ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KLIEN DENGAN IMMOBILITAS
Dosen Pembimbing: Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun oleh kelompok 3 !"#$%&$'(: ).
*ima +tya ahyani
)3)-)))$3')
$.
/aharuni Sah Sahiika Mu Mut0inia
)3)-)))$3'31
3.
2asanu0in
)3)-)))$3'-$
.
Maria 45arista Sugo
)3)-)))$3'6
.
D7i !stutik
)3)-)))$3'-1
Program Stu0i S) Pen0i0ikan Ners Fakultas Kepera7atan +ni5ersitas !irlangga Surabaya $')-
K!8! P4N/!N8!R Segala pu9i bagi !llah yang telah memberikan penyusun kemu0ahan sehingga 0apat menyelesaika menyelesaikan n makalah makalah ini. 8anpa pertolonga pertolongan#Nya n#Nya mungkin mungkin penyusun penyusun ti0ak akan sanggup menyelesaikannya 0engan baik. Shala7at 0an salam kami san9ungkan kepa0a nabi terinta te rinta kita yakni Nabi Muhamma0 S!;. S!;. Makala Makalah h ini 0isusu 0isusun n agar agar pemba pembaaa 0apat 0apat memper memperlua luass ilmu ilmu tentan tentang g
Surabaya, $ >ktober $')-
Penyusun
i
&!& ) P4ND!2+?+!N
!. ?atar &elakang Masyarakat sering kali men0e@inisikan kesehatan 0an kebugaran @isik mereka ber0asarkan akti5itas mereka karena kese9ahteraan mental 0an e@ekti5itas @ungsi tubuh sangat bergantung pa0a status mobilitas mereka. Misalnya, saat seseorang ber0iri tegak, paru lebih mu0a untuk mengembang, akti5itas usus peristaltik( men9a0i lebih e@ekti@, 0an gin9al mampu mengosongkan kemih seara komplet. Selain itu, pergerakan sangat penting agar tulang 0an otot be@ungsi sebagaimana mestinya. Kemampuan untuk bergerak 9uga mempengaruhi harga 0iri 0an itra tubuh. &agi sebagian besar orang, harga 0iri bergantung pa0a rasa keman0irian atau perasaan berguna atau merasa 0ibutuhkan. >rang yang mengalami
gangguan mobilitas
0apat
merasa ti0ak
ber0aya
0an
membebani orang lain. itra tubuh 0apat terganggu akibat paralisis, amputasi, atau kerusakan motorik lain. Reaksi orang lain terha0ap gangguan mobilitas 0apat 9uga mengubah atau mengganggu harga 0iri 0an itra tubuh seara bermakna. !mbulais a0alah salah satu ara untuk menegah ter9a0inya gangguan mobilitas karena 0engan ambulasi 0apat memperbaiki sirkulasi, menegah @lebotrombosis thrombosis 5ena pro@un0a%D*8(, mengurangi komplikasi immobilisasi pasa operasi, memperepat pemulihan peristalti usus, memperepat pasien pasa operasi. kozier, $')'(. Stu0i#stu0i tentang
insi0ensi
0iagnosis
kepera7atan
yang
0igunakan untuk lansia mengungkapkan bah7a hambatan mobilitas @isik a0alah 0iagnosis pertama atau ke0ua yang paling sering munul. Pre5alensi 0ari masalah ini meluas 0i luar institusi sampai melibatkan seluruh lansia. Keletihan 0an kelemahan penyebab paling umum ke0ua yang paling sering ter9a0i yang men9a0i keluhan pa0a lansia. Sekitar 3A lansia telah 0i0e@inisikan memiliki gaya hi0up kurang gerak. !khirnya sekitar 'A penurunan @ungsional pa0a lansia telah 0ihubungkan 0engan
2
0esease. Penyebab imobilitas
bermaam#maa,. &erbagai anaman
imobilitas @isik 0apat 0ikategorikan berhubungan 0engan lingkungan eksternal 0an internal 0engan kompetensi sumber#sumber eksternal 0an internal. &. Rumusan Masalah 1. !pakah 0e@inisi imobilitas B $. !pa sa9a @aktor#@aktor yang mempengaruhi ter9a0inya imobilitas B 3. !pa sa9a 9enis#9enis imobilitas B 4. &agaimana etiologi ter9a0inya imobilitas B 5. &agaimana pato@isiologi 0ari imobilitas B 6. !pa sa9a mani@estasi klinis 0ari imobilitas B 7. &agaimana ;eb >@ aution ;>( 0ari imobilitas B . 8u9uan ). 8u9uan +mum Mengetahui konsep 0asar 0ari imobilitas. $. 8u9uan Khusus a. Mengetahui apa 0e@inisi imobilitas. b. Mengetahui apa sa9a @aktor#@aktor yang mempengaruhi imobilisasi. . Mengetahui 9enis#9enis imobilitas. 0. Mengetahui bagaimana etiologi imobilitas. e. Mengetahui bagaimana pato@isiologi. @. Mengetahui apa sa9a mani@estasi klinis. g. Mengetahui ;> imobilitas.
&!& $ 8=N"!+!N P+S8!K! !. Konsep =mobilitas 1. De@inisi =mobilitas
=mobilitas atau imobilisasi merupakan kea0aan 0i mana seseorang ti0ak 0apat bergerak seara bebas karena kon0isi yang mengganggu
3
pergerakan akti5itas(, misalnya mengalami trauma tulang belakang, e0era otak berat 0isertai @raktur pa0a ekstremitas, 0an sebagainya. 2i0ayat, $''6( Perubahan 0alam tingkat mobilitas @isik 0apat mengakibatkan instruksi pembatasan gerak 0alam bentuk tirah baring, pembatasan gerak @isik selama penggunaan alat bantu eksternal mis. /ips atau traksi rangka(, pembebasan gerak 5olunter, atau kehilangan @ungsi motorik. Potter C Perry, $''( $. Faktor#Faktor yang Mempengaruhi =mobilisasi &eberapa @aktor yang 0apat mengakibatkan ter9a0inya imobilisasi menurut 8ar7oto C ;artonah, $')) yaitu : a. /angguan muskuloskeletal )( >steoporosis $( !tro@i 3( Kontraktur ( Kekakuan sen0i b. /angguan kar0io5askular )( 2ipotensi postural $( *aso0ilatasi 5ena 3( Peningkatan penggunaan 5alsa5a manu5er . /angguan sistem respirasi )( Penurunan gerak pernapasan $( &ertambahnya sekresi paru 3( !telektasis ( Pneumonia hipostasis 3. "enis =mobilitas a. =mobilitas @isik, merupakan pembatasan untuk bergerak seara @isik 0engan
tu9uan
menegah
ter9a0inya
gangguan
komplikasi
pergerakan, seperti pa0a pasien 0engan hemiplegia yang ti0ak mampu mempertahankan tekanan 0i 0aerah paralisis sehingga ti0ak 0apat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan. b. =mobilitas intelektual, merupakan kea0aan ketika seseorang mengalami keterbatasan 0aya pikir, seperti pa0a pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit. . =mobilitas emosional, merupakan kea0aan ketika seseorang mengalami pembatasan seara emosional karena a0anya perubahan
4
seara tiba#tiba 0alam menyesuaikan 0iri. Sebagai ontoh, kea0aan stress berat 0apat 0isebabkan karena be0ah amputasi ketika seseorang mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan sesuatu yang paling 0iintai. 0. =mobilitas sosial, kea0aan i0i5i0u yang mengalami hambatan 0alam melakukan interaksi sosial karena kea0aan penyakitnya sehingga 0apat memengaruhi perannya 0alam kehi0upan sosial. . 4tiologi =mobilitas Penyebab utama imobilisasi a0alah a0anya rasa nyeri, lemah, kekakuan
otot,
keti0akseimbangan,
0an
masalah
psikologis.
>steoartritis merupakan penyebab utama kekakuan pa0a usia lan9ut. /angguan @ungsi kogniti@ berat seperti pa0a 0emensia 0an gangguan @ungsi mental seperti pa0a 0epresi 9uga menyebabkan imobilisasi. Kekha7atiran keluarga yang berlebihan 0apat menyebabkan orangusia lan9ut terus menerus berbaring 0i tempat ti0ur baik 0i rumah maupun 0irumah sakit Kozier, $')'(. Penyebab seara umum: a. /aya hi0up /aya hi0up sesorang
sangat
tergantung
0ari
tingkat
pen0i0ikannya. Makin tinggi tingkat pen0i0ikan seseorang akan 0i ikuti oleh perilaku yang 0apat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya 0engan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi 0engan ara yang sehat misalnya seorang !&R= akan ber9alan 0engan gaya berbe0a 0engan seorang pramugari atau seorang pemambuk. b. Proses penyakit 0an in9uri !0anya penyakit tertentu yang 0i 0erita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya seorang yang patah tulang akan kesulitan untukobilisasi seara bebas. Demikian pula orang yang baru men9alani operasi. Karena a0anya nyeri mereka en0erung untuk bergerak lebih lamban. !0a kalanya klien harus istirahat 0i tempat ti0urkarena me0erita penyakit tertentu misallya
5
*!
yang
berakibat
kelumpuhan,
typoi0
0an
penyakit
kar0io5askuler. . Kebu0ayaan Kebu0ayaan 0apat mempengarumi poa 0an sikap 0alam melakukan akti@itas misalnya seorang anak 0esa yang biasa 9alan kaki setiap hari akan bereb0a mobilitasnya 0engan anak kota yang biasa pakai mobil 0alam segala keperluannya. ;anita kraton akan berbe0a mobilitasnya 0iban0ingkan 0engan seorang 7anita ma0ura 0an sebagainya. 0. 8ingkat energi Setiap orang mobilisasi 9elas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit akan berbe0a mobilitasnya 0i ban0ingkan 0engan orang sehat apalagi 0engan seorang pelari.
e. +sia 0an status perkembangan Seorang anak akan berbe0a tingkat kemampuan mobilitasny 0iban0ingkan 0engan seorang rema9a. !nak yang selalu sakit 0alam @.
masa
pertumbuhannya
akan
berbe0a
pula
tingkat
kelinahannya 0iban0ingkan 0engan anak yang sering sakit. Faktor resiko &erbagai @aktor @isik, psikologis, 0an lingkungan 0apat menyebabkan imobilisasi pa0a usia lan9ut. Kozier, $')'(
. Pato@isiologi Mobilisasi sangat 0ipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot, skeletal, sen0i, ligament, ten0on, kartilago, 0an sara@. >tot Skeletal mengatur gerakan tulang karena a0anya kemampuan otot berkontraksi 0an relaksasi yang beker9a sebagai sistem pengungkit. !0a 0ua tipe kontraksi otot: isotonik 0an isometrik. Pa0a kontraksi isotonik, peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memen0ek. Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau ker9a otot tetapi ti0ak a0a pemen0ekan atau gerakan akti@ 0ari otot, misalnya, mengan9urkan klien untuk latihan kua0risep. /erakan 5olunter a0alah kombinasi 0ari kontraksi isotonik 0an isometrik.
6
Meskipun kontraksi isometrik ti0ak menyebabkan otot memen0ek, namun pemakaian energi meningkat. Pera7at harus mengenal a0anya peningkatan energi peningkatan keepatan perna@asan, @luktuasi irama 9antung, tekanan 0arah( karena latihan isometrik. 2al ini men9a0i kontra in0ikasi pa0a klien yang sakit in@ark miokar0 atau penyakit obstruksi paru kronik(. Postur 0an /erakan >tot mere@leksikan kepriba0ian 0an suasana hati seseorang 0an tergantung pa0a ukuran skeletal 0an perkembangan otot skeletal. Koor0inasi 0an pengaturan 0ari kelompok otot tergantung 0ari tonus otot 0an akti@itas 0ari otot yang berla7anan, sinergis, 0an otot yang mela7an gra5itasi. 8onus otot a0alah suatu kea0aan tegangan otot yang seimbang. Ketegangan 0apat 0ipertahankan 0engan a0anya kontraksi 0an relaksasi
yang
bergantian
melalui
ker9a
otot.
8onus
otot
mempertahankan posisi @ungsional tubuh 0an men0ukung kembalinya aliran 0arah ke 9antung. =mmobilisasi menyebabkan akti@itas 0an tonus otot men9a0i berkurang. Skeletal a0alah rangka pen0ukung tubuh 0an ter0iri 0ari empat tipe tulang: pan9ang, pen0ek, pipih, 0an ireguler ti0ak beraturan(. Sistem skeletal ber@ungsi 0alam pergerakan, melin0ungi organ 5ital, membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan 0alam pembentukan sel 0arah merah. Potter, $')'( E. Mani@estasi klinis a. Perubahan metabolik Sistem en0okrin, merupakan pro0uksi hormon#sekresi kelen9ar, membantu mempertahankan 0an mengatur @ungsi 5ital seperti : )( respons terha0ap stress 0an e0era $( pertumbuhan 0an perkembangan 3( repro0uksi ( homeostasis ion ( metabolisme energi. Perubahan
metabolisme
imobilitas
0apat
mengakibatkan
proses anabolisme menurun 0an katabolisme meningkat. Proses imobilitas 0apat 9uga menyebabkan penurunan eksresi urine 0an peningkatan nitrogen. Pa0a umumnya kea0aan ini 0apat 0i9umpai
7
pa0a pasien yang mengalami imobilitas pa0a hari kelima 0an keenam. &eberapa 0ampak perubahan metabolisme, 0iantaranya a0alah pengurangan 9umlah metabolisme, atropi kelen9ar 0an katabolisme protein, keti0akseimbangan airan 0an elektrolit, 0emineralisasi tulang, gangguan 0alam mengubah zat gizi, 0an gangguan gastrointestinal.
b. Perubahan sistem respirasi Klien yang mengalami imobilisasi berisiko tinggi pa0a ter9a0inya komplikasi paru#paru. Komplikasi paru#paru yang paling umum a0alah
atelektasis
0an
pneumonia
hipostatik.
Pa0a
atelektasis, bronkiolus men9a0i tertutup oleh a0anya sekresi 0an kolpas al5eolus sistal karena u0ara yang 0iabsorbsi, sehingga menghasilkan
hipo5entilasi.
&ronkus
utama
atau
beberapa
bronkiolus keil 0apat terkena. ?uasnya atelektasis 0itentukan oleh bagian yang tertutup. Pneumonia hipostatik a0alah pera0angan paru#paru akibat statisnya sekresi. !telektasis 0an pneumonia hipostatik,
ke0uanya
sama#sama
menurunkan
oksigenasi,
memperlama penyembuhan, 0an menambah keti0aknyamanan klien Klien pasa operasi 0an imobilisasi berisiko tinggi mengalami komplikasi paru#paru. Komplikasi paru#paru yang paling umum a0alah atelektasis 0an pneumonia hipostatik. Pa0a atelektasis, bronkiolus men9a0i tertutup oleh a0anya sekresi 0an kolpas al5eolus
sistal
menghasilkan
karena
u0ara
hipo5entilasi.
yang
&ronkus
0iabsorbsi, utama
atau
sehingga beberapa
bronkiolus keil 0apat terkena. ?uasnya atelektasis 0itentukan oleh bagian yang tertutup. Pneumonia hipostatik a0alah pera0angan paru#paru akibat statisnya sekresi. !telektasis 0an pneumonia hipostatik,
ke0uanya
sama#sama
8
menurunkan
oksigenasi,
memperlama penyembuhan, 0an menambah keti0aknyamanan klien PerryCPotter, $''(. . Perubahan sistem kar0io5askuler !0a tiga perubahan utama yang 0apat ter9a0i pa0a klien imobilisasi terkait sistem kar0io5askuler, yaitu : )( 2ipotensi ortostatik, a0alah penurunan tekanan 0arah sistolik $ mm2g 0an 0iastolik )' mm2g ketika klien bangun 0ari posisi berbaring atau 0u0uk ke posisi ber0iri. Pa0a klien imobilisasi, ter9a0i penurunan sirkulasi 5olume airan, pengumpulan 0arah pa0a ekstremitas ba7ah, 0an penurunan respons otonom. Faktor# @aktor tersebut mengakibatkan penurunan aliran balik 5ena, 0iikuti oleh penurunan urah 9antung yang terlihat pa0a penurunan tekanan 0arah, $( peningkatan beban ker9a 9antung, 3( pembentukan trombus. 0. Perubahan sistem muskuloskeletal Pengaruh imobilisasi pa0a sistem muskuloskeletal meliputi gangguan
imobilisasi
mempengaruhi
otot
permanen.
klien
melalui
Keterbatasan kehilangan
mobilisasi 0aya
tahan,
penurunan massa otot, atro@i, 0an penurunan stabilitas. Pengaruh lain 0ari keterbatasan mobilisasi yang mempengaruhi sitem muskuloskeletal a0alah gangguan metabolisme kalsium 0an gangguan mobilitas sen0i. Pengaruh Otot. !kibat pemeahan protein, klien mengalami massa tubuh, yang membentuk sebagian otot. >leh karena itu, penurunan massa otot ti0ak mampu mempertahankan akti5itas tanpa
peningkatan
kelelahan.
Massa
otot
menurun
akibat
metabolisme 0an ti0ak 0igunakan. "ika imobilisasi berlan9ut 0an otot ti0ak 0ilatih, maka akan ter9a0i penurunan massa yang berkelan9utan.Penurunan mobilisasi 0an gerakan mengakibatkan kerusakan
muskuloskeletal
yang
besar,
yang
perubahan
pato@isiologi utamanya a0alah atro@i. Penurunan stabilitas ter9a0i akibat kehilangan 0aya tahan, penurunan massa otot, atro@i 0an
9
kehilangan sen0i yang aktual. Sehingga klien tersebut ti0ak mampu bergerak terus#menerus 0an sangat berisiko untuk 9atuh. Pengaruh Skelet. =mobilisasi menyebabkan 0ua perubahan terha0ap skelet, yaitu : gangguan metabolisme kalsium 0an kelainan sen0i. Karena imobilisasi berakibat pa0a resorpsi tulang, sehingga 9aringan tulang men9a0i kurang pa0at, 0an ter9a0i osteoporosis. !pabila ossteoporosis ter9a0i maka klien berisiko ter9a0i @raktur patologis. =mobilisasi 0an akti5itas yang ti0ak menyangga
tubuh
meningkatkan keepatan
resorpsi tulang.
Resorpsi 8ulang 9uga menyebabkan kalisium terlepas ke 0alam 0arah, sehingga menyebabkan ter9a0i hiperkalsemia. =mobilisasi 0apat mengakibatkan kontraktur
en!" ,
kontraktur sen0i a0alahkon0isi abnormal 0an biasa permanen yang 0itan0ai oleh sen0i @leksi0an ter@ikasi. 2al ini 0isebabkan ti0ak 0igunakannya, atro@i, 0an peen0ekan seara otot. "ika ter9a0i kontraktur maka sen0i ti0ak 0apat mempertahankan rentang gerak 0engan penuh. Sayangnya kontraktur sering men9a0ikan sen0i pa0a posisiyang ti0ak ber@ungsi. Satu maam kontraktur umum 0an lemah yang ter9a0ia0alah @oot 0rop. "ika @oot 0rop ter9a0i maka kaki ter@iksasi pa0a posisi plantar@leks seara permanen. !mbulasi sulit pa0a kaki 0engan posisi ini. e. Perubahan sistem integumen Perubahan sistem integumen yang ter9a0i berupa penurunan elastisitas
kulit
karena menurunnya sirkulasi
0arah
akibat
imobilisasi 0an ter9a0inya inskemia, serta anoksia 9aringan. "aringan yang tertekan, 0arah membelok, 0an konstriksi kuat pa0a pembuluh 0arah akibat tekanan persisten pa0a kulit 0an struktur 0i ba7ah kulit, sehingga respirasi selular terganggu, 0an sel men9a0i mati. @. Perubahan eliminasi urine Pa0a kea0aan imobilisasi, klien 0alam posisi rekumben atau 0atar, gin9al atau ureter membentuk garis 0atar seperti pera7at gin9al yang membentuk urine harus masuk ke 0alam kan0ung
10
kemih mela7an gra5itasi. !kibat kontraksi peristaltik ureter yang ti0ak ukup kuat mela7an gaya gra5itasi, pel5is gin9al men9a0i terisi sebelum urine masuk ke 0alam ureter. Kon0isi ini 0isebut stasis urine 0an meningkatkan risiko in@eksi saluran perkemihan 0an batu gin9al Perry C Potter, $''(. &atu gin9al 0apat 0iakibatkan karena a0anya gangguan metabolisme kalsium 0an akibat hiperkalsemia. Se9alan 0engan masa imobilisasi yang berlan9ut, asupan airan yang
terbatas,
0an
penyabab
lain,
seperti
0emam
akan
meningkatkan risiko 0ehi0rasi. !kibatnya haluaran urine menurun sekitar pa0a hari kelima atau keenam Perry C Potter, $''(. Selain mengakibatkan perubahan pa0a sistem tubuh, imobilisasi
9uga
0apat
menyebabkan
ter9a0inya
perubahan
perkembangan khususnya pa0a lansia. Pa0a umumnya lansia akan mengalami kehilangan total masaa tulang progresi@. &eberapa kemungkinan yang 0apat menyebabkan kon0isi tersebut, meliputi akti5itas @isik, perubahan hormonal, 0an resorpsi tulang aktual. Dampak 0ari kehilangga massa tulang a0alah tulang men9a0i lebih lemah, tulang belakang lebih lunak, 0an tertekan, tulang pan9ang kurang resisten ketika membungkuk. ?ansia ber9alan lebih lambat
0an
tampak
kurang
terkoor0inasi. ?ansia 9uga membuat langkah yang lebih pen0ek, men9aga kaki mereka lebih 0ekat bersamaan, yang mengurangi 0asar 0ukungan. Sehingga keseimbangan tubuh ti0ak stabil, 0an mereka sangat berisiko 9atuh 0an e0era.
11
&. Konsep Range o@ Motion R>M( ). De@inisi ?atihan R>M ?atihan range o@ motion R>M( a0alah latihan yang 0ilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persen0ian seara normal 0an lengkap untuk meningkatkan massa otot 0an tonus otot. Potter C Perry, $''(. Se0angkan Menurut Ni Ma0e Suarti 0kk, $''6:'( ?atihan rentang gerak sen0i a0alah latihan yang 0iberikan untuk mempertahankan 0an meningkatkan @ungsi sen0i yang berkurang karena berbagai maam proses penyakit, keelakaan, atau ti0ak 0igunakan untuk akti5itas. Mobilisasi sen0i 0isetiap potongan 0ibatasi oleh ligamen, otot, 0an konstruksi sen0i. &eberapa gerakan sen0i a0alah spesi@ik untuk setiap potongan. Pa0a potongan sagital, gerakannya a0alah @leksi 0an ekstensi 9ari#9ari tangan 0an siku( 0an hiperekstensi pinggul(. Pa0a potongan @rontal, gerakannya a0alah ab0uksi 0an a00uksi lengan 0an tungkai( 0an e5ersi 0an in5ersi kaki(. Pa0a potongan trans5ersal, gerakannya a0alah pronasi 0an supinasi tangan(, rotasi internal 0an eksternal lutut(, 0an 0orsi@leksi 0an plantar@leksi kaki(. $. 8u9uan R>M !0apun tu9uan 0ari range o@ motion menurut Ni Ma0e Suarti 0kk, $''6, yaitu : a. Mempertahankan @ungsi mobilitas sen0i. b. Memulihkan atau meningkatkan @ungsi sen0i 0an kekuatan otot. . Menegah komplikasi 0ari imobilisasi, seperti atropi otot 0an kontraktur. 0. Melanarkan pere0aran 0arah. e. Mempersiapkan latihan lebih lan9ut. 3. Man@aat R>M Range >@ Motion( !0apun man@aat 0ari range o@ motion, yaitu : a. Menentukan nilai kemampuan sen0i tulang 0an otot 0alam b. . 0. e. @. g.
melakukan pergerakan. Mengka9i tulang, sen0i, 0an otot. Menegah ter9a0inya kekakuan sen0i. Memperlanar sirkulasi 0arah. Memperbaiki tonus otot. Meningkatkan mobilisasi sen0i. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan.
13
. Prinsip ?atihan R>M Range >@ Motion( !0apun prinsip latihan range o@ motion, 0iantaranya : a. R>M harus 0iulang sekitar 1 kali 0an 0iker9akan minimal ) kali sehari b. R>M 0i lakukan berlahan 0an hati#hati sehingga ti0ak melelahkan pasien. . Dalam merenanakan program latihan R>M, perhatikan umur pasien, 0iagnosa, tan0a#tan0a 5ital 0an lamanya tirah baring. 0. &agian#bagian tubuh yang 0apat 0i lakukan latihan R>M a0alah leher, 9ari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, 0an pergelangan kaki. e. R>M 0apat 0i lakukan pa0a semua persen0ian atau hanya pa0a bagian#bagian yang 0i urigai mengalami proses penyakit. @. Melakukan R>M harus sesuai 7aktunya. Misalnya setelah man0i atau pera7atan rutin telah 0i lakukan. . "enis#9enis ?atihan R>M Range o@ motion 0ibe0akan men9a0i 0ua 9enis, yaitu : a. ?atihan Range >@ Motion R>M( !kti@ Range o@ motion R>M( !kti@ yaitu gerakan yang 0ilakukan oleh seseorang pasien( 0engan menggunakan energi sen0iri. Pera7at memberikan
moti5asi,
0an
membimbing
klien
0alam
melaksanakan pergerakan sen0iri seara man0iri sesuai 0engan rentang gerak sen0i normal klien akti@(. Kekuatan otot -A. 2al ini untuk melatih kelenturan 0an kekuatan otot serta sen0i 0engan ara menggunakan otot#ototnya seara akti@. Sen0i yang 0igerakkan pa0a R>M akti@ a0alah sen0i 0i seluruh tubuh 0ari kepala sampai u9ung 9ari kaki oleh klien sen0iri seara akti@. b. ?atihan Range >@ Motion R>M( Pasi@ ?atihan range o@ motion R>M( Pasi@ yaitu energi yang 0ikeluarkan untuk latihan berasal 0ari orang lain pera7at( atau alat mekanik. Pera7at melakukan gerakan persen0ian klien sesuai 0engan rentang gerak yang normal klien pasi@(. Kekuatan otot ' A. =n0ikasi latihan pasi@ a0alah pasien semikoma 0an ti0ak sa0ar, pasien 0engan keterbatasan mobilisasi ti0ak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak 0engan man0iri, pasien tirah baring total atau pasien 0engan paralisis ekstermitas total
14
suratun, 0kk, $''1(. Rentang gerak pasi@ ini berguna untuk men9aga
kelenturan
otot#otot
0an
persen0ian
0engan
menggerakkan otot orang lain seara pasi@ misalnya pera7at mengangkat
0an
menggerakkan
kaki
pasien.
Sen0i
yang
0igerakkan pa0a R>M pasi@ a0alah seluruh persen0ian tubuh atau hanya pa0a ekstremitas yang terganggu 0an klien ti0ak mampu melaksanakannya seara man0iri.
&!& 3 !S+2!N K4P4R!;!8!N !. Pengka9ian ). =0entitas pasien !namnesa i0entitas pasien meliputi nama, 9enis kelamin, umur, status perka7inan, agama, alamat, tanggal masuk rumah sakit. $. Ri7ayat penyakit sekarang Pengka9ian ri7ayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan ter9a0i keluhan atau gangguan 0alam imobilitas, seperti a0anya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat imobilitas, 0aerah terganggunya karena imobilitas, 0an lama ter9a0inya gangguan mobilitas. 3. Ri7ayat penyakit yang pernah 0i0erita
15
Pengka9ian ri7ayat penyakit yang berhubungan 0engan pemenuhan kebutuhan mobilitas, misalnya a0anya ri7ayat penyakit sistem neurologis keelakaan erebro5askular, trauma kepala, peningkatan tekanan intrakranial, miastenia gra5is, guillain barre, e0era me0ula spinalis, 0an lain#lain(, ri7ayat penyakit sistem kar0io5askular infark miokard ,
gagal
9antung
kongesti@(,
ri7ayat
penyakit
sistem
muskuloskeletal osteoporosis, @raktur, artritis(, ri7ayat penyakit sistem pernapasan penyakit paru obstruksi menahun, pneumonia, 0an lain#lain(, ri7ayat pemakaian obat seperti se0ati5a, hipnotik, 0epresan sistem sara@ pusat, laksansia, 0an lain#lain. . Pemeriksaan @isik a. Sistem metabolik Ketika mengka9i @ungsi metabolik, pera7at menggunakan pengukuran menggunakan
antropometrik
untuk
penatatan
asupan
menge5aluasi 0an
haluaran
atro@i
otot,
serta
0ata
laboratorium untuk menge5aluasi status airan, elektrolit maupun ka0ar
serum
protein,
mengka9i
penyembuhan
luka
untuk
menge5aluasi perubahan transport nutrien, mengka9i asupan makanan 0an pola eliminasi klien untuk menentukan perubahan @ungsi gastrointestinal. Pengukuran asupan 0an haluaran membantu pera7at untuk menentukan apakah ter9a0i keti0akseimbnagan airan. Dehi0rasi 0an e0ema 0apat meningkatkan la9u kerusakan kulit pa0a klien imobilisasi. Pengukuran laboratorium terha0ap ka0ar elektrolit 0arah 9uga mengin0ikasikan keti0akseimbangan elektrolit. !pabila klien imobilisasi mempunyai luka, maka epatan penyembuhan menun9ukkan in0ikasi nutrien yang 0i ba7a ke 9aringan. Kema9uan penyembuhan yang normal mengin0ikasikan kebutuhan metabolik 9aringan luka terpenuhi. Pa0a umumnya anoreksi ter9a0i pa0a klien imobilisasi. !supan makanan klien harus 0ika9i terlebih 0ahulu sebelum nampan 0iberikan,
untuk
menentukan
9umlah
yang
0imakan.
Keti0akseimbangan nutrisi 0apat 0ihi0ari apabila pera7at mengka9i
16
pola makan klien 0an makanan yang 0isukai sebelum kea0aan imobilisasi. b. Sistem respiratori. Pengka9ian sistem respiratori harus 0ilakukan minimal setiap $ 9am pa0a klien yang mengalami keterbatasan akti5itas. Pengka9ian pa0a sistem respiratori meliputi : # =nspeksi : pergerakan 0in0ing 0a0a selama sikus inspirasi# ekspirasi penuh. "ika klien mempunyai area atelektasis, gerakan 0a0anya men9a0i asimetris. !uskultasi : seluruh area paru#paru untuk mengi0enti@ikasi
#
gangguan suara napas, crackles, atau mengi. !uskultasi harus ber@okus pa0a area paru#paru yang tergantung karena sekresi paru en0erung menumpuk 0i area bagian ba7ah.
. Sistem kar0io5askuler. Pengka9ian sistem kar0io5askular yang harus 0ilakukan pa0a pasien imobilisasi, meliputi : # memantau tekanan 0arah, tekanan 0arah klien harus 0iukur, terutama 9ika berubah 0ari berbaring rekumben( ke 0u0uk atau ber0iri akibat risiko ter9a0inya hipotensi ortostatik. # menge5aluasi na0i apeks maupun na0i peri@er, berbaring 0alam posisi rekumben meningkatkan beban ker9a 9antung 0an mengakibatkan na0i meningkat. 0. Sistem Muskuloskeletal. Kelainan musuloskeletal utama 0apat 0ii0enti@ikasi selama pengka9ian meliputi penurunan tonus otot, kehilangan massa otot, 0an
kontraktur.
/ambaran
pengukuran
antropometrik
mengi0enti@ikasi kehilangan tonus 0an massa otot. Pengka9ian rentang gerak a0alah penting 0ata 0asar yang mana hasil hasil pengukuran nantinya 0iban0ingkan untuk menge5aluasi ter9a0i kehilangan mobilisasi sen0i. Rentang gerak 0i ukur 0engan menggunakan geniometer. Pengka9ian rentang gerak 0ilakukan pa0a 0aerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, 0an kaki. e. Sistem =ntegumen 17
Pera7at harus terus menerus mengka9i kulit klien terha0ap tan0a#tan0a kerusakan. Kulit harus 0iobser5asi ketika klien bergerak, 0iperhatikan higienisnya, atau 0ipenuhi kebutuhan eliminasinya. Pengka9ian minimal harus 0ilakukan $ 9am. @. Sistem 4liminasi Status eliminasi klien harus 0ie5aluasi setiap shi@t, 0an total asupan 0an haluaran 0ie5aluasi setiap $ 9am. Pera7at harus menentukan bah7a klien menerima 9umlah 0an 9enis airan melalui oral atau parenteral 0engan benar. 8i0ak a0ekuat asupan 0an haluaran atau keti0akseimbangan airan 0an elektrolit meningkatkan resiko gangguan sistem gin9al, bergeser 0ari in@eksi berulang men9a0i gagal gin9al. Dehi0rasi 9uga meningkatkan resiko kerusakan kulit, pembentukan trombus, in@eksi perna@asan, 0an konstipasi. Pengka9ian status eliminasi 9uga meliputi @rekuensi 0an konsistensi pengeluaran @eses. . Pengka9ian kesehatan lansia =mobilitas a. Re@leks 4kstermitas
Re@leks
Kanan
Kiri
&ieps 8rieps Knee !hiles
G G G G
G G # G
Keterangan : Re@leks G( Re@leks #(
: normal : menurun%meningkat
b. Pengka9ian =ND4KS K!8H =n0eks Keman0irian Pa0a !kti5itas Kehi0upan Sehari#hari( (Indeks kemandirian pada aktvias kehidupan sehari – hari )
skore !
Kriteria Keman0irian 0alam hal makan, kontinen, berpin0ah, ke
&
kamar keil, berpakaian 0an man0i. Keman0irian 0alam semua akti5itas hi0up sehari#hari, keuali
18
satu 0ari @ungsi tersebut keman0irian 0alam semua akti5itas hi0up sehari#hari, keuali
D
man0i 0an 0an satu @ungsi tambahan. Keman0irian 0alam semua akti5itas hi0up sehari#hari, keuali
4
man0i, berpakaian, 0an satu @ungsi tambahan. Keman0irian 0alam semua akti5itas hi0up sehari#hari, keuali
F
man0i, berpakaian, ke kamar keil 0an satu @ungsi tambahan. Keman0irian 0alam semua akti5itas hi0up sehari#hari, keuali man0i, berpakaian, ke kamar keil, berpin0ah 0an satu @ungsi
/ ?ain#?ain
tambahan. Ketergantungan pa0a ke enam @ungsi tersebut. 8ergantung pa0a se0ikitnya 0ua @ungsi, tetapi ti0ak 0apat 0iklasi@ikasikan sebagai ,D,4 atau F.
Dari hasil pengka9ian =ND4KS K!8H pasien 0apat 0iambil kesimpulan bah7a pasien bera0a pa0a skore 4 yaitu pasien 0apat melakukan semua akti5itas kehi0upan sehari#hari, keuali man0i, berpakaian, ke kamar keil, 0an @ungsi tambahan. &. Diagnosa kepera7atan ). 2ambatan mobilitas @isik berhubungan 0engan penurunan rentang gerak. $. =ntoleransi akti5itas berhubungan 0engan penurunan imobilisasi. 3. /angguan penurunan urah 9antung berhubungan 0engan imobilitas. . Keti0ake@ekti@an pola napas berhubungan 0engan menurunnya ekspansi paru. . =nter5ensi Kepera7atan Diagnosa Keperawatan
2ambatan mobilitas @isik berhubungan 0engan penurunan rentang gerak
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
N> : # "oint Mo5ement : !ti5e # Mobility ?e5el # Sel@ are : !D?s 8rans@er per@ormane Setelah 0ilakukan tin0akan kepera7atan selam! $ I $ 9am gangguan mobilitas @isik
19
Intervensi
N= : 4Jerise therapy : ambulation
Monitoring 5ital sign sebelm%sesu0ah latihan 0an lihat
teratasi 0engan kriteria hasil: Klien meningkat 0alam akti5itas @isik Mengerti tu9uan 0ari peningkatan mobilitas Mem5erbalisasikan perasaan 0alam meningkatkan kekuatan 0an kemampuan berpin0ah Memperagakan penggunaan alat
20
respon pasien saat latihan Konsultasikan 0engan terapi @isik tentang renana ambulasi sesuai 0engan kebutuhan &antu klien untuk menggunakan tongkat saat ber9alan 0an egah terha0ap e0era !9arkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi Ka9i kemampuan pasien 0alam mobilisasi ?atih pasien 0alam pemenuhan kebutuhan !D?s seara man0iri sesuai kemampuan Dampingi 0an &antu pasien saat mobilisasi 0an bantu penuhi kebutuhan !D?s ps. &erikan alat &antu 9ika klien memerlukan. !9arkan pasien bagaimana
=ntoleransi N> : akti5itas # Sel@ are : !D?s berhubungan # 8oleransi akti5itas 0engan # Konser5asi eneergi penurunan Setelah 0ilakukan tin0akan imobilisasi. kepera7atan selama $ J $ 9am Pasien bertoleransi terha0ap akti5itas 0engan Kriteria 2asil : &erpartisipasi 0alam akti5itas @isik tanpa 0isertai peningkatan tekanan 0arah, na0i 0an RR Mampu melakukan akti5itas sehari hari !D?s( seara man0iri Keseimbangan akti5itas 0an istirahat
merubah posisi 0an berikan bantuan 9ika 0iperlukan N= : >bser5asi a0anya pembatasan klien 0alam melakukan akti5itas Ka9i a0anya @aktor yang menyebabkan kelelahan Monitor nutrisi 0an sumber energi yang a0ekuat Monitor pasien akan a0anya kelelahan @isik 0an emosi seara berlebihan Monitor respon kar0i5askuler terha0ap akti5itas takikar0i, 0isritmia, sesak na@as, 0iaporesis, puat, perubahan hemo0inamik( Monitor pola ti0ur 0an lamanya ti0ur%istirahat pasien Kolaborasikan 0engan 8enaga Rehabilitasi Me0ik 0alam merenanakan
21
22
progran terapi yang tepat. &antu klien untuk mengi0enti@ika si akti5itas yang mampu 0ilakukan &antu untuk memilih akti5itas konsisten yang sesuai 0engan kemampuan @isik, psikologi 0an sosial &antu untuk mengi0enti@ika si 0an men0apatkan sumber yang 0iperlukan untuk akti5itas yang 0iinginkan &antu untuk men0patkan alat bantuan akti5itas seperti kursi ro0a, krek &antu untuk mengi0enti@ika si akti5itas yang 0isukai &antu klien untuk membuat 9a07al latihan 0i7aktu luang &antu pasien%keluarga untuk mengi0enti@ika si kekurangan 0alam berakti5itas Se0iakan
23
penguatan positi@ bagi yang akti@ berakti5itas &antu pasien untuk mengembangka n moti5asi 0iri 0an penguatan Monitor respon @isik, emosi, sosial 0an spiritual
&!& P4N+8+P !. Kesimpulan =mobilitas atau imobilisasi merupakan kea0aan 0i mana seseorang ti0ak 0apat bergerak seara bebas karena kon0isi yang mengganggu pergerakan akti5itas(, misalnya mengalami trauma tulang belakang, e0era otak berat 0isertai @raktur pa0a ekstremitas, 0an sebagainya 2i0ayat, $''6(. Faktor# @aktor yang mempengaruhi imobilisasi a0alah gangguan muskuloskeletal, gangguan kar0io5askular 0an gangguan sistem respirasi 8ar7oto C ;artonah, $'))(. "enis imobilitas a0alah imobilitas @isik, imobilitas intelektual, imobilitas emosional 0an imobilitas sosial. Penyebab utama imobilisasi
a0alah
a0anya
rasa
nyeri,
lemah,
kekakuan
otot,
keti0akseimbangan, 0an masalah psikologis. >steoartritis merupakan penyebab utama kekakuan pa0a usia lan9ut. /angguan @ungsi kogniti@ berat seperti pa0a 0emensia 0an gangguan @ungsi mental seperti pa0a 0epresi 9uga menyebabkan imobilisasi. Kekha7atiran keluarga yang berlebihan 0apat menyebabkan orangusia lan9ut terus menerus berbaring 0i tempat ti0ur baik 0i rumah maupun 0irumah sakit Kozier, $')'(. Dampak yang ter9a0i selain mengakibatkan perubahan pa0a sistem tubuh, imobilisasi 9uga 0apat menyebabkan ter9a0inya perubahan perkembangan khususnya pa0a lansia. Pa0a umumnya lansia akan mengalami kehilangan total masaa tulang progresi@. &eberapa kemungkinan yang 0apat menyebabkan kon0isi tersebut, meliputi akti5itas @isik, perubahan hormonal, 0an resorpsi tulang aktual. Dampak 0ari kehilangga massa tulang a0alah tulang men9a0i lebih lemah, tulang belakang lebih lunak, 0an tertekan, tulang pan9ang kurang resisten ketika membungkuk. &. Saran iharapkan pera!a "e#ih $ptma" da"am mem#erikan pe"a%anan erhadap ke#uuhan dasar m$#i"isasi sehin&&a dapa men'e&ah masa"ah ke#uuhan dasar im$#i"isasi %an& "e#ih #uruk den&an &an&&uan m$#i"isasi.
D!F8!R P+S8!K!
24
!ziz, !limul 2i0ayat. $''6(. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia (Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan). "akarta : Salemba Me0ika. Kozier, 0kk. 200. !uku A"ar #undamental Keperawatan. 40isi -. "akarta: 4/ Potter C Perry. $''. !uku A"ar #undamental Keperawaran. 40isi . "akarta: 4/ Potter C Perry. $')'. Fun0amental kepera7atan. 40isis -. "akarta: 4lse5ier 8ar7oto 0an ;artonah. $'))(. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan 40isi . "akarta : Salemba Me0ika. Ni Ma0e Suarti, et al. $''6. Pan0uan Praktik Kepera7atan. Logyakarta: P8. itra !9i Parama
25