sel akan bertambah. '. Pem'uluh Darah
9ampir semua pembuluh darah yang menuju nodus lymphati!us akan masuk melalui hillus, hanya sedikit yang melalui permukaan !orte:., *ula-mula arteri dari hillus mengikuti trabe!ula memasuki medullary !ord menjadi kapiler. Arterinya sendiri menuju !orte: untuk ber!abang-!abang menjadi kapiler membentuk anyaman. Anyaman kapiler di !orte: ini akan ditampung dalam venula dengan endotil berbentuk kuboid. Dari venula ini akan berkumpul menjadi vena yang jalannya mendampingi arteri. ;enula ini tidak mempunyai serabut otot polos dan terdapat juga pada beberapa bagian pembuluh darah di tonsilla, pla
. Hst#"s#l#g
Dinding pembuluh limfe yang tipis mudah ditembus oleh makromolekul dan sel-sel yang berkelana dari jaringan pengikat, sehingga tidak dijumpai adanya barier yang men!egah bahan-bahan antigenik, baik endogen maupun eksogen. Sel bakteri dapat dengan mudah melintasi epidermis dan epitel membrana mukosa yang membatasi ruangan dalam tubuh, yang apabila luput dari perngrusakan oleh fagosit dalam darah maka akan berproliferasi dan menghasilkan toksin yang mudah masuk dalam
limfe.
+odus lymphati!us berfungsi sebagai filtrasi terhadap limfe yang masuk karena terdapat sepanjang pembuluh limfe sehingga akan men!egah pengaruh yang merugikan dari bakteri tersebut. =ungsi imunologis nodus lymphati!us disebabkan adanya limfosit dan plasmasit dengan bantuan makrofag untuk mengenal antigen dan pembuangan antigen fase terakhir. +odus lymphati!us juga merupakan tempat penyebaran sel-sel yang baru dilepas oleh thymus atau sumsum tulang.Apabila dalam nodus lymphati!us ditemukan eritrosit sangat banyak disebut sebagai hemal nodes. Jenis ini ditemukan pada domba, tetapi tidak pada manusia. 2.T#nslla
Lubang penghubung antara !avum oris dan pharyn: disebut fau!ia. Di daerah ini membran mukosa tra!tus digestivus banyak mengandung kumpulan jaringan limfoid dan terdapat infiltrasi ke!il-ke!il diseluruh bagian di daerah tersebut. Selain itu diyemukan juga organ limfoid dengan batas-batas nyata. >angkaian organ limfoid ini "!in!in 7aldeyer# meliputi4 a. T#nsla Lnguals
1onsilla lingualis terdapat pada fa!ies dorsalis radi: linguae sebagai tonjolantonjolan bulat. $ada permukaannya terdapat lubang ke!il yang melanjutkan diri sebagai !elah invaginasi"!rypta# yang dilapisi oleh epitel gepeng berlapis. rypta tersebut dikelilingi oleh jaringan limfoid. Sejumlah limfosit yang mengalami infiltrasi dalam epitel dan berkumpul dalam !rypta yang kemudian mengalami degenerasi dan membentuk suatu kumpulan dengan sel epitel yang sudah terlepas bersama bakteri sebagai detritus. &adang-kadang dalam !rypta bermuara kelenjar mukosa. Dalam jaringan limfoid tampak adanya nodus lymphati!us.
'. T#nsla Palatna
Diantara ar!us glossoplatinus dan ar!us pharyngopalatinus terdapat ua buah jaringan limfoid dibawah membrane mukosa yang masing-masing disebut tonsilla palatine. 5pitel bersama jaringan pengikat yang menutupi mengadakan invaginasi membentuk !rypta sebanyak ?-? buah. $ada dasar !rypta, batas antara epitel dan jaringan limfoid kabur karena infiltrasi limfosit dalam epitel. Limfosit yang telah melintasi epitel bersama dengan leukosit dan sel epitel yang mati sebagai !orpus!ulum salivarius. 1erdapat nodulus lymphati!us sebesar - mm dengan germinal !enternya tersusun berderet dalam jaringan limfoid yang difus. Antara nodulus lymphati!us yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh jaringan pengikat "!apsula# yang mengandung limfosit, mast sell dan plasmasit. Apabila ditemukan granulosit, hal ini menunjukkan adanya radang.
0r%*t4 pelagi!a epitel ke dalam substansi tonsil dilapisi oleh epitel permukaan.
E*tel skuam#sa 'erla*s4 *eliputi permukaan bebas dari tonsil dan garis
diabadikan.
L%m*h#l$ n#$ul4 ompa!t agregat limfosit di tengah-tengah selembar difus
jaringan limfatik. 1erjadi dekat dengan epitel. *ungkin berisi pusat-pusat germinal.
Lm"#st4 jenis sel Dominan di tonsil palatina .
.T#nsla Phar%ngeals
$ada atap dan dinding dorsal nasopharyn: terdapat kelompok jaringan limfoid yang ditutupi pula oleh epitel yang dinamakan tonsilla pharyngealis. Jenis epitelnya sama dengan epitel tra!tus respiratorius ialah epitel semu berlapis ber!illia dengan sel piala. 5pitelnya tidak mengadakan invaginasi membentuk !rypta tetapi melipat-lipat. $ada pun!ak lipatan banyak infiltrasi limfosit, dibawah epitel terdapat nodulus lymphati!us yang mengikuti lipatan-lipatan. Jaringan limfoid ini dipisahkan oleh !apsula tipis jaringan pengikat dan diluar !apsula terdapat kelenjar-kelenjar !ampuran yang saluran keluarnya menembus jaringan limfoid dan bermuara didalam saluran lipatan epitel.
elenjar Lm"a 1. Len
Lien merupakan organ limfoid yang terletak di !avum abdominal di sebelah kiri atas di bawah diafragma dan sebagian besar dibungkus oleh peritoneum. Lien merupakan organ penyaring yang kompleks yaitu dengan membersihkan darah terhadap bahan-bahan asing dan sel-sel mati disamping sebagai pertahanan imunologis terhadap antigen. Lien berfungsi pula untuk degradasi hemoglobin, metabolisme =e, tempat persediaan trombosit, dan tempat limfosit 1 dan '. $ada beberapa binatang, lien berfungsi pula untuk pembentukan eritrosit, granulosit dan trombosit a. /am'aran Hst#l#gs
Lien dibungkus oleh jaringan padat sebagai !apsula yang melanjutkan diri sebagai trabe!ula. apsula akan menebal di daerah hilus yang berhubungan dengan peritoneum. Dari !apsula melanjutkan serabut retikuler halus ke tengah organ yang akan membentuk anyaman. $ada sediaan terlihat adanya daerahbulat keabu-abuan sebesar ?,-?,@ mm, daerah tersebut dinamakan pulpa alba yang tersebar pada daerah yang berwarna merah tua yang dinamakan pulpa ruba 1. Pul*a Al'a Pul*a Puth4
$ulpa alba sering disebut pula sebagai !orpus!ulum malphigi terdiri atas jaringan limfoid difus dan noduler.$ulpa alba membentuk selubung limfoid periarterial "periarterial limfoid sheats8$ALS# di sekitar arteri yang baru meninggalkan trabe!ula, selubung tersebut mengikuti arteri sampai ber!abang!abang menjadi kapiler. Sepanjang perjalanannya pada beberapa tempat selubung tersebut mengandung germinal !enter. $ALS dan germinal !enter merupakan jaringan limfoid, tetapi $ALs sebagian besar mengandung limfosit 1dan germinal !enter mengandung limfosit '. Struktur $ALS terdiri dari anyaman longgar serabut retkuler dan sel retikuler. Di tengah pulpa alba terdapat arteri sentralis .dalam !elah-!elah anyaman terdapat limfosit ke!il dan sedang, kadang ditemukan plasmasit. $ada waktu adanya rangsangan antigen di daerah $ALS banyak terdapat limfosit besar, limfoblas dan plasmasit muda banyak sekali.
5hte Pul*4 ompa!t limfatik jaringan selubung yang mengelilingi arteri pusat.
Selubung ini membentuk pembesaran bulat telur pada interval. $embesaran, yang
dikenal sebagai nodul limfatik, nodul limpa atau sel-sel *alphigi, mungkin memiliki pusat-pusat germinal. ampuran ke dalam red pulp yang berdekatan. Limfosit adalah elemen seluler dominan, tetapi sel plasma, makrofag, dan sel-sel bebas lainnya juga ditemukan.
Re$ Pul*4 Jaringan limfatik tidak berdekatan. Dilalui oleh saluran vena "sinusoid#
Lm"#st4 'esar, menengah, dan ke!il limfosit merupakan jenis sel utama yang
ditemukan dalam pulpa putih. *ereka kompak diatur dalam pulpa putih dan lebih longgar diatur dalam pulp merah.
0entral arter#le4 Lapangan di pulpa putih. Adventitia digantikan oleh jaringan
retikuler, yang disusupi oleh limfosit dalam pulpa putih. Dilengkapi kapiler pada pulpa putih.
2. Pul*a ru'ra
$ulpa rubra terdiri atas pembuluh-pembuluh darah besar yang tidak teratur sebagai sinus renosus dan jaringan yang mengisi diantaranya sebagai splendi! !ords of 'illroth. 7arna merah pulpa rubra disebabkan karena eritrosit yang mengisi sinus venosus dan jaringan diantaranya.Di dalam !elah pulpa terdapat sel-sel bebas seperti makrfag, semua jenis sel dalam darah dengan beberapa plasmasit. Dengan *.5. makrofag dapat dengan mudah ditemukan sebagai sel besar dengan sitoplasma yag kadang-kadang mengandung eritrosit, netrofil dan trombosit atau pigmen. 'agian tepi pulpa alba terdapat daerah peralihan dengan pulpa rubra sebesar B?-?? mikron, daerah ini dinamakan )ona marginalis yang mengandung sinus venosus ke!il. Cona marginais merupakan pulpa rubra yang menerima darah arterial sehingga merupakan tempat hubungan pertama antara sel-sel darah dan partikel dengan parenkim lien. apsula dan trabe!ula terdiri atas jaringan pengikat padat dengan sel otot polos dan anyaman serabut elastis. $ermukaan luar terdiri dari sel mesotil sebagai bagian peritoneum. 1rabe!ula merupakan lanjutan kapsula yang membawa arteri, vena dan pembuluh limfe. 1rabe!ua mengandung lebih banyak serabut elastis dan beberapa serabut sel otot polos.abang-!abang arteri linealis masuk melalui hilus,mengikuti
trabe!ula dan tiap kali ber!abang menjadi makin ke!il. *ula-mula arteri ini sebagai jenis arteri muskuler dengan tunika adventitia yang longgar dalam jaringan pengikat padat trabe!ula. Setelah men!apai diameter ?, mm, arteri tersebut mennggalkan trabe!ula dan tunika adventitianya diganti oleh jaringan limfoid hingga menjadi arteri sentralis. Arteri sentralis merupakan arteri muskuler dengan endotil berbentuk tinggi disertai selapis atau dua lapis otot polos yang melanjutkan dengan ber!abang-!abang dan makin ke!il. $ada diameter 0?-3? mikron, selubung limfoid menipis dan ber!abang menjadi - pembuluh sebagai arteria peni!illus atau arteria pulpa rubra. $ada waktu masuk pulpa rubra, arteri peni!illus ber!abang menjadi -/ kapiler dengan dinding yang menebal yag disebut selubung S!hweiger Seidel. &apilernya disebut sheated !apillary. *enurut 'aleyEs 1e:tbook of 9istology, arteri peni!ullus terdiri dari tiga bagian4 .Arteri pulpa,merupakan segmen terpanjang denganselapis otot polos. .Sheated !apillary, tanpa otot polos /. 1erminal arterial !apillary Sinus venosus terdapat di seluruh pulpa rubra dan banyak sekali terdapat di sekeliling pulpa alba. $embuluh-pembuluh darah ini dapat disebut sinus venosus sebab lumennya tidak teratur lebarnya "-0? mikron#.Dindingnya terdiri atas endotil dan lamina basalis. Sitoplasma mengandung dua ma!am filament yang tersusun sejajar sumbu panjang dan tidak terdapat inter!ellular jun!tion. &emampuan fagositosis sangat terbatas. Sinus venosus akan mengalirkan darah ke vena pulpa yang menpunyai dinding terdiri atas endotil memanjang, lamina basalis dan selapis tipis otot pos. Selanjutnya vena pulpa akan bermuara ke vena trabe!ula yang akan berkumpul di hilus sebagai vena lienalis.
Sinus vena4 *embentuk anastomosing pleksus melalui pulpa merah antara pita pulpa.
ord4 Jaringan limfatik longgar diatur dalam anastomosing kabel dan piring !iri limpa pulpa merah. Juga disebut kabel 'illroth atau limpa. $ita mengandung berbagai jumlah sel-sel darah merah, limfosit, sel plasma, dan monosit. Antara !ord adalah sinusoid vena.
Sel-sel darah4 (si sinusoid vena, dan memberikan warna merah pada pulpa dalam keadaan tidak segar.
Sel-sel lapisan4 sinusoid dilapisi oleh sel fagosit reti!ular milik makrofag luas "reti!uloen!lothelial# sistem. $erubahan bentuk dengan keadaan distensi sinus.
a. Hu'ungan Arter $an 6ena
Ada tiga teori mengenai hubungan arteri dan vena4 . 1eori sirkulasi terbuka 1eori ini menyatakan bahwa darah drai kapiler bermuara di dalam !elah-!elah antara sel retikuler kemudian perlahan-lahan kembali ke sinus venosus. . 1eori sirkulasi tertutup
1eori ini menyatakan bahwa kapiler berhubungan langsung dengan sinus venosus. /. 1eori kompromi 1eori ini menyatakan bahwa dalam lien terdapat kedua ma!am sirkulasi tersebut pada suatu tempat.
2. Hst#geness $an Regeneras Len
$rimordium lien tampak pada embrio umur B-F minggu sebagai suatu penebalan jaringan mesenkim pada mesogastrium dorsalis. Sel-sel mesenkim memperbanyak diri dengan mitosis membentuk hubungan melalui tonjolannya sebagai rangka retikuler dalam pulpa alba dan pulpa rubra. &emudian mun!ul sel primitif basofil yang berasal dari sel-sel induk dalam sa!!us vitelinus, hepar atau medulla
oseum.
Limfosit dalam lien sebagian beupa limfosit 1, sebagian dari medulla oseum yang dibawah pengaruh Limfosit '. *akrofag dalam lien kemungkinan berasal dari sel induk dalam medulla osseum. Apabila lien diangkat, maka fungsinya akan diambil alih oleh organ lain. Apabila terjadi luka, akan terjadi kesembuhan dengan timbulnya jaringan pengikat.
2. Th%mus
1hymus merupakan organ yang terletak dalam mediastinum di depan pembuluh-pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung, yang termasuk dalam organ limfoid primer. 1hymus merupakan satu-satunya organ limfoid primer pada mamalia yang tampak dan merupakan jaringan limfoid pertama pada embrio sesudah mendapat sel induk dari sa!!us vitellinus. Limfosit yang terbentuk mengalami proliferasi tetapi sebagian akan mengalami kematian, yang hidup akan masuk ke dalam peredaran darah sampai ke organ limfoid sekunder dan mengalami diferensiasi menjadi limfosit 1. Limfosit ini akan mampu mengadakan reaksi imunologis humoral. %eminal !enters tidak terdapat di organ ini.
a./am'aran Hst#l#gs
1iap lobulus dibungkus dalam kapsel jaringan pengikat longgar yang tipis dan melanjutkan diri ke dalam membagi lobus menjadi lobuli dengan ukuran ?,3 G mm. Jaringan parenkim thymus terdiri dari anyaman sel-sel retikuler saling berhubungan tanpa adanya jaringan pengikat lain, diantara sel retikuler terdapat limfosit. Sel retikulernya berbentuk stelat seperti didalam nodus lymphati!us dan lien, tetapi berasal dari endoderm. 9ubungan ini lebih jelas di daerah medulla sampai membentuk struktur epitel yang disebut !orpuskulum hassalli "thymi! !orpus!le#. *asing-masing lobus terdiri dari !orte: dan medulla.
0#rte
Limfosit dihasilkan di daerah !orte: sehingga sebagian besar populasi sel di !orte: adalah limfosit dari berbagai ukuran. 9ubungan antara sel retikuler terlihat dengan *.5. sebagai desmosom, sel retikuler epitelnya adalah sel stelat dengan inti oval yang berwarna pu!at dan berukuran @- mikron. Limfosit besar banyak
terdapat di bagian perifer dan makin kedalam jumlah limfosit ke!il makin bertambah, sehingga !orte: bagian dalam sangat padat oleh limfosit ke!il. Dalam !orte: terjadi proses proliferasi dan degenerasi, dan terdapat makrofag yang walaupun sedikit merupakan penghuni tetap dalam !orte:. &adang-kadang juga ditemukan sedikit plasmasit dalam parenkim.
Me$ulla
$ada medulla, banyak terdapat sel retikuler dengan berbagai bentuk, kadang mempunyai tonjolan dan kadang tidak mempunyai tonjolan sitoplasma. Ada pula sel retikuler yang berbentuk gepeng dan tersusun konsentris membentuk !orpus!ulum 9assali. Sel-selnya berhubungan sebagai desmosom. 'agian tengahnya mengalami degenerasi dan kadang-kadang kalsifikasi. Limfosit terdapat tidak begitu banyak dan hanya dari jenis bentuk ke!il. $erbedaan dengan limfosit !orte: karena bentuk yang tidak teratur dengan sitoplasma lebih banyak. Dalam medulla terdapat jenis sel lain dalam jumlah ke!il seperti makrofag dan eosinofil.
a. Pem'uluhDarah
orte: mendapat darah sebagai anyaman kapiler yang diper!abangkan dari arteriola yang terdapat di perbatasan !orte: dan medulla. 9anya terdapat sedikit perpindahan makromolekul dari darah ke parenkim melintasi dinding kapiler !orte:, sedang di medulla pembuluh darah lebih permeabel. *aka, limfosit dalam !orte: dilindungi terhadap pengaruh makromolekul dengan adanya blood-thymus barier. $embuluh limfe terdapat di jaringan pengikat penyekat lobulus.
'. Hst#geness
1hymus berasal dari dua tonjolan epitel endoderm sa!!us bra!hialis (((. *ulamula penonjolan ini memiliki lumen yang berhubungan dengan pharyn:, dengan adanya proliferasi epitel dindingnya, lumen akan terisi oleh sel-sel yang juga mengadakan invasi diantara sel-sel jaringan mesenkim di sekelilingnya. $ada umur
enam minggu akan mun!ul limfosit yang makin lama makin bertambah dan parenkim akan mengubah sel-sel stelat yang dihubungkan oleh desmosom. *edulla terjadi kemudian di daerah dalam.
. In7#lus
$roses invulsi disebut sebagai age invultion, dimulai sejak masa kanak-kanak. $roses tersebut dapat diper!epat sebagai akibat berbagai rangsangan, misalnya penyakit, stress, kekurangan gi)i, toksis atau A19, proses ini disebut sebagai a!!idental involution. $ada binatang per!obaan akan terjadi e:perimental involution yang dapatdiikutiregenerasi yang intensif.1hymus mengalami involusi se!ara fisiologis dengan perlahan-lahan. orte: menipis, produksi limfosit menurun sedang parenkim mengkerut diganti oleh jaringan lemak yang berasal dari jaringan pengikat interlobuler.
$. Hst#"s#l#gs
Limfosit sangat penting untuk perkembangan, karena adanya sejenis limfosit yang bertanggungjawab atas penolakan jaringan !angkok, delayed hypersensitvity, reaksi terhadap fungsi mikroorganisme dan virus tertentu. Limfosit 1 tidak melepaskan anmtibodi yang biasa tetapi diperlukan untuk membantu reaksi humoral oleh limfosit '. Limfosit thymus baru bersifat imunokompeten apabila sudah berada di
luar
thymus.
Apabila sel induk telah sampai ke thymus, maka akan berubah menjadi limfosit thymus dan mulai berproliferasi. Limfosit besar akan berproliferasi di !orte: tepi memberikan limfosit ke!il yang berkelompok di !orte: sebelah dalam. $roliferasi di thymus tidak dipengaruhi oleh antigen yang berbeda dengan di limfosit di organ limfoid perifer, dengan adanya blood thymus barrier.Limfosit yang meninggalkan thymus akan menuju organ limfoid perifer untuk berkumpul di daerah yang dibawah pengaruh thymus "thymus depending regions# yaitu !orte: bagian dalam nodus
lymphati!us, selubung limfoid periarterial di lien, daerah antara nodulus lymphati!us tonsilla, pla
2.- Pat#"s#l#g !el 8ang Berhu'ungan Dengan !stem Lm"#$ Pa$a Manusa Dan Mekansme Pen%aktn%a 1. Lm"a$ents
Limfadenitis adalah peradangan pada satu atau beberapa kelenjar getah bening. $eradangan tersebut akan menimbulkan hiperplasia kelenjar getah bening hingga terasa membesar se!ara klinik. &emun!ulan penyakit ini ditandai dengan gejala mun!ulnya benjolan pada saluran getah bening misalnya ketiak, leher dan sebagainya. &elenjar getah bening yang terinfeksi akan membesar dan biasanya teraba lunak dan nyeri. &adang-kadang kulit diatasnya tampak merah dan terasa hangat.
1.2.1 ETI,L,/I LIM9ADENITI!
Limfadenitis bisa disebabkan oleh infeksi dari berbagai organisme yaitu bakteri, virus, proto)oa, riketsia atau jamur. Streptokokus dan bakteri staphylo!o!!al adalah penyebab paling umum dari limfadenitis, meskipun virus, proto)oa, ri!kettsiae, jamur, dan basil 1' juga dapat menginfeksi kelenjar getah bening. iri khasnya, infeksi tersebut menyebar menuju kelenjar getah bening dari infeksi kulit, telinga, hidung, atau mata atau dari beberapa infeksi seperti infe!tious mononu!leosis, infeksi !ytomegalovirus, infeksi strepto!o!!al, tuber!ulosis, atau sifilis. (nfeksi tersebut bisa mempengaruhi kelenjar getah bening atau hanya pada salah satu daerah pada tubuh.
1.2.2. PAT,9I!I,L,/I LIM9ADENITI!
/am'ar 1( Pat#"s#l#g Lm"a$ents
&elenjar getah bening "&%'# adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh. 1ubuh kita memiliki kurang lebih sekitar ?? kelenjar getah bening, namun hanya di daerah sub mandibular, ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat. 1erbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen "protein asing# dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya. $embuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke kelenjar getah bening sehingga dari lokasi kelenjar getah bening akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya. 2leh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar. $embesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari kelenjar getah bening itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit atau karena datangnya sel-sel peradangan "neutrofil# untuk mengatasi infeksi di kelenjar getah bening "limfadenitis#, infiltrasi sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolite ma!rophage "gau!her disease#. Dengan mengetahui lokasi pembesaran kelenjar getah bening maka kita dapat mengarahkan kepada lokasi kemungkinan terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran kelenjar
getah bening. 'enjolan, bisa berupa tumor baik jinak atau ganas, bisa juga berupa pembesaran kelenjar getah bening. &elenjar ini ada banyak sekali di tubuh kita, antara lain di ujudaerah leher, ketiak, dalam rongga dada dan perut, di sepanjang tulang belakang kiri dan kanan sampai mata kaki. &elenjar getah bening berfungsi sebagai penyaring bila ada infeksi lokal yang disebabkan bakteri atau virus. Jadi, fungsinya justru sebagai benteng pertahanan tubuh. Jika tidak terjadi infeksi, kemungkinan adalah tumor. Apalagi bila pembesaran kelenjar didaerah-daerah tersebut di atas, pertumbuhannya !epat dan mudah membesar. 'ila sudah sebesar biji nangka, misalnya, bila ditekan tidak sakit, maka perlu diwaspadai. Jalan terbaik, adalah dilakukan biopsy di kelenjar tersebut. Diperiksa jenis sel-nya untuk memastikan apakah sekedar infeksi atau keganasan. Jika tumor dan ternyata ganas, pembesaran kelenjar akan !epat terjadi. Dalam sebulan, misalnya sudah membesar dan tak terasa sakit saat ditekan. 'eda dengan yang disebabkan infeksi, umumnya tidak bertambah besar dan jika daerah di sekitar benjolan ditekan,terasa sakit. $eningkatan ukuran kelenjar getah bening disebabkan . *ultiplikasi sel-sel di dalam node, termasuk limfosit, sel plasma, monosit, histiosit . (nfiltrasi sel dari luar nodus seperti sel ganas atau neutrofil /. $engeringan infeksi "misalnya abses# ke kelenjar getah bening lokal. 1.2.3. PAT,/ENE!I! LIM9ADENITI! a. elenjar getah 'enng
&elenjar getah bening "&%'# adalah agregat nodular jaringan limfoid yang terletak sepanjang jalur limfe di seluruh tubuh. Sel dendritik membawa antigen mikroba dari epitel dan mengantarkannya ke kelenjar getah bening yang akhirnya dikonsentrasikan di &%'. Dalam &%' ditemukan peningkatan limfosit berupa nodus tempat proliferasi limfosit sebagai respons terhadap antigen.
'. !%stem lm"atk:resrkulas lm"#st
Sirkulasi darah ada dibawah tekanan dan komponennya "plasma# masuk dinding kapiler yang tipis ke jaringan sekitar. airan ini disebut !airan interstisial yang membasahi semua jaringan dan sel. 'ila !airan ini tidak dikembalikan ke sirkulasi dapat terjadi edema, pembengkakan progresif yang dapat mengan!am nyawa. 9al itu tidak terjadi
oleh karena !airan dikembalikan ke darah melalui
dinding venul. Jadi system tersebut menampung !airan yang dari pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan dan mengembalikannya ke pembuluh darah. Sel limfosit, SD, makrofag dan sel lainnya juga dapat masuk melalui dinding tipis sel endotel yang longgar dari pembuluh limfe primer dan masuk ke dalam arus limfe. Antigen asing yang masuk ke dalam jaringan akan ditangkap oleh sel system imun dan dibawa ke berbagai jaringan limfoid regional yang teroganisasi seperti &%'. Jadi system limfatik juga berperan sebagai alat transport limfosit dan antigen dari jaringan ikat ke jaringan limfoid yang teroganisasi, tempat limfosit diaktifkan. &euntungan dari resirkulasi limfosit ialah bahwa sewaktu terjadi infeksi non-spesifik, banyak limfosit akan terpajan dengan antigen8kuman. &euntungan lain dari resirkulasi limfosit ialah bahwa bila ada organ limfoid misalnya limfa yang defi!it limfosit karena infeksi, radiasi atau trauma. Limfosit dari jaringan limfoid lainnya melalui sirkulasi akan dapat dikerahkan kedalam organ limfoid tersebut dengan mudah. Sel 1 naHf "Sel matang yang belum terpajan dengan antigen dan belum berdiferensiasi# !enderung meninggalkan sirkulasi darah dan menuju kelenjar getah bening dalam daerah sel 1. SD8A$ dari berbagai bagian tubuh yang membawa antigen juga berimigrasi dan masuk ke dalam kelenjar getah bening dan mempresentasikan antigen ke sel 1. sel 1 yang diaktifkan SD8A$ tersebut keluar dari kelenjar limfoid dan melalui aliran darah bergerak ke tempat infeksi dan bekerja sebagai sel efektor. 1idak seperti leukosit, limfosit terus menerus di resirkulasikan melalui darah dan limfe ke berbagai organ limfoid.
1. HE6:tem*at ekstra7asas lm"#st 'eberapa tempat di endotel vas!ular dalam venul poskapilar berbagai organ
limfoid terdiri atas sel khusus, gemuk dan tinggi yang disebut 95;. Sel-selnya berlainan sekali dengan sel endotel yang gepeng yang membatasi kapiler lainnya. Setiap organ limfoid sekunder, ke!uali limpa mengandung 95;. 95; mengekspresikan sejumlah besar molekul adhesi. Seperti sel endotel vas!ular lainnya, 95; mengekspresikan A* family selektin "selektin 5 dan $#, family musin "%lyA*- dan D/0# dan superfamily immunoglobulin "(A*-, (A*-. (A*-/, ;A*- dan *AdA*-# beberapa molekul adhesi disebut adresin vas!ular, oleh karena berperan dalam mengarahkan ekstravasasi berbagai populasi limfosit dalam resirkulasi ke organ limfoid khusus. 2. Homing atau trafficking
$ada keadaan normal terjadi lintas arus limfosit aktif terus menerus melalui kelenjar getah bening, tetapi bila ada antigen masuk, arus limfosit dalam kelenjar getah bening akan berhenti sementara. Sel yang antigen spesifik akan ditahan dalam kelenjar getah bening. Dalam menghadapi antigen tersebut, kelenjar dapat membengkak seperti yang sering ditemukan pada infeksi. 9al tersebut merupakan hal yang esensial untuk respons imun yang efektif terhadap antigen asing. Limfosit !enderung berimigrasi ke tempat-tempat yang selektif. 9oming mukosa adalah kembalinya sel limfoid reaktif imunologis ke asalnya di folikel mukosa. 9al tersebut terjadi
melalui ikatan antara molekul adhesi dan kemokin,
reseptor yang mengarahkan berbagai populasi limfosit ke jaringan limfoid khusus atau inflamasi yang disebut dengan reseptor homing . L-selektin atau DL adalah molekul pada permukaan limfosit yang berperan pada homing limfosit. Adresin mukosa adalah salah satu adresin yang mengikat integrin pada sel 1 yang memilih homing di saluran !erna. >eseptor pada permukaan limfosit tersebut akan memberikan arah dan tujuan kembali ke plak peyer. Limfosit yang awalnya disensitasi oleh antigen di plak peyer akan diaktifkan dan memproduksi sel memori yang akan berimigrasi kembali ke tempat yang semula mensensitasinya.
1.2.-. LA!I9IA!I LIM9ADENITI!
Sebagian besar kasus merupakan respon jinak terhadap infeksi lokal atau sistemik. Sebagian besar anak dengan limfadenitis menunjukkan ke!il, teraba serviks, ketiak, dan kelenjar getah bening inguinal. &urang umum adalah pembesaran suboksipital atau postaurikular node. Supraklavikula, epitro!hlear, dan poplitea kelenjar getah bening teraba jarang terjadi, seperti yang diperbesar node mediastinum dan perut. Limfadenitis dapat mempengaruhi node tunggal atau sekelompok node "adenopati daerah# dan dapat unilateral atau bilateral. 2nset dan perjalanan limfadenitis mungkin akut, subakut, atau kronis. jenis lymphadenitis4 1. L%m*ha$ents $se'a'kan #leh 7rus(
(nfe!tious mononu!leosis lymphadenitis ytomegalovirus "*;# lymphadenitis 9erpes simple: virus lymphadenitis ;ari!ella-herpes )oster lymphadenitis
;a!!inia lymphadenitis *easles lymphadenitis 9uman immunodefi!ien!y virus "9(;# lymphadnitis, with and without salivary gland invovlvement 9uman immunodefi!ien!y virus "9(;# lymphadnitis of salivary gland invovlvement
2. L%m*ha$ents $se'a'kan #leh 'akter(
+on-spe!ifi! a!terial lymphadenitis "!ommon, non-spe!ifi! spe!ies# at-s!rat!h lymphadenitis " Afipia felis# 'a!illary angiomatosis of lymph nodes " Bartonella henselae and B. quintana# Lymphogranuloma venereum lymphadenitis "Chlamydia trachomatis# Syphiliti! lymphadenitis "Trapenosoma pallidum# Lymphadenitis of 7hipple disease
3. L%m*ha$ents $se'a'kan #leh m%#'atera(
Mycobacterium tuberculosis lymphadenitis "1'# Atypi!al my!oba!terial lymphadenitis Mycobacterium avium-intracellulare lymphadenitis Mycobacterium leprae lymphadenitis *is!ellaneous my!oba!terial lymphadenitis
-. L%m*ha$ents $se'a'kan #leh jamur
Cryptococcus lymphadenitis Histoplasma lymphadenitis Coccidioidomycosis lymphadenitis Pneumocystis lymphadenitis
;. L%m*ha$ents $se'a'kan #leh *r#t#<#a
Tooplasma lymphadenitis !eishmania lymphadenitis
"ilaria lymphadenitis
. ,thers *alaioplakia "most !ommon in the mesenteri! lymph nodes#
1.2.;. MANI9E!TA!I LINI! LIM9ADENITI!
&elenjar getah bening yang terserang biasanya akan membesar dan jika diraba terasa lunak dan nyeri, selain itu gejala klinis yang timbul adalah demam, nyeri tekan, dan tanda radang. &ulit di atasnya terlihat merah dan terasa hangat, pembengkakan ini akan menyerupai daging tumbuh atau biasa disebut dengan tumor. Dan untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merujuk pada penyakit limfadenitis maka perlu adanya pengangkatan jaringan untuk pemeriksaan di bawah mikroskop. Limfadenitis pada taraf parah disebut limfadenitis kronis. Limfadenitis ini terjadi ketika penderita mengalami infeksi kronis, misal pada kondisi ketika seseorang dengan faringitis kronis akan ditemukan pembesaran kelenjar getah bening leher "limfadenitis#. $embesaran di sini ditandai oleh tanda radang yang sangat minimal dan tidak nyeri. $embesaran kronis yang spesifik dan masih banyak di (ndonesia adalah akibat tuberkulosa. Limfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening, padat8keras, multiple dan dapat berhubungan satu sama lain. Limfadenitis tuber!ulosa pada kelenjar getah bening dapat menjadi besar dan berhubungan sehingga leher penderita itu bias disebut seperti bull ne!k. $ada keadaan seperti ini kadang-kadang sulit dibedakan dengan limfoma malignum. Limfadenitis tuberkulosa diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologi, terutama yang tidak disertai oleh tuberkulosa paru.
1.2.=. ANAMNE!I! LIM9ADENITI! a. eluhan Utama 4
$embengkakan &elenjer di bagian bawah >egio Supra lavi!ula Dekstra. 'engkaknya sebesar telur puyuh , lunak serta nyeri bila di tekan. '. eluhan *en%erta dari limfadenitis ialah 4 •
Adanya luka perih berdenyut biasanya mun!ul pada daerah sellulitis
•
Anoreksia
•
*alaise
•
*enggigil dan demam /@,BI - 0?I.
•
1akikardia
•
1erdapat garis merah pada kulit mulai dari luka sampai ke limfonodi regional, biasanya meluas dan lunak akibat keterlibatan limfatik.
•
Adakah batuk, nyeri tenggorokan dan ruam. $enurunan berat badan, demam, keringat malam adalah gejala dari limfoma.
. R>a%at *en%akt
Adanya peradangan tonsil "amandel# sebelumnya mengarahkan kepada infeksi oleh streptokokus. Adanya infeksi gigi dan gusi dapat mengarahkan kepada infeksi bakteri
anaerob.
1ransfusi
darah
sebelumnya
dapat
mengarahkan
kepada
itomegalovirus, 5pstein 'arr ;irus atau 9(;. $. R>a%at ,'at: ,'atan
>iwayat obat-obatan4 fenitoin dan isonia)id. e. R>a%at *ekerjaan $an *erjalanan terhadap infeksi 8 kontak sebelumnya kepada orang dengan infeksi saluran nafas atas, faringitis oleh Strepto!o!!us, atau tuber!ulosis turut membantu mengarahkan penyebab limfadenitis. >iwayat perjalanan atau pekerjaan, misalnya perjalanan
ke
daerah-daerah
di
Afrika
dapat
mengakibatkan
penyakit
1ripanosomiasis, orang yang bekerja dalam hutan dapat terkena 1ularemia. 1.2.?. PEMERI!AAN 9I!I LIM9ADENITI!
$ada pemeriksaan fisik limfadenitis harus di!atat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, Apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal. $asien tampak sakit ringan atau berat , demam, dan pada kulit adakah lesi misalnya selulitis, abses, melanoma. $eriksa dimana kelenjer getah bening yang membesar 4 *isalnya di bagian bawah >egio Supra lavi!ula Dekstra, &%' di servikal, aksilaris, inguinal, dll.
•
•
•
6kuran4 +ormal bila diameter ?,3 !m "pada lipat paha ,3!m dikatakan abnormal#. +yeri tekan4 6mumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan. &onsistensi4 &eras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada limfomaK lunak mengarahkan kepada proses infeksiK fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses8pernanahan.
•
$enempelan4 'eberapa &elenjar %etah 'ening yang menempel dan bergerak bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis keganasan. $embesaran &%' leher bagian posterior terdapat pada infeksi rubela dan mononukleosis. $ada pembesaran &%' oleh infeksi virus, &%' umumnya bilateral "dua sisi-kiri8kiri dan kanan#, lunak dan dapat digerakkan. 'ila ada infeksi oleh bakteri, kelenjar biasanya nyeri pada penekanan, baik satu sisi atau dua sisi dan dapat fluktuatif dan dapat digerakkan. Adanya kemerahan dan suhu lebih panas dari sekitarnya mengarahkan infeksi bakteri dan adanya fluktuatif menandakan terjadinya abses. 'ila limfadenitis disebabkan keganasan, tanda-tanda peradangan tidak ada, &%' keras dan tidak dapat digerakkan "terikat dengan jaringan di bawahnya#. $ada infeksi oleh mikobakterium pembesaran kelenjar berjalan mingguan-bulanan, walaupun dapat mendadak, &%' menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pe!ah. Adanya tenggorokan yang merah, ber!ak-ber!ak putih pada tonsil, bintik bintik merah pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus. $embengkakan pada jaringan lunak leher "bull ne!k# mengarahkan kepada infeksi oleh bakteri difteri. =aringitis, ruam-ruam dan pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi epstein barr virus. Adanya radang pada selaput mata dan ber!ak koplik mengarahkan kepada !ampak.
1.2.@. PEMERI!AAN PENUN)AN/ LIM9ADENITI! 1. Hasl La'#rat#rum *a$a lm"a$ents (
Lekositosis biasanya tanpa perubahan. $ada akhirnya, kultur darah menjadi positif, umumnya spesies stafilokokus atau streptokokus. $emeriksaan kultur dan sensitivitas pada eksudat luka atau pus dapat membantu pengobatan infeksi. 2. Pemerksaan Mkr#'#l#g
$emeriksaan mikrobiologi yang meliputi pemeriksaan mikroskopis dan kultur. Spesimen untuk mikrobiologi dapat diperoleh dari sinus atau biopsi aspirasi. Dengan pemeriksaan ini kita dapat memastikan adanya mikroorganisme pada spesimen. &ultur "!ontoh dikirim ke laboratorium dan diletakkan pada kultur medium yang membiarkan mikroorganisme untuk berkembang# kemungkinan diperlukan untuk memastikan diagnosa dan untuk mengidentifikasikan organisme penyebab infeksi.
3. Ultras#n#gra" U!/4
6S% merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan gambaran mikronodular. 6S% juga dapat dilakukan untuk membedakan penyebab pembesaran kelenjar "infeksi, metastatik, lymphoma, atau reaktif hiperplasia#.
-. B#*s
'iopsi adalah pengambilan sejumlah ke!il jaringan dari tubuh manusia untuk pemeriksaan patologis mikroskopik. 'iopsi Aspirasi Jarum 9alus " "ine #eedle Aspiration Biopsy8 =+A'#, adalah prosedur biopsi yang menggunakan jarum sangat tipis yang melekat pada jarum suntik untuk menarik "aspirasi# sejumlah ke!il jaringan dari
lesi
abnormal. Sampel jaringan
ini kemudian dilihat di
bawah
mikroskop. 'iopsi kebanyakan dlakukan untuk mengetahui adanya kanker. 'agian apapun dari tubuh, seperti kulit, organ tubuh maupun benjolan dapat diperiksa.
In$kas 9ne Nee$le As*rat#n B#*s% ( •
$asien yang menjalani =+A' umumnya dideteksi memiliki massa jaringan lunak di bawah permukaan kulit atau mukosa selama pemeriksaan klinis. *assa leher dapat dideteksi dengan teknik ini. &arena massa yang dalam sulit dibiopsi, =+A' dapat sangat membantu.
•
&egagalan untuk menge!il setelah 0- minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsi &%'.
•
'iopsi dilakukan terutama bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan.
•
&%' yang menetap atau bertambah besar walau dengan pengobatan yang adekuat mengindikasikan diagnosis yang belum tepat.
;. 0T !an
1 S!an adalah mesin :-ray yang menggunakan komputer untuk mengambil gambar tubuh untuk mengetahui apa yang mungkin menyebabkan limfadenitis. 1 s!an dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan biopsi aspirasi kelenjar limfe intratoraks dan intraabdominal. 1 S!an dapat mendeteksi pembesaran &%' servikalis dengan diameter 3 mm atau lebih.
1.2.. PENATALA!ANAAN LIM9ADENITI!
$enatalaksanaan yang spesifik pada Limfadenitis 1idak ada. Limfadenitis dapat terjadi setelah terjadinya infeksi melalui kulit atau infeksi lainnya yang disebabkan oleh bakteri seperti strepto!o!!us atau staphylo!o!!us. 1erkadang juga dapat disebabkan oleh infeksi seperti tuber!ulosis atau cat scratch disease "'artonella#. 2leh karena itu, untuk mengatasi Limfadenitis adalah dengan mengeliminasi penyebab utama infeksi yang menyebabkan Limfadenitis. Limfadenitis biasanya ditangani dengan mengistirahatkan ekstremitas yang bersangkutan dan pemberitan antibioti!, penderita limdafenitis mungkin mengalami pernanahan sehingga memerlukan insisi dan penyaliran. Limfadenitis spesifik, misalnya oleh jamur atau tuber!ulosis, biasanya memerlukan biopsi atau biakan untuk menetapkan diagnosis. $engobatan sesuai gejala harus dilakukan untuk men!egah terjadinya komplikasi. $engobatan gejala harus dimulai segera seperti pemberian4
-
Analgesik "penghilang rasa sakit# untuk mengontrol nyeri Antipiretik dapat diberikan untuk menurunkan demam Antibiotik untuk mengobati setiap infeksi sedang sampai berat 2bat anti inflamasi untuk mengurangi peradangan &ompres dingin untuk mengurangi peradangan dan nyeri 2perasi mungkin diperlukan untuk mengeringkan abses. 9indari pemberian aspirin pada anak karena dapat meningkatkan risiko sindrom >eye pada anak. &asus limfadenitis mesenterika ringan, tanpa komplikasi dan disebabkan oleh virus biasanya hilang dalam beberapa hari atau minggu. 1ata laksana pembesaran kelenjar getah bening leher didasarkan kepada penyebabnya. 'anyak kasus dari pembesaran kelenjar getah bening leher sembuh
dengan sendirinya dan tidak membutuhkan pengobatan apa pun selain dari observasi. &egagalan untuk menge!il setelah 0- minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsy kelenjar getah bening. 'iopsy dilakukan bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan, kelenjar getah bening yang menetap atau bertambah besar dengan pengobatan yang tepat, atau diagnosis belum dapat ditegakkan. Se!ara umum pengobatan Limfadenitis yaitu 4 A.
$engobatan dilakukan dengan tuberkulositik.bila terjadi abses,perlu dilakukan aspirasi dan bila tidak berhasil, sebaiknya dilakukan insisi serta pengangkatan dinding
abses dan kelenjar getah bening yang bersangkutan. '. $embesaran kelenjar getah bening biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri, walaupun pembesaran kelenjar getah bening dapat berlangsung mingguan. $engobatan pada infeksi kelenjar getah bening oleh bakteri "limfadenitis# adalah anti bioti! oral ? hari dengan pemantauan dalam hari pertama "lul#alln dosis 4 3 mg8kg'' 0 kali sehari. 'ila ada reaksi alergi terhadap antibioti! golongan peni!illin dapat diberikan e*halen dengan dosis 4 3 mg8kg''"dosis maksimal 3?? mg# / kali sehari atau er%thr#m%n 3 mg8kg'' "dosis maksimal 4 3?? mg# / kali sehari. . 'ila penyebab limfadenopati adalah my!oba!terium tuber!ulosis maka diberikan obat anti tuber!ulosis selama F- bulan. $erhimpunan Dokter $aru (ndonesia "$D$(# mengklasifikasikan limfadenitis 1' kedalam 1' di luar paru dengan paduan obat >9C58?>9. 'ritish 1hora!i! So!iety >esear!h ommittee and ompbell "'1S># merekomendasikan pengobatan selama F bulan dalam regimen >958@>9.
1.2.1. ,MPLIA!I LIM9ADENITI! 1. Pem'entukan a'ses
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan han!ur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah,yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas absesK
hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk men!egah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pe!ah di dalam, maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses.
2. !e*ss se*tkema atau keraunan $arah4
Sepsis adalah kondisi medis yang berpotensi berbahaya atau mengan!am nyawa, yang ditemukan berhubungan dengan infeksi yang diketahui atau di!urigai.
3. 9stula terlhat $alam lm"a$ents %ang $se'a'kan #leh TB04
Limfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening, padat8keras, multiple dan dapat berkonglomerasi s atu sama lain. Dapat pula sudah terjadi perkijuan seluruh kelenjar, sehingga kelenjar itu melunak seperti abses tetapi tidak nyeri. Apabila abses ini pe!ah ke kulit, lukanya sulit sembuh oleh karena keluar se!ara terus menerus sehingga seperti fistula. =istula merupakan penyakit yang erat hubungannya dengan immune system 8 daya tahan tubuh setiap individual.
2. LEUEMIA 2.1.1
Et#l#g
7alaupun penyebab dasar leukimia tidak diketahui, predisposisi genetik maupun faktor-faktor lingkungan kelihatannya memainkan peranan. Jar ang ditemukan leukimia familial, tetapi kelihatannya terdapat insiden leukimia lebih tinggi dari saudara kandung anak-anak yang terserang, dengan insiden yang meningkat sampai ? pada kembar mono)igot "identik#, individu dengan kelainan kromosom, seperti sindrom down, kelihatannya mempunyai insiden leukimia akut dua puluh kali lipat. =aktor lingkungan berupa pajanan dengan radiasi pergion dosis tinggi disertai manifestasi leukimia yang timbul bertahun-tahun kemudian. Cat-)at kimia "misal ben)en,arsen,pestisida,kloramfenikol,fenilbuta)on,dan agen antineoplastik# dikaitkan dengan frekuensi yang meningkat, khususnya agen agen alkil.&emungkinan leukimia meningkat pada penderita yang di obati baik dengan radiasi atau kemoterapi. Setiap keadaan sumsum tulang hipoplastik kelihatan nya merupakan predisposisi terhadap leukimia. $asien dengan sindrom mielodisplastik "gangguan sel induk dengan manifestasi adanya blas dan pansitopenia yang ditemukan pada orang dewasa tua# sering berkembang menjadi leukimia nonlimfositik akut.
1erapi ditujukan pada eliminasi garis sel abnormal43 pasien, dengan mulainya lagi hematopoiesis normal , men!apai remisi penyakit. $en!apaian remisi molekular lengkap dengan pembalikan semua abnormalitas sitogenetik penting sekali untuk penyembuhan atau remisi jangka panjang. Agen kemoterapik yang dipilih menghan!urkan sel dengan berbagai mekanisme seperti menganggu maturasi dan metabolisme sel. *anifestasi klinis yang sama pada pansitopenia yang menyertai penyakit aktif timbul setelah kemoterapi. (nfeksi tetap merupakan penyebab kematian utama pada pasien dengan leukimia akut. $erawatan suportif merupakan kun!i untuk meningkatkan angka harapan hidup pasien ini. $erawatan harus men!akup perhatian yang penuh melawan infeksi dan pendarahan.
2.1.2
las"kas Leukma Akut
Leukimia mula-mula dijelaskan oleh vir!how pada tahun B@0 sebagai Mdarah puithN adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan poliferasi sel induk hematopoietik yang se!ara maligna melakukan transformasi yang menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang normal. &lasifikasi leukimia yang paling banyak digunakan adalah klasifikasi dari =A'. &lasifikasi ini klasifikasi morfologi dan didasarkan pada diferensiasi dan maturasi sel leukimia yang dominan dalam sumsum tulang, serta pada penelitian sitokimia. Sejak laporan awal oleh gralni!k, terdapat subklasifikasi lanjutan yang telah ditambahkan. 1. Leukma Akut
leukimia akut yang menyerang rangkaian mieloid disebut leukimia dan limfositik akut "L+LA#,leukimia nilositik akut "L*A#, atau leukimia granulositik akut. +eoplasma uniklonal dan berasal dari transportasi sel progenonitorhematopoietik. Sifat alami neoplastik sel yang mengalami transpormasi yang sebenarnya telah digambarkan melalui study molekuler tetapi defek kritis bersifat instrinsik dan dapat diturunkan melalui progeni sel. Defek kualitatif dan kuantitatif pada semua garis sel mieloid. Oang berpoiferasi pada gaya tak terkontrol dan menggantikan sel normal "linker,??# leukimia nonlimfositik akut "L+LA# bertanggungjawab atas B? leukimia akut pada orang dewasa. $ermulaan nya mungkin mendadak atau progresif dalam masa
sampai / bulan, dengan durasi gejala singkat. Jika tidak diobati, L+LA fatal dalam / sampai bulan. *anifestasi klinis berkaitan dengan berkurangnya sel hematopoietika normal, terutama granulosit dan trombosit. $asien sering menunjukkan gejala infeksi atau pendarahan atau keduanya pada waktu diagnosis. *enggigil, demam, takikardia, dan takipnea sering merupakan gejala yang mun!ul. (nfeksi dapat mengenai semua sistem organ. 2rganisme yang paling sering adalah bakteri gram negatif seperti 5.!oli dan pseudomonas serta infeksi fungus. 1anpa pengobatan yang tepat, pasien dengan septikemia dapat meninggal dalam beberapa jam. $asien dengan leukimia promielositik "*-/# yang menampakkan gejala diastesis pendarahan "koagulasi intravaskular diseminata 8 D(# dan leukimia monisitik "*-0 atau *-3# sering menampakkan infiltrasi gusi 1rombositopenia mengakibatkan pendarahan yang dinyatakan oleh petekie dan ekimosis "pendarahan dalam kulit#, epistaksis hematoma pada membran mukosa, serta pendarahan saluran !erna dan sistem saluran kemih. 1ulang mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang atau infiltrasi subperiosteal a. Leukimia limfositik akut Leukimia limfositik akut "LLA# merupakan kanker yang paling sering menyerang anak-anak dibawah umur 3 tahun dengan pun!ak insiden terjadi pada orang dewasa yang menderita leukimia akut. *anifestasi LLA berupa proliferasi limfloblast abnormal dalam sumsum tulang dan tempat Gtempat ekstramedular "diluar sumsum tulang , seperti kelenjar getah bening dan lien#. *anifestasi klinis leukimia limfositik menyerupai leukimia granulositisik akut, dengan tanda dan gejala dikaitkan dengan penekanan unsur sumsum tulang noraml. &arena itu, infeksi, pendarahan,. Dan anemia merupakan manifestasi utama, sepertiga pasien tampak dengan infeksi dan pendarahan waktu didiagnosis. *alaise, demam, letargi, kehilangan berat badan dan keringat pada malam hari juga dapat menjadi gejala yang tampak. &arena menyerang daerah ekstramedular, pasien ini mengalami
limfadenopati
"kelenjar
getah
bening
yang
membesar#
dan
hepatosplenomegali"lien dan hepar membesar#. +yeri tulang dan artralgia, meskipun terdapat pada orang dewasa, lebih sering pada anak-anak. 1erkenanya SS$ dapat terjadi pada 3 - ? waktu didiagnosis. 1anda dan gejala terkenanya SS$men!akup nyeri kepala, muntah, kejang, dan gangguan penglihatan.
2. Leukema kr#nk
Leukemia granulositik kronik Leukemia granulositik kronik "L% atau leukemia mielositik kronik "L* menerangkan 3 leukemia , paling sering terlihat pada orang dewasa usia pertengahan, tetapi dapat juga timbul pada setiap kelompok umur. 1anda dan gejala berakaitan dengan keadaan hipermetabolik 4 kelelahan, penurunan berat badan, diaforesis meningkat, dan tidak tahan panas. Lien membesar pada F? kasus yang mengakibatkan perasaan penuh pada abdomen dan mudah merasa kenyang. . 5tiologi $enyebab LL& belum diketahui. &emungkinan yang berperan adalah abnormalitas kromosom, onkogen, dan retrovirus ">+A tumour virus#.$enelitian awa l menunjukkan keterlibatan gen b!l- dan b!l- pada 3-3 pasien, sedangkan gen b!l/ hanya kadang-kadang terlibat. $rotoonkogen l!r dan !-fgr, yang menkode protein kinase tirosin diekspresikan pada limfosit yang terkena LL& tetapi tidak pada sel ' murni yang normal. Saat ini pada pasien LL& didapatkan delesi homo)igot dan region genom telomerik gen retinoblastoma tipe- d/s3. 9al ini menunjukkan bahwa adanya gen suppressor tumor baru terlibat dalam LL&. . 5pidemiologi 6sia rerata pasien saat didiagnosis berusia 3 tahun, hanya ?-3 kurang dari 3? tahun. Angka kejadian di negara barat /8??.???. $ada populasi geriatri, insiden di atas usia @? tahun sekitar 3?8??.???. >isiko terjadinya LL& meningkat seiring usia. $erbandingan risiko relatif pada pria tua adalah ,B4 perempuan tua. &ebanyakan pasien memiliki ras kaukasia dan berpendapatan menengah. /. $atogenesis Sel ' darah tepi normal adalah subpopulasi limfosit ' D3P matur "sama dengan sel '-a# yang terdapat pada )ona mantel limfonodi dan dalam jumlah ke!il di darah. Sel ' LL& mengekpresikan immunoglobulin membrane permukaan yang umumnya rendah kadarnya, kebanyakan (g*, (gD dibandingkan sel ' darah tepi
normal, dan single light chain "kappa dan lambda#. Juga mengekspresi antigen 1 D3, antigen 9LA-D> dan antigen ' "DF dan D?# mempunyai reseptor untuk sel darah tikus, dan menghasilkan autoantibodi polireaktif. 5kpresi gen ;9 dan ;L terbatas pada sel-sel tersebut. 'erdasarkan karakteristik tersebut, LL& kemungkinan merupakan suatu proses bertahap, dimulai dengan ekspansi poliklonal yang ditimbulkan oleh antigen terhadap limfosit ' D3P yang dibawah pengaruh agen mutasi pada akhirnya ditransformasi menjadi proliferasi monoklonal. Limfosit ' D3P neoplastik mengumpul akibat hambatan apoptosis "kematian sel terprogram#. *eskipun gen b!l- jarang mengalami translokasi , tetapi terus menerus diekspresikan se!ara berlebihan, yang mengakibatkan bertambah panjangnya kelangsungan hidup sel LL&. Selain itu sitokin terlibat dalam pengaturan pertumbuhan dan sel-sel tersebut. $ada LL&, 1+= alfa dan (L-? berperan sebagai gro$th factor . Dalam perjalanan penyakit, ekspresi berlebihan D/B, onko gen !my!, delesi gen >'-, dan mutasi gen supresor tumor p3/ juga terjadi. Sekitar 33 pasien LL& mempunyai abnormalitas sitogenik, khususnya trisomi , kelainan kromosom / pada lajur <0 "lokasi gen supresor >'-#, 0
pada awalnya,
tetapi
smakin men!olok sejalan
dengan
perjalanan
penyakitnya.Akibat penumpukan sel ' neoplastik, pasien yang asimptomatik pada
saat diagnosis pada akhirnya akan mengalami limfadenopati, splenomegali, dan hepatomegali. •
9asil pemeriksaan fisis ?-/? pasien tidak menunjukkan kelainan fisik. &elainan fisik yang
dijumpai adalah limfadenopati. Sekitar 3? pasien mengalami l imfadenopati dan8atau hepatosplenomegali. $embesaran limfonodi dapat terlokalisir atau merata dan bervariasi dalam ukuran. Splenomegali dan8atau hepatomegali ditemukan pada 33? kasus. (nfiltrasi pada kulit, kelopak mata, jantung, pleura, paru, dan saluran !erna umumnya jarang, dan timbul pada akhir perjalanan penyakit. Sejalan dengan perjalanan penyakit, limfadenopati massif dapat menimbulkan obstruksi lumen termasuk ikterus obstruktif, disfagia uropati obstruktif, edema ekstremitas bawah, dan obtruksi usus parsial. 1imbulnya efusi pleura atau asites berhubungan dengan prognosis yang buruk.
3. %ambaran klinis •
*engenai orang berusia tua, dan jarang mengenai orang berusia kurang dari 0? tahun. >asio pria terhadap wanita adalah 4.
•
'anyak kasus "biasanya stadium ?# didiagnosis data dilakukan pemeriksaan darah rutin.
•
$embesaran simetris kelenjar getah bening permukaan adalah tanda klinis yang paling sering dijumpai. &elenjar biasanya berbatas tegas dan tidak nyeri tekan. Salah satu pembesaran yang dijumpai dapat berupa pemebesaran tonsil.
•
%ambaran anemia mungkin ada
•
Splenomegali dan hepatomegali biasa ditemukan pada stadium lebih lanjut.
•
(nfeksi bakteri dan jamur sering ditemukan pada stadium lanjut karena defisiensi imun dan neutropenia "akibat infiltrasi sumsum tulang, kemoterapi, atau hipersplenisme# juga terdapat kaitan dengan herpes )oster.
•
$enderita trombositopenia mungkin memperlihatkan adanya memar atau purpura.
. %ambaran laboratorium
Peripheral smear from a patient with chronic lymphocytic leukemia, small lymphocytic variety
•
Limfositosis
•
$enentuan imunotipe limfosit menunjukkan bahwa limfosit tersebut adalah sel ' "D F pemukaan positif#, yang mengekspresikan immunoglobulin
permukaan
"(g*
atau
(gD#
(mmunoglobulin ini terbukti bersifat monoklonal .
se!ara
lemah.
•
Anemia normositik normokrom terdapat pada stadium lanjut akibat infiltrasi sumsum tulang atau hipersplenisme.
•
1rombositopenia terjadi pada banyak pasien.
•
$ada aspirasi sumsum tulang menunjukkan adanya penggantian elemen sumsum tulang oleh limfosit.
•
&adar immunoglobulin serum menurun dan makin jelas dengan memburuknya penyakit. 1erkadang ditemukan paraprotein.
•
5mpat kelainan kromosom yang paling la)im dijumpai adalah delesi /<0, trisomi , delesi pada </, dan kelainan stru!tural @p yang melibatkan gen p3/.
•
%en ;9 sel ' mengalami hipermutasi somati! di pusat-pusat germinal.
•
3. LIM9,MA
Limfoma adalah suatu penyakit heterogen keganasan yang mun!ul dari sel imunitas jaringan limfoid yang bersifat padat 'ermanifestasi dalam sumsum tulang belakang dan sistem periferal atau dalam jaringan lain dimana terdapat agregat sel limfosit. Limfoma merupakan istilah umum untuk 1umor ganas primer akibat mutasi sel limfosit "sejenis sel darah putih# yang sebelumnya normal dari kelenjar limfe. Limfoma terbagi menjadi , yaitu limfoma 9odgkin "9L# dan limfoma non-9odgkin "+9L#. •
92D%&(+4 kelompok keganasan primer limfosit yg berasal dari sel >eed-Sternberg, enderung (ntranodal, Lebih pada Sel Limfosit '
•
+2+ 92D%&(+4 kelompok keganasan primer limfosit yg berasal dari limfosit ' dan limfosit 1. enderung ekstranodal, $ada Sel Limfosit ' dan 1
Et#l#g
$enyebab pasti limfoma 9odgkin maupun non-9odgkin masih belum diketahui. +amun diperkirakan aktivasi abnormal gen tertentu mempunyai peran dalam timbulnya semua jenis kanker, termasuk limfoma •
92D%&(+ 4 $ada penyakit ini ditemukan adanya perkembangan sel ' abnormal atau dinamakan sel >eed-Sternberg akibat pengaruh paparan virus epstein barr "5';#. 1erkait $roses 1ranskripsi sel ' yang terganggu.
•
+2+ 92D%&(+ 4 $ada limfoma jenis ini penyakit berkembang dari limfosit yang abnormal yang akan terus membelah dan bertambah banyak dengan tidak terkontrol akibat faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteria "9(;, 9;, 5';, 9eli!oba!ter Sp# dan toksin lingkungan "herbisida, pengawet dan pewarna kimia#. $embelahan yang tak terkendali dari limfosit ' dan 1 akibat mutasi sel menjadi sel ganas
Pat#"s#l#g •
Limfoma 9odgkin4 limfoma hodgkin tipikal "khas# terjadi di
getah bening "limfa#
dan berisi sel yang menyebabkan radang dan fibrosis. 1erdapat pembesaran kelenjar getah bening
yang tidak nyeri, gejala sistemik yaitu
demam yang tidak jelas
sebabnya, berkeringat malam penurunan berat badan. •
Limfosit non hodgkin4 Ditandai dengan adanya gejala pembesaran kelenjar getah bening tanpa adanya rasa sakit, demam, keringat malam, rasa lelah, gangguan pen!ernaan dan nyeri pada perut, nafsu makan berkurang, nyeri pada tulang.
las"kas
Se!ara umum Limfoma dapat diklasifikaskan menjadi 0 stage 4 •
Stage ( 4 ditandai dengan adanya satu pembesaran kelenjar limfa.
•
Stage (( 4 ditandai dengan adanya pembesaran kelenjar limfa pada tempat yang berdekatan.
•
Stage ((( 4 ditandai dengan adanya pembesaran kelenjar limfa di leher, dada, dan abdomen.
•
Stage (; 4 ditandai dengan penyebaran limfoma di kelenjar getah bening dan bagian tubuh lainnya seperti paru, hati dan tulang &lasifikasi limfoma non-hodgkin terbaru dikenal dengan 7orking =ormulation "7=#, ini didasarkan pada kriteria morfologi dan sifat progresivitas biologik.
•
Limfoma tingkat rendah "indolen# memiliki prognosis yang baik
•
Limfoma tingkat menengah "agresif# memiliki prognosis yang sedang, stadium (-(;
•
Limfoma tingkat tinggi, memiliki prognosis yang buruk "Limfoblast ik#
Dagn#ss •
'iopsi kelenjar dan sumsum tulang
•
>adiologi
•
$emeriksaan darah lengkap
$ustaka "# Di$iro,Joseph 1., 1albert,>obert L., Oee,%ary ., *at)ke,%ary >., 7ells, 'arbara %., $osey, L. *i!hael., Pharmacotherapy% A Phatophysiologic Approach @th 5dition, 1he *!%raw-9ill ompanies, 6SA, F-0? "# hisholm-'urns,*arie A., 7ells,'arbara %., S!hwinghammer,1erry L., *alone, $atri!k *., &olesar, Jill *., >ots!hafer, John ., Dipiro, Joseph 1., ??B, Pharmacotherapy% Principles and Practice& 1he *!%raw-9ill ompanies, 6SA, /@-/B/ "/# Sukandar, 5lin O., dkk, ?, (S2 =A>*A&15>A$( , $enerbit (katan Apoteker (ndonesia, Jakarta. *ehta, A, 9offbrand, ;. At a %lan!e 9ematologi. 5disi ((. Jakarta4 5*S.??B. %leadle, Jonathan. At a %lan!e4 Anamnesis dan $emeriksaan =isik. J akarta4 5*S. ??@. 9offbrand A;, $ettit J5, *oss $A9. &apita selekta4 hematologi. 5disi (;. Jakarta4 5%. ??3. Sudoyo A7, Setiyohadi ', Alwi (, Simadibrata *, Setiati S. 'uku Ajar (lmu $enyakit Dalam. Jilid ((. 5disi (;. Jakarta4 =&6(. ??@. Anonim. Splenomegaly. Diunduh dari www.mayo!lini!.!om. ??B. Anonim. Leukimia Limfositik &ronik. Diunduh dari www.medi!astore.!om. ??B Anonim. hroni! Lympho!yti! Leukemia. Diunduh dari www.!an!er!enter.!om. ??F. Anonym. Abdominal ultrasound. Diunduh dari www.radiologyinfo.org . ?? %oldberg,orinne. 'one *arrow and 'iopsy. Diunduh dari http488emedi!ine.meds!ape.!om8 ??B. Liu, Delong. hroni! Lympho!yti! Leukemia. Diunduh dari http488emedi!ine.meds!ape.!om8 ??B. 'esa, 5manuel . hairy !ell leukemia. Diunduh dari http488emedi!ine.meds!ape.!om8. ??B.