MAKALAH ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN DAN KEBUTUHAN GIZI INDIVIDU
Dosen Pengajar : Abdul Qodir, S. Kep., Kep., Ners., M. Kep
Disusun Oleh : Kornelis Horo
(1608.14201.491) (1608.142 01.491)
Liliosa Friska Mumu
(1608.14201.492) (1608.142 01.492)
Lisye Angriani Miru
(1608.14201.493) (1608.142 01.493)
Marzella Inriany Clarita M.
(1608.14201.498) (1608.14201.498)
Melvianus Maru
(1608.14201.500) (1608.142 01.500)
Mentari Agatha Rifmi
(1608.14201.501) (1608.14201.501)
Nurlia Ohoiwe
(1608.14201.506) (1608.14201.506)
Nurullah Ika Pujilestari
(1608.14201.507) (1608.14201.507)
Paskalia Olinda
(1608.14201.508) (1608.14201.508)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KEPERAWATAN STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG 2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik, dan inayahnya kepada kita semua. Sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan. Makalah yang berjudul Makalah Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan dan Kebutuhan Gizi “
Individu ini dengan tujuan untuk mengetahui teori tentang angka kecukupan gizi yang ”
dianjurkan dan kebutuhan gizi individu. Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Abdul Qodir, S. Kep., Ners., M. Kep yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini hingga selesai. Mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan di dalamnya. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
COVER KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2 1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Angka Kecukupan Gizi .................................................................. 3 2.2 Kegunaan Angka Kecukupan Gizi ................................................................... 3 2.3 Angka Kecukupan Gizi Kelompok Khusus ....................................................... 4 2.4 Angka Kecukupan Gizi Kelompok Lain ............................................................ 5 2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Kecukupan Gizi ................................................... 5 2.6 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Orang Indonesia ............................................... 5 2.7 Cara Mengukur Angka Kecukupan Gizi ........................................................... 6 BAB III PENUTUPAN 3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 9 3.2 Saran ...............................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu. Nilai asupan zat gizi harian yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi (Muchtadi 1989). Standar kecukupan gizi di Indonesia pada umumnya masih menggunakan standar makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein, sedangkan standar kecukupan gizi secara mikro seperti kecukupan vitamin dan mineral belum banyak diterapkan di Indonesia. Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim, dan adaptasi. Untuk kecukupan protein dipengaruhi oleh faktor-faktor umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan adaptasi (Muchtadi 1989). Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan pada masing-masing orang per hari bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis individu tersebut. Pada anak usia 0-6 bulan, kecukupan energi dan proteinnya masing-masing sebesar 550 Kalori dan 10 gram. Semakin bertambah umur, kecukupan gizi makro berupa energi dan protein serta zat gizi mikro juga bertambah. Pada anak usia 7-9 tahun, kecukupan energinya meningkat menjadi 1800 Kalori dan kecukupan proteinnya sebesar 45 gram. Remaja dan dewasa pria memiliki angka kecukupan gizi yang lebih besar dibandingkan dengan wanita. Selain itu, keadaan fisologis juga sangat berpengaruh terhadap angka kecukupan gizi individu. Pada wanita hamil, kecukupan energinya bertambah 180 Kalori pada saat trimester 1, dan pada trimester 2 serta 3 bertambah 300 Kalori dari kecukupan energi wanita yang tidak hamil pada usia yang sama. Kecukupan protein pada wanita hamil juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 17 gram dari kecukupan protein wanita normal (Atmarita & Tatang 2004). Perencanaan pemenuhan kebutuhan dan kecukupan zat gizi perlu untuk dilakukan agar kecukupan dan kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi secara optimal. Perencanaan pemenuhan kecukupan zat gizi dapat dilakukan melalui beberapa langkah, di antaranya adalah dengan menentukan kebutuhan zat-zat gizi masing-masing individu, memperhatikan zat gizi pada bahan pangan yang akan dikonsumsi, serta upaya pemenuhan menu sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang (Azwar 2004).
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1
Apakah yang dimaksud dengan Angka Kecukupan Gizi ?
1.2.2
Apakah kegunaan Angka Kecukupan Gizi ?
1.2.3
Apa sajakah faktor yang mempengaruhi Angka Kecukupan Gizi?
1.2.4
Bagaimana Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan di Indonesia?
1.2.5
Bagaimana cara mengukur Angka Kecukupan Gizi Individu?
1.3 Tujuan Masalah 1.3.1
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Angka Kecukupan Gizi ?
1.3.2
Mengetahui kegunaan Angka Kecukupan Gizi ?
1.3.3
Mengetahui faktor yang mempengaruhi Angka Kecukupan Gizi?
1.3.4
Mengetahui Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan di Indonesia?
1.3.5
Mengetahui cara mengukur Angka Kecukupan Gizi Individu?
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Angka Kecukupan Gizi Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkaan (AKG) atau Recommended Dietary
Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka kecukupan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat (Almatsier 2009). AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masingmasing kelompok umum, gender, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya. AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan (Almatsier 2009).
2.2
Kegunaan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan untuk maksud-maksud
sebagai berikut: a. Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk. b. Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan ataupun kelompok. c.
Perencanaan pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah, industri/perkantoran, asrama, panti asuhan, panti jompo dan lembaga permasyarakatan.
d. Menetapkan standar bantuan pangan, misalnya untuk keadaan darurat; membantu para gtransmigrasin dan penduduk yang ditimpa bencana alam serta memberi makanan tambahan untuk balita, anak sekolah, dan ibu hamil. e. Menilai kecukupan persediaan pangan nasional. f.
Merencanakan program penyuluhan gizi.
g. Mengembangkan produk pangan baru di industri. h. Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan.
3
2.3
Angka Kecukupan Gizi Kelompok Khusus Angka kecukupan gizi untuk kelompok khusus meliputi umur, pekerjaan kondisi
hamil dan menyusui. Adapun prinsip dasar AKG untuk masing-masing kelompok adalah sebagai berikut: a.
Umur Pada usia balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat.
Karena itu kebutuhan zat gizi tiap satuan berat badan relatif lebih tinggi dari kelompok umur lain. Contoh : Kebutuhan energi bayi/balita 100-120 kilo kalori per kilogram berat badan,sedangkan pada orang dewasa 40-50 kilokalori per kilogram berat badan. Kebutuhan protein bayi/balita : 2-2.5 gram/kilogram berat badan. Dari contoh ini terlihat, bahwa makin bertambah umur, kebutuhan zat gizi seseorang relatif lebih rendah untuk t iap kilogram berat badannya. b.
Aktivitas Kebutuhan zat gizi seseorang ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan sehari-hari.Makin berat aktivitas yang dilakukan, kebutuhan zat gizi makin tinggi pula, terutama energi. Contoh: Seorang pria dewasa dengan pekerjaaan ringan, membutuhkan energi 2800 kilokalori. bila bekerja berat, ia membutuhkan energi 3600 kilokalori.
c.
Jenis Kelamin Kebutuhan zat gizi juga berbeda antara laki-laki dan perempuan, terutama pada usia dewasa. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh komposisi tubuh dan jenis aktivitasnya. Contoh : Laki-laki dewasa dengan aktivitas ringan membutuhkan energi dan protein masing-masing 2800 kilokalori dan 55 gram protein, sedangkan pada wanita dewasa dengan aktvitas ringan membutuhkan 2050 kilokalori dan 48 gram protien. Kebutuhan zat besi pada wanita 2 kali kebutuhan zat besi lakilaki. Perbedaan kebutuhan zat besi ini karena fungsi kodrati yaitu haid.
d.
Kondisi Khusus (hamil dan menyusui) Pada masa hamil dan menyusui, kebutuhan zat gizi pada wanita meningkat karena
disebabkan
beberapa
hal, antara
lain
metabolisme meningkat
Konsumsi makanan juga meningkat untuk kebutuhan diri sendiri, bayi yang dikandung dan persiapan produksi ASI.
4
2.4
Angka Kecukupan Gizi Kelompok Lain Angka kecukupan gizi yang disusun belum mempertimbangkan faktor geografi
dan ekologi, sehingga perlu ada penyesuaian untuk keadaan demikian. Terutama yang menyangkut kebutuhan zat gizi mikro. Contoh : Penduduk di daerah perkotaan dengan tingkat polusi tinggi perlu mengkonsumsi
lebih banyak makanan sumber vitamin dan mineral. Seseorang yang sehari-hari bekerja di lingkungan radiasi, kebutuhan semua zat
gizi tentu lebih tinggi daripada seseorang yang bekerja di lingkungan tanpa radiasi. Penduduk di daerah pegunungan yang dingin, kecukupan energi, vitamin dan
mineral tentu lebih tinggi dari penduduk di daerah pesisir yang panas.
2.5
Faktor Yang Mempengaruhi Kecukupan Gizi Di samping kegunaan kecukupan gizi tersebut yang mempunyai beberapa
keterbatasan. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
Tahap pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Ukuran dan komposisi tubuh.
Jenis kelamin.
Keadaan kesehatan tubuh.
Keadaan fisiologis tubuh.
Kegiatan fisik.
Lingkungan.
Mutu makanan.
Gaya hidup.
2.6
Angka Kecukupan Gizi (AKG) Orang Indonesia
NO KelompokUmur
BeratBadan
Tinggi Badan
Energi
Protein
( Kg )
( cm )
( Kkal )
( gr )
Anak 1
0 – 6 bl
6
60
550
10
2
7- 12 bl
8,5
71
650
16
3
1 – 3 th
12
90
1000
25
4
4 – 6 th
17
110
1550
39
5
7 – 9 th
25
120
1800
45
5
Laki – Laki 6
10 – 12 th
35
138
2050
50
7
13 – 15 th
46
150
2400
60
8
16 – 18 th
55
160
2600
65
9
19 – 29 th
56
165
2550
60
10
30 – 49 th
62
165
2350
60
11
50 – 64 th
62
165
2250
60
12
64 + th
62
165
2050
60
Wanita 13
10 – 12 th
37
145
2050
50
14
13 – 15 th
48
153
2350
57
15
16 – 18 th
50
154
2200
50
16
19 – 29 th
52
156
1900
50
17
30 – 49 th
55
156
1800
50
18
50 – 64 th
55
156
1750
50
19
64 + th
55
156
1600
50
Hamil ( +an ) 20
Trimester 1
+ 180
+ 17
21
Trimester 2
+ 300
+ 17
22
Trimester 3
+ 300
+ 17
Menyusui ( +an )
2.7
23
6 bln pertama
+500
+ 17
24
6 bln kedua
+550
+ 17
Cara Mengukur Angka Kecukupan Gizi Angka Kecukupan Gizi (AKG) setiap individu akan berbeda sesuai dengan
kondisi masing-masing. Untuk mengukur AKG bagi orang dewasa secara cepat, kebutuhan kalori/energi dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Jenis Kelamin
Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) Ringan
Sedang
Berat
Laki – Laki
1,56 x BMR
1,76 x BMR
2,10 x BMR
Perempuan
1,55 x BMR
1,70 x BMR
2,00 x BMR 6
Prinsip pengeluaran
untuk
energi
menentukan dimana
Angka
Kecukupan
komponen Basal
Metabolic
Energi Rate
didasarkan
pada
(BMR) merupakan
komponen utama. Nilai BMR ditentukan oleh berat dan susunan tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secara sederhana nilai BMR dapat ditaksir dengan menggunakan rumus regresi linier sebagai berikut :
Rumus untuk menaksir nilai BMR BMR ( kkal/hari )
Kelompok Umur ( Tahun )
Laki – laki
Wanita
0 – 3
60,9 BB + 54
61,0 B + 51
3 – 10
22,7 BB + 495
22,5 B + 499
10 – 18
17,5 BB + 651
12,2 B + 746
18 – 30
15,3 BB + 679
14,7 B + 496
30 – 60
11,6 BB + 879
8,7 B + 829
> 60
13,5 BB + 487
10,5 B + 596
Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 (dengan penyesuaian) (dikutip dari Widyakarya Pangan dan Gizi VI, 1998)
Keterangan : BB = Berat Badan (dapat digunakan actual weight atau BB ideal/norma tergantung tujuan)
Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber karbohidrat, 20% dari protein
dan
20%
dari
lemak.
Kecukupan
protein
yang dianjurkan
adalah
0,8
gram/kgBB/hari. Konsumsi protein yang berlebih dapat membebani fungsi ginjal. Pada kondisi tertentu, seperti gizi buruk atau masa penyembuhan konsumsi protein dapat ditingkatkan antara 1,2 - 1,8 gram/kgBB/hari. Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein dari protein nabati dan hewani dengan perbandingan 3:1. Widya Karya Pangan dan Gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi orang dewasa secara nasional berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein, sebagai berikut: Indikator Tingkat
Konsumsi Tingkat
Persediaan
Energi
2.150 K Kalori
2.500 K Kalori
Protein
46,2 gram
55 gram
(9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lain dan 40 gram protein nabati) 7
AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada orang dewasa umur 20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 4-5 piring, lauk hewani 3-4 potong, lauk nabati 2-4 potong, sayuran 1 ½ - 2 mangkok dan buah-buahan 2-3 potong. Dengan catatan dalam keadaan berat badan ideal.
8
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, S. 2010. Identifikasi Angka Kecukupan Gizi dan Strategi Peningkatan Gizi Keluarga di Kota Probolinggo (Studi Kasus di Kecamatan Kedopok dan Mayangan). SEPA, 7 (1). Atmarita, Tatang S. Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII . Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Azwar, S. 2004. Pengantar Psikologi Intelegensi . Cetakan Kelima. Pustaka pelajar. Yogyakarta. Muchtadi D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Retnaningsih., Putra,B., Sumardi. 2011. Penilaian Status Gizi Berdasarkan Kecukupan Energi (Kalori) dan Protein pada Balita (Usia 3 – 5 Tahun) di Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Seri Kajian Ilmiah,14 (2).
10