BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Alat berat adalah segala macam peralatan/pesawat mekan is termasuk attachment & implementnya baik yang bergerak dengan d engan tenaga sendiri (self propelled) atau ditarik (towed-type) maupun yang diam ditempat (stationer) dan m empunyai daya lebih dari satu kilo-watt, yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kontruksi pertambangan, industri umum, pertanian/kehutanan dan/atau bidang-bidang pekerjaan lainnya, sepanjang tidak merupakan alat processing langsung. Dalam pengoperasian alat berat banyak hal dan aspek yang harus diperhatikan, mulai dari ketrampilan dan skill operator, prosedur pengoperasian alat, asp ek keselamatan kerja (K3) dan aspek perawatan dan troubleshooting. Alat berat ini merupakan peralatan teknik yang mengandung resiko bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja bilamana tidak ditangani secara baik dan benar. 1.2 Tujuan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan menuju produktivitas dan efisiensi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Dalam rangka penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3),dengan operator-operator alat-alat Berat yang memiliki kualifikasi sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundangan. Keberadaan operator yang kompeten, akan dapat meminimalkan risiko kecelakaan selama mengoperasikan peralatan-peralatan tersebut. 1.3 Manfaat 1. Menjelaskan tentang peraturan dan perundangan yang berlaku, 2. Menjelaskan dan melaksanakan keselamatan kerja pengoperasian alat alat berat, 3. Menjelaskan tentang fungsi perlengkapan alat berat / pesawat angkat dan angkut, 4. Meminimalkan resiko kecelakaan kerja,
1
BAB II DASAR HUKUM
Dasar hukum yang berlaku untuk pesawat angkat & angkut / alat berat adalah sebagai berikut : 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. PER .05/MEN/1985 tentang pesawat angkat dan angkut; 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi R.I. No. PER. 09/MEN/VII/2010 tentang operator dan petugas pesawat angkat dan angkut; 3. Undang-Undang No.1 Thn 1970 tentang Keselamatan Kerja 4. Surat keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Depnakertrans R.I No No. SKP. 003/DJPPK/PJK3-LAT/2009 00 3/DJPPK/PJK3-LAT/2009 tentang penunjukan Kami sebagai Perusahaan Jasa K3 (penyedia jasa pembinaan/pelatihan sertifikasi DepnakertranS RI )
2
BAB III PEMBAHASAN 3. 1
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pen dek at an il mi ah da lam up aya men ce gah ata u mem per keci l ter ja din ya bah aya (h az ar d) dan ris ik o (ris k) terj adin ya pe nya kit dan ke cel akaa n, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pen dek at an il mi ah da n pr ak ti s dala m me ngat as i pot en si bah aya dan ri si ko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.( Rijanto, 2010 ). Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Purnama, 2010). Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kece lakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 b ertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pen ce gaha n kecel ak aan kerj a dan pen ya kit akib at kerj a ya ng menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang ber lim pah pad a mas a ya ng aka n dat ang (P rase tyo , 20 09 ). Undan g -U nda ng
3
No . 23/ 199 2 ten tan g Ke se hat an mem beri kan ket ent ua n me nge nai kesehatan kerja dalam Pasal 23 yang menyebutkan bahwa kesehatan kerja dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau m asyarakat, dan supaya mereka dapat mengoptimalkan produktivitas kerja mereka sesuai dengan program perlindungan tenaga kerja (Departmen Kesehatan 2002). Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memp eroleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan per und an g-u ndanga n di bi dan g kese lam at an da n kes eh at an ker ja se bagai pen gga nti per at ura n seb el umn ya ya it u Vei li gh he ids Regl eme nt , STBI No .4 06 tah un 19 10 ya ng din il ai su dah ti dak me mad ai me ngh adap i kemajuan dan perkembangan yang ada. Keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tida selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai pek er jaan nya . (B en nett N. B. Si la la hi , 199 1). Ha l ters ebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU no. 14 tahun 1969 tentang pok ok -p okok men gen ai te na ga ker ja ya ng sel anju tn ya men ga lam i per ubah an men jad i UU no. 12 ta hun 200 3 te nt an g ke te naga ker ja an. Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun p ada pel ak san aa nnya ma si h ba nya k kek ura nga n dan kele ma ha nnya kar ena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan 4
lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatnya sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pen gawa sa n norm a K3 agar ber jal an denga n bai k. 3. 2
Proteksi atau perlindungan pekerja
Merupakan suatu keaharusan bagi perusahaan yang diwajibkan oleh pem er in tah me lal ui per at ura n per uda ng – u dangan. Dalam melaksanakan pro gra m pro tek si , ba nya k pe ru sa haa n bek er ja sa ma den ga n peru sah an asuransi yang memberikan peranggungan terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan, financial atau masalah lainnya yang dihadapi atau dialami oleh pekerja dan kelurganya di kemudian hari. Praktisnya, pemberian proteksi ini kualitasnya tidak sama diantara masing – masing pekerja, tergantung dari kedudukan dan tangguang jawab mereka masing – m asing.
3. 3
Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. Sedangkan kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan di suatu tempat kerja. Kadang-kadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya, sehingga meliputi juga kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pad a sa at per jal an aan ata u tr an spo rt dan dari te mpat kerj a. (S uma ’m ur , 1994). Menurut Silalahi (1995) kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat 5
mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur pen ye bab ke cel akaan da n men gad ak an pe ngaw as an ya ng ket at . Kec el ak aan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada saat seseorang melakukan pek er jaan . Ke cel aka an ke rj a mer upa kan peri st iw a ya ng ti dak di ren ca nak an yang disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak berhati-hati atau suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya. (Sheddy Nagara, 2008:177180) Pada dasarnya kecelakaan kerja tambang itu adalah kecelakaan kerja yang terjadi pada p ekerjaan usaha pertambangan dalam waktu antara mulai pekerjaan sampai akhir pekerjaan. Menurut UU no 11/1967 pasal 14 yang termasuk dalam pekerjaan usaha pertambangan adalah penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/pemurnian, pengangkutan dan pen ju al an mine ra l. Dala m set ia p fa se kegi at an pert am ba nga n dap at ter ja di kecelakaan kerja tambang. Dan dalam Kepmen 555 K 26 tahun 1995 dipaparkan bahwa kecelakaan tambang adalah : 1. Kecelakaan terjadi akibat dari pekerjaan tambang 2. Kecelakaan itu memang terjadi 3. Kecelakaan terjadi pada jam kerja atau giliran kerja 4. Kecelakaan kerja itu menimpa pekerja tambang 5. Kecelakaan terjadi pada daerah tambang, yaitu daerah kontrak karya atau KP. 3. 4
Kesehatan Kerja
Selain faktor keselamatan , hal penting yang juga harus diperhatikan oleh manusia pada umumnya dan para pekerja konstruksi khususnya adalah faktor kesehatan. Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari pen ya ki t, tet ap i pen gert ia n se hat me mpu nya i ma kn a se hat se ca ra fi si k, mental dan juga sehat secara sosial. Dengan demikian pengertian sehat secara utuh menunjukkan pengertian sejahtera (well-being). Kesehatan
6
sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun pendekatan praktis juga ber upaya me mpel aj ar i fa kt or-fa kto r ya ng dapa t men ye bab kan ma nusi a menderita sakit dan sekaligus berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk mencegah agar manusia tidak menderita sakit, bah kan men ja di le bi h se hat (M il y, 20 09) . 3.5 Pengertian Alat Berat dan jenisnya Alat berat adalah mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan bahan bangunan. Alat berat umumnya terdiri atas lima komponen, yaitu implemen, alat traksi, struktur, sumber tenaga dan transmisinya (power train), serta sistem kendali. Sesuai dengan namanya, alat berat biasanya digunakan untuk membantu manusia mengerjakan pekerjaan yang berat seperti pembuatan danau, pembuatan jalan dan lain sebagainya. Banyak yang mengira bahwa alat berat hanya tertuju pada mobil mobil berukuran besar seperti excavator dan lain sebagainya padahal definisi alat berat tidak hanya pada pekerjaan konstruksi. Dalam pertanian, truk pengangkut, traktor dan sebagainya juga disebut sebagat alat berat. Penggunaan alat berat ternyata sudah digunakan pada zaman dahulu yaitu sejak zaman romawi. Vitruvius dalam bukunya De architectura tercatat menggunakan derek sederhana.
Klasifikasi Fungsional Alat Berat Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dap at dibagi atas berikut ini. a. Alat Pengolah Lahan Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader. 1.
7
Bulldozer
Gambar 1. Bulldozer Adalah salah satu alat berat yang mempunyai roda rantai (track shoe), untuk pekerjaan serba guna yang memliki kemampuan traksi yang tinggi. Bisa digunakan untuk menggali, mendorong, menggusur, meratakan, menarik beban dan menimbun ( Digging, cutting/filling, pushing, spreading, grading, skidding dll ). Mampu beroperasi didaerah yang lunak sampai yang keras. Dengan swamp dozer untuk daerah yang sangat lunak dan didaerah yang sangat keras perlu dibantu dengan ripper alat garu) ataublasting (Peledakan dengan tujuan pemecahan pada ukuran tertentu). Mampu beroperasi pada daerah yang miring (sudut kemiringan tertentu), berbukit apalagi di daerah yang rata. Untuk jarak dorong yang effisiensi antara 25 – 40 meter jangan lebih dari 100 meter, jarak mundur jangan terlalu jauh, bila perlu mendorong dilakukan dengan estafet, mendorong pada turunan lebih produktif dari pada tanjakan.
Dozer Shovel Gambar 2. Dozer Shovel Sebuah alat berat pemuat beroda rantai (track loader ), biasa digunakan untuk memuat material / tanah atau batu kedalam alat pengangkut (dump truck atau hopper pada belt conveyor ) atau memindahkan material ke tempat lain dengan jarak angkut sangat
8
terbatas (load and carry). Hanya bisa beroperasi didaerah yang keras dan agak keras. Pada landasan yang kurang rata sekalipun, daya cengkeram lebih kuat, tetapi tidak atau kurang mampu didaerah yang lunak dan basah, mampu mengambil sendiri tanah merah asli atau yang agak lunak. Memerlukan daerah pemuatan (loading point ) sedikit agak lebar tetapi perpindahan daerah operasi kurang cepat (kurang mobile). Selain bucket, attachment lainnya adalah log clamp(penjepit kayu bulat/kepiting). Scraper
Gambar 3. Scraper Adalah salah satu alat berat beroda ban (tire) yang bisa dipakai memuat/mengangkut dan membuang ( spreading ) secara individu dengan atau tanpa dibantu pendorong (buldozer ). Ada 2 macam Scraper yaitu : Towed Scraper , dalam operasinya ditarik buldozer karena memang tidak bermesin, tenaganya diambil dari buldozer. Motor Scraper, a da yang menggunakan mesin tunggal / Front. Ada yang menggunakan mesin ganda / Front and Rear Sedang yang bermesin ganda tidak harus dibantu pendorong buldozer. Jarak angkut motor scraper antara (500 - 2000 meter) sangat effektif material/tanah yang diambil tidak terlalu keras dan medan operasi memotong/meratakan bukit yang cukup luas, sedang Towed Scrapper jarak angkut tidak lebih dari 500 meter.
9
Motor Grade
Gambar 4. Motor Grade Digunakan untuk mengupas, memotong, meratakan suatu pekerjaan tanah, misalnya pada pembuatan jalan. Agar diperoleh kerataan yang lebih baik, juga dapat digunakan untuk membuat kemiringan tanah/badan jalan atau slope dan bisa membuat parit-parit kecil. b. Alat Penggali Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell. Excavator Pada umumnya menggunakan tenaga, diesel engine dan full hydraulic system. Operasi excavating paling efisien adalah menggunakan metode heel dan toe (ujung dan pangkal), mulai dari atas permukaan sampai ke bagian bawah. Bagian atas bisa berputar ( swing ) 360 derajat. Dalam konfigurasi back hoe, ukuran boom lebih panjang sehingga jangkauan lebih jauh, tetapi bucket lebih kecil. Ini bukan berarti produksinya lebih rendah, karena putaran swingnya bisa lebih kecil berarti cycle timenya lebih pendek / cepat. Pada konfigurasi yang lain adalah loading shovel, biasanya boom lebih pendek, tetapi bucket lebih besar, ketinggian permukaan galian lebih tinggi, jangkuan pendek ketinggian muat lebih tinggi, cycle time swing lebih lama. Hal ini bukan berarti produksinya lebih rendah, karena besar bucketnya lebih besar dari pada back hoe. Kelebihan excavator adalah bisa mendistribusikan muatan keseluruh bagian vessel dengan merata. Artinya lebih mudah dalam mengatur muatan sehingga dump truck bisa seimbang. Biasanya back hoe pada Komatsu bucketnya kecil, seperti PC 300 kebawah, sedangkan loading shovel, bucket lebih besar seperti PC 400 keatas.
10
c.
Alat Pengangkut Material
Crane dan Liebherr Crane dan Libherr termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relative kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya.
Gambar 5. Liebherr Truck
Dump Truck Alat yang dapat memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (500 meter - up). Muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan untuk membongkar muatannya ia dapat bekerja sendiri.
11
·
gambar 6. Dump truck Alat yang dapat memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (500 meter - up). Muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan untuk membongkar muatannya ia dapat bekerja sendiri. Dump truck ada dua golongan ditinjau dari besar muatannya : On High Way Dump Truck , muatannya dibawah dari 20 m3. Off High Way Dump Truck , muatannya diatas 20 m3. Alat Pemindahan Material Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk m emindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material. Whell Loader Adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet (ban), sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda yaitu : hanya mampu beroperasi didaerah yanq keras dan rata, kering tidak licin karena traksi di daerah basah akan rendah, tidak mampu mengambil tanah bank sendiri atau tanpa dibantu lebih dulu oleh bulldozer. d.
12
Gambar 7. Whell Loader Metode pemuatan pada alat pemuat/loader baik track shovel maupun wheel loader ada 3 macam : · I Shape/cross loading · V shape loading · Pass loading dan metode lain yang jarang digunakan adalah load and carry. Kelebihan wheel loader mobilitasnya tinggi dan manuver daerah pemuatan loading point lebih sempit dibanding dengan track shovel dan kerusakan permukaan loading point lebih kecil karena menggunakan ban karet. Alat pemuat tersebut di atas dalam menempatkan muatan kedalam dump truck kurang bisa merata, sehingga kadangkadang bisa miring, faktor ini sangat dipengaruhi oleh skill operator.
Alat Pemadat Jika pada suatu lahan dilakukan pembunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain. e.
13
Gambar 8. Tandem Roller Compactor Alat ini berguna untuk memadatkan tanah atau material, sehingga tercapai tingkat kepadatan yang diinginkan. Jenis roda bisa dari besi seluruhnya atau ditambahkan pemberat berupa air atau pasir, bisa terbuat dari karet (berupa roda ban), ada yang berbentuk kaki kambing ( sheep foot ). Ada yang ditarik dengan alat penarik seperti bulldozer, ada yang menggunakan mesin penarik sendiri, yang ukuran keci l bisa menggunakan tangan dengan mengendalikannya kearah yang akan dipadatkan. Untuk pemadatan peragaspalan biasanya menggunakan road roller, tire roller atau drum roller, tetapi untuk pemadatan tanah biasanya menggunakan sheep foot roller / drum roller.
14
Gambar 9. Compactor f. Alat Pemroses Material Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.
Gambar 10. Concrete Mixer Truck Alat Penempatan Akhir Material Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat. g.
15
Gambar 11. Asphall Paver 2. Klasifikasi operasional Alat Berat Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis. Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini. a. Alat dengan Penggerak Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.
16
Gambar 12. Crawler Crane b. Alat Statis Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk beton maupun untuk aspal serta crusher plant.
Gambar 13. Tower Crane 3. 6
Alat perlindungan diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pek er ja it u se ndi ri dan or an g di se kel il in gn ya . AP D di pak ai set ela h usa ha rekayasa dan cara kerja yang aman APD yang dipakai memenuhi syarat enak dipakai, memberikan perlindungan efektif terhadap bahaya. Alat Pelindung Diri selanjutnya disebut APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau sebagian tubuh dari adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja. (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No mo r Per. 08/ ME N/ VII/201 0) . Ja di , al at pe rl in dunga n diri mer up ak an alat yang digunakan oleh pekerja yang melekat pada tubuh pekerja dengan tujuan untuk melindungi sebagian tubuh pekerja atau seluruh tubuh pada
17
saat melaksanakan pekerjaan dari kemungkinan bahaya yang melebihi bat as ya ng dip er bo leh ka n. Pen ggu naan AP D in i meru pak an tah ap ak hir pen gen dal ia n unt uk men gu ra ngi ba haya at au res ik o pad a pek erj a sa at bek er ja
Kelengkapan APD :
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah : 1.
Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung. 2.
Sabuk Keselamatan (safety belt)
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain) 3.
Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
3.7
Pencegahan Kecelakaan Kerja
Adapun pencegahan kecelakaan Kerja antaralain : 1. Aturan umum keselamatan kerja : • Peralatan harus memenuhi standar keselamatan • Bagi berbagai mesin dan operasi dapat diadakan asas-asas keselamatan kerja umum dan dikontrol. 1. Pemeliharaan dan Pengawasan Harus diadakan suatu sistem pemeliharaan dan pengawasan secara berkala, melarang perbaikan pada mesin yang sedang beroperasi dan setiap pergantian shift, operator harus terlebih dahulu memeriksa
18
kondisi mesin.
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari semua materi,untuk menjaga keselamat dalam oprasional alat berat, perlu diadakan perawatan yang semestinya dan di adakan pengujian, pengujian yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa alat berat yang akan digunakan bisa berjalan dengan normal dan aman Kecelakaan kerja pada alat berat dapat diminimalisasi dengan cara mengikuti prosedur K3 dan APD (alat pelindung diri) yang memadai.
4.2 Saran
Saran yang bisa penulis sampaikan bahwa alat berat adalah alat yang cukup berbahaya bila tidak hati-hati dalam pengoprasiannya. Oleh karena itu penulis berpesan sebelum menggunakan alat berat, mesti dilihat terlebih dahulu manual book, dan sertifikat yang ada dalam alat tersebut, dan dalam penggunaan mesti berhati-hati dan harus sesuai prosedur yang ada. Sebelum mengoprasikan alat berat alangkah baiknya melakukan pengecekan dan perawatan berkala.
19
1. 2. 3. 4.
DAFTAR PUSTAKA http://centrasafety.com/pelatihan-k3-operator-alat-berat-sertifikasi/ Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung, 1985 http://ermantomuchlis.blogspot.co.id/2013/05/alat-gali-dan-alat-muat.html https://yusufsafety.wordpress.com/2013/01/29/sertifikasi-depnakertrans-ri-k3operator-alat-berat-excavator-loader-buldozer-dumptruck-trailer-side-boomdll/
20