Tugas Kelompok ´PERAN SERTA KARYAWAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSANµ
Mata kuliyah: PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dosen Pembimbing: Tuti Andriani, M.Pd
Oleh : Ahmad Akrimul Kusnayain NIM. 10713000320
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2010
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita sampaikan kepada Allah yang telah memberikan kesehatan, kesempatan dan keselamatan serta hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat waktu. Shalawat beriring beriring salam kita sampaikan pula kepada junjungan alam muhammad SAW SAW. Yang telah berupaya, berjuang menegakkan syariat islam sampai yang kita rasakan s aat ini. Kemudian kepada pengampu mata kuliah Pengambilan Keputusan penulis ucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya atas pemberian tugas dalam rangka peningkatan kualitas kualitas keilmuan k eilmuan akademik bagi penulis dan rekan-reka n.
Pekanbaru, 04 Januari 2010
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Penga ntar ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ ...............
2
Dafatar afa tar Isi ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ ........................ ........................
3
Bab I PEND PENDAHULUAN ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ .
4
Bab II PE PEM MBAHASAN ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ ....
5
A. Konsep Kons ep Pran Pra n Serta Sert a ................................ ................................ ................................ ................................ ...................... ......................
5
B. Bentuk Peran Serta karyawan Dalam Pengambilan Keputusan Keputus an .......... ............
6
C. Tehnik Dalam Mengambil Keputusan Keputus an ......... .............. ......... ......... .......... ......... .... ......... ............. ......... .......... .....
9
D. Mekanisme ekanis me Pengambilan Pengam bilan Keputusan Keputusa n Kepala Sekolah Sekola h.......... ............... .......... ......... ....... ...
10
Bab III KESIM KESI MPULAN ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ ......
13
DAFTAR PUSTAKA ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ ........
14
3
BAB I PEND PENDAHULUAN
Dalam sebuah sekolah tentunya banyak sekali permasalahan yang dihadapinya, dalam menghadapi masalah-masalah tentunya seorang menejer tidak sendirian dalam menghadapinya. menghadapinya. Seorang manajemen dalam mengambil keputusan membutuhkan peran serta dari pihak lain termasuk juga karyawan yakni guru atau tenaga kependidikan lainnya. Dan salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan yang ada adalah meenggerakan bagi sumber daya sekolah terutama guru-guru dan karyawan sekolah. Begitu besarnya peranan kepala sekolah dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya kegiatan sekolah sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepala sekolah itu sendiri. Segenap sumber daya harus didayagunakan sedemikian rupa. Para guru perlu digerakkan ke arah suasana kerja yang positif, menggairahkan dan produktif. Bagaimanapun guru merupakan input yang pengaruhnya sangat besar pada proses belajar. Demikian pula penataan fisik dan administrasi atau ketatalaksanaan perlu dibina agar disiplin dan semangat belajar yang tinggi bagi siswa. Ini semua mensyaratkan perlunya penerapan kepemimpinan pendidikan oleh seorang kepala sekolah. Kegiatan lembaga pendidikan sekolah di samping diatur oleh pemerintah, sesungguhnya sebagian besar ditentukan oleh aktivitas kepala sekolahnya. Menurut Pidarta (1990), kepala sekolah merupakan kunci kesuksesan sekolah dalam mengadakan perubahan. Sehingga kegiatan meningkatkan dan memperbaiki program dan proses pembelajaran di sekolah s ebagian besar terletak pada diri kepala sekolah itu sendiri. Pidarta (1997) menyatakan bahwa kepala sekolah memiliki peran dan tanggungjawab sebagai manajer pendidikan, pemimpin pendidikan, supervisor pendidikan dan administrator pendidikan. Dimana kegiatan terebut syarat dengan pangambilan pangambilan keputusan yang tidak mungkin bisa dilakukan sendiri oleh kepala sek olah, oleh sebab itu kepala sekolah perlu mengikut sertakan tenaga pendidikan lainnya untuk mengambil keputusan yang aka n diputuskan.
4
BAB II PE PEM MBAHASAN
A. KONSEP PERAN SERTA Konsep peran serta dalam pengambilan pengambilan keputusan mula-mula mula-mula diperkenalkan oleh French et al.(1960), ketika mengatakan bahwa peran serta menujukan suatu proses antara dua atau lebih pihak yang mempengaruhi satu terhadap yang lainnya dalam membuat rencana, ke bijakan, dan keputusan. Peran serta bawahan dalam mengambil keputusan sesungguhnya lahir dari desakan kebutuhan psikologis yang mendasar pada setiap individu. Keinginan untuk berperan serta menurut Archbold (1976) didorongkan oleh kebutuhan akan hasrat akan ke kuasaan, ingin memperoleh memperoleh pengakuan, dan hasrat untuk bergantung pada orang lain, tetapi juga sebaliknya tempat orang bergantung. Pentingnya Pentingnya peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan juga diakui oleh Alutto dan Belasco (1972), karena dengan demikian ada jaminan bahwa pemeran serta(karyawan) tetap mempunyai kontrol atas keputusan-keputusan yang diambil. Apabila Apabila pemeran serta tidak dapat mengontrolnya, maka organisasi akan m engalami kerugian, sama dengan tidak ada peran serta sama sekali. Kemampuan pengambilan keputusan kepala sekolah sangat ditentukan oleh adanya- pengalaman kerja kepala-sekolah. Kepala sekolah mempunyai dua peran utama, pertama, sebagai pemimpin institusi bagi para guru, dan kedua, memberikan pimpinan dalam manajemen, oleh sebab itu perlu adanya peran serta dari karyawannya dalam mengambil keputusan agar keputusan tersebut tepat sasaran sesuai dengan yang diinginkan sehingga membantu ketercapaiannya visi dan misi sekolah. Menurut Mulyadi dan Setiyawan (1999) salah satu jalan untuk memberdayakan staf adalah memberikan wewenang kepada staf untuk merencanakan dan membuat keputusan tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sendiri, tanpa tanpa harus mendapatkan otorisasi secara eksplisit eksplisit dari atasan. atasa n. Pemberdayaan tersebut bersifat mendukung mendukung budaya dan tidak me nyalahkan. Kesalahan dianggap kesempatan untuk belajar (M (Mc Kenna & Beech, 2000). Para menejer akan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan para bawahannya, keterlibatan ini dapat formal seperti pengguanaan kelompok dalam pembuatan keputusan; atau informal seperti permintaan akan gagasan-gagasan.
5
Bantuan para bawahan dapat terjadi pada setiap tahap proses pembuatan keputusan. Selanjutnya, mengenai pelaku-pelaku keputusan dalam organisasi pendidikan , mereka inilah yang mewarnai keputusan yang diambil o;eh pemimpin dalam organisasi pendidikan. Denim menyatakan bahwa bagi guru, orang yang paling layak diajak bekerja sama dalam pembuatan keputusan pada tingkat organisasi adalah kepala sekolah. Sebliknya, bagi kepala sekolah, orang yang paling layak diajak bekerja sama dalam pembuatan kepputusan pada tingkat organisasi adalah guru, atau lebih luas lagi anggota komite sekolah. Intinya, dalam proses pengambilan pengambilan keputusan sebaiknya jangan dilakukan sendiri, tetapi harus melibatkan pihak-pihak terkait. Keterlibatan berbagai pihak dalam pengambilan keputusan ini diharapkan dapat memberikan berbagai pandangan dan pertimbngan sehingga menghasilkan keputusan yang jernih, rasional, dan dapat dipertanggung jawabkan pada atasan atau pun public. Terlebih lagi diera sekarang ini yang menuntut adanya transparansi dan partisipasi berbagai pihak. Keterlibatan berbagai pihak dalam tahap proses pengambilan keputusan akan berpengaruh terhadap tahap pelaksanaan. Sondang P. Siagian mengatakan, bahwa tahap pelaksanaan suatu keputusan akan berjalan lancar apabila para pelaksana sejak semula dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Ini berarti bahwa gaya demokratis dalam proses pengambilan keputusan akan lebih menjamin keberhasilan pelaksanaan suatu rogram. Hanya saja terkadang terdapat kasus saat seseorang atau lebih dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, dan bahkan diberikan peran, tetapi dalam pelaksanaannya malah menggangggu atau menghambat. Biasanya, hal ini disebabkan adanya kepentingan pribadi yang tidak rasional yang cenderung disimpan. Jadi jaminan kelancaran pelaksanaan pengambilan keputusan lantaran gaya demokratis tersebut nampaknya berlaku secara umum, btetapi dalam kasus-kasus tertentu tidak menjamin, bahkan dapat merusak kesepakatan.
B. BENTUK PERAN SERTA KARYA W AN DALAM ALAM PENGAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Bermacam-macam bentuk peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan telah diperkenalkan oleh sejumlah penulis. Seprti Cotton et al. (1988) ya ng mencoba mengadakan
penelitian
terhadap
berbagai
karya
tulis
tersebut
dengan
mengumpulkan lebih dari 400 artikel tentang peran serta dalam pengambilan
6
keputusan. Dimana setiap artikel itu diklasifikasikan ke dalam lima sifat peran serta, yaitu ; formal-tidak formal, langsung-tidak langsung, tingkat pengaruhnya isi dari keputusan, dan jangka waktunya singkat atau lama. Dari lima sifat peran serta itu dengan memperhatikan berbagai bentuk peran serta yang tersedia dalam kepustakaan, dirumuskanlah enam kombinasi bentuk peran serta, yaitu: (1) Peran serta pengambilan keputusan dalam bidang tugas, (2) Peran serta konsultatif, konsultatif, (3) Peran serta jangka pendek, (4) peran serta informal, (5) Hak milik karyawan, (6) Peran serta perwakilan. Kemudian pendapat lain mengatakan bahwa peran serta tidaklah mutlak menghadirkan seseorang pada proses keputusan, tetapi lebih tertuju pada proses komunikasi tak terputus antara top eksekutif dan para pelaksana keputusan melalui arus informasi yang akurat. Peran serta dalam pengambilan keputusan dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu : a) Turut serta hadir dalam s uatu pertemuan, b) Turut mengambil bagian diluar pertemuan, artiya karyawan hanya memberikan informasi kepada menejer se bagai bahan untuk mengambil keputusan. Kehadiran karyawan dalam suatu pertemuan merupakan partisipasi langsung dalam pengambilan pengambilan keputusan, dimana keputusan tersebut di ambil dari suatu rapat kerja bersama karyawan. Kemudian bertitik tolak dari suatu pendapat bahwa rapat merupakan salah satu alat terpenting dalam pengambilan keputusan, maka terdapat pula keuntungan yang dapat diambil dari rapat ter sebut, diantanya adalah : a. Masalah yang sudah diketahui menjadi lebih jelas sifatnya, karena dibicarakan dalam forum terbuka, sedangkan masalah-masalah yang kurang didasari sebagai masalah dapat didefinisikan dengan jelas melalui suatu diskusi tentang gejala-gejala yang telah menunjukkan timbulnya masalah t ersebut. b. Berbagai keahlian, pendapat, pendapat, dan buah fikiran dipergunakan dalam memec ahkan bebagai masalah yang dihadapi melalui interaksi kelompok yang menghasilkan pengertian yang lebih mendalam tentang cara pemecahan massalah yang dihadapinya dihadapinya itu.
7
c. Hal-hal yang terhalang oleh saluran-saluran administrative dapat dikemukakan untuk peninjauan kembali dengan harapan pendekatan bahwa yang digunakan secara langsung akan menjernihkan susasana bagi pihak-pihak yang berkepentingan. d. Penerimaan dan pelaksanaan keputusan yang diambil oleh para peserta rapat dapat ditingkatkan karena partisipasi mereka dalam pembuatan keputusan tersebut. e. Kesempatan bagi para peserta rapat untuk melatih diri menjadi pejabat yang lebih bertanggung jawab dengan melaksanakan kewajiban yang telah diputuskan didalam rapat dengan lebih bertanggung jawab pula. f. Melalui rapat, para peserta dilatih untuk menerima pendapat orang lain jika pendapat orang lain itu itu lebih baik dari pada pendap at sendiri. g. Melalui rapat, peserta dilatih pula untuk belajar tetang cara berfikir orang lain dan belajar menempatkan diri pada posisi orang lain jika orang lain itu dihadapkan pada suatu masalah. Meskipun demikian, rapat juga mempunyai beberapa kelemahan, dimana kelmahan tersebut adalah : 1. Kebanyakan rapat adalah resiko karena meskipun berbagai usaha tela dibuat untuk memperbaiki rapat sebagai alat, masih terlalu sering pelaksanaannya kurang baik 2. Hasil yang diperoleh para peserta rapat dapat dikatakan rendah jika dibandingkan dengan jumlah waktu yang mereka pergunakan untuk menghadiri rapat. 3. Pengambilan
keputusan
oleh
panitia
dalam
rapat
cenderung
untuk
memperlemah atau me ngelakkan tanggung tanggung jawab administrasi kecuali pimpinan rapat menguasai sepenuhnya jalannya rapat dan mempergunakan rapat itu hanya sebagai badan konsultasi. 4. Tidak jarang terjadi bahwa rapat dipergunakan oleh sebagian orang untuk kepentingan pribadinya dna bukan untuk kepentingan pencapaian tujuan oraganisasi. 5. Setelah harus meninggalkan tugas pekerjaannnya, sering para pimpinan tngkat bawahan diwajibkan menghadiri rapat tanpa diberitahukan apa yang akan dibicarakan dalam rapat.
8
6. Banyak orang berbicara diluar rapat tetapi tidak mempunyai kemampuan dan keberanian untuk berbicara dalam rapat, baik dalam rangka memperjelas situasi yang memudahkan pemecahan masalah, maupun untuk mempertahankan pendiriannya. 7. Tidak jarang pula terlihat bahwa hasil atau keputusan r apat tidak bermutu tinggi karena diskusi didalam rapat diliputi oleh perasaan, penonjolan pribadi, dan protocol. Dari kelima hal diatas menunjukkan bahwa dalam suatu organisasi baik dalam organisasi sekolah maupun yang lainnya memang tidak terlepas dari yang namanya rapat dan mutlak ada, oleh sebab itu cara mengadakan, waktu, dan prosedur mengadakannya memerlukan pemikiran yang matang dari pimpinan pimpinan organisasi agar rapat tersebut dapat menghasilkan keputusan yang sesuai dengan yang diinginkan dan tidak sia-sia.
C. TEKNIK DALAM ALAM PENGAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Salah satu teknik yang paling umum dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan stratejik adalah interaksi pemikiran melalui persidangan. Apabila jumlah peserta sidang itu besar, biasanya kurang efektif. Tetapi jikalau jumlah peserta terbatas dalam suatu kelompok kecil, maka teknik itu bisa efektif karena suatu masalah dapat dibicarakan secara intensif. a. Teknik saran (brainstorming) (brainstorming) Teknik sumbang saran yang dikenalkan oleh Osborn (1957), mengutamakan demokratisasi dalam menyampaikan pendapat melalui suatu persidangan yang relatif kecil, apakah itu persidangan kelompok atau panitia. b. Teknik kelompok nominal (The Nominal Group Technique / NGT) Teknik ini dikembangkan oleh Delbecq dan Van De Van pada tahun 1968 (Delbecq, et, al, 1975), dimaksudkan sebagai suatu cara untuk mengumpulkan pandangan dan penilaian perorangan dalam suasana ketidakpastian dan ketidaksepakatan mengenai inti persoalan suatu masalah, lalu mencari jalan penyelesaianyang terbaik. c. Teknik Delphi Teknik Delphi adalah salah satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan stratejik. stratejik. Mula-mula dikembangkan oleh Dalkey dan Helmer (1963) dan diperkenalkan dalam Rand Corporation
9
d. Kelompok mutu (Quality Circles) Kelompok mutu adalah suatu kelompok kecil yang terdiri atas pengawas dengan sejumlah karyawan yang bekerja di bagian tertentu. tertentu. Kelompok itu adalah kelompok sukarela, mereka bertemu secara reguler untuk mempelajari teknikteknik
pengendalian
mutu
dan
penyempurnaan
produktivitas,
untuk
mengidentifikasikan dan menyelesaikan masalah-masalahyang mereka hadapi dalam pekerjaannya. Kelompok mutu memiliki beberapa karakteristik yang khas. Cricjer et al. (1986) mencoba mengidentifikasikan sebagian besar diantaranya; Sasaran, Organisasi, Keanggotaan, Ruang lingkup masalah, Latihan, Rapat, penghargaan. Da n a pa bila bila terd terda a pa t ba b a nya nya k kelompok mutu da da la m su s ua tu tu orga orga nisasi nisasi m ma ka s a s er er i i ng ng di butuhka butuhk a n kordi kordi na tor, tor, da da n f asi asi li t a tor tor ya ya ng ng a ka n menda menda mpi mpi ngi ngi pertemua pertemua nnpertemua pertemua n. n.
D. MEKANISM EKANIS ME PENGAM PENGA MBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH Per a a na n kepa kepa la s ekola ekola h s eba eba gai penga penga mbi mbi l keputusa keputusa n merupa merupa ka n per a a n ya y a ng ng pa li ng ng penti penti ng ng dari pera pera na n ya ng ng lai n s eper eper ti i nfor nfor masi ona ona l da n i nter nter pers pers ona ona l.l. Ada Ada empa empa t pera pera n s eba eba gai penga penga mbi mbi l keputusa keputusa n yai tu, tu, enter enter pr eneur eneur ar ti nya nya kepa kep a la s ekola ekola h ber ber usa ha memper memper bai ki pena pena mpi mpi la n s ekola ekola h. h. Dis tur tu r ba nce nce ha ha ndler ndler ar ti nya nya memper memper ha ti ka n ga nggua nggua n ya ng ng ti mbul mbul di di s ekola ekola h. h. A r es ourc ourc e a lloca lloca ter ter ar ti nya nya menyedia menyedia ka n s ega ega la s a s umber umber d daya s ekola ekola h. h. A negotia negot ia tor tor r r oles oles ar ar ti n ya kep ya kepa a la s a s ekola ekola h har us ma mpu mpu untuk menga menga da ka n pembicaraa pembicaraa n da n musya mu sya wara h denga denga n pi ha k lu l uar (Wa h y os umi umi djo, djo, 2002:94). Lebi Lebi h la njut njut Wa h y os umi umi djo djo (2002:93-94), mena mena mba mba hka hka n ba hwa hwa da la m penga penga mbi mbi la n keputusa keputusa n kepa kepa la s ekola ekola h ber be r pera pera n s eba eba gai ma na jer jer , ar ti n ya ber ber pera pera n da la m pr os es , pendaya pendaya gunaa gunaa n s elur elur uh uh s umber umber or ga nisasi da n penca penca paia n tujua tujua n or ga nisasi ya ya ng ng tela tela h di di teta tet a pka pka n. n. Ada Ada pun pun ta ta nggung nggung ja ja wa b pembi pembi naa n dari kepa kepa la s ekola ekola h, h, a ntara nt ara lai n i denti denti f f i i kasi (r ekuri eku ri tmen, tmen, s eleksi) eleksi) , penga penga ngka ngka ta n (peker (peker jaa jaa n a wa l,l,
peker peker jaa jaa n
beri beri kutn kutn ya , peker peker jaa jaa n ya ng ng di beda beda -beda -beda ka n ) , pen y pen y es uaia n (kuri (kuri kulum, kulum, gur gur ugur ugur u, u, sis wa , m asyara ka t ) , peni peni laia n (wa (wa ktu, ktu, a lasa n, n, sasara n, n, cara) , per per bai ka n (obs (obs er vasi kelas kelas , per per temua temua n i ndi ndi vi du, du, kunjunga kunjunga n kelas kelas , as osiasi pr ofesi ofesi , per per pus pus t a kaa n pr ofesi ofesi , pr ogra ogra m menga menga jar jar sis sis wa , pr pr ogra ogra m pela pela ti ha n i ns er vic e ) ( ) (W a h y us umi umi djo, djo, 2002:291 ) .
10
Di samping tanggung jawab proses, kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input sekolah, yang mencakup : - tujuan, prioritas dan kontrol, -sumber daya daya manusia (human resource); dan sumber material (W (W ahyosumidjo, ahyosumidjo, 2002:310). 200 2:310). Kepala sekolah sebagai pejabat formal, manajer, pemimpin, pendidik dan kepala sekolah sebagai staf, seperti halnya pemimpin organisasi yang lain, jabatan kepala sekolah juga memerlukan persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki pemimpin (W ( W ahyosumidjo, 2002:384). Risyanto
(2006:1),
dalam
penelitiannya
tentang
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi Kemampuan Pengambilan Keputusan Kepala menyatakan bahwa kemampuan pengambilan keputusan sangat ditentukan oleh adanya- pengalaman kerja kepala-sekolah dimana Kepala sekolah mempunyai dua peran utama, pertama, sebagai pemimpin institusi bagi para guru, dan kedua, memberikan pimpinan dalam anajemen. Pembaharuan pendidikan melalui manajemen berbasis sekolah (M ( MBS) dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua peran tersebut Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil pimpinan. Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan, ditentukan oleh ketepatan dari berbagai keputusan yang diambil pimpinan. Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat perlu adanya kesadaran staf pendidikan yang di dukung dengan sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat, tepat, dan akurat. Kebutuhan akan system seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini. Dukungan berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem informasi yang handal, rapi, dan fungsional. Satu hal lagi yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah, bahwa tingkat partisipasi anggota yaitu guru dan staf pendidikan lainnya dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan. Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan melibatkan bawahan sehingga
11
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut semakin besar. Dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjektif. Guru yang sering menemui kepala, walau sembrono dalam mengajar, maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi dalam penilaian DP. 3-nya. Sedangkan guru yang biasa-biasa saja, pada hal sangat bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM KBM, karena kurang ngomong maka dinilai biasa-biasa saja. Jadi inilah akibat. Kepala Sekolah yang malas mengadakan turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin hubungan sosial dan emosional. Seperti yang kita kenal tentang tipe guru guru secara umum yaitu guru yang suka menolak gagasan kepala, yang karena dianggap kurang tepat, dan dan guru yang suka ¶nrimo· atau guru yang berwatak ´yes-manµ. Guru yang pertama selalu menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang kepala. Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi caranya kerap kurang mengena. Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa. Sebenarnya inilah kepala yang mempunyai tipe ¶leadership· & ini adalah tipe kepala yang dapat dijadikan kepala unggulan. Dan ada pula kepala yang dekat dengan dengan awahan tetapi dibawa dibawa lalu saja, saja, ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (M ( Marjohan, 2007. Artikel Tanggung Jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan. Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang diisyaratkan, oleh (Anwar 2003:77) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala sekolah mengacu pada tiga hal, yakni menunjuk pada karakteristik pribadi pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya, mengacu pada suatu kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentudalam melaksanakan tugas. Untuk mendeskripsikan tingkat kinerja seorang karyawan atau pegawai perlu adanya komponen-komponen yang jelas sebagai aspek penilaian. Sebagaimana diungkapkan (Umar, 2002: 104) bahwa komponen-komponen aspek kinerja meliputi kualitas ekerjaan, kejujuran karyawan, inisiatif, kehadiran, sikap, kerjasama, keandalan, pengetahuan tentang pekerjaan, tanggung jawab, dan pemanfaatan
12
waktu. Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas kerja, kuantitas kerja, etika kerja, kreatifitas kerja, pengetahuan kerja, kemandirian, dan tanggung jawab (Sugiyono, 2003: 235). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan atau pegawai. Menurut (Siagian, 2002: 286) bahwa kinerja karyawan menyangkut motivasi dan kepuasan kerja, penanggulangan stress, konseling dan sanksi disiplin, sistem komunikasi, perubahan dan pengambangan organisasi. Riastuti (2005:1) dalam penelitiannya tentang Sistem Pendukung Pendukung Pengambilan Pengambilan Keputusan Seleksi Pengangkatan Calon Kepala Sekolah SM SMP/S P/SM MA Negeri pada Dinas Pendidikan dan Olahraga Daerah menyatakan bahwa kemajuan suatu sekolah tidak lepas dari pengaruh bagaimana kemampuan kepala sekolah dalam mengelola seluruh sumber daya yang ada pada sekolah. Jabatan Kepala sekolah merupakan pengembangan karier bagi seorang guru. Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam hal ini guru-guru yang memiliki potensi dan prestasi untuk menjadi kepala sekolah agar dapat diwujudkan pendidikan yang berkualitas. Dengan
diberlakukannya diberlakukannya otonomi otonomi daerah maka pengangkatan pengangkatan kepala
sekolah negeri tersebut menjadi wewenang Dinas Pendidikan dan Olahraga masingmasing daerah/kabupaten daerah/kabupaten di Indonesia Indonesia .
13
BAB III KESIM KESIMPULAN
Konsep peran serta serta dalam pengambilan pengambilan keputusan mula-mula diperkenalkan oleh French et al.(1960), ketika mengatakan bahwa peran serta menujukan suatu proses antara dua atau lebih pihak yang mempengaruhi satu terhadap yang lainnya dalam membuat rencana, kebijakan, dan keputusan. Pentingnya peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan juga diakui oleh Alutto dan Belasco (1972), karena dengan demikian ada jaminan bahwa pemeran serta(karyawan) tetap mempunyai kontrol atas keputusan-keputusan yang diambil. Apabila pemeran serta tidak dapat mengontrolnya, maka organisasi akan mengalami kerugian, sama dengan tidak ada peran serta sama sekali Bermacam-macam bentuk peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan telah diperkenalkan oleh sejumlah penulis. Seprti Cotton et al. (1988) yang mencoba mengadakan penelitian terhadap berbagai karya tulis tersebut dengan mengumpulkan lebih dari 400 artikel tentang peran serta dalam pengambilan keputusan. Dimana setiap artikel itu diklasifikasikan ke dalam lima sifat peran serta, yaitu ; formal-tidak formal, langsung-tidak langsung, tingkat pengaruhnya isi dari keputusan, dan jangka waktunya singkat atau lama. Salah satu teknik yang paling umum dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan stratejik adalah interaksi pemikiran melalui persidangan. Apabila jumlah peserta sidang itu besar, biasanya kurang efektif. Tetapi jikalau jumlah peserta terbatas dalam suatu kelompok kecil, maka teknik itu bisa efektif karena suatu masalah dapat dibicarakan dibicarakan secara intensif. Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan interpersonal. Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu, enterpreneur artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah. Disturbance handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah. A resource allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah. A negotiator roles artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan m usyawarah dengan pihak luar.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Supranto, Johannes. Teknik Teknik Pengamb Pengambil il an an Keputusan. PT. Ri Ri nek nek a Ci C i pta. pta. Jak Jak arta arta 1991 Usman, Husai Husa i ni . Manajemen Teor i i Prak Pra k tik dan Ri Ri set set Pendi Pendi Sondandik Sondandik an. an. PT. Bumi Bumi Ak sara. sara. Jak Jak arta arta 2008 Si agi agi an, an, Sondang. P. Fil Fil safat safat Admi Admi ni strasi strasi . PT. Bumi Bum i A Ak sara. sara. Jak Jak arta arta 2003 Buhl Buhl er, er, Patr i i ci a. a. Manajemen Skill Skill s. s. Prenada Medi Medi a Group. Jak Ja k arta arta 2004 Gr iffi iffi n, n, Ri Ri ck y W. Manajemen Jilid Jilid 1. 1. Er l l angga. angga. Jak Jak arta arta 2004 Artik Artik el Internet. Pengambil Pengambil an an Keputusan Dal am am Manajemen www.geoci www.geoc i ti es.com/.../pengamb es.com/.../pengamb il an_ an_ k k eputusan_ eputusan_ d da l am_manajemen.htm am_manajemen.htm Artik Artik el
Internet.
Peran
Serta
Dal am am
Pengambil Pengambil an an
Keputusan
Strategik Strategik .
http://one.i http://one. i nd osk osk r r i i psi psi .com/jud .com/jud ul -sk -sk r r i i psi psi -mak -ma k al ah-tentang/peran-serta-d ah-tentang/peran-serta-d al amampengambil pengambil an-k an- k eputusan-strategik eputusan-strategik
16