IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH SUNGAI DI KALIMANTAN BARAT
Mata Kuliah DAS dan Pengelolaan Sungai Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Teknik Sipil
Oleh: NURUL AMIRAH KHAIRUNNISA NIM D1091171002
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK SEPTEMBER, 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hida yah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah kondisi sungai di Kalimantan Barat. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Gusti Zulkifli Mulki, DEA selaku Dosen pengampu mata kuliah DAS dan Pengelolaan Sungai yang telah memberikan arahan dalam proses pengerjaan tugas ini. Pada makalah ini penulis membahas te ntang kondisi sungai di Kalimantan Barat yang memfokuskan pada kondisi fisik sungai Kapuas.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat untuk masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini.
Pontianak, 14 September 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i Daftar Isi ................................................................................................................ ii BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 3 1.3 Sasaran dan Tujuan .................................................................................. 3 1.4 Sistematika Penulisan .............................................................................. 3 BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................... 4
2.1 Gambaran Umum Sungai Kapuas ........................................................... 4 2.2 Pemanfaatan Sungai Kapuas.................................................................... 5 2.3 Potensi Sungai Kapuas ............................................................................ 5 2.4 Permasalahan Sungai Kapuas .................................................................. 9 BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 11 3.2 Saran ...................................................................................................... 11 Daftar Pustaka ..................................................................................................... 12
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang sungai, disebutkan pengertian sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya, serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat dengan luas 146.807 Km 2 , memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang sekali dijumpai pada kota-kota lain. Kota yang mendapat julukan Kota Khatulistiwa ini mempunyai tipikal kota air yang dijuluki dengan Kota Seribu Parit. Kota Pontianak memiliki ratusan parit atau anak sungai serta kota ini dilalui dua sungai besar, yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Landak, sehingga mempunyai kebudayaan sungai yang sangat kuat. Sungai dulunya menjadi urat nadi masyarakat di kota Pontianak, dibuktikan dengan foto-foto tua yang menampilkan perahu-perahu kayu yang memenuhi parit besar seperti yang terlihat pada gambar 1 (Hadrian, 2018). Sungai tidak hanya menjadi saluran air namun juga sebagai identitas bahkan ruang publik dimana komunikasi antar masyarakat terjalin. Permukaan tanah yang relatif landai, pola aliran yang tidak teratur dan hutan yang masih lebat memberikan kecenderungan masyarakat untuk memanfaatkan sungai sebagai sarana tr ansportasi (Hasanudin dkk, 2000) saat itu. Terlebih, Kota Pontianak mempunyai karakteristik wilayah yang cenderung dipengaruhi pasang surut air laut dengan tinggi 0,1 meter hingga 1,5 meter di atas permukaan laut (Bappeda Kota Pontianak, 2018), menyebabkan Pontianak terimbas banjir periodik terutama penghujan.
1
Gambar 1. Sungai Kapuas tempo dulu yang sudah digunakan sebagai jalur
transportasi air. Sungai Kapuas memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakat di Kalimantan Barat. Sungai Kapuas merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat terutama yang tinggal di sekitar aliran sungai Kapuas itu sendiri. Namun Padatnya jumlah penduduk yang ada di Pontianak menyebabkan banyak muncul pemukiman masyarakat di sekitar tepian sungai Kapuas. Pengembangan sungai Kapuas masih memiliki banyak kendala dan masalah seperti pencemaran sungai yang tinggi oleh kegiatan dan masih rendahnya kesadaran masyarakat lokal setempat untuk berperan serta dalam melestarikan dan mengembangkan potensi yang dimiliki Sungai Kapuas. Dalam keadaan seperti itulah sungai Kapuas harus mampu menunjukkan keeksistensiannya dalam menjaga budaya-budaya leluhur serta potensi-potensinya. Dengan terjaganya sungai Kapuas maka budaya bangsa yang bersemboyan Bhineka Tunggal Ika ini dapat lestari dan akhinya tetap dap at dinikmati oleh anak cucu kita. Sebagai pelajar khususnya harus mampu memperdalam wawasan sekaligus merawatnya hingga dapat menciptakan sunga Kapuas yang bersih dan dapat meningkatkan ekonomi. Untuk itu, penulis memilih sungai Kapuas di Kalimantan Barat yang harus dikaji dan diamati untuk meningkatkan potensi dan mengatasi permsalahan yang terjadi.
2
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah yaitu “Bagaimana potensi dan permasalahan di Sungai Kapuas?”. 1.3 Sasaran dan Tujuan
Sasaran yang ingin dicapai berdasarkan rumusan permasalahan diatas adalah: 1. Apa saja potensi yang terdapat di Sungai Kapuas? 2. Apa saja permasalahan yang terdapat di Sungai Kapuas? Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penulian makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui potensi di Sungai Kapuas. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis permasalahan yang terdapat di sungai Kapuas. 3. Memperdalam wawasan serta mengembangkan rasa cinta terhadap sungai khususnya di Pontianak, Kalimantan Barat. 1.4 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyusun makalah dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULIAN. Bagian ini akan menguraikan mas alah yang akan di bahas yang meliputi : Latar Belakang, Perumusan Masalah, Sasaran dan Tujuan Penulisan serta Sistematika Penulisan. BAB II PEMBAHASAN. Bagian ini akan memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang di ajukan, yang dilengkapi dengan data pendukung. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan kesimpulan dari permasalahan yag diajukan dari pedahuluan.
3
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Gambaran Umum Sungai Kapuas
Provinsi Kalimantan Barat merupakan provinsi terbesar keempat di Indonesia dan sebagian besar merupakan dataran rendah dengan luas sekitar 146.807 Km 2 dan atau sekitar 7,53 % dari luas Indonesia . Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke Timur. Daerah Kalimantan Barat termasuk dalam salah satu daerah yang dijuluki sebagai provinsi Seribu Sungai. Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini mas ih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan. Sungai Kapuas memiliki sumber mata air dari Pegunungan Muller. Sungai yang memiliki panjang mencapai 1.143 km ini menjadi sunga i terpanjang di Pulau Kalimantan dan Indonesia. Lebar sungai ini sebesar 400-700 meter dan tidak pernah kering sepanjang tahun. Kedalaman maksimal Sungai Kapuas kurang lebih mencapai 24 meter, akan tetapi mengalami pendangkalan setiap tahunnya. Sungai Kapuas merupakan rumah dari lebih 700 jenis ikan dengan sekitar 12 jenis ikan langka dan 40 jenis ikan yang terancam punah. Kawasan DAS Kapuas sekitar 10 juta Ha, namun sungai dan danau-danau di sepanjang sungai ini diperkirakan didiami oleh 300-500 spesies ikan air tawar. Daerah aliran sungai memiliki luas 98.249 Km 2, dimana terdapat 33 sungai induk dan 11 cabang. Tingkat keanekaragaman fauna air tawar dalam kawasan DAS Kapuas paling tinggi di Indonesia. Dengan adanya sungai ini, peningkatan ekonomi masyarakat mulai meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk dan teknologi yang semakin pesat.
4
2.2 Pemanfaatan Sungai Kapuas
Sungai Kapuas memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakat di Kalimantan Barat. Sungai Kapuas merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat terutama yang tinggal di sekitar aliran sungai Kapuas itu sendiri. Berikut manfaat atau kegunaan sungai Kapuas bagi masyarakat yang ada di Kalimantan Barat. 1. Sebagai sumber air minum, kebutuhan akan air memang menjadi latar belakang dari penggunaan sungai Kapuas sebagai sumber penyuplai air bersih yang ada di Kalimantan Barat. 2. Sebagai sarana irigasi, aktifitas bercocok tanam dan berkebun tentu membutuhkan sarana irigasi untuk menyokong kegiatan tersebut agar menjadi berkembang dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat itu s endiri. 3. Sebagai sarana transportasi, Sungai Kapuas juga dimanfaatkan sebagai sarana transportasi air yakni biasanya masyarakat menggunakan kapal atau perahu untuk melintasi dan menyusuri sungai Kapuas untuk menuju suatu daerah di Kalimantan Barat. 4. Sebagai sarana pariwisata, Sungai Kapuas sering dimanfaatkan untuk kegiatan promosi pariwisata bagi pemerintah Propinsi Kalimantan Barat. Kegiatan seperti kapal hias, tari melayu diatas sampan, Kalbar Regatta, meriam karbit, dan festival mandi U-SHI tentu membuat nama sungai Kapuas menjadi semakin terkenal. 5. Sebagai sarana budidaya perkikanan air tawar, efek ekonomi dari kegiatan budidaya ikan air tawar ini juga sangat membantu perekonomian masyarakat di sepanjang aliran sungai Kapuas. 2.3 Potensi Sungai Kapuas
Dengan status sebagai sungai terpanjang di Indonesia dan sungai terluas di Kalimantan Barat, Sungai Kapuas mempunyai peran penting melalui potensi yang terdapat di sekitar Sungai Kapuas. Potensi kekayaan yang dimiliki oleh Sungai Kapuas ialah berupa :
5
1. Keberagaman etnis yang berada di sepanjang Sungai Kapuas Keberagaman etnis yang mendiami sepanjang DAS Kapuas merupakan suatu ciri khas tersendiri dari bagi Sungai Kapuas ini. Hal ini dapat diartikan bahwa DAS Kapuas sebagai suatu identitas etnis di masyarakat, karena dari 9 Sub DAS yang bermuara di DAS Kapuas mempunayi berbagai Sub Suku Dayak, juga Melayu, Cina, Jawa, Bugis, Madura dengan pola penguasaan kawasan sangat berperan. 2. Sebagai sumber kehidupan makhluk hidup yang berada di sekitar DAS Kapuas Sebagai sumber penghidupan ini, karena masyarakat yang berada di sepanjang Sungai Kapuas sangat tergantung dengan fungsi Sungai Kapuas ini. Mulai dari aktivitas sehari-hari (bercocok Tanam) hingga sebagai MCK. Dengan kondisi pasang-surut menjadi karakteristik sungai di Kalimantan Barat yang di pengaruhi musim, dimanfaatkan oleh sebagain masyarakat untuk melakukan penanaman jenis tumbuhan berumur pendek. 3. Sumber mata air DAS Kapuas merupakan wilayah penting di Pulau Kalimantan Sumber mata air sungai Kapuas yang berada di wilayah perhuluan mempunyai peran sangat penting dari keberadaan dan keseimbangan Pulau Kalimantan. Karena lokasi sumber mata air Sungai Kapuas berada 4 kawasan pegunungan dan 3 Taman nasional. Keempat kawasan pegunungan tersebut ialah Pegununan Schwaneer (Sub Das Melawi, sebagian Sungai Sepauk, Sekadau, Pawan Hulu), Pegunungan Muller (Sub Das Manday) , Pegunungan Kapuas Hulu (Sungai Ambaloh, Sungai Kapuas Hulu, Danau Sentarum), Pegunungan Kapuas Tengah (Sungai Ketungau, Sungau Sekayam, Sebagian Sungai Sepauk). 4. Sebagai penyeimbang ciri khas Melalui Sungai Kapuas ini, wilayah provinsi Kalimantan Barat juga dapat membagi suatu kecirikhasan suatu wilayah yang terbagi ke dalam suatu kawasan sepanjang DAS Kapuas. Hal ini dapat di lihat dengan karakter istik wilayah yang berdasarkan
6
geologi dan Sistem Hidrologi yang mempengeruhi sistem Kekayaan SDA yang berada di jalur DAS Kapuas, antara lain : a) Sistem geologi, dengan bentangan wilayah perhuluan mulai dari pegunungan Kapuas Tengah sampai Pegunungan Shwaneer , memiliki berbagai karakteristik potensi SDA yang terdapat di dalamnya, anatara lain : Kawasannya berbetuk dataran gelombang, rawa, bergambut, perbukitan, menjadi pemisah wilayah adminsitratif wilayah, tertutup hutan lebat, di bentuk dari batuan tua, sebagai sumber air di wilayah administratif, mempunyai ketinggian antara 0-2000 mdpl serta kemiringan antara 15%45%, Sistem tanah dan pengendapan yang di dominasi alluvial, gambut serta podsolik merah kuning yang rerarat terjadi pada zaman mesozoik dengan potensi deposit tinggi setengah jadi. b) Sistem hidrologi, dengan karakteristik wilayahnya mempunyai bulan basah antara 9-12 bulan dan curah hujan yang cukup tinggi antara 3000-4500 mm/tahun. Menjadikan DAS Kapuas ini sebagai kantung dan penentu dari keberadaan Provinsi Kalimantan Barat dan kawasan lainnya yang bermuara di DAS Kapuas. Dengan kondisi ini, maka di wilayah perhuluan DAS Kapuas dijadikan suatu kawasan ’Resapan Air’. Disini artinya kawasan tersebut mempunyai pengaruh penting terhadap keberdaan Provinsi Kalbar dan Pulau Borneo. 5. Sebagai pedoman dalam pengembangan kawasan di kalbar Dengan Karekteristik dan kelebihan yang dimiliki oleh DAS Kapuas merupakan acuan dari pembangunan di wilayah Kalbar melalui suatu arahan dalam penujukan kawasan yang berdasarkan potensi. Di dalam suatu perencanaan kawasan haruslah dilihat potensi yang dimiliki guna penunjukan kawasan pengembangan wilayah, khususnya DAS Kapuas. Ada beberapa penujukan yang di arahan didalam kawasan ataupun wilayah sekitar DAS Kapuas yang membentang dari Hulu – Hilir, diantaranya :
7
a) Kawasan bergambut, yang membentang di sepanjang Sungai Kapuas bagian Hilir dan Sungai Kapuas Kiri Kecil serta Danau Sentarum, yang menjadikan Kalbar sebagai kawasan gambut di indonesia dan dunia; b) Resapan air, yang sebagian ataupun dapat dikatakan sepenuhnya sebagai kawasan resapan air di Kalbar yang berada di sepanjang DAS Kapuas Hulu yang menjadikan kawasan ini sebagai kawasan konservasi (HL, TN , CA, SMS) yang berpotensi juga sebagai kawasan wisata; c) Pertambangan, dengan potensi bentukan di wilayah bagian hulu DAS Kapuas yang berupa alluvial Podsolik Merah-Kuning serta terbentuk secara garis besar pada Mesozolik, yang menyebabkan wilayah Kalbar kaya akan deposit galian mineral ke depannya, mulai dari emas sampai kepada Uranium. d) Pertanian Tanaman Pangan, dengan bentuk sisten geologi dan hidrologi di atas, menjadikan DAS Kapuas menjadi suatu wilayah yang sangat berpotensi sebagai sumber tanaman pangan melalui keberadaan tanah yang subur di bagian hulu serta sistem pengarian yang pasang – surut. Ini sangat berpotensi di dalam pengembangan padi sawah/ladang, jagung, palawija, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan. e) Perikanan, dengan melihat sistem hidrologi dan pembemtukan geologi yang mempengaruhi pada konsisi Sungai (Semi Minder) menyebabkan terbentuknya konsentrasi berbagai jenis ikan perairan air tawar (Perairan umum) banyak terdapat di kalbar. Yang juga sama dengan keberadaan jenis ikan di Pulau Sumatera, serta sebagian Jawa dan Sulawesi maupun bentangan Laut Cina Selatan. f) Perkebunan, yang lebih menonjol ialah perkebunan lahan kering dan semusim. Dimana banyak juga wilayah di sepanjang DAS Kapuas yang tergantung dengan pasang – surut sungai sesuai musim. Yang dapat diartikan cocok untuk pengembangan perkebunan Kelapa sawit, Kakao, Karet, Lada/sahang, Kopi, Tengkawang.
8
g) Hutan produksi, dimana dengan potemsi dan Keberadaan wilayah perhuluan di DAS Kapuas, menyebabkan kawasan tersebut kaya akan sumber daya Hutan Tropis. Yang memang sangat di gemari di dunia internasional, yang jenis kayunya bisa beradaptasi dengan musim. h) Industri, dengan memanfaatkan DAS Kapuas yang merupakan Sunagi terpanjang di Indonesia serta terluas di Kalbar. Ini merupakan suatu potensi bagaimana dalam membangun keseimbangan industri hulu dan hilir sebagai penunjang dan pemanfaatan potensi dan status DAS Kapuas. i) Pemukiman, mungkin dijelaskan dengan sedikit di dalam cirikas dan karakteristik masyarakat di sepanjang DAS Kapuas. Yang sangat berpotensial dalam pengembangan kawasan pemukiman berada di pinggiran ataupun sempadan Sungai Kapuas, karena dapat membuka hubungan komunikasi serta akses ke tempat lain lebih terbuka. 2.4 Permasalahan Sungai Kapuas
1. Pencemaran Sungai Kapuas Hasil penelitian yang dilakukan yang dilakukan Badan Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup (BPPLH) tahun 2010, diketahui bahwa Sungai Kapuas yang mengalir dari kabupaten Kapuas Hulu hingga ke Pontianak sudah tercemar. Salah satu pencemaran yang terjadi yaitu tercemar mercuri yang disebabkan maraknya aktivfitas penambangan emas tanpa izin (PETI), baik di sepanjang aliran sungai maupun di daerah daratan di Wilayah Kalimantan Barat. Aspek lain yang menjadi penyebab tercemarnya sungai kapuas ialah limbah rumah tangga dan industri. Perumahan penduduk yang sangat berdekatan dengan sungai mengakibatkan sungai menjadi sasaran pembuangan limbah. Hal ini dikarenakan rendahnya kesadaran masyarakat. Hal ini akan berakibat menurunnya daya tampung perairan sungai tersebut. Menurunnya daya tampung perairan sungai akan berdampak luas terhadap pemanfaatan air sungai, baik untuk keperluan perikanan, pertanian, air baku air minum, sarana industri, transportasi, rekreasi dan kehidupan masyarakat.
9
2. Pendangkalan Sungai Kapuas Muara Sungai Kapuas dan perairan pantai sekitar muara merupakan alur pelayaran yang sering mengalami pendangkalan yang membahayakan kapal kapal yang melaluinya. Pendangkalan ini terjadi akibat adanya pengendapan dan pengangkutan material sedimen. Hal ini menyebabkan kedalaman alur pelayaran minimum yang aman bagi pelayaran sedalam lebih dari 6 meter sulit untuk dipertahankan, sehingga upaya pengerukan secara rutin sering dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait yang tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Penyebab dari fenomena pendangkalan sungai terjadi di Sungai Kapuas adalah makin maraknya penebangan hutan secara liar yang terjadi serta tingginya aktivitas penambangan emas di sungai.
10
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Sungai Kapuas adalah sungai yang selalu dimanfaatkan oleh masyarakat Pontianak. Masyarakat tidak hanya menggunakanya, tetapi juga harus menjaganya dan ikut melestarikannya agar sungai selalu terjaga, tidak hanya dimasa sekarang tetapi di masa yang akan mendatang. Jika kita tetap menjaga kelestarian sungai Kapuas, dimasa mendatang generasi penerus juga dapat menikmati sungai Kapuas. Jangan sampai, pada saat mendatang generasi penerus kita hanya dapat mendengar betapa indahnya sungai terpanjang di Indonesia. 3.2 Saran
Menurut Achmad Lutfi, 2009:01 untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air sungai Kapuas, perlu dilakukan berbagai langkah diantaranya adalah: 1. Melestarikan tumbuhan di hulu sungai dan membuat sengkadan pada lahan pertanian yang miring. 2. Tidak membuang sampah apapun ke dalam sungai . 3. Tidak menggunakan pupuk atau pestisida secara berlebihan. 4. Mengolah limbah industri menjadi barang yang bermanfaat. 5. Melestarikan hutan. 6. Membuat undang-undang mengenai pencemaran air sungai serta melakukan pengontrolan secara ketat dan sanksi keras pada yang melanggar ketentuan pemerintah tersebut. 7. Paling penting dari pencegahan pencemaran air sungai adalah menyadarkan masyarakat akan pentingnya aliran sungai bagi kehidupan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Billy. 2014. Makalah Tentang Sungai. http://billyinsanjamil.blogspot.co.id/2014/11/makalah-tentangsungai.html diakses tanggal 14 September 2018.
Hadrian, Putri. 2017. Kota Seribu Parit . http://www.mongabay.co.id/2017/07/31/kota-seribu-parit-sejarah pontianak-yang-kembali-dihidupkan/ diakses tanggal 14 September 2018.
Basin. 2010. Kondisi umum DAS Kapuas. https://kapuasbasin.wordpress.com/2010/07/17/kondisi-umum-daskapuas/ diakses tanggal 14 September 2018.
12