BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Kata akhlak berasal dari kata bahasa arab yaitu akhlaqu akhlaqu yang secara etimologis berarti budi pekerti, watak, perangkai, tingkah laku atau tabi’at. Akhlak terbagi menjadi dua bagian yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji sendiri memiliki makna menghilangkan perilaku tercela yang melanggar norma agama dan menghiasi diri dengan perbuatan baik. Sedangkan akhlak tercela memiliki makna perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan Rasul Nya). Akhlak terpuji sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri manusia dan bisa bernilai baik atau bernilai buruk. Akhlak tidak selalu identik dengan pengetahuan, ucapan ataupun perbuatan orang yang bisa mengetahui banyak tentang baik buruknya akhlak, tapi belum tentu ini didukung oleh keluhuran akhlak, orang bisa bertutur kata yang lembut dan manis, tetapi kata-kata bisa meluncur dari hati munafik. Dengan kata lain akhlak merupakan sifat-sifat bawaan manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya Al-Qur'an Al -Qur'an selalu menandaskan, bahwa akhlak itu baik atau buruknya akan memantul pada diri sendiri sesuai dengan pembentukan dan pembinaannya. Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Sehingga menyebabkan manusia sulit membedakan antara akhlak terpuji dan akhlak tercela. Maka kami dalam makalah ini membahas tentang akhlak terpuji dan akhlak tercela. 1. 2 Rumusan Masalah a. Apa pengertian dari akhlak terpuji dan akhlak tercela? b. Apa saja macam-macam akhlak terpuji dan akhlak tercela? c. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan konsekuensi bagi pelakunya? 1.
3 Tujuan a. Untuk melengkapi tugas Akhlak Tasawuf 1
b. Untuk mengetahui pengertian akhlak terpuji dan akhlak tercela c. Untuk mengetahui macam-macam akhlak terpuji dan akhlak tercela d. Untuk mengetahui konsekuensi dari akhlak terpuji dan akhlak tercela bagi pelakunya
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN TEORITIS
Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al- Qur’an dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat. Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk. Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yg tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Akhlak meliputi jangkauan yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan sesama manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk (alam semesta). Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum Muslimin. Dan seharusnya kita lebih dapat mengetahui antara akhlak terpuji dan akhlak tercela. Untuk itu dalam makalah ini diuraikan bebagai macam akhlak terpuji dan macam akhlak tercela. Contoh akhlak terpuji yaitu Ikhlas, Amanah, Adil, bersyukur dan rasa malu. Sedangkan akhlak tercela yaitu Riya’, takabur, hasad, Ghadab( pemarah ), Namimah ( adu Domba).
2.2 URAIAN PEMBAHASAN
2.2.1 Pengertian Akhlak Akhlak adalah kata jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau karakter. Tiga ahli di bidang akhlak, yaitu Ibnu Miskawaih, Al Ghazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa moralitas adalah temperamen yang melekat dari seseorang yang dapat membawa perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran pertama. Kata akhlak didefinisikan sebagai perilaku, tetapi perilaku harus diulang hanya sekali tidak cukup untuk melakukan perbuatan baik, atau hanya kadang3
kadang. Seseorang dapat dikatakan merosot jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi yang kuat dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan terutama pikir pertimbangan sering diulang, sehingga terkesan sebagai suatu keharusan untuk melakukan. Jika hal itu dilakukan oleh dipaksa tidak refleksi dari akhlak. Pengertian akhlak berdasarkan bahasa atau etimologis:
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008:27), Kata akhlak dapat diartikan sebagai kelakuan atau budi pekerti.
Abudin Nata Abudin Nata (2008:2), secara etimologis kata akhlak berasal dari bahasa Arab, yakni isim masdar (bentuk infinitif ) berasal dari kata akhlaqa, ikhlaqan, yukhliqu. Dan sesuai dengan bentuk tsulasi majid wajan af’ala, yuf’ilu, if’alan yang berarti al sajiyah (perangai), tabi’ah (watak dasar, kelakuan, atau tabiat), al-‘adat (kebiasaan), al-maru’ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).
Hamzah Ya’qub Hamzah Ya’qub (1993:11), kata akhlak mengandung sisi -sisi penyesuaian dengan kata kholqun yang artinya kejadian dan kuat hubungannya dengan Kholiq (Sang Pencipta) dan makhluq (yang diciptakan). Pengertian akhlak lahir sebagai sarana yang kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan baik antara kholiq dan makhluq. Pendapat ini bersumber pada kalimat yang tercantum di al-Quran. “Wainnaka la’ala khuluqin ‘adziim” (Sesungguhnya Engkau (Muhammad) memiliki budi pekerti yang luhur) (Q.S. Al-Qalam [68] ayat 4).
Ali Abdul Halim Mahmud Ali Abdul Halim Mahmud (2004:28), merujuk kepada pendapat Imam al-Ghazali, bahasa kata al-Khalaq (fisik) dan al-Khuluq (akhlak) ialah dua kata yang digunakan dengan bersama-sama. Misalnya, dalam redaksi bahasa Arab, “ Fulan husnu, alkhalaq wa alkhuluq”, yang berarti “Seorang yang lahir dan batinnya baik”, sehingga al-khalaq berarti bentuk lahirnya, sedangkan al-khuluq artinya bentuk batinnya. Hal ini disebabkan karena kodrat manusia yang sebenarnya terdiri dari dua unsur yaitu unsur fisik dan non-fisik. Unsur fisik dapat dilihat oleh mata (panca indera) dan unsur non-fisik yang hanya dapat dirasa tetapi tidak terlihat secara kasat mata.
Quraish Shihab
4
Quraish Shihab (2004:253), kata akhlak memiliki makna perangai, kebiasaan, atau tabiat. Kata akhlak banyak ditemukan di dalam al-Hadits, seperti di salah satu hadits Nabi yang sangat populer, “ Innamaa Buitstu Liutammimaa makarimal akhlak ”, yang artinya, “ Sesungguhnya aku utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Malik). Pengertian akhlak berdasarkan istilah atau terminologis:
Imam Abu Hamadi al-Ghazali Yang dikutip oleh Abudin Nata (2002:4), dika takan bahwa ahlak ialah: “Sifat yang tertanam (terpatri) dalam jiwa yang darinya menimbulkan perbuatan yang mudah dan gampang tanpa harus memerlukan pemikiran dan pertimbangan atau perenungan lebih dahulu”.
Ibnu Maskawih Yang dikutip oleh Rahmat Djatnika (1996:26), dikatakan ahlak ialah: “Perangai itu adalah suatu keadaan pergerakan jiwa yang memacu ke suatu arah untuk melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran”.
Ahmad Amin Dikutip oleh Hamzah Ya’qub (1993:12), dikatakan ahlak ialah: “Suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan tentang apa saja yang seharusnya dikerjakan oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia”.
Muhammad bin Ali Asy-Syarif al-Jurjani Yang di dalam bukunya yang berjudul al-Ta’rifat , dikutip oleh Ali Abdul Halim Mahmud (2004:32), dikatakan juga bahwa “Ahlak merupakan istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya lahir perbuatan yang dengan mudah dan ringan, tidak perlu merenung dan berpikir”.
Muhammad bin Ali al-Faruqi at-Tahanawi Dikutip oleh Ali Abdul Halim Mahmud (2004:34), dikatakan: “Ahlak adalah keseluruhannya kebiasaan, sifat agama, alami, harga diri,”.
Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak. Kesadaran akan perbuatan itu Kemampuan melakukan perbuatan. Perbuatan yang baik atau buruk.
5
Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk.
2.2.2 Pengertian Akhlak Terpuji Akhlak terpuji (akhlaqul karimah) ialah segala tingkah laku terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah SWT. Akhlaqul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat terpuji. Hamzah Ya’qub mengatakan akhlak yang baik ialah mata rantai iman.
Al-Ghazali menerangkan bentuk
keutamaan akhlak mahmudah yang dimiliki seseorang misalnya sabar, benar, dan tawakal. Hal itu dinyatakan sebagai gerak jiwa dan gambaran batin seseorang yang secara tidak langsung menjadi akhlaknya. Pandangan Al-Ghazali tentang akhlak yang baik hampir senada dengan pendapat Plato. Plato mengatakan bahwa orang utama adalah orang yang dapat melihat kepada Tuhannya secara terus-menerus seperti ahli seni yang selalu melihat pada contoh-contoh bangunan. Al-Ghazali memandang bahwa orang yang dekat kepada Allah SWT adalah orang yang mendekati ajaran-ajaran Rasulullah yang memiliki akhlak sempurna.
2.2.3 Macam-Macam Akhlak Terpuji Dalam pembahasan ini kami akan menjabarkan akhlak mahmudah yang diantaranya meliputi Qana’ah, Zuhud, Sabar, Istiqomah, Tasamuh, Kasih Sayang, Pemaaf, Amanah, Bermuka Manis, Rendah diri, Malu, Suka Menolong, Adil, Ikhlas dan sebagainya. Inilah penjelasan dari beberapa macamnya :
Qana’ah Qana’ah secara bahasa artinya cukup, sedangkan secara istilah qana’ah artinya merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat ketidakpuasan/ kekurangan.
Bersikap qana’ah paling tidak meliputi 5 hal yaitu : Menerima dengan rela apa yang ada Memohon kepada Allah rezeki yang terbaik dan halal untuk dirinya dan diiringi dengan ikhtiar yang maksimal Menerima dengan sabar akan semua ketentuan Allah Bertawakal kepada Allah Tidak tertarik oleh segala tipu daya yang duniawi
6
Orang yang memiliki sifat Qana’ah akan memagari harta sekedar apa yang berada dalam genggamannya dan pikirannya tidak menjalar keluar dari ap a yang ada pada dirinya. Ia berpendirian bahwa apa yang diperolehnya selama ini merupakan suatu ketentuan dari Allah SWT karena itu tidak pernah merasa akan kekurangan. Qana’ah bukan berarti menerima apa adanya disertai dengan sikap malas, tetapi harus diiringi dengan usaha keras. Jika usaha tersebut hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya, maka harus diterima dengan sikap sabar. Sebaliknya jika usaha tersebut memperoleh hasil yang memuaskan, maka disertai dengan sikap bersyukur kepada Allah SWT.
Zuhud Zuhud
secara
bahasa
artinya
meninggalkan,
tidak
menyukai,
atau
menjauhkan diri. Sedangkan zuhud secara istilah berarti tidak mementingkan hal hal yang bersifat keduniawian, atau meninggalkan gemerlap kehidupan yang bersifat material dalam mengabdikan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Zuhud termasuk salah satu ajaran agama islam yang sangat penting dalam rangka mengendalikan diri dari pengaruh negatif kehidupan dunia. Orang zuhud lebih mengutamakan atau mengejar kebahagiaan hidup di akhirat yang abadi daripada mengejar kehidupan dunia yang fana. Hal ini dapat dipahami dari isyarat ayat - ayat berikut.
Artinya : "Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari
7
mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun." (Q.S An - Nisa ayat 77 )
Ayat diatas memberi petunjuk bahwa kehidupan dunia yang sekejap ini sungguh tidak sebanding bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Kehidupan akhirat lebih baik dari kehidupan dunia. Walaupun demikian, orang zuhud bukan berarti meninggalkan dunia secara total. Mereka justru menjadikan kekayaan dunia sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala. Dalam Q.S Al – Qasas ayat 77, Allah subhanahu wata'ala memerintahkan agar kita menggunakan segala kenikmatan yang diberikan - Nya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat. Namun Allah subhanahu wata'ala menegaskan bahwa kehidupan dunia juga tidak boleh kita lupakan. Merujuk pada ayat ini, kita bisa menyimpulkan bahwa orang zuhud sangat mengutamakan kehidupan akhirat, namun mereka tidak meninggalkan kehidupan dunia. Dengan begitu akan terjadi keseimbangan antara kebahagiaan dunia dan akhirat.
Zuhud dibagi menjadi 3 tingkatan : Derajat pertama(terendah) yaitu menghindari dunia padahal hatinya sangat berkeinginan dan sangat tertarik, tetapi berusaha sekuat-kuatnya untuk menghindarinya dan merasa cukup dengan yang sudah dimiliki. Derajat kedua yaitu meninggalkan keduniaan karena pandangan rendah dan hina terhadap orang yang rakus dan tamak terhadap harta. Derajat ketiga yaitu meninggalkan dunia karena zuhud semata karena adanya pandangan bahwa dunia tidak berarti sedikitpun dibandingkan dengan kenikmatan akhirat.
8
Sabar Sabar berasal dari kata “ sobaro- yasbiru” yang artinya menahan. Dan menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa dan sebagainya. Itulah pengertian sabar yang harus kita tanamkan dalam diri kita. Dan sabar ini tidak identik dengan cobaan saja. Karena menahan diri untuk tidak bersikap berlebihan, atau menahan diri dari pemborosan harta bagi yang mampu juga merupakan bagian dari sabar. Sabar harus kita terapkan dalam setiap aspek kehidupan kita. Bukan hanya ketika kita dalam kesulitan, tapi ketika dalam kemudahaan dan kesenangan juga kita harus tetap menjadikan sabar sebagai aspek kehidupan kita.
Setelah kita tahu tentang pengertian sabar maka kita pelajari tentang pandangan islam tentang sabar. Sesuai pandangan islam Sabar itu ada berbagai macam, antara lain : Sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT
Menahan diri kita agar tetap istiqomah dalam menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT adalah bagian dari perintah Allah SWT. Kita harus tetap sabar menjalankan itu semua, karena Allah telah menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang menjalankan perintah-Nya dengan baik sesuai syariat yang telah Allah SWT turunkan. Mulai dari shalat, zakat, puasa, dakwah, dan lain-lain. Itu semua harus kita jalani dengan sabar. Sabar dari apa yang dilarang Allah SWT
Tenar sekali salah satu lagu yang dinyanyikan oleh Raja Dangdut H.Rhoma Irama dimana ada sebagian liriknya yang berbunyi “mengapa semua yang asik-asik, itu diharamkan? mengapa semua yang enak-enak itu dilarang?” karena semua itu adalah memang godaan setan yang merayu kita dengan kenikmatankenikmatan dunyawi. Semua kenikmatan itu hanya semua, karena jalan yang ditunjukan oleh setan itu tidaklah berakhir kecuali di neraka. Dan kita sebagi umat Islam harus bersabar dari apa yang dilarang oleh Allah SWT. Yakinlah bahwa semua larangan itu pasti ada maksudnya. Tidaklah Allah SWT melarang kita untuk berbuat dosa, kecuali dalam dosa itu pasti ada sebuah kerugian yang akan didapat jika kita melakukannya.
9
Sabar terhadap apa yang telah ditakdirkan Allah SWT
Jika ada salah satu dari kita ditakdirkan dengan kondisi fisik yang kurang, maka kita juga harus tetap bersabar. Karena bersabar dengan ketentuan Allah SWT merupakan salah satu dari macam sabar. Dan balasan lain dari sabar kita itu adalah surga. Rasulallah SAW bersabda: sesungguhnya Allah SWT berfirman“Jika hambaku diuji dengan kedua matanya dan dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya dengan surga” (HR. Bukhori).
Istiqomah Para Ulama yang Memberikan Definisi dari Kata Istiqomah : Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A: Istiqomah itu tidak menyekutukan Allah dengan apapun juga. Umar bin Khattab R.A: Istiqomah itu hendaknya untuk bertahan dalam satu perintah atau larangan dan tidak berpaling dari yang lain layaknya seekor musang. Utsman bin Affan R.A: Istiqomah artinya ikhlas. Ali bin Abi Thalib R.A: Istiqomah adalah melaksanakan suatu kewajiban. Dari Ibnu Abbas R.A: Istiqomah itu memiliki 3 macam arti: Istiqomah dengan lisan (Bertahan terus dalam membaca Syahadat), istiqomah dengan hati (Melakukan segala sesuatu dengan niat dan jujur) dan istiqomah dengan jiwa (Selalu melaksanakan ibadah dan ketaatan kepada Allah secara terus-menerus tanpa terputus). Dari Ar Raaghib: Istiqomah itu tetap di atas jalan yang lurus. Dari An Nawawi: Tetap dalam ketaatan (Kitab Riyadusshalihin). Jadi istiqomah mengandung pengertian bahwa: “Tetap dalam ketaatan dan di atas jalan yang lurus dalam beribadah kepada Allah SWT”. Dari Mujahid: Istiqomah adalah komitmen terhadap kalimat syahadat dan tauhid sampai bertemu dengan Allah ‘Azza wa Jalla. Dari Ibnu Taymiah: Istiqomah dalam mencintai dan beribadah kepada Allah tanpa kearah menoleh ke kanan kiri. Menurut tafsir ‘Aisar, yang dimaksud dari istiqomah ialah mereka yang betul betul yakin kebenaran agama islam, dengan tidak menukar dengan kepercayaan
10
lain.Serta konsisten dalam menjalankan ibadah dan menjauhi kemungkaran, maka malaikat akan turun 2 kali kepadanya.
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: “Ya Rasulullah SAW tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam islam dan saya tidak akan bertanya lagi kepada siapapun. Nabi menjawab: “Katakanlah aku beriman kepada Alah, kemudian istiqomah (Konsisten menjalankan perintahnya dan mejauhi larangan). Orang yang istiqomah selalu kokoh dalam menjaga aqidahnya dan tidak akan goyang keimanannya dalam menjalani tantangan hidup. Walaupun kantong kering ataupun tebal, Dihadapi oleh bermacam-macam hal yang haram, dicaci maki dan dipuji, sekali sudah konsisten maka tidak akan ada yang mampu meroboh keistiqomahannya.
Intisari dari Arti Istiqomah Jadi yang bisa kita dapatkan dari yang itu semua adalah, istiqomah memiliki arti konsisten dalam melakukan kebaikan. Teguh dalam satu pendirian dan tidak akan tergoyahkan oleh berbagai macam rintangan dalam mendapatkan ridho Allah Ta’ala. Jangan sampai salah dalam mengartikan kata istiqomah ke dalam suatu yang buruk, suatu hal yang buruk janganlah di dukung dan diberi semangat. Cukuplah untuk orang-orang yang berusaha melakukan kebaikan dan diberikan semangat berupa kata konsisten.
Tasamuh Dalam bahasa Arab arti tasamuh adalah “sama-sama berlaku baik, lemah lembut dan saling pemaaf.” Dalam pengertian istilah umum, tasamuh adalah “sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara sesama
manusia
dalam
batas-batas
yang
digariskan
oleh
ajaran
Islam.”
Menurut bahasa berarti tenggang rasa, sedangkan menurut istilah Tasamuh berarti menghargai sesama. Ada yang bilang maksud dari Tasamuh/toleransi adalah bersikap menerima dan damai terhadap keadaan yang dihadapi, misalnya toleransi
11
dalam agama, maksudnya antar agama saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing tidak saling menganggu. Tasamuh atau tenggang rasa dapat memelihara kerukunan hidup dan memelihara kerja sama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Tasamuh berfungsi sebagai penertib, pengaman dan pendamai dalam komunikasi dan interaksi sosial.
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujarat :13)
Ayat diatas juga menjelaskan bahwa sikap toleransi tidak memandang suku, bangsa dan ras. Karena mereka terpaut dalam satu keyakinan sebagai makhluk Allah di muka bumi. Dihadapan Allah semua memiliki hak dan kewajiban yang sama. Adapun yang membedakan mereka dihadapan Allah swt adalah Taqwa. Dalam sejarah kehidupan Rasulullah saw, tasamuh telah ditampakan pada masyarakat Madinah. Pada saat itu Nabi dan kaum muslimin hidup berdampingan dengan masyarakat Madinah yang beragama lain. Tasamuh atau sikap tenggang rasa dapat memelihara kerukunan hidup dan memelihara kerja sama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Tasamuh berfungsi sebagai penertib, pengaman dan pendamai dalam komunikasi dan interaksi sosial. Dalam
mengamalkan
tasamuh
kita
dianjurkan
supaya
melakukan
hal-hal
diantaranya: cara mengamalkan tasamuh di lingkungan masyarakat setempat : Mengembangkan sikap tenggang rasa Sebagai makhluk sosial kita harus mengembangan sikap tenggang rasa dengan sesama manusia. Tidak diperbolehkan saling berburuk sangka, saling menjelekan dan lain sebagainya. Gemar Melakukan kegiatan Sosial
12
Barang siapa yang melapangkan kehidupan dunia orang mukim, maka Allah akan melapangkan kehidupan orang itu di hari kiamat Dan barang siapa yang meringankan kesusahan orang yang dalam kesusahan, Allah akan menghilangkan kesusahan orang itu di dunia dan akhirat. (HR Muslim) . Dalam lingkungan tangga kita tidak bisa hidup sendiri, kita juga saling membutuhkan, tolong-menolong sesama tetangga misalnya kerja bhakti, membuat pos ronda, arisan, menengok orang sakit, itu adalah salah satu kegiatan sosial yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Saling Menghormati Setiap manusia haruslah saling menghargai dan menghormati sesame manusia memberikan senyum, sapa itu adalah sebagian kecil
kita
menghormati sesama manusial. “Bukan termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi orang muda diantara kami dan tidak menghormati orang yang tua”. (Hadits riwayat At-Tirmidzy, dishahihkan Syeikh Al-Albany).
Tidak semena-mena terhadap orang lain Sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah tengah masyarakat, kita juga tidak dibenarkan berbuat semena-mena terhadap orang la in sekalipun kita dapat melakukannya. ” Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhdap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil (semena-mena). Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan taqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Al Maidah 8)
Toleransi ini artinya kita harus saling menghormati, menolong, dan melakukan kegiatan sosial di lingkungan masyarakat bersama.
Ikhlas Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. Abu Al-Qasim Al-Qusyairi mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat dari Nabi Saw, “Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, “Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah,” lalu Allah berfirman,
13
“(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku yang Aku berikan ke dalam hati orangorang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku.” Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir bathin dan dunia-akhirat, bersih dari sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian serta kesejahteraan.
Amanah Secara bahasa amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan -titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi dengan adil…” (QS 4:58).
Adil Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada beberapa peringkat, yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara. Nabi Saw bersabda, “Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada Allah ketika bersendiriaan dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika suka dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara yang membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan kagum seseorang dengan dirinya sendiri.” (HR. Abu Syeikh).
Bersyukur Syukur menurut kamus “Al-mu’jamu al-wasith” adalah mengakui adanya kenikmatan
dan
menampakkannya
serta
memuji
(atas)
pemberian
nikmat
tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar’i adalah : Menggunakan nikmat AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya. Lawannya syukur adalah
14
kufur.
Yaitu
dengan
cara
tidak
memanfaatkan
nikmat
tersebut,
atau
menggunakannya pada hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT.
Rasa malu “Berbuatlah sekehendakmu, tapi ingatlah bahwa segala perbuatan itu akan dimintakan pertanggungjawaban”. Rasa malu merupakan rem atau pengekang dari segala bentuk kemaksiatan. Sepanjang rasa malu ini ada terpelihara pada jiwa seseorang maka dirinya akan terjaga dari segala godaan syetan yang mengajak kepada perbuatan dosa. Dengan memiliki rasa malu, orang akan terjaga akhlaknya. Oleh karena itu semua agama samawi mengajarkan kepada umatnya untuk berakhlak mulia yang salah satunya adalah memlihara rasa malu
2.2.4 Pengertian Akhlak Tercela Akhlak buruk atau tercela merupakan suatu sikap serta perbuatan yang dilakukan jauh dari apa yang dilarang agama. Karena pada dasarnya agama mengajarkan kita untuk selalu bersikap baik terutama menjaga perilaku serta perbuatan yang akan kita lakukan. Dengan berlandaskan agama maka sifat tercela ini sebenarnya bisa dicegah karena ancaman serta sangsi yang akan didapatkan dalam waktu cepat maupun dikehidupan selanjutnya. Akhlak tercela ini merupakan cerminan bahwa seseorang tersebut mempunyai prilaku yang kurang baik, hal tersebut bisa saja disebabkan karena kita mulai jauh pada aturan – aturan agama.
2.2.5 Macam- Macam Akhlak Tercela
Hasad Hasad menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dapat di artikan sebagai dengki . Sedangkandengki menurut KBBI ialah menaruh perasaan benci yang amat sangat ketika melihat kenikmatan yang di berikan ALLAH kepada orang lain dan berusaha menghilangkan kenikmatan itu sendiri .Hasad berasal dari bahasa arab
yaitu
(hasad-yhsudu-hasadan)
Sifat
hasud merupakan
kebalikan dari sifat gitbah (ikut bahagia atas nikmat yang di terima orang lain) atau apabila ia menampakkan kedengkiannya lalu berusaha atas kedengkian yang dipendamnya itu, sebagaimana yang telah dikerjakan oleh Lubaid si Yahudi tadi; dia termasuk orang-orang yang dengki terhadap Nabi saw. Ketiga jenis kejahatan yang
15
disebutkan sesudah lafal Maa Khalaq, padahal semuanya itu telah terkandung di dalam maknanya, hal ini tiada lain mengingat kejahatan yang ditimbulkan oleh ketiga perkara tersebut sangat parah. Dalam hadist Rasulullah saw bersabda : Dari Abu Hurairah radhiyallohu'anhu berkata; Rasululloh shallallohu'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Jauhilah atas kalian perasangka, karena perasangka itu sedusta-dusta perkataan. Dan janganlah kalian saling mendahului dalam penawaran, janganlah saling hasad, janganlah saling membenci, janganlah saling mendahului, janganlah saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara". (Bukhori dan Muslim, sebagaimana juga di dalam Ghoyatul Marom 173) (H.R. Muslim dari anas bin Malik r.a.)
Faktor yang membawa kepada hasad/dengki: 1) Permusuhan 2) Sifat ujub ataupun banggga diri 3) Cintakan pangkat dan kedudukan 4) Jiwa yang kotor 5) Benci membenci
Macam-Macam Hasad. Hasad terbagi menjadi 2 macam: 1. Hasad yang tercela. seorang yang berangan-angan hilangnya nikmat dari saudaranya, dan hukumnya adalah haram. 2. Hasad yang terpuji (Ghibthoh). Seorang yang berkeinginan serupa dengan saudaranya dalam hal kebaikan dan tidak berharap nikmat atas saudaranya hilang
Tanda-Tanda Orang Yang Hasad 1. Mengungkit dan mengumumkan kekeliruan saudara/saingannya. 2. Merasa puas kalau saingannya dicela orang. 3. Merasa puas kalau saingannya tidak hadir. 4. Merasa dan sesak dadanya apabila saingannya dipuji orang.
16
5. Berusaha menyalahkan saudaranya walaupun saudaranya/ saingannya benar, dll
Takabur Takabur atau sombong secara bahasa artinya membesarkan diri atau menganggap dirinya lebih dari orang lain. Pengertian takabur secara istilah adalah suatu sikap mental yang memandang rendah terhadap orang lain, sementara ia memandang tinggi dan mulia terhadap dirinya sendiri. (Uwes al-Qorni. 1997: halaman 54. Sifat takabur merupakan sifat yang dimiliki oleh Iblis. Sifat inilah yang menyebabkan iblis diusir dari surga dan diturunkan derajatnya hingga menjadi makhluk yang sangat rendah. Sifat takabur Iblis terlihat ketika ia menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s. Penolakan Iblis ini disebabkan ia merasa dirinya lebih tinggi dan mulia daripada Nabi Adam a.s. ”Aku diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Mengapa aku harus sujud kepada makhluk yang lebih rendah daripadaku?” sumbar Iblis dengan congkak. Oleh karena kesombongannya, akhirnya Iblis diusir Allah dan direndahkan derajatnya.
Takabur menurut penjelasan Rasulullah adalah himpunan dari dua sifat yaitu menolak kebenaran dan merendahkan orang lain, sebagaimana sabdanya, ”Takabur adalah (sifat) orang yang mengingkari/menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (H.R. Abu Daud dan Hakim.
Dari pengertian takabur di atas dapat kita temukan ciri-ciri orang yang takabur, sebagai berikut : Suka memuji diri dan membanggakan kemuliaan diri, harta, ilmu, keturunan dan lain sebagainya. Meremehkan orang lain. Suka mencela dan mengkritik orang lain dengan kritik yang menjatuhkan. Memalingkan muka ketika bertemu dengan orang lain. Berlagak dalam berbicara. Pemboros dalam harta benda. Berlebih-lebihan dalam berpakaian dan berhias.
17
Takabur merupakan salah satu akhlak yang tercela. Banyak ayat Al-Qur’an dan hadis yang menjelaskan tentang keburukan sifat takabur tersebut, antara lain sebagai berikut.
o
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah al-A‘raf [7]: 146 yang artinya; Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Kalaupun mereka melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak (akan) menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikian adalah karena mereka mendustakan ayatayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya.
o
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah al-Mu’min [40]: 60 yang artinya; Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka
o
Jahanam
dalam
keadaan
hina
dina.
Sabda Rasulullah saw. yang artinya; Barang siapa bertawadu karena Allah akan diangkat derajatnya oleh Allah, dan barang siapa yang sombong akan dijatuhkan derajatnya oleh Allah. (H.R. Bazzar).
o
Dari Abdillah r.a., Nabi Muhammad saw. bersabda yang artinya; Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari sifat kesombongan. (H.R. Muslim)
o
Sabda Rasulullah saw. yang artinya; Dari Abu Hurairah berkata: Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman: ”Kesombongan adalah selendang -Ku dan kemuliaan adalah pakaianku, maka barang siapa yang menyaingi Aku dalam salah satunya, Aku pasti menemuinya di neraka” (H.R. Ahmad)
Takabur dapat dibagi menjadi dua, yaitu takabur lahir dan batin.
18
Takabur lahir, yaitu perbuatan yang dilakukan dan ditunjukkan oleh anggota badan,
seperti gerak gerik tubuh, raut muka, dan tutur kata. Takabur batin, yaitu sifat dalam jiwa yang tidak terlihat. Takabur batin dilakukan
oleh hati dan perasaan yang menganggap diri lebih tinggi dan menganggap orang lain lebih rendah. Kedua jenis takabur ini sama-sama berbahaya dan bisa menyebabkan pelakunya
terjerumus api neraka. Oleh karena itu, kita harus menjauhi kedua jenis takabur ini dalam kehidupan sehari-hari.
Tamak Menurut bahasa SERAKAH sering disebut dengan TAMAK yang artinya tidak pernah merasa puas dengan hasil yang sudah didapatkan. Menurut istilah Tamak yaitu cinta kepada dunia(hubbud dunya) berupa harta benda terlalu berlebihan tanpa memperdulikan hukum haram yang menyebabkan adanya dosa besar. Pelakunya tidak pernah merasa puas ,segala cara pun dianggap halal. Serakah adalah salah satu dari penyakit hati yang sangat membahayakan . orang yang serakah senantiasa menginginkan sesuatu lebih banyak ,tidak peduli bagaimana cara untuk menempuhnya yang terpenting tujuannya tercapai meskipun harus melanggar syari’at. Ia tidak memikirkan apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. Tujuan utama bagi dirinya adalah kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi.sifat serakah itu termasuk dari sifat syirik.lihat selebihnya disini, Sikap serakah dan tamak itu dilarang oleh Allah Swt.
Orang yang mempunyai sifat tamak dan serakah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Tidak mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya 2. Senantiasa merasa tidak cukup padahal ia telah banyak mendapatkan nikmat 3. Dia ingin mempunyai sesuatu yang dipunyai orang la in 4. Suka menghayal yang tidak realistis ( tuulul amal) 5. Kikir ia tidak mau bersedekah kepada orang yang membutuhkan 6. Tidak menghagai pemberian orang lain apabila tidak sesuai dengan keinginannya 7. Sangat mencintai harta benda yang dimilikinya
19
8. Sangat semangat mengumpulkan harta tanpa memperdulikan waktu dan kondisi tubuh. 9. Semua kegiatannya selalu berorientasi pada materi
2.2.6 Konsekuensi Perilaku Akhlak Terpuji dan Tercela Dalam kehidupan segala sesuatu yang kita kerjakan nantinya sesungguhnya akan kembali kepada kita sendiri. Maka banyak-banyaklah berbuat baik maka kamu akan mendapatkan hal yang sama seperti apa yang kamu kerjakan. Konsekuensi dari semua perilaku atau akhlak kita dalam kehidupan diantaranya adalah sebagai berikut :
Penerapan Akhlak Terpuji
Qana’ah Hati akan dipenuhi dengan keimanan kepada Allah Memperoleh kehidupan yang baik Mampu merealisasikan syukur kepada Allah Memperoleh keberuntungan Terjaga dari berbagai dosa Kekayaan sejati terletak pada sifat qana’ah Memperoleh kemuliaan
Tasamuh
Mempererat persatuan dan kesatuan serta persaudaraan di antara manusia
Meningkatkan derajat manusia , baik di hadapan orang lain ataupun di hadapan Allah swt.
Meringankan beban penderitaan orang lain
Menjaga dan menghormati kewajiban dan hak orang lain
Menumbuhkan sikap bertanggungjawab terhadap kehidupan di lingkungan masyarakat
Menjaga norma-norma agama , sosial , dan adat istiadat
Menghilangkan kebencian , dendam , dan permusuhan
Menciptakan rasa aman , tenang , damai , dan keserasian dalam masyarakat
Zuhud
20
Hatinya tidak mudah gelisah dan sedih
Hidupnya tentram, dan damai
Tidak terlena dengan kemewahan dunia
Tidak sombong
Di sukai banyak orang, karena sederhana dan tidak sombong
Sabar dalam menghadapi cobaan
Bahagia dunia dan akhirat
Sabar Dapat memiliki emosi yang stabil dan tidak mudah dipengauhi oleh keadaan
lingkungan Cukup stabil dan tenteram rumah tangganya sehingga dapat menikmati hidup
ini sebagai karunia dari Allah SWT. Memiliki harapan akan masuk sorga, seuai janji Allah dalam Q.S.Al-Baqarah
ayat 155. Amanah Dipercayai oleh orang lain, ini bisa menjadi modal yang sangat berharga
dalam menjalin suatu hubungan atau berinteraksi antar sesama manusia. Mendapat simpati dari berbagai pihak, baik itu kawan maupun lawan. Hidupnya akan sukses dan dimudahkan jalannya oleh Allah SWT.
Penerapan Akhlak Tercela
Hasad Menyebabkan ketidaktenangan dan kerisauan hati yang tidak putus-putus
karena akan selalu memikirkan bagaimana agar kebaikan tersebut hilang dari orang lain. Menghancurkan persatuan, kesatuan dan persaudaraan, karena biasanya
orang yang hasud akan mengadu domba dan suka memfitnah. Mendapatkan kehinaan dan ketercelaan baik di dunia maupun di akhirat.
Apalagi bila orang lain menyadari akan perbuatan hasudnya, maka orang tersebut akan memandang rendah dan menjauhinya. Akan menghancurkan kebaikan yang ada padanya. karena sifat hasad dapat
menghilangkan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar
21
Itulah kerugian dari sifat hasad, semoga kita dapat dijauhkan dari sifat hasad
tersebut oleh Allah swt
Takabur Tidak mau menerima kebenaran Orang yang sombong merasa dirinya paling
hebat, paling benar,dan paling baik. Apabila dinasehati, ia akan sulit untuk menerimanya. Apalagi bila yang menasehati adalah orang yang dia anggap lebih rendah, lebih miskin, atau lebih hina dibanding dirinya.
Meremehkan orang lain Orang takabur cenderung meremehkan orang lain. Hal ini disebabkan orang takabur tidak mau kalau diungguli oleh orang lain. Ia akan selalu menganggap dirinya lebih hebat dari orang lain, orang lain lebih rendah dibanding dirinya. Akibat sikap merendahkan orang lain ini, orang takabur akan dibenci dan dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
Tidak bersyukur kepada Allah swt. Sifat takabur akan menutup mata hati, akan kebesaran Allah swt. Orang dengan sifat takabur akan cenderung beranggapan bahwa semua yang ia miliki, apakah itu kekayaan, kecantikan, kedudukan, kekuasaan, merupakan hasil jerih payah ia sendiri. Mereka tidak mau menundukkan diri dan mengakui bahwa semua itu merupakan karunia dari Allah swt. Sesungguhnya, tanpa ijin dan kuasa Allah swt., tidak mungkin kekayaan, kekuasaan, kedudukan itu bisa mereka dapatkan.
Tidak disukai oleh orang lain Orang sombong dalam bergaul mempunyai kecenderungan untuk memilih-milih teman. Karena menganggap dirinya hebat, maka ia pun berpikir harus bergaul dengan orang-orang yang menurutnya hebat.
Dia tidak akan bergaul dengan sembarang orang atau dengan orang-orang yang dianggapnya lebih rendah. Karena keculasan hatinya inilah, pemilik jiwa takabur akan dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
Dekat dengan setan dan diancam akan ditempatkan di neraka Sombong adalah kotoran jiwa yang akan menjauhkan manusia dari kasih manusia lain dan dari kemurahan Allah swt. Satu-satunya makhluk yang akan berdekatan dengan sifat takabur adalah setan yang terkutuk. Oleh sebab itu, dalam hadisnya nabi bersabda bahwa orang-orang yang sombong tempatnya tiada lain dan tiada bukan adalah di neraka
22
Tamak
Orang yang tamak tidak pernah merasa cukup dan tidak mau bersyukur
Sifat tamak dapat menyebabkan penyakit hati lainnya seperti rasa dengki, hasad dan fitnah.
Sifat tamak menyebabkan orang mengalalkan segala cara dalam meraih tujuannya.
Sifat tamak tidak akan mendapatkan rahmat dari Allah swt.
Sifat tamak menyebabkan orang menjadi kikir ,sebab ia khawatir kalau hartanya akan habis.
23
BAB III PENUTUP 3. 1 Kesimpulan Jadi dapat kita simpulkan bahwa akhlak itu adalah sifat bawaan lahir yang bisa dilihat dari pengetahuan, ucapan, dan perilaku seseorang. Dari perilaku seseorang tersebut dapat dibedakan menjadi dua akhlak yaitu akhlak tercela dan akhlak terpuji. Akhlak memiliki dampak baik jika kita melakukan hal yang terpuji, dan berdampak buruk jika kita melakukan hal yang tercela atau dilarang oleh agama. Adapun macam-macam akhlak terpuji adalah zuhud, sabar, ikhlas, tawakal, dan masih banyak lagi. Sedangkan akhlak tercela antara lain iri hati, sombong, dan lain-lain . Jika kita sudah mengetahui akhlak tersebut insyaAllah kita bisa mendekatkan diri kepada Allah, dan menghindari larangan-Nya. 3. 2 Saran Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap mudah mudahan setelah kita mempelajari pelajaran mengenai akhak terpuji dan tercela ini, agar bisa kita jadikan sebagai rujukan dalam melakukan pergaulan dalam kehidupan baik berhubungan dengan Allah atau bergaul antar sesama manusia, kemudian juga kami selaku pemakalah berharap kepada segenap pembaca makalah ini, agar jangan mengambil rujukan hanya terfokus kepada materi yang telah kami sajikan dalam makalah ini saja, akan tetapi mari kita sama - sama aktif dalam mencari buku - buku dan sumber lainnya yang membahas masalah akhlak terpuji dan akhlak tercela secara mendalam, sehingga lebih memantapkan pengetahuan kita mengenai pembahasan akhlak terpuji dan akhlak tercela tersebut.
24
DAFTAR PUSTAKA
Khalid, Amru. 2005. Menjadi Mukmin yang Berakhlak. Jakarta: Qisthi Press. Nata, Abuddin. 2013. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: PT.RajaGrafik Persada http://www.gurupendidikan.com/pengertian-akhlak-menurut-bahasa-danistilah/ (05/10/2016 pukul 11:43) http://galeripengetahuankita.com/2015/12/9-pengertian-akhlak-menurut para-ahli.html (15/10/2016 pukul 12:01) http://falah-kharisma.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-dari-sifatzuhud.html (06/10/2016 pukul 08:54) http://tandapagar.com/arti-istiqomah-menurut-islam-dan-para-ulama/ (06/10/2016 pukul 09:05) http://tafsirqu.com/2015/06/mengenal-hasad-dengki-dan-iri-hati-dan.html/ (06/10/2016 09:20) http://muslim.or.id/6968-7-faedah-qonaah.html. (06/10/2016 pukul 20:47) http://kitapunya.net/2015/08/pengertian-contoh-dan-hikmah-perilauzuhud.html (06/10/2016 pukul 21:01)
25