i
MAKALAH PAI
Tentang :
"Perilaku Tercela Yang Berhubungan Dengan Muamalah"
Disusun oleh :
Kelompok 3 (A)
ASTRI
RAUDYA
FENI
HAMDAN
TETI
HENI
YOGI
SMA NEGERI 1 PAGADEN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan kehendakNya kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Agama Islam. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai proses penciptaan manusia dan tugasnya dimuka bumi.
Dalam pembuatan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada guru pembimbing kami yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Dengan penuh kesadaran akan segala kekurangan yang masih ada dan harapan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin menggali ilmu pengetahuan khususnya Agama Islam.
Dan harapan kami, ini dapat menjadi inspirasi dan menjadi referensi bagi kita dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang mendengarkan dan yang membacanya.
Pagaden, Nopember 2013
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................
1
1.1
Latar Belakang...............................................................
1
1.2
Tujuan Penulisan............................................................
2
1.3
Rumusan Masalah..........................................................
3
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................
4
2.1
Pengertian Akhlak atau Perilaku....................................
4
2.2
Akhlaq dan Perilaku Tercela..........................................
6
2.3
Contoh Akhlak Tercela Dan Cara Menghindarinya.......
7
2.4
Perilaku Tercela Yang Merupakan Dosa Besar.............
12
2.5
Sikap Atau Perilaku Tercela Yang Berhubungan Dengan Muamalah..........................................................
23
BAB III
PENUTUP..................................................................................
28
3.1
Kesimpulan......................................................................
28
3.2
Saran...............................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
30
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia perlu memperhatikan perangainya dari waktu ke waktu yang dalam perjalanan itu kehidupan manusia mengalami banyak perubahan. Kemajuan perdaban menimbulkan pergeseran banyak perilaku yang mempengaruhi perangai perorangan maupun kelompok.
Iman Ibnul Qayyim berkata, "Akhlak yang tercela adalah bermula dari kesombongan dan rendah diri. Dari kesombongan muncul sikap bangga, sok tinggi, hebat, ujub, hasad, keras kepala, zhalim, gila pangkat, kedudukan dan jabatan, senang dipuji padahal tidak berbuat sesuatu dan sebagainya.
Ibnul Qayyim juga mengatakan bahwa sebagaimana akhlak terpuji, akhlak tercela juga memiliki akar di mana satuan-satuannya dapat dikelompokkan. Jika akar perilaku manusia ada dalam pikiran dan jiwanya, maka akar penyakit akhlak juga akan selalu ada disana. Mengenai hal itu, Ibnul Qayyim menyebutkan dua akar penyakit akhlak, yaitu Pertama, penyakit syubhat. Penyakit ini menimpa wilayah akal manusia, dimana kebenaran tidak menjadi jelas (samar) dan bercampur dengan kebatilan (talbis). Penyakit ini menghilangkan kemampuan dasar manusia memahami secara baik dan memilih secara tepat. Kedua, penyakit syahwat. Penyakit ini menimpa wilayah hati dan insting manusia, dimana dorongan kekuatan kejahatan dalam hatinya mengalahkan dorongan kekuatan kebaikan. Penyakit ini menghilangkan kemampuan dasar manusia untuk mengendalikan diri dan bertekad secara kuat.
Begitu banyaknya hal yang dapat menyebabkan kemerosotan akhlak yang dapat menimbulkan akhlak atau perilaku tercela. Perilaku tercela adalah perbuatan yang tidak Diridzoi oleh Allah SWT. Seorang menganiaya berarti menyiksa, menyakiti dan berbagai bentuk ketidak sewengan seperti menindas, mengambil hak orang lain dengan paksa dan lain-lainnya. Aniaya termasuk perbuatan tercela yang dibenci Allah SWT bahkan sesama manusia. berbuat aniaya berarti berbuat dosa.
Oleh karena itu, aniaya akan mendatangkan akibat-akibat buruk yang akan diterima oleh pelakunya. Dewasa ini banyak sekali perilaku aniaya bahkan telah menjadi trend dikalangan orang yang memiliki kedudukan tinggi. Mereka selalu menilai seseorang dan memperlakukan seseorang sesuai dengan status sosialnya. Bila seorang pejabat telah menilai seseorang itu jauh lebih rendah dari status sosial yang di jabatnya, bukan tidak mungkin ia akan berbuat seenaknya sendiri. Sungguh moral manusia sudah sangat rusak akibat perilaku tercela tersebut.
Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
Memenuhi tugas PAI tentang bab "Perilaku Tercela"
Memberikan referensi bacaan mengenai perilaku tercela, sehingga kami berharap makalah ini dapat memberikan cahaya terang dalam menggapai ridhlo Allah SWT dan dapat membentuk akhlakul karimah umat manusia.
Memberikan referensi terbaru dalam proses belajar-mengajar.
Rumusan Masalah
.Apakah arti dari akhlak tercela?
Apa saja akhlak tercela yang sering terjadi di masyarakat?
Apa saja yang termasuk dalam perbuatan tercela ?
Bagaimana cara menghindari perbuatan-perbuatan tercela ?
Apa dampak negatif akibat dari perbuatan-perbuatan tercela ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Akhlak atau Perilaku
Definisi akhlak menurut Imam AI-Gozali adalah: Ungkapan tentang sikap jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak memerlukan pertimbangan atau pikiran terlebih dahulu.
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu khalaqa-yahluqu,[2]artinya menciptakan, dari akar kata ini pula ada kata makhluk (yang diciptakan) dan kata khalik (pencipta), maka akhlak berarti segala sikap dan tingkah laku manusia yang datang dari pencipta (Allah swt). Sedangkan moral berasal darimaros (bahasa latin) yang berarti adat kebiasaan, disinilah terlihat berbeda antara moral dengan akhlak, moral berbentuk adat kebiasaan ciptaan manusia, sedangkan akhlak berbentuk aturan yang mutlak dan pasti yang datang dari Allah swt. Kenyataannya setiap orang yang bermoral belum tentu berakhlak, akan tetapi orang yang berakhlak sudah pasti bermoral. Dan Rasulullah saw di utus untuk menyempurnakan akhlak manusia sebagaimana sabdanya dalam hadist dari Abu Khurairah, "Sesungguhnya aku diutus Allah semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia."
Dengan demikian, akhlak (perilaku) tercela adalah semua sikap dan perbuatan yang dilarang oleh Allah, karena akan mendatangkan kerugian baik bagi pelakunya ataupun orang lain.
Ahlak tercela adalah suatu perbuatan yang keluar dari norma-norma atau budi pekerti yang ada,sehingga menimbulkan perilaku yang kurang baik dan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain ,sedangkan "Akhlak" berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun (خُلُقٌ) yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Setiap manusia yang lahir di dunia ini, pasti membawa naluri yang mirip dengan hewan, letak perbedaannya karena naluri manusia disertai dengan akal. Sedangkan naluri hewan tidak demikian halnya.
Oleh karena itu naluri manusia dapat menentukan tujuan yang dikehendakinya. Segala sesuatu itu dinilai baik atau buruknya, terpuji atau tercela, semata-mata karena syara' (al-Qur'an dan Sunnah) hati nurani atau fitrah dalam bahasa al Qur'an memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia di ciptakan oleh Allah Swt memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya (QS.Ar-Rum:30-30). Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah SWT. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal fikiran sudah di kotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji. Namun bukan hanya perilaku yang harus diperbaiki asupan dalam tubuhpun harus dijaga agar tetap halal. Karena itulah diperlukan adanya suatu jaminan dan kepastian akan kehalalan produk pangan yang dikonsumsi umat Islam.
2.2. Akhlaq dan Perilaku Tercela
Hidup manusia terkadang mengarah kepada kesempurnaan jiwa dan kesuciannya,tapi kadang pula mengarah kepada keburukan.hal tersebut bergantung kepada beberapa hal yang mempengaruhinya.Menurut Ahmad Amin, keburukan akhlak(dosa dan kejahatan)disebabkan karena''kesempitan pandangan dan pengalamannya,serta besarnya ego''.
Menurut iman Ghazali,akhlak yang tercela ini dikenal dengan sifat-sifat muhlikat,yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri,yang tentu saja bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan. Al-Ghazali menerangkan empat hal yang mendorong manusia melakukan perbuatan yang tercela (maksiat), di antaranya adalah :
Dunia dan isinya.
Manusia.
Setan /iblis
Nafsu.
Perbuatan yang tercela dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Maksiat Lahir
Maksiat berasal dari bahasa arab,ma'siyah, artinya'' pelanggaran oleh orang yang berakal balig(mukallaf),karena melakukan perbuatan yang dilarang,dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syariat islam. Maksiat lahir, karena dilakukan dengan menggunakan alat-alat lahiriah,akan mengakibatkan kekacauan dalam masyarakat,dan tentu saja amat berbahaya bagi keamanan dan ketentraman masyarakat.
Maksiat lahir dibagi menjadi 4 bagian yaitu maksiat lisan, maksiat telinga, maksiat mata, maksiat tangan.
Maksiat Batin
Maksiat batin lebih berbahaya dibandingakan dengan maksiat lahir,dan lebih sukar dihilangkan.selama maksiat batin belum dilenyapkan,maksiat lahir tidak bisa dihindarkan dari manusia. Maksiat batin berasal dari dalamhati manusia, atau digerakkan oleh tabiat hati.Sedangkan hati memiliki sifat yang tidak tetap, terbolak-balik,berubah-ubah,sesuai dengan keadaan atau sesuatu yang mempengaruhinya.Hati terkadang baik,simpati,dan kasih sayang,tetapi disaat lainnya hati terkadang jahat,pendendam,syirik,dan sebagainya.
2.3. Contoh Akhlak Tercela Dan Cara Menghindarinya.
Secara umum menjauhi sifat tercela dapat dilakukan dengan selalu menerima apa yang telah diberikan Allah,selalu mengontrol diri agar tidah terjerumus dalam keburukan dan selalu berdzikir kepada Allah SWT. Dibawah ini adalah beberapa contoh sifat tercela dan cara menghindarinya, yaitu :
Israaf
Berlebih-lebihan (israaf) adalah melakukan sesuatu di luar batas ukuran yang menimbulkan kemudharatan baik langsung ataupun tidak kepada manusia dan alam sekitarnya. Pada dasarnya sikap berlebih-lebihan akibat dari sikap manusia yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Sekecil apa pun perbuatan manusia berlebih-lebihan akan memberi dampak negatif bagi manusia dan alam sekitarnya seperti kerusakan moral, harta benda dan kerusakan alam.
Sikap berlebih-lebihan sangat dibenci Allah, sebagaimana dalam firmannya :
Artinya: "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.''
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari sikap berlebih-lebihan antara lain:
Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya Israf.
Mengenjdalikan nafsu, dan mengarahkan untuk memikul beban dan kesulitan seperti shalat malam, shadaqah, shaum sunat , dll.
Senantiasa memperhatikan sunnah dan perjalanan hidup Rasulullah SAW
Selalu memperhatikan kehidupan orang-orang salaf dari kalangan sahabat, mujahiddin dan ulama.
Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang Israf.
Tabdzir
Kata tabzir berasala dari kata bahasa arab yaitu bazara,yubaziru tabzir yang artinya pemborosan sihingga menjadi sia-sia, tidak berguna atau terbuang. Secara istilah tabzir adalah membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang tidak ada manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Sifat tabzir ini timbul karena adanya dorongan nafsu dari setan dan biasanya untuk hal-hal yang tidak disenagi oleh Allah serta ingin dipuji oleh orang lain
Jika israf menekankan pada berlebih-lebihannya maka, tabzir menekankannya pada kesia-sian benda yang digunakan itu. Sikap tabzir dapat terjadi dalam berbagai hal, misalnya boros dalam menggunakan uang, boros dalam menggunakan harta, boros dalam menggunakan waktu dan lain sebagainya. Agama Islam melarang pada setiap umatnya untuk berlaku boros, karena hal tersebut dapat merugikan pada diri sendiri dan orang lain. Perilaku tabzir dilarang oleh Allah swt sebagaimana firman-Nya yang artinya:'' Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros''.
Cara menghindari sifat tabzir :
Memiliki keinginan yang kuat untuk membina kepribadian istri dan anak-anaknya.
Selalu memikirkan dan merenungkan realita kehidupan manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya.
Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya tabzir.
Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang tabzir.
Selalu ingat karakter jalan hidup yang penuh beban dan penderitaan.
Fitnah
Dalam bahasa sehari-hari kata 'fitnah' diartikan sebagai penisbatan atau tuduhan suatu perbuatan kepada orang lain, dimana sebenarnya orang yang dituduh tersebut tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan. Maka perilaku tersebut disebut memfitnah. Allah SWT berfirman:
Artinya:'' Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.''
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari fitnah:
Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap masalah.
Jangan membuka rahasia atau aib orang lain.
Menumbuhkan rasa persamaan dan kasih sayang seama manusia,dll
Serakah
Serakah artinya merasa tidak senang dan tidak cukup degan apa yang telah didapat nya sekarang meskipun yakin bisa mendapatkan lebih banyak. Sifat serakah dapat dihindari dengan cara :
Menyadari bahwa manusia bukan hanya sebagai makhluk pribadi akan tetapi juga sebagai makhluk sosial yang hidupnya saling membutuhkan.
Menyadari bahwa nikmat seperti rizki dan musibah seperti penyakit berasal dari Allah untuk semua manusia
Melatih diri untuk membiasakan membantu orang lain dan memperhatikan kepentingannya.
Dendam
Dendam dalam bahasa Arab disebut juga dengan Al-Hiqdu الحقد . Menurut Al-Gazali dalam bukunya Ihya Ulumud Din jilid III, dijelaskan bahwa Hiqdu atau dendam berawal dari sifat pemarah. Sifat marah (gadab) itu terus dipelihara dan tidak segra diobati dengan memaafkan, maka akan menjadi dendam terhadap orang yang menyakiti kita.
Pengertian dendam secara istilah adalah perasaan ingin membalas karena sakit hati yag timbul sebab permusuhan, dan selalu mencari kesempatan untuk melampiaskan sakit hatinya agar lawannya mendapat celaka, barulah ia merasa puas.
Sifat dendam dapat dihindarkan dengan cara sebagai berikut:
Melihat suatu masalah secara obyektif.
Bila diri sendiri berbuat salah segera minta maaf dan bila pihak lain yang berbuat salah dengan ikhlas memberi maaf,serta menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna.
Takabur
Takabbur adalah: merasa paling mulia (serba bisa, paling hebat), adapun secara istilah yaitu menetapkan sesuatu pada dirinya terhadap segala sifat yang baik dan luhur karena memiliki harta yang banyak atau ilmu yang tinggi.Dari pengertian diatas, takabbur dapat diartikan merasa atau menganggap diri besar dan tinggi yang disebabkan oleh adanya kebaikan atau kesempurnaan pada dirinya, baik berupa harta, ilmu atau yang lainnya. Usaha menjauhi sifat takabur dapat ditempuh dengan cara :
Menyadari hakikat kejadian manusia dan meyakini kebesaran Allah.dengan cara demikian akan tumbuh sifat rendah hati, tidak takabur atau sombong.
Membentengi diri dari setiap pengaruh yang menyebabkan takabur.
2.4. Perilaku Tercela Yang Merupakan Dosa Besar
2.4.1 Merampok
Merampas atau merampok harta orang lain yang kadang disertai dengan kekerasan, ancaman dan bahkan pembunuhan emrupakan perilaku yang sangat menggelisahkan dan mengerikan. Itu termasuk perbuatan haram dam merupakan dosa besar yang wajib dijauhi oleh setiap individu. Apabila dalam suatu masyarakat banyak terjadi perampasan dan perampokan, warga masyarakat yang ada di lingkungan tersebut akan mengalami keresahan.
Oleh karena itu, tetap sekali penegasan Allah SWT dan rasulnya. Mereka dianggap perang terhadap Allah dan rasulnya karena yang mereka lakukan merupakan perbuatan melawan hukum Allah SWT dan mengganggu masyarakat yang dilindungi oleh hukum. Orang-orang yang memerangi Allah dan rasul Nya disebutkan dalam firman Allah SWT surat Al Maidah ayat 33:
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik[414], atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,
[414] Maksudnya Ialah: memotong tangan kanan dan kaki kiri; dan kalau melakukan lagi Maka dipotong tangan kiri dan kaki kanan.
Firman Allah yang lain dalam surat Al Maidah ayat 38 perihal pencurian yang dapat dihukum dengan potong tangan adalah sebagai berikut :
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Pengertian hukum potong tangan dapat beraneka macam pendapat. Selain pengertian tangannya yang dipotong, dipenjarakan kemudian dibimbing sehingga sifat tercela tersebut dapat hilang. Perbuatan mencuri, merampok dan merampas jelas sangat berbahaya, baik terhadap diri sendiri maupun terhadapa orang lain atau masyarakat. Terhadap dirinya sendiri dapat berakibat antara lain kehidupan si pelaku pasti tidak akan merasa tenang. Jiwanya akan merasa dikejar-kejar oleh bayangan dosa, bahkan sedikit demi sedikit keimanan dan keislamannya akan terlepas dari dirinya. Rasulullah SAW pernah bersabda.yamg artinya : "Tidaklah seorang pencuri ketika mencuri itu ia beriman." (HR Bukhari)
2.4.2 Membunuh
Hak-hak yang paling utama bagi setiap manusia yang dijamin pula oleh Islam adalah hak hidup, hak pemilikan, hak pemeliharaan kehormatan, hak kemerdekaan, hak persamaan, dan hak menuntut ilmu pengetahuan.
Diantara hak-hak tersebut, hak yang paling penting dan mendapat perhatian adalah hak hidup. Firman Allah SWT dalam surat Al Isra ayat 33 yaitu :
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar[853]. dan Barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan[854] kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.
[853] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya.
[854] Maksudnya: kekuasaan di sini ialah hal ahli waris yang terbunuh atau Penguasa untuk menuntut kisas atau menerima diat. qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kema'afan dari ahli waris yang terbunuh Yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. bila ahli waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat, Maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat Dia mendapat siksa yang pedih. diat ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan.
Islam memberikan perhatian terhadap perlindungan jiwa dan Allah mengancam orang yang merampas hal tersebut dengan hukuman berat. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 93 :
Dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.
Hadis nabi Muhammad SAW.artinya :"Barang siapa membunuh dirinya dengan sesuatu maka kelak ia akan disiksa di hari kiamat nanti dengan barang tersebut." (HR Muslim)
Pembunuhan dapat terjadi akibat berselisih pendapat, dengki, dendam, iri hati atau cemburu. Hal ini merupakan akibat tipu daya setan agar manusia senantiasa bertikai dan saling membunuh.
Jenis-jenis pembunuhan dan hukumannya berdasarkan Al Qur'an dan hadis dijelaskan sebagai berikut :
Pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja yaitu merencanakan pembunuhan dalam keadaan jiwa sehat dan penuh kesadaran.
Pembunuhan semacam ini dapat dihukum qisas artinya dihukum mati, kecuali dimaafkan oleh pihak keluarga korban dan kepadanya dituntut denda.
Pembunuhan yang terjadi tanpa disengaja dengan alat yang tidak mematikan. Hukumannya adalah penjara atau denda yang cukup berat
Pembunuhan karena kesalahan atau kekhilafan semata-mata tanpa direncanakan dan tidak ada maksud sama sekali, misalnya kecelakaan. Hukuman tersangka penjara atau denda ringan
Untuk memperkecil peluang terjadinya ha-hal buruk tersebut, kita selalu memupuk perilaku terpuji, baik terhadap diri pribadi maupun terhadap lingkuang atau masyarakat.
Hal-hal di bawah ini dapat melatih diri kita untuk membentengi diri dari perilaku tercela, khusunya perbuatan membunuh.
Membiasakan bersilaturahmi
Mampu menahan amarah
Mampu memaafkan kesalahan
Berbuat adil
Memperbanyak berbuat kebajikan
Suka menolong
Bersikap lemah lembut
Meninggalkan hal-hal yang menyangkut riba
Meneguhkan hati untuk mengikuti jalan yang lurus
Memakan makanan yang halal dan thayyib
Senantiasa berdoa kepada Allah SWT
Berlaku lurus terhadap manusia
Tidak pelit atau kikir
2.4.3 Asusila
Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma atau kaidah kesopanan yangsaat ini cenderung banyak terjadi di kalangan masyarakat, terutama remaja. Islam dengan Al Qur'an dan sunah telah memasang bingkai bagi kehidupan manusia agar menjadi kehidupan yang indah an bersih dari kerusakan moral. Menurut pandangan Islam, tinggi dan rendahnya spiritualitas (rohani) pada sebuah masyarakat berkaitan erat dengan segala perilakunya, bukan saja tata perilaku yang bersifat ibadah mahdah (khusus) seperti salat dan puasa, namun juga yang bersifat perilaku ibadah ghairu mahadah (umum) seperti hal-hal yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.
Di dalam Al Qur'an terdapat bebeapa ayat yang memuat informasi dan pengetahuan tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan. Firman Allah SWT surat An Nur ayat 30 :
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
Hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya :
"Maka bertaqwalah kepada Allah dalam hal wanita. Sebab kalian telah mengambil mereka dengan dasar amanah Allah dan telah kalian halalkan kemaluan mereka dengan kalimah Allah." (HR Muslim)
Ada beberapa hal yang menjadi faktor pemicu munculnya perilaku asusila di dalam suatu masyarakat tersebut.
Faktor lingkungan atau masyarakat yang cukup besar memberikan pengaruh terhadap tingkah laku sesorang, khususnya remaja yang kondisinya berada pada masa puberitas dan pencarian jati diri sehingga mereka rentan terhadap pengaruh tersebut.
Kurangnya keteladanan yang diberikan oleh pihak yang seharusnya memberi atau menjadi teladan. Keteladanan ini mutlak diperlukan, khusunya oleh remaja karena contoh atau teladan memberikan kemudahan untuk proses pembiasaan perilaku pada kehidupan sehari-hari mereka.
Kurangnya sikap konsisten dari pihak yang seharusnya memiliki tugas tersebut. Sikap tidak konsisten terkadang membuat seseorang tidak memiliki patokan yang jelas mengenai hal-hal mana yang boleh dan mana yang tidak.
2.4.4 Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
Masalah hak asasi manusia menjadi salah satu pusat perhatian manusia sedunia sejak pertengahan abad lalu. Kaum muslim di seluruh dunia juga mempunyai perhatian yang sungguh-sungguh terhadap isu global ini. Islam selalu mendorong umatnya untuk mendorong umatnya untuk menemukan hal-hal yang baru dan mencari pemecahan-pemecahan baru demi kemajuan umat Islam, bahkan umat manusia di seluruh di dunia.
Ada beberapa pengertian dari hak asasi manusia antara lain :
Hak-hak dasar atau pokok bagi manusia sejak dilahirkan yang merupakan anugerah dari Allah Yang Maha Kuasa
Hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan ciptaan Allah yang tidak bisa dilanggar oleh siapapun juga, atau
Hak dan kewajiban dasar manusia.
Darah manusia tidak boleh ditumpahkan tanpa alasan yang benar. Hukum Islam pun telah memberikan penjelasan mengenai hal tersebut, diantaranya larangan menindas wanita, anak-anak, orang tua, orang-orang sakit atau orang cidera, kehormatan dan kesucian, baik laki-laki maupun perempuan harus dihormati dalam segala keadaan, orang lapar harus diberi makan, orang telanjang diberi pakaian dan orang-orang sakit atau terluka di tolong tanpa memperdulikan apakah ia seorang muslim atau bukan, bahkan musuh.
Islam pada dasarnya adalah ajaran yang komprehensif karena Al Qur'an adalah kitab yang berfungsi memberi petunjuk, penjelasanatas petunjuk, serta pembeda antara kebenaran dan kesalahan.
Berikut ini adalah isi yang terkandung dalam hak asasi manusia yang disepakati hampir di seluruh dunia
Kebebasan berpendapat, beragama, dan bergerak (Personal Right)
Hak memiliki, memberi, menjual dan memanfaatkan sesuatu (Properti Right)
Perlakuan sama dalam hukum dan pemerintahan (Right of legal Equality)
Ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih dan dipilih (Political Right)
Hak untuk memilih pendidikan dan pengembangan kebudayaan (Social Culture Right)
Perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (Prosedur Right)
Bangsa Indonesia, khususnya kaum muslimmempunyai tugas dan kewajiban untuk membuktikan bahwa Islam cinta damai dan menghormati hak asasi manusia. Ajaran Islam membimbing pemeluknya menjadi umat yang mampu meberikan kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia di dunia
Ada beberapa contoh perilaku yang merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Perilaku yang harus di jauhi tersebut adalah sebagai berikut :
Membunuh manusia
Membunuh anak-anak meskipun karena takut miskin
Mencuri
Berzina
Menipu atau berlaku curang
Melakukan riba
Melakukan judi atau maasyir.
Mengambil sesuatu yang bukan hak milik tidak halal
Memakan harta anak yatim yang bukan hak
Menyuruh atau mendukung kemungkaran dan melarang atau mencegah kebaikan
Menganiaya
Mengkhianati amanah dan menipu
Menipu dan merusak hakim
Membela pengkhianat
Berkata-kata palsu dan memberi kesaksian palsu.
Menyembunyikan kebenaran
Berkata buruk
Mengumpat
Mengejek atau mengolok-olok
Mematai-matai orang atau mencari kesalahan orang lain.
Memperlakukan anak yatim dan orang miskin dengan buruk
Menganggap rendah orang lain atau sombong
Bermaksud jahat atau menuduh wanita yang baik berzina.
Kikir atau bakhil
Merugikan atau mengambil hak orang lain
Membenci
Merusak
Menghina
Memaksakan kehendak.
Iblis atau setan senantiasa berusaha menggoda manusia untuk melakukan perbuatan tercela. Mereka telah bersumpah untuk menyesatkan manusia sepanjang masa. Oleh karena itu, kita harus berusaha semaksimal mungkin agar tidak terjebak atau tergoda rayuan iblis atau setan. Beberapa sikap yang menjadi perwujudan kita membenci sifat-sifat tercela tersebut antara lain sebagai berikut.
Kita meyakini bahwa Allah SWT adalah tuhan semesta alam yang Mahakuasa serta maha berkehendak, sedangkan semua makhluk Nya derada didalm kekuasaan Nya. Oleh karena itu, kita harus mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara memohon perlindungan hanya kepada Allah SWT dari segala godaan setan yang terkutuk, mengingat Allah dan sifat-sifatnya setiap saat, selalu mengembalikan sesuatu baik ide atau niat apapun juga didalam hati kepada Allah sebelum berbuat atau melakukan niat tersebut, melaksanakan segala perintah Allah, terutama yang berkaitan dengan ibadah rukun Islam secara konsisten, dan gemar melakukan amal saleh seperti aksi bakti sosial.
Menyisihkan harta atau rezeki yang digunakan untuk membantu orang-orang yang memerlukan bantuan atau terkena musibah
Selalu mendukung, turut serta membantu, atau aktif mengikuti kegiatan yanng bersifat syiar atau dakwah
Menggembirakan kaum dhuafa seperti anak yatim piatu, orang yang sedang sakit, fakir miskin dan lain sebagainya agar mereka turut merasakan kegembiraan dan perhatian dari saudaranya sesama muslim.
Sikap Atau Perilaku Tercela Yang Berhubungan Dengan Muamalah
2.5.1 Menghina
Sifat ini biasanya kita lakukan tanpa di sadari. Perilaku tercela ini sangat dibenci Allah. Menghina mengandung pengertian bahwa mengeluarkan kata-kata yang merendahkan dan menyakiti hati orang lain. Termasuk mengolok-olok, mencela, mengutuk, memakai, dan mengejek.
Sabda rasulullah:
"cukuplah kejelekan seseorang jika ia menghina orang muslim" (HR Muslim).
"memaki sesama muslim itu kedurhakaan" (HR Muttafaq 'Alaih).
"mukmin itu bukanlah pencela dan bukan pelaknat dan bukan yang jelek perangi dan bukan yang kotor lidah" (HR Ibnu mas'ud).
"barang siapa mengejek saudaranya lantaran satu dosa, tidak ia mati melainkan melakukan dosa itu" (HR Tirmidzi).
2.5.2 Berburuk Sangka
Buruk sangka adalah menuduh atau menyangka atau memandang orang lain dari satu segi. Selain hal itu, dalam buruk sangka, seseorang sering menyembunyikan kebaikan orang yang dilihatnya dan membesarkan keburukan orang tersebut. Biasanya, seseorang sangat pandai melihat kesalahan orang lain, tetapi sangat susah melihat kesalahan sendiri. Nah, mengapa sikap ini perlu kita hindari ?Rasulullah bersabda:
"jauhilah buruk sangka karena sesungguhnya perasangka itu sedusta-dusta omongan" (HR Muttafaq 'Alaih).
2.5.3 Hasud
Hasud atau DENGKI merupakan sikap bathin keadaan hati, atau rasa tidak senang, benci dan antipati terhadap orang lain yang mendapatkan kesenangan, nikmat, memiliki kelebihan darinya. Sikap ini sebaiknya kita hindari sebab dapat mendatangkan bencana yang sangat dahsyat. Mengapa demikian?
Seseorang yang dengki terhadap orang lain akan merasa senang jika orang lain mendapatkan kemalangan atau kesengsaraan.
Firman Allah SWT dalam srat Al Imran ayat 120 :
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.
Sikap hasud ini berbahaya karena dapat merusak nilai persaudaraan atau menumbuhkan rasa permusuhan secara diam-diam. Hasud juga dapat mendorong seseorang mencela, menjelek-jelekan, dan mencari-cari kelemahan atau kesalahan orang lain dan menimbulkan prasangka buruk.
2.5.4 Serakah atau Tamak
Serakah atau tamak merupakan sikap tidak puas dengan yang menjadi hak atau miliknya sehingga berupaya meraih yang bukan haknya. Rasulullah SAW bersabda :
"jika seseorang sudah memiliki dua lembah emas, pastilah ia akan mencari yang ketiganya sebagai tambahan dari dua lembah yang sudah ada itu" (HR.Bukhari dan muslim).
Sikap serakah dapat mendorong oran mencari harta sebanyak-banyaknya dan jabatan setinggi-tingginya, tanpa menghiraukan cara halal atau haram, etis atau tidak etis.
2.5.5 Dusta
Sikap ini merupakan sikap yang mengarah pada kemunafikan. Mengapa demikian? Sikap berdusta merupakan ciri kaum munafik. hal ini sesuai dengan Sabda rasulullah: "bahwa terdapat tiga sikap yang termasuk pada munafik, yaitu dusta, khianat, dan ingkar janji. hadist menyebutkan: "jauhilah kedustaan karena sesungguhnya kedustaan itu memimpin kepada kedurhakaan dan kedurhakaan membawa ke neraka" (HR Muttapaq 'alaih).
2.5.6 Sombong
Sombong atau takabur, yakni merasa bangga pada diri sendiri, merasa paling baik atau paling hebat, dan merasa paling benar sehingga menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.
Allah SWT berfirman dalam surat Al A'raf ayat 146 :
146. Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku)[569], mereka tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.
[569] Yang dimaksud dengan ayat-ayat di sini Ialah: ayat-ayat Taurat, tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah.
2.5.7 Bergunjing (Gibah)
Bergunjing merupakan sebuah sikap yang selalu membicarakan kejelekan atau aib orang lain, atau menyebut masalah orang lain yang tidak disukainya. Allah mengidentikan gibah dengan memakan daging mayat saudaranya sendiri. firman Allah SWT yang artinya :
"apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya? Tentu kamu merasa jijik" (Q.S. Al-Hujurat)
Meskipun kejelekan atau kekurangan orang lain itu faktual, benar-benar terjadi alias sesuai dengan kenyataan, tetap saja itu gibah. Namun demikian, tidak selamanya gibah itu dilarang. AL-HASAN sebagaimana dikutip imam Al-GHAJALI menyebutkan, "ada tiga golongan yang tidak termasuk menggunjing jika menyebut aib mereka, yaitu :
Orang yang mengikuti hawa nafsu,
Orang fasik yang melakukan kefasikan secara terang-terangan
Pemimpin yang menyeleweng". (memperingatkan sesama muslim atas kejahatan seseorang pun termasuk gibah yang dibolehkan)
BAB III
PENUTUP
Sesungguhnya ahklak dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah penting karena dengan kita mempunya akhlak yang terpuji dapat menuntun kita ke dalam jalan yang lebih baik dan bermanfaat serta tidak merugikan orang lain.
Untuk itu marilah kita koreksi diri ,apakah sudah baik dan benar akhlak kita,maka dari itu apabila akhlak serta moral kita kurang baik marilah segera kita rubah dangan yang lebih baik dan mempunyai moral yang lebih berkualitas.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Allah lah yang menciptakan manusia dari tanah lalu meniupkan ruh ke dalam jasad manusia sehingga manusia bisa ada hingga saat ini.
Penciptaan manusia terjadi melalui beberapa proses. Dimulai daribertemunya sel sperma dengan sel ovum, kemudian berkembang menjadi embrio dalam rahim, dan terus mengalami perkembangan menjadi bayi manusia hingga dilahirkan ke dunia setelah dikandung selama ± 9 bulan.
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan materi, akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan perilaku tercela dan dosa besar adalah sebagai berikut:
Beberapa sikap atau perilaku yang tergolong tercela: Menghina, berburuk sangkah, hasud, serakah atau tamak, dusta, sombong dan bergunjing (gibah).
Pengertian dosa besar adalah segala perbuatan yang pelakunya diancam dengan api neraka, laknat atau murka Allah di akherat atau mendapatkan hukuman had di dunia. Sebagian ulama menambahkan perbuatan yang nabi meniadakan iman dari pelakunya, atau nabi mengataan 'bukan golongan kami' atau nabi berlepas diri dari pelakunya.
Ada Tujuh macam dosa besar :
Memakan harta anak yatim,
memakan riba,
menuduh perempuan sholeh berbuat zina,
lari dari medan perang,
membunuh,
syirik dan,
sihir atau tenung.
Diantara dosa besar tersebut enam diantaranya bisa diampuni oleh Allah SWT kecuali Syirik (menduakan Allah) ini tidak akan diampuni oleh Allah dan akan mendapat siksa nantinya di Akhirat.
3.2. Saran
Untuk pembaca
Menambah koreksi pada diri kita apakah sudah benar dan baik.
Dapat memberi pelajaran pada kita, bahwa sungguh betapa pentingnya ahklak serta moral yang baik,demi kemajuan nusa bangsa dan agama.
Penulis mengharapkan kritikan pada pembaca agar dapat memotivasi untuk kesempurnaan dalam membuat karya tulis.
3.2.2 Untuk penulis
Dapat memberi motivasi dalam membuat makalah agar lebih baik dan sempurna lagi.
Dapat melatih dan menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembuatan makalah.
Untuk sekolah
Dalam melakukan kegiatan pendidikan agar lebih di tingkatkan lagi dan di perketat demi terwujudnya akhlak serta moral yang baik bagi para siswa maupun para guru.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. M. Thalib. Dosa besar. Penerbit : Gema Risalah Press.
Bhantana.blogspot.com 24 Des 2009.
Susie89. 20 Maret 2010. Jakarta: Munashoroh Palestina.
Ibn Abd Muis. 2010. Jakarta: Munashoroh Palestina.
http://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ad
http://ustadzaris.com