MAKALAH BAHASA INDONESIA “
”
MEMBACA UNTUK MENULIS
Kelas : P04 OLEH:
1. Adyanto Wahyudi Nugroho
1511050069
2. I Made Edoar Zenner SY
1511050044
JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER INFORMATICS INFORMATICS & BUSINESS INSTITUTE (IBI) DARMAJAYA BANDAR LAMPUNG 2016
DAFTAR ISI
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………………….…2 Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………………….. 3 Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………………………………………….……. 4 1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………………………..…… 4 1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………..……..... 4 1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………………………………………….…4 1.4 Manfaat ..............................………………………………………………….……………………….….…. 5 Bab II Tinjauan Pustaka ..…………………………………………………………………………………………..…….. 6 2.1 Hakikat Membaca dan menulis ………………………………………………………………….……..…. 6 2.1.1 Hakikat Membaca ............................................................................................ 6 2.2.2 Hakikat Menulis ............................................................................................... 8 2.2 Hubungan Membaca dan Menulis …………………………………………………………………....… 10 2.3 Aspek Ragam Bahasa Indonesia dalam Membaca dan Menulis ……………………….….. 11 2.4 Perbedaan Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Bahasa Tulisan ................................... 12 2.4.1 Pengertian Bahasa .......................................................................................... 12 2.4.2 Fungsi Bahasa ................................................................................................. 13 2.4.3 Ragam Bahasa ................................................................................................ 13 Bab III Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………….…….. 17 Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………….………………… 18
2
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan yang Mah Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Menulis untuk membaca. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian membaca dan menulis, tujuan dan manfaat membaca, serta hubungan membaca dengan menulis. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Meliyanti, M.M.,DR.i selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tema yang kami dapatkan. Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT selalu meridhai segala usaha kita. Amin.
Bandar Lampung,
Maret 2017
Penulis
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini membaca dan menulis merupakan suatu hal yang lumrah dan pasti tidak asing lagi di telinga kita, namun hal itu tidak menjamin bahwa setiap orang bisa melakukan dan mengerti apa yang dimaksud dengan membaca dan menulis, khususnya di Indonesia. Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Membaca mempunyai peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan manusia yang dipergunakan oleh manusia untuk memperoleh pesan informasi yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Menulis dapat diartikan sebagai pengekspresian dan pengungkapan ide/gagasan yang tertuang dalam sebuah tulisan sehingga menciptakan sesuatu yang dapat di tanggapi oleh pembaca. Dalam kegiatan menulis ini, maka sang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Membaca untuk menulis bisa diajarkan dengan baik jika peran pengajar dapat memahami secara mendalam tentang aspek-aspek dalam memahami bacaan maupun menulis. Membaca dan menulis dapat dilakukan atau dituangkan dalam berbagai media dan masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menjelaskan secara umum mengenai pengertian membaca untuk menulis serta aspek-aspek yang terdapat didalamnya. 1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas pada makalah ini adalah:
Apakah hakikat membaca dan menulis?
Bagaimana hubungan antara membaca dan menulis
Bagaimana perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis?
Apa saja aspek ragam dalam membaca dan menulis?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
Mengetahui hakikat membaca dan menulis
Mengetahui hubungan antara membaca dan menulis
Mengetahui perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan
Mengetahui aspek ragam dalam membaca dan menulis 4
1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang membacanya, khususnya: 1) Penulis mendapatkan banyak pengetahuan selama proses pembuatan makalah ini dan diharapkan penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi di waktu yang akan datang. 2) Mahasiswa diharapkan dapat mendapatkan banyak pengetahuan dari makalah ini sehingga bisa memahami maksud dari materi yang di sampaikan. 3) Dengan dibuatnya makalah ini, semua pembaca dapat memahami mengenai membaca dan menulis sehingga dapat memahami aspek-aspek didalamnya.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Membaca dan Menulis 2.1.1 Hakikat Membaca Kelahiran suatu teori membaca tidaklah muncul begitu saja. Kehadirannya merupakan hasil kerja keras dari para ahli atau sarjana yang mengkaji tentang membaca ini dalam waktu relatif lama, dan dengan pendekatan yang berbeda-beda. Akibatnya, dalam sejarah perkembangan studi membaca dan pengajaran membaca terdapat bermacam-macam teori membaca yang bukan saja berbeda satu dengan yang lainnya, melainkan juga ada yang berlawanan. Namun pada dasarnya membaca itu merupakan suatu proses yang kompleks. Ada beberapa pendapat yang di utarakan oleh beberapa ahli tentang Hakikat Membaca yaitu sebagai berikut: 1. Menurut Anderson (1972:214) membaca ialah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung didalam katakata yang tertulis. 2. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis (Tarigan, 1984:7). 3. Menurut Kolker (1983:3) membaca merupakan suatu proses komunikasi antara pembaca dan menulis dengan bahasa tulis. 4. Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67). 5. Menurut Doglass (dalam Cox, 1988: 6) memberikan definisi membaca sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam lingkungan tempat pembaca mengembangkan suatu kesadaran. 6. Menurut Rosenblatt (dalam Tompkins, 1991: 267) berpendapat bahwa membaca merupakan proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini meliputi langkah-langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks bacaan. Makna tersebut dihasilkan melalui proses transaksional. Dengan demikian, makna teks bacaan itu tidak semata-mata terdapat dalam teks bacaan atau pembaca saja.
Sementara Syafi’ie (1994:6-7) menyebutkan hakikat membaca adalah: 1. Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan.
6
2.
3.
4. 5.
6. 7.
Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan. Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan. Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut. Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan. Kegatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang membawa makna.
Tujuan Membaca Secara khusus Tarigan (2008:7) mengemukakan bahwa membaca memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: 1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh para penemu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian atau fakta (reading for details or facts). 2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal tersebut merupakan topic yang baik atau menarik. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). 3. Membaca untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita. Membaca seperti ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan (reading for sequence or organization). 4. Membaca untuk mengetahui serta menemukan mengapa para tokoh merasakan. Membaca seperti ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference). 5. Membaca untuk mengetahui dan menemukan apa-apa yang tidak bisa atau tidak wajar mengenai seorang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk mengelompokkan (reading for classify). 6. Membaca untuk mencari atau menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk menilai (reading to evaluate). 7. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah. Membaca seperti ini disebut membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading for compare or contrast).
7
Manfaat Membaca Manfaat dari membaca, yaitu: 1. Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan 2. Membaca membantu melihat sudut pandang yang berbeda 3. Meningkatkan kemampuan berimajinasi 4. Membaca membantu Anda belajar teknik menulis 5. Dapat menemukan hal baru yang berbeda dari biasanya 6. Menghilangkan stress dan beban pikiran 7. Mengembangkan kreativitas 8. Membaca merupakan gerbang perubahan 9. Mempertajam daya analisis 10. Mengembangkan pola pikir
2.1.2
Hakikat Menulis Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting. Berikut adalah beberapa hakikat menulis, diantaranya: 1. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Lado,1964). 2. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan, Rus yana (1998:191). 3. Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca (Tarigan,1986:21). 4. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989:1) writing is one of the most important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah. 5. M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. 6. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. 7. Suparno (2007:13) mendefinisikan bahwa menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat: penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
8
1.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
Tujuan Menulis Hugo Harting (dalam Tarigan, 1994:24-25) mengklasifikasikan tujuan penulisan, antara lain: Tujuan penugasan (assingnment purpose) Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku; sekretaris yang di tugaskan membuat laporan, notulen rapat). Tujuan altruistik (altruistic purpose) Penulisan bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya , ingin membuat hidup para pembaca lebih muda dan lebih menyenangkan dengan karya itu. Tujuan altruistic adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan. Tujuan Persuasif (persuassive purpose) Bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang di utarakan. Tujuan penerangan (informational purpose) Bertujuan memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca Tujuan Pernyataan diri (self expressive purpose) Tujuan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. Tujuan kreatif (creative purpose) Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistic, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai artistic, nilai-nilai kesenian. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose) Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang di hadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran – pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat di mengerti dan di terima oleh pembaca.
Manfaat Menulis Bernard (dalam Gie 2002:21-22) mengemukakan enam manfaat kegiatan karang-mengarang, yaitu: 1. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang. 2. Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), yaitu sewaktu mengarang seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya ia dapat memperoleh pemahaman yang baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya itu.
9
3.
Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, and feeling of self-worth), artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuan sendiri untuk menciptakan karya-karya tulis lainnya. 4. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and perception of one’s environment), maksudnya dengan sering mengarang seseorang meninggikan kesiagaan inderawinya dan mengembangkan daya serapnya pada tingkat kejasmanian, tingkat perasaan maupun tingkat kerohaniahan. 5. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah (a tool for active involvement, not passive acceptance), artinya dengan mengarang, seseorang dapat mengemukakan gagasan, menciptakan suatu, dan secara aktif melibatkan diri dengan ciptaannya. 6. Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan menggunakan bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use the language), artinya kegiatan mengarang bermanfat membantu tercapainya kemampuan membaca dan mengerti apa yang ditulis. 2.2 Hubungan Membaca dan Menulis Hubungan antara membaca dan menulis yaitu membaca adalah merupakan proses awal yang melatih dan meningkatkan keterampilan bahasa lisan sehingga mampu mengembangkan keterampilan bahasa tulis dalam bentuk karya sastra. Secara garis besar hubungan antara membaca dan menulis adalah sebagai berikut :
1. Membaca (reseptif) dan menulis (produktif) 2. Menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pesan, informasi, sedangkan membaca adalah kegiatan memahami gagasan, perasaan, informasi dalam tulisan 3. Sebelum menulis, seringkali penulis melakukan aktifitas membaca 4. Dalam kegiatan membaca, seringkali pembaca menulis atau membuat catatan, bagan, rangkuman, atau komentar 5. Seringkali kita menulis apa yang kita baca dan membaca apa yang kita tulis
10
2.3 Aspek Ragam Bahasa Indonesia dalam Membaca dan Menulis Kompetensi berbahasa mencakup menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Maka dari itu kemampuan berkomunikasi berbahasa mencakup komunikasi lisan dan komunikasi tulis, diperlukan keseimbangan keseimbangan antar kompetensi berbahasa dalam pembelajaran. Kemampuan membaca, menyimak, berbicara dan menulis merupakan alat ampuh pendukung kemampuan berpikir dan belaj ar (Cox, 1999). 1. Aspek Membaca Downing mendefinisikan bahwa membaca merupakan kegiatan menerjemahkan simbol-simbol tulis ke dalam bunyi. Kegiatan yang baru sampai pada penerjemahan terhadap simbol-simbol tulis menunjukkan bahwa membaca belum sampai pada kegiatan pemerolehan makna dari apa yang dibaca. Kegiatan membaca semacam itu baru sampai pada tahap belajar membaca. membaca merupakan kegiatan yang melibatkan pisik dan psikis yang oleh Anderson disebut sebagai proses recording dan decoding . Melalui recording , pembaca mengasosiasikan lambang-lambang bunyi beserta kombinasinya dengan bunyi-bunyi. Dengan proses itu rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata, dan kalimat yang bermakna. Membaca adalah melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin mengetahui isinya.
2.
Aspek Menulis Menulis adalah proses komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain yang melibatkan penulis sebagai penyampai pesan dan pembaca sebagai penerima pesan. Menulis yaitu melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang tersebut.
1.
2. 3. 4.
5.
Proses Menulis Tahap Pramenulis Memilih topik, mengumpulkan bahan, menganalisis audience, menentukan tujuan, memilih bentuk tulisan. Tahap Saat Menulis Draf Menulis draf kasar (buram), penekanannya pada masalah isi Tahap Merevisi Tulisan (perbaikan dari segi isi). Tahap Mengedit Memperbaiki aspek mekanik (penggunaan tanda baca, penulisan kata, penggunaan huruf besar). Tahap Publikasi Menyampaikan tulisan kepada pembaca khalayak dalam bentuk diterbitkan, dibacakan, dipajang di papan pajangan.
11
Strategi Menulis Sebelum Menulis, aktivitas yang bisa dilakukan mengamati, meneliti, mengalami, brainstorming, membuat daftar, membaca, memetakan, menonton, membuat kerangka.
Tahap Menulis Mengembangkan tulisan menjadi draf awal dengan memperhatikan pilihan kata sesuai dengan audience, tujuan, dan bentuk tulisan. Tahap Pascamenulis Merevisi dan publikasi, menyempurnakan tulisan, menuliskan kembali, membacakan, menerbitkan, dan memajang hasil tulisannya.
Aspek aspek ragam bahasa yang diuraikan ke dalam berbagai bentuk kegiatan yang bervariasi diantaranya : 1. Membaca
Membaca koran
Membaca puisi
Membaca komik
Membaca Al-Quran
Membaca surat Menulis
2.
Menulis puisi
Menulis surat
Menulis spanduk
Menulis cerita
2.4 Perbedaan Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Bahasa Tulisan 2.4.1
Pengertian Bahasa Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan, dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk, dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan dengn lancar, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya.
Pengertian bahasa seperti yang diungkapkan oleh Fishman (1968) dan Spradley (1980) bahwa bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, kerja sama dan identifikasi diri.
12
2.4.2
Fungsi Bahasa Fungsi bahasa di dalam masyarakat antara lain: 1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia 2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia. 3. Alat mengidentifikasi diri.
2.4.3
Ragam Bahasa Ragam bahasa dapat didefinisikan sebagai kevariasian bahasa dalam pemakaiannya sebagai alat komunikasi. Kevariasian bahasa ini terjadi kare na beberapa hal, seperti media yang digunakan, hubungan pembicara, dan topik yang dibicarakan. Ragam bahasa dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain: Berdasarkan pokok pembicaraan:
Ragam bahasa undang-undang
Ragam bahasa jurnalistik
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa sastra Berdasarkan hubungan antar pembicara atau menurut akrab tidaknya pembicara:
-
Ragam bahasa resmi
Ragam bahasa akrab
Ragam bahasa agak resmi
Ragam bahasa santai Berdasarkan media atau sarana pemakaianya:
-
Bahasa lisan
Bahasa tulisan
Ragam bahasa menurut media atau sarana pemakaiannya dibagi menjadi 2, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. A. Bahasa Lisan Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya memerlukan kehadiran orang lain, unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap, terikat ruang dan waktu dan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya. Berikut adalah ciri-ciri dari ragam bahasa tulisan: 1. Langsung Dalam berkomunikasi, seseorang diharapkan dapat bertemu langsung dengan orang yang diajak bicara. 2. Tidak terikat ejaan Bahasa Indonesia, tetapi terikat oleh situasi pembicaraan. 13
3.
4.
5. 6.
-
Dalam berkomunikasi, seseorang diharapakan dapat mengetahui situasi dan kondisi dan menggunakan bahasa sehari-hari dengan orang yang diajak bicara. Tidak efektif Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa sehari-hari sehingga banyak menggunakan kalimat yang bersifat basa-basi dengan orang yang diajak bicara. Menggunakan kalimat yang pendek Dalam berkomunikasi, seringkali pembicara mengatakan atau berbicara hal yang sudah diketahui maksudnya. Kalimat sering terputus dan tidak lengkap Lagu kalimat situasional Intonasi berbicara dapat disesuaikan dengan suasana saat berbicara, orang yang diajak berbicara, dan hal yang dibicarakan. Contoh ragam bahasa lisan adalah sebagai berikut: Nia sedang baca surat kabar Adi mau main sepeda Ayah sedang baca koran Ibu masak ikan mujair Ada beberapa kelebihan dari penggunaan bahasa lisan, di antaranya:
1) 2) 3)
4) 5) 6)
Dapat disesuaikan dengan situasi. Faktor efisiensi. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan gerak anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif. Kelemahan dari penggunaan bahasa lisan antara lain:
1) 2) 3) 4)
Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frasefrase sederhana. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secara baik. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan seringkali menggunakan ragam tidak formal.
14
B. Bahasa Tulisan Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster. Dapat dikatakan ragam bahasa tulis menuntut adanya adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca. Berikut ini adalah ciri-ciri dari ragam bahasa tulisan: 1. Tidak memerlukan kehadiran orang lain. 2. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap. 3. Tidak terikat ruang dan waktu 4. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
-
1) 2) 3) 4)
1) 2)
3)
Contoh dari ragam bahasa tulisan adalah sebagai berikut: Nia sedang membaca surat kabar Ari mau menulis surat Mereka bertempat tinggal di Menteng Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Akan saya tanyakan soal itu. Kelebihan dari ragam bahasa tulisan antara lain: Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat. Sebagai sarana memperkaya kosakata. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kelemahan dari ragam bahasa tulis siantaranya sebagai berikut: Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar. 15
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diketahui perbedaan perbedaan antara ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan, yaitu: 1. Bahasa lisan didukung isyarat paralinguistik. 2. Bahasa tulis dapat menyimpan informasi tanpa bergantung pada ruang dan waktu. 3. Bahasa tulis dapat memindahkan bahasa dari bentuk oral ke bentuk visual, memungkinkan kata-kata lepas dari konteks aslinya. 4. Sintaksis bahasa lisan kurang terstruktur dibandingkan dengan sintaksis bahasa tulis. 5. Bahasa tulis banyak mengandung penanda metalingual yang menghubungkan antara frasa-klausa. 6. Struktur bahasa tulis umumnya subjek-predikat, bahasa lisan memiliki struktur ‘topik -sebutan’ (topic-comment )(Givon). 7. Bahasa lisan jarang menggunakan konstruksi pasif. 8. Bahasa lisan sering mengulangi bentuk sintaksis. 9. Bahasa lisan dapat diperhalus sambil terus berbicara.
16
BAB III KESIMPULAN 1.1 Kesimpulan Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan dan untuk menyampaikan pesan (komunikasi) melalui bahasa tulis sebagai alat atau medianya, sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca. Sedangkan membaca mempunyai peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan manusia yang dipergunakan oleh manusia untuk memperoleh pesan informasi yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca untuk menulis bisa diajarkan dengan baik jika peran pengajar dapat memahami secara mendalam tentang aspek-aspek dalam memahami bacaan maupun menulis. Membaca dan menulis dapat dilakukan atau dituangkan dalam berbagai media dan masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
17
Daftar Pustaka
18