TUGAS ILMU GIZI DASAR PERENCANAAN MENU HARIAN
Nama Anggota: Arum Lutfihanny
25010113120101 25010113120101
Maria Sylvia A
25010113120102 25010113120102
Oktalia Liviyana
25010113120103 25010113120103
Umi Alfiani
25010113120104 25010113120104
Dyah Ayu R
25010113120105
Norma Dewi S
25010113120106 25010113120106
Desy Ratnawati
25010113120107 25010113120107
Novi Sulistia Wati
25010113120108 25010113120108
Yuniar Triasputri
25010113120109 25010113120109
Asfi Manzilah
25010113120110 25010113120110 KELAS B 2013
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat
yang
tidak
digunakan
untuk
mempertahankan
kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. (Supariasa, dkk, 2002). Perkembangan masalah gizi di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: Masalah gizi yang secara public health sudah terkendali; Masalah yang belum dapat diselesaikan (un-finished ); dan Masalah gizi yang sudah meningkat dan mengancam kesehatan masyarakat (emerging ). Masalah gizi utama yang ada di Indonesia terdiri dari Kurang Energi Protein (KEP), obesitas, anemia, defisiensi vitamin A, maupun Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Berdasarkan data dari WHO tahun 2008, prevalensi obesitas pada usia dewasa di Indonesia sebesar 9,4% dengan pembagian pada pria mencapai 2,5% dan pada wanita 6,9%. Survey sebelumnya pada tahun 2000, persentase penduduk indonesia yang obesitas hanya 4,7% (±9,8 juta jiwa) (http://dinkes.jogjaprov.go.id/). Untuk prevalensi anemia di Indonesia menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2006 pada wanita tidak hamil/produktif adalah 33,1%. Sementara itu menurut data Departemen Kesehatan (2004), pada tahun 2003 terdapat sekitar 27,5% (5 juta balita KEP), 3,5 juta anak (19,2%) dalam tingkat gizi kurang, dan 1,5 juta anak gizi buruk (8,3%). Sedangkan pada tahun 2005 terjadi peningkatan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk yaitu menjadi 19,2% dan 8,8%. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 mengungkapkan bahwa faktor pengetahuan, perilaku masyarakat sangat berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang di masyarakat. Prevalensi gizi kurang juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Di samping itu, Menkes menyebutkan bahwa secara umum pola konsumsi pangan masih belum mencerminkan pola makan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Karakteristik pola konsumsi pangan masyarakat, antara lain: Konsumsi kelompok minyak dan lemak, sudah diatas anjuran kecukupan; Konsumsi sayur/buah baru mencapai 63,3%; Konsumsi pangan hewani 62,1%; Konsumi kacang-kacangan 54%; Konsumsi umbi-umbian 35,8%; dan
2
kontribusi pangan olahan dalam pola makan sehari-hari sudah tinggi. Pola makan pangan yang tidak seimbang merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit degeneratif. Untuk alasan tersebut, maka dibutuhkan suatu perencanaan menu seimbang (menu planning) untuk meminimalisir atau mengurangi masalah gizi yang ada di Indonesia. Perencanaan menu adalah langkah yang paling penting dalam memastikan bahwa anak anda mendapatkan makanan bergizi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Sebuah proses langkah-demi-langkah untuk merencanakan menu yang baik meliputi lima prinsip dasar: Upayakan menjaga keseimbangan makanan, penegasan pada variasi makanan, tambahkan makanan yang kontras, pikirkan tentang warna, dan pertimbangkan daya tarik pandangan (http://surefeeding.co.id/). 1.2 Tujuan
1. Untuk membuat perencanaan menu sesuai Pedoman Gizi Seimbang selama sepuluh hari. 2. Untuk mengetahui nilai zat gizi: energi, protein, vitamin, dan mineral dari menu. 3. Untuk mengetahui Angka Kecukupan Energi (AKE). 4. Untuk mengetahui Angka Kecukupan Protein (AKP). 5. Untuk mengetahui Angka Kecukupan Lemak (AKL). 6. Untuk mengetahui Angka Kecukupan Hidrat Arang (AKH). 7. Untuk mengetahui angka kecukupan vitamin. 8. Untuk mengetahui angka kecukupan mineral. 1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui pembuatan rencana menu sesuai Pedoman Gizi Seimbang selama sepuluh hari. 2. Dapat mengetahui nilai zat gizi: energi, protein, vitamin, dan mineral dari menu. 3. Dapat mengetahui Angka Kecukupan Energi (AKE). 4. Dapat mengetahui Angka Kecukupan Protein (AKP). 5. Dapat mengetahui Angka Kecukupan Lemak (AKL). 6. Dapat mengetahui Angka Kecukupan Hidrat Arang (AKH). 7. Dapat mengetahui angka kecukupan vitamin. 8. Dapat mengetahui angka kecukupan mineral.
3
BAB 2 METODOLOGI DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gizi Seimbang
Menu seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Kekurangan gizi pada salah satu makanan dengan pemberian menu seimbang dapat dicukupi oleh makanan lain. Untuk itu pemberian menu seimbang dengan makanan yang beraneka ragam sangat dibutuhkan dalam memenuhi kecukupan gizi (Almatsier, 2005). Menu seimbang adalah makanan yang beraneka ragam yang memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) (Depkes RI, 2006). Sedangkan Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari – hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fis ik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal. 2.2 Manfaat Perencanaan Menu
Menu adalah perencanaan makanan yang dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang disusun secara bervariasi. Berikut merupakan manfaat perencanaan menu :
Dapat disusun hidangan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Variasi dan kombinasi hidangan dapat diatur sehingga dapat menghindari kebosanan yang disebabkan pengulangan jenis bahan makanan dan cara pengolahan.
Susunan hidangan dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan atau biaya yang tersedia.
Menghemat waktu dan tenaga.
Menu yang terencana dengan baik dapat menjadi alat pendidikan gizi yang baik, karena menu yang baik mengajarkan pola makan yang baik.
4
2.3 Menyusun Menu Gizi Seimbang
13 Pesan Dasar Pedoman Umum Gizi Seimbang diantaranya seperti di bawah ini : 1. Makanlah beraneka ragam makanan 2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi 3. Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai 25% dari kebutuhan energi 5. Gunakan garam beryodium 6. Makanlah makanan sumber zat besi 7. Berikan ASI saja pada bayi sampai usia 4 bulan, selanjutnya ditambahkan MP-ASI 8. Biasakan makan pagi 9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya 10. Lakukan aktivitas fisik dengan teratur 11. Hindari minuman beralkohol 12. Makanlah makanan yang aman untuk kesehatan 13. Bacalah label makanan yang dikemas Sedangkan untuk Penyusunan Menu Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) langkah-langkahnya adalah :
Mengumpulkan data klien / customer (usia, jenis kelamin, data antopometri, aktifitas, status gizi, dan riwayat kesehatan)
Menghitung kecukupan energi
Menyusun kebutuhan zat gizi berdasarkan kebutuhan energi 50-60 % KH, 10-12% protein, 20-25% lemak
Menjabarkan zat gizi yang dibutuhkan kedalam 9-12 jenis bahan makanan selama sehari
Menyusun daftar hidangan
Menetapkan biaya yang diperlukan dalam pengadaan bahan makanan
5
Jadi, interpretasi dari perencanaan menu harian diatas adalah: 1. Interpretasi menu hari Senin
a. Energi : 102,28% menunjukkan bahwa total energi yang dikonsumsi pada Hari Senin tergolong seimbang karena berada dikisaran 95-105%. b. Protein : 97,46% menunjukkan bahwa total protein yang dikonsumsi pada Hari Senin tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100% c. Lemak : 98,18% menunjukkan bahwa total lemak yang dikonsumsi pada Hari Senin tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100% d. Karbohidrat : 97,82% menunjukkan bahwa total karbohidrat yang dikonsumsi pada Hari Senin tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100% 2. Interpretasi menu hari Selasa
a. Energi : 95% menunjukan bahwa total energi yang dikonsumsi pada hari Selasa tergolong seimbang karena berada dikisaran 95-105%. b. Protein : 88,6% menunjukan bahwa total protein yang dikonsumsi pada hari Selasa tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. c. Lemak : 84,37 menunjukan bahwa total lemak yang dikonsumsi pada hari Selasa tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. d. Karbohidrat : 82,8% menunjukan bahwa total karbohidrat yang dikonsumsi pada hari Selasa tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. 3. Intepretasi menu hari Rabu
a. Energi : 95% menunjukan bahwa total energi yang dikonsumsi pada hari Rabu tergolong seimbang karena berada dikisaran 95-105%. b. Protein : 81,3% menunjukan bahwa total protein yang dikonsumsi pada hari Rabu tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. c. Lemak : 86,3% menunjukan bahwa total lemak yang dikonsumsi pada hari Rabu tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. d. Karbohidrat : 102,8% menunjukan bahwa total karbohidrat yang dikonsumsi pada hari Rabu tergolong berlebih/over karena berada dikisaran lebih dari 80-100%. 4. Interpretasi menu hari Kamis
a. Energi : 96,6% menunjukan bahwa total energi yang dikonsumsi pada hari Kamis tergolong seimbang karena berada dikisaran 95-105%. b. Protein : 98,86% menunjukan bahwa total protein yang dikonsumsi pada hari Kamis tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%.
16
c. Lemak : 82,13% menunjukan bahwa total lemak yang dikonsumsi pada hari Kamis tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. d. Karbohidrat : 93,5% menunjukan bahwa total karbohidrat yang dikonsumsi pada hari Kamis tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. 5. Interpretasi menu hari Jumat
a. Energi : 91,52% menunjukan bahwa total energi yang dikonsumsi pada hari Jumat tergolong seimbang karena berada dikisaran 95-105%. b. Protein : 96,55% menunjukan bahwa total protein yang dikonsumsi pada h ari Jumat tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. c. Lemak : 80,005% menunjukan bahwa total lemak yang dikonsumsi pada h ari Jumat tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. d. Karbohidrat : 90,26% menunjukan bahwa total karbohidrat yang dikonsumsi pada hari Jumat tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. 6. Interpretasi menu hari Sabtu
a. Energi : 101,2% menunjukan bahwa total energi yang dikonsumsi pada hari Sabtu tergolong seimbang karena berada dikisaran 95-105%. b. Protein : 82,2% menunjukan bahwa total protein yang dikonsumsi pada hari Sabtu tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. c. Lemak : 101,4% menunjukan bahwa total lemak yang dikonsumsi pada hari Sabtu tergolong berlebih/over karena berada dikisaran lebih dari 80-100%. d. Karbohidrat : 102,3% menunjukan bahwa total karbohidrat yang dikonsumsi pada hari Sabtu tergolong berlebih/over karena berada dikisaran lebih dari 80-100%. 7. Interpretasi menu hari Minggu
a. Energi : 102,57% menunjukan bahwa total energi yang dikonsumsi pada hari Minggu tergolong seimbang karena berada dikisaran 95-105%. b. Protein : 98,58% menunjukan bahwa total protein yang dikonsumsi pada h ari Minggu tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. c. Lemak : 85,60% menunjukan bahwa total lemak yang dikonsumsi pada hari Minggu tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. d. Karbohidrat : 94,42% menunjukan bahwa total karbohidrat yang dikonsumsi pada hari Minggu tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%.
17
8. Interpretasi menu hari Senin
a. Energi : 96,86% menunjukan bahwa total energi yang dikonsumsi pada hari Senin tergolong seimbang karena berada dikisaran 95-105%. b. Protein : 105% menunjukan bahwa total protein yang dikonsumsi pada hari Senin tergolong berlebih/over karena berada dikisaran lebih dari 80-100%. c. Lemak : 69,2% menunjukan bahwa total lemak yang dikonsumsi pada hari Senin tergolong belum sesuai karena berada dikisaran kurang dari 80-100%. d. Karbohidrat : 101% menunjukan bahwa total karbohidrat yang dikonsumsi pada hari Senin tergolong berlebih/over karena berada dikisaran lebih dari 80-100%. 9. Interpretasi menu hari Selasa
a. Energi : 96% menunjukan bahwa total energi yang dikonsumsi pada hari Selasa tergolong seimbang karena berada dikisaran 95-105%. b. Protein : 104% menunjukan bahwa total protein yang dikonsumsi pada hari Selasa tergolong berlebih/over karena berada dikisaran lebih dari 80-100%. c. Lemak : 86% menunjukan bahwa total lemak yang dikonsumsi pada hari Selasa tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. d. Karbohidrat : 101% menunjukan bahwa total karbohidrat yang dikonsumsi pada hari Selasa tergolong berlebih/over karena berada dikisaran lebih dari 80-100%. 10. Interpretasi menu hari Rabu
a. Energi : 104,88% menunjukan bahwa total energi yang dikonsumsi pada hari Rabu tergolong seimbang karena berada dikisaran 95-105%. b. Protein : 82,22% menunjukan bahwa total protein yang dikonsumsi pada hari Rabu tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. c. Lemak : 88,121% menunjukan bahwa total lemak yang dikonsumsi pada hari Rabu tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%. d. Karbohidrat : 83,019% menunjukan bahwa total karbohidrat yang dikonsumsi pada hari Rabu tergolong seimbang karena berada dikisaran 80-100%.
18
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan menu dibuat dalam rangka untuk mengatasi masalah atau kasus gizi yang ada di Indonesia. Perencanaan menu yang dibuat oleh kelompok kami disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi yang sesuai. Tingkat Kecukupan Gizi yang seharusnya yaitu :
TKG Energi bekisar antara 95% - 105%,
TKG Protein berkisar antara 80% - 100%,
TKG Lemak berkisar antara 80% - 100%,
TKG Karbohidrat berkisar antara 80% - 100%.
Jadi berdasarkan TKG tersebut, perencanaan menu yang kami buat sudah seimbang sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Anonim. http://dinkes.jogjaprov.go.id/ (diakses tanggal 9 Juni 2014). Anonim. http://surefeeding.co.id/ (diakses tanggal 9 Juni 2014). Depkes RI. 2006. Pengukuran Antropometri. Jakarta. IDN Supariasa,dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
20