BAB I PENDAHULUAN
I.1 LAT LATAR BELAKANG BELAKANG Rumah sakit merupakan salah salah satu sarana kesehatan yang dibutuhkan dibutuhkan oleh
masyarakat. Perkembangan dan pertumbuhan rumah sakit semakin meningkat pesat
setiap
tahunnya,
sehingga
masing-masing
rumah
sakit
perlu
mempertahank mempertahankan an kualitas kualitas pelayananny pelayanannyaa (Andini, (Andini, 2006). 2006). Kualitas Kualitas pelayanan pelayanan yang baik baik dari suatu rumah rumah sakit sakit tidak terlepas terlepas dari dari proses, proses, peran peran dan ungsi ungsi dari mana!emen pelayanan kepera"atan yang baik pula. #ana #ana!e !eme men n kepe kepera ra"a "ata tan n adal adalah ah suat suatu u tuga tugass khus khusus us yang ang
haru haruss
peren$anaan, pengorganisasian, pengarahan serta menga"asi sumber-sumber yang yang ada termasu termasuk k sumber sumber daya daya manusi manusiaa (Rati%a (Rati%a,20 ,20&') &').. #enuru #enurutt illies illies (200 (200) ),, mana mana!em !emen en kepe kepera" ra"ata atan n adala adalah h pros proses es pelak pelaksan sanaan aan pelay pelayana anan n kepera" kepera"ata atan n melalu melaluii upaya upaya sta
kepera" kepera"ata atan n untuk untuk memberik memberikan an asuhan
kepe kepera" ra"at atan an,, peng pengob obata atan n dan dan rasa rasa aman aman kepa kepada da pasi pasien en,, kelu keluar arga ga dan dan masyarakat. Kompo Komponen nen utama utama dalam dalam mana!em mana!emen en kepera kepera"ata "atan n adalah adalah okus okus pada pada sumber sumber daya daya manusi manusiaa dan materi materi se$ara se$ara eekti eekti.. *u!uan *u!uan dari dari mana!em mana!emen en kepera"atan kepera"atan untuk meningkatkan meningkatkan dan memperatahan memperatahankan kan kualitas kualitas pelayanan pelayanan kepera"atan, kepera"atan, untuk kepuasan kepuasan pasien melalui peningkatan peningkatan produktiitas produktiitas dan kualitas ker!a pera"at. (+ursalam, 2000). Konsep yang harus dikuasai dalam mana!emen adalah konsep tentang pengelolaan perubahan, konsep mana!emen kepera"atan, peren$anaan yang berupa ren$ana strategi melalui pendekatan pengumpulan data, analisa *, dan menyusun langkah / langkah peren$anaan, melakukan penga"asan dan pengendalian (+ursalam, 2000). 2000). alah satu pengendalian yang dilakukan dalam mengelola ruangan yaitu kemamp kemampuan uan dalam dalam men$ega men$egah h transmi transmisi si ineks ineksii di Rumah Rumah akit akit dan upaya upaya pen$egahan ineksi adalah adala h tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu. alam pemberian pelayanan yang bermutu, seorang petugas kesehatan kesehatan harus memiliki memiliki kemampuan kemampuan untuk men$egah ineksi dimana hal ini memiliki keterkaitan yang tinggi dengan peker!aan karena men$akup setiap aspek penanganan pasien (oeroso, 2001).
1
#asalah ineksi nosokomial nosokomial makin banyak mendapat perhatian karena di samping dapat meningkatkan morbilitas maupun mortalitas, !uga menambah biaya pera"atan dan obat-obatan, "aktu dan tenaga yang pada akhirnya akan membe membeba bani ni peme pemerin rinta tah h atau atau rumah rumah sakit sakit,, pers person onil il rumah rumah sakit sakit maup maupun un penderita dan keluarganya. al ini !elas bertentangan dengan kebi!aksanaan pembangunan bidang kesehatan yang !ustru menekankan peningkatan eisiensi eis iensi pelayanan kesehatan. 3neksi 3neksi nosokomial nosokomial atau disebut disebut !uga Hospital Acquired Infection (A3) adalah ineksi yang didapatkan dan berkembang selama pasien di ra"at di rumah sakit (, 200). umber lain mendeinisikan ineksi nosokomial meru merupa paka kan n ine ineks ksii yang yang ter!a ter!adi di di ruma rumah h sakit sakit atau atau asili asilita tass pelay pelayan anan an kesehatan setelah dira"at 242 !am. Pasien, petugas kesehatan, pengun!ung dan penunggu pasien merupakan kelompok yang paling berisiko ter!adinya ineksi nosokomial, karena ineksi ini dapat menular dari pasien ke petugas kesehatan, dari pasien ke pengun!ung atau keluarga ataupun dari petugas ke pasien (usain, 2005). 3neksi nosokomial ter!adi diseluruh dunia, termasuk dinegara / negara berkembang maupun negara miskin. ebuah surei mengenai prealensi ineksi nosokomial yang dikelola , pada 77 rumah sakit di & negara yang yang dibagi dibagi men!adi men!adi "ilaya "ilayah, h, yakni yakni 8ropa, 8ropa, #editer #editerrani ranian an *imur *imur,, Asia Asia *enggara dan Pasiik 9arat, menun!ukkan bah"a sekitar 5,1 : rumah sakit pasien mengalami ineksi nosokomial, pada surei lain menyatakan sekitar &, !uta pasien diseluruh dunia mengalami ineksi nosokomial. Penelitian tersebut dilaporkan rekuensi paling tinggi ter!adi pada rumah sakit di #editerranian *imur sebesar &&,5 :, diikuti oleh "ilayah Asia *enggara &0:, kemudian "ilayah Pasiik 9arat ;,0: dan diikuti 8ropa 1,1 :. *ingginya angka ke!adia ineksi nasikomnial disebabkan oleh berbagai hal dan salah satunya satunya penularan penularan dapat ter!adi melalui tenaga tenaga pera"at pera"at ditempatkan ditempatkan sebagai penyebab yang paling utama ineksi nosokomial. Penularan melalui tangan pera"at dapat se$ara langsung karena tangan yang kurang bersih atau se$ara tidak langsung melalui peralatan yang inasi. #enurut ++3 (National Nasocomial Infection Supervilence) Supervilence) menyatakan menyatakan ' sampai sampai &0 : dari dari seluruh seluruh penderita yang dira"at di R men!adi korban ineksi nosokomnial dan ;0:
2
#asalah ineksi nosokomial nosokomial makin banyak mendapat perhatian karena di samping dapat meningkatkan morbilitas maupun mortalitas, !uga menambah biaya pera"atan dan obat-obatan, "aktu dan tenaga yang pada akhirnya akan membe membeba bani ni peme pemerin rinta tah h atau atau rumah rumah sakit sakit,, pers person onil il rumah rumah sakit sakit maup maupun un penderita dan keluarganya. al ini !elas bertentangan dengan kebi!aksanaan pembangunan bidang kesehatan yang !ustru menekankan peningkatan eisiensi eis iensi pelayanan kesehatan. 3neksi 3neksi nosokomial nosokomial atau disebut disebut !uga Hospital Acquired Infection (A3) adalah ineksi yang didapatkan dan berkembang selama pasien di ra"at di rumah sakit (, 200). umber lain mendeinisikan ineksi nosokomial meru merupa paka kan n ine ineks ksii yang yang ter!a ter!adi di di ruma rumah h sakit sakit atau atau asili asilita tass pelay pelayan anan an kesehatan setelah dira"at 242 !am. Pasien, petugas kesehatan, pengun!ung dan penunggu pasien merupakan kelompok yang paling berisiko ter!adinya ineksi nosokomial, karena ineksi ini dapat menular dari pasien ke petugas kesehatan, dari pasien ke pengun!ung atau keluarga ataupun dari petugas ke pasien (usain, 2005). 3neksi nosokomial ter!adi diseluruh dunia, termasuk dinegara / negara berkembang maupun negara miskin. ebuah surei mengenai prealensi ineksi nosokomial yang dikelola , pada 77 rumah sakit di & negara yang yang dibagi dibagi men!adi men!adi "ilaya "ilayah, h, yakni yakni 8ropa, 8ropa, #editer #editerrani ranian an *imur *imur,, Asia Asia *enggara dan Pasiik 9arat, menun!ukkan bah"a sekitar 5,1 : rumah sakit pasien mengalami ineksi nosokomial, pada surei lain menyatakan sekitar &, !uta pasien diseluruh dunia mengalami ineksi nosokomial. Penelitian tersebut dilaporkan rekuensi paling tinggi ter!adi pada rumah sakit di #editerranian *imur sebesar &&,5 :, diikuti oleh "ilayah Asia *enggara &0:, kemudian "ilayah Pasiik 9arat ;,0: dan diikuti 8ropa 1,1 :. *ingginya angka ke!adia ineksi nasikomnial disebabkan oleh berbagai hal dan salah satunya satunya penularan penularan dapat ter!adi melalui tenaga tenaga pera"at pera"at ditempatkan ditempatkan sebagai penyebab yang paling utama ineksi nosokomial. Penularan melalui tangan pera"at dapat se$ara langsung karena tangan yang kurang bersih atau se$ara tidak langsung melalui peralatan yang inasi. #enurut ++3 (National Nasocomial Infection Supervilence) Supervilence) menyatakan menyatakan ' sampai sampai &0 : dari dari seluruh seluruh penderita yang dira"at di R men!adi korban ineksi nosokomnial dan ;0:
2
ineksi ineksi nosokomnia nosokomniall disebabkan disebabkan oleh bakteri bakteri dan selebihnya selebihnya disebabkan disebabkan oleh irus dan !amur. 9any 9anyak akny nyaa akto aktorr yang yang meny menyeb ebka kan n ter!a ter!adi diny nyaa inek ineksi si noso nosoko komi mial al menuntut kemampuan pera"at untuk men$egah tranmisi ineksi di rumah sakit dan dan upay upayaa pen$ pen$eg egah ahan anny nya. a. Pera" Pera"at at berp berper eran an dalam dalam pen$ pen$eg egah ahan an ine ineks ksii nosokomial, hal ini disebabkan pera"at merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang berhubungan langsung dengan klien dan bahan ineksius di ruang ra"at. Pera"at !uga bertanggung !a"ab men!aga keselamatan klien di rumah rumah sakit sakit melalu melaluii pen$eg pen$egaha ahan n ke$elak ke$elakaan aan,, $idera, $idera, trauma, trauma, dan melalui melalui penyebaran ineksi nosokomial (andiyani,2000). i ruang < aktiitas seorang pera"at dituntut sangat $epat dan tepat, hal ini sering menyebabkan pera"at kurang memperhatikan aspek aseptik dalam melakukan tindakan kepera"atan. ala alah h satu satu tind tindak akan an asep asepti ti$$ yang yang dapa dapatt dila dilaku kuka kan n pra" pra"at at dala dalam m memi memini nima mali lisa sasi si
ke!a ke!adi dian an
ine ineks ksii
noso nosoko komi mial al
adal adalah ah
deng dengan an
men$ men$u$ u$ii
tangan tangan.*i .*inda ndakan kan men$u$i men$u$i tangan tangan se$ara se$ara benar benar dapat dapat mengur mengurang angii ke!adi ke!adian an ineksi nosokomial. elain itu, pera"at !uga harus memperhatikan peralatan yang kurang steril, air yang terkontaminasi kuman, $airan desinektan yang mengan mengandun dung g kuman, kuman, yang yang sering sering mening meningkat katkan kan risiko risiko ineks ineksii nosoko nosokomia miall (
kepera"atan adalah untuk memasilitasi permasalahan nosokomial yang ada di
dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan kepera"atan dalam pelayanan rumah sakit dan kualitas mana!emen di setiap ruangan. 2. < R< epok ebagai masuk sukan dan inorma rmasi kepada pera"at a"at
untuk
meningkatkan mutu pelayanan kepera"atan dalam memberikan asuhan
3
kepera"atan terutama dalam penanganan masalah ineksi nosokomial dan asuhan kepera"atan. 3. #ahasis"a Kepera"atan ebaga ebagaii masukan masukan dan inorm inormasi asi bagi bagi mahasis mahasis"a "a prakti praktik k untuk untuk meningkatkan pengetahuan dan melaksanakan asuhan kepera"atan se$ara komprehensi kepada pasien. 4. #asyarakat #eni #ening ngkat katka kan n kepu kepuasa asan n dalam dalam pemb pemberi erian an pelay pelayana anan n asuha asuhan n kepera"atan di unit ra"at inap. I.4 METODE METODE PENULISAN PENULISAN
alam penulisan makalah ini, penulis menggunakan studi literatur yaitu pengetahuan dari buku-buku, internet berupa !urnal-!urnal penelitian. elain itu, penulis !uga menggunakan inormasi-inormasi inor masi-inormasi yang didapat dari hasil obserasi dan "a"an$ara di ruangan.
I.5 SISTEMA SISTEMATI TIKA KA PENULI PENULISAN SAN istematika istematika penulisan penulisan dalam makalah ini terdiri dari 6 bab. 9ab 3 terdiri
dari latar belakang, tu!uan penulisan, manaat penulisan, metode penulisan, dan sistema sistematik tikaa penuli penulisan. san. 9ab 33 berisi berisi tentang tentang konsep konsep dasar dasar yang yang terdiri terdiri dari dari mana!emen kepera"atan, pasien saety dan standar asuhan kepera"atan. 9ab 333 merupakan merupakan analisa data yang terdiri dari analisa situasi ruangan, ruangan, analisan analisan *, perumusan masalah, PA, dan prioritas masalah. 9ab 3> berisi tentang te ntang interensi interensi dan implementasi. implementasi. 9ab > berisi tentang pembahasan yang terdiri kesen!angan kesen!angan teori dan penyelesaian penyelesaian serta analisa. 9ab >3 berisi penutup penutup yang terdiri dari kesimpulan dan sara BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 II.1 II.1.1
KONSEP KONS EP MANA MANAJE JEME MEN N KEP KEPER ERA AWATAN Defenii #ana!emen kepera"atan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi
sumber sumber-su -sumbe mberr kepera" kepera"ata atan n dengan dengan menerap menerapkan kan proses proses mana!em mana!emen en untuk untuk men$apai tu!uan dan obyektiitas asuhan kepera"atan dan pelayanan kepera"atan (uber (uber,, 2000). 2000). Kelly Kelly dan eiden eidental tal (200) (200) menyat menyatakan akan bah"a bah"a mana!em mana!emen en kepe kepera" ra"at atan an dapa dapatt dide dideen enis isik ikan an sebag sebagai ai suat suatu u pros proses es dari dari pere peren$ n$an anaa aan, n,
4
pengorganisasian, kepemimpinan dan penga"asan untuk men$apai tu!uan. Proses mana!em mana!emen en dibagi dibagi men!ad men!adii lima lima tahap tahap yaitu yaitu peren$ peren$ana anaan, an, pengor pengorgan ganisas isasian ian,, keperso kepersonal naliaa iaan, n, pengar pengaraha ahan n dan pengen pengendal dalian ian (#ar?u (#ar?uis is dan uston uston,, 20&0). 20&0). "anburg (2000) menyatakan bah"a mana!emen kepera"atan adalah kelompok dari pera"at mana!er yang mengatur organisasi dan usaha kepera"atan yang pada akhirny akhirnyaa mana!em mana!emen en kepera" kepera"atan atan men!adi men!adi proses proses dimana dimana pera"a pera"att mana!er mana!er men!alankan proesi mereka. #ana!emen kepera"atan memahami dan memasilitasi peker!aan pera"at pelaksana serta mengelola kegiatan kepera"atan. uyanto (200;) menyatakan bah"a lingkup mana!emen kepera"atan adalah mana!emen pelayanan kesehatan dan mana!emen mana!emen asuhan asuhan kepera"atan. kepera"atan. #ana!emen pelayanan kepera"atan adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang pera"atan melalui tiga tingka tingkatan tan mana!er mana!erial ial yaitu yaitu mana!em mana!emen en pun$ak pun$ak (kepal (kepalaa bidang bidang kepera" kepera"ata atan), n), mana!emen menegah (kepala unit pelayanan atau superisor), dan mana!emen ba"ah (kepala ruang pera"atan). Keberhasilan pelayanan kepera"atan sangat dipengaruhi oleh mana!er kepera"atan melaksanakan peran dan ungsinya. #ana #ana!e !em men kepe kepera ra"a "ata tan n adal adalah ah pros proses es ker! ker!aa seti setiap ap pera pera"a "att untu untuk k memberi memberikan kan pengob pengobatan atan dan kenyam kenyamana anan n terhada terhadap p pasien pasien.. *ugas *ugas manage manager r kepera" kepera"atan atan adalah adalah meren$ meren$anak anakan, an, mengat mengatur ur,, mengar mengarahk ahkan an dan menga" menga"asi asi keuang keuangan an yang yang ada, ada, peralat peralatan an dan sumber sumber daya daya manusi manusiaa untuk untuk memberi memberikan kan pengobatan yang eekti dan ekonomis ekonomis kepada pasien (illies, 2000). II.1 II.1.2 .2
P!in P!ini i"# "#P! P!in ini i" " M$n$ M$n$%e %e&e &en n Ke Ke"e "e!$ !$'$ '$($ ($n n eoran eorang g mana!er mana!er kepera" kepera"ata atan n melaks melaksana anakan kan mana!em mana!emen en kepera" kepera"atan atan
untuk untuk member memberika ikan n pera"at pera"atan an kepada kepada pasien pasien.. "anbu "anburg rg (2000) (2000) menyat menyatakan akan bah"a prinsip-prinsip mana!emen kepera"atan sebagai berikut= &. #ana!e #ana!emen men kepe kepera" ra"atan atan adal adalah ah peren$ peren$ana anaan. an. 2. #ana!emen #ana!emen kepera" kepera"atan atan adalah adalah penggu penggunaan naan "aktu "aktu yang yang eekti. eekti. '. #ana!emen #ana!emen kepera"atan kepera"atan adalah pembuatan pembuatan keputusan. keputusan. . Pemenu Pemenuhan han kebutuh kebutuhan an asuhan asuhan kepera kepera"at "atan an pasien pasien adalah adalah urusan urusan mana!er mana!er pera"at. 7. #ana!e #ana!emen men kepera" kepera"atan atan adalah adalah suatu perumus perumusan an dan pen$ap pen$apaian aian tu!uan tu!uan sosial. 6. #ana!e #ana!emen men kepera" kepera"atan atan adalah adalah pengorg pengorgani anisasi sasian. an. 1. #ana #ana!em !emen en kepe kepera" ra"ata atan n meru merupa paka kan n suat suatu u ung ungsi si,, posis posisii atau atau ting tingka katt sosial, disiplin, dan bidang studi.
5
5. #ana!emen kepera"atan bagian akti dari diisi kepera"atan, dari lembaga, dan lembaga dimana organisasi itu berungsi. ;. 9udaya organisasi men$erminkan nilai-nilai keper$ayaan. &0. #ana!emen kepera"atan mengarahkan dan pemimpin. &&. #ana!emen kepera"atan memotiasi. &2. #ana!emen kepera"atan merupakan komunikasi eekti. &'. #ana!emen kepera"atan adalah pengendalian atau pengealuasian. II.1.3
F)n*i#F)n*i M$n$%e&en Ke"e!$'$($n
#ana!emen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing sehingga diperlukan ungsi-ungsi yang !elas mengenai mana!emen (uarli dan 9ahtiar, 200;). @ungsi mana!emen pertama sekali diidentiikasi oleh enri @ayol (&;27) yaitu peren$aanaan, organisasi, perintah, koordinasi, dan pengendalian. uther uli$k (&;'1) memperluas ungsi mana!emen ayol men!adi peren$anaan ( planning ), pengorganisasian (organizing ), personalia ( staffing ), pengarahan (directing ), pengkoordinasian (coordinating ), pelaporan (reporting ) , dan pembiayaan (budgeting ) yang disingkat men!adi PBR9. Akhirnya, ungsi mana!emen ini meru!uk pada ungsi sebagai proses mana!emen yang terdiri dari peren$anaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, penga"asan (#ar?uis dan uston, 20&0). @ungsi mana!emen menurut .R. *erry adalah planning, organizing, actuating, dan controlling, sedangkan menurut .P. iagian ungsi mana!emen terdiri dari planning, organizing, motivating, dan controlling (uarli dan 9ahtiar, 200;). II.1.4
Pe!en+$n$$n Ke*i$($n Ke"e!$'$($n Peren$anaan merupakan ungsi dasar dari mana!emen. Peren$anaan adalah
koordinasi dan integrasi sumber daya kepera"atan dengan menerapkan proses mana!emen untuk men$apai asuhan kepera"atan dan tu!uan layanan kepera"atan (uber, 2000). Peren$anaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang diperhitungkan se$ara matang tentang hal-hal yang akan diker!akan dimasa yang akan datang oleh suatu organisasi untuk men$apai tu!uan yang telah ditetapkan (iagian, &;;2). uarli dan 9ahtiar (200;) menyatakan bah"a peren$anaan adalah suatu keputusan dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan untuk men$apai tu!uan tertentu yang dapat ditin!au dari proses, ungsi dan keputusan. Peren$anaan memberikan
6
inormasi untuk mengkoordinasikan peker!aan se$ara akurat dan eekti ("anburg, 2000). Peren$anaan yang adekuat dan eekti akan mendorong pengelolaan sumber yang ada dimana kepala ruangan harus mengidentiikasi tu!uan !angka pan!ang dan tu!uan !angka pendek serta melakukan perubahan (#ar?uis dan uston, 20&0). uarli dan bahtiar (200;) menyatakan bah"a peren$anaan sangat penting karena mengurangi ketidakpastian dimasa yang akan datang, memusatkan perhatian pada setiap unit yang terlibat, membuat kegiatan yang lebih ekonomis, memungkinkan dilakukannya penga"asan. @ungsi peren$anaan pelayanan dan asuhan kepera"atan dilaksanakan oleh kepala ruang. "anburg (2000) menyatakan bah"a dalam kepera"atan, peren$anaan membantu untuk men!amin bah"a klien akan menerima pelayanan kepera"atan yang mereka inginkan. Peren$anaan kegiatan kepera"atan di ruang ra"at inap akan memberi petun!uk dan mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan untuk men$apai tu!uan pelayanan dan asuhan kepera"atan kepada klien. Peren$anaan di ruang ra"at inap melibatkan seluruh personil mulai dari pera"at pelaksana, ketua tim dan kepala ruang. *anpa peren$anaan yang adekuat, proses mana!emen pelayanan kesehatan akan gagal (#ar?uis dan uston, 20&0). &. Pendekatan Peren$anaan a. Peren$anaan inside-out dan peren$anaan outside-in b. Peren$anaan top-do"n dan peren$anaan bottom-up $. Peren$anaan $ontingen$y 2. asar / asar Peren$anaan yang 9aik a. Forecasting b. Penggunaan skenario c. enc!mar"ing d. Partisipasi dan keterlibatan e. Penggunaan sta peren$ana II.1.4.1 Me&$n,$n* P!-e Pe!en+$n$$n
Se$*$i
S)$()
R$n*/$i$n
Ke*i$($n 0$n* H$!) Di%$'$ Den*$n Me&)$/$n 5 W 1 H 0$i() &. #$!at% atau apa kegiatan-kegiatan yang harus di!alankan dalam rangka
2. '. . 7. 6.
pen$apaian tu!uan yang telah ditetapkan C #$!o% atau siapa yang akan men!alankan kegiatan-kegiatan tersebut C #$!ere% atau dimana kegiatan-kegiatan tersebut hendak dilaksanakan C #$!en% atau kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan C #$!&% atau mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakanC #Ho'% atau bagaimana $ara melaksanakan kegiatan tersebut C
II.1.4.2 L$n*/$# L$n*/$ Pe!en+$n$$n
7
&. 2.
Pengumpulan data Analisa lingkungan (Analisa * = D Strengt!, D $ea"ness, D
pportunities, * D !reat!s) '. Pengorganisasian data= pilih data yang mendukung dan menghambat . #enetapkan dan memprioritaskan masalah.
II.1.4.3 Me&$n,$n* P!-e Pe!en+$n$$n Se$*$i S)$() M$$6$ 0$n* H$!) Die6e$i/$n Den*$n Men**)n$/$n L$n*/$#L$n*/$
&. 2. '. . 7. 6. 1.
Be!i/)( #engetahui siat hakiki dari masalah yang dihadapi. #engumpulkan data-data yang akurat sebelum menyusun ren$ana. #enganalisa dan menginterpretasi data yang telah terkumpul #enetapkan beberapa alternati penyelesaian masalah. #emilih $ara yang terbaik untukmenyelesaikan masalah #elaksanakan ren$ana yang telah disusun #enilai hasil yang telah di$apai
II.1.4.4 T)%)$n Pe!en+$n$$n &. #eningkatkan pen$apaian tu!uan dan kesuksesan yang diokuskan pada
hasil bukan pelaksanaan. 2. #enuntut kita untuk berpikir kritis dan mengealuasi alternatie-alternati yang bisa mengembangkan atau mengubah keputusan. '. #embentuk suatu struktur untuk pengambilan keputusan yang konsisten sesuai dengan tu!uan organisasi . . #enga!ak atau menggerakan orang-orang untuk beker!a atau bertindak akti daripada bersikap reakti. 7. #engatur kegiatan hari-perhari atau kegiatan !angka pang!ang yang terokus. II.1.4.5 K$!$/(e!i(i/ Pe!en+$n$$n &. Proses Pembuatan Ren$ana a. #enetapkan tu!uan b. bserasi dan analisa lingkungan $. #enganalisa kemungkinan-kemungkinan d. #embuat sintesa 2. 9entuk-9entuk Peren$anaan a. Ren$ana lobal (*lobal +lan) b. Ren$ana trategik (Strategic +lan) $. Ren$ana perasional (perational +lan) '. Eenis Peren$anaan 9erdasarkan aktu = a. Peren$anaan Eangka Pan!ang (&0-27 th) b. Peren$anaan Eangka #enengah ( 7-&0 th) $. Peren$anaan Eangka Pendek ( &-7 th)
8
II.1.5 Pen*-!*$ni$i$n Ke"e!$'$($n Pengorganisasian dilakukan setelah peren$anaan. Pengorganisasian adalah
langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai ma$am kegiatan, menetapkan tugas pokok dan "e"enang serta pendelegasian "e"enang oleh pimpinan kepada sta dalam rangka men$apai tu!uan (#unin!aya, 200). uber (2000) menyatakan bah"a pengorganisasian adalah memobilisasi sumber daya manusia dan material dari lembaga untuk men$apai tu!uan organisasi, dapat !uga untuk mengidentiikasi antara hubungan yang satu dengan yang lain. Pengorganisasian dapat dilihat se$ara statis dan dinamis. e$ara statis merupakan "adah kegiatan sekelompok orang untuk men$apai tu!uan, sedangkan se$ara dinamis merupakan suatu aktiitas dari tata hubungan ker!a yang teratur dan sistematis untuk men$apai tu!uan tertentu (uarli dan 9ahtiar, 200;). #anaat pengorganisasian untuk pen!abaran se$ara terin$i semua peker!aan yang harus dilakukan untuk men$apai tu!uan, pembagian beban ker!a sesuai dengan kemampuan peroranganFkelompok, dan mengatur mekanisme ker!a antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi (uber, 2000). #ar?uis dan uston (20&0) menyatakan bah"a pada pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan, perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan. Prinsip-prinsip organisasi saling ketergantungan dan dinamis. Kepala ruangan dapat men$iptakan lingkungan yang meransang dalam praktik kepera"atan. Prinsip-prinsip pengorganisasian menurut "anburg (2000) adalah= &. Prinsip rantai komando Prinsip rantai komando menyatakan bah"a untuk memuaskan anggota eekti se$ara ekonomi dan berhasil dalam men$apai tu!uan. Komunikasi $enderung ke ba"ah dan satu arah. Pada organisasi kepera"atan, rantai komando ini datar, dengan garis mana!er dan sta teknis serta administrasi yang mendukung pera"at pelaksana. 2. Prinsip kesatuan komando Prinsip kesatuan komando menyatakan bah"a seorang pera"at pelaksana mepunyai satu pemimpin dan satu ren$ana. Kepera"atan primer dan mana!emen kasus mendukung prinsip prinsip kesatuan komando ini. '. Prinsip rentang kontrol Prinsip ini menyatakan bah"a setiap pera"at harus dapat menga"asi se$ara eekti dalam hal !umlah, ungsi, dan geograi. Pada prinsip ini, makin kurang penga"asan yang diperlukan untuk pera"at. Pera"at harus memiliki lebih
9
banyak penga"asan untuk menghindari ter!adinya kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak mengkoordinasikan. . Prinsip spesialisasi Prinsip spesialisasi menyatakan bah"a setiap orang harus menampilkan satu ungsi kepemimpinan tunggal, sehingga ada deisi ker!a atau pembagian tugas yang membentuk departement. II.1.7 Ke(en$*$$n Ke"e!$'$($n Pengaturan sta dan pen!ad"alan
adalah komponen
utama
dalam
mana!emen kepera"atan. "anburg (2000) menyatakan bah"a pengaturan sta kepera"atan merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan !umlah dan !enis personel kepera"atan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan kepera"atan pada standar yang ditetapkan sebelumnya. #ana!er bertanggung !a"ab dalam mengatur sistem kepega"aian se$ara keseluruhan (illies, 2000). Ketenagaan adalah kegiatan mana!er kepera"atan untuk
merekrut,
memimpin,
memberikan
orientasi,
dan
meningkatkan
perkembangan indiidu untuk men$apai tu!uan organisasi (#ar?uis dan uston, 20&0). Ketenagaan !uga memastikan $ukup atau tidaknya tenaga kepera"atan yang terdiri dari pera"at yang proesional, terampil, dan kompeten. Kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan datang harus dapat diprediksi dan suatu ren$ana harus disusun se$ara proakti untuk memenuhi kebutuhan. #anager harus meren$anakan ketenagaan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan asupan pasien.
seorang pimpinan organisasi termasuk organisasi kepera"atan.
10
2. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. al ini terkait erat dengan bagaimana seorang pimpinan meren$anakan ketenagaan di unit ker!anya. II.1.7.2 L$n*/$#L$n*/$ Pe!en+$n$$n Ten$*$ Ke"e!$'$($n Gi66ie8 19:9
&.
Me6i")(i #engidentiikasi bentuk dan beban pelayanan kepera"atan yang akan
diberikan. 2. #enentukan kategori pera"at yang akan ditugaskan untuk melaksanakan '. . 7. 6. 1.
pelayanan kepera"atan. #enentukan !umlah masing-masingkategori pera"at yang dibutuhkan. #enerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada. #elakukan seleksi $alon-$alon yang ada. #enentukan tenaga pera"at sesuai dengan unit atau #S!iff%. #emberikan tanggung !a"ab untuk melaksanakan tugaspelayanan kepera"atan.
II.1.; Pen*$!$$n Ke"e!$'$($n Pengarahan adalah ase ker!a mana!emen, dimana mana!er berusaha
memotiasi, membina komunikasi, menangani konlik, ker!a sama, dan negosiasi (#ar?uis dan uston, 20&0). Pengarahan adalah ungsi mana!emen yang memantau dan menyesuaikan peren$anaan, proses, dan sumber yang eekti dan eisien men$apai tu!uan (uber, 2000). Pengarahan yang
eekti akan
meningkatkan dukungan pera"at untuk men$apai tu!uan mana!emen kepera"atan dan tu!uan asuhan kepera"atan ("anburg, 2000). #otiasi sering disertakan dengan kegiatan orang lain mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan kepemimpinan (uber, 2006). II.1.: Pen*en,$6i$n Ke"e!$'$($n Pengendalian adalah ungsi
yang terus
menerus
dari
mana!emen
kepera"atan yang ter!adi selama peren$anaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan ("anburg, 2000). Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian ren$ana, proses, dan sumber daya yang se$ara eekti men$apai tu!uan yang telah ditetapkan (uber, 2006). elama ase pengendalian, kiner!a diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan diambil untuk mengoreksi ketidak$o$okan antara standar dan kiner!a (#ar?uis dan uston, 20&0). @ungsi
11
penga"asan bertu!uan agar penggunaan sunber daya lebih eisien dan sta dapat lebih eekti untuk men$apai tu!uan program (#unin!aya, 200). Prinsip penga"asan yang harus diperhatikan manager kepera"atan dalam men!alankan ungsi pengendalian (#unin!aya, 200) adalah= &. Penga"asan yang dilakukan harus dimengerti oleh sta dan hasilnya mudah diukur 2. Penga"asan merupakan kegiatan penting dalam upaya men$apai tu!uan organisasi '. tandar untuk ker!a harus di!elaskan kepada semua sta. II.1.9 F)n*i Pe!en+$n$$n @ungsi peren$anaan mana!emen kepera"atan di ruang ra"at inap yang
dilaksanakan oleh kepala ruangan melibatkan seluruh personil mulai dari pera"at pelaksana, ketua tim, dan kepala ruangan. ebelum melakukan peren$anaan terlebih dahulu dianalisa dan dika!i sistem, strategi organisasi, sumber-sumber organisasi, kemampuan yang ada, aktiitas spesiik dan prioritas ("anburg, 2000). Kepala ruangan harus melibatkan seluruh indiidu dan unit organisasi terkait peren$anaan (#ar?uis dan uston, 20&0). Peren$anaan kepala ruang di ruang ra"at inap meliputi peren$anaan kebutuhan tenaga dan penugasan tenaga, pengembangan tenaga, kebutuhan logistik ruangan, program kendali mutu yang akan disusun untuk pen$apaian tu!uan !angka pendek, menengah dan pan!ang. isamping itu kepala ruang meren$anakan kegiatan di ruangan seperti pertemuan dengan sta pada permulaan dan akhir minggu.*u!uan pertemuan adalah untuk menilai atau mengealuasi kegiatan pera"at sudah sesuai dengan standar atau belum, sehingga dapat dilakukan perubahan-perubahan atau pengembangan dari kegiatan tersebut ("anburg, 2000).
misalnya
menetapkanFmemperhitungkan "aktu dengan tepat.
12
. #enyusun anggaran (budgeting ), misalnya mengalokasikan sumber yang tersedia (uang, alat, manusia) dengan memperhitungkan "aktu dengan tepat. 7. #engembangkan prosedur, misalnya menentukan tata $ara yang paling tepat. 6. #enasirkan dan menetapkan kebi!akan (interpreting and estabilis!ing polic&), misalnya menasirkan kebi!akan atasan dan menetapkan kebi!akan operasional. Peran kepemimpinan yang berhubungan dengan hierarki peren$anaan menurut #ar?uis dan uston (20&0), yaitu= &. #engka!i lingkungan eksternal dan internal. 2. 9erpikir kreati dan inoati dalam peren$anaan. '. #empengaruhi dan menginspirasi anggota agar akti terlibat dalam peren$anaan !angka pan!ang. . e$ara periodik melakukan klariikasi nilai untuk meningkatkan kesadaran 7. 6. 1. 5. ;.
diri. #engarahkan untuk mendengarkan akti dan memberikan umpan balik. #engkomunikasikan tu!uan organisasi kepada anggota. #emotiasi anggota untuk terlibat akti dalam mengambil keputusan. *erbuka untuk ide baru dan berbagai ide. #en!adi model peran dalam menetapkan metode peren$anaan.
II.1.1< F)n*i Pen*-!*$ni$i$n Kepala ruangan bertanggung !a"ab untuk mengorganisasi kegiatan
pelayanan dan asuhan kepera"atan di ruang ra"at inap ("anburg, 2000) meliputi = &. truktur organisasi truktur organisasi ruang ra"at inap terdiri dari = struktur, bentuk dan bagan. 9erdasarkan keputusan irektur rumah sakit dapat ditetapkan struktur organisasi ruang ra"at inap untuk menggambarkan pola hubungan antar bagian atau sta atasan baik ertikal maupun hori%ontal. Euga dapat dilihat posisi tiap bagian, "e"enang dan tanggung !a"ab serta !alur tanggung gugat. 9entuk organisasi disesuaikan dengan pengelompokan kegiatan atau sistem penugasan. 2. Pengelompokam kegiatan etiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan untuk men$apai tu!uan. Kegiatan perlu dikumpulkan sesuai dengan spesiikasi tertentu. Pengelompokan kegiatan dilakukan untuk
13
memudahkan pembagian tugas pada pera"at sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki serta disesuaikan dengan kebutuhan klien. 3ni yang disebut dengan metoda penugasan kepera"atan. #etoda penugasan tersebut antara lain = metode ungsional, metode alokasi klienFkepera"atan total, metode tim kepera"atan, metode kepera"atan primer, dan metode moduler. '. Koordinasi kegiatan Kepala ruangan sebagai koordinator kegiatan harus men$iptakan ker!asama yang selaras satu sama lain dan saling menun!ang untuk men$iptakan suasana ker!a yang kondusi. elain itu perlu adanya pendelegasian tugas kepada ketua tim atau pera"at pelaksana dalam asuhan kepera"atan di ruang ra"at inap. . 8aluasi kegiatan Kegiatan yang telah dilaksanakan perlu diealuasi untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan sesuai ren$ana. Kepala ruang berke"a!iban untuk memberi arahan yang !elas tentang kegiatan yang akan dilakukan.
14
mengkomunikasikan pengembangan budaya tersebut kepada pera"at pelaksana. 7. Kepala ruangan berpikir kritis dan memiliki perilaku model peran yang baik untuk menyelesaikan masalah 6. Kepala ruangan menahan diri untuk tidak menghakimi dan mendukung semua anggota untuk ikut berpartisipasi dan berkontribusi 1. Kepala ruangan memahami organisasi dan mengenali apa yang dapat dibentuk, diubah, dan yang tetap.
II.1.11 F)n*i Ke(en$*$$n Ketenagaan menger!akan perekrutan, "a"an$ara, mengontrak, dan orientasi
sta. Keberhasilan perekrutan tergantung pada sumber daya alam, !umlah tenaga pera"at yang memadai, ga!i yang kompetiti, reputasi organisasi, daya tarik lokasi, dan status ekonomi. #ana!er bertanggung !a"ab dalam merekrut pera"at ("anburg, 2000). ubungan kepala ruangan dengan perekrut harus bersiat kolaborati. Kepala ruangan terlibat dalam perekrutan, "a"an$ara, dan pemilihan pega"ai. Keterlibatan kepala ruangan tergantung pada besar institusi, adanya departemen personalia yang terpisah, adanya perekrut pera"at organisasi tersebut dan penggunaan mana!emen kepera"atan yang sentralisasi dan desentralisasi. #erekrut pera"at dilakukan dengan "a"an$ara sebagai metode seleksi penerimaan pera"at (#ar?uis dan uston, 20&0). a"an$ara dapat di!adikan sebagai landasan untuk memilih orang untuk berbagai posisi. al yang paling penting dalam perektutan adalah menga"asi sta baru selama proses ("anburg, 2000). Program orientasi yang dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik menga!arkan pera"at baru mengenai perilaku yang sesuai dengan tu!uan organisasi. rientasi pera"at baru yang berhasil akan mengurangi ter!adinya gesekan (#ar?uis dan uston, 20&0). Peran kepala ruangan dalam ketenagaan meliputi peren$anaan untuk keperluan ketenagaan selan!utnya dan perubahan di dunia kepera"atan. Kepala ruangan bertanggung !a"ab dalam penyusunan sistem kepega"aian (illies, 2000). Kepala ruangan sangat berperan dalam pen!ad"alan, pengembangan pera"at, sosialisai pera"at, mengadakan pelatihan untuk pera"at (#ar?uis dan uston, 20&0). #anager harus mengetahui !umlah !abatan yang diatur pada setiap
15
klasiikasi ker!a temasuk !abatan yang kosong. Anggaran keuangan angan memperlihatkan peker!a apa yang dibutuhkan (illies, 2000). Pen!ad"alan yang dilakukan sendiri memberikan kesempatan dan tanggung !a"ab kepada pera"at untuk membuat !ad"al ker!a sendiri (#ar?uis dan uston, 20&0). illies (2000) menyatakan bah"a dalam hal pen!ad"alan kepala ruangan harus mengatur tentang pola-pola perputaran !a"dal, !ad"al-!ad"al liburan, dan praktek-praktek lembur. Alat dan metode yang digunakan untuk menentukan kebutuhan kepersonaliaan perlu ditin!au ulang se$ara berkala. *anggung !a"ab iskal dan etis adalah ungsi yang menyertai ketenagaan (#ar?uis dan uston, 20&0). 9erdasarkan pada ilosoi para kepala ruangan dalam hal mengembangkan ungsi ketenagaan menurut illies (2000) adalah sebagai berikut= &. #emberikan seorang sta pera"at yang proessional se$ara keseluruhan dalam ruangan. 2. #emberikan sta yang tepat dengan perbandingan pera"at &=& dengan pasien untuk setiap !am ker!a. '. *enaga kesehatan lain dengan perbandingan 2=& dengan pasien setiap ruangan. . #elibatkan seluruh sta pera"at dalam menyusun program ketenagaan. 7. #embagi tenaga pera"at se$ara merata dalam hal !ad"al libur, !am 6. 1. 5. ;.
ker!a,"aktu putaran, "aktu istirahat. 9ertanggung dalam peren$anaan ketenagaan. #embuat !ad"al pera"at paling $epat !ad"al 2 bulan. #engerti akan kebutuhan sta dalam hal istirahat, liburan. #emberikan penghargaan kepada pera"at berprestasi.
II.1.12 F)n*i Pen*$!$$n @ungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan peren$anaan kegiatan
kepera"atan di ruang ra"at inap dalam rangka menugaskan pera"at untuk melaksanakan men$apai tu!uan yang telah ditentukan. Kepala ruangan dalam melakukan kegiatan pengarahan melalui= saling memberi motiasi, membantu peme$ahan masalah, melakukan pendelegasian, menggunakan komunikasi yang eekti, melakukan kolaborasi dan koordinasi ("anburg, 2000). #emotiasi adalah menun!ukkan arah tertentu kepada pera"at atau sta dan mengambil langkah yang perlu untuk memastikan mereka sampai pada tu!uan (oeroso, 200').
16
Kepala ruangan haruslah menun!ukkan bah"a ia memiliki kemampuan beker!a yang harmonis, bersikap ob!ekti dalam menghadapai persoalan dalam pelayanan kepera"atan melalui pengamatan, dan ob!ekti !uga dalam menghadapi tingkah laku stanya. Kepala ruangan harus peka akan kodrat manusia yang punya kelebihan dan kekurangan, memerlukan bantuan orang lain, dan mempunyai kebutuhan yang bersiat pribadi dan sosial (#unin!aya, 200). #ana!er kepera"atan harus memiliki keterampilan
komunikasi
interpersonal yang baik. Kepala ruangan setiap hari berkomunikasi dengan pasien, sta, dan atasan setiap hari (+ursalam, 20&2). Komunikasi membentuk inti kegiatan mana!emen dan mele"ati semua proses mana!emen (#ar?uis dan uston, 20&0). Prinsip komunikasi mana!er kepera"atan menurut +ursalam (20&2), yaitu= &. #ana!er harus mengerti struktur organisasi, siapa yang terkena dampak dari keputusan yang dibuat. Earingan komunikasi ormal dan inormal perlu dibangun antara mana!er dan sta 2. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, tetapi sebagai proses yang tak terpisahkan dalam organisasi '. Komunikasi harus !elas, sederhana, dan tepat. . Pera"at proesional adalah mampu berkomunikasi dengan se$ara adekuat, lengkap dan $epat. 7. #ana!er harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima 6. #en!adi pendengar yang baik adalah komponen penting dalam komunikasi. Konlik sering ter!adi dalam tatanan asuhan kepera"atan. Konlik yang ter!adi antar sta dengan sta, sta dengan pasien, sta dengan keluarga dan pengun!ung, sta dengan dokter ("anburg, 2000). #ana!er memiliki interaksi dengan sta yang memiliki nilai, keyakinan, latar belakang dan tu!uan berdeda yang men!adi sumber ter!adinya konlik (#ar?uis dan uston, 20&0). ebagai mana!er kepera"atan, kepala ruangan memiliki asumsi bah"a konlik suatu hal yang dapat dihindari dan !ika konlik tidak dikelola dengan baik, maka dapat menghasilkan penyelesaian yang kreati dan berkualitas. Kepala ruangan menggunakan konlik yang konstrukti dalam men$iptakan lingkungan yang produkti (+ursalam, 20&2). Pengarahan akan men$apai tu!uannya !ika diker!akan dengan baik. auglas dalam "ansburg (2000) mengatakan bah"a ada dua belas aktiitas teknis yang berhubungan dengan pengarahan pada mana!emen, yaitu=
17
&. #erumuskan tu!uan pera"atan yang realistis untuk pelayanan kepera"atan, pasien dan pera"at pelaksana. 2. #emberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien sehubungan dengan '. . 7. 6. 1.
tugas-tugas pera"at pelaksana. #elaksanakan koordinasi untuk eisiensi pelayanan. #engidentiikasi tanggung !a"ab dari pera"at pelaksana. #emberikan pera"atan yang berkesinambungan. #empertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas dari pera"at pelaksana. #emberikan kepemimpinan untuk pera"at dalam hal penga!aran,
konsultasi, dan ealuasi. 5. #emper$ayai anggota. ;. #enginterpretasikan protokol. &0. #en!elaskan prosedur yang harus diikuti. &&. #emberikan laporan ringkas dan !elas. &2. #enggunakan proses kontrol mana!emen. II.1.13 F)n*i Pen*en,$6i$n
yaitu nilai dokumentasi kepera"atan, indikator out put yaitu tingkat kepuasan klien, tingkat kepuasan pera"at, lama hari ra"at.
!a"ab
mengealuasi setiap sta.
3dealnya
superisor
mengealuasi rekan terdekatnya, dimana satu orang mengealuasi ker!a rekannya se$ara akurat (+ursalam, 20&2). ta harus dilibatkan dalam proses penilaian kiner!a dan memandang penilaian ini sebagai hal yang akurat dan adil (#ar?uis dan uston, 20&0).
18
Peran #ana!er dapat mempengaruhi aktor motiasi dan lingkungan. *etapi aktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya bagaimana mana!er beker!a dalam suatu organisasi. e$ara umum peran mana!er dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotiasi dan meningkatkan kepuasan sta. Kepuasan ker!a sta dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan isik, psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran mana!er dalam memperlakukan stanya. al ini dapat ditanamkan kepada mana!er agar di$iptakan suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada sta untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya (#ar?uis dan uston, 20&0).
II.1.14 U!$i$n T)*$ K$!)8 K$(i&8 PP 1. K$!) eorang pera"at proesional yang diberi "e"enang dan tanggung !a"ab
dan mengelola kegiatan pelayanan pera"atan di satu ruang ra"at. Peran @ungsi karu= &. #enentukan standar pelaksanaan ker!a. 2. #emberi Pengarahan katim. '. uperisi dan ealuasi tugas sta .
Peran karu dalam= &. Pengka!ian= #engidentiikasi masalah terkait ungsi mana!amen 2. Peren$anaan a. #enun!uk katim yang bertugas diruangan masing-masing. b. #engkikuti serah terima pasien dari shit sebelumnya. $. #engidentiikasi tingkat ketergantungan pasien= ga"at, transisi, dan persiapan pulang bersama katim. d. #engidentiikasi !umlah pera"ata yang dibutuhkan berdasarkan aktiitas dan kebutuhan pasien bersama katim, mengatur peugasanFpen!ad"alan. e. #eren$anakan strategi pelaksanaan kepera"a"atan. . #engikuti isite dokter untuk mengetahui kondisi patisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan,dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. g. #engatur dan mengendalikan asuhan kepera"atan= &) #embimbing pelaksanaan askep 2) #embimbing penerapan proses kepera"atan dan menilai askep
19
') #engadakan diskusi untuk peme$ahan masalah ) #emberikan inormasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk h. #embantu pengembangan sta= pendidikan, latihan dll. i. #eren$anakan bimbingan terhadap peserta di kepera"atan. '. Pengorganisasian a. #erumuskan metode atau sistem penugasan yang digunakan b. #erumuskan tu!uanFsistem metode $. #embuat rin$ian tugas katim dan anggota tim se$ara !elas d. #embuat rentang kendali= karu memba"ahi 2 katim, dan katim memba"ahi 2 / ' orang pera"at e. #engatur dan mengendalikan logistik ruangan . #engatur dan mengendalikan situasi lahan praktek g. #endelegasikan tugas saat karu tidak berada di tempat kepada katim h. #emberi "e"enang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien i. #engatur penugasan !ad"al pos Fpekarya !. 3dentiikasi masalah dan $ara penanganan . Pengarahan a. #emberikan pengarahan kepada ketua *im b. #emberikan motiasi dalam meningkatkan $. pengetahuan, ketrampilan dan sikap anggota *im d. #emberi pu!ian kepada anggota *im yang e. melaksanakan tugas dengan baik . #embimbing ba"ahan g. #eningkatkan kolaborasi dengan anggota tim h. #elakukan superisi i. #emberikan inormasi tentang hal-hal yang !. berhubungan dengan yankep diruangan k. #elakukan pelaporan dan pendokumentasian 7. Penga"asan a. #elalui komunikasi= menga"asi dan berkomunikasi langsung dengan katim maupu pelaksana mengenai askep yang diberikan kepada pasien. b. #elalui superisi= &) Penga"asan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung se$ara lisan dan memperbaikiFmengatasi kelemahanFkendala yang ter!adi saat itu !uga 2) Penga"asan tidak langsung menge$ek datar hadir katim , memba$a dan memeriksa ren$ana kepera"atan serta $atatan yang dibuat selama dan sesudah proses kepera"atan
20
dilaksanakan, mendengarakn laporan katim tentang pelaksanaan tugas 6. 8aluasi a. @ungsi pengendalian= &) #engealuasi kiner!a katim. 2) #emberikan umpan balik pada kiner!a katim. ') #engatasi masalah di ruang ra"at dan menetapkan tidak lan!ut. ) #emperhatikan aspek legal dan etik kepera"atan. 7) #elakukan pelaporan dan pendokumentasian. 2. K$(i&
a. #embuat peren$anaan berdasarkan tugas dan ke"enangannya yang b. $. d. e.
didelegasikan oleh karu. #embuat penugasan, superisi dan ealuasi. #engetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien. #engembangkan kemampuan anggota. #enyelenggarakan konerensi.
Peran katim dalam &. Pengka!ian = #engumpukan data kesehatan klien 2. Peren$anaan a. 9ersama karu mengadakan serah terima tugas setiap pergantian dinas b. #elakukan pembagian tugas atas anggota kelompoknya $. #enyusun ren$ana askep d. #enyiapkan keperluan untuk melaksankan askep e. #engikuti isite dokter . #en$iptakan ker!asama yang harmonis antar tim dan antar anggota tim g. #emberi ertolongan segera pada klien dengan kedaruratan h. #embuat laporan pasien i. #elakukan ronde kepera"atan bersama karu !. #engorientasikan pasien baru '. Pengorganisasian a. #erumuskan tu!uan dari pengorganisasian tim kepera"atan b. #elakukan pembagian tugas bersama karu sesuai dnegan peren$anaan terhadap pasien yang men!adi tanggung !a"abnya. $. Pembagian ker!a sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien d. #engkoordinir peker!aan yang harus dilakukan bersama anggota tim kesehatan lain e. #engatur "aktu istirahat untuk anggota tim
21
.
#endelegasikan pelaksanaan proses askep kepada anggota tim dan pelimpahan "e"enang= pengambilan keputusan dan penggunaan
sumber daya. g. #embuat rin$ian tugas anggota tim meliputi pemberian askep, ker!asama anggota dan antar tim. . Pengarahan a. #emberikan pengarahan kepada anggota tim b. #emberikan bimbingan pada anggota tim $. #emberikan inormasi yang berhubungan dengan askep d. #enga"asi proses pemberian askep e. #elibat anggota tim sampai a"al dan akhir kegiatan . #emberikan pu!ianFmotiasi kepada anggota tim g. #elakukan pelaporan dan pendokumentasian 7. Penga"asan a. #elalui komunikasi menga"asi dan berkomunikasi langsung dengan pera"at pelaksana dalam memberi askep b. #elalui uperisi= melihatFmenga"asi proses askep yang dilaksanakan oleh anggota tim dan melihat $atatan yang dibuat selama proses kepera"atan serta mendengar laporan se$ara lisan tentang tugas yang dilakukan. 6. Pengarahan a. #emberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim. b. #emberi petun!uk kepada anggota tim dalam melaksnakan askep $. #emberi teguran, pengarahan kepada anggota tim yang melalaikan tugasnya atua membuat kesalahan d. #emberi pu!ian kepada anggota tim yang melaksanakan tugasnya dengan baik= tepat "aktu, berdasarkan prinsip, rasional, dan sesuai kebutuhan pasien. 1. 8aluasi @ungsi pengendalian= a. b. $. d.
#engealuasi asuhan kepera"atan #emberikan umpan balik pada pelaksana #emperhatikan aspek legal dan etik #elakukan pelaporan dan pendokumentasian
3. Pe!$'$( Pe6$/$n$ PP Pera"at pelaksana= eorang pera"at yang diberikan "e"enang dan
ditugaskan untuk memberikan pelayanan kepera"atan langsung kepada klien. *ugas Pera"at Pelaksana=
22
&. #emberikan pera"atan se$ara langsung berdasarkan proses kepera"atan dengan sentuhan kasih sayang. a. #elaksanakan tindakan pera"atan yang telah disusun. b. #engealusai tindakan kepera"atan yang telah diberikan. $. #en$atat dan melaporkan semua tindakan pera"atan dan repons pasien pada $atatan pera"atan. 2. #elaksanakan program medik dengan penuh tanggung !a"ab, misal= a. Pemberian obat. b. Pemeriksaan laboratorium. $. Persiapan pasien yang akan dioperasi. Pera"at pelaksana= eorang pera"at yang diberikan "e"enang dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan kepera"atan langsung kepada klien. Peran Pera"at Pelaksana /Pengka!ian- = mengka!i kesiapan pasien dan diri sendiri untuk melaksanakan suhan kepera"atan. &. Peren$anaan a. 9ersama Karu mengadakan serah terima tugas. b. #enerima pembagian tugas dari katim. $. 9ersama katim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan kepera"atan. d. #engikuti ronde kepera"atan. e. #enerima pasien baru. 2. 3mplementasi @ungsi Pengorganisasian= a. #enerima pen!elasan tu!uan pengorganisasian tim. b. #enerima pembagian tugas. $. #elaksanakan tugas yang diberikan oleh katim. d. #elaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan lain. e. #enyesuiakn "aktu istirahat dengan anggota tim lainnya. . #elaksanakan asuhan kepera"atan. g. #enun!ang pelaporan, men$atat tindakan kepera"atan yang dilaksanakan. @ungsi pengarahan= a. #enerima pengarahan dan bimbingan dari katim. b. #enerima inormasi yang berkaitan dengan askep dan melaksanakan askep dengan etik dan legal. $. #emehami pemahaman yang telah di$apai. d. #enun!ang pelaporan dan pendokumentasian. '. 8aluasi @ungsi pengendalian= #enyiapkan menun!ukkan bahan yang diperlukan untuk proses ealuasi serta ikut mengealuasi kondisi pasien.
23
II.2 KONSEP PATIENT SAFETY
Keselamatan pasien ( patient safet&) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. istem tersebut meliputi asesmen risiko, identiikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan bela!ar dari insiden dan tindak lan!utnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. istem tersebut diharapkan dapat men$egah ter!adinya $edera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. (Panduan +asional Keselamatan Pasien Rumah sakit, epkes R.3. 2006) etiap tahun menetapkan #National +atient Safet& *oals% (se!ak 2002), Euli 200'= #enerbitkan Pedoman #!e -niversal +rotocol for +reventing $rong Site, $rong +rocedure, $rong +erson Surger&%, #aret 2007 mendirikan International enter for +atient Safet&. (/AH0/oint omm. n Accreditation for Healt!care rganization 1 -SA) ealth Assembly ke 77 #ei 2002 menetapkan resolusi yang mendorong negara untuk memberikan perhatian kepada problem Patient aety meningkatkan keselamatan dan sistem monitoring. Pada bulan ktober 200, dan berbagai lembaga mendirikan #$orld Alliance for +atient Safet&% dengan tu!uan mengangkat isu Patient aety oal #First do no !arm% dan menurunkan morbiditas, $edera dan kematian yang diderita pasien. ($H2 $orld Alliance for +atient Safet&, For'ard +rogramme, 3445). 8nam tu!uan penanganan patient
safet& menurut
/oint
ommission
International
antara
lain=
mengidentiikasi pasien dengan benarmeningkatkan komunikasi se$ara eekti, meningkatkan keamanan dari high-alert medi$ations, memastikan benar tempat, benar prosedur, dan benar pembedahan pasien, mengurangi risiko ineksi dari peker!a kesehatan, mengurangi risiko ter!adinya kesalahan yang lebih buruk pada pasien. alah satu penyebab utama kesalahan yang tidak dapat dihindarkan oleh pasien dalam organisasi pera"atan kesehatan adalah kesalahan pengobatan. Pengobatan dengan risiko yang paling tinggi yang menyebakan luka melalui penyalahgunaan (meliputi kemoterapi, konsentrasi $airan elektrolit, heparin, 3> digo6in, dan adrenergic agonists) adalah dkenal sebagai #!ig!0alert drugs%.
24
+amun mungkin kesalahan atau mungkin tidak men!adi lebih banyak dengan obat-obatan tersebut dibandingkan obat yang lainnya, mungkin berhubungan dapat !uga lebih menghan$urkan atau memperburuk. Pada tahun &;;;, sekitar &60 organisasi pera"at kesehatan melalui -nited States0 based Institute for Safe 7edication +ractices (IS7+), lima pengobatan yang sering ter!adi dan hasil yang salah dalam kematian atau masalah yang serius yang mana adalah 3nsulin, piates and narcotics, Inectable potassium c!loride8p!osp!ate concentrate, Intravenous anticoagulants (!eparin) dan sodium c!loride solutions di atas 0.; :. bat-obatan adalah salah satu bagian yang terpenting dalam penanganan pada pasien untuk memastikan patient safet&. eperti, potassium c!loride (2 m8?Fml atau konsentrasi yang lebih), pot!asium p!osp!ate, sodium c!loride (0,;:) atau dengan konsentrasi lebih), dan magnesium sulfate (70: atau konsentrasi lebih). Kesalahan ini dapat !uga mun$ul ketika angota sta tidak engan benar mengorientasikan ke unit pera"atan pasien, ketika pera"at kontrak dan digunakan dan tidak berorientasi dengan benar, atau selama keadaan ga"at darurat.
Pada sta pendidik dapat di$egah #9oo"0Ali"e, Sound Ali"e :rrors%
menga!arkan sta untuk men$egah bunyi kedengarannya sama tetapi berbeda dengan menggunakan= &. #enuliskan dengan benar dan mengu$apkan ketika mengkomunikasikan inormasi dalam pengobatan. 9uat pendengar tersebut mengulang kembali pengobatan tersebut untuk meyakinkan mereka mengerti dengan benar. 2. #engingatkan merek tersebut dan nama obat generik yang biasa diu$apakan dan seperti terlihat. '. #emperhatikan potensial untuk kesalahan /kesalahan pembagian ketika menambahkan obat . Kelompokkan obat dengan kategori daripada dengan alpabet. 7. #engingatkan menempatkan dalam sistem komputer dan di atas label pada tempat pengobatan untuk tanda dokter, pera"at, dan armasi pada masalah yang potensial. 6. #eliputi indikasi pada
pengobatan
dalam
menolong
armasi
mengidentiikasi masalah potensial.
25
1. #elakukan $he$k tempat atau label pengobatan selain label pasien sebelum
memberikan
dosis
kepada
pasien
( /oint
ommission
International , 2001). *erdapat enam tahapan untuk mengambil keputusan dalam pemberian pengobatan yaitu= &. #embuat diagnosa yang benar. 2. #engerti patoisiologi pada penyakit tersebut, reie" pilihan menu dari armakoterapi. '. *eliti pasien / obat dan dosis yang benar. . #emilih poin-poin akhir atau bagian untuk mengikuti. 7. #emelihara hubungan terapeutik dg pasien. (#elmon and #orelliGs Blini$al Pharma$ology, 2000). Adapun untuk memberikan obat dengan tepat terdapat 6 tepat yang harus diperhatikan yaitu= &. *epat
obat= menge$ek
program
terapi pengobatan dari dokter,
menanyakan ada tidaknya alergi obat, menanyakan keluhan pasien sebelum dan setelah memberikan obat, menge$ek label obat, mengetahui reaksi obat, mengetahui eek samping obat, hanya memberikan obat yang didiapkan diri sendiri. 2. *epat dosis= menge$ek program terapi pengobatan dari dokter, menge$ek hasil hitungan dosis dengan dengan pera"at lain, men$ampurFmengoplos obat. '. *epat "aktu= menge$ek program terapi pengobatan dari dokter, menge$ek tanggal kadarluarsa obat, memberikan obat dalam rentang '0 menit. . *epat pasien= menge$ek program terapi pengobatan dari dokter, memanggil nama pasien yang akan diberikan obat, menge$ek identitas pasien pada papanFkardeks di tempat tidur pasien 7. *epat $ara pemberian= menge$ek program terapi pengobatan dari dokter, menge$ek $ara pemberian pada labelFkemasan obat. 6. *epat dokumentasi= menge$ek program terapi pengobatan dari dokter, men$atat nama pasien, nama obat, dosis, $ara, dan "aktu pemberian obat (Ko%ier, 9. 8rb, . H 9lais, K. (&;;1).
26
II.2.1 P!-*!$& Kee6$&$($n P$ien R)&$ S$/i( Se$*$i L$n*/$ S(!$(e*i
Keselamatan Pasien Rumah akit- KPR ( patient safet&) adalah suatu system dimana R membuat asuhan pasien lebih aman. al ni termasuk= asesment risiko, I3dentiikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, IPeloporan dan analisis insiden, Kemampuan bela!ar dari insiden dan tindak lan!utnya serta 3mplementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risikoJ. istem ini men$egah ter!adinya $edera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. *u!uan sistem keselamatan pasien R= &. 2. '. .
*er$iptanya budaya keselamatan pasien di R #eningkatnya akuntabilitas R terhadap pasien dan masyarakat, #enurunnya K* di R, *erlaksananya program-program pen$egahan sehingga tidak ter!adi pengulangan K* (9uku Panduan +asional Keselamatan Pasien Rumah sakit, epkes R.3. 2006)
$orld Alliance for +atient Safet& menyusun program= Si6 areas of action for 2007= &. *antangan lobal Keselamatan Pasien. Focusing over an initial t'o0&ear c&cle on t!e c!allenge of !ealt!0care associated infection 344;0344<2 # lean care associated infection2 #lean are is safer are% 2. Pasien untuk Keselamatan Pasien. Involving patient organizations and individuals in Alliance 'or". '. a6onom& untuk Keselamatan Pasien. :nsuring consistenc& in t!e concepts, principles, norms and terminolog& used in patient safet& 'or" . . Riset untuk Keselamatan Pasien. +romoting e6isting interventions in patient safet& and coordinating international efforts to develop solutions. 7. Pelaporan dan Pembela!aran. *enerating best practice guidelines for e6isting and ne' reporting s&stems. +rograme2 si6 areas of action (2007) =. Spea" up if &ou !ave guestions or concerns2 it>s &our rig!t to "no'. 3. +a& attention to t!e care &ou are receiving. ?. :ducate &ouself about &our diagnosis, test and treatment . 5. As" a trusted famil& member or friend to be &our advocate. ;. @no' '!at medications &ou ta"e and '!& &ou ta"e t!em. <. -se a !ealt! 1 care provider t!at rigorousl& evaluates itself against safet& standars.
27
1. +articipate in all decisions about &our care ($H2 $orld Alliance for +atient safet&, For'ard +rogramme, 200) II.2.2 Men)!)( P$n,)$n N$i-n$6 Kee6$&$($n P$ien R)&$ $/i( De"/e R.I. 2<<7 Te!,$"$( ()%) 6$n*/$ &en)%) Kee6$&$($n P$ien R)&$ S$/i(
&. #embangun kesadaran akan nilai KP, men$iptakan kepemimpinan H budaya yg terbuka H adil. 2. #emimpin dan dukung sta anda, membangun komitmen H okus yang kuat H !elas tentang KP di R Anda '. #engintegrasikan aktiitas pengelolaan risiko, mengembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta melakukan identiikasi H asesmen hal yang potensial bermasalah . #engembangkan sistem pelaporan, memastikan sta agar dgn mudah dapat melaporkan ke!adian F insiden, serta R mengatur pelaporan kpd KKP-R. 7. #elibatkan dan berkomunikasi dengan pasien, mengembangkan $ara$ara komunikasi yg terbuka dgn pasien 6. #elakukan kegiatan bela!ar H berbagi pengalaman tentang kp, mendorong sta anda utk melakukan analisis akar masalah untuk bela!ar bagaimana H mengapa ke!adian itu timbul 1. #en$egah $edera melalui implementasi sistem KP, menggunakan inormasi
yang
ada
tentang
ke!adianFmasalah
untuk
melakukan
perubahan pada sistem pelayanan.
II.2.3 A,$")n ; S($n,$! Kee6$&$($n P$ien RS KARS = De"Ke )
&. 2. '. .
ak pasien. #endidik pasien dan keluarga. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kiner!a, untuk melakukan
ealuasi dan meningkatkan keselamatan pasien. 7. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien 6. #endidik sta tentang keselamatan pasien. 6. Komunikasi merupakan kun$i bagi sta untuk men$apai keselamatan pasien. (Panduan +asional Keselamatan Pasien Rumah sakit, epkes R.3. 2006).
28
II.2.4 In,i/$(-! Patient Safety
3ndikator patient safet& merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui tingkat keselamatan pasien selama dira"at di rumah sakit. 3ndikator ini dapat digunakan bersama dengan data pasien ra"at inap yang sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. 3ndikator patient saety bermanaat untuk menggambarkan besarnya masalah yang dialami pasien selama dira"at di rumah sakit, khususnya yang berkaitan dengan berbagai tindakan medik yang berpotensi menimbulkan risiko di sisi pasien. engan mendasarkan pada 3P ini maka rumah sakit dapat menetapkan upaya-upaya yang dapat men$egah timbulnya out$ome klinik yang tidak diharapkan pada pasien. ("iprahasto, 2005). e$ara umum 3P terdiri atas 2 !enis, yaitu 3P tingkat rumah sakit dan 3P tingkat area pelayanan. &. 3ndikator tingkat rumah sakit (!ospital level indicator ) digunakan untuk mengukur potensi komplikasi yang sebenarnya dapat di$egah saat pasien mendapatkan berbagai tindakan medik di rumah sakit. 3ndikator ini hanya men$akup kasus-kasus yang merupakan diagnosis sekunder akibat ter!adinya risiko pas$a tindakan medik. 2. 3ndikator tingkat area men$akup semua risiko komplikasi akibat tindakan medik
yang
didokumentasikan
di
tingkat
pelayanan
setempat
(kabupatenFkota). 3ndikator ini men$akup diagnosis utama maupun diagnosis sekunder untuk komplikasi akibat tindakan medik. II.2.5 T)%)$n "en**)n$$n In,i/$(-! Patient Safety
3ndikator patient safet& (3P) bermanaat untuk mengidentiikasi area-area pelayanan yang memerlukan pengamatan dan perbaikan lebih lan!ut, seperti misalnya untuk menun!ukkan= &. adanya penurunan mutu pelayanan dari "aktu ke "aktu. 2. bah"a suatu area pelayanan ternyata tidak memenuhi standar klinik atau terapi sebagaimana yang diharapkan '. tingginya ariasi antar rumah sakit dan antar pemberi pelayanan . isparitas geograi antar unit-unit pelayanan kesehatan (pemerintah s s"asta atau urban s rural). ("iprahasto, 2005).
29
elain pen!elasan di atas metode tim perlu men!adi strategi dalam penanganan patient safet& karena metode tim merupakan metode pemberian asuhan kepera"atan, yaitu seorang pera"at proesional memimpin sekelompok tenaga kepera"atan dalam memberikan asuhan kepera"atan pada sekelompok pasien melalui upaya kooperati dan kolaborati. (itorus, 2006). Pada metode ini !uga memungkinkan pelayanan kepera"atan yang menyeluruh. Adanya pemberian asuhan kepera"atan terhadap sekelompok pasien. (+ursalam, 2002). Eadi dengan pemberian asuhan kepera"atan yang menyeluruh kepada pasien diharapkan keselamatan pasien dapat diperhatikan, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan.
II.3 KONSEP INFEKSI NOSOKOMIAL II.3.1
Definii Infe/i 3neksi adalah penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain
atau dari he"an ke manusia (ibson, &;;1). edangkan menurut pendapat lain bah"a ineksi adalah akibat dari inasi mikrooorganisme patogen kedalam tubuh dan reaksi !aringan yang ter!adi pada pen!amu terhadap organisme toksinnya ($har"t%, 2000). II.3.2
Definii Infe/i N--/-&i$6 3neksi nosokomial disebut !uga ineksi rumah sakit ( Hospital Infection atau
Associated Infection) adalah ineksi yang ter!adi pada seseorang penderita yang sedang dira"at atau berobat !alan dirumah sakit dan "aktu tidak sedang dalam masa tunas suatu penyakit menular (Bhairuddin, 200&). Pengertian tentang ineksi nosokomial adalah ineksi akibat transmisi organisme patogen ke pasien yang sebelumnya tidak terineksi, yang berasal dari lingkungan rumah sakit ($har"t%, 2000) II.3.3
E(i-6-*i Infe/i N--/-&i$6 *er!adinya ineksi nosokomial dapat disebabkan beberapa elemen yang
dikemukakan oleh (Patri$ia, 2007) yaitu= a. Agen 3neksius 3neksi nosokomial dapat disebabkan oleh beberapa ma$am agen penyakit dapat berupa bakteri, irus, !amur, proto%oa, dan ma$am-ma$am agen penyakit ini ditentukan pula oleh patogenitas, daya inasi, dan dosis ineksinya.
30
b. Reseroir Reseroir adalah tempat patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau tidak berkembang biak (Patri$ia, 2007). Reseroir yang paling umum adalah tubuh manusia. 9erbagai mikroogranisme hidup pada kulit dan dalam rongga tubuh, $airan dan keluaran. $. Portal keluar d. etelah mikrooganisme menemukan tempat
untuk
tumbuh
dan
berkembang biak, mereka harus menemukan salah keluar !ika mereka masuk ke pe!amu lain dan menyebabkan penyakit. #ikroorganisme dapat keluar melalui berbagai tempat, seperti kulit dan membran mukosa, traktus respiratorrius, traktus urinarius, traktus gastrointestinal, traktus reprodukti dan darah. e. Penularan Ada banyak $ara penularan mikroorganisme dari reseroir ke pen!amu (host).Penyakit ineksius tertentu $enderung ditularkan se$ara lebih umum melalui $ara yang spesiik. #ikroorganisme yang sama dapat ditularkan melalui lebih dari satu rute. #isalnya, herpes %oster dapat disebarkan melalui udara dalam nuklei droplet atau melalui kontak langsung. #eskipun $ara utama penularan mikroorganisme adalah tangan dari pemberi layanan kesehatan, hampir semua ob!ek dalam lingkungan dapat men!adi alat penularan patogen. emua personel rumah sakit yang memberi pelayanan diagnostik dan pendukung. . Portal #asuk rganisme dapat masuk kedalam tubuh melalui rute yang sama dengan yang digunakan untuk keluar. @aktor-aktor yang menurunkan daya tahan tubuh memperbesar kesempatan patogen masuk kedalam tubuh. II.3.4 K6$ifi/$i Infe/i N--/-&i$6 #enurut (aid, 200') ada beberapa klasiikasi ineksi nosokomial
berdasarkan tempatnya, adalah sebagai berikut= a. ommunit& acquired infection
31
Kebanyakan orang menganggap bah"a ineksi silang inilah yang dimaksud dengan ineksi nosokomial. 3neksi ditularkan dari penderita atau anggota sta rumah sakit kependerita lainnya. c. Infection acquired form t!e environtment Keadaan lingkungan ini selalu dituduh sebagai penyebab ineksi nosokomial. eperti lingkungan yang kotor dalam rumah sakit, alat-alat untuk pemeriksaan atau pengobatan. 3neksi atau kera$unan dari makanan yang disediakan dirumah sakit. d. Self infection (ineksi diri sendiri) 3ni adalah penyebab ineksi nosokomial yang tersering. isini kumankuman !aringan tubuhnya dan menimbulkan penyakit. #isalnya pada pemberian antibiotik lora usus. @lora usus yang tadinya tidak, oleh karena ter!adinya empat komponen yang terlihat diba"ah ini merupakan gambaran dari hospital ine$tion. @aktor-aktor yang menentukan ter!adinya ineksi. II.3.5 >$!$ Pen)6$!$n Mi/!--!*$ni&e *ransmisi mikroorganisme di rumah sakit dapat ter!adi dengan berbagai
$ara, bisa lebih dari satu $ara. #enurut (la$k, 200') ada lima $ara ter!adinya transmisi mikroorganisme yaitu= a. ontact transmision *ransmisi Kontak adalah yang paling sering pada ineksi nosokomial, dibagi men!adi dua bagian yaitu se$ara langsung dan tidak langsung. Kontak langsung (direct contact ) transmisi mikroorganisme langsung permukaan tubuh seperti saat memandikan, membalikkan pasien pada saat melakukan kegiatan asuhan kepera"atan, menyentuh permukaan tubuh pasien. Kontak tidak langsung (indirect contact ) kontak dengan kondisi orang yang lemah melalui peralatan yang terkontaminasi seperti peralatan instrumen yang terkontaminasi, !arum, tangan yang terkontaminasi tidak di$u$i dan sarung tangan tidak diganti diantara pasien. b. roplet transmission (per$ikan) e$ara teroritikal merupakan bentuk kontak transmisi, namun mekanisme transer mikroorganisme. Patogen ke pen!amu ada !arak dari transmisi kontak. roplet transmisi dapat ter!adi ketika batuk, bersin, berbi$ara dan saat melakukan tindakan khusus. c. Airbone transmission (melalui udara)
32
*ransmisi melalui udara yang terkontaminasi dengan mikroorganisme patogen, memiliki partikel kurang yang sama dengan mikron. *ranmisi ter!adi ketika menghirup udara yang mengandung mikroorganisme patogen. #ikroorganisme dapat tinggal di udara beberapa "aktu sehingga penanganan khusus udara dan entilias perlu dilakukan. #ikroorganisme yang transmisi melalui udara adalah m&cobacteroum tuberculosis, rubeola dan varicella virus. d. Food orne (melalui makanan) *ransmisi mikroorganisme melalui makanan alat kesehatan dan peralatan yang terkontaminasi dengan mikroorganisme patogen. e. lood orne (melalui darah) *er!adinya ineksi dapat berasal dari penyakit 3>, hepatitis 9 dan B melalui !arum suntik yang telah terkontaminasi. II.3.7 Pen+e*$$n Infe/i N--/-&i$6 Pada tahun (&;;7) entre f isease ontrol and +revention menetapkan
dua bentuk pen$egahan yaitu = *indakan pen$egahan standart, didesain untuk semua pera"atan pasien di rumah sakit tanpa memperhatikan diagnosis mereka atau status ineksi sebelumnya. *indakan pen$egahan tranmisi, yang dibagi dalam kategori udara, droplet dan kontak dan digunakan pada pasien yang diketahui atau di$urigai terineksi atau terkolonisasi patogen se$ara epidemiologis dapat ditularkan melalui udara dan kontak . *indakan pen$egahan standart diterapkan untuk darah, sekresi, dan ekresi $airan tubuh tanpa memperhatikan apakah mengandung darah yang terlihat dan membran mukosa. *indakan pen$egahan berdasarkan tranmisi diran$ang untuk pasien yang telah didokumentasikan megalami atau di$urigai terineksi yang dapat ditransmisikan melalui udara atau droplet, organisme yang penting se$ara epidemiologis, termasuk isolasi penyakit menular ("earing, 200&) alam upaya pen$egahan dan pengendalian ineksi harus disesuaikan dengan rantai ter!adinya ineksi nosokomial sebagai berikut menurut (Patri$ia, 2007) yaitu = $. Kontrol atau eleminasi agen ineksius Pembersihan, desineksi dan sterilisasi
terkontaminasi
se$ara
signiikan
terhadap
mengurangi
ob!ek
dan
yang
seringkali
memusnahkan mikroorganisme.
33
Pembersihan adalah membuang sampah material asing seperti otoran dan materi organik dari suatu ob!ek. esineksi menggambarkan proses yang memusnahkan banyak atau semua mikroorganisme, denan penge$ualian spora bakteri, dari ob!ek yang matim 9iasanya menggunakan desineksi kimia atau pasteurisasi basah. terilisasi adalah pemusnahan seluruh mikroorganisme termasuk spora. . Kontrol atau eleminasi reseroir
drainase,
atau
larutan
yang
dapat
merupakan
tempat
mikroorganisme. Pera"at !uga membuang sampah dengan hati-hati alat yang terkontaminasi material ineksius.emua institusi kesehatan harus memiliki pedoman untuk membuang materi sampah ineksius menurut kebi!akan lokal dan negara. +. Kontrol terhadap portal keluar Pera"at mengikuti praktik pen$egahan dan kontrol untuk meminimalkan atau men$egah organisme yang keluar melalui saluran pernaasan, pera"at harus selalu menghindari berbi$ara langsung menghadap pasien Pera"at harus selalu menggunakan sarung tangan sekali pakai bila menangani eksudat. #asker, go"n dan
ka$amata !ika terdapat
kemungkinan adanya per$ikan dan kontak $airan. Pera"at yang demam ringan namun tetap beker!a harus memakai masker, khususnya bila mengganti balutan atau melakukan prosedur steril. Pera"at !uga bertanggung !a"ab menga!arkan klien untuk melindungi orang lain pada saat bersin dan batuk. Bara lain mengontrol keluarnya mikroorganisme adalah penanganan yang hati-hati terhadap eksudat. Bairan yang terkontaminasi dapat dengan mudah terpe$ik saat dibuang ditoilet atau bak sampah. ,. Pengendalian penularan Pengendalian eekti terhadap ineksi mengharuskan pera"at harus tetap "aspada tentang !enis penularan dan $ara mengontrolnya. 9ersihkan dan sterilkan semua peralatan yang reersibel. *eknik yang paling penting adalah men$u$i tangan dengan aseptik.
34
*indakan yang salah sering dilakukan adalah mengangkat linen yang kotor langsung dengan tangan memgenai seragam. e. Kontrol terhadap portal masuk engan mempertahankan integritas kulit dan
membran mukosa
menurunkan kemungkinan pen!amu. *enaga kesehatan harus berhati-hati terhadap resiko !arum suntik. Pera"at harus men!aga kesterilan alat dan tindakan inasi. Klien, tenaga kesehatan dan tenaga kebersihan beresiko mendapat ineksi dari tusukan !arum se$ara tidak senga!a. Pada saat pembersihan luka pera"at menyeka bagian dalam dulu kemudian bagian f.
luar. Perlindungan terhadap pen!amu yang rentan *indakan isolasi atau barier termasuk penggunaan go"n, sarung tangan, ka$amata dan masker serta alat pelindung lainnya. Pera"atan semua klien, ke"aspadaan berdasarkan penularan perlukaan untuk memgurangi resiko ineksi untuk klienm *anpa memandang !enis sistem isolasi, pera"at harus mengikuti prinsip dasar yaitu = harus men$u$i tangan sebelum
masuk
terkontaminasi
dan harus
meninggalkan dibuang
ruang
untuk
isolasi, men$egah
benda
yang
penyebaran
mikroorganisme, pemgetahuan tentang proses penyakit dan !enis peenularan ineksi harus diaplikasikan paa saat menggunakan barrier pelindung, semua orang yang kemungkinan terpapar selama perpindahan klien diluar kamar isolasi harus dilindungi. ingkungan yang protekti yang digunakan untuk isolasi dapat memiliki tekanan udara yang negati untuk men$egah partikel ineksius mengalir keluar dari ruangan. Ada !uga kamar khusus dengan tekanan aliran positi digunakan pada pasien yang rentan seperti resepien transplantasi. *. Perlindungan bagi pera"at Perlindungan barier harus sudah tersedia bagi peker!a yang memasuki kamar isolasi, penggunaan go"n, sarung tangan, masker dan ka$amata pelindung. Pera"at mengenakan sarung tangan bila resiko terpapar materi ineksius, khususnya sarung tangan direkomendasikan saat pera"at ada goresan atau luka pada kulit, saat melakukan ungsi ena, karena mereka beresiko terkena tumpahan darah atau $airan tubuh lainnya pada tangan, dan bila mereka kurang pengalaman. BB lebih
35
lan!ut merekomendasikan bah"a sarung tangan hanya digunakan sekali pakai. II.4 KONSEP TRIAGE $. Pen*e!(i$n T!i$*e
riage adalah suatu konsep pengka!ian yang $epat dan terokus dengan suatu $ara yang memungkinkan pemanaatan sumber daya manusia, peralatan serta asilitas yang paling eisien dengan tu!uan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya (Kathleen dkk, 2005). riage
adalah
usaha
pemilahan
korban
sebelum
ditangani,
berdasarkan tingkat kega"atdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada. riage adalah suatu sistem pembagianFklasiikasi prioritas klien berdasarkan berat ringannya kondisi klienFkega"atannya yang memerlukan tindakan segera. alam triage, pera"at dan dokter mempunyai batasan "aktu (respon time) untuk mengka!i keadaan dan memberikan interensi se$epatnya yaitu L &0 menit. riase berasal dari bahasa pran$is trier bahasa inggris triage danditurunkan dalam bahasa 3ndonesia triase yang berarti sortir. Maituproses khusus memilah pasien berdasar beratnya $edera ataupenyakit untuk menentukan !enis pera"atan ga"at darurat. Kiniistilah tersebut la%im digunakan untuk menggambarkan suatu konseppengka!ian yang $epat dan berokus dengan suatu $ara yangmemungkinkan pemanaatan sumber daya manusia, peralatan sertaasilitas yang paling eisien terhadap &00 !uta orang yang memerlukanpera"atan di < setiap tahunnya.(Pusponegoro, 20&0) . P!ini" D$n Ti"e T!i$*e i rumah sakit, didalam triase mengutamakan pera"atan pasien
berdasarkan ge!ala. Pera"at triase menggunakan A9B kepera"atan seperti !alan naas, pernapasan dan sirkulasi, serta "arna kulit, kelembaban, suhu, nadi, respirasi, tingkat kesadaran dan inspeksi isual untuk luka dalam, deormitas kotor dan memar untuk memprioritaskan
36
pera"atan yang diberikan kepada pasien di ruang ga"at darurat. Pera"at memberikan prioritas pertama untuk pasien gangguan !alan naas, bernaas atau sirkulasi terganggu.Pasien-pasien ini mungkin memiliki kesulitan bernapas atau nyeri dada karena masalah !antung dan mereka menerima pengobatan pertama.Pasien yang memiliki masalah yang sangat mengan$am kehidupan diberikan pengobatan langsung bahkan !ika mereka diharapkan untuk mati atau membutuhkan banyak sumber daya medis. (9agus,2001). #enurut 9rooker, 2005. alam prinsip triase diberlakukan system prioritas, prioritas adalah penentuanFpenyeleksian mana yang harus didahulukan mengenai penanganan yang menga$u pada tingkat an$aman !i"a yang timbul dengan seleksi pasien berdasarkan = &) An$aman !i"a yang dapat mematikan dalam hitungan menit. 2) apat mati dalam hitungan !am. ') *rauma ringan. ) udah meninggal.Pada umumnya penilaian korban dalam triage dapat dilakukan dengan= &) #enilai tanda ital dan kondisi umum korban. 2) #enilai kebutuhan medis. ') #enilai kemungkinan bertahan hidup. ) #enilai bantuan yang memungkinkan. 7) #emprioritaskan penanganan deinitie. 6) *ag arna.
+. P!ini" ,$6$& "e6$/$n$$n (!i$e &) *riase seharusnya dilakukan segera dan tepat "aktu. Kemampuan berespon dengan $epat terhadap kemungkinan
penyakit yang mengan$am kehidupan atau in!uri adalah hal yang terpenting di departemen kega"atdaruratan. 2) Pengka!ian seharusnya adekuat dan akurat. 3ntinya, ketetilian dan keakuratan adalah elemen yang terpenting dalam proses interie". ') Keputusan dibuat berdasarkan pengka!ian. Keselamatan dan pera"atan pasien yang eekti hanya dapat diren$anakan bila terdapat inormasi yang adekuat serta data yang akurat. ) #elakukan interensi berdasarkan keakutan dari kondisi. 7) *anggung !a"ab utama seorang pera"at triase adalah mengka!i se$ara akurat seorang pasien dan menetapkan prioritas tindakan
37
untuk pasien tersebut. al tersebut termasuk interensi terapeutik, prosedur diagnosti$ dan tugas terhadap suatu tempat yang dapat diterima untuk suatu pengobatan. 6) *er$apainya kepuasan pasien a) Pera"at triase seharusnya memenuhi semua yang ada di atas saat menetapkan hasil se$ara serempak dengan pasien b) Pera"at membantu dalam menghindari keterlambatan penanganan yang dapat menyebabkan keterpurukan status kesehatan pada seseorang yang sakit dengan keadaan kritis. $) Pera"at memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga atau temannya. #ime Saving is 9ife Saving (respon time diusahakan sesingkat mungkin), !e Big!t +atient, to !e Big!t +lace at !e Big!t ime, "ith *he Right Bare Proider. I Pengambilan keputusan dalam proses triage dilakukan berdasarkan = &) An$aman !i"a mematikan dalam hitungan menit 2) apat mati dalam hitungan !am ') *rauma ringan ) udah meninggal ,. K6$ifi/$i ,$n Penen()$n P!i-!i($ 9erdasarkan man (2005),
pengambilan
keputusan
triage
didasarkan pada keluhan utama, ri"ayat medis, dan data ob!ekti yang men$akup keadaan umum pasien serta hasil pengka!ian isik yang terokus. #enurut Bomprehensie pe$iality tandard, 8+A tahun &;;;, penentuan triase didasarkan pada kebutuhan isik, tumbuh kembang dan psikososial pelayanan
selain
pada
kesehatan
a$tor-aktor
serta
alur
yang
pasien
mempengaruhi
le"at
sistem
akses
pelayanan
kedaruratan.al-hal yang harus dipertimbangkan men$akup setiap ge!ala ringan yang $enderung berulang atau meningkat keparahannya . Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang menga$u pada tingkat an$aman !i"a yang timbul.9eberapa hal yang mendasari klasiikasi pasien dalam sistem triage adalah kondisi klien yang meliputi =
38
1 Gawat , adalah suatu keadaan yang mengan$am nya"a dan ke$a$atan
yang memerlukan penanganan dengan $epat dan tepat 2 Darurat , adalah suatu keadaan yang tidak mengan$am nya"a tapi
memerlukan penanganan $epat dan tepat seperti kega"atan 3 Gawat darurat , adalah suatu keadaan yang mengan$am !i"a
disebabkan oleh gangguan A9B ( Air'a& F !alan naas, reat!ing F pernaasan, irculation F sirkulasi), !ika tidak ditolong segera maka dapat meninggal F $a$at (i!aya, 20&0)
9erdasarkan prioritas pera"atan dapat dibagi men!adi klasiikasi = *abel &. Klasiikasi *riage KLASIFIKASI G$'$( ,$!)!$( P1
KETERANGAN Keadaan yang mengan$am nya"a F adanya
gangguan A9B dan perlu tindakan segera, misalnya $ardia$ arrest, penurunan kesadaran, G$'$( (i,$/ ,$!)!$( P2
trauma mayor dengan perdarahan hebat Keadaan mengan$am nya"a tetapi tidak memerlukan
tindakan
darurat.
etelah
dilakukan diresusitasi maka ditindaklan!uti oleh dokter spesialis. #isalnya pasien kanker tahap lan!ut, raktur, si$kle $ell dan lainnya D$!)!$( (i,$/ *$'$( P3
Keadaan yang tidak mengan$am nya"a tetapi memerlukan tindakan darurat. Pasien sadar, tidak ada gangguan A9B dan dapat langsung diberikan terapi deinitie.
Ti,$/ *$'$( (i,$/ ,$!)!$( P4
lainnya Keadaan tidak mengan$am nya"a dan tidak memerlukan tindakan ga"at. e!ala dan tanda klinis
ringan
F
asimptomatis.
#isalnya
penyakit kulit, batuk, lu, dan sebagainya
39
*abel 2. Klasiikasi berdasarkan *ingkat Prioritas ( 9abeling ) KLASIFIKASI P!i-!i($ I &e!$
KETERANGAN #engan$am !i"a atau ungsi ital, perlu resusitasi
dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersiat segera yaitu gangguan pada !alan naas, pernaasan dan sirkulasi. Bontohnya sumbatan !alan naas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, $ombutio (luka P!i-!i($ II /)nin*
bakar) tingkat 33 dan 333 N 27: Potensial mengan$am nya"a atau ungsi ital bila tidak segera ditangani dalam !angka "aktu singkat. Penanganan
dan
pemindahan
bersiat
!angan
terlambat. Bontoh= patah tulang besar, $ombutio (luka bakar) tingkat 33 dan 333 O 27 :, trauma P!i-!i($ III i%$)
thorak F abdomen, laserasi luas, trauma bola mata. Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersiat
P!i-!i($ < i($&
terakhir. Bontoh luka superi$ial, luka-luka ringan Kemungkinan untuk hidup sangat ke$il, luka sangat parah. anya perlu terapi suporti. Bontoh henti !antung kritis, trauma kepala kritis.
e. P!-e T!i$*e
Proses triage dimulai ketika pasien masuk ke pintu <. Pera"at triage harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan ri"ayat singkat dan melakukan pengka!ian, misalnya melihat sekilas kearah pasien yang berada di brankar sebelum mengarahkan ke ruang pera"atan yang tepat. Pengumpulan data sub!ekti dan ob!ekti harus dilakukan dengan $epat, tidak lebih dari 7 menit karena pengka!ian ini tidak termasuk pengka!ian pera"at utama. Pera"at triage bertanggung !a"ab untuk menempatkan pasien di area pengobatan yang tepat misalnya bagian trauma dengan peralatan khusus, bagian !antung dengan monitor !antung dan tekanan darah, dll. *anpa memikirkan dimana pasien pertama kali ditempatkan setelah
40
triage, setiap pasien tersebut harus dika!i ulang oleh pera"at utama sedikitnya sekali setiap 60 menit.
f. A6)! ,$6$& "!-e (!i$e.
&) Pasien datang diterima petugas F paramedis <. 2) iruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan $epat (selintas) untuk menentukan dera!at kega"atannya oleh pera"at. ') 9ila !umlah penderitaFkorban yang ada lebih dari 70 orang, maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung 3). ) Penderita dibedakan menurut kega"atnnya dengan memberi kode"arna= a) egera- Immediate (merah). Pasien mengalami $edera mengan$am !i"a yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. #isalnya=ension
pneumot!ora6,
distress
pernaasan
(RRO
'04Fmnt), perdarahan internal, dsb. b) *unda- ela&ed (kuning) Pasien memerlukan tindakan deinti tetapi tidak ada an$aman !i"a segera. #isalnya = Perdarahan laserasi terkontrol, raktur tertutup pada ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar O27: luas permukaan tubuh, dsb.
41
$) 7inimal (hi!au). Pasien mendapat $edera minimal, dapat ber!alan dan menolong diri sendiri atau men$ari pertolongan. #isalnya = aserasi minor, memar dan le$et, luka bakar superisial. d) :6pe6tant (hitam) Pasien mengalami $edera mematikan dan akan meninggal meski mendapat pertolongan. #isalnya = uka bakar dera!at ' hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ ital, dsb. 7) PenderitaFkorban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan "arna = merah, kuning, hi!au, hitam. 6) PenderitaFkorban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang tindakan <. *etapi bila memerlukan tindakan medis lebih lan!ut, penderitaFkorban dapat dipindahkan ke ruang operasi atau diru!uk ke rumah sakit lain. 1) Penderita dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lan!ut dapat dipindahkan ke ruang obserasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani. 5) Penderita dengan kategori triase hi!au dapat dipindahkan ke ra"at !alan, atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderitaFkorban dapat diperbolehkan untuk pulang. ;) Penderita kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar !ena%ah. (Ro"les, 2001).
42
BAB III ANALISA DATA
III.1 G$&$!$n UGD RSUD De"-/ III.1.1 ?ii ,$n Mii RSUD De"-/ $. ?ii >isi adalah pernyataan umum arah organisasi dan impian
atau $ita-$ita yang ingin di"u!udkan untuk dapat mengantisipasi perubahan yang sedang dan akan ter!adi. isi !uga merupakan gambaran masa depan yang digunakan sebagai $ara pandang rumah sakit, sehingga R< Kota epok dapat memberikan gambaran yang !elas kepada seluruh karya"annya mengenai apa yang akan di$apai dimasa yang akan dating sesuai dengan targettarget yang telah diren$anakan sebelumnya. >isi R< Kota epok adalah I#en!adi Rumah akit
43
&. #emberikan pelayanan paripurna yang bermutu prima kepada seluruh lapisan masyarakat 2. #embentuk R< Kota epok sebagai organisasi pembela!ar
menu!u Rumah akit Kelas 9 dengan
keunggulan Ee!aring Pusat troke '. #eningkatkan komitmen, proesionalisme
dan
produktiitas # R< Kota epok . #engembangkan mana!emen R< Kota epok yang eekti dan mandiri
+. T)%)$n RSUD K-($ De"-/ *u!uan merupakan rin$ian lebih lan!ut dari isi dan misi
yang telah ditetapkan. *u!uan R< Kota epok dirumuskan dengan detail dan !elas sehingga memudahkan untuk men!adikan pedoman dalam menentukan arah haluan organisasi. *u!uan R< Kota epok adalah = I#eningkatkan dera!at kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota epok melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas prima dan komprehensi yang ditun!ang dengan tenaga yang proessional, produkti, berkomitmen tinggi serta mana!emen yang eekti dan mandiriJ. ,. M-((alam memberikan pelayanan kepada pelanggan, R< Kota epok memiliki motto yang bertu!uan untuk men!i"ai semangat beker!a karya"an R< Kota epok. #otto R< Kota epok adalah memberikan pelayanan yang >ERIA (Bepat, 8ekti, Ramah, 3noati, Aman) dan Proesional. #otto tersebut dilaksanakan se$ara
berlan!ut
dan
menyeluruh dengan sasaran meningkatkan kepuasan pelanggan dalam hal ini adalah pasien dan keluarganya. III.1.2 G$&$!$n R)$n*$n UGD RSUD De"-/
epok, dimana < melayani pasien dengan kondisi ga"at maupun darurat berdasarka triage yang dilakukan. Pelayanan < ditun!ang
44
oleh pelayanan laboratorium, Radiologi dan @armasi yang melayani se$ara 2 !am.
$. Den$ UGD RSUD De"-/
Kabid keperawatan Diah ftri S.Kep
Kasie Keperawatan Raja Dan !skep "inarni S. kep
K##rdinat#r $erawat %&D $ratitis 'itra S. !(k
$) !kes Desti. !(k
$) inen ibraia. !(k
$) !skep !*es +s(a,antri. !(k
Ka. -i( pa*i
Ka. -i( sian*
Ka. -i( (aa(
. S(!)/()! O!*$ni$i
$eaksana
$/S Rini arra aras rsaa( Satria
45
III.1.3
Pe!$6$($n ,$n F$i6i($ F$i6i($ )n()/ "$ien a. e$ara keseluruhan ruang 3 memiliki ; bed terdiri dari
Ruang tindakan
= 2 bed
Ruang isolasi
= & bed
Ruang resusitasi
= & bed
Ruang ra"at
= 7 bed
b. AB $. Kursi Roda d. *empat sampah e. astael
= 2 buah = 2 buah = ; buah = & buah
A,&ini(!$i "en)n%$n* )n()/ "e()*$ /ee$($n
&) etak ruang pera"at 2) Kamar mandiF"$
= & kamar = & kamar
46
') ) 7) 6) 1) 5) ;)
Ruang Karu +urse tation Komputer *elepon Kulkas AB *eleisi
= tidak ada = & pinggir ruang pasien = & buah = & buah = & buah = 2 buah = & buah
A6$( Me,i/ N-
N$&$ B$!$n*
J)&6$ 0$n*
K-n,ii
Te!e,i$
&
*ermometer
2 buah
9aik
2
tetoskop
7 buah
9aik
'
*imbangan berdiri
& buah
9aik
9ak instrument
buah
9aik
7
Kom
1 buah
9aik
6
askom
' buah
9aik
1
*ensimeter
' buah
9aik
5
+ebuli%er
& buah
9aik
;
*abung ksigen
5 buah
9aik
&0
tandar 3nuse
; buah
9aik
&&
unting perban
& buah
9aik
&2
Kursi Roda
2 buah
9aik
&'
Reguler 2
&' buah
9aik
&
askom
' buah
9aik
&7
#asker
tok $ukup
9aik
47
&6
ands$oon
tok $ukup
9aik
&1
Alkohol s"ab
tok $ukup
9aik
&5
#i$ropore
tok $ukup
9aik
&;
*ourni?uet
buah
9aik
20
ands$rub
& buah
9aik
2&
ampu rontgen
& buah
9aik
22
#inor set
' buah
9aik
2'
yring pump
& buah
9aik
2
*angga bed
6 buah
9aik
27
*roly
7 buah
9aik
26
*romol
buah
9aik
21
9engkok
2 buah
9aik
25
Korentan
& buah
9aik
2;
#onitor B shok
& buah
9aik
'0
Pispot
2 buah
baik
'&
aturasi 2
' buah
baik
'2
tandar laringos$opi
2 buah
baik
III.1.2 An$6i$ SWOT UGD RSUD De"-/ 1. Strenght a. ari hasil obserasi hubungan ker!a di ruang < terlihat baik,
ker!asama antar pera"at ter!alin akrab dan penuh kekeluargaan b. Adanya komunikasi yang baik antar sesama pera"at, dokter dan tim medis lainnya. $. Pemeliharaan kebersihan di ruangan < ter!aga 48
d. udah tersedia "astael di nurse station serta !andrub di ruangan. e. Pera"at di ruangan < sebagian besar sudah memahami peran dan ungsinya dalam men!alankan askep . Adanya ormat renpra, $atatan perkembangan dan pengka!ian yang telah di!adikan a$uan ruangan, sehingga memudahkan pera"at dalam
melakukan
pengka!ian
dan
pelaksanaan
askep
serta
pendokumentasian g. *er$iptanya lingkungan ker!a yang harmonis h. Ker!asama yang ter!alin antara petugas medis dan non medis i.
sangat baik Pera"at baik dan sopan
2. Weakness a. &00: pendidikan pera"at adalah Ahli #adya Kepera"atan. b. Kurang lengkapnya pengisian askep terutama pada pengka!ian dan
ren$ana kepera"atan. $. 9elum terdapat struktur organisasi di ruang <. d. Kurangnya pemberian pendidikan kesehataan pada klien yang akan pulang. e. 9elum diterapkannya metode operan dalam pergantian shit. . *idak eektinya peraturan batas pengun!ung atau pendamping pasien di <. g. *idak ditulisnya ealuasi pasien pada saat pasien pulang. h. *erdapat papan identitas di semua ruangan tetapi tidak digunakan se$ara maksimal. i. Penataan alat medis yang kurang tertata rapi. !. *idak eektinya penggunaan *riage dalam menangani pasien. k. Kurang mendukungnya penyediaan alat-alat tidak habis pakai di l.
ruangan seperti timbangan bayi maupun alat-alat emergen$y lainnya. Eumlah pera"at tidak men$ukupi dibandingkan dengan beban ker!a yang ada sehingga pelaksanaan asuhan kepera"atan yang diberikan kurang optimal. m. Pera"at seolah-olah hanya menger!akan interensi medik seperti
memberi obat dan memasang inus. n. Asuhan kepera"atan tidak ber!alan optimal. o. Pendokumentasian tidak maksimal. p. Pera"at sudah terbiasa dengan kondisi sekarang.
. !""#tunities
49
a. #ana!emen rumah sakit memberi kesempatan untuk pengembangan pengetahuan pera"at. b. Adanya mahasis"a @3K8
eteranJ Eakarta praktek proesi mana!emen yang diharapkan agen pembaharu dalam mana!emen ruangan. $. Ruangan < mempunyai peluang untuk meningkatkan akreditasi. $. Threathts a. emakin kritisnya masyarakat dengan kualitas pelayanan rumah
sakit, sehingga masyarakat akan lebih memilih rumah sakit yang b.
dianggap lebih baik. 9anyaknya Rumah akit lain yang lebih lengkap dari segi pelayanan kesehatan maupun asilitas.
III.1.3 Pe!)&)$n M$$6$ 9erdasarkan hasil analisa situasi ruangan, analisa *, hasil obserasi dan
"a"an$ara maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut= N-
1.
D$($ ata hasil dari obserasi = &) #asih adanya beberapa pera"at yang
tidak menggunakan teknik $u$i tangan 6
M$$6$ Ketidakeektian
saety (pen$egahan ineksi nosokomial).
langkah baik sebelum maupun sesudah kontak dengan pasien. 2) Kurang eektinya penggunaan andrub di ruang <. ') #asih adanya beberapa pera"at yang tidak
menggunakan
melakukan
hands$oon
pemasangan
inuse
ketika dan
pengambilan darah ena. ) #asih adanya beberapa pera"at yang tidak menerapkan teknik & tangan ketika menutup spuit. 7) #asih adanya beberapa pera"at yang tidak membuang spuit bekas in!eksi ke tempat pembuangan spuit tetapi hanya meletakkannya di bengkok. 6) Pera"at kurang memperhatikan
patient
five
50
moment disetiap tindakan. 1) terilisasi alat kurang diperhatikan dalam melakukan
tindakan
pera"atan
luka,
pemasangan +*, Kateter urin, dan lain sebagainya. 5) +asal kanul tidak selalu diganti untuk pasien yang berbeda. ;) *idak eektinya
peraturan
batas
pengun!ung ke < sehingga terkadang < dipenuhi oleh pendamping pasien. &0) 9elum adanya pemiahan alat-alat yang digunakan untuk mengukur tanda-tanda ital, urine dan deekasi antara pasien ineksi dan non ineksi.
ata dari hasil "a"an$ara= &) Pera"at
mengatakan se$ara maksimal
akan menerapkan konsep five moment dalam menangani pasien.
ata hasil kuesioner didapatkan hasil= ari kuesioner dapat diketahui bah"a dari &' responden yang memiliki pengetahuan tinggi tentang ineksi nosokomial sebanyak &0 orang atau 16,;:, sedangkan
yang
mempunyai
pengetahuan rendah tentang ineksi nosokomial
2.
sebanyak ' orang atau 2',&:. ata obserasi didapatkan hasil= Ketidakeektian &) aris triage terputus- putus. pelaksanaan *riage 2) 9elum !elasnya alur triage di ruangan < ') #asing-masing bed belum dikategorikan apakan bed untuk pasien dengan lebel merah, kuning atau hi!au. ) 9ed tidak digunakan sesuai
dengan
51
kega"at daruratan pasien. 7) Penggunaan ruangan tidak sesuai dengan ungsinya.
ata hasil dari "a"an$ara= &) Pera"at mengatakan konsep triage tidak bisa di!alankan karena garis triage putus putus. 2) Pera"at mengatakan garis alur triage masih belum !elas, sehingga sulit untuk meletakkan pasien sesuai dengan "arna triage pada bed.
ata hasil dari kuesioner didapatkan hasil= #enurut kuesioner dapat diketahui bah"a dari &' responden yang memiliki pengetahuan tinggi tentang triage sebanyak 5 orang atau 6&,7:,
sedangkan
yang
mempunyai
pengetahuan rendah tentang triage sebanyak 7 orang atau '5,7:.
III.1.4 P!i-!i($ M$$6$ etelah didiskusikan dengan penanggung !a"ab ruangan dan pera"at ruangan
< R< epok didapatkan prioritas masalah sebagai berikut= &. Ketidakeektian patient saety (pen$egahan ineksi nosokomial). 2. Kurang eektinya pelaksanaan triage. III.1.5
+
POA
*
AARA
#8*
+
8
#83A
A+A
AK*<
AP (termometer, )
52
PE