MAKALAH PRAKTIKUM INSTUMENT “MEDIA MIKROBIOLOGI DI LABORATORIUM STIKES NASIONAL SURAKARTA”
Disusun oleh
:
KELOMPOK 6 – C1 D3 Analis Kesehatan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Rini Hartiningrum Serli Cahyaningtia Sholikin Sri Handayani Waljiningsih Yuni Tri Mujiastuti
NIM NIM NIM NIM NIM NIM
: 1163128 : 1163129 : 1163130 : 1163131 : 1163132 : 1163133
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2
MAKALAH PRAKTIKUM INSTUMENT “MEDIA MIKROBIOLOGI DI LABORATORIUM STIKES NASIONAL SURAKARTA”
1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah
praktikum
instrumentasi
“MEDIA
MIKROBIOLOGI
DI
LABORATORIUM STIKES NASIONAL SURAKARTA” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Besar harapan kami semoga makalah praktikum “MEDIA MIKROBIOLOGI DI LABORATORIUM STIKES NASIONAL SURAKARTA” ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan waktu maupun pengetahuan kami dalam menyusun makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah praktikum “MEDIA MIKROBIOLOGI DI LABORATORIUM STIKES NASIONAL SURAKARTA” ini.
Surakarta, 04 Maret 2017
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI Halaman Judul.........................................................................................................
i
Kata Pengantar.........................................................................................................
ii
Daftar Isi..................................................................................................................
iii
Daftar Pustaka..........................................................................................................
iv
BAB I – PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang..................................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................
1
1.3. Tujuan dan Manfaat..........................................................................................
1
BAB II – PEMBAHASAN 2.1. Media Mikrobiologi di Laboratorium STIKES Nasional Surakarta.................
3
1. SIM (Sulfide Indol Motility)........................................................................
3
2. MCA (Mac Conkey Agar)............................................................................
5
3. TSIA (Triple Sugar Iron Agar)......................................................................
9
4. SDA (Sabauraud Dextrose Agar)..................................................................
13
5. Gula-gula......................................................................................................
18
6. KIA (Klinger Iron Agar)...............................................................................
22
7. Simons Citrat................................................................................................
25
BAB III – PENUTUP 3.1 Kesimpulan........................................................................................................
27
3.2 Saran..................................................................................................................
27
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Kita tahu bahwa semua makhluk hidup membutuhkan nutrient untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energy yang cdibutuhkan dalam proses kehidupan sel. Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium, maka diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis, derajar, keasaman (pH), temperature, sterilisasi. Perlu kita ketahui pembuatan media didasarkan pada fungsi, komposisi media, dan konsistensinya sehingga dalam kultur atau media yang dibuat dapat menumbuhkan mikroba dengan baik dan sesuai dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
1.2.
Rumusan Masalah 1. Apa saja media mikrobiologi yang ada di Laboratorium STIKES Nasional Surakarta? 2. Apa fungsi atau kegunaan dari media mikrobiologi tersebut? 3. Apa komposisi dari media mikrobiologi tersebut? 4. Bagaimana prosedur pembuatan media mikrobiologi tersebut?
1.3.
Tujuan dan Manfaat Tujuan pembuatan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui beberapa macam media mikrobiologi yang ada di Laboratorium STIKES Nasional Surakarta.. 2. Untuk mengetahui fungsi atau kegunaan dari beberapa macam media mikrobiologi yang ada di Laboratorium STIKES Nasional Surakarta. 3. Untuk mengetahui komposisi dari media mikrobiologi yang ada di Laboratorium STIKES Nasional Surakarta.
1
4. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembuatan media mikrobiologi yang ada di Laboratorium STIKES Nasional Surakarta. Manfaat pembuatan makalah ini adalah : Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai berbagai macam media mikrobiologi (komposisi, kegunaan, maupun cara pembuatannya) yang ada di Laboratorium STIKES Nasional Surakarta, juga sebagai bahan informasi dan referensi bagi pembaca.
BAB II PEMBAHASAN 2
.1. Media Mikrobiologi di Laboratorium STIKES Nasional Surakarta 1. SIM (Sulfide Indol Motility)
Sulfida Indole Motility (SIM) adalah media agar semisolid digunakan untuk menentukan hidrogen sulfida (H2S) produksi, pembentukan indol, dan motilitas. SIM media digunakan untuk membedakan anggota keluarga Enterobacteriaceae. Kekaburan yang menyebar dari garis menusuk menunjukkan tes positif untuk motilitas. Tabung harus dibandingkan dengan tabung tanpa inokulasi untuk membedakan antara kekaburan samar dan motilitas. Sebuah pengembangan warna merah setelah penambahan reagen Kovács menunjukkan produksi indole. Sebuah endapan hitam menunjukkan produksi H2S. Media SIM adalah media differensial untuk uji biokimia. Media ini bukan media pertumbuhan melainkkan media uji biokimia yang merupakan fermentasi yang dilakukan oleh bakteri. Bakteri yang hidup pada media ini akan memfermentasi Indole (semacam senyawa) yang terdapat dalam media. Media SIM tidak dimiringkan pada penyimpanannya. Hal ini disebabkan agar dapat melihat berapa panjang pergerakkan bakteri dari atas sampai ke bawah. Pergerakan bakteri ke bawah berbentuk seperti pohon cemara terbalik, dan pergerakkannya ke bawah selalu meruncing. Komposisi Media SIM
:
3
a. Trypton 20 gram, Casein pepton berfungsi untuk menghasilkan tripton yang nantinya akan membentuk indole dan sebagai sumber karbon. b. Peptone 6,1 gram sebagai sumber energi atau nutrisi begi mikroorganisme berupa protein dan karbohidrat c. Ferrous Ammonium Sulfat 0,2 gram d. Sodium thiosulphate 0,2 gram sebagai sumber mineral dan energi bagi mikroorganisme e. Agar 3,5 gram sebagai bahan pemadat media dan tempat tumbuhnya mikroorganisme, pH dari media ini adalah 7,3 ± 0,2 pada suhu 25o C. Pembuatan Media SIM
:
Alat dan Bahan No. 1. 2. 3. 4. 5.
Alat dan Bahan Gelas Beker 50 ml Aluminium foil Spatel Benang pulung
No. 11.
Alat dan Bahan Kapas berlemak
12.
Botol semprot
13.
Autoclave
14.
Pipet ukur 10 ml
15.
Bola hisap
16. 17.
Kertas buram Pengaduk kaca
6. 7.
Neraca analitik Erlenmeyer 100 ml Tabung reaksi 15 ml
8.
Gelas ukur 250 ml
18.
9.
Api Bunsen
10.
Kompor listrik
19. 20.
SIM agar powder Aquades Kertas Ph
Cara Kerja
Alat dan bahan disiapkan
SIM agar powder ditimbang dengan neraca analitik
Alat yang digunakann dibilas dengan aquades
Tabung reaksi diberi label
Aquades diukur dengan gelas ukur
SIM agar powder dilarutkan dengan aquades sambil diaduk-aduk dalam aquades
4
Larutan dipanaskan dengan kompor listrik sambil diaduk-aduk hingga homogen
Selanjutnya pH larutan di cek (pH=7,3)
Larutan dipipet ke tabung reaksi dengan pipet ukur sebanyak 7 ml
Tabung reaksi ditutup dengan kapas berlemak, kemudian dibungkus dengan kertas buram dan diikat dengan benang pulung
Media disterilkan dengan autoclave dengan suhu 121oC selama 15 menit
Media didiamkan sebentar
Media siap digunakan.
2. MCA (Mac Conkey Agar)
Mac Conkey Agar (MCA) adalah suatu jenis media yang digunakan untuk identifikasi mikroorganisme, yang merupakan medium kultur yang dirancang untuk tumbuhnya bakteri gram negative dan noda mereka untuk fermentasi laktosa, serta menghambat pertumbuhan mikroorganisme gram positif. Mac Conkey Agar termasuk dalam media selektif diferensial bagi mikroba. Jenis mikroba tertentu akan membentuk koloni dengan ciri tertentu yang khas apabila ditumbuhkan pada media ini. Persenyawaan utama dalam media ini adalah laktosa, garam empedu, dan neutral red sebagai indicator warna. Media ini akan menghambat pertumbuhan bakteri gram 5
positif dengan adanya garam empedu yang akan membentuk kristal violet. Bakteri gram negatf yang tumbuh dapat dibedakan dalam kemampuannya memfermentasikan laktosa. Koloni bakteri yang memfermentasikan laktosa berwarna merah bata dan dapat dikelilingi oleh endapan garam empedu. Endapan ini disebabkan oleh penguraian laktosa menjadi asam yang akan bereaksi dengan garam empedu. Bakteri
yang
tidak
memfermentasikan
laktosa
biasanya
bersifat
patogen. Golongan bakteri ini tidak memperlihatkan perubahan pada media. Hal ini menyebabkan warna koloninya sama dengan warna media. Dimana warna koloni dapat dilihat pada bagian koloni yang terpisah. Beberapa contoh pertumbuhan koloni pada MCA, adalah sebagai berikut :
Salmonella dan Shigella
: serupa media
Escherichia coli
: merah dikelilingi zona keruh
Enterobacter dan Klebsiella
: merah muda dan mukoid
Enterococcus dan Staphylococcus
: kecil dan tidak terang tembus
Untuk membuat Media Mac Conkey Agar, timbang bubuk MCA menggunakan neraca analitik kemudian masukkan ke dalam Erlenmeyer. Tambahkan aquades, diaduk hingga homogen dengan batang pengaduk. Panaskan sampai larut sempurna di atas kompor listrik. Cek pH hingga menunjukkan pH 7,4±0,2. Tutup mulut Erlenmeyer dengan kapas berlemak, aluminium foil, dan diikat dengan benang
6
pulung. Sterilkan pada suhu 121ºC selama 15 menit di dalam autoclave. Tuang media ke dalam plate di depan api bunsen. Setelah memadat, media siap digunakan. Dalam label kemasan bubuk media MCA merk OXOID tertera 53 gram bubuk media dilarutkan dengan 1L aquades. Jika kita ingin menggunakan 150 ml aquades maka berat bubuk MCA yang harus ditimbang dapat dihitung sebagai berikut :
Media MCA termasuk media sintetis, karena kandungan zat penyusun dan takarannya diketahui secara jelas dan pasti. Kandungan yang terdapat dalam media MCA adalah: a. Peptone 20,0 gr sebagai sumber nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri b. Lactose 20,0 gr sebagai sumber energi dan sumber karbohidrat c. Bile salt 5,0 gr sebagai penghambat tumbuhnya bakteri gram positif d. Sodium chloride 5,0 gr sebagai pengatur keseimbangan tekanan osmosis pada media e. Neutral Red 0,075 gr sebagai indicator untuk mengetahui terbentuk tidaknya asam karena pemecahan karbohidrat f. Agar 12,0 gr sebagai bahan pemadat media dan tempat tumbuhnya mikroba Pembuatan Media MCA
:
Alat dan Bahan No. 1.
Alat dan Bahan Neraca
No. 8. 7
Alat dan Bahan Pipet Ukur
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Waterbath Autoclave Cawan Petri Steril Erlenmeyer Sendok Tanduk Pipet Tetes
9. 10. 11. 12. 13. 14.
Batang Pengaduk Kapas Kertas pH Powder Mac Conkey KOH Aquades
Cara Kerja
Menyiapkan alat dan bahan Menimbang bahan Penimbangan reagent dilakukan sesuai dengan kebutuhan/volume yang akan dibuat dan berpedoman kepada cara pembuatan yang tertera pada botol reagent. Pada botol tertera 52 gram dalam 1 liter, sementara yang akan dibuat 10 plate,
dalam 1 plate terdiri dari 20 ml. Mengatur pH aquadest Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya media Mac conkey, salah satunya harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadest yang diatur pHnya sesuai dengan volume yang akan kita gunakan. pH aquadest untuk media Mac conkey yaitu 7,4±0,2, jika pH masih di bawah ketentuan atau cenderung ke asam (<5),>7), maka harus ditambahkan HCL
tetes demi tetes hingga mencapai pH yang di inginkan. Melarutkan bahan Bahan yang telah di timbang dimasukkan kedalam Erlenmeyer 500 ml, sisa bahan yang menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah diatur sebelumnya sampai pada garis tanda 200 ml lalu diaduk. Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath. Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus di cek
hingga tidak ada lagi butiran zat pada dinding tabung atau larutan. Mensterilkan Media Larutan yang telah larut kemudian disterilkan ke dalam autoclave selama 15
menit setelah mencapai 121°C Menuang kedalam plat Setelah 15 menit larutan dikeluarkan dari autoclave, kemudian dituang kedalam plat yang telah disiapkan lebih dahulu. Tiap-tiap plat diisi hingga permukaan plat tertutupi oleh larutan media, tidak boleh terlalu tipis maupun
8
terlalu tebal. Pada saat menuang tutup plat dibuka sedikit saja untuk
menghindari terjadinya kontaminasi. Menyimpan Media Plat yang telah diisi tadi disimpan sampai dingin dan padat. Setelah dingin media tersebut dibalik agar uap air yang ada pada tutup plat tidak jatuh kembali kepermukaan agar. Selanjutnya di bungkus lalu dimasukkan kedalam lemari es.
3. TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Media TSIA tergolong media padat (berdasarkan bentuknya), media semisintesis (berdasarkan susunannya), dan media diferensial (berdasarkan sifatnya). Media padat biasanya digunakan untuk mengamati morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni. Media semisintetis merupakan media yang tersusun oleh campuran bahan alami dan bahan sintetis. Sedangkan media diferensial adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba tertentu serta penentuan sifat-sifatnya. Sebagai differensial medium, pertumbuhan bakteri memberikan koloni yang spesifik untuk masing-masing spesies yang didasarkan pada perubahan-perubahan secara kimiawi (Anonim, 2012). Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA) merupakan metode yang 9
digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme dalam memfermentasikan gula. Medium TSIA mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa. Terdapat juga indikator fenol merah serta FeSO4 untuk memperlihatkan pembentukan H2S yang ditunjukkan dengan adanya endapan hitam. Konsentrasi glukosa adalah 1/10 dari konsentrasi laktosa atau sukrosa agar fermentasi glukosa saja yang terlihat.
Komposisi Media TSIA a. b. c. d.
:
Lab-Lemco powder 3,0 gr sebagai sumber vitamin B bagi mikroorganisme Yeast extract 3,0 gr sebagai sumber nitrogen Peptone 20,0 gr sebagai sumber energy / nutrisi bagi mikroorganisme Sodium Chloride 5,0 gr sebagai pengatur keseimbangan tekanan
osmosis/bahan buffer media e. Lactose 10,0 gr sebagai sumber karbohidrat yang akan di fermentasikan oleh bakteri f. Sucrose 10,0 gr sebagai sumber karbohidrat yang akan di fermentasikan oleh bakteri g. Glucose 10,0 gr sebagai sumber karbohidrat yang akan di fermentasikan oleh bakteri h. Ferri Citrace 0,3 gr sebagai acceptor electron yang dapat memperlihatkan pembentukan H2S oleh bakteri dan juga sebagai bahan buffer i. Sodium thiosulphate 0,3 gr sebagai sumber mineral dan energy bagi mikroorganisme j. Phenol red 0,5 gr sebagai indikator k. Agar sebagai bahan pemadat media dan tempat tumbuhnya mikroorganisme Pembuatan Media TSIA
:
Alat dan Bahan No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Alat dan Bahan
No.
Neraca Waterbath Autoclave Cawan Petri Pipet Tetes Sendok Tanduk Batang Pengaduk Erlenmeyer
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
10
Alat dan Bahan Tabung Rak Tabung Pipet Ukur Kertas pH Kapas Powder TSIA KOH Aquades
Cara Kerja
Menyiapkan alat dan bahan Cara penimbangan Penimbangan reagent dilakukan sesuai dengan kebutuhan/volume yang akan dibuat berpedoman kepada cara pembuatan yang tertera pada botol reagent. Pada botol reagent tertera 65 gram dalam 1 liter, sementara yang akan di buat
50 ml, sehingga bahan yang ditimbang sebanyak. Mengatur pH aquadest Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya media T S I A, salah satunya harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadest yang di atur pH nya sesuai dengan volume yang akan kita gunakan. pH aquadest untuk media SSA yaitu 7,4±0,2, jika pH masih dibawah ketentuan atau cenderung ke asam (<5),>7), maka harus ditambahkan HCL tetes demi
tetes hingga mencapai pH yang digunakan. Cara melarutkan TSIA Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, sisa bahan yang menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah di atur sebelumnya sampai pada garis tanda 50 ml lalu di aduk. Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath. Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus dicek
hingga tidak ada lagi butiran zat pada dinding tabung atau larutan. Menuang ke dalam tabung Setelah larut sempurna, larutan dituang ke dalam tabung yang telah disiapkan lebih dahulu. Kemudian larutan dipipet kedalam tabung sebanyak 2,5 ml
larutan. Mensterilkan media Tabung-tabung yang telah terisi dengan larutan ditutup dengan kapas kemudian disterilkan ke dalam autoclave selama 15 menit setelah mencapai
121°C. Menyimpan media Setelah proses sterilisasi selesai, media didinginkan dengan posisi miring, setelah padat atau membeku lalu disimpan dilemari es. Pada prinsipnya, prosedur pembuatan media ini sama dengan media pada
umumnya, hanya saja wadah yang digunakan untuk media ini adalah tabung reaksi dan peletakkan tabung reaksi harus miring. Digunakannya tabung reaksi adalah bertujuan untuk mempermudah pengamatan hasil fermentasi karbohidrat dari 11
mikroorganisme, apakah sempurna atau tidak dengan adanya lereng (slant) dan dasar (butt). Sedangkan posisi yang dimiringkan berguna untuk memperluas permukaan untuk tumbuhnya mikroorganisme nantinya. Pengukuran pelarut merupakan hal penting terutama untuk media berbentuk padat (agar). Pelarut dalam hal, ini yaitu aquades, harus dalam takaran yang tepat untuk keberhasilan dari media agar media tersebut tidak terlalu cair maupun padat. Proses pemanasan dilakukan untuk membantu proses pengadukan/pelarutan, agar larutan media tersebut dapat terhomogenisasi dengan sempurna. Jika larutan tidak terhomogenisasi dengan sempurna, komposisi pada media tidak merata maka, dapat menyebabkan kegagalan dalam media tersebut. Penuangan juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Penuangan media harus sesuai dengan wadah yang digunakan, tidak terlalu sedikit maupun terlalu banyak. Terlalu banyaknya larutan media yang dituang akan menimbulkan masalah saat media sudah membeku. Jika terlalu banyak, media tidak akan bisa dimiringkan, maka luas permukaan untuk tumbuhnya bakteri akan semakin sempit. Sempitnya luas permukaan ini akan membuat mikroorganisme sulit untuk tumbuh dan membentuk koloni yang spesifik. TSIA merupakan media untuk melihat kemampuan suatu mikroorganisme dalam memfermentasikan gula. TSIA digunakan untuk pengujian biokimia untuk membedakan beberapa jenis bakteri yang termasuk kelompok Enterobacteriaceae yang bersifat gram negatif dan memfermentasikan glukosa kemudian membentuk asam, sehingga dapat dibedakan dengan bakteri gram negatif lain. Perbedaan ini didasarkan pada pola fermentasi karbohidrat dan produksi H2S pada tabung reaksi. Media ini memiliki 3 gula dalam kandungannya, yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa, dengan konsentrasi 1% sukrosa, 1% laktosa, dan 0,1% glukosa. Konsentrasi ini akan berpengaruh terhadap penggunaan karbohidrat dan keadaan asam yang terbentuk. Indikator pH, yaitu Phenol Red, ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan pH akibat fermentasi karbohidrat.
12
4. SDA (Sabouraud Dextrose Agar) Sabouraud (diucapkan sah-bu-Ro ') medium agar dikembangkan oleh dokter kulit Perancis, Raymond JA Sabouraud pada akhir 1800 untuk mendukung pertumbuhan jamur yang menyebabkan infeksi kulit, rambut, atau kuku, secara kolektif disebut sebagai dermatofit. Investigasi medis Sabouraud berfokus pada bakteri dan jamur yang menyebabkan lesi kulit, dan ia mengembangkan banyak agar dan teknik untuk cetakan patogen budaya dan ragi, seperti dermatofita dan Malassezia. Media ini sangat diharapkan bahwa semua mycologists detil formulasi mereka tepat media, suhu dan waktu inkubasi spesimen, dalam rangka standarisasi observasi lapangan dan dengan demikian mengurangi perbedaan dalam penampilan sebagai kemungkinan sumber kesalahan dalam identifikasi. Secara historis, Sabouraud agar dikembangkan untuk mendukung studi dermatofit, yang membutuhkan masa inkubasi yang lama (minggu). Ada dua kekuatan pendorong di belakang pengembangan Sabouraud tentang media ini: kebutuhan untuk menghindari kontaminasi bakteri sementara dermatofit kultur dan jamur lainnya, dan kebutuhan untuk menyediakan media yang akan menghasilkan hasil yang dapat diandalkan untuk identifikasi jamur di laboratorium.
13
Menurut konsistensinya: media SDA merupakan media berbentuk padat (solid).
Menurut fungsinya: media SDA merupakan media selektif untuk pertumbuhan jamur dan menghambat pertumbuhan bakteri.
Menurut bahan penyusunnya: media SDA tersusun dari bahan sintetis.
Menurut wadahnya: media SDA merupakan media yang disimpan dalam plate (cawan petri). Media SDA banyak di gunakan untuk media jamur khususnya banyak ke
jamur Aspargilus, di media ini pertumbuhan jamur akaan optimal di suhu 25 - 30 drajat celcius. Komposisi Media SDA
:
a. Mycological peptone 10 g, untuk menyediakan nitrogen dan sumber vitamin yang diperlukan untuk pertumbuhan organisme dalam Sabouraud Dextrose Agar. b. Glucose 40 g, untuk dalam konsentrasi yang tinggi dimasukkan sebagai sumber energi c. Agar 15 g, sebagai bahan pemadat 14
Fungsi /kegunaan Media SDA:
Untuk budidaya jamur patogen & komensal dan ragi
Baik untuk isolasi terutama dermatofit
Digunakan untuk menentukan kandungan mikroba dalam kosmetik
Digunakan dalam evaluasi mikologi makanan, dan secara klinis membantu dalam diagnosis ragi dan jamur penyebab infeksi.
Pembuatan Media SDA
:
Semua APD digunakan dengan baik, benar dan lengkap.
Disiapkan semua alat- alat dan bahan- bahan yang akan digunakan.
Dipastikan semua alat dan bahan dalam keadaan siap digunakan.
Ditimbang serbuk media SDA (Sabouraud Dextrose Agar) sebanyak 1,560 gram.
Dipindahkan serbuk media SDA (Sabouraud Dextrose Agar) ke beaker glass, lalu
ditambahkan aquades sebanyak 24 ml, dipindahkan ke dalam
erlenmeyer.
Dihomogenkan larutan dengan bantuan pemanasan dan pengadukan.
Pelarutan tidak boleh sampai mendidih(pelarutan harus sempurna sehingga tidak ada kristal yang tersisa).
Dicek pH larutan sesuai petunjuk media (pH = 5,6 ±0,2) pada suhu 25°C
Diperhatikan pengecekan suhu larutan saat pengecekan pH media.
Ditambahkan NaOH 0,01N jika pH larutan kurang basa dan ditambahkan HCl 0,01N jika pH larutan kurang asam.
Disterilisasi ±121°C (1 atm) selama ±15 menit.
Dikeluarkan larutan dari autoklaf , saat suhu rendah (200C) dan tekanan telah turun (dilihat indikator autoklaf).
Dibiarkan larutan hingga suhu ±500C lalu ditambahkan antibiotik amoxicilyne 500 mg (sebelumnya antibiotik amoxicilyne 500 mg telah dilarutkan dengan 10 ml aquades, dan tiap 100 ml SDA = 1 ml suspensi amoxicilyne). 15
Dihomogenkan larutan yang telah ditambahkan antibiotik amoxicilyne(dapat dibantu pemanasan, suhu ≤ 70°C).
Dituangkan ke petri disk steril yang telah disediakan.
Dibiarkan media pada petri disk membeku dengan sempurna.
Dimasukkan media ke inkubator (± 37°C) ,selama ± 24 jam untuk uji kualitas media, dengan posisi petri disk terbalik.
Disimpan pada suhu 4°C- 8°C untuk menyimpan media.
Uji Kualitas Media Agar media mempunyai kualitas seperti yang diharapkan perlu dilakukan uji kualitas,seperti uji sterilitas dan uji spesifitas. Uji sterilisasi dilakukan untuk mengetahui apakah bahan atau sediaan yang harus steril, sudah memenuhi syarat atau tidak. Uji isterilitas dapat dilakukan dengan menginkubasi media selama sehari dalam inkubator. Pada media idealnya tidak boleh ditemukan pertumbuhan bakteri. Akan tetapi koloni yang tumbuh kurang dari 2 dapat diterima. Sedangkan uji spesifitas dilakukan dengan menggunakan bakteri kontrol yang sesuai dengan jenis dan fungsi media yang dibuat. Hal ini bermanfaat untuk membantu mengetahui kelompok dan jenis serta fungsi media yang dibutuhkan. Uji kualitas media mencakup aspek yang luas, baik media buatan sendiri maupun media jadi. Oleh karena itu, penyiapan media harus mendapat perhatian. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyiapan media. Ada bermacam-macam cara untuk menguji mutu media yang telah dibuat, yaitu: a. Secara Visual Yaitu dengan memperhatikan atau melihat warna, kekeruhan dan lain-lain. Bila warna media tidak sesuai dengan warna standar maka harus dicurigai adanya perbedaan pH, untuk dapat diperiksa dengan kertas pH atau pH meter. Bila pH media berbeda ± 0,2 satuan, dapat ditambahkan asam atau basa atau membuat media yang baru. Warna media SDA adalah kuning sedikit kecoklatan b. Uji Sterilitas Uji sterilitas merupakan suatu keharusan terutama pada media yang diperkaya dengan bahan-bahan tertentu seperti agar darah atau agar coklat. Cara untuk menguji sterilitas media adalah dengan:
Mengambil sejumlah 5 %volume dari tiap wadah media yang dibuat. 16
Media diinkubasi selama 1-2 hari pada suhu 35° C.
Apabila terdapat pertumbuhan lebih dari 2 koloni mikroorganisme/cawan petri atau lebih, hal itu menandakan seluruh media dari wadah tersebut tidak dapat digunakan.
c. Uji Spesifitas Uji spesifitas dengan penanaman mikroorganisme kontrol positif dan control negatif. Mikroorganisme kontrol kualitas (strain kuman) adalah mikroorganisme spesifik yang seharusnya tumbuh pada media tertentu. Mikroorganisme tersebut memiliki ciri morfologi, biokimia, serologi yang dapat diuji dan mampu menunjukkan stabilitas reproduksi yang tetap ketika ditempatkan pada kondisi yang sesuai. Penyimpanan Media Setelah pembuatan media selesai, media serta bahan pendukung yang ditempatkan dalam wadah-wadah petridisk (dalam posisi terbalik) dan diberi label berupa; Nama media dan tanggal pembuatan, label ditempel pada badan media agar mudah dilihat pada saat pengambilan media karena petridisk diletakkan terbalik. Fungsi dari peletakkan petridisk terbalik agar mudah dalam pengangkatan karena tutup petridisk lebih besar dari badannya, untuk memperlancar sirkulasi udara karena udara masuk melalui atas, agar uap air hasil pemanasan tidak jatuh ke media. Media yang telah dibuat namun belum digunakan dapat disimpan di dalam lemari es dengan suhu yang relatif stabil yaitu ± 40C. Hal ini untuk menjaga kualitas media dan mencegah tumbuhnya mikroorganisme dalam media. Karena suhunya yang rendah, mikroorganisme sulit tumbuh dalam media. Batas waktu penyimpanan media jadi, bila disimpan di dalam gelap dan dingin yaitu
Media didalam tabung dengan tutup kapas/aluminium foil: 1 minggu
Media di dalam tabung dengan tutup screw cap: 3 bulan
Media di dalam cawan petri: 1-2 minggu
Nilai Kritis Pembuatan Media SDA a. Penimbangan media harus sesuai dengan perhitungan yaitu menggunakan rumus v1/m1 = v2/m2 dimana massa awal dan volume awalnya terdapat pada kemasan media. 17
b. Pada saat penghomogenan dengan cara pemanasan, media tidak boleh sampai mendidih. Pemanasan berlebihan dapat menyebabkan penyimbangan pH, warna lebih gelap (darkening), kekuatan gel menjadi berkurang, menurunnya kualitas media. Pelarutan harus sempurna sehingga tidak ada Kristal yang bersisa agar media dapat memadat dengan sempurna. c. Tingkat keasaman (pH) media harus diperhatikan karena mikroorganisme yang tumbuh hanya akan tumbuh optimal pada pH tersebut. Ph yang tepat pada media SDA adalah 5,6 ±0,2. Pengecekan pH harus dilakukan pada suhu 25oC agar hasil pengukuran pH akurat. Apabila pH kurang asam dapat ditambahkan HCl 0,01 N, sedangkan apabila pH kurang basa dapat ditambah NaOH setetes demi setetes hingga menunjukkan pH yang diinginkan. d. Penambahan antibiotik pada media dilakukan setelah proses sterilisasi oleh karena itu, penuangan antibiotik harus dilakukan dengan cara aseptis atau dekat dengan api spiritus agar tidak ada kontaminan yang masuk. e. Antibiotik yang biasa digunakan adalah kloramfenikol namun penggunaan antibiotik dapat menggunakan antibiotik apa saja karena fungsi antibiotik pada media ini adalah untuk mencegah bakteri tumbuh pada media karena media SDA berfungsi untuk menumbuhkan jamur. Apabila bakteri tumbuh pada media akan mengganggu pengamatan pada media. f. Antibiotik yang ditambahkan adalah sebanyak 1% dari media atau 1 ml dalam 100 ml media. Volume tersebut cukup untuk mencegah bakteri tidak tumbuh pada media.
5. GULA-GULA Media Gula-Gula termasuk media identifikasi. Media identifikasi adalah perbenihan yang digunakan untuk menentukan jenis bakteri. Biasanya digunakan beberapa media bersama-sama. Disebut media gula-gula karena terbuat dari beberapa gula seperti, glukosa, laktosa, mannosa, maltosa, sakarosa. Media gula-gula adalah air pepton yang ditambah gula tertentu. Tujuannya adalah untuk mengetahui bakteri memfermentasi karbohidrat. Pada uji gula-gula hanya terjadi perubahan warna pada media gula-gula yang berubah menjadi warna kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media gula-gula juga terbentuk gelembung pada 18
tabung durham yang diletakan terbalik didalam tabung media, artinya hasil fermentasi berbentuk gas.
Untuk medium ini dipakai air pepton, jenis gula tertentu 1%, dan indikator fenol red (indikator yang digunakan tidak harus fenol red, indikator lain yang bisa digunakan seperti BTB, warna yang dihasilkan tergantung dari indikator yang digunakan. Jika menggunakan fenol red maka media akan berwarna merah, jika menggunakan BTB maka media akan berwarna biru.) Indikator berguna untuk melihat ada atau tidaknya pembentukan asam. Sebelum ditanami oleh bakteri medium tersebut berwarna merah (jika menggunakan indikator fenol red). Apabila sudah ditanami atau terbentuk asam maka akan berwarna kuning. Hal ini terbukti dari seluruh hasil yang diperoleh praktikan, media tersebut masih steril karena berwarna merah. Selain itu juga, dipergunakan tabung Durham untuk mengetahui ada tidaknya pembentukan gas sebagai hasil penguraian gula dalam medium. Tabung Durham diletakan terbalik di dalam tabung gula sehingga gas yang terbentuk akan tertampung di dalam tabung tersebut. Sebelum dipakai, media gula-gula ini harus selalu diperiksa apakah masih steril atau tidak. Bila telah keruh atau kuning berarti media tidak dapat dipergunakan lagi. Sifat penguraian terhadap gula dari setiap mikroba adalah berlainan, dengan demikian hasil penguraian (reaksi) ini dapat dipakai untuk determinasi suatu jenis bakteri sehingga dapat ditentukan spesiesnya.
Selain itu juga, dipergunakan tabung Durham untuk mengetahui ada tidaknya pembentukan gas sebagai hasil penguraian gula dalam medium. Tabung Durham diletakan terbalik di dalam tabung gula sehingga gas yang terbentuk akan tertampung di dalam tabung tersebut. Sebelum dipakai, media gula-gula ini harus selalu diperiksa apakah masih steril atau tidak. Bila telah keruh atau kuning berarti media tidak dapat dipergunakan lagi. Sifat penguraian terhadap gula dari setiap mikroba adalah berlainan, dengan demikian hasil penguraian (reaksi) ini dapat dipakai untuk determinasi suatu jenis bakteri sehingga dapat ditentukan spesiesnya.
19
Media ini digunakan untuk pemeriksaan bakteri Coli. Bakteri Coli sangat penting pada pemeriksaan air minum dan harus dapat dibedakan terhadap Aerobacter aerogenes (Aa). Methyl merah ini juga berguna untuk pengidentifikasian bakteri gram negatif, tidak berspora, dan biasanya berbentuk tangkai, serta beberapa spesies dari kelompok Bacillus. Dari hasil yang praktikan peroleh, Methyl red memiliki warna yang keruh.
Keterangan :
20
Tutup kapas putih kuning : Glukosa
Tutup kapas putih ungu
: Laktosa
Tutup kapas putih hijau
: Manitol
Tutup kapas putih merah : Maltosa
Tutup kapas putih biru
: Sakarosa
Jika memfermentasikan gula-gula : warna merah larutan berubah menjadi kuning. Ada tidaknya gas pada tabung durham glukosa juga harus dilihat.
Komposisi media Gula-gula
:
Air Peptone :
Bacteriogical peptone 6 gr sebagai sumber nutrisi dan energi bagi
mikroorganisme. NaCl 3 gr sebagai sumber mineral Aquades 600 ml sebagai bahan pelarut Gula-gula “Fruktosa” 1 gr untuk
menfermentasikan karbohidrat B T B 0,4 % sebagai indikator
Pembuatan media Gula-gula Alat dan Bahan
kemampuan
bakteri
:
:
No. Alat dan Bahan 1. Neraca analitik 2. Pipet tetes 3. Sendok tanduk 4. Pipet ukur 5. Erlenmeyer 6. Waterbath 7. Tabung 8. Rak tabung 9. Autoclave Cara Kerja :
melihat
No. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Alat dan Bahan Durham Kapas Gelas beaker Gelas kimia Powder bacteriogical peptone NaCl BTB Powder Fruktosa Aquades
Menyiapkan alat dan bahan Membuat air peptone Air peptone dibuat dengan melarutkan 6 gr Bacteriogical peptone dan 3 gr NaCl dalam 600 ml aquades menggunakan gelas kimia. Setelah itu air peptone yang telah dibuat dituang ke dalam enam Erlenmeyer sesuai dengan jumlah kelompok, masing-masing 100 ml. Kemudian masukkan Erlenmeyer ke dalam waterbath agar larutan dapat larut sempurna. Setelah larut, keluarkan dari waterbath. Ambil NaOH menggunakan pipet tetes dan teteskan pada air
peptone sebanyak dua tetes. Ukurlah pH larutan. pH : ± 7,2. Penambahan indicator
21
Masukkan BTB 0,4 % ke dalam larutan dan dikocok-kocok hingga larut hingga warnanya menjadi hijau tua. Menuang larutan ke dalam tabung Sebelum menuang, tabung-tabung harus lebih dahulu disiapkan dan diisi tabung durham. Tiap tabung diisi 3 ml. tabung yang dipakai sebanyak 10 buah. Sebelum tabung-tabung ditutup dengan kapas, durhamnya dipastikan
telah terisi oleh larutan gula-gula atau tidak ada lagi udara di dalam durham. Mensterilkan gula-gula Proses strilisasi dilakukan di dalam autoclave selama 15 menit setelah
mencapai suhu 121°C. Menyimpan media Media yang telah steril didinginkan dan selanjutnya disimpan di dalam lemari es sampai siap digunakan.
6. KIA (Klinger Iron Agar) Konsistensi Warna Indikator pH
: Padat Miring : Merah : Phenol Red : 7.4
KIA adalah media gabungan yang mengandung glukosa, laktosa, phenol merah dan ferrisulfat. Dengan KIA dapat dipelajari reaksi bakteri terhadap gula-gula (laktosa dan dekstrosa). Apakah bakteri tersebut menghasilkan asam dan gas, atau menghasilkan asam tanpa gas, atau tidak memecah kedua gula tersebut, apakah mempunyai kemampuan menunjukkan produksi H2S oleh kuman membentuk H2S yang akan diikat menjadi FerriSulfida dan akan terlihat berwarna hitam. Komposisi Media KIA
:
22
Beef extrack 3 g, Yeast extrack 3 g, pepton 15 g, proteose pepton 5 g, laktosa 10 g, dextrose 1 g, ferro sulfat 0,2 g, sodium chloride 5 g, sodium thiosulfat 0,3 g, phenol red 0,024 g, agar-agar 12 gr. Indicator yang digunakan : Phenol red, pH : 7.4 Dalam media ini (bentuknya miring) disamping mempelajari reaksi bakteri terhadap komponen penyusun
media juga diperhatikan adanya produksi asam
(ditandai perubahan warna dari merah menjadi kuning), dimana pada daerah yang miring (slant) menunjukkan bagian fermentasi laktosa dan pada tusukan (butt)/bagian dasar menunjukkan bagian fermentasi glukosa. Adanya
gelembung udaradalam
medium menunjukkan adanya pembentukan gas dari fermentasi glukosa. Cara pelaporan hasil : Reaksi (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah
jambu Reaksi (+)
: kuman yang memfermentasi glukosa atau laktosa akan
menghasilkan asam (mengubah indicator fenol merah menjadi kuning). Hanya memfermentasi glukosa : Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning (bersifatasam) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifatbasa) → Al/Ac atau K/A Memfermentasi semua karbohidrat: Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning (bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna kuning (bersifat asam) → Ac/Ac atau A/A Tidak memfermentasi semua karbohidrat: Bila pada dasar (butt) media berwarna merah (bersifatbasa) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa) → Al/Al atau K/K Fermentasi pada TSIA jugadisertai dengan pembentukan gas CO2 yang dapat dilihatdari pecahnya dan terangkatnya agar. Media ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S yaitu melihat apakah kuman memfermentasi metionin dan sistein (Asam amino yang mempunyai gugus S). Pada media ini terdapat asam amino metionin dan sistein, jika kuman memfermentasi keduaasam amino ini makagugus S akan keluar dan gugus S akan bergabung dengan H2O membentuk H2S. Selanjutnya H2S bergabung dengan Fe2+ membentuk FeS berwarna hitam dan mengendap. 7. Simmons Citrat
23
Konsistensi Warna Indikator PH
: Padat miring : Hijau : BTB : 6.8 – 7.0
Media yang dipakai adalah Simmons citrat. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Pada media Simons citrat berisi indikator BTB (Brom Tymol Blue). Apabila bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah menjadi basa dan berubah warna menjadi biru. Cara pelaporan hasil : Reaksi (-) : Tidak terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Artinya bakteri ini tidak mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke dalam sel. Sehingga kuman tidak
menggunakan citrat sebagai salah satu/satu-satunya sumber karbon. Reaksi (+) : Terjadinya perubahan warna media dari hijau warna biru, kuman memiliki enzim sitrat permiase yang mampu membawa trinatriumsirat kedalam sel yang menguraikanya. Bila senyawa ini dapat diuraikan maka ammonium dihidrogenfosfat turut teruraikan dan melepaskan OH - sehingga menyebabkan media alkalis. Indicator BTB berubah warna dari hijau kebiru akibat reaksi alkalis.
Pembuatan Media Simmons Citrat: Alat dan Bahan No . 1. 2.
No
Alat dan Bahan
. 7. 8.
Neraca Analitik Spatula 24
Alat dan Bahan Kapas Tabung
3. 4. 5. 6.
Aluminium Foil Gelas Ukur Hotplate Stirrer Erlenmeyer
9. 10. 11. 12.
Autoclave Magnetic Stirrer Simmons Citrat Agar 23 gr Aquades
Cara Kerja
Timbang 1 di atas aluminium foil. Siapkan 2 di dalam erlemeyer 1 liter Tuangkan 1 ke dalam 2 secara perlahan. Panaskan di atas hotplate sampai suhu 80-90oC Aduk secara terus-menerus dengan menggunakan magnetic stirrer. Apabila campuran telah larut homogen, angkat dari hotplate. Tutup erlemeyer dengan menggunakan kapas. Tutup kembali dengan menggunakan kertas dan karet. Masukkan ke dalam autoclave, nyalakan autoclave. Setting autoclave pada suhu 121oC, 15 menit. Setelah Autoclave mati, diamkan sampai suhu turun mencapai 100oC (tekanan
udara normal). Buka autoclave, keluarkan larutan yang telah steril. Tuangkan ke dalam cawan steril untuk membuat lapisan tipis media. Dinginkan, simpan di dalam tempat yang dingin (kulkas).
25
BAB III PENUTUP .1. Kesimpulan Mikroorganisme hidup dan berkembang memerlukan kebutuhan dasar seperti air, senyawa-senyawa sumber energi (karbon dan nitrogen), mineral, faktor tumbuh, dan kondisi lingkungan yang sesuai (pH, suhu, dan tekanan osmose). Nutrien dan vitamin dalam pembiakan berfungsi membentuk substansi yang mengaktivasi enzim khususnya pada media. Kebutuhan akan nutrisi dan vitamin masing-masing mikroorganisme berbeda-beda, oleh sebab itulah memerlukan media yang berbeda pula sebagai tempat biak atau tempat tumbuhnya. Pada dasarnya media pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok besar yaitu berdasarkan komposisi bahan media, berdasarkan konsistensinya dan berdasarkan fungsinya dan didalam ketiganya terdapat karakteristik yang berbeda-beda. Beberapa contoh media mikrobiologi yang ada di laboratorium STIKES Nasional Surakarta adalah sebagai berikut : SIM (Sulfide Indol Motility) MCA (Mac ConkeyAgar) TSIA (Triple Sugar Iron Agar) SDA (Sabauraud Dextrose Agar) Gula-Gula KIA ( Klinger Iron Agar) Simmons Citrat .2. Saran Kami menyarankan kepada pembaca, agar mencari keterangan-keterangan yang lebih mendetail tentang materi-materi yang dipaparkan di atas demi kesamaan persepsi dan interprestasi dalam berbagai masalah yang telah tersusun. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan motivasi bagi para pembaca, khususnya bagi kami untuk lebih giat dalam mempelajari dan memahami ilmu pengetahuan dibidang kesehatan dan laboratorium.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2012,SulfidaIndoleMotility,online,http://www.microbelibrary.org/library/2associated-figure-resource/3645-sim-medium, 5 Desember 2012
Ciefa,2011,MediaPenanamanBakteri,online,http://ciefachubbie.blogspot.com/2011/10n /media -penanaman-bakteri.html, 5 Desember 2012
L.Lee,2011,MediadanReagensia,online,http://imlee91.blogspot.com/2011/04/media-danreagensia-part-1.html , 5 Desember 2012
https://teknologilaboratoriummedik.blogspot.co.id/2016/05/media-gula-gula.html
Agasi.2012.MacConkeyAgar.Online. http://id.wikipedia.org/w/index.php? title=Mac_Conkey_Agar&oldid=5614338
Fiqah,Kleine
Lampe.2011.Isolasi
Identifikasi
dan
Konfirmasi
Mikroba.
Online.http://fikahwarani.blogspot.com/isolasi-identifikasi-dan-konfirmasi-mikroba.html
Anonim.
2009.
Medium
dan
Cara
Pembuatan
Medium.
Online.
http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/9/medium-dan-cara-pembuatan-medium/
Anonim.2010.MediaSelektif.Online. http://ankes09.blogspot.com/201001/mediaselektif.html
Anonim. 2012. Uji TSIA. Online. http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_TSIA
Anonim. 2011. TSI. Online. http://science-query.com/tag/pada-media-tsia/.
Yusra.
2012.
Pengantar
Media
dan
Reagensia.
Online.
http://yusramitharokerzforever.blogspot.com/2012/06/media-adalah-suatu-campuranbahan-yang.html.
Mursalim
Achmad.
2009.
Media
dan
Reagensia.
http://masselekang.blogspot.com/2009/06/media-dan-reagensia.html.
Online.
Anggraeny,
Radita
Ning.
2009.Standar
Operasional
Ruang
Media.
Online.http://www.scribd.com/doc/24950388/Standar-Operasional-Ruang-MediaMikrobiologi.
Gina,Septiani.2012.SabouraudDextroseAgar.Online.http://www.scribd.com/doc/83078884 /Sabouraud-DextroseAgar#download.
Meta.2011.Dermatofitosis.Online.http://berbagitugaskuliah.wordpress.com/2011/12/17/ma kalah-mikrobiologi/.
Puspitasari,
Fenty.
2013.Membuat
Media
dan
Larutan
Pengencer.
Online.http://herrdeutsch49.blogspot.com/2013/05/praktikum-mikrobiologi-membuatmedia.html#!/2013/05/praktikum-mikrobiologi-membuat-media.html.
Ripani.2012.JaminanMutuMedia.Online.http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2012/11/ja minan-mutu-media.html.
http://kimiabiologi80.blogspot.co.id/2016/05/cara-membuat-media-simmons-citrateagar.html?m=1